Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Seorang Istri

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Mungkin krn updatenya agak lama hu, dan takut di tinggal sama yg punya. Makannya kebanyakan mantau dulu kali
 
Part 4

“TIINGG...” HP Stella berbunyi menandakan sebuah pesan masuk.

Stella segera mengambilnya dan membuka pesan tersebut. Ternyata pesan itu berasal dari teman-teman Stella. Pesan itu berisikan ajakan untuk pergi menonton bioskop di Mall XXX. Stella yang memang merasa bosan dirumah langsung menyetujui ajakan temannya itu. Mereka membuat janji untuk bertemu di Mall XXX jam 12 tepat.

Stella merasa senang karena dapat bertemu dengan temannya untuk melepas rindu sekaligus mengusir rasa bosannya.

Setelah istirahat sejenak, Stella mulai mempersiapkan dirinya untuk pergi menemui temannya. Mulai dari mandi, Stella menyempatkan dirinya untuk berendam di bathupberisi air hangat dengan buih-buih sabun untuk merawat kulitnya.

Seusai mandi, Stella mulai berhias dan berpakaian. Makeup Stella sederhana saja, karna tanpa makeup pun wajah Stella dapat memesona setiap pria yang melihatnya. Begitu pula dengan pakaiannya, Stella mengenakan baju terusan ala ibu-ibu muda dengan bahan yang cukup tebal dan tentu saja cukup longgar. Untuk pakaian dalamnya Stella menggunakan bra berenda tanpa tali penyangga dibahu yang senada dengan celana dalam berendanya yang berwarna biru gelap.

4fe98b1345621623.jpg

Stella kini siap berangkat, dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 11. Segera Stella memesan taksi untuk mangantarkannya, sekitar 10 menit lamanya hingga taksi yang Stella pesan akhirnya datang. Tanpa membuang waktu Stella masuk kedalam taksi dan duduk dibangku depan.

“Cantik bener.. Ini bidadari bukan sih.. Mana pahanya mulus lagi” Batin sang supir ketika melihat Stella

“Be.. Bener ya bu ke Mall XXX?” tanya supir itu memastikan.

“Bener pak, tolong agak cepet ya pak” jawab Stella.

“OK bu”

Mobil yang ditumbangi Stella pun berangkat. Selama perjalanan sang supir yang diketahui bernama Dahlan mengajak Stella untuk mengobrol ringan, dan tak henti-hentinya melirik kearah paha mulus Stella ketika ada kesempatan.

Tak terasa 30 menit sudah berlalu, mereka pun telah tiba di pintu gerbang Mall XXX.

“Berapa biayanya pak” tanya Stella seraya membuka tasnya.

“89.000 bu” jawab pak Dahlan sedikit lesu karna pemandangan yang sedari tadi menyemangatinya akan segera menghilang.

“Bentar ya pak”

Stella membuka dompetnya berniat mengambil uang untuk membayar biaya taksi. Ketika membuka dompetnya, Stella sedikit terkejut karena didalam dompetnya hanya terdapat uang sejumlah belasan ribu saja, ternyata ia lupa untuk mengambil uang di ATM sebelumnya.

“Aduh pak, gimana yaa. Saya lupa ngambil uang di ATM pak, ini cuman ada 13.000 didompet saya. Gimana ya pak?” ujar Stella.

“Yahh bu saya aja buat makan pas-pasan bu, masa cuman dibayar 13.000 sih bu. Setengahnya aja ga sampe bu”

“Gimana ya pak saya beneran lupa ngambil tadi”

Mendengar itu, Dahlan pun mendapatkan ide. Lalu ia terus-terusan mendesak Stella.

“Gimana sih bu... Apa ibu ini emang sengaja ga mau bayar ya..” tanya Dahlan.

“Enggak pak, ini saya beneran lup ngambil. Kalo ga saya ke ATM dulu aja pak buat ngambil uang, nanti saya kesini lagi buat bayar taksinya. Saya bayar lebih pak” usul Stella

“Ah itu mah akal-akalan aja biar bisa kabur kan, saya udah sering denger”

Stella pun terdiam, ia masih berfikir bagaimana caranya membayar biaya taksi ini. Melihat Stella yang kebingungan Dahlan pun memberanikan diri memberi ide untuk membayar biaya taksinya.

“Gini aja bu, saya kasih cara buat bayar taksi saya. Itupun kalo ibu mau” ujar Dahlan

“Gimana caranya pak?” tanya Stella penasaran.

“Ibu bantu kocokin kontol saya hehe..” Ucap Dahlan sedikit berbisik mendekat telinga Stella.

Stella pun kaget mendengar permintaan supir tersebut, tentu saja ia tak mau melakukannya.

“Bapak gilaa, saya tidak mau melakukannya. Pasti masih ada cara lain” bantah Stella sedikit menaikkan nadanya.

“Ya itu sih terserah ibu aja, saya kan cuman ngasih saran, sama-sama enak kan hehe”

“Enggak pak, saya ga mau” ucap Stella

“Yaudah saya tinggal laporin ibu ke satpam didepan itu kalo ibu mau nipu saya” ancam Dahlan.

Lagi-lagi Stella terjebak dalam keadaan seperti ini, meskipun terdapat dua pilihan tetapi ia tetap tidak bisa memilih. Stella berfikir betapa memalukannya jika orang-orang tau bahwa ia ingin menipu supir taksi, dan tak lama lagi temannya akan datang.

“Gimana? Mau saya laporin?” tanya Dahlan.

“Ja-jangan pak” jawab Stella.

“Kalo gitu ibu mau dong ngocokin kontol saya?”

Stella terdiam, ia tak tau harus bagaimana. Pilihan itu begitu sulit baginya.

“MAU GA BU?” bentak Dahlan menghamburkan lamunan Stella

“I-iyaa” Jawab Stella pelan.

“Nah gitu dong dari tadi” ucap Dahlan gembira

“Ta-tapi jangan disini ya pak, saya takut diliat orang” pinta Stella

“Tenang aja, kalo masalah itu mah gampang” jawab Dahlan

Dahlan langsung tancap gas membawa mobilnya ke area parkir basement. Seraya mencari area parkir yang kosong, tangan Dahlan tak tinggal diam. Tangan itu meraba paha putih mulus Stella yang sedari awal membuatnya bernafsu. Stella tak berani menepis tangan tersebut, ia hanya bisa terdiam menerima perlakuan Dahlan.

“Mulus euyy” ucap Dahlan.

