Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kanna, The slutty amoy next door, [Side Dish - Gairah di Pos Ronda]

Status
Please reply by conversation.

endrasu

Semprot Kecil
Daftar
3 Oct 2018
Post
92
Like diterima
516
Bimabet
Halo suhu-suhu semua, pertama-tama Nubi mau minta maaf karena selama ini kurang banyak berkontribusi di forum ini dan lebih banyak lurking sambil komen-komen.

Kali ini nubi mau berkontribusi dengan menyampaikan cerita fiksi original tentang petualangan seks gadis cantik dan seksi bernama Kanna.
Cerita in rencananya akan berlanjut tapi karena sudut pandangnya beda-beda dan alurnya juga beda, nubi jadi ragu apakah bsia dikategorikan cerbung atau enggak.

Monggo ceritanya dibaca, semoga para suhu sekalian berkenan. Kalau rame, nanti nubi lanjutken ceritanya. Temanya di awal2 adalah the girl next door.

----------------------------

Story 1 - Tetanggaku, Kanna
Namaku Aras, usia beranjak 27 tahun dan tinggal di komplek perumahan yang cukup oke. Walau sudah kerja, aku masih tinggal dengan orang tuaku. Tapi ini bukan cerita soal aku.

Tetangga di sebelah kiri rumahku bernama Kanna. Rumahnya besar tetapi dia tinggal sendirian di sana. Sesekali memang ada temannya yang menginap. Kalau tidak salah, yang paling sering menginap justru sepupunya yang masih SMA dan kebetulan punya nama yang sama denganku. Dia paling sering menginap saat masa-masa liburan sekolah.

Aku, sih, tidak heran melihat sepupunya senang menginap di sana. Kanna itu cantik… pakai banget. Kulitnya kuning cerah, rambutnya hitam legam dan panjang, Mirip seperti perpaduan artis jepang dan Taiwan. Kalau tidak salah, dia memang ada keturunan jepang juga.

692a081340056981.jpg

64786367_1267601480082368_2908126281721708544_o.jpg

Kita saling kenal, tapi aku selalu gugup kalau bicara dengan Kanna. Gara-gara kecantikannya itu. Padahal orangnya ramah dan manis banget. Dia juga kayaknya lebih muda dariku. mungkin usianya sekitar 23-25 tahun.
Selain cantik, hal yang bikin selalu menelan ludah adalah lekuk tubuh Kanna. Walau dia sebenarnya lebih sering pakai pakaian yang sopan dan tertutup di luar rumah. Dia enggak kurus, tapi enggak gemuk juga. Menurutku masih kategori langsing dengan dada cukup besar dan pingul yang seksi. Aku bukan yang paling jago soal ukuran tubuh perempuan, tapi kayaknya bagian dadanya itu sepertinya ukuran 34C. Intinya tubuhnya seksi banget seperti model-model lingerie an**mu.

Alasan kenapa aku tahu lekuk tubuhnya adalah alasan yang sama kenapa aku sering gugup kalau ngobrol dengan Kanna. Juga alasan kenapa aku bilang dia lebih sering pakai pakaian sopan di luar rumah. Karena posisi kamarku.

Rumah orang tuaku tidak besar, tetapi bertingkat. Aku tinggal di lantai dua, kamar yang jendela dan sedikit balkonnya menghadap rumah Kanna. Entah sejak kapan aku menyadari, rumah Kanna ternyata relatif terbuka jika dilhat dari sisi kamarku. Dari sini aku bisa melihat aktivitas amoy cantik nan seksi itu jika dia berada di rumah. Pakaian-pakaian seksi, macam lingerie, yang dia pakai. Terutama juga jika dia sedang mandi.

Iya, aku tahu ngintip itu salah, tapi posisi kamar mandi samping di rumah Kanna itu juga jadi pemicu utama.

Kamar mandi itu relatif baru, baru dibuat beberapa bulan belakangan ini. Di kamar mandi itu ada bath tub, shower dan juga wastafel. semuanya terbuat dari keramik berwarna kecoklatan. Di seberang dari pintu masuk kamar mandi terdapat jendela dan pintu dari kaca dan sebuah shower di bagian luar yang tanpa atap. Walau di dalam, posisi bath tub juga mudah terlihat dari kamarku karena posisinya yang rendah dan dinding kaca.

Jadi kalau tiap Kanna mandi, mau di shower ataupun bathtub, pasti kelihatan. Dan aku enggak akan bisa lupa kejadian pertama kali aku lihat Kanna mandi. Waktu itu hujan dan udah malam, sekitar jam 10 malam. Awalnya aku mau tidur setelah capek main game, tapi waktu itu aku ternyata cuma nutup tirai tanpa nutup jendela. Jendela di kamarku tipe yang geser, jadi kalau pun lupa nutup pas hujan, air cuma bisa masuk separuh aja.
Waktu buka tirai untuk nutup jendela, aku sadar kalau lampu di kamar mandi samping rumahnya Kanna lagi nyala. “Ah paling lagi sikat gigi,” pikirku. Tapi waktu aku lirik sekali lagi, kelihatan Kanna lagi berendam di bath tub.

Sumpah, untuk beberapa saat aku cuma bisa terpana, melongo. Kanna, salah satu cewek paling cantik yang pernah kulihat, sekarang telanjang bulat di seberang sana. Lekuk badannya seksi banget, dadanya cukup gede, kulitnya mulus, dan samar-samar keliatan jembutnya yang bikin horni banget. Ini pertama kali aku ngeliat cewek bugil selain dari gambar dan video porno. Jantungku berdebar kencang

21bd751340056984.jpg
Aku tersadar dari keterpanaan waktu Kanna mendadak bergerak kayak mau bangun dari bath tub. Aku langung nutup jendela dan tirai. Lampu kamar juga langsung aku matiin. Kepalaku panas banget mengigat body aduhai Kanna, awalnya aku mau cuci muka dan tidur aja. Tapi, mendadak kepikir, “Kapan lagi lihat cewek secantik Kanna mandi?”

Lagipula otongku juga masih memberontak di balik celana.

Aku coba buka tirai sedikit, tapi titik-titik air di jendela malah menghalangi pandangan. Enggak kelihatan jelas Kanna lagi ngapain di bawah. Masih mandi atau udah pakai handuk. Awalnya aku ragu lagi dan ingin batalin ngitip. Bagaimanapun juga dia tetanggaku, tapi karena penasaran kubuka lagi jendela pelan-pelan.

Otongku berontak makin hebat.
Kanna lagi nungging di bath tub. Pantatnya yang bahenol terus bergoyang menggoda kayak ingin dimasukin. Jarinya sibuk mainin memeknya dan dia kayaknya lagi mendesah keenakan. Pertama kali liat cewek bugil lagi mandi dan dia malah colmek. Ini sih jackpot.

Aku udah enggak bisa mikir apa-apa lagi. Terbawa aksi menawan di seberang, aku langsung mengocok otong sampai keluar dua kali.

8f18e21340056986.jpg


------------------------

Gimana suhu? apakah oke? hot? maaf pendek dulu ya karena nubi masih ragu-ragu sama skill nubi

list update:
Part 2 - Bathrobe Tease -- scroll dikit ke bawah

Part 3 - She's actually cute, but...

Part 4 - Naughty Scheme


Part 5 - Night's Party

Part 6 - Game of Tease

Part 7 - Let Onee-san Teach you

Part 8 - Temptress's Show



Side Story:

Side Dish 1 - Gairah di Pos Ronda
 
Terakhir diubah:
Busettt lanjut lahhh pake kencengin updatenya

Baik,suhu. Nubi lanjutken. Maaf kalau part 1 terlalu pendek karena kemaleman jadi sudah ngantuk.

silahken, part 2-nya
------------------------


Part 2 - Bathrobe Tease
Awalnya kupikir mengintip Kanna cuma bakal kejadian sekali, karena besoknya aku enggak sempat melihat Kanna mandi. Tapi 2 hari setelahnya, dapat jackpot lagi buat ngintip. Kali ini dia mandi di shower yang luar. Aku enggak tahu kalau cewek mandi memang kayak gitu atau enggak, tapi cara Kanna mandi di shower itu benar2 bikin otong berontak dalam celana.

Cara dia menyeka rambut hitam panjangnya waktu basah, cara dia gosok2 badan terutama dada dan pantat, apalagi cara dia pakai sabun. Kanna melenggak-lenggok di bawah shower seperti sedang mempertontonkan tubuhnya. Tidak jarang dia memainkan dan meremas-remas dadanya dengan erotis. Tangannya sesekali menjamah ke selangkangan dan memainkan memeknya. Setiap goyangan pinggul Kanna terlihat sangat menggoda. Efek air dari pancuran dan sabun justru membuat tubuhnya terlihat makin menggairahkan.

Kanna juga suka sekali mendesah saat melakukan itu, kadang bahkan nyaris menjerit. Untungnya setiap hal itu terjadi, tidak ada orang lain di rumahku. Jadi yang menikmati itu hanya aku seorang.

Andai aku ada di samping Kanna saat dia mandi seperti itu, pasti sudah kudorong ke posisi doggy dan kusodok kasar sampai dia mengerang keenakan.

Tapi apa boleh buat, aku cuma tetangga yang hanya bisa menikmati tontonan erotis ini dari jauh.

Begitu terus kejadiannya selama berminggu-minggu. Memainkan otongku sambil menonton Kanna nyaris jadi rutinitas harian. Kalau sedang beruntung aku bisa dua kali nonton dalam sehari. Dan enggak sekalipun aku pernah bosan menonton shower erotis ini. Yang ada malah makin nafsu tiap hari.

Suatu sabtu, waktu sedang asik-asiknya menikmati pemandangan tubuh Kanna di sore hari, mendadak ada panggilan dari ibuku.

“Sial,” keluhku sambil merapikan pakaian dan celana. Aku bergegas cuci muka dan membasuh kepala agar dingin sebelum turun ke lantai bawah, ke arah dapur tempat ibuku berada. “Kenapa, Bu?”

“Ini Ibu bikin pudding kelebihan, bawain sana untuk Kanna.”

“H-ha sekarang?” tanyaku gugup. Setahuku tadi Kanna masih mandi. Ya kali aku dating begitu aja ke rumahnya. Bisa-bisa aku kering nunggu dia selesai mandi erotis, belum lagi kena blue balls gara-gara batal keluar.

“Ya iya dong sekarang, ngapain besok-besok? Kemarin Ibu udah ngomong ke dia, katanya hari in dia di rumah aja. Sana jalan,” omel ibuku sambil memberikan sekotak pudding yang baru dikeluarkan dari kulkas.

“Ya, bentaran dikit kali bu?”

“Enggak ada bentar-bentar, sana jalan. Nanti kamu lupa lagi.”

“Enggak, lah, Aras enggak bakal lupa.”

“Sana jalan, jangan main game melulu. Sekali-sekali ngomong sama orang di luar kantor. Tuh ada yang cantic-cantik di sebelah, bukannya dideketin, malah dijauhin.”

“T-tapi…”

“Enggak ada tapi, tapi, jalan!”

Aku hanya mampu menghela napas dan menciup tangan ibuku sebelum berjalan keluar rumah membawa kotak makanan berisi pudding. Kalau tidak takut dipanggil durhaka dan dikutuk jadi batu, kayaknya aku juga sangat tergodan menghabiskan pudding yang seharusnya dikasi ke Kanna.

Sebenarnya aku enggak tahu gimana caranya, tapi Kanna dan ibuku itu entah kenapa malah relatif akrab. Kayaknya sekitar setahun lalu aku ketemu mereka yang sedang balik dari minimarket bareng dan dari situ mereka mulai sesekali bertegur sapa. Sejak saat itu juga Kanna mulai senyum-senyum dan nyapa kalau kita ketemu. Malah lebih banyak dia yang nyapa. Enggak tahu gara-gara apa. Kalau mau ge-er sih, mungkin aja ada harapan dia naksir aku. Kalau melihat aksinya di kamar mandi selama ini, aku sih enggak bakal nolak andai dia naksir aku.

Otongku mengeras lagi mengingat-ingat soal Kanna masih sedang mandi.

. Halaman depan rumah Kanna enggak terlalu besar, setidaknya cukup untuk parkir satu mobil SUV besar berwarna putih mutiara dan sebuah motor kelas sport 250cc. bagian garasinya berada di halaman depan dan hanya ditutupin kanopi. Sisa bagian depan halamannya berupa rerumputan dan beberapa pot bunga. Ada tempat duduk yang memanjang dari bahan kayu di bagian taman dan bagian terasnya.

Tajir juga ini cewek, keren pula. Pikirku setiap melihat garasinya. Aku lebih sering lihat Kanna naik motor dibandingkan mobilnya. Sering banget dia pakai semacam body suit ketat gitu kalau lagi naik motor. Dulu aku merasa dia seksi dan keren tiap naik motor. Tapi setelah mulai ngintip Kanna mandi, aku jadi kebayang kalau sebenarnya Kanna mungkin telanjang bulat di balik bodysuitnya.

Pernah sekali waktu aku mau balik dari kantor, Kanna kebetulan lewat dan nawarin untuk ngeboncengin. Tapi gara2 otak mesumku dan juga otongku yang udah keburu tegang liat dia, mau enggak mau kutolak. Kurang lucu apa kalau pas aku dibonceng eh otongku malah tegang dan kegosok ke pantatnya? Nanti dia ngamuk dan ngasi tau ibuku, kelar udah hidupku.

Sambil melamun, aku berdiri dengan bingung di depan pagar rumahnya. Lain otong, lain otak. Otakku malah bingung sekarang harus bagaimana. Enggak enak rasanya kalau aku pencet bell seenak udel padhaal orangnya lagi mandi. Tapi, setelah beberap lama berpikir, ide bejat malah tersisip di benakku.

Kalau aku panggil sekarang, mungkin Kanna bakal harus buru-buru siap2 dan bisa dapat pemandanga bagus.

Terpicu itu, kupencet aja bell yang terhubung intercom.

Tidak berapa lama terdengar jawaban dari suara manis dan dewasa dari Kanna, kalau di anime seperti tipe suara onee-san yang ara-ara gitu, “Siapa ya?”

“Oh, Aras, Mbak.”

“Ih pakai acara bilang mbak, aku kan lbh muda daripada kamu. Udah dibilang, panggil Kanna aja.”

“Y-yaa intinya sih ibu tadi nitip pudding, aku taro di mana ya?”

“Oooh iya lupa. Aras masuk aja, itu pagar emang lagi enggak dikunci. Kamu menggapai aja ke dalam, ada yang bisa digeser untuk buka. Tapi bentar ya aku baru selesai mandi.”

“eh i-iya, gapapa, aku nunggu di teras aja nanti.”

“Enggak usah, aku cepet kok.”

Sambil membuka pagar, aku jadi kepikiran kenapa Kanna harus nyebut2 soal dia baru mandi. Hatiku sedikit mencelos dan tegang juga. Mencelos karena batal keluar waktu ngintip tadi. Tegang karena pikiran bejatku malah mungkin berbuah bagus.

Baru aku sampai di teras, mendadak terdengar pintu depan rumah Kanna dibuka. Deg. Seketika itu jantungku berdebar.

“Makasi banyak, ya, udah repot-repot bawain puddingnya,” sapa Kanna ramah sambil membuka pintu.

Aku cuma bisa terpaku sementara otongku mengeras kayak batu. Kanna menyambutku di teras hanya berbalutkan bathrobe tipis berwarna pink yang kependekan. Rambutnya masih basah dan aku bisa liat badannya juga basah sisa-sisa air mandi. Bathrobenya jadi menepel dan makin transparan, memberi pernampakan jarak dekat lekuk tubuh Kanna. Dada dan putingnya kelihatan jelas menyeplak ke bathrobenya. Jembutnya juga terlihat relatef jelas karena Kanna tidak menggunakan celana dalam ataupun bh.

Kanna nyaris bugil di teras ini.

7245_001.jpg
“Kenapa, Aras?” Kanna tersenyum simpul, membuyarkan keterpanaanku.

“Eh-enggak itu, maaf mbak,” Aku memalingkan tatapan dan menyodorkan pudding.

“Ih, kamu, dibilang aku lebih muda, masih aja manggil mbak.”

“h-haha kebiasaan.”

“Dasar <3.”

Aku mungkin berkhayal, tapi nada suara Kanna terdengar seperti berusaha menggodaku.

“Kamu liatin apa di lantai?” Tanya Kanna lagi.

Aku tersentat, lirikan mataku kembali ke depan memandang tubuh seksi Kanna berbalutkan kain yang gagal menutupi keindahannya. Mau enggak mau, otongku makin keras memberontak. “O-ooh, enggak, gapapa.”

Kanna memandangku sebentar. Aku pasti halu lagi, karena sepertinya dia melirik cepat ke bawah sebelum tersenyum nakal, “Kamu mau ‘masuk’ dulu?”

“Eh, apa?”

‘Masuk’? Aku enggak salah dengar tadi? Kanna kayaknya membuat penekanan yang agak aneh dengan kata-katanya tadi. Atau aku hanya berkhayal?

“Iya, mau ‘masukk’ dulu?” tanyanya lagi dengan senyum manis bersiratkan kenakalan. Kanna mengambil kotak pudding dari tanganku, hal itu mebuat bathrobenya bergeser sedikit dan membuka dada kirinya untuk bebas kupandangi. Seperti tidak sadar dengan kondisi pakaiannya, Kanna berjalan masuk ke dalam rumahnya, membiarkan pintu depan terbuka. Cewek seksi itu meletakkan kotak pudding di meja ruang tamu yang rendah.

Kanna tidak terlalu tinggi, sehingga dia seharusnya tidak perlu repot saat meletakkan kotak pudding itu. Namun, cewek itu malah menungging dengan sangat menggoda saat dia meletakkan kotak itu. Aku yakin benar dia sengaja menggoyangkan pinggulnya sedemikian rupa sampai kain bathrobenya yang kependekan tersingkap agak ke atas, menunjukkan bongkahan pantatnya yang mulus dan memeknya.

Masih menungging, Kanna menoleh padaku dan bertanya, “Lho kok diem aja di teras?”

Separuh hatiku meronta mengikuti otongku. Kanna pasti mau ‘main’. Kalau enggak, mana mungkin gayanya seperti itu? Tapi separuh pikiranku teringat akan video klip lagu Nakal dari band Gigi. Semua ini bisa saja imajinasi otakku yang terlalu mesum. Kalau aku ngapa2in nanti aku dibilang memperkosa kan bisa gawa.

“Enggak apa-apa,” aku menggeleng gugup. “Aku balik dulu ya, ditungguin temen buat mabar,” kilahku.

Dengan cepat kuraih gagang pintu dan kututup pelan sambil berkata, “Permisi.” Sebelum pintu benar-benar menutup, kulirik sekali lagi tubuh seksi Kanna dan berandai jika aku berbuat bodoh.

Aku buru-buru pulang dan naik ke kamar. Jantungku berdegub tidak keruan. Otongku meronta minta dikocok karena tubuh indah Kanna masih terbayang di pikiran. Aku tidak tahu apa yang aku harapkan saat mengintip dari jendela ke arah rumah Kanna karena tidak ada orang di kamar mandinya. Aku cuma bisa memandang ke arah kamar mandinya sambil membayangkan lenggak lenggok tubuh Kanna sambil terus mengocok otongku yang sudah sangat keras.
Di saat itu mataku menangkap sebuah pergerakan dari bagian belakang rumah Kanna. Halaman belakang rumahnya sangat luas dengan taman, gazebo, dan bahkan kursi yang biasa dipakai orang di pantai untuk berjemur. Pagar di belakangnya tidak setinggi pagar ke samping, tapi setahuku di belakang sana ada kos2an untuk laki-laki. Kalau mereka ada di lantai tiga atau atap tempat menjemur baju, mereka bisa leluasa melihat ke bagian belakang rumah Kanna.

Ternyata Kanna ada di sana, masih berpakaian sama seperti tadi. Bahkan mungkin bajunya lebih basah karena kain bathrobenya makin terlihat transparan. Dengan lenggak-lenggok seksi, Kana menjemur pakaian. Lalu, setelah menjemur pakaian terakhir, Kanna mendadak menanggalkan bathrobnya untuk dijemur.

Gila! Dia telanjang bulat di belakang sana sambil meliuk-liuk bernafsu, memainkan dada dan memeknya. Kalau ada yang kebetulan juga menjemur baju di kos2an belakang, mereka pasti juga dapat liat pemandangan mendebarkan itu dengan gratis.

Aku tidak sadar berapa lama Kanna berlenggak-lenggok memuaskan dirinya. Karena aku terlalu sibuk menikmati itu semua sambil terus coli. Sampai pejuhku keluar lagi.

Satu orang cewek sudah membuatku coli lebih banyak daripada bintang JAV manapun.

----------------------
Part 3 - She's actually cute, but...
 
Terakhir diubah:
Terus lanjut kaan gan
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd