“Ternyata mbak bener... kontol kamu besar Fuad”
“mbak jangan mbak shhhh”
Nina menggapai kontol Fuad dan mulai meremas-remasnya gemas. Sambil terus menggoda dan merangsang kontol dan zakar Fuad Nina lalu merapatkan tubuhnya yang menindih Fuad sambil menempelkan dua putingnya yang kini menengang turun mengelus dada bidang Fuad yang masih terbalut kaos tipis. Membuat Fuad menggelinjang kentang menginginkan kedua kulit mereka bersentuhan. Menginginkan susu toked Nina memuaskan dahaganya.
“jangan mbak.. ini salah... i-ini salah...” ucap Fuad sambil mengendus leher Nina.
Nina menggelinjang hembusan nafas Fuad menaikkan bulu-bulu lehernya. Membuatnya ingin lagi, lagi dan lagi.
“Muach”
Keduanya berpagutan, Nina memainkan lidahnya memuntahkan air liurnya dalam mulut pria beristri itu yang gelagapan menerimanya.
“Mbak... gue mau susu. Bukan iler...” batin Fuad.
Namun karena Nina tidak membiarkan mulutnya lepas, Fuad terpaksa menelan sebagian iler itu sambil menyuplai iler baru ke dalam mulur Nina membuat Nina gelagapan juga. Dan akhirnya melepaskan pagutannya.
“uuuh... kamu makan apaan sih? Kok pahit banget?”
“tau mbak... abis minum kali...”
“Eh kamu minum? Emang rasa minuman gitu ya?”
Fuad bengong mendengarnya. Jadi mbak Nina mencumbunya bukan karena mabok? Perlahan kontol Fuad menegang seiring matanya yang jelalatan menjelajahi tubuh telanjang berbalut kerudung di depannya.
“Ih kok liatinnya gitu sih?”
“Eh enggak mbak... Fuad .. tiba-tiba aus...”
“Aus? Kamu pengen ngerasain susu mbak lagi?”
“Ahhh”
Namun sebelum Nina menyelesaikan kalimatnya ternyata tangan Fuad sudah bergerak meremas susu Nina. Dengan gerakan kasar, ia memerah toked 36D itu sampai mengeluarkan susu. Fuad tidak tahan juga menunggu kalimat Nina, Terhadap susu toge jilbobs, mereka minta sendiri untuk diremas-remas dan hisap susunya.
“Fuad.. jangan keras-keras.... shhh”
“susu mbak kenyal sih... jadi pengen keras-keras aja.. slurppp”
“kamu mau susu mbak kering? Hisap aja susu Nina ahhh... jangan malu-malu...”
Baru Fuad hendak bergantian menindih Nina, Tiba-tiba dari atas terdengar suara teriakan, membuat dua pasang manusia ini terkejut. Namun nafsu yang sudah di ubun-ubun membuat dua pasang manusia ini gelap mata. Tidak ingin menyudahi nafsu mereka, Nina kemudian menggiring Fuad menuju ruang karaoke sambil menarik kontol Fuad.
“Ayo ad, jangan disini... kita keruang karaoke aja...”
Nina menggiring Fuad menuju ruang karaoke yang tertutup sambil menyeret tubuhnya di atas lantai. Sambil memegangi kontol Fuad yang menegang Nina menggelitikinya mesra, membuat Fuad terpaksa merangkak mengikuti Nina.
“mbak... ternyata kamu ini binal...”
***
“Mbak... tetek mbak enak... susu mbak manis... ”
“Fuad jangaaaan... mbak bisa ketagihan kalo ginii...”
“ di giniin mbak? Slurrpp slurrppp slurppp”
“Fuaaad... nakal.. nanti mbak balas ke kontol kamu ya... ahhh ”
“mbakk mmmmppphh mmmppph”
Sepasang pria dan wanita saling berpagutan di tengah ruangan karaoke yang gelap dan dingin. Suasana musik beat yang mengalun menyamarkan suara pergumulan mereka, dan membuat keduanya leluasa melengguh dan mendesah memuaskan semua fantasi mereka.
Si pria nampak dengan gemas meremas susu si wanita yang sekarang duduk di pangkuannya. Sementara si wanita nampak kegelian dan menggelinjang naik turun sambil mengocok-ngocok kontol si lelaki di tangannya. Namun merasa belum cukup si wanita tidak berhenti dengan tangan saja, kini mulutnya bergerak menggelitiki lubang telinga si lelaki. Si lelaki kegelian dan kemudian sehingga mereka berdua kini bertindihan.
“sshhh ahhhh ssshhh masukin Fuad....”
“iya mbak.. ngghhh gawuk .... gawuk mbak masih sempit”
“kamu aja yang ketebelan shhh .....ahh mbak mau keluar.. mau keluar.....”
“ahhhh”
“nghhhh nghh ahhh..”
Sementara Fuad dan Nina sedang asik di ruang karaoke, Laili sudah turun mencapai lantai bawah dan melihat vila yang kosong. Dia mencoba memanggil orang-orang namun tidak ada yang mau menjawabnya..
“Sasa... mbak Ussiy...” panggil Laili.
Namun ga ada satupun yang menjawab. Sasa masih syok dengan video callnya sehingga tidak mau menjawab. Sementara Ussiy sendiri hilang entah kemana. Membuat Laili mulai mengellingi vila dengan hanya berbalut selimut karena tidak menemukan siapa pun.
“Aneh...”
Namun sebuah petunjuk datang. Terdengar suara musik dari ruang karaoke dengan suara keras.
“Oalah pantesan lagi pada nyanyi, pantesan ga denger.”
Namun Laili mendadak diam, karena dari dalam ruang karaoke hanya ada suara musik, tidak ada suara lain yang biasa Laili dengar ketika orang lagi karaoke.
“Si-siapa? Mbaak? ... Sasa?”
Laili pun mulai memutar knop pintu namun tidak bisa membukanya. Pintu itu terkunci dari dalam dan tidak bisa terbuka begitu saja tanpa menggunakan kunci.
Namun Laili masih menunggu, dia tetap membutuhkan kunci mobil yang ga bisa di temukan dimanapun.. Laili terus mengetuk pintu sampai akhirnya pintu membuka memperlihatkan sosok Nina yang keringatan dan sayu.
“laili ada apa? Maaf mbak baru bangun.”
“Eh maaf mbak... tapi.. ”
“kok mbak nina ada disini? “
“shhh i-iya mbakbaru sshampeeee”
Mendadak Nina bergetar seakan baru aja keluar peju.
“ke-kenapa mbak?” tanya Laili panik.
“U-udah gapapa, ka-kamu ngaphain shhhh”
“mbak liat mbak Ussiy sama atau mas Fuad?”
Nina nampak terkejut dan mulai menoleh kebelakang, setelah mengobrol bersama seseorang, nina mulai bertanya lagi,
“kenapa?”
“Laili mau pinjem kunci mobil... koper Laili kayaknya masih di dalem...”
“tu-tunggu...”
Nina kembali ingin menutup pintu dan menguncinya namun sesosok bayangan tiba-tiba muncul di belakang Nina melempar sesuatu kepada melalui bawah kaki Nina, membuat Nina berteriak.
“Ahhhhh....”
“ke-kenapa mbak?” teriak laili lagi .
Namun pintu kembali tertutup dan terkunci membuat Laili tidak bisa masuk. Akhirnya laili beralih mengambil sesuatu yang terlempar ke kakinya, sebuah kunci mobil yang tentunya adalah milik Fuad.
“lho kok ini ada di dalem? Me-mereka lagi ngapain? Ada siapa aja disana? mbak ussiy? Suami mbak Ussiy dan mbak nina?”
Mendadak Laili punya firasat buruk. Dia pun tidak ingin berada di depan pintu ruang karaoke lama-lama. Dengan wajah takut Laili buru-buru kabur menuju mobil. Dia ingin segera memakai baju sehingga bisa keluar dengan leluasa, bahkan pergi dari vila kalau perlu. Untuk itu Laili harus buru-buru mengambil koper.
Namun saat Laili menuju mobil, ternyata mobil sudah kosong. Tidak ada Koper lagi di dalam mobil. Anehnya laili tidak menemukannya juga di dalam vila. Jadi ada dimana sebenarnya kopernya?
Mendadak Laili berkunang-kunang karena pusing. Laili mulai mencoba mengingat-ingat dimana ia meletakkan kopernya. Namun sebuah Suara tiba-tiba mengagetkannya.
“Laili? Laili sayang.. ngapain kamu pake selimut kaya gitu? kamu sakit?...”
Laili pun nengok dan melihat lima orang cowok sudah masuk ke dalam vila empat diantaranya berebut dengan hape, sementara satu orang menyadari Laili dan melihatnya dengan perasaan sayang. Cowok itu adalah Bobby pacar Laili yang berniat menikahinya bulan depan.
“hah? Bo-bobby? Kok kamu ada disini”
“suprise! Aku mau ngasih kejutan sama kamu! Suprise kan?”
Laili segera menolak saat Bobby hendak memeluk tubuhnya. Laili memang ga pernah mau dipegang-pegang oleh pacarnya bahkan ketika itu tunangannya sendiri. Apalagi saat ini Laili ga memakai apa-apa lagi di balik selimutnya. Mana mau dia di sentuh laki-laki.
Namun saat menghindar tiba-tiba wajah laili berubah merah karena malu. Laili tidak sengaja melihat ke arah mobil dan menyadari bahwa empat teman-teman bobby semua sudah mengeluarkan kontolnya masing-masing yang ukurannya besar-besar. Semuanya kelihatan berebut memamerkan kontol mereka kepada salah satu hape sebelum akhirnya cekikikan sambil coli. Ga Cuma pamer kontol, bahkan mereka tidak malu berbicara dengan vulgar dan kotor kepada seseorang yang menjadi lawan bicaranya.
“ Toked kamu gede deh neng? Ada susunya nggak?”
“Ga ada? hihihi ga usah jutek dong? aku bikin ada susunya mau ga?”
“hahaha liat memeknya basah!”
“horni ya sa ? temen gue mau kenalan nih? ”
“Namanya kontol... pengen coba kenalan sama tempik kamu... sampe depan pintu aja”
Laili melihat jijik kepada cowok-cowok itu. walau diam-diam Laili juga merasakan sensasi aneh di gawuknya. Cairan yang geli membuat tempiknya basah dan becek.
“a-apaan nih kok paha gue basah...”
Dalam pergulatan batinnya, Laili terlihat bengong dan tidak fokus. Melihat Laili seperti itu, Bobby tidak menyia-nyiakan kesempatan seperti itu. Akhirnya Bobby berhasil memeluk Laili dari belakang tnapa perlawanan. Melihat laili tidak melawan, Bobby berbisik di telinganya, mencoba menaikkan birahi Laili.
“Kenapa? Kamu penasaran? Kamu mau tau ga mereka ngomong sama siapa?”
Laili menggeleng. namun anehnya Laili juga tidak melawan begitu Bobby mendorong tubuhnya dari belakang mendekati para laki-laki itu. Sekarang wajah laili begitu dengan dengan empat kontol membuat nafas Laili tidak beraturan. kontol yang selama ini paling hanya dilihatnya melalui gambar saja sekarang berada di jangkauannya. Tangan Laili pun bergetar ingin meraih salah satu kontol itu membuat selimutnya sedikit tersingkap. Setengah tubuh bugil Laili nongol dari balik celah selimut memperlihatkan gundukan toket kecil dengan puting memerah berwarna pink yang menawan. Keindahan yang tida seorang pun sadar karena semuanya sibuk dengan hape bahan coli itu.
“Deg"
Pandangan Laili mendadak berkunang-kunang. Begitu matanya melirik hape, ia melihat seseorang di ujung telepon adalah seorang cewek berkerudung. Namun hanya kerudung yang menutupi tubuhnya. tentu saja gawuk dan tokednya terpampang bebas memperlihatkan bentuk polos dan kemulusan dari wanita itu yang putih dengan bekas bentol-bentol merah. Namun karena penampakan hapenya seperti menempel di selangkangannya maka hanya belahan tempik wanita itu saja yang terlihat sangat jelas becek lengkap dengan bulu-bulu tipis yang baru tumbuh setelah di wax. sepertinya cewek ini menikmati dilihat cowok-cowok ini meski kelihatan dia menolak dan menangis.
"Udah .. matiin teleponnya gila... jangan bikin gue keluar lagi..."
Semua cowok itu termasuk Bobby tertawa mendengar ucapan cewek di dalam telepon itu. kecuali tentu saja seorang cewek yang dengan ga percaya berkata pelan.
“Sasa? ”