Akhirnya mereka menemukan tempat yang cukup strategis, berada disudut area parkir sehingga jarang orang yang melintas dan masih sedikit mobil yang terparkir disana.

Setelah memarkirkan mobilnya, Dahlan langsung menurunkan celana berikut celana dalamnya sehingga batang kemaluannya yang sudah menegang langsung melompat keluar.

“Ayo bu langsung dikocokin, saya udah ga tahan dari tadi” ucap Dahlan

Stella melirik kearah kemaluan Dahlan, Penis itu tidaklah terlalu besar. Dengan ragu-ragu ia mencoba untuk menjulurkan tangannya kearah kemaluan Dahlan. Hingga akhirnya kemaluan itu berada dalam genggaman Stella.

“Penis ini hangat sekali” batin Stella seraya menjauhkan pandangannya dari Dahlan.

Stella mulai menggerakkan tangannya naik turun mengikuti bentuk kemaluan Dahlan. Stella melakukannya dengan perlahan sehingga membuat Dahlan dapat merasakan kehalusan tangan Stella.

“Aagghhh lembut bener tangannya bu kayak paha ibu” ceracau Dahlan seraya tangannya meraba pangkal paha Stella.

Stella tak menghiraukan perkataan Dahlan, ia hanya ingin segera menuntaskan semua ini. Stella terus memberikan servis terbaik untuk kejantanan Dahlan lewat jemarinya agar cepet selesai.

Dahlan yang melihat Stella memalingkan wajahnya langsung berinisiatif menarik wajah Stella mendekat, langsung saja Dahlan mencoba memagut bibir Stella. Namun Stella menolaknya.

“Perjanjiannya kan ga kayak gini pak” ujar Stella.

“Biar cepet aja bu”jawab Dahlan

Stella yang memang berencana menuntaskan semua ini dengan cepat pun terbuai oleh kata-kata Dahlan.

“Ada benarnya juga sih, mungkin ini bisa membantu agar dia cepat keluar” batin Stella.

Dahlan yang tidak lagi merasakan dorongan dari tubuh Stella agar menjauh kini menarik kembali wajah Stella untuk mendekat. Perlahan Dahlan mulai melumat kembali bibir Stella dengan lembut, Stella pun membalas lumatan tersebut dan melanjutkan kocokannya yang sempat terhenti.

Mereka terlihat layaknya sepasang kekasih, saling melumat dengan lembut dengan kemaluan sang pria yang sedang dikocok dengan perlahan oleh sang wanita. Semua itu dilakukan Stella tanpa paksaan semata-mata agar cepat terselesaikan.

Dahlan yang merasa diatas angin perlahan menggerakkan kedua tangannya naik meraba setiap bagian tubuh Stella. Tangan itu naik perlahan dari pangkal paha Stella, melewati pinggul, perut, hingga mencapai payudara. Tanpa disadari hal itu mengakibatkan baju terusan yang dipakai Stella ikut tertarik keatas. Dahlan pun mulai meremas lembut payudara Stella untuk menikmati kekenyalannya.

“Uugghh..” desah Stella tiap kali Dahlan meremas payudaranya.

Ditengan remasannya di payudara Stella, Dahlan barulah menyadari satu hal yang tentu saja membuatnya makin bernafsu untuk menyentuh setiap bagian tubuh Stella.

“Buset ini susu gede bener, kok gua ga liat ya daritadi. Bisa-bisanya barang bagus gini nyumput dibalik baju” batin Dahlan.

Mengetahui bahwa terdapat barang bagus disana membuat Dahlan ingin menyentuhnya secara langsung. Diturunkannya kembali kedua tangan yang sedang meremas payudara Stella itu hingga pinggul seraya meraba dan mencari ujung dari baju terusan Stella yang tadi sempat ikut tertarik.

Setelah menemukan ujung pakaian Stella, tangan itu menyusup masuk kedalam. Dan tangan itu kembali meraba naik menuju payudara Stella.

“Aahhhh.. Ssshhhh..” desah Stella ditengah lumatan bibirnya.

Stella dapat merasakan telapak tangan Dahlan yang kasar menyentuh tubuhnya secara langsung. Perlahan tapi pasti tangan Dahlan bergerak naik hingga mencapai payudara Stella. Diremas lagi payudara Stella dengan kedua tangannya untuk beberapa saat.

Karna dirasakan masih terdapat sepotong kain yang menghalangi kegiatannya meremas payudara stella, tangan kiri Dahlan berpindah ke punggung Stella. Ia mencari pengait bra Stella.

Tanpa Dahlan sadari saat melepas pengait bra Stella, bukan hanya melonggarkan bra Stella. Tetapi hal tersebut membuat bra Stella langsung terjatuh karna bra tersebut tidak memiliki tali penyangga pada bahu.

Dengan bernafsunya Dahlan langsung meremas payudara sempurna Stella tanpa melepaskan lumatannya pada bibir Stella. Dahlan meremas payudara Stella sedikit kencang pada awalnya sehingga membuat Stella mendesah cukup kuat. Lalu remasan-remasan berikutnya cenderung lembut hingga kini ia dapat merasakan kekenyalan sesungguhnya dari payudara Stella.

“Susunya gede bu, lembut lagi” ceracau Dahlan setelah melepas lumatan bibirnya.

“Aaahhhh... Ssshhhh.. Uuuuhhhh..” hanya desahan yang terdengar dari mulut Stella.

“Numpang nyusu ya bu” ucap Dahlan.

Tanpa menunggu persetujuan Stella, Dahlan langsung mengangkat naik pakaian Stella hingga keatas payudara Stella. Dan tak lama berselang bibir tebal Dahlan sudah mendarat pada puting pyudara kiri Stella.

Disedotnya puting payudara Stella seakan ia memang sedang menyusu dan berharap air susu akan keluar. Tak lupa tangan Dahlan meremas payudara Stella dan mempermainkan puting susunya.

Lidah Dahlan kini sudah menari berputar-putar diarea puting payudara Stella. Perlakuan Dahlan selama ini mau tak mau membuat Stella menjadi terangsang juga.

“Aahhhh... Hmmppphh.. Sssshhhh..” desah Stella tertahan.

Dirangsang terus menerus oleh Dahlan membuat Stella lupa akan tugasnya. Stella hanya mendesah merasakan rangsangan pada payudaranya. Dahlan yang menyadari tidak ada gerakan dari tangan Stella pada kejantanannya akhirnya melepaskan bibirnya dan digantikan oleh tanganya.

“Bu.. sepongin aja bu” ujar Dahlan seraya meremas payudara Stella dan memilin putingnya.

Stella terkejut mendengar suara Dahlan ditengah rangsangan yang ia rasakan.

“Hah? Enggak pak uuugghhh.. ini aja udah lebih.. Hhmmppp” jawab Stella

“Kalo gini aja lama keluarnya bu.. Mana ibu sering diem aja”

Stella baru tersadar bahwa ia selama ini malah menikmati perlakuan Dahlan ketimbang menyelesaikan permintaan Dahlan.

“Sepong aja ya bu, biar cepet selesai” rayu Dahlan.

“Bener, aku harus cepet-cepet pergi dari sini” batin Stella

“Yaudah pak, tapi jangan lama ya” jawab Stella

“Ya kalo ibu nyepongnya bener ga bakal lama bu” ucap Dahlan seraya melepas payudara Stella dan menarik pelan kepala Stella mendekat pada kejantanannya.

“HAPPP..” Stella langsung memasukkan ujung kemaluan Dahlan kedalam mulutnya dan disedot kuat hingga terlepas dari mulut Stella.

“Ugggghhhhh... Aagghhh..” desah Dahlan.

Kini Stella mulai menjilati batang kejantanan Dahlan, mulai dari pangkal hingga keujungnya. Seluruh sisi kejantanan Dahlan tak luput dari lidah Stella. Tak lupa Stella menyedot kuat kedua bola kecil dibawah pangkal batang kejantanan itu. Hingga membuat Dahlan mendesah tak karuan.

Stella kembali memasukkan batang penis Dahlan kedalam mulutnya dan mulai menggerakkan kepalanya naik turun dibantu tangan kanannya mengikuti bentuk kejantanan Dahlan. Tangan kiri Stella tentu tak tinggal diam, dirabanya terus menerus buah pelir Dahlan dan sesekali mengelusi pangkal paha Dahlan.

“Aaaggghh.. Gilaa.. Mulut cewek cantik memang beda euyy.. Oouuuggghh.. Nikmat..” ceracau Dahlan.

Stella terus memberikan oral sex terbaiknya agar semua cepat selesai. Sedangkan Dahlan tak ingin ini semua cepat berakhir, ia masih ingin merasakan kenikmatan dari Stella.

Posisi Stella yang menunduk untuk melakukan oral sex membuat bongkahan pantatnya yang montok menjadi lebih menonjol. Dahlan yang melihat itu ingin segera meraih dan meremasnya. Perlahan Dahlan meraba dan mencium tiap jengkal punggung mulus Stella. Rabaan dan ciuman Dahlan perlahan turun hingga pinggul Stella.

Ciuman Dahlan berhenti hingga pinggul Stella, sedangkan tangannya sudah mencapai bongkahan pantat Stella. Beberapa jadi Dahlan dengan sengaja disusupkan kedalam celana dalam Stella untuk memudahkannya mendorong celana dalam tersebut.

Perlahan tapi pasti celana dalam Stella turun sedikit demi sedikit mengikuti dorongan tangan Dahlan hingga akhirnya terlepas melewati pergelangan kaki Stella. Lalu Dahlan melempar celana dalam Stella ke bangku belakang. Kemudian kedua tangan Dahlan mulai meremas bongkahan pantat Stella.

“Wah pantat ibu juga seksi.. Uuuggghh.. Mengkel..” ucap Dahlan.

“PLAKK..” sebuah tamparan mendarat di pantat Stella.

“Uugghhh..” desah Stella tertahan kemaluan Dahlan.

Tak puas dengan bongkahan pantat Stella, tangan kanan Dahlan sedikit melebarkan paha Stella hingga bibir vagina Stella sedikit terlihat. Dirabanya paha bagian dalam Stella berpindah perlahan hingga menyentuh bibir vagina Stella.

“Eeegghhh..” desah Stella sedikit terkejut mendapat sentuhan dibibir vaginanya.

Tak berhenti disitu, jemari Dahlan kini sudah menggesek-gesek bibir vagina Stella. Libido Stella yang sempat turun kini perlahan mulai bertambah. Dahlan terus menggesekkan jemarinya hingga jemari itu basah terkena cairan vagina Stella.

Dahlan yang menyadari Stella sudah bernafsu dengan ditandai vaginanya yang sudah licin mencoba memasukkan jari tengahnya kedalam vagina Stella dengan perlahan.

Stella yang merasakan benda asing mencoba memasuki bagian intimnya tak dapat menahan diri untuk tidak mendesah. Seketika Stella melepaskan batang kemaluan Dahlan dari dalam mulutnya.

“Uuuugghh.. Eeggghhhh.. Aaaggghh..” desah Stella

Jari tengan Dahlan sudah masuk seluruhnya kedalam vagina Stella. Jari itu dijepit ketat oleh dinding vagina Stella. Dahlan mendiamkan sejenak jemarinya didalam sana.

“Sempit amat mbak memeknya” ujar Dahlan.

Stella hanya diam saja tak menjawab perkataan Dahlan. Stella berusaha mengatur tempo pernafasannya. Tidak mendapat jawaban dari Stella, Dahlan menggerakkan jarinya perlahan.

“Uuuggghhh..” Stella kembali mendesah.

Dengan gerakan perlahan jemari itu bergerak keluar masuk menggesek dinding vagina Stella.

“Bu kontol saya di sepong dong, kok didiemin lagi” ucap Dahlan mengingatkan.

Stella yang kembali teringat bahwa didepannya masih terdapat sebuah penis yang masih belum terpuaskan kini mencoba meraihnya dan memasukkannya kembali kedalam mulutnya.

Kemaluan Dahlan sedang dioral oleh Stella, sedangkan kemaluan Stella sedang ditusuk-tusuk oleh jemari Dahlan. Keduanya mendapatkan kenikmatan yang setara hingga membawa mereka mendekati puncak kenikmatan.

“Eegghhh.. Eeeggghh..” desah Stella.

“Uggghhh.. Hiyyyaa terus bu.. Oouggghh..” desah Dahlan

Stella dan Dahlan meningkatkan kecepatan gerakannya masing-masing, hanya desahan yang terdengar disana. Keduanya saling berlomba mencapai puncak kenikmatan.

Hingga tiba-tiba Dahlan menghentikan tusukan jemarinya pada liang vagina Stella dan mendorong kepala Stella dengan lengan atas tangannya yang digunakan untuk menusuk vagina Stella, sedangkan tangan kirinya meremas kuat bongkahan pantat Stella.

Hal itu membuat penis Dahlan masuk seluruhnya kedalam mulut Stella hingga menyentuh pangkal kerongkongan Stella. Stella mencoba mendorong paha Dahlan untuk mengeluarkan kemaluan Dahlan dari mulutnya. Namun hal itu sia-sia, hingga akhirnya “Crot.. Crot..” Dahlan menembakkan spermanya cukup banyak didalam mulut Stella. Tak ada pilihan lain, Stella pun menelan sebagian sperma Dahlan.

“Oouuugghh.. Aaaggghhh..” desah Dahlan mendapat orgasmenya.

Merasa penisnya tak lagi menembakkan sperma, Dahlan berhenti mendorong kepala Stella sekaligus menarik jemarinya dari liang vagina Stella. Dahlan lantas menegakkan tubuhnya dan bersandar pada bangkunya. Rasa puas dan senang terpancar dari wajah Dahlan.

“Uhuukk..Uhuukk.. Haahhh.. Haahhh.. Uhuukkk..” Stella terbatuk setelah mengeluarkan penis Dahlan dari dalam mulutnya

Stella pun ikut menegakkan tubuhnya dan bersandar dibangkunya, ia memejamkan mata mencoba menenangkan tubuh dan nafasnya.

“Makasih ya bu, tadi itu bayaran ternikmat yang pernah saya dapet” ucap Dahlan dengan senyum diwajahnya.

“Iya pak” jawab Stella singkat.

Stella melihat jam yang tersedia di mobil, ternyata sudah jam 12. Stella teringat janji dengan temannya, ia segera merapihkan pakaiannya. Stella tidak menemukan pakaian dalamnya disekitarnya.

“BH saya mana pak?” tanya Stella.

Dahlan mencari disekitarnya, dan menemukannya.

“Ini dia..” ujar Dahlan dengan ceria

Dahlan memberikannya pada Stella. Namun ketika Stella hendak mengambilnya, Dahlan menariknya kembali.

“Eiittss ga boleh, ini kan bayaran saya dalam bentuk barangnya hehe” ucap Dahlan.

Stella agak kesal mendengar perkataan Dahlan, namun ia mencoba untuk melupakannya saja karna memang ia sedang terburu-buru.

“Terus celana dalam saya?” tanya Stella lagi

“Kancut? Itu dibelakang” tunjuk Dahlan

Ketika Stella hendak mengambilnya ke bangku belakang, tiba-tiba Dahlan menghalanginya lagi. Kini tangannya melintang bagai blokade diantara kedua bangku depan mobil. Stella yang tak siap langsung menabrak tangan Dahlan dengan payudaranya.

“Aahhhh..” desah Stella.

“Itu juga bayaran saya, satu mah mana cukup bu hehe”

“Jangan dong pak, masa saya masuk mall ga pake daleman sih” mohon Stella

“Kalo ibu mau barang ibu balik, ibu harus ganti pake bayaran lain lagi hehe” ucap Dahlan

Mendengar perkataan Dahlan, Stella langsung melirik pada kemaluan Dahlan. Dan ternyata kemaluan Dahlan sudah mulai mengeras lagi.

“Aduh bisa lama lagi kalo kemauan supir gila ini dipenuhin” batin Stella

“Maaf ya pak, tapi yang tadi itu udah cukup” ucap Stella.

Dengan menguatkan hati, Stella merapihkan pakaiannya dan membersihkan sebagian tubuhnya dengan tisu. Setelah dirasa cukup rapi, Stella membuka pintu mobil dan menurunkan salah satu kakinya bersiap untuk keluar. Ketika Stella keluar, tangan Dahlan sempat-sempatnya meremas pantat Stella sekali lagi.

“Aawww” jerit Stella kaget.

Stella melirik kesal pada Dahlan dan membanting pintu mobilnya. Lalu Stella mulai berjalan mamasuki Mall XXX. Sedangkan Dahlan tersenyum puas sambil menciumi pakaian dalam Stella.

Sesampainya didalam mall, Stella langsung mengarah ke area ATM untuk mengambil uang. Ia tak ingin melupakannya kali ini.

Setelah mengambil uang secukupnya, Stella berjalan menuju bioskop dimana ia akan bertemu temannya. Sesampainya di lobby bioskop, ia mencari temannya. Karena tak menemukannya, lalu Stella membuka HPnya. Stella melihat begitu banyak pesan masuk dari temannya. Selama ia bergumul dengan Dahlan ternyata temannya mencoba untuk menghubunginya. Temannya mendadak harus pergi dan tidak bisa datang.

Stella menjadi tambah kesal, untuk kesini saja dia harus menjadi pemuas bagi supir mesum, dan sekarang setelah sampai malah temannya tidak bisa datang. Stella hanya bisa mendengus kesal.

Karena sudah terlanjur datang, Stella melanjutkan saja rencana awalnya untuk menonton di bioskop. Ia lantas membeli tiket untuk film yang sedang trending dengan genre romantis. Stella memilih bangku paling belakang, terhitung bangku ke4 dari jalan tengah.

Setelah mendapatkan tiketnya, Stella mampir dulu ke toilet untuk buang air kecil sekaligus membersihkan wajahnya dengan air, tak lupa Stella berkumur-kumur untuk menghilangkan sisa sperma didalam mulutnya.

Segera Stella pergi menuju teater dimana film yang ia pilih sudah mulai dibuka. Saat masuk, keadaan ruangan masihlah terang sehingga ia dapat melihat pengunjung disana. Ruangan itu sangatlah sepi, hanya ada beberapa pengunjung. Sedangkan dibarisannya hanya ada dirinya sendiri, mungkin karena weekdays. Dan beberapa pengunjung itu memilih bangku yang berada di baris tengah.

Stella duduk dibangku yang ia pesan dan layar bioskop masih menampilkan iklan-iklan sebelum memulai film. Sesaat sebelum film dimulai masuklah seorang lelaki, ia berjalan menyusuri tangga menuju bangkunya. Lelaki ini melihat ke arah Stella, ia terus berjalan ke deretan bangku belakang dan mendekat kearah Stella. Stella pun sedikit mundur untuk memberikan ruang agar lelaki tersebut dapat lewat, namun perkiraan Stella salah, lelaki itu duduk dibangku sebelah Stella.

“Kok malah duduk disini sih, kan masih banyak bangku lain” batin Stella kesal

Stella menatap lurus ke layar bioskop tak menghiraukan lelaki itu. Berbeda dengan lelaki itu, ia amat senang dapat duduk disebelah wanita cantik seperti Stella. Lelaki itu masih muda, mungkin berapa pada jenjang akhir perkuliah.

“Cantik banget nih cewek, ga percuma gua milih seat disebelahnya. Hoki emang ga kemana” batin lelaki itu senang.

Lelaki itu melirik kearah Stella tanpa menolehkan wajahnya, ia masih memperhatikan wajah Stella. Ia terpesona dengan kecantikan Stella. Pandangannya turun menyusuri tubuh Stella, dilihatnya baju terusan Stella sedikit tertarik keatas sehingga menampakkan paha putih Stella.

“Duh pahanya minta dielus” batin lelaki itu lagi.

Lampu ruangan mulai meredup membuat ruangan menjadi gelap gulita menandakan film akan segera dimulai. Hanya layar bioskop yang menjadi sumber penerangan diruangan, itu pun hanya memberikan penglihatan yang samar.

Film pun dimulai, semua pandangan tertuju pada film. Semua penonton fokus menikmati film dilayar, namun tidak dengan lelaki yang duduk disebelah Stella. Sesekali ia mencuri lihat pada Stella.

Beberapa menit sejak film dimulai, lelaki itu kembali melirik kearah Stella. Dilihatnya pandangan Stella masih tertuju pada film, dan tangan kanan Stella diletakkan di sandaran tangan didekatnya.

Lelaki itu memberanikan dirinya, tangan kirinya perlahan naik dan mendekati punggung tangan Stella. Hingga akhir telapak tangan lelaki itu bersentuhan dengan punggung tangan Stella.

“Ehh mas” ujar Stella reflek menarik tangannya menjauh.

“Maaf mbak maaf, ga sengaja” balas lelaki itu

Pandangan mereka kembali lagi ke layar bioskop seakan peristiwa tadi tak pernah terjadi.

“Ah sial, susah ternyata nih cewek” batin lelaki itu.

Film pun terus berlanjut, dan Stella terus menonton film itu tanpa adanya gangguan, Hingga sampai dimana film itu menampilkan sebuah adegan yang sangat romantis dari pemeran utamanya.

Lelaki disebelah Stella kembali melirik kearah Stella, dilihatnya Stella sudah terfokus pada adegan di film. Karena dilihat tangan Stella cukup jauh, maka lelaki itu lebih memberanikan dirinya. Ia mencoba untuk menggapai paha mulus Stella.

Perlahan tangan itu bergeser dan semakin dekat dengan paha Stella. Ketika tangan itu sudah sangat dekat, mata lelaki itu kembali melirik wajah Stella. Tampak Stella sangat fokus dengan filmnya. Sedikit demi sedikit tangan itu menyentuh paha Stella dimulai dengan ujung jarinya. Tak ada respon dari Stella. Tangan itu terus bergerak hingga seluruh telapak tangannya berhasil menyentuh permukaan paha mulus Stella, dan dilanjutkan dengan elusan-elusan lembut.

Ternyata birahi Stella yang belum terpuaskan oleh Dahlan tadi perlahan bangkit kembali ketika melihat adegan romantis di film. Stella begitu meresapi adegan film tersebut layaknya ia lah yang sedang berperan disana.

Karena tak ada penolakan dari Stella, tangan lelaki itu mengelus makin kedalam pangkal paha Stella. Makin kedalam, hingga ia menyadari bahwa Stella tidak mengenakan celana dalam.

“Wah ini cewek ga pake sempak lagi, ternyata emang minta dipuasin. Tadi aja nolak lo” batin lelaki itu.

Makin berani, lelaki itu sesekali menyentuh bibir vagina Stella, membuat Stella mendesah lirih. Kini lelaki itu sudah tak takut lagi, ia mengelus lembut bibir vagina Stella. Dilihatnya wajah Stella masih fokus kearah layar mendalami adegan film sambil menahan desahan dan rangsangan nikmat dikemaluannya.

Melihat itu, lelaki tersebut menarik wajah Stella mendekat dan langsung melumat bibirnya. Stella sedikit kaget menerima perlakuan tersebut. Mungkin karena terbawa suasana film yang sedang dinikmatinya atau birahinya yang mulai naik, Stella membalas pagutan lelaki itu dengan mesra.

Lidah lelaki itu mulai menyusup masuk ke sela bibir Stella, mencari lawan bermainnya. Stella yang merasakan itu mencoba untuk bermain dengan lidahnya hingga akhirnya lidah mereka saling melilit satu sama lain.

Seraya beradu lidah dengan Stella, lelaki itu mendorong masuk jarinya kedalam vagina Stella. Hal itu membuat Stella tersentak dan menghentikan permainan lidahnya. Stella menahan desahannya ketika dinding vaginanya bergesekan dengan permukaan jemari lelaki tersebut.

“Uuggghhh..” desah Stella panjang.

Akhirnya jemari itu sudah masuk seluruhnya kedalam vagina Stella. Nafas Stella terdengar sangat memburu. Tanpa memberi waktu pada Stella, jemari lelaki itu mulai bergerak teratur keluar masuk liang senggama Stella. Kecepatan jemari itu makin lama makin meningkat, membuat Stella tak kuasa menahan desahannya lagi.

“Aagghhh...” desah Stella agak kuat.

Tak ingin membuat para pengunjung mengetahui kegiatan yang sedang mereka lakukan, lelaki itu membungkam bibir Stella dengan bibirnya membuat suara desahan Stella tertahan.

Vagina Stella sudah mulai banjir oleh cairan vaginanya sendiri, memudahkan jemari lelaki itu keluar masuk dengan cepat. Stella sudah berada diujung orgasmenya, kedua tangan Stella memegang kepala sang lelaki dan menarik erat kearah wajahnya. Stella melumat bibir lelaki itu dengan liar.

Tanpa dikomando, lelaki itu mempercepat kocokan jarinya pada vagina Stella. Stella merasakan rasa nikmat menjalar disekujur tubuhnya. Hingga akhirnya “Crrrrtttt...” Stella mendapatkan orgasmenya. Cairan orgasme Stella sangat banyak hingga membasahi tangan sang lelaki dan bangku yang ia tempati.

Setelah orgasme Stella mereda, lelaki itu mencabut jarinya dari vagina Stella dan melepaskan lumatan bibirnya. Stella terengah-engah, nafasnya kian tak beraturan.

Lelaki yang sudah sangat bernafsu itu segera melepaskan celana jeans panjangnya berikut celana dalamnya.

Lelaki itu berpindah ke hadapan Stella, mengangkat kedua kaki dan menarik tubuh Stella hingga terduduk diujung bangku. Lelaki itu menggenggam celana dalamnya sendiri dan mulai menyumpalkannya pada mulut Stella agar Stella tidak mendesah kencang.

Setelah dirasa cukup, kini ia menggenggam batang penisnya dan mengarahkannya ke bibir vagina Stella. Digesek-gesekkan terlebih dahulu batang kejantanannya itu pada permukaan bibir vagina Stella untuk membangkitkan kembali gairah Stella.

Dilihatnya Stella sedang memejamkan mata menahan rangsangan pada bibir vaginanya. Karena sudah tak tahan lagi, lelaki itu mengarahkan ujung kemaluannya ke liang kenikmatan milik Stella.

“Eeegghhh..” desah Stella pelan tertahan kain.

Perlahan penis itu mulai masuk. Sedikit demi sedikit batang itu tertelan oleh vagina Stella. Stella hanya terpejam menerima kedatangan batang hangat tersebut.

“Aahhh sempitnya, anget. Pacar lo kontolnya kecil ya” bisik lelaki itu berhasil memasukkan seluruh batang penisnya.

Ia mendiamkan sejenak penisnya didalam liang senggama Stella, meresapi jepitan dan kehangatannya. Sebagai gantinya ia kembali melumat bibir Stella untuk membantu Stella beradaptasi dengan kejantanannya. Dan tangannya kini mencoba meremas payudara Stella.

“Lo ga pake BH juga ya?” tanya lelaki itu karena merasa hanya selapis kain baju yang menghalangi remasannya.

Stella diam saja, wajahnya memerah mendengar pertanyaan lelaki tersebut. Ia sungguh malu.

“Ternyata emang minta ngentot ya, kenapa ga bilang aja dari awal” ucap lelaki itu.

Lelaki itu langsung mengangkat baju terusan Stella hingga keatas payudaranya, dan langsung melanjutkan remasannya pada payudara Stella yang tadi terhenti.

“Gede juga toket lo, mantep banget dah” ucapnya lagi seraya mengecup payudara Stella dan menjilatinya.

Setelah puas mempermainkan payudara Stella, lelaki itu berhenti dan menegakkan badannya. Ia bersiap untuk menggenjot vagina Stella sebagai menu utamanya. Perlahan ia menarik mundur pinggulnya hingga hanya menyisakan ujung penisnya saja, lalu mendorong masuk kembali. Berulang-ulang hingga menjadi gerakan yang stabil.

“Ahhh enak banget memek lo.. Uggghh” bisik lelaki itu.

Lelaki itu terus menggenjot vagina Stella dengan kecepatan yang makin lama makin cepat. Gesekan penis dan dinding vaginanya membuat Stella merasa nikmat, begitu juga dengan sang lelaki. Kini birahi Stella sudah memuncak kembali.

Stella mencengkram erat sandaran tangan di kiri dan kanannya. Dinding vagina Stella ikut mencengkram kuat penih yang ada didalamnya membuat siempunya merasa nikmat sehingga makin mempercepat gerakannya.

Namun tak lama vagina Stella kembali menyemburkan cairan orgasmenya membasahi penis didalamnya. Sang lelaki yang merasakan cairan hangat menyentuh batang penisnya langsung menghentakkan penisnya dalam-dalam. Ia mendiamkannya, merasakan kedutan-kedutan dinding vagina Stella.

Setelah badai orgasme Stella berhenti, lelaki itu mencabut batang kemaluannya dan menarik tangan Stella agar bangkit. Lalu sang lelaki duduk kembali dibangkunya, sedangkan Stella ditarik mendekat kearahnya. Ternyata sang lelaki menginginkan gaya woman on top.

Stella mengerti dan langsung naik keatas pangkuan lelaki itu, ia menduduki batang penisnya tepat bersentuhan dengan bibir vaginanya. Lelaki itu memegang pinggul Stella mendorong dan menariknya sehingga bibir vagina Stella menekan dan menggesek permukaan batang kejantanannya.

“Uuugghhh..” desah mereka bersamaan.

Tak lama sang lelaki mengangkat pinggul Stella dan menggenggam batang penisnya mengarah liang kenikmatan Stella. Setelah dirasa sudah dalam posisi yang pas, ia menurunkan pinggul Stella perlahan menelan kembali batang kemaluannya. Menggerakkannya naik turun.

“Hhmmmppp.. Eeggghhh..” desah Stella

Lama-kelamaan Stella menggerakkan pinggulnya dengan sendirinya tanpa bantuan tangan lelaki itu. Tangan lelaki itu kini sudah berpindah ke payudara Stella, ia meremas gemas payudara Stella yang sempat bergoyang naik turun menggoda matanya.

Uuggghh enak kontol gua.. Gua suka toket lo.. Aagghhh..” ucap lelaki itu lirih.

Lelaki itu sangat menyukai payudara Stella, terlihat dari bibir lelaki itu yang sedang menyedot kencang puting payudara Stella dengan tangannya yang juga meremas dengan kencang.

Setelah cukup lama, lelaki itu melepas sumpalannya dari mulut Stella dan digantikan dengan mulutnya. Pagutan mereka berdua begitu liar, saling membalas.

Tangan lelaki itu kini tak lagi meremas payudara Stella, ia memeluk erak tubuh Stella seperti tak pernah ingin kehilangannya. Lalu lelaki itu mulai menggerakkan pinggulnya, menggenjot vagina Stella dari bawah. Kedua kelamin itu saling bertumbukan, makin cepat seiring berjalannya waktu tanpa melepaskan pagutannya.

Mereka berdua berlomba untuk mencapai orgasmenya masing-masing. Gerakan mereka sudah tak beraturan, kedua kelamin itu sudah berkedut menandakan akan segera mencapai orgasme.

“Uugghh... Mmmpphhh.. Mmmppphhhh..” lenguh orgasme mereka bersamaan didalam pagutan.

Mereka menumbukkan selangkangan mereka kuat-kuat, berusaha menyatukan kelamin mereka lebih dalam. Liang vagina Stella dipenuhi oleh cairan orgasme mereka berdua. Cukup lama hingga akhir penis lelaki itu berhenti menembakkan sperma. Cairan sperma itu begitu banyak hingga sebagian mengalir keluar melalui sela-sela vagina Stella.

Sambil meresapi orgasmenya, mereka kembali melanjutkan pagutannya seraya mengatur nafas. Hingga akhirnya penis lelaki itu mulai mengecil dan keluar dengan sendirinya dari vagina Stella.

“Hhmmpppmmuaaahh..” suara ini menandakan bahwa pagutan mereka terputus.

Stella lalu bangkit, dan kembali duduk dibangkunya. Ia melihat jam, ternyata cukup lama ia bergumul dengan lelaki itu. Dengan cepat ia merapikan pakaiannya, bangkit dan meninggalkan ruangan teater tersebut tanpa berkata apa-apa.

“mantep banget tuh cewek” batin lelaki itu melihat kepergian Stella.

“Aduhhh lupa kan minta nomornya” gumam lelaki itu kesal seraya memukul bangku.

-----------

Dengan terburu buru Stella pergi dari area bioskop menuju lobby mall tersebut. Dilihatnya disana ada sebuah taksi yang terparkir, tanpa pikir panjang Stella langsung menuju kearah taksi dan masuk ke bangku belakang taksi.

“Ke ABC pak” ucap Stella

“Oke” jawab supir menjalankan mobilnya.

Dalam perjalanan Stella hanya melihat keluar jendela. Pikirannya kosong, ia sudah cukup lelah hari ini. Sang supir pun sedikit mengintip pada spion tengah untuk melihat penumpangnya ini.

“Loh itu kan ibu yang tadi” batin supir sedikit kaget.

Ternyata taksi yang ditumpangi Stella adalah milik Dahlan, supir yang tadi sempat merasakan nikmatnya oral sex dari Stella. Stella tidak memperhatikan lagi, ia masuk ke taksi agar ia bisa cepat pulang saja. Namun ternyata itu Dahlan.

Dahlan yang melihat Stella sedang tidak fokus mulai mengarahkan mobilnya dengan rute yang sepi. Selama perjalanan Dahlan juga kembali membuka celana nya, berikut celana dalamnya tanpa diketahui Stella. Cukup jauh Dahlan membawa Stella, hingga akhirnya mereka mencapai tempat yang sangat sepi dan menghentikan mobilnya.

“Loh kok berenti pak” tanya Stella yang tersadar dari lamunannya berkat mobil yang mengerem.

Bukannya menjawab, Dahlan malah sedikit menunduk dan memundurkan bangkunya. Lalu tiba-tiba Dahlan melompat kearah Stella dan mengurung Stella diantara kedua lengannya.

“Aaahhh..” jerit Stella kaget.

“Halo bu, kita ketemu lagi. Emang kalo jodoh ga kemana ya” ucap Dahlan.

“Ba-Bapak!!!”

Stella terkejut mendapati Dahlan adalah supir dari taksi yang ia tumpangi kali ini. Stella tak percaya dengan apa yang terjadi.

“Pak.. Lepasin.. Saya mau pulang..” mohon Stella seraya mendorong tubuh Dahlan.

“Tenang aja bu, pasti saya anter pulang. Tapi.. abis kita seneng-seneng” jawab Dahlan sambil tertawa.

“Enggak pak, saya ga mau”

Stella terus berontak, namun begitu lemah. Kemudan Dahlan dengan ketangkasan tangannya dan sedikit paksaan berhasil melepaskan pakaian Stella, kini Stella telanjang tanpa sehelai kainpun ditubuhnya.

Dahlan menarik kaki Stella naik keatas sehingga kini Stella telentang diatas bangku. Stella merapatkan kedua pahanya, menolak keinginan Dahlan. Namun apa daya, Stella yang sudah lelah melawan Dahlan yang dikuasai nafsu, perlawanan Stella tak ada apa-apanya. Dibuka lebar kedua kaki Stella dan diletakkan disamping kiri kanannya.

Dahlan menggenggam batang penisnya dan mengarahkan pada bibir vagina Stella. Tapi sesaat sebelum ujung penisnya menyentuh bibir vagina Stella, Dahlan melihat sesuatu.

“Peju siapa ini bu” tanya Dahlan menatap Stella.

Stella membuang mukanya kesamping tak ingin menjawab pertanyaan yang ia dengar itu.

“Ahaha.. Ibu abis ngentot toh di dalem mall. Ternyata ibu binal ya” ucap Dahlan.

Dahlan menempelkan ujung penisnya pada bibir vagina Stella dan mulai menggesekkannya.

“Uugghh..” desah Stella.

Dahlan terus mempermainkan bibir vagina Stella, berusaha membangkitkan kembali birahi Stella.

“Memeknya sampe banjir gini bu, dipejuhin berapa orang?”

“Sa-satu..” jawab Stella

Birahi Stella mulai memuncak kembali. Kepala Stella bergantian menghadap kekiri dan kekanan, bergeleng-geleng menahan rangsangan pada bibir vaginanya.

“Berarti ibu dong yang keluar terus sampe banjir gini” goda Dahlan

“Iy-iyaah.. Iyyaahh..” jawab Stella tak kuasa menahan nafsunya.

Dahlan yang mengetahui bahwa Stella sudah sangat bernafsu, kini mengarahkan ujung kemaluannya pada liang kenikmatan Stella dan mulai memasukkannya.

“Uugghhh.. Aagghhh..” desah mereka bersamaan.

“Abis ngentot tapi masih sempit aja bu memeknya” ujah Dahlan.

Batang penis Dahlan sudah masuk sepenuhnya. Kejantanan Dahlan dengan lancar masuk kedalam berkat licinnya vagina Stella akibat persetubuhan sebelumnya. Perlahan ditarik keluar batang kejantanannya itu, sehingga cairan percintaan Stella sebelumnya ikut tertarik keluar.

“Aagghh..” desah Stella ketika penis itu kembali terlepas.

Dahlan mengarahkannya lagi menuju liang senggama Stella. Setelah kepala penisnya masuk, Dahlan mendorong pinggulnya sekuat tenaga.

“Ooouugghhh..” erang Stella

Dalam sekejap seluruh batang penis Dahlan masuk kembali, tak lama Dahlan mulai menggerakkan batang kejantanannya keluar masuk vagina Stella dengan kecepatan sedang.

“Nikmat bu.. Haahh.. Haahhh.. Kalo tau ibu bisa dientot gini.. Hahh.. Mending saya minta ngentot tadi” ceracau Dahlan.

Dahlan terus menggenjot Stella dengan kecepatan konstan. Payudara Stella yang membulat sempurna ikut bergoyang mengikuti sodokan Dahlan. Payudara itu seakan memanggil Dahlan untuk menghisapnya. Dan dengan mengikuti nalurinya, Dahlan langsung menghisap puting payudara Stella.

“Uuugghhh pak.. Aagghh” desah Stella.

Dahlan menghisap payudara Stella secara bergantian membuat Stella makin tenggelam dalam birahinya. Seraya menghisap peyudara Stella, Dahlan mempercepat gerakan pinggulnya.

“Aagghhh pak.. Sayaa.. Uugghh mau keluar..” ucap Stella

Dahlan terus memompa vagina Stella dengan kecepatan tinggi. Stella yang sudah berada diujung orgasmenya tanpa sadar menekan kuat kepala Dahlan pada payudaranya. Dahlan makin kuat menghisap puting payudara Stella sambil terus menggenjot vagina Stella.

“Pak.. saya.. kelu.. Aaagghhh”

Stella mendapakan lagi orgasmenya untuk hari ini, tubuhnya bergetar mendapat orgasme yang tak tau sudah kali ke berapa. Bukannya menghentikan kegiatannya, Dahlan malah terus memompa penisnya pada vagina Stella tapi dengan kecepetanan sedang.

“Oouugghh anget..” ujar Dahlan merasakan orgasme Stella.

Melihat Stella yang sedang terengah, Dahlan mendekatkan bibirnya pada bibir Stella. Ia memagut bibir Stella dengan lembut seraya memompa vagina Stella perlahan. Stella pun membalas pagutan itu. Cukup lama hingga akhirnya Dahlan melepas pagutannya.

“PLAKK” suara tamparan kecil pada pangkal paha Stella.

“Nungging bu.. Cepetan..” perintah Dahlan

Stella dengan tubuh yang lelah mencoba memposisikan tubuhnya menungging diatas bangku belakang mobil itu, membelakangi Dahlan. Tak ingin membuang waktu, Dahlan langsung menusukkan batang penisnya.

“Aahhh pelan pak” jerit kecil Stella.

Dahlan memegang pinggang Stella dan langsung memompa penisnya dengan kecepatan tinggi. Dahlan sudah tak tahan lagi.

“Aagghh.. Aagghhh.. Aaggghhh..” desah Stella menerima sodokan kasar Dahlan.

Tak berapa lama Dahlan menusukkan penisnya dalam-dalam dan menyemburkan lahar panas didalam liang kenikmatan Stella.

“Oouugghh.. terima peju gua..” ucap Dahlan mendapat orgasmenya.

Setelah menyemburkan seluruh spermanya, Dahlan mencabut batang penisnya dan terduduk tepat dibelakang Stella.

“PLAKK” satu tamparan mendarat lagi dipantat Stella.

“Uhh pantat montok, memek sempit, susu gede. Mantep dah lo” ucap Dahlan.

Beberapa saat mereka beristirahat. Mereka terdiam remeresapi apa yang telah terjadi. Terlihat sedikit leleran sperma Dahlan mengalir keluar dari liang vagina Stella yang masih dalam posisi menugging.

“Pak..” panggil Stella

Dahlan pun menoleh ke arah Stella, saat itu Stella sudah dalam posisi duduk bersimpuh seraya menatapnya.

“Tolong antar saya pulang” lanjut Stella

“Ohiya, hampir lupa saya” jawab Dahlan

Dahlan bangkit dan langsung menuju bangku pengemudi. Ia mengatur kembali posisi bangkunya lalu kembali menoleh kearah Stella.

“Eittss jangan dipake dulu bajunya” cegah Dahlan melihat Stella bersiap memakai bajunya.

Stella pun menoleh kearah Dahlan.

“Tapi pak..”

“Udah sini.. ibu duduk didepan” potong Dahlan.

Stella tak membantah, ia meletakan kembali bajunya dan berpindah ke bangku depan disamping pengemudi melewati celah antar bangku. Stella langsung duduk dan kembali menatap Dahlan.

“Nah gitu dong.. Jadi selama perjalanan, saya mau ibu nyempongin kontol saya” ucap Dahlan cengengesan.

“Hah? Apa belum cukup pak yang tadi bapak lakukan?”

“Ya kalo ibu ga mau tinggal turun aja, tapi ga boleh pake baju” ancam Dahlan

Stella makin kaget dengan apa yang Dahlan ucapkan. Tentu saja akan lebih berbahaya jika turun didaerah sepi seperti ini, apalagi tanpa menggunakan pakaiannya.

Tanpa berkata-kata, Stella menurunkan tubuhnya dan mendekatkan kepalanya pada batang penis Dahlan. Ia menggenggam batang panis Dahlan yang mulai menyusut dengan beberapa jemarinya dan mengarahkan pada bibirnya. Lidah Stella menjulur keluar, menjilati ujung kepala penis Dahlan.

“Jalan pak” ujar Stella menatap Dahlan yang hanya melihat kegiatan Stella.

“S-siap bu”

Taksi yang ditumpangi Stella pun pergi meninggalkan daerah sepi tersebut. Perlahan Stella mulai membersihkan penis Dahlan dari sisa cairan percintaan mereka, dijilan dan dicium pula. Diperlakukan sedemikian rupa oleh Stella, tentu saja membuat batang kejantanan Dahlan kembali mengeras.

Dahlan begitu menikmati oral dari Stella, sehingga tak jarang Dahlan hampir menyerempet beberapa mengguna jalan dan juga pembatas jalan. Dengan susah payah, akhirnya mobil yang dikendarai Dahlan dapat sampai dengan selamat kerumah Stella.

Didepan rumah Stella, Dahlan memompa penisnya dengan kencang seraya menahan kepala Stella hingga akhirnya ia menyemburkan lagi spermanya didalam mulut Stella yang langsung ditelan oleh Stella.

Stella mengeluarkan penis Dahlan dari mulutnya, memakai bajunya dan langsung pergi berlari menuju rumahnya. Dahlan hanya menatap kepergian Stella.

“Beruntung amat lo” ucap Dahlan menggenggam kejantanannya.

BERSAMBUNG
 
Mantap sepertinya Stella telah terbuai oleh petualangan liarnya tanpa disadari
 
nubi masih nyoba pertahanin harga dirinya Stella, tapi agak susah hu
soalnya kalo Stella ngelawan terus ga bakal ada cerita mantap-mantap
Kita juga sama om kuat2nya iman akan runtuh juga kalo digoda hihihi
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd