Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
wah perjalanan Rangga untuk mendapatkan Dini tampaknya bakal mulus nihh....
 
Kiai Walang Sungsang

Part 9: Takdir Rangga




Dra. Andimi Murtiningsih, M.Pd

Pov: Andini


Andini bangun tidur tepat jam 5 pagi setelah alaram berbunyi membangunkan dirinya setelah melaksanakan ritual pagi dan sholat mengucap syukur untuk keberhasilan tugas hari ini, langsung olah raga sejenak 15 menitan dan menuju ke dapur membuat beberapa minuman untuk suaminya dan mempersiapkan diri untuk berangkat tugas di sekolah selaku Kepala Sekolah


Masih teringat kemarin malam setelah Rangga pulang dan membawa mobil


“Bagai mana Dini ada perkembangan hubunganmu dengan nak Rangga” kata ki Sudibyo


“Ih romo selalu ingin tau aja” Kata ku sambil meleletkan lidahku


“Lho di tanya itu hukumnya wajib di jawab itu aturannya Dini” kara ki Sudibyo


“Ya romo Dini akan cerita sih ke romo” kata ku, lanjutnya “Tadi sesampainya di café yang ada di kota sebelah sangat romantic romo, Rangga menembak aku katanya ngak mau melihat aku bersedih lagi dan harus tetap ceria, dan setelahnya Rangga menembak aku dan aku menerima kini aku punya pacar dan suami romo” kata Andini


“Bagus itu, Romo hanya bisa berdoa agar hubunganmu dengan nak Rangga langgeng sepanjang massa” kata Ki Sudibyo


“Amin” jawam Andini dengan mengatupkan ke dua tangan di mukanya


“Selanjutnya” kata ki Sudibyo


Setelah makan malam Ranggan menyanyi sebuah lagu untuk ku Romantus banget deh romo sampat debar debar jantung aku terasa sampai saat ini” kata Andini sambil mendekat dan duduk di samping ki Sudibyo dan merajuk manja


“Romo, Andini masih kangen sama itu nya romo, seperti tadi malam“ rajuk Andini


“Ngak boleh Andini, kemarin kan romo bilang ini terakhir kalinya Andini menjadi istri romo dan romo terakhir kalinya memberi nafkah batin ke Andini selanjutnya tugas memberi nafkah lahir batin untuk Andini adalah penggantiku atau penerus romo dan juga menjadi jodoh sejatimu” kata ki Sudibyo


“Ya romo, padahal Dini masih nafsu ke romo tapi romo selalu menolaknya dengan alasan sakit tapi kemarin malam romo membuktikan kalau romo tu ngak sakit, sehat 100 % tapi romo selalu nolak kalau Dini ngajak berhubungan suami istri menuntut nafkah batin ke romo“ kata Andini manja ke ki Sudibyo sambil mencium pipi kanan ki Sudibyo


Ki Sudibyo menolak perlakuan Andini tapi tidak marah hanya berpesan “Sebentar lagi Dini, waktunya segera tiba, bersabarlah“ kata ki Sudibyo


Andini cemberut dan beranjak dari tempat duduknya dan masuk kamarnya untuk beristirahat


Jam 6 pagi Andini menghubungi Rangga dan mengingatkan supaya menjemput dirinya jangan sampai terlambat.


“Assallamualaikum, Dini Cantik“ suara seorang laki laki di sebebrang telpun Andni


“Wallaikumsalam Rangga ganteng“ balas Andini


“Aku hanya mau mengingatkan saja jangan sampai terlambat ya jemput aku“ lanjut Andini


“Ok Dini aku ngak akan terlambat ini baru manasi mesin dulu 5 menit kemudian berangkat jemput tuan putri, hehehe“ kata Rangga


“Ya pangeranku aku selalu menunggumu, hehehe“ jawab Andini


“Assallamualaikun Andini, tunggu aku ya dah kangen berat nih” kata Rangga


“Wallaikumsalan Rangga, sama aku juga kangen“ jawab Andini


Setelah telpun ditutup Andini membuatkan kopi kesukaan suaminya dan pisang godok seperti biasanya, menyiapkan sarapan untuk suaminya anaknya berupa nasi goreng dan telur ceplok supaya mudah masuk kamar ganti baju dinas dan menunggu Rangga di ruang tamu sambil membuka HP membaca kirima WA dari beberapa group yang di ikutinya


Setelah menungga beberapa saat sebuah mobil masuk ke halaman rumah Andini dan keluarlah seorang pemuda dari dalam mobil langsung menghampiri Andini


“Romo mana“ kata Rangga setelah dekat dengan Andini


“Ada tu“ jawab Andini


“Romo ada Rangga“ teriak Andini


Dari dalam rumah keluar lah seorang laki laki yang sudah lanjut usia menghampiri mereka


“Romo, Rangga mau minta ijin menghantar bu Andini berangkat bekerja“ kata Rangga ke ki Sudibyo


“Kok ngantar sih, kamu ngak mau keja to“ kata Andini sambil mencubit pinggang Rangga


“Aduh sakit, sayang …. up“ kata Rangga ambil menutup mulutnya sendiri


“Maaf romo keceplosan“ lanjut Rangga


Andini dan ki Sudibyo hanya tertawa melihat tingkah Rangga yang lucu


“Ngak apa apa nak Rangga, nanti siang aku tunggu ya jangan sampai lupa“ kata ki Sudubyo


“Ya romo, Assallamualaikum“ kata Rangga dan Andini hampir bersamman


“Wallaikumsalam, hati hati di jalan“ balas Ki Sudibyo


“Kamu tu pakai acara cubit segala malah keceplosan tu, kan malu sama romo“ kata Rangga


Andini cuma tersenyum sambil meleletkan lidahnya ke arah Rangga, dan ki Sudibyo