Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Seorang Istri

Status
Please reply by conversation.
Part 3

Di suatu pagi yang cerah, keluarga Stella sedang berkumpul di meja makan untuk menyantap sarapan yang sudah dihidangkan oleh Stella sendiri. Sebelum memulai aktifitas masing masing, Andre yang hendak berangkat ke kantor terlihat terburu buru saat makan karena ada meeting dipagi ini di kantonrnya. Sementara Vino seperti biasa selalu ceria sambil menikmati sarapannya.

"Pah, nanti bisa ke sekolah Vino? Wali kelasnya mau ketemu" Stella membuka pembicaraan.

“Aduh gimana ya mah, aku ada meeting pagi ini. Dan belum tau sampai jam berapa..” jawab Andre.

“Yaudah gapapa pah, nanti mama aja yang ke sekolah Vino” ucap Stella

"Makasih ya sayang. Aku beneran ga bisa hari ini" jawab Andre

"Iyaa", “Vino, nanti mama ya yang kesekolah kamu” Ucap Stella

"Iya mah.." jawab Vino

"Yaudah kamu terusin makan lagi"

Setelah selesai sarapan Andre dan Vino berangkat, dan Stella kembali sendirian. Stella kembali sibuk dengan pekerjaan rumah tangganya, mulai dari cuci piring dan lain-lain.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 8.30, Stella bersiap-siap untuk pergi ke sekolah Vino. Stella mulai menelanjangi dirinya, ia sempat bercermin melihat tubuh indahnya yang selalu ia rawat dengan baik. Lalu Stella mulai menyirami tubuhnya dengan air shower dan menyabuni seluruh bagian tubuhnya.

Setelah selesai mandi, Stella mulai berpakaian. Stella memakai kemeja putih ketat dan rok span hitam selutut, dan Stella memakai dalaman berwarna hitam sehingga BH yang dipakainya samar-samar terlihat dibalik kemeja putihnya.

Stella berangkat dengan menggunakan taksi online, sekitar jam 9.30 Stella sampai disekolah Vino. Sesaat setelah Stella turun dari taksi, Stella jadi pusat perhatian oleh para pedagang makanan kecil yang berjualan di depan sekolah karena kecantikan dan keseksiannya. Para pedagang itu terbengong-bengong hingga Stella hilang dari pandangan karena sudah memasuki sekolah.

"Wahh cantik bener tuh cewek "kata seorang pedagang.

"Iya kayak bidadari aja, badannya bagus lagi. BH nya item cuy"

"Kalo istri gua kayak gitu, udah gua entotin dah tiap hari hahaha"

"Alah mimpi aja lo"

Itulah beberapa obrolan mesum para penjual makanan kecil didepan sekolah Vino. Stella bukannya tidak sadar ia jadi pusat perhatian tapi ia cuek saja

Stella memasuki area kantor di sekolah Vino dan menyampaikan maksud kedatangannya karena dipanggil oleh wali kelas Vino. Stella dipersilahkan menunggu diruangan pak Anton wali kelas Vino yang kebetulan pak Anton masih mengajar sehingga Stella harus menunggu.
10 menit Stella menunggu, lalu masuk seorang lelaki berumur 40an yang memakai pakaian olahraga, dengan badan yang cukup berisi dan rambut yang mulai memutih. Ketika melihat Stella lelaki tersebut terbengong untuk sesaat dan langsung tersadar dengan kondisinya.

"Ibu orang tuanya Vino?” tanya lelaki tersebut.

"Iya pak.. Saya Stella" jawab Stella sambil mengulurkan tangan.

"Oh ya saya Anton, wali kelas Vino" sambil menyalami Stella

"Silahkan duduk kembali bu.. Wah ternyata ibunya Vino sangat cantik sekali" kata Pak Anton sembari duduk di sofa yang berhadapan dengan Stella.

"Ah bapak bisa aja" jawab Stella malu-malu.

"Saya beneran loh ini bu, ibu memang sangat cantik" kata Pak Anton sambil matanya terus menjelajahi tubuh Stella.

"Yaudah apa kata bapak aja, oh iya pak ada apa ya dengan Vino sehingga saya harus dipanggil?" tanya Stella.

"Ohh, Hmmm.. Jadi begini bu, nilai akhir Vino di semester kemarin kurang bagus, begitu juga dengan nilai pada pertengahan semester ini" jelas Pak Anton.

"Begitu ya pak, nanti akan saya giatkan lagi Vino untuk belajar agar nilainya lebih baik" jawab Stella.

"Harus itu bu. Tapi ada hal lain yang harus ibu tahu, dengan nilai Vino yang sekarang kemungkinan besar Vino tidak bisa naik kelas"

"maksud bapak Vino harus mengulang kembali ditahun depan?" tanya Stella

"Ya" jawab pak Anton singkat.

"Tapi pak, saya yakin nilai akhir di semester ini akan jauh lebih baik" ucap Stella coba meyakinkan.

"Dari nilainya disemester ganjil, Vino tidak akan bisa mengikuti perkembangan materi yang baru bu. Jadi sebaknya Vino mengulangi materi sebelumnya" lanjut Pak Anton

"Pak tolonglah pak, saya janji Vino bakal rajin belajar dan nilainya pasti bagus... Saya mohon pak" pinta Stella memelas

Pak Anton terlihat berpikir, padahal yang dipikirkannya adalah bagaimana caranya agar bisa menikmati tubuh Stella. Sebenarnya Vino bisa saja naik kelas jika nilainya membaik. Memang nilainya semester ganjil kurang bagus tapi itu tidak mempengaruhi kenaikan kelas.

Awalnya Pak Anton hanya ingin memperingatkan orang tua Vino supaya Vino lebih rajin lagi belajar. Tetapi karena melihat yang datang adalah seorang ibu muda yang sangat cantik mempunyai tubuh yang sangat menarik, maka otak mesum pak Anton langsung bekerja dengan cepat.

"Aduh gimana ya bu, saya tidak boleh berlaku curang eperti itu bu" ucap Pak Anton.

"Pak tolong ya, saya akan bayar berapapun asal Vino tidak tinggal kelas" Stella memelas

"Mohon maaf bu, tapi gaji saya lebih dari cukup untuk sehari-hari" jawab Pak Anton

"Tolonglah pak, apa saja akan saya lakukan. Jika perlu saya akan sujud kepada bapak"

"Tidak perlu bu. Begini saja, saya beri ibu satu penawaran, itu pun kalo ibu mau" tawar pak Anton

"Apa itu pak?" tanya Stella penasaran.

"Saya mau ibu melayani saya. Saya sangat tertarik melihat wajah ibu yang cantik dan tubuh yang seksi itu" jawab pak Anton yang nafsunya siap meledak.

"Maksud bapak apa?" tanya Stella memastikan jika ia tidak salah dengar.

"Ibu jangan pura-pura bodoh, ibu tau pasti apa yang saya maksud. Saya mau ibu melayani saya dan Vino tidak akan tinggal kelas atau silahkan keluar dari ruangan ini dan maaf Vino harus mengulang tahun depan" ancam pak Anton.

Stella tak percaya dengan apa yang ia dengar, seorang guru yang seharusnya menjadi panutan yang baik tentang etika dan kesopanan malah melakukan hal seperti ini untuk memuaskan nafsu birahinya.

"Tapi pak, bapak ini seorang guru yang seharusnya berperilaku baik bukan malah memanfaatkan kelemahan orang lain" Stella coba menyadarkan pak Anton.

"Ya terserah ibu saja mau menilai saya bagaimana, saya tidak peduli. Saya juga tidak memaksa, jika ibu tidak mau ya ibu boleh keluar" jawab Pak Anton

Stella merasa berat untuk mengikuti kemauan pak Anton, tapi dia juga tidak mau Vino mengulang tahun depan. Stella harus memutuskan hal yang sangat berat untuk ia lakukan.

"OK pak.." jawab Stella ragu

"Ok apa bu?" tanya pak Anton kembali.

"Saya akan melayani bapak dan bapak harus berjanji bahwa Vino tidak akan tinggal kelas"jawab Stella tegas.

"Ibu memang wanita yang pintar" ucap pak Anton sembari berdiri dan mengunci pintu ruangannya.

"Disini pak?" tanya Stella yang sedikit kaget.

"Iya disini..." jawab pak Anton singkat.

"Ta..tapi pak nanti kalo ada yang lihat bagaimana?" tanya Stella yang mulai menyesali jawabannya tadi.

"Ibu tenang saja, ibu hanya perlu melakukan tugas ibu saja" jawab pak Anton seraya mendekati Stella.

"Tapi bapak harus janji gak.." ucap Stella terputus.

Bibir Stella sudah dibungkam oleh pak Anton menggunakan bibirnya. Pak Anton terus melumat bibir Stella dan mencoba untuk memasukkan lidahnya kedalam bibir Stella. Stella menutup rapat bibirnya karena hatinya masih merasa berat untuk melakukan semua ini.

Pak Anton yang merasa jika Stella masih menolak dirinya kemudian langsung melepaskan lumatannya pada bibir Stella. Pak Anton dan Stella saling menatap dan mencoba menenangkan nafas mereka masing-masing.

“Ibu mau melayani saya atau tidak!?” ucap pak Anton yang sedikit emosi dan bercampur nafsu.

Stella tidak berani menjawab, ia memejamkan mata dan hanya mengangguk kecil. Dan sesaat kemudian Pak Anton kembali melumat bibir Stella dengan lebih liar, seakan nafsunya yang tadi sempat terhenti sebentar langsung meledak kembali. Awalnya Stella kewalahan karena serangan tiba-tiba pak Anton, tapi ia cepat beradaptasi membalas lumatan pak Anton dengan tak kalah liarnya.

“Mmmppphh... Mmmpphhh.. Mmmpphh..” hanya desahan mereka yang keluar.

Merasa mangsanya telah mengikuti permainannya, tangan pak Anton tidak tinggal diam. Tangannya mulai meremasi payudara Stella yang terus menggodanya sejak pertama bertemu, diremasnya payudara sempurna Stella dari luar kemeja putih Stella. Remasan pak anton cenderung kasar karena sudah terbawa nafsu birahi.

“Susu ibu besar.. Kenyal..” ujar pak Anton

Ciuman pak Anton kini turun keleher jenjang Stella, dan tangan kanannya mulai menyusup kedalam rok hitam milik Stella. Tangan pak Anton terus merangsang vagina Stella dari luar celana dalam Stella.

"Aaahhh... Aahhh... Aaahhhh..." Stella mendesah.

Pak Anton yang sudar perpengalaman tentu tahu bahwa Stella juga sudah terbakar api birahi,

Pak Anton melepaskan ciumannya dan menghentikan rangsangannya. Pak Anton sedikit menjauh dan duduk di sofa panjang untuk 3 orang.

“Sekarang ibu berdiri dan lepas semua pakaian ibu!” perintah pak Anton.

Stella yang masih berusaha mengatur nafasnya mencoba untuk segera berdiri. Dengan perlahan Stella mulai berdiri, lalu dengan berat hati ia mulai menanggalkan satu persatu kancing kemejanya. Setelah semua kancing kemeja Stella terlepas, Stella masih ragu melepaskan kemejanya.

“Ayo cepat dilepas bu, saya tidak punya banyak waktu” kata pak Anton mengingatkan Stella.

Mendengar itu, Stella langsung melepaskan kemejanya. Dilanjutkan dengan rok span hitam yang dikenakan Stella. Kini Stella hanya mengenakan sepasang bra dan celana dalam berwarna hitam yang sangat kontras dengan kulitnya. Stella bagaikan memberi pertunjukan striptease sehingga membuat pak Anton sangat terangsang, kini pak anton telah dikuasai oleh nafsunya.

“Dada kamu besar sekali.. Pantat montok.. Badan mulus.. Kamu makin cantik kalo kayak gini” kata pak Anton.

“Pak.. apakah kita harus melakukan ini?” ucap Stella.

“Ya harus dong hehe.. cepat lepas BH sama CD kamu! Atau langsung duduk saja sini disebelah saya” jawab pak Anton.

Stella yang memang sejak awal enggan melepas pakaiannya, langsung saja duduk disebelah pak Anton. Tanpa membuang waktu, pak Anton langsung melumat kembali bibir merah milik Stella yang langsung dibalasnya. Dan kedua tangannya juga kembali meremas payudara Stella yang kini hanya terhalangi oleh bra saja.

Salah satu tangan pak Anton menuju ke punggung Stella untuk mencari pengait branya. Setelah ditemukan pengaitnya, dengan mudahnya tangan pak Anton yang berpengalaman melepaskan pengait bra Stella. Pak Anton melanjutkan menggeser tali penyangga bra Stella dan mulai menarik lepas bra tersebut.

“Wow putingnya masih pink.. Mantap.. Happp..” ucap pak Anton.

“Aahhh..” desah Stella

Dengan lahapnya pak Anton menyusu pada payudara Stella bagaikan anak bayi yang kehausan akan ASI ibunya. Tanpa menghentikan remasannya, pak Anton menyedot dan menjilati kedua puting payudara Stella secara bergantian.

“Hhmmpp.. Aaahhh.. Pakkk.. Udah pakk..” mohon Stella sambil mendesah.

Pak Anton tak menggubris permintaan Stella, salah satu tangan pak Anton malah mulai menyusup kedalam celana dalam Stella. Ia menggesek-gesek bibir kemaluan Stella untuk lebih merangsang Stella. Lalu kemudian...

“Eeegghhhh...” desah Stella tertahan.

Ternyata pak Anton telah memasukkan jari tengahnya kedalam vagina Stella dan mulai mengocoknya. Perlahan tapi pasti pak Anton membangkitkan nafsu birahi Stella dengan menambahkan kecepetan kocokan tangannya divagina Stella.

“Uuggghhh pakk..” lenguh Stella yang mulai terbuai nafus.

“Kenapa sayang? Enak yaa? Udah basah nih..” tanya pak Anton menggoda.

“Memek ibu sempit banget, jari saya aja dijepit gini, gimana kontol saya haha” ucap pak Anton

“Hhmmpp.. Aagghhh.. pak..”

Pak Anton menghentikan kegiatannya dan segera melepas kain penutup terakhir yang melekat pada tubuh Stella. Pak Anton langsung mengambi posisi berlutut dan membuka lebar-lebar kedua paha mulus Stella. Kini wajah pak Anton sudah berada tepat didepan kemaluan Stella. Dan tak membuang waktu pak Anton melahap bibir kemaluan Stella. Disedotnya kencang-kencang vagina Stella, dan tak lupa lidahnya mejilat dan menyusup masuk kedalam.

“Uuugghh iyyaahh pak.. Enakk.. Teruss..” pinta Stella.

Pikiran Stella sudah diambil alih oleh nafsunya. Pak Anton yang mendengar permintaan Stella langsung mempercepat jilatan lidahnya. Tangannya naik meraih payudara Stella untuk diremas dan memilin puting kecilnya. Mendapat perlakuan intens seperti itu, Stella pun akan segera mencapai puncak kenikmatannya.

“Oouugghhhh... Aagghhh..” desah Stella mendapat orgasme pertamanya.

“Udah keluar aja bu, enak kan? Hehe..” tanya pak Anton

Stella hanya diam saja, ia sedang menikmati gelombang orgasme yang sedang menghampirinya sambil mengatur nafas kembali.

“Katanya ibu yang mau melayani saya, tapi kok ibu sendiri yang puas gitu..” ejek pak Anton

Stella pun membuang wajahnya yang memerah kesamping karena malu akan ejekan pak Anton. Sedangkan pak Anton berdiri dan melepaskan satu persatu pakaiannya hingga kini mereka berdua sudah sama-sama telanjang bulat diruangan itu. Pak Anton pun duduk bersebelahan dengan dengan Stella.

“Ayo bu sekarang ibu layani saya, sepongin kontol saya” perintah pak Anton.

“Tapi pak, saya belum pernah melakukan hal itu” jawab Stella.

“Ah udah deh gausah bohong sama saya bu, cepetan berlutut didepan kontol saya” kembali perintah pak Anton.

Dengan terpaksa Stella pun berlutut di depan pak Anton, dengan wajahnya yang berhadapan langsung dengan kemaluan pak Anton yang sudah menegang. Stella masih terdiam karena tidak tahu harus melakukan apa. Lalu ia kembali teringat Surti yang saat di pos satpam.

“Kalo ga salah Surti ngelakuinnya kayak gini ya” batin Stella sambil tangannya mencoba meraih batang kejantanan pak Anton.

Batang kemaluan pak Anton sudah berada di genggaman Stella, digerakkan tangannya naik turun mengikuti bentuk penis tersebut.

“Ahhh gilaaa, alus banget tangan ibu.. Aahhhh” desah kenikmatan pak Anton.

Stella terus mengocok kemaluan pak Anton dengan perlahan, dirasakannya penis itu makin membesar didalam genggamannya. Penis itu jadi sedikit lebih besar dari penis milik Yanto yang dulu pernah menikmati tubuh Stella.

“Pake mulutnya juga dong sayang..” perintah pak Anton.

Mendengar perintah pak Anton, Stella mendekatkan wajahnya ke kemaluan pak Anton. Bau dari kemaluan pak Anton langsung menyengat hidung Stella, membuatnya sedikit menjauh. Tapi Stella tidak punya pilihan, ia harus melakukan ini. Stella mendekatkan kembali wajahnya dengan menahan nafasnya sebentar, dan ‘Haappp..’ Ujung kepala penis pak Anton berhasil masuk kedalam mulut mungil Stella.

Kepala Stella mulai bergerak naik turun, dan sedikit demi sedikit batang kemaluan pak Anton masuk lebih dalam.

“Aahhh sambil disedot bu.. Anggep ngemut permen ouuhhh” ujar pak Anton.

Stella pun mencoba untuk mengemut kemaluan pak Anton seraya kepalanya bergerak naik turun.

“Slluurrpp.. Slurrpphh..” hanya itu yang terdengar dari mulut Stella.

“Lidahnya dimainin juga bu..” kata pak Anton lagi dengan tangannya yang mendekati payudara Stella.

Lakaknya mendengar perkataan seorang instruktur, Stella dengan patuh mengikuti perkataan pak Anton tanpa membantah sedikitpun. Stella menjilati ujung gundul kemaluan pak Anton yang sedang berada didalam mulutnya, ia mengitarinya dan tak lupa menjilat lubang kencing pak Anton.

“Ouuhh enakk buuu, ternyata ibu cepet belajarnya aahhh... Susu ibu juga juara..” ceracau pak Anton.

Mendapat rangangan pada payudaranya ketika sedang memberikan servis blowjob, mau tak mau birahi Stella kembali meningkat. Gerakan kelapa Stella makin lama makin cepat. Tangan pak Anton yang sejak tadi meremas payudara Stella tiba-tiba berpindah ke bagian belakang kepala Stella dan menekannya kuat-kuat. Batang kemaluan pak Anton masuk sangat dalam hingga menyentuh pangkal tenggorokan Stella.

“Hhmmmppp.. Hhhmmppp..” desah Stella yang berusaha melepaskan penis pak Anton dari mulutnya.

Tangan Stella terus-terusan menepuk paha pak Anton, berharap pak Anton segera melepaskan genggaman tangan pada kepalanya.

“Uuuggghhh... Aagghhhh..” lenguh pak Anton seraya melepaskan kepala Stella.

“Uhuukk.. Uhhuukkk..” Stella terbatuk-batuk selepas menerima seluruh batang kemaluan pak Anton pada mulutnya.

“Ayo bu, kita belum selesai. Sekarang ibu naik ke pangkuan saya” perintah pak Anton.

Stella langsung menuruti perintah pak Anton, ia bangkit lalu duduk dipangkuan pak Anton. Dengan posisi Stella menghadap kearah pak Anton, kemaluan mereka bertemu dan saling menempel meskipun belum menyatu.Stella merasakan penis pak Anton begitu hangat dibibir vaginanya.

Pak Anton menarik tubuh Stella agar lebih dekat, kini bibir mereka kembali bertautan. Pak Anton melumat bibir Stella begitu liar, begitu juga dengan Stella. Stella membalas lumatan pak Anton dengan tak kalah liar. Lidah mereka saling melilit, kedua insan ini sudah dikalahkan oleh nafsu bihari mereka sendiri.

“Masukin bu..” bisik pak Anton.

Mengerti dengan apa yang dimaksud pak Anton, Stella meraih batang kemaluan pak Anton dan sedikit mengangkat tubuhnya dari pangkuan pak Anton. Ia mengarahkan ujung penis pak Anton kearah liang kenikmatannya dan mulai menurunkan tubuhnya.

“Eeegghhh.. sakit..” lenguh Stella ketika penis pak anton menyeruak masuk.

“Oouugghh.. sempit sekali memekmu bu kayak perawan.. Aagghh.. Ugghhh naikin lagi bu kalo sakit” ucap pak Anton.

Stella mengikuti instruksi dari pak Anton, ia sedikit mengangkat kembali tubuhnya dan menurunkan lagi sehingga sedikit demi sedikit batang kemaluan pak Anton menyeruak makin dalam. Tangan pak Anton menyusup kebelakang tubuh Stella, tangan itu meremas bongkahan pantat Stella seraya membantu manaik turunkan tubuh Stella.

“Aagghh ternyata pantat ibu montok juga, andai ibu ini istri saya hehe” ucap pak Anton.

Mulut pak Anton tidak tahan lagi untuk tetap diam setelah melihat godaan yang sejak tadi berada tepat di depan matanya. Mulut itu kembali melahap payudara Stella, disedotnya kuat-kuat puting payudara Stella.

“Oouuugghh pakk..” desah Stella

Mendapat begitu banyak rangsangan di sekujur tubuhnya, vagina Stella makin basah sehingga memudahkan penis pak Anton untuk masuk lebih dalam. Kini penis pak Anton telah masuk lebih dari setengahnya. Karena sudah tak sabar lagi, pak Anton meremas kuat bongkahan pantat Stella dan menarik turun tubuh Stella seraya mendorong pinggulnya sendiri keatas menusukkan penisnya ke dalam vagina Stella.

“Oooouuugghhh...” lenguh keduanya bersamaan.

Pak Anton mendiam penisnya didalam vagina Stella, merasakan denyutan-denyutan dari dinding vagina Stella. Hal itu juga dilakukan agar vagina Stella bisa beradaptasi dengan ukuran kemaluannya. Penis pak Anton terasa seperti sedang di urut oleh vagina Stella.

Dirasa cukup, pak Anton meremas dan mengangkat pantat Stella dengan perlahan sehingga batang kemaluannya keluar sedikit demi sedikit hingga menyisakan ujung kemaluannya saja. Lalu diturunkannya kembali tubuh Stella secara perlahan hingga batang kemaluannya kembali tertelan seutuhnya oleh vagina Stella. Pak Anton terus menerus mengulangi hal tersebut.

“Uugghhhh..” lenguh Stella tiap kali penis itu masuk

“Memek sempit emang enakk Agghhhh...” ceracau pak Anton sambil menampar pelan bongkahan pantat Stella yang membulat indah.

Perlahan-lahan gerakan naik turun tubuh Stella makin cepat. Tangan pak Anton tak perlu lagi membantu manaik-turunkan tubuh Stella, dengan sendirinya Stella menggerakkan tubuhnya. Yerkadang juga diselingi dengan gerakan maju mundur pinggulnya. Sedangkan tangan pak Anton kini hanya mengelus-elus paha putih mulus milik Stella.

“Uuugghh.. Uugghh.. Agghhh..” lenguh Stella mulai menikmati persetubuhan dengan pak Anton.

“Eeegghhh enak ya bu? Keenakan sih boleh aja bu, tapi jangan jerit-jerit dong.. Aaaggghh..” ucap pak Anton seraya menikmati gerakan naik turun Stella.

Stella tidak sadar bahwa suara lenguhan yang keluar dari mulutnya sangat kuat. Untuk menahan lenguhannya, Stella berinisatif melumat bibir pak Anton. Tentu saja dengan senang hati pak Anton menerima dan membalasnya dengan lebih panas.

Gerakan Stella makin lama makin cepat, sebentar lagi ia akan mencapai orgasmenya.

“Oouugghh pak, saya mau keluar.. Aghhh.. Aaagghhh..” ucap Stella.

Mendengar itu pak Anton langsung meremas payudara Stella. Disedot dan dipilin kembali puting mungil itu untuk memberi tambahan rangsangan. Dan benar saja, tak berselang lama orgasme Stella langsung meledak.

“Oouuggghhh keluar.. Saya keluar.. Oouugghhh..” lenguh Stella panjang.

Pak Anton merasa penisnya disembur oleh cairan hangat yang sangat banyak hingga mengalir melalui celah-celah. Ia memberikan waktu bagi Stella untuk istirahat sejenak. Ia membiarkan Stella meresapi orgasmenya sekaligus mengatur nafas.

“Peluk leher saya bu” kata pak Anton singkat.

Stella yang pikirannya belum kembali sepenuhnya, dibuat kaget karena pak Anton mencoba mengangkat kedua kaki Stella dengan lengannya. Secara reflek Stella langsung memeluk leher pak Anton seperti yang di perintahkan. Lalu pak Anton mulai mencoba untuk berdiri dengan penisnya yang masih tertancap didalam vagina Stella.

“Siap ya sayang..” kata pak Anton.

Pak Anton mulai memaju mundurkan pinggulnya seraya menggendong tubuh ramping Stella. Birahi Stella yang memang belum sepenuhnya turun kini kembali memuncak dengan cepat. Stella tidak pernah berada pada posisi ini. Ia memandang kagum pada lelaki yang sedang menyetubuhinya ini.

“Lelaki ini sungguh perkasa, walau umurnya mungkin sudah tua tapi ia mampu menggendongku sambil bersetubuh” batin Stella

Tentu saja pak Anton mampu melakukannya karena pak Anton adalah seorang guru olahraga, ia selalu menjaga kesehatan tubuhnya dan rajin berolahraga sehingga mempunyai stamina yang luar biasa. Dan tentu saja ditunjang oleh berat badan Stella yang ideal.

“CPOKK.. CPOKK..” suara benturan antar kelamin mereka.

Pak Anton terus menggenjot Stella dengan tempo yang teratur. Stella dapat melihat dengan jelas penis pak Anton yang berukuran besar dan mengkilap oleh cairan cintanya kini keluar masuk liang kenikmatannya. Kali ini tak memerlukan waktu lama, bersetubuh dengan lelaki yang luar biasa perkasa dan dengan posisi yang luar biasa juga segera mengantarkan Stella ke puncak kenikmatannya. Vaginanya meminta untuk segera dipuaskan.

“Agghh iyyahh.. Iyyaahhh.. Teruss pakk.. Ouugghh lebih kenceng..” ceracau Stella

“Ouugghh iyyahh sayang.. Hah.. Hahh.. Gimana..? Enak ngentot sama saya.? Uugghh...” tanya pak Anton.

“Iyyahh pak.. Oouugghh Enakk.. Enak banget Aagghh..” jawab Stella tidak jelas.

“Kalo enak boleh dong saya ngentotin kamu lagi?” tanya pak Anton kembali

“Iyyaahh boleh pakk.. Oouugghh.. Cepetinn.. Kencengin lagii Aagghhh” pinta Stella yang telah hilang kendali akan tubuh dan pikirannya.

“Ougghh.. Hahh.. kalo gitu.. Mulai sekarang Agghhh.. Kamu harus panggil saya ‘sayang’.. Oouugghh..” ucap pak Anton meningkatkan kecepatannya.

“Iyyahh.. Iyyaahhh.. Aagghhhh.. Aku.. Aku keluar sayaannnnggg!!” lenguh Stella mendapat oragasmenya lagi.

Pak Anton menusukkan dalam-dalam batang kemaluannya pada liang kenikmatan Stella. Dinding vagina Stella kini mencengkram lebih erat. Cairan orgasme yang dikeluarkan Stella kali ini lebih banyak dari sebelumnya, cairan itu menetes keluar hingga membasahi lantai.

Nafas mereka kian memburu. Lalu pak Anton menurunkan tubuh Stella terduduk di sofa dan manarik keluar batang penisnya.

“Nungging..! CEPETAANN!!” perintah pak Anton

Tanpa berfikir Stella langsung memposisikan tubuhnya menungging dengan tangannya bertumpu pada pinggiran sofa. Pak Anton pun mendekati Stella dari arah belakang. Ia melihat bongkahan pantat Stella yang begitu membulat sempurna siap menerima dirinya.

“PLAKK” satu tamparan mendarat pada pantat Stella.

“Aahhh..” desah Stella.

“Pantat kamu memang bagus banget sayang, montok ga ada duanya” ucap pak Anton.

Setelah posisi pak Anton tepat dibelakang Stella, pak Anton mengarahkan penisnya ke vagina Stella dan langsung mendorong masuk seluruh batang kemaluannya.

“Eegghhh..” lenguh Stella tertahan

“Aagghhh gila.. masih sempit aja memek kamu sayaang” ujar pak Anton.

Pak Anton menggenjot kembali liang kenikmatan Stella, kali ini gerakan pinggulnya masih dalam tempo rendah. Wajah pak Anton mendekati wajah Stella dari sebelah kiri, diciumnya pipi Stella. Stella yang terkejut dengan ciuman pak Anton pada pipinya langsung menengok kearah ciuman tersebut.

Tanpa disadari Stella, wajah mereka saling berhadapan sangat dekat. Pak Anton langsung melumat bibir indah milik Stella dan saling berbalasan. Tangan pak Anton menyusup meraih kedua payudara Stella.

“Hhmmmpp.. Hhmmmpphh.. Ssshhh..” suara lumatan mereka yang saling beradu.

Setelah beberapa saat dengan posisi itu, pak Anton menegakkan badannya dan menahan pinggul Stella dengan tangannya. Pak Anton meningkatkan tempo gerakannya.

“Aagghhhiyaahh.. Hiiyyyaahh.. Teruss” lenguh Stella.

Stella sangat menikmati gesekan-gesekan antar vaginanya dan penis milik pak Anton, namun tiba-tiba pak Anton mencabut penisnya.

“Hahh.. Sekarang telentang sayaang..” ucap pak Anton.

Stella yang sudah akan mendapatkan orgasmenya lagi dengan cepat membalikkan tubuhnya hingga telentang di atas sofa dan membuka pahanya lebar-lebar. Pak Anton juga tak membuang waktu, ia langsung menusukkan penisnya lagi dan menggenjot dengan kecepatan penuh. Pak Anton akan segera mengakhiri persetubuhan ini.

“Aagghhh sayaang.. Aku.. Ugghhh Keluar.. Ouugghhh” ujar Stella.

“Buka mulut kamu sayaang” perintah pak Anton.

Stella segera membuka mulutnya, dan pak Anton memasukkan batang kemaluannya dengan posisi kepala Stella yang masih tertidur. Tahu apa yang diinginkan pak Anton, Stella langsung menyedot kemaluan pak Anton seperti apa yang pernah ia ajarkan. Pak Anton terus menggenjot mulut Stella seperti sedang menyetubuhi mulut Stella.

“Oouuggghhh..” lenguh pak Anton panjang.

Pak Anton mendorong penisnya dalam-dalam dan menembakkan cairan spermanya beberapa kali, menandakan siempunya telah mendapatkan orgasmenya juga.

“Telenn, terus bersihin kontol saya” kata pak Anton.

Stella langsung menelan seluruh sperma pak Anton yang tertampung dimulutnya.

“Enakk.. Apa sperma memang enak seperti ini ya?” batin Stella.

Digenggamnya penis pak Anton dan mulai menjilati seluruh permukaannya. Dan terakhir Stella mengemut batang kemaluan pak Anton untuk membersihkannya dari sisa-sisa sperma pak Anton dan menelannya lagi.

“Uugghh nikmat.. kamu udah hebat nyepongnya sayang” ucap pak Anton.

Setelah beberapa saat beristirat, Stella bangkit dan membersihkan tubuhnya dengan beberapa lembar tisu. Ketika Stella memungut pakaiannya, ia tidak menemukan bra dan celana dalamnya.

“Pak, BH sama CD saya mana?” tanya Stella.

“Loh kok manggil ‘pak’ lagi sih?” pak Anton balik bertanya.

“BH sama CD kamu saya simpen buat kenangan saat kita ngentot hehe” lanjut pak Anton.

Stella hanya terdiam dan mulai memakai kemeja putih dan rok span hitamnya tanpa bra dan celana dalam.

“Inget ya janji bapak” ucap Stella.

“Iya bu Stella ku sayang, tapi cium dulu dong” kata pak Anton iseng.

Stella membuang nafas kesal karena mendengar permintaan dari pak Anton. Tapi mau tak mau Stella harus melakukannya. Stella berjalan menuju pak Anton yang duduk di sofa tanpa sehelai benang pun.

Pak Anton tersenyum melihat Stella berjalan kearahnya. Ketika Stella tepat berada didepannya, Stella menundukkan badannya untuk mendekatkan wajahnya pada wajah pak Anton. Stella memejamkan matanya, kini bibir mereka saling bertemu, saling lumat, dan lidah mereka saling melilit. Jika ada orang yang melihat, maka terlihat jika Stella lah yang menginginkannya.

“Hhmmmpp.. Hhmmppp..” suara lumatan mereka.

Tangan pak Anton tinggal diam, ia meremas payudara Stella dari dari balik kemejanya. Kekenyalan payudara Stella dapat dirasakan secara langsung karena kini Stella sudak tidak mengenakan bra lagi. Lalu tangan pak Anton berpindah meremas pantat Stella, sama halnya dengan payudara Stella, pantat montok Stella begitu terasa ditangan pak Anton.

Puas meremas pantat Stella, tangan pak Anton kembali meremas payudara Stella. Kali ini pak Anton mempermainkan puting susu milik Stella. Dan setelah beberapa saat pak Anton melepaskan cumbuannya pada bibir dan payudara Stella.

“Hahh.. Hahhh.. Haahhh..” Stella kehabisan nafas.

“Yasudah pak, saya mau pulang” kata Stella singkat dan langsung membalikkan badannya.

“Kapan-kapan ngentot lagi ya bu” ucap pak Anton sedikit keras

Stella tak menanggapi perkataan pak Anton dan berjalan menuju pintu keluar. Dan hal yang tidak diketahui oleh pak Anton adalah nafsu birahi Stella sudah bangkit kembali karena perbuatannya tadi.

Stella ingin segera pulang kerumah karena badannya lengket berkeringat setelah bersetubuh dengan pak Anton. Stella segera memesan taksi. Karena posisi taksi dan Stella cukup jauh, Stella harus menunggu di dekat gerbang sekolah. Namun tiba tiba hujan turun dengan lebat nya. Stella melihat disebrang terdapat, bangunan ruko yang berhenti di bangun tapi sudah memiliki atap. Dengan berlari kecil Stella pergi menuju ruko tersebut.

Disana terdapat dua orang pedagang yang juga sedang berteduh dari hujan. Tanpa Stella sadari, hujan membuat kemeja putih Stella makin melekat pada tubuhnya menjadi mencetak benda yang ada didalamnya. Para pedagang itu terus memperhatikan.

“Itu cewek yang tadi pagi kita liat kan” bisik salah satu pedagang

“Iya, cewek yang cantik banget itu” jawab pedagang lainnya.

“Liat deh, tuh cewek ga pake BH lagi. Padahal gua inget banget BH dia tadi pagi warna item” pedagang itu kembali berbisik.

“Wah iya ya, jangan-jangan dia cewek panggilannya guru disekolah ini”

“Bentar ya..”

Pedagang itu bangkit dan dengan beraninya mendekati Stella.

“Neng, kok sendirian?” tanya pedagang itu pada Stella.

“Iya bang, tadi saya abis nemuin wali kelas anak saya” jawab Stella tanpa menaruh curiga.

“Emang ada apa neng?” tanya pedagang itu lagi

“Nilai anak saya kurang bagus semester ini bang” jawab Stella singkat

“Ohgitu.. Dingin ga neng?” tanya pedagang itu sambil bergerak makin mendekat.

“Dingin lah bang, kan ujan” jawab Stella yang masih cuek.

“Mau yang anget-anget ga neng?” tanya pedagang itu yg kini sudah berada disamping Stella.

Mendengar pertanyaan itu, Stella berfikir bahwa pedagang ini menawarkan dagangannya yang masih hangat, ia masih tidak curiga terhadap pedagang ini.

“Mau bang” jawab Stella sedikit bersemangat.

Namun tiba-tiba pedagang itu langsung memeluk Stella dari belakang dan meremas payudara Stella.

“Apa-apaan ini bang” bentak Stella.

“Udah neng gausah sok suci, saya tau neng pasti abis ngentot kan sama guru disekolah ini” kata pedagang itu sambil terus meremas payudara Stella.

“Enggak, LEPASIINN” pinta Stella mencoba melepaskan diri.

“Gausah bohong deh neng, ini buktinya neng ga pake BH lagi”

Pedagang itu makin berani, pelukannya pada tubuh Stella makin erat. Kemaluannya sudah menempel ketat pada bongkahan pantat Stella. Didorong-dorong kemaluannya pada pantat Stella mancari kenikmatan lebih. Dan kini ia mulai menciumi leher jenjang milik Stella.

“Bang.. Tolong lepasin.. Abang saya bayar kalo lepasin saya” mohon Stella berontak.

“Uang bisa dicari neng walaupun saya miskin kayak gini, tapi kalo cewek cantik seksi kayak neng gini kapan lagi saya dapet neng” jawab pedagang itu.

“Udah neng pasrah aja, saya jamin pasti nikmat. Uuhhh toketnya gede banget, kenyel lagi” lanjut pedagang itu terus meremas payudara Stella penuh nafus.

“Saya mohon lepasin bang, saya udah punya keluarga” mohon Stella lagi.

“Ah banyak omong lo ini, mau lo gua panggil pedagang lain disebrang sana hah?” ancam pedagang itu.

Mendengar itu, Stella pun terdiam. Ia sangat takut jika ia harus diperkosa oleh seluruh pedagang di daerah sekolah anaknya ini. Tak hanya kehabisan kata-kata, Stella pun sudah berhenti melawan.

Pedagang yang merasa mangsanya sudah berhenti melawan menganggap ini sebagai lampu hijau. Ia manarik Stella untuk masuk lebih dalam ke bangunan ruko tersebut tanpa melepaskan pelukan dan remasannya pada payudara Stella.

Birahi Stella yang sedari tadi sudah bangkit akibat perpisahan dengan pak Anton pun kini makin meningkat. Dirasakannya penis pedagang ini mengganjal di pantatnya dan terus-terus mendorong.

“Oy jon, sini gabung!” teriak pedagang itu memanggil temannya yang bernama Joni sambil membuka satu persatu kancing kemeja Stella.

Stella kaget, ia tak menyangka bahwa pedagang ini sedang bersama temannya. Tapi mau bagaimana lagi, untuk melawan satu orang saja ia tak mampu, apalagi harus dua orang.

“Wah tuh toket mantep banget pas bajunya udah dibuka, jadi pengen nyusu hehe” kata Joni mendekati mereka berdua

“Eiittss sabar dulu, ini bagian gua. Gua udah kepengen dari tadi, nah lo urus dulu bagian bawahnya” ujar pedagang itu sambil membalikkan tubuh Stella menghadap padanya.

“Ah sialan lo jo, tapi gapapa deh ini juga enak” jawab Joni kepada temannya yang ternyata bernama Parjo.

Kini Stella berhadapan langsung dengan Parjo, ia menatap wajah Parjo yang bisa dibilang jauh dari tampan. Parjo yang sudah nafsu dari tadi langsung melumat bibir Stella seraya tangannya meremas payudara Stella tanpa ada halangan. Sedankan Joni berlutut dibelakang Stella, meremas dan mencium pantat Stella dari luar roknya.

Tak seperti yang dibayangkan Parjo bahwa Stella pasti akan menolaknya, namun nyatanya Stella membalas lumatan bibir Parjo. Malah Stella lah yang lebih dulu menyodorkan lidahnya, dan tentu saja dengan senang hati Parjo melayani permainan lidah Stella.

Joni yang sedang asik bermain dengan bongkahan pantat Stella, lalu kemudian mengangkat rok yang dikenakan Stella. Alangkah terkejutnya Joni melihat pamandangan yang ada didepan matanya.

“Wahh ternyata udah ga pake kancut lagi jo, ini mah beneran abis ngentot” kata Joni seraya menempelkan bibirnya pada bibir vagina Stella.

Mendengar itu wajah Stella memerah karna malu, ia ketahuan tidak memakai bra dan celana dalam. Dan tentu saja Stella berfikir bahwa mereka akan menilai buruk dirinya.

Parjo menurunkan celana dan celana dalamnya hingga sebatas lutut, dan langsung menurunkan kepala Stella mendekati kamaluannya. Ukuran penis Parjo tidak terlalu besar, ukurannya standar. Stella tau maksud dari Parjo, ia membuka mulutnya dan memasukkan batang kenikmatan itu kemulutnya. Tangan Parjo tak henti-hentinya meremas buah kesukaannya itu, ia juga memilin puting susu Stella.

“Hmmppp.. Eegghhhh..” lenguh Stella merasakan ada benda yang memasuki liang vaginanya.

Dibawah sana ternyata Joni sudah memasukkan salah satu jarinya kedalam vagina Stella. Digerakkannya jari itu keluar masuk vagina Stella. Mendapat begitu banyak rangsangan membuat birahi Stella memuncak. Baru sebentar saja tiba-tiba tubuh Stella mengejang dan melepaskan emutannya pada kemaluan Parjo.

“Oouugghh... Aagghhhh..” lenguh Stella orgasme.

“Lah udah dapet aja lo neng” kata Joni mencabut jarinya dari vagina Stella.

Parjo yang sudah tak tahan lagi langsung memutar tubuh Stella dan mengarahkan ujung gundul kemaluannya kearah bibir vagina Stella yang sudah basah kuyup oleh cairannya sendiri.

“Gua duluan ya jon” ucap Parjo seraya mengesek-gesekkan penisnya pada vagina Stella.

Joni hanya mengikuti saja kata-kata Parjo, toh dia juga yang membagi kenikmatan ini. Dan dengan sekali sentak masuklah penis Parjo kedalam liang kenikmatan Stella.

“Eegghhhh..” lenguh Stella ketika penis Parjo memasuki vaginanya.

“Uugghh sempit banget” ujar Parjo.

“Yee jari gua aja tadi dijepit abis, apalagi pake kontol” timpal Joni.

Joni berdiri seraya mengangkat wajah Stella hingga mendekati wajahnya. Joni langsung saja melumat bibir Stella yang sungguh menggoda itu. Tak berbeda dengan Parjo, Stella juga membalas pagutan bibir Joni dengan liar.

“Hhmmmppp.. Hhmmmpp.. Sshhh..” desahan itu keluar dari bibir Stella yang beradu dengan bibir Joni.

Ketika Stella sedang menikmati kegiatan lumat-melumatnya dengan Joni, tiba-tiba Parjo mulai menggerakkan pinggulnya. Dimulai dengan gerakan perlahan, Parjo terus meningkatkan tempo genjotannya. Lenguhan Stella tertahan oleh lumatan bibir Joni.

“CPOK.. CPOK.. CPOK..” hanya suara benturan antar selangkangan Parjo dan pantat Stella lah yang mendominasi saat ini.

Parjo makin meningkatkan genjotannya pada vagina Stella. Gerakan pinggul Parjo kian tak beraturan. Parjo sudah sepenuhnya dikendalikan oleh nafsu birahinya.

“Oouugghhh.. Aagghhh.. Aagghhh.. Agghh..” lenguh Stella keluar saat Joni melepas pagutannya.

“Neng numpang nyusu ya hehe” ucap Joni meminta izin pada Stella.

Tapi tanpa menunggu persetujuan Stella, Joni sudah mulai bermain dengan payudara Stella. Kedua tangannya meremas kedua payudara Stella dan sesekali memilin puting susu Stella. Sedangkan mulut Joni menyusu pada Stella bagai anak yang kekurangan ASI ibunya.

“Ooughh teruss.. Cepetin lagi..” ceracau Stella.

Stella sudah hampir mencapai puncak kenikmatannya ketika Parjo memompa penisnya dengan sangat cepat, hingga akhir Parjo menancapkan penisnya dan menyemburkan spermanya didalam liang kenikmatan Stella.

“Oouugghh.. Enak banget neng.. Hahh.. Haahh.. Saya ga kuat.. memeknya sempit banget..” ucap Parjo ketika mendapat orgasmenya.

“Hahh.. Hahh.. Haahhh..” dengus nafas Stella.

Setelah penisnya berhenti menyemburkan sperma, Parjo lantas mencabut batang kemaluannya dari vagina Stella. Sebagian sperma itu ikut tertarik keluar saat Parjo menarik penisnya. Parjo kini terduduk puas di lantai ruko yang masih berupa tanah.

“Kentang ya neng..” bisik Joni di telinga Stella.

Stella terkejut dan membuka matanya yang tadi sempat terpejam saat menerima semburan sperma Parjo.

“Bagaimana bisa dia tau” batin Stella bingung.

“Tenang aja neng, masih ada kontol saya kok. Di jamin puas pake banget hehe.. Tapi buka sendiri ya” ujar Joni seraya bangkit untuk berdiri sepenuhnya.

Stella langsung mengambil posisi berjongkok di depan kemaluan Joni. Tangannya meraih pinggiran celana dan celana dalam Joni, dengan sekali tarik keluarlah kamaluan Joni yang sedari tadi masih bersembunyi dibalik celananya. Stella sedikit terkejut karena batang besar itu langsung mengacung tepat kearah wajahnya. Ukurannya hampir menyamain milik pak Anton.

Stella meraih batang kemaluan tersebut dan mulai menjilatinya. Tak ada satu titikpun yang terlewat dari jilatan lidah Stella. Setelah dirasa cukup, Stella memasukkan batang kenikmatan itu kedalam mulutnya.

“Oougghhh enak neng..” ucap Joni.

Stella langsung mempraktekkan cara memberikan blowjob yang baru saja diajarkan pak Anton tadi. Stella memaju-mundurkan kepalanya mengikuti bentuk kemaluan Joni sambil menghisapnya. Tak lupa lidah nya bermain di sekitar kepala kemaluan Joni.

“Aagghhh jago banget neng nyepongnya.. Uugghhh.. Biji nya jangan ketinggalan neng” pinta Joni.

Mendengar permintaan Joni, bibir Stella berpindah menuju buah zakar Joni. Meskipun belum tahu caranya, tapi Stella tetap melanjutkan keinginan pejantannya itu. Diangkatnya batang penis Joni, dan mendekatkan bibirnya pada buah zakar Joni. Diemutnya satu persatu buah zakar itu secara bergantian.

“Uugghhh.. Tangannya sambil ngocok neng..” pinta Joni lagi.

Tanpa membuang waktu Stella langsung mengocok batang kemaluan Joni seraya mengemut buah zakarnya

“Oouuugghhh.. Udah neng.. mending kita pindah kesana aja” kata Joni menunjuk sebuah meja usang yg terdapat disana.

Sebelum bangkit Stella sempat memberikan jilatan dan kecupan mesra pada batang kemaluan Joni, hal itu membuat Joni tersenyum senang. Joni melepas baju dan juga celana yang masih tertahan dipergelangan kakinya untuk dijadikan alas pada permukaan meja.

Joni naik keatas meja dan memposisikan tubuhnya tidur telentang. Tentu Stella tahu posisi apa yang ingin digunakan oleh Joni. Kini Stella ikut naik keatas meja, ia berdiri mengangkangi tubuh Joni tepat diatas batang kemaluan Joni. Perlahan Stella menurunkan tubuhnya hingga berjongkok dan meraih batang kenikmatan Joni. Diarahkannya batang itu menuju liang senggamanya.

“Oouugghh.. Agghhh..” lenguh Stella dan Joni bersamaan saat batang penis Joni memasuki vagina Stella.

Sedikit demi sedikit batang kemaluan Joni masuk lebih dalam, hingga akhirnya batang itu tertelan seutuhnya oleh vagina Stella. Stella yang tadi hampir mendapatkan orgasmenya langsung menggerakkan tubuhnya naik-turun. Payudara Stella bergoyang dengan indahnya dihadapan Joni. Secara naluri tangan Joni meraih payudara itu dan meremasnya.

“Oouugghh.. Aagghhh.. Aaggghhh.. Saya mau keluar bang” ujar Stella.

“Keluarin aja neng.. Uugghhh” jawab Joni.

Gerakan naik-turun Stella makin cepat. Rasa nikmat dari gesekan batang kemaluan Joni pada dinding vaginanya menyebar keseluruh tubuhnya. Dan akhirnya tubuh Stella menegang dan melengkung kebelakang.

“Oouuggghhh.. Aku keluar..” teriak Stella mencapai puncak kenikmatannya.

Lalu tubuh Stella kehilangan kekuatannya dan ambruk menimpa tubuh Joni. Joni merasakan kemaluannya begitu hangat terkena cairan orgasme Stella yang membanjir, ia juga bisa merasakan kedutan-kedutan dari dinding vagina Stella mengurut-urut bajang kejantanannya. Joni memberikan waktu pada Stella untuk beristirahat.

“Hahh.. Haahh. Haahhh..” nafas mereka berdua terdengar jelas saling memburu.

“Goyang lagi dong neng” bisik Joni memecah kesunyian seraya tangannya mencengkram pinggul Stella dan menggerakkannya.

Joni terus terusan menggoyangkan tubuh Stella dengan tangannya dan mendorong-dorong selangkangannya mencari kenikmatan lebih. Stella tersadar bahwa Joni masih belum mencapai orgasmenya, penis Joni masih mengganjal vaginanya yang kini mulai bergerak keluar masuk.

Stella bangkit dari istirahatnya dan mulai menggerakkan lagi pinggulnya. Terlihat penis Joni yang besar mengkilap keluar masuk liang kenikmatan Stella. Tak berselang lama birahi Stella memuncak kembali.

“Egghhh.. Oouugghh.. Oouugghh..” lenguh Stella.

“Oouugghh iya neng.. Nikmat tenann..” ceracau Joni seraya mengelus paha mulus Stella.

“Hiiyyaahhh bang.. Nikmatt oouugghhh..” jawab Stella.

Mereka berdua terus mamacu birahi, mengejar kenikmatan yang sebentar lagi akan menghampiri.

“Bang aaagghh.. Saya.. Mau.. Keluar..” Ujar Stella.

Mendengar itu Joni langsung menarik tubuh Stella dan memeluknya. Joni mengguling tubuhnya, hingga kini Stella lah yang sedang telentang dibawah tubuh Joni. Ditariknya tubuh Stella hingga pinggul Stella tepat berada di ujung meja.

“Hahhh.. Bareng ya neng keluarnya oouugghh..” ucap Joni seraya menusukkan penisnya.

Diangkatnya kaki Stella dan diletakkan dipundaknya, lalu Joni langsung menggenjot vagina Stella dengan kecepatan tinggi. Joni ingin segera menyelesaikan persetubuhan ini.

“Oouughhh hiiyyyaaahh bang.. Terusss.. Aaagghhh..” caracau Stella dikuasain nafsu.

“Oouugghh neng.. Terima peju abang..” ucap Joni seraya menggenjot lebih cepat.

Nafas mereka sudah kacau dan saling memburu. Lalu tak lama Joni menusukkan penisnya dalam-dalam.

“Ouugghhh..” lenguh mereka bersamaan mendapat orgasme.

Batang kejantanan Joni menembakkan spermanya berkali kali didalam liang kenikmatan Stella. Begitu juga dengan Stella, ia menyemburkan cairan orgasmenya menyambut cairan sperma milik Joni. Sungguh hangat didalam vagina Stella.

Lalu Joni mendekatkan wajahnya pada wajah Stella, mereka saling melumat seraya memejamkan mata. Mereka meresapi kenikmatan puncak birahi yang baru saja mereka raih. Hingga akhirnya Joni melepas lumatannya dan mencabut batang kejantanannya dari vagina Stella.

“Makasih ya neng.. tadi enak banget..” ucap Joni.

Stella diam saja, matanya masih terpejam. Stella berusaha mengatur nafasnya, lalu bangkit dan mencari tasnya yang berisi HP. Saat dilihat layar HPnya, ia melihat puluhan panggilan tak terjawab dari driver taksi yang ia pesan. Lalu ia mencoba menelfon kembali nomor tersebut.

“Halo mas.. maaf tadi HPnya ga kedengeran.. iya maaf mas..” jawab Stella

“Ini saya di bangunan ruko didepan sekolah.. Oh mas nunggu dipinggir jalan ya.. yaudah saya kesana” obrolan Stella dengan driver taksi.

Stella buru-buru mengambil pakaiannya dan memakainya. Tanpa merapikan pakaiannya, Stella langsung berlari kecil menerobos hujan menuju taksi yang ia pesan. Parjo dan Joni yang melihat itu, langsung kompak berteriak.

“Makasih ya neng, kapan-kapan main lagi yaa” teriak Parjo dan Joni.

Stella tidak menghiraukan teriakan mereka berdua dan langsung masuk kedalam taksi bangku belakang. Dan kemudian taksi yang dinaiki Stella pergi menghilang dari pandangan Parjo dan Joni.
Wah suka saya yang netorare gini
 
:beer: angkat gelasnya dulu buat TS , ide ceritanya bagus, alur ceritanya mantab, pemilihan runtutan kejadian juga nyambung semua. Aseli ini memang sebuah masterpiece :baris:
 
Setelah sekian lama ditinggal ternyata masih sepi aja. Mungkin butuh yg mulus-mulus biar rame ya:p
Nih yg penasaran sama Stella selama ini boleh diintip dulu
3c42c11344966826.jpg
ffd6d81344966807.jpg
 
Terakhir diubah:
masa sih masih sepi hu? kan baru 3 part, kayanya wajar baru page 19.

lagi ditunggu tunggu kok next story nya.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd