Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Noura Holeyday

"[/QUOTE]
mbak nina.. mbak ... adalah mimpi yang sempurna..”

“Muach... slurrrrrp”

"lho bukan bibir mbak, Fuad?"[/QUOTE]

Yang ini gaannn, di lanjut gan
 
mbak nina.. mbak ... adalah mimpi yang sempurna..”

“Muach... slurrrrrp”

"lho bukan bibir mbak, Fuad?"[/QUOTE]

Yang ini gaannn, di lanjut gan[/QUOTE]
hahaha, sabar suhu nanti sore/malam ts update, sekarang di khayal-khayal sendiri dulu suhu
 
“Ternyata mbak bener... kontol kamu besar Fuad”

“mbak jangan mbak shhhh”

Nina menggapai kontol Fuad dan mulai meremas-remasnya gemas. Sambil terus menggoda dan merangsang kontol dan zakar Fuad Nina lalu merapatkan tubuhnya yang menindih Fuad sambil menempelkan dua putingnya yang kini menengang turun mengelus dada bidang Fuad yang masih terbalut kaos tipis. Membuat Fuad menggelinjang kentang menginginkan kedua kulit mereka bersentuhan. Menginginkan susu toked Nina memuaskan dahaganya.

“jangan mbak.. ini salah... i-ini salah...” ucap Fuad sambil mengendus leher Nina.

Nina menggelinjang hembusan nafas Fuad menaikkan bulu-bulu lehernya. Membuatnya ingin lagi, lagi dan lagi.

“Muach”

Keduanya berpagutan, Nina memainkan lidahnya memuntahkan air liurnya dalam mulut pria beristri itu yang gelagapan menerimanya.

“Mbak... gue mau susu. Bukan iler...” batin Fuad.

Namun karena Nina tidak membiarkan mulutnya lepas, Fuad terpaksa menelan sebagian iler itu sambil menyuplai iler baru ke dalam mulur Nina membuat Nina gelagapan juga. Dan akhirnya melepaskan pagutannya.

“uuuh... kamu makan apaan sih? Kok pahit banget?”

“tau mbak... abis minum kali...”

“Eh kamu minum? Emang rasa minuman gitu ya?”

Fuad bengong mendengarnya. Jadi mbak Nina mencumbunya bukan karena mabok? Perlahan kontol Fuad menegang seiring matanya yang jelalatan menjelajahi tubuh telanjang berbalut kerudung di depannya.

“Ih kok liatinnya gitu sih?”

“Eh enggak mbak... Fuad .. tiba-tiba aus...”

“Aus? Kamu pengen ngerasain susu mbak lagi?”

“Ahhh”

Namun sebelum Nina menyelesaikan kalimatnya ternyata tangan Fuad sudah bergerak meremas susu Nina. Dengan gerakan kasar, ia memerah toked 36D itu sampai mengeluarkan susu. Fuad tidak tahan juga menunggu kalimat Nina, Terhadap susu toge jilbobs, mereka minta sendiri untuk diremas-remas dan hisap susunya.

“Fuad.. jangan keras-keras.... shhh”

“susu mbak kenyal sih... jadi pengen keras-keras aja.. slurppp”

“kamu mau susu mbak kering? Hisap aja susu Nina ahhh... jangan malu-malu...”

Baru Fuad hendak bergantian menindih Nina, Tiba-tiba dari atas terdengar suara teriakan, membuat dua pasang manusia ini terkejut. Namun nafsu yang sudah di ubun-ubun membuat dua pasang manusia ini gelap mata. Tidak ingin menyudahi nafsu mereka, Nina kemudian menggiring Fuad menuju ruang karaoke sambil menarik kontol Fuad.

“Ayo ad, jangan disini... kita keruang karaoke aja...”

Nina menggiring Fuad menuju ruang karaoke yang tertutup sambil menyeret tubuhnya di atas lantai. Sambil memegangi kontol Fuad yang menegang Nina menggelitikinya mesra, membuat Fuad terpaksa merangkak mengikuti Nina.

“mbak... ternyata kamu ini binal...”

***

“Mbak... tetek mbak enak... susu mbak manis... ”

“Fuad jangaaaan... mbak bisa ketagihan kalo ginii...”

“ di giniin mbak? Slurrpp slurrppp slurppp”

“Fuaaad... nakal.. nanti mbak balas ke kontol kamu ya... ahhh ”

“mbakk mmmmppphh mmmppph”

Sepasang pria dan wanita saling berpagutan di tengah ruangan karaoke yang gelap dan dingin. Suasana musik beat yang mengalun menyamarkan suara pergumulan mereka, dan membuat keduanya leluasa melengguh dan mendesah memuaskan semua fantasi mereka.

Si pria nampak dengan gemas meremas susu si wanita yang sekarang duduk di pangkuannya. Sementara si wanita nampak kegelian dan menggelinjang naik turun sambil mengocok-ngocok kontol si lelaki di tangannya. Namun merasa belum cukup si wanita tidak berhenti dengan tangan saja, kini mulutnya bergerak menggelitiki lubang telinga si lelaki. Si lelaki kegelian dan kemudian sehingga mereka berdua kini bertindihan.

“sshhh ahhhh ssshhh masukin Fuad....”

“iya mbak.. ngghhh gawuk .... gawuk mbak masih sempit”

“kamu aja yang ketebelan shhh .....ahh mbak mau keluar.. mau keluar.....”

“ahhhh”

“nghhhh nghh ahhh..”



Sementara Fuad dan Nina sedang asik di ruang karaoke, Laili sudah turun mencapai lantai bawah dan melihat vila yang kosong. Dia mencoba memanggil orang-orang namun tidak ada yang mau menjawabnya..

“Sasa... mbak Ussiy...” panggil Laili.

Namun ga ada satupun yang menjawab. Sasa masih syok dengan video callnya sehingga tidak mau menjawab. Sementara Ussiy sendiri hilang entah kemana. Membuat Laili mulai mengellingi vila dengan hanya berbalut selimut karena tidak menemukan siapa pun.

“Aneh...”

Namun sebuah petunjuk datang. Terdengar suara musik dari ruang karaoke dengan suara keras.

“Oalah pantesan lagi pada nyanyi, pantesan ga denger.”

Namun Laili mendadak diam, karena dari dalam ruang karaoke hanya ada suara musik, tidak ada suara lain yang biasa Laili dengar ketika orang lagi karaoke.

“Si-siapa? Mbaak? ... Sasa?”

Laili pun mulai memutar knop pintu namun tidak bisa membukanya. Pintu itu terkunci dari dalam dan tidak bisa terbuka begitu saja tanpa menggunakan kunci.

Namun Laili masih menunggu, dia tetap membutuhkan kunci mobil yang ga bisa di temukan dimanapun.. Laili terus mengetuk pintu sampai akhirnya pintu membuka memperlihatkan sosok Nina yang keringatan dan sayu.

“laili ada apa? Maaf mbak baru bangun.”

“Eh maaf mbak... tapi.. ”

“kok mbak nina ada disini? “

“shhh i-iya mbakbaru sshampeeee”

Mendadak Nina bergetar seakan baru aja keluar peju.

“ke-kenapa mbak?” tanya Laili panik.

“U-udah gapapa, ka-kamu ngaphain shhhh”

“mbak liat mbak Ussiy sama atau mas Fuad?”

Nina nampak terkejut dan mulai menoleh kebelakang, setelah mengobrol bersama seseorang, nina mulai bertanya lagi,

“kenapa?”

“Laili mau pinjem kunci mobil... koper Laili kayaknya masih di dalem...”

“tu-tunggu...”

Nina kembali ingin menutup pintu dan menguncinya namun sesosok bayangan tiba-tiba muncul di belakang Nina melempar sesuatu kepada melalui bawah kaki Nina, membuat Nina berteriak.

“Ahhhhh....”

“ke-kenapa mbak?” teriak laili lagi .

Namun pintu kembali tertutup dan terkunci membuat Laili tidak bisa masuk. Akhirnya laili beralih mengambil sesuatu yang terlempar ke kakinya, sebuah kunci mobil yang tentunya adalah milik Fuad.

“lho kok ini ada di dalem? Me-mereka lagi ngapain? Ada siapa aja disana? mbak ussiy? Suami mbak Ussiy dan mbak nina?”

Mendadak Laili punya firasat buruk. Dia pun tidak ingin berada di depan pintu ruang karaoke lama-lama. Dengan wajah takut Laili buru-buru kabur menuju mobil. Dia ingin segera memakai baju sehingga bisa keluar dengan leluasa, bahkan pergi dari vila kalau perlu. Untuk itu Laili harus buru-buru mengambil koper.

Namun saat Laili menuju mobil, ternyata mobil sudah kosong. Tidak ada Koper lagi di dalam mobil. Anehnya laili tidak menemukannya juga di dalam vila. Jadi ada dimana sebenarnya kopernya?

Mendadak Laili berkunang-kunang karena pusing. Laili mulai mencoba mengingat-ingat dimana ia meletakkan kopernya. Namun sebuah Suara tiba-tiba mengagetkannya.

“Laili? Laili sayang.. ngapain kamu pake selimut kaya gitu? kamu sakit?...”

Laili pun nengok dan melihat lima orang cowok sudah masuk ke dalam vila empat diantaranya berebut dengan hape, sementara satu orang menyadari Laili dan melihatnya dengan perasaan sayang. Cowok itu adalah Bobby pacar Laili yang berniat menikahinya bulan depan.

“hah? Bo-bobby? Kok kamu ada disini”

“suprise! Aku mau ngasih kejutan sama kamu! Suprise kan?”

Laili segera menolak saat Bobby hendak memeluk tubuhnya. Laili memang ga pernah mau dipegang-pegang oleh pacarnya bahkan ketika itu tunangannya sendiri. Apalagi saat ini Laili ga memakai apa-apa lagi di balik selimutnya. Mana mau dia di sentuh laki-laki.

Namun saat menghindar tiba-tiba wajah laili berubah merah karena malu. Laili tidak sengaja melihat ke arah mobil dan menyadari bahwa empat teman-teman bobby semua sudah mengeluarkan kontolnya masing-masing yang ukurannya besar-besar. Semuanya kelihatan berebut memamerkan kontol mereka kepada salah satu hape sebelum akhirnya cekikikan sambil coli. Ga Cuma pamer kontol, bahkan mereka tidak malu berbicara dengan vulgar dan kotor kepada seseorang yang menjadi lawan bicaranya.

“ Toked kamu gede deh neng? Ada susunya nggak?”

“Ga ada? hihihi ga usah jutek dong? aku bikin ada susunya mau ga?”

“hahaha liat memeknya basah!”

“horni ya sa ? temen gue mau kenalan nih? ”

“Namanya kontol... pengen coba kenalan sama tempik kamu... sampe depan pintu aja”

Laili melihat jijik kepada cowok-cowok itu. walau diam-diam Laili juga merasakan sensasi aneh di gawuknya. Cairan yang geli membuat tempiknya basah dan becek.

“a-apaan nih kok paha gue basah...”

Dalam pergulatan batinnya, Laili terlihat bengong dan tidak fokus. Melihat Laili seperti itu, Bobby tidak menyia-nyiakan kesempatan seperti itu. Akhirnya Bobby berhasil memeluk Laili dari belakang tnapa perlawanan. Melihat laili tidak melawan, Bobby berbisik di telinganya, mencoba menaikkan birahi Laili.

“Kenapa? Kamu penasaran? Kamu mau tau ga mereka ngomong sama siapa?”

Laili menggeleng. namun anehnya Laili juga tidak melawan begitu Bobby mendorong tubuhnya dari belakang mendekati para laki-laki itu. Sekarang wajah laili begitu dengan dengan empat kontol membuat nafas Laili tidak beraturan. kontol yang selama ini paling hanya dilihatnya melalui gambar saja sekarang berada di jangkauannya. Tangan Laili pun bergetar ingin meraih salah satu kontol itu membuat selimutnya sedikit tersingkap. Setengah tubuh bugil Laili nongol dari balik celah selimut memperlihatkan gundukan toket kecil dengan puting memerah berwarna pink yang menawan. Keindahan yang tida seorang pun sadar karena semuanya sibuk dengan hape bahan coli itu.

“Deg"

Pandangan Laili mendadak berkunang-kunang. Begitu matanya melirik hape, ia melihat seseorang di ujung telepon adalah seorang cewek berkerudung. Namun hanya kerudung yang menutupi tubuhnya. tentu saja gawuk dan tokednya terpampang bebas memperlihatkan bentuk polos dan kemulusan dari wanita itu yang putih dengan bekas bentol-bentol merah. Namun karena penampakan hapenya seperti menempel di selangkangannya maka hanya belahan tempik wanita itu saja yang terlihat sangat jelas becek lengkap dengan bulu-bulu tipis yang baru tumbuh setelah di wax. sepertinya cewek ini menikmati dilihat cowok-cowok ini meski kelihatan dia menolak dan menangis.

"Udah .. matiin teleponnya gila... jangan bikin gue keluar lagi..."

Semua cowok itu termasuk Bobby tertawa mendengar ucapan cewek di dalam telepon itu. kecuali tentu saja seorang cewek yang dengan ga percaya berkata pelan.

“Sasa? ”
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Sasa nya bakal di gang bang nih sepertinya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
“Mbak... Sasa... ”

“tok-tok-tok”

Mendadak Nina terdiam dan mulai berhenti bergerak naik turun saat sebuah suara terdengar dari balik pintu. Nina yang sebelumnya sedang WOT membuat Fuad tiba-tiba menjadi kentang karena merasakan kontolnya tidak lagi dipijat-pijat torok Nina. Untungnya Fuad masih kuat, Fuad masih bisa menggenjot dari bawah membuat Nina ngilu namun enak juga.

“Ad... tunggu... itu Laili... nghhh.. nghhh”

“Biarin aja mbak... emang mau di ajak main?” jawab Fuad sambil terus menggenjot dari posisi rebah.

“stop... berenti dulu... nanti dia curiga...”

“biarin aja.. cepet atau lambat semua juga tau.. Ussiy juga udah ngerti.., lagian bukan mbak juga pengen kasih tau kalo mbak itu bispak?”

“Nggak... ahh shhh...”

“liat mbak... tempik mbak banjir, masih mau bilang enggak? Milf! ”

“Ngghh... nngghh .....Fuad! udah berenti!” bentak Nina.

Fuad kaget dan akhirnya nurut juga. Nina pun mengecup bibir Fuad sebelum mencabut kontol Fuad dari tempiknya.

“plop”

Nina menggelinjang, dan bergetar. Bagaimanapun dicabut dalam sekali tarik ternyata geli juga. Apalagi ketika tempiknya ternyata masih merasa kentang dan masih membuka mengikuti bentuk kontol Fuad.

“Aduh tempik gue kedut-kedut... uhhh”

Nina pun akhirnya mulai memakai bajunya. Namun gerakan Nina memakai kerudung ternyata membuat Fuad horni. Sambil mengendap-endap Fuad mendekat dari belakang Nina. Dan begitu Nina memakai roknya tangannya tanpa ampun meremas toked Nina memuat Nina berteriak heboh. Kaget sekaligus ngilu.

“ahhh... aduhh...”

Susunya menyemprot deras membasahi jaket dan juga sofa. Memang Nina awalnya ngilu, namun itu hanya berlangsung sebentar saja. Setelah dua remasan dan kecupan pada leher dari luar kerudungnya Nina mulai menikmatinya. Kali ini Nina mulai membalas lagi lupa dengan laili yang menunggunya.

“Mbak... sasa...”

Lagi-lagi Nina berhenti. Lalu terlihat tidak mood Nina mendorong Fuad duduk sambil berbisik,

“sabar dong... aku urusin Laili dulu... ”

Fuad pun protes dan berencana mencumbunya lagi, namun Nina tahu-tahu sudah membuka pintu.

“laili ada apa? Maaf mbak baru bangun.” Ucap Nina dengan mata sayu sambil membungkuk.

kerudungnya jatuh menutupi tubuhnya yang saat itu tidak mengenakan baju. tokednya yang bulat melon menggangtung tanpa penghalang berayun-ayun seperti siap dipetik juga tidak kelihatan Laili. Membuat semua sepertinya sempurna.

Namun tidak begitu dari belakang. Dari sofa Fuad dapat melihat semuanya termasuk belahan tempik yang menungging yang nongol karena rok Nina robek pada bagian pantat. Kontol Fuad yang tadinya setegah ereksi mulai ngaceng lagi dan mulai sakit karena minta di kocokin. Terpaksa Fuad coli sendiri sambil menunggu Nina kelar sama Laili.

“Eh maaf mbak... tapi... ”suara laili lemah dari luar pintu.

Bagi Fuad suara Laili terdengar mendesah dan bergetar. Membuat Fuad tiba-tiba tambah horni lagi. Ia ingin segera memuntahkan peju dan memnadikan Nina dan toroknya dengan spermanya. Namun bukannya cepat selesai, kedua cewek ini malah ngobrol seperti ngerumpi. Fuad pun menjadi sebal terhadap dua teman istrinya, yang ga tau penderitaannya. Akhirnya Itu menimbulkan ide iseng untuk gantian membuat mereka panas dingin merasakan rasanya horni tanpa malu-malu menahannya.

Fuad pun berjalan mengendap-endap mendekat dari belakang. Lalu tanpa peringatan Fuad langsung menggosok tempik Nina dengan kontolnya. Tempik yang tadi masih kangen kontol, mendadak basah lagi, membuat pemiliknya blingsatan sambil kelojotan menolak.

“shhh... Fuad jangan gosok lagi...” batin Nina menggoyang-goyang pantatnya mengusir kontol Fuad.

Namun Fuad merasakan goyangan pantat nIna adalah tanda horni. Ia pun semakin semangat dan semakin intens menggosok tempik Nina. Tangannya mulai bergerak ke balik kerudung dan mulai meremas dua bongkah toked massive Nina di depan Laili.

“hehe rasain...”

“shhh...aduh tahan... nina... tahan...”

“masih mau lebih mbak? Nih paket jumbo...”

“slep....” Fuad mendorong kepala kontolnya menembus tempik Nina.

“hhh i-iya mbak... baru ....”

Namun kocokan itu hanya untuk menggoda Nina, Ia hanya membuat tempik Nina membuka lebar oleh kepala kontolnya sebelum Fuad menarik lagi kontolnya.

“Shampee....” teriak Nina tiba-tiba.

Mendadak Nina bergetar... desakan kocokan kepala kontol Fuad membuat tempiknya menggila dan baru saja nyemprot lagi. Namun Nina tidak bisa menikmatinya. Ada Laili melihatnya membuatnya blingsatan mati-matian menahan ejakulasinya.

Sementara laili... tidak begitu mengerti karena belum pengalaman

Ia hanya melihat mbak Nina kaya lagi kesetrum dengan ekspresi keenakan. Maklum aja, karena laili keika onani, ga pernah sambil ngaca.

“ke-kenapa mbak?” ucapnya panik.

Nina pun menjawab dengan suara sebiasa mungkin...

“U-udah.... gapapa... mbak... enakk..”

Tapi tangan Fuad yang bermain di bawah kerudung Nina tahu-tahu sudah menarik puting susu Nina.

“kamu ngapain shhhh”

“Fuad kamu ngapain?” batin Nina frustasi.

Nina mau berbalik dan segera menerkam jatuh Fuad dan melumat kontol sialan itu sampai tetes peju terakhir. Namun pakaiannya saat ini dan kehadiran laili membuatnya ga bisa melakukan kebinalan seperti itu. membuat Nina hanya bisa pasrah dan membatin.

Namun seperti potongan-potongan puzzle, laili yang pernah juga nonton film bokep, mulai bisa merangkai semua petunjuk yang ada pada Nina. Membuatnya serba salah terus berada di sana .

“mbak... liat mbak Ussiy sama atau mas Fuad?”

“khe.... khenhapaaaa?” jawab Nina blingsatan.

Nina merasakan pahanya sudah sangat lemas karena terus menahan orgasme. Tubuhnya pun sudah mau roboh tapi mati-matian bertahan demi imagenya sebagai yang paling tua. Perasaannya galau dan ekspresinya mulai kelihatan.... mesum.

“Laili mau pinjem kunci mobil...”

“aduh gue hampir nyampe... Fuad cabut kontol lo... cabut!”

“koper Laili kayaknya masih di dalem..”

“ahh laili jangan ngomong lagi... shhh ... gue hampir nyampe... hampir...”

Nina sudah mulai ga peduli dengan penampilannya di depan junioirnya lagi. Ia ingin segera menyemprot dan mengeluarkan semua peju dari tempiknya. Memamerkan rasa kenikmatan yang terus membuatnya ketagihan. Supaya laili... berbagi penderitaan yang sama dengan nina saat ini.

Namun...

“plop ” kontol Fuad terlepas begitu saja meninggalkan tempik Nina tepat sebelum nina orgasme.

Namun bukannya membuat Nina blingsatan nina malah bengong dan mulai bersuara lirih dengan birahi...

“tu-tunggu... masukin.... masukin lagi...”

Namun suaranya hanya terdengar sebagian. Kesadaran Nina yang sudah hampir hilang membuat sisa-sisa tenaganya hanya tercurah pada bokong dan pahanya... yang berkedut-kedut bergoyang-goyang mencari kontol yang hilang...

Namun tentu saja Nina tidak dapat menekukan pentungan satpam itu, karena Fuad... sudah tidak terlihat di belakang tubuh semok Nina yang semakin nungging. Fuad sudah telihat di atas sofa mencari celana dan juga kunci mobilnya. Lalu setelah ia menmukan benda yang dicari oleh laili itu Fuad tersenyum. ia kembali mendekati Nina dari belakang dan menatap dua koper yang berjejer di balik pintu. Ia tidak tahu siluet bayanganya sedikit kelihatan membuat Laili sedikit bisa melihatnya.

“huh gangguin orang aja... nih gue kasih bonus...”

Fuad pun mencolok tempik Nina yang masih berkedut-kedut menunggu kontol itu dengan bagian tumpul kunci mobilnya. Nina pun kaget berteriak dan menyemprot-nyemprot memenuhi kunci itu dengan peju dan lendir tempiknya. Setelah puas dengan hasil kerjanya, Fuad melemaparnya melalui kerudung Nina sehingga jatuh mengenai kaki Laili. Membuat pandagan Laili fokus pada kunci mobilnya.

“ke-kenapa-”suara Laili terpotong

“Brakk”

“mbak”

Fuad membanting pintu sehingga suasana kembali gelap. Membuat Nina leluasa roboh dalam posisi menungging membuat lubang pantatnya semakin nungging. Fuad pun tersenyum penuh arti. Dengan semangat Fuad pun mulai merobek robekan pantat Nina sehingga seluruh bongkahan pantat Nina sekarang terekspos penuh tanpa sehelai benang.

“kenapa mbak? kok roboh? ”

“Udah jangan ngomong lagi! Cepetan masukin... sebelum... sebelum mbak pingsan... mbakmasih pengen fuad!”

Fuad pun membelai pantat Nina. lalu menciumi daging kenyal itu sambil di tampar-tampar dengan tangannya.

“bener mbak? Aku musti masukin apa emangnya?”

“kontol... kontol kamu fuad”

“uuuh vulgar banget sih mbak... pake yang baku dong mbak... biar kaku nih...”

“iihh.. orang pada minta yang jorok kamu minta pake bahasa ilmiah sih?”

“orang? Jadi ada banyak nih?”

“Eh? enggak... penis ad... mbak mau penis kamu ad... pliss”

“masukin ke dalam vagina mbak...”

Mendengar mbak Nina menurut Fuad dalam hati tertawa, dan kembali iseng mengerjai Nina. Sambil menggosokkan kepala kontolnya di depan tempik Nina, Fuad iseng nanya lagi.

“ga enak mbak... udah pake kata yang jorok aja mbak....puki.”

“Ahhhh.. kamu banyak omong... udah mau apa enggak?” jawab Nina kesal.

Namun Fuad hanya senyum-senyum saja, ia tahu bahwa nina masih membutuhkan kontolnya. Jadi Fuad hanya perlu memancing Nina supaya mau takluk saja.

“cepetan.... fuad.. mbak udah ga tahan! Fuaaad...”

“Oke sekarang mbak tahan ya...”

Dengan kontol tegang Fuad kini menindih punggung Nina membuatnya tidak bisa melawan. Dua jemarinya masuk menguak lubang vagina Nina dan mengorek peju di dalam tempik itu membuat Nina melengguh karena toroknya di korek kasar. Peju-peju kental yang jumlah sangat banyak itu keluar memenuhi tangan Fuad membuat Fuad merasa jijik. Karena takut membasahi karpet, Fuad kemudian menyumpal semua peju kental itu ke dalam anus Nina bersama suatu bumbu rahasia. Nina pun blingsatan dan kegelian merasakan sensasi baru pada pantatnya.

“dingin... kok pantat gue dingin? Apaan nih?”

“Fuad kontol kamu mau kemana? Itu... jangan”

Nina lalu merasakan pantatnya terkuak oleh sebuah batang tebal, memberikan rasa perih dan juga sensasi baru di usus dan perutnya.

“crot-crot-crot”
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd