Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Kiai Walang Sungsang

Part 8: Untuk yang tercinta




Dra Andini Murtiningsih, M.Pd


Pov : Rangga


Jam menunjukkan jam 5 sore, Bagas pun mimta diri untuk pulang.


“Ma udah sore nih udah jam lima Bagas pulang duluan ya takut kemalaman nanti“ kata Bagas


“Udah ada yang untuk pulang“ kata Andini sambl meraih tas nya


“Udah mah, tadi pagi udah diberi romo dan sisinya banyak karena tadi siang udah di masakin kak Rangga ayam goreng hehehe“ jawab Rangga


Andini telp taksi online untuk mengantar Bagas pilang ke rumah setelah Bagas pulang Andini dan Rangga masuk rumah dan mereka masih di lanjutkam berbincang bincang sekitar kegiatam mereka hari ini


Sepulangnya Bagas Andini bercerita tentang kegiatam rapat di dinas siang ini tentang ujian nasional dan Rangga hanya pendengar setia sambil memperhatikan wajah Andini yang cantik semakin lama di pandang semakin cantiklah Andini tidak bosan bosan Rangga memandang wajah cantik Andini sampai terdrngar panggilan sholat magrib berkumandang dan mereka bergegas mandi bergantian dan bersiap siap menjalankan sholat magrib berjemaah tentu saja Rangga menjadi imam dalan sholat berjmemaah tersebut dilamjutkan Andini membaca ayat ayat suci Alqur’an sampai terdengar panggilan sholat is’a dan mereka sekali lagi melakukam shalat is’a berjemaah


Andini masuk kamar untuk bersalin pakaian untuk ke acara santab malam bersama


Andini mengenagkan long dress warna hitam panjang sampai mata kaki dengan model baju agak terbuka dan agak ketat sehingga lekuk tubuh Andini terlihat jelas, dimata Rangga Andini begitu cantik anggun dan menawan tak jemu jemu Rangga memandang Andini sehingga membuat risi Andini


“Apa sih memandang aku kok kayak gitu“ kata Andini


“Kamu sih cantik pakai banget malam ini, Dini semua orang akan kagum akan kecantikanmu membuat aku jatuh cinta dan bertekuk lutut di bawah mu“ kata Ragga


“Bisa aja sih gombalin aku“ kata Andini


----skip----


Pov Bagas


Ditempat yang berbeda Bagas baru sampai drumah


“Assallamualaikum“ teriak Bagas


“Wallaikumsalam“ jawab ki Sudibya, lanjutnya “Udah pulang rupanya anak romo“


“Udah kok romo“ jawab Bagas


“Sini duduk sini dekat romo“ kata romo


“iya romo“ jawab Bagas setelah mencium biku biku tangan romonya


“Bagai mama kesanmu, Bagas setelah kenalan dengan teman mamamu“ kata romo


“Wah romo, kak Rangga itu orangnya ganteng romo, pinter lagi dan yang paling Bagas suka selain mau mengajar matematika dan fisika juga mau mengajar ilmu bela diri ke Bagas, romo” kata Bagas


“Oh ia, sayang romo udah tua ngak bisa ngajar kamu ilmu beladiri tapi sekarang romo puas kamu dapat guru yang tepat untuk belajar ilmu beladiri“ kata romo dengan wajah menyesal


“Kek nya mama suka deh sama kak Rangga, tadi soalnya Bagas perhatikan kayaknya Bagas belum pernah lihat mama begitu gembira dengan tertawa begitu lepas ketika kak Rangga bercerita lucu, maaf romo kalau Bagas kelewatan“ kata Bagas


“Ngak apa apa anakku, romo juga merasakan hal yang sama, mamamu kemarin begitu menggebu ngebu cerita tentang Rangga itu membuat romo cemburu tapi romo ngak bisa berbuat banyak saolnya romo menyadari se sadar sadarnya bahwa romo sudah tua sebentar lagi dipanggil kembali ke hadapan Allah dan tidak bisa memberi nafkah batim mama mu tapi kalau dengan Rangga akan berbeda juga ceritanya, nak“ jawab ki Sudibyo


“Jadi romo sudah merelakan bila mama pacaran atau menikah lagi dengan kak Rangga“ kata Bagas


Ki Sudibyo hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya tanda setuju, setelah ito ki Sudibyo mengajak Bagas sholat magrib bersama sama


----skip----


Pov 3rd


Jam sudah menunjukkan pukul 19.30 Rangga dan Andini meninggalkan rumahnya untuk makan malam bersama.


“Mau makan di mana Dini“ kata Rangga


“Di café yang bisa agak prifasi gitu tapi agak jauh di kabupaten sebelah, kalau di sini belum ada café yang seperti itu“ kata Andini


“Ok, Andini sebagai petunjk jalan ya, soalnya aku belum paham daerah sini“ kata Rangga


Andini hanya menganggukan kelapa sambil tersenyum manis


Setengah jam kemudian Andini dan Rangga sudah masuk kehalaman cafe, dalam café tanpak cuk up rami dari pengunjung walau bukan hari libur, Andini dan Ramgga tidak dapat tempat yang ptivasi room akhirnya Andini dan Rangga mendapat tempat yang agak ke pojok tapi dapat memandang ke segala arah dan secara kebetulan pada saat itu di dalam café baru ada live show dari solo organ yang di sediakan oleh pihak café karena hari itu banyak pengunjung yang ada di dalam café tersebut.


Setelah sampai di dalam Rangga mempersilahkan Andini duduk di sebuah korsi dan Ranga duduk di depan Andini. Andini merasakan suasana yang romantic dengan sikap Rangga itu dan hanya tersenum sambil mengucapkan terima kasih setelah memesan minman kopi untuk Rangga dan es jeruk untuk Andini dan makannya hanya stek yang dipesan


Setelah waiters pergi Rangga memegang tangan Andini yang bebas di atas meja dan menariknya ke depan, tangan Andini yang dipegang Rangga begitu dingin


“Dini, ada sesuatu yang akan aku sampaikan kepada mu“ kata Rangga


“Apa itu nga“ jawab Andini


“Mungkin ini terlalu cepat untuk di sampaikam kepadamu hanya 2 hari kita bertemu rasanya sudah seabat aku mengenalmu Dini “kata Rangga, lanjutnya “Tapi aku ngak bisa lagi untuk memendam rasa ini, untuk pertama kalinya aku mengenal wanita yang membat hatiku berdebar debar tak menentu aku tau ini salah tapi aku harus jujur kepadamu“ kata Rangga sambil menghela nafasnya panjang


“Aku juga tau kalau kamu masih terikat oleh pekawinan suci, hanya aku merasa ini waktunya yang pas untuk menyampaikanya” kata Rangga


“Ada beberapa alasan yang mendasari aku ngak mau menunda lagi, pertama Aku merasa sayang padamu semenjak pandangan pertamaku kemrin siang, ke dua Aku mendengar dari beberapa teman guru tentang Dini yang tadi pagi bahwa intinya kamu tidak bahagia selama ini, dan kamu sudah pisah ranjang dengan suamimu, yang ke tiga mendengar jurhatan Bagas putramu sendiri berbcerita banyak tentang dirimu bahwa kamu sering bersedih dan mengurng diri di dalam kamar dan menagis entah apa penyebabnya dan Bagas tidak tau juga penyebabnya menurut Bagas bahwa romo sangat sayang kepadamu dan kamu selalu ada untuk romomu dan beliau juga sangat ayang kepadamu Dini” kata Rangga setelah mengambil nafas


“Dan saat ini aku menyatan aku Rangga Dipati sangat sayang kepadamu ingin membuat kamu tersenyum selalu menyosong hari esok“ kata Rangga, lanjutnya “Aku ngak mau Dini berseih lagi dan aku ingin membahagiakan dirimu walau hanya sesaat, sebab aku juga tau kalau kamu ngak mungkin terlepas dari ikatan perkawinan suci ini, maukah kamu menjadi pacarku“ kata Rangga


Andini terdiam setelah mendengar bahwa Rangga menembaknya menjadi pacarnya, wajahnya semu merah karena malu tapi setelah sadar Andini mengucap


“Apakah kamu sadar bahwa usiaku jauh di atasmu dan banyak diluar cewek cewek yang cantik yang lebih pas untuk mu“ kata Andini


“Ya memang apa yang kamu ucapkan benar apa adanya, tapi tidak ada seorang wanita kenalanku yang mampu menggetarkan hatiku, aku merasa mereka hanya se batas teman lidak lebih“ kata Rangga


Setelah mendengar pengakuan Rangga, Andini malah meneteskan air mata menangis


“Maaf Dini kalau aku salah ucap, akan aku cabut pernyataan ini kalau kamu masih meragukan sayang ku kepadamu“ ucap Rangga


“Ngak Rangga aku menangis bukannya sedih melainkan bahagia sekali ini adalah tangisan kebahagiaanku“ Andini terdiam menarik nafas dalam,lanjutkan “Selama hidupku aku belum pernah merasakan sebahagia ini untuk pertama kali aku ditembak oleh seorang laki laki yang begitu mempesona hatiku, aku juga sama dengan mu Rangga semenjak aku bertemu dengan mu kemarin siang hati ini terasa bergetar getar dan wajahmu selalu menghiasi pelupuk mataku, tadi ketika aku rapat aku selalu teringat akan dirimu sampai sampai aku kurang konsentrasi dalam rapat dan yang paling mengharukan aku mendapat dukungan dari keluargaku dan anakku Apalagi aku juga mendapat dukungan dari suamiku tidak ada alasan untuk menolak cintamu, aku menerima kamu menjadi pacarku tapi dengan satu syarat kamu segera bertemu dengan suamiku“ kata Andini


“Aku bahagia sekali Dini tadinya aku pesimis untuk mengutaran isi hatiku karena aku menyadari sebagai orang yang ngak punya, keluargaku termasuk keluarga yang pas pasan, tapi aku nekat untuk menembakmu karena aku ngak mau melihat kamu selalu bersedih, yang aku inginkan kamu selalu ceria, tak sepantasnya wanita secantik kamu selalu murung berkepanjangan” kata Rangga, setelah mengambil nafas sejenak lanjutnya “Ya besok siang aku akan menemui suamimu ki Sudibyo apapun resikonya karena sudah kepalang basah akan aku hadapi dengan hati yang lapang Dini, percayalah kepadaku karena aku sangat sayang dan cinta, inilah pernyataanku yang keluar dari hati sanubariku yang paling dalam Dini“ kata Rangga dengan nada bergetar kemudian di tariknya tangan Andini yang sedari tadi di genggamnya dan di ciuminya kedua belah tangan Andini dengan penuh perasaan


Andini hanya terdiam dan tersenyum manis pandangan matanya masih saling bertatapan senyum manisnya memancarkan kecantikan yang alami membuat Rangga ikut tersenyum, dan segera melepaskan tangannya ketika seorang pelayan datang


“Maaf pak, bu mengganggu“ kata pelayan


“Silahkan Mbak“ kata Andini


Dengan cekatan pelajan itu menata semua makanan yang di bawa di atas meja di hadapan Rangga dan Andini


“Silahkan pak bu, selamat menikmati“ kata pelayan itu sambil berjalan menjauhi meja


Dengan sangat santai Andini dan Rangga segera memakan yang sudah tersaji di depan nya sambil bercerita yang ringan ringan di selingi dengan tertawa dan senyuman mereka


“Aku baru merasakan punya pacar saat ini, walau aku sudah punya keluarga tapi saat ini aku merasa saat ini seperti ABG murid muridku yang sedang jatuh cinta. Mungkin selama ini aku terlalu focus terhadap pekerjaan sehingga aku ngak bisa merasakan keadaan di sekitarku“ kata Andini, lanjutnya “Memang eronis sekali ya kedengarnya sudah berkeluarga tapi belum pernah merasakan di tembak seorang priya yang sangataku sukai, kalau di tembak priya yang tidak aku sukai sih sudah banyak tapi ini lah kenyataan hidupku Rangga


Waktu aku dengan romo ngak ada acara tembak menembak langsung romo melamarku dan keluarga aku menyetujui walau hatiku tidak merasakan cinta pada awalnya, tapi dengan seiring waktu dan perhatian yang di berikan romo kepadaku cinta dan sayang tumbuh denga sendirinya apalagi dengan kelahiran Bagas yang menjadi perekat kehidupanku pada awal awal perkwnan kami,


Seiring dengan jalannya waktu dalam kehidupan ini aku merasa saat ini romo selalu menjaga jarak, pada puncaknya kurang lebih 2 tahun yang lalu romo memintaku pisah kamar dengan alasan yang tidak masuk akal demi cinta romo kepadaku maka romo memutuskan pisah ranjang, semenjak itu aku punya kamar sendiri yang bebeda dengan kamar romo walau hanya di batasi selapis tembok, aku menjadi bingung sendiri berbagai pertanyaan timbul di dalam hatiku apakah romo sudah tidak sayang lagi kepadaku tapi kenyataan menunjukkan romo masih selalu memperhatikan ku memberi suprot untuk meraih cita cita dan mendorongku mengikuti ujian guru teladan dan akhirnya aku bisa meraih posisis seperti saat ini“ kata Anduni sambil mengusap air matanya menetes di wajah yang ayu


Rangga menarik tangan Andini yang masih memegang sendok dan meremasnya dengan pelan memberikan suasana nyaman di hati Andini. Andini tersenyum ke Rangga dan Ranggapun membalas senyuman Andini


“Terima kasih, Rangga“ kata Andini


“Untuk Apa“ jawab Rangga


“Kamu ada di saat aku membutuhkan kekuatan dan mendukungku selalu“ ucap Andini


“Aku akan selalu ada untukmu bukan hanya mendukungmu tapi akan menjagamu selalu sepanjang hidupku dan akan membuatmu selalu tersenyum” kata Rangga


“Senentar Andini aku punya sesuatu untuk mu tapi tunggu di sini ya” kata Rangga sambil tersenym kearah Andini dan melangkah meninggalkannya Rangga mendekati solo organ yang baru memainkan sebuah lagu Rangga mendekati pemain orgwn itu dan berbicara sesuatu dan di anggukan oleh pemain organ itu setelah selesai satu lagu dan Rangga sudah meberikan nada ke organis itu kemudian Rangga mengambil mikekrofon dan mulai berbicara


“Akan aku persembahkan sebuah lagu untuk kekasih ku yang duduk di sebelah sana untuk Andini” kata Rangga, lanjutnya “ sebuah lagu dari Celine Dion berjudul The First Time ever I saw your face


The first time ever I saw your face
Pertama kami aku melihat wajahmu


I thought the sun rose in tour eyes
Ku pikir matahari terbit di matamu


And the moon and stars were the gifts you gave
Bulan dan bintang yang kau berikan


To the night and the empty skies, my love
Untuk malam dan langit yang kosong, sayang ku


To the night and the empty skies
Untuk malam dan langit yang kosong


The first time ever I kissed your mouth
Pertama kali aku mencium bibirmu


I felt the earth turn in my hand
Seakan dunia ada dalam genggamanku


Like the trembling heard of a captive bird
Hatiku suka gemeteran seperti burung dalam sagkar


That was there at my command my love
Itu adalah perintah untuk ku sayang ku


That was there at my command
Itu adalah perintah untuk ku




The first time ever I lay with you
Pertama kali aku tidur bersama mu


And felt your heart beat close the mine
Dan jantung mu berdebar di samping ku


And thought our joy would fill the earth
Dan Kebahagiaan akan memenui bumi


And would last till the end of time my love
Dan akan bertahan sampai akhir zaman, sayangku


And would last till the end of time
Dan akan bertahan sampai akhir zaman



The first time ever I saw your face
Pertama kami aku melihat wajahmu


I thought the sun rose in tour eyes
Ku pikir matahari terbit di matamu


And the moon and stars were the gifts you gave
Bulan dan bintang yang kau berikan


To the night and the empty skies, my love
Untuk malam dan langit yang kosong, sayang ku


To the night and the empty skies
Untuk malam dan langit yang kosong





Setelah selesai Rangga melangkah mendekati Andini yang kini telah berdiri di menyamnut Rangga dengan senyuman setelahnya Rangga menegang ke dua tangan Andini dan mencium tangan Andini sambil berjongkok dan itu di saksikan oleh semua orang yang ada di café tersebut dan tepuk tanga yang meriah dari para pengunjung café ada seorang berteriak


“Cium, cium cium “ dan suara itu berkumandang di ruanga Café


Rangga pun berdiri dan menggerser sedikit ke tubuh Andini dan memberikan ciuman di keningnya dan di sambut oleh tepuk tangan oleh pengunjung cafe


Setelah reda tepuk tangannya Rangga dan Andini kembali duduk di bangku semula


“Aku tidak bisa mempersembahkan sesuatu yang berharga seperti kalung dan cincin pada malam ini tapi hanya sebuah lagu ini” kata Rangga


“Ini adalah kejutan yang tak mungkin terlupa sampai akhir hayatku Rangga, terima kasih” kata Andini sambil mencium tangan Rangga yang masih dalam genggemannya


Setelah selesai makan malam jam sudah menunjukan pukul 9 malam lebih Rangga pun mengajak Andini untuk pulang, setelah membayar semua pesanan yang di pesan Rangga menggandeng tangan Andini menuju parkiran mobil dan membukakan pintu untuk Andini di sebelah kiri pengemudi dan menutumnya denga pelan, Ranggapun melangkah kearah pintu pengemudi dan membukanya memasukan kunci dan menstater mobil dan menyalakan AC di nomer dua, setelah menutup mobil menengok kearah Andini yang tersenyum ke Rangga


Rangga belihat sabuk pengaman belum terpasang dengan segera Rangga bergeser kearah Andini menarik sabuk pengaman dan memasangnya dengan hati hati sehingga wajah Rangga sangat dekat dengan wajah Andini tanpa sungkan lagi Andini mencium pipi Rangga yang berada di depannya Ranggapun menoleh wajahnya sehingga wajah mereka saling berhadap hadapan Ranggapun memberanikan diri mencium bibir Andini hanya sebuah kecupan Andini memejamkan mata merasakan getar getar cinta di dadanya dan gerakan reffek Andini tangannya membelai kelapa dan menarik leher Rangga dan membuka bibirnya sedikit dan menarik kepala Rangga dan mengarahkan bibinya menempel dan menyedotnya bibir Rangga dengan sangat mesra


Rangga terkejut melihat sikap Andini tapi hanya sebentar dan langsung mengimbangi perlakuan Andini, Rangga membuka mulutnya dan mengeluarkan lidahnya mennyapu bersih bibir Andini dan lidah Rangga menyapu bibirnya Andini membuka mulutnya dan menyedot bibir Rangga dengan mesra dan merekapun saling menyedot bibir dan lidah masing masing Andini melepas sabuk pengaman yang sudah terpasang karena kurang bebas bergerak menggeser tubuh Rangga dan menciumnya kembali, makin panas ciuman mereka dan tangga Rangga pun menarik pinggang Andini dan merapatkannya ke tubuhnya ciumanpun berlanjut, dengan sigap Andini menarik tangan Rangga yang kanan dan mengarahkan ke nenen Andini di sebelah kiri, Ranggapun tau maksud Andini dengan lembut tangan Rangga meremas nenen Andini dan leguan Andini menggema di dalam mobil


“Ah, Rangga“ kata Andini


Setelah seperempat jam mereka berciuman dan Rangga menghentikan kegiatan mereka


“Mengapa berhen Rangga“ kata Andini


“Belum saatnya Dini takut nanti keblabasan dan penyesalan yang akan kita dapat“ kata Rangga, lanjutnya “Sudah malam Dini takut kamu ngak dibukaan pintu masuk rumah “


“Kan ada rumah mu pasti kamu akan membukakan pintu untuk ku“ jawan Andini


“Ngak juga“ kata Rangga dan mereka berdua tertawa bersama


Setelah membetulkan sabuk pengaman Andini dan memasang sabuk pengamannya sendiri Ranggapun mulai menjalankan mobil menuju umah Andini.


----skip----


Pov ki Sudibyo


Dirumah Andini, ki Sudibyo masih santai melihat TV yang sedang di tayangkan dan mendengar suara mobil masuk halaman dan ki Sudibyo bergegas dan membukaan pintu rumahnya dan melihat mobil Andini masuk halaman rumah dari dalam mobil keluar seorang pemuda yang tampan sedang membukaan pintu penumpang dan keluarlah Andini istri kesayangannya. Tapi tidak lama ki Sudibyo agak terkejut melihat tanda pada diri pemuda itu ki Sudibyo melihat seberkas sinar yang keluar dari dadanya dalam batin ki Sudibyo ngak salah lagi bahwa pemuda ini yang di tunggu tunggu selama ini ki Sudibyo tersenyum melihat pemuda itu memberi pertolongan Andini keluar dari dalam mobil dan melangkah menghampirinya


“Perkenakan saya Rangga Dipati mengantar bu Andini pulang“ kata Rangga memperkenlkan diri


“Eh, ini nak Rangga ya, mari mari silahkan duduk dulu“ kata ki Sudibyo


“Ngak usah romo” kata Rangga, lanjutnya “Sudah malam besok saja saya sowan menghadap“ kata Rangga dengan sopan


“Naik apa pulang malam malam“ kata ki Sudibyo


“Naik taksi aja romo“ kata Rangga


“Dini biar nak Rangga bawa mobilmu aja udah malam gini takut ngak ada taksi“ kata ki Sdibyo ke Andini


“Aku bilang apa tadi udah Dini anjurkan bawa mobil Dini untuk pulang tapi dia tu selalu nolak romo“ kata Andini


“Bu Andini besok kerja naik apa“ tanya Rangga mengelak


“Ya kamu jumput aku kita berangkat bareng ke sekolah” kata Andini


“Nak Rangga udah dengar sendiri dari Dini tapi nak Rangga juga harus janji ke aku besok kamu harus menemuiku sepulang sekolah“ kata ki Sudibyo


“Baik romo, Assallamualaikum“ kata Rangga sambil menerima kunci mobil dari Andini


“Wallaikumsalam“ jawan Andini dan ki Sudibyo bersama sama


Bersambung
Part 9
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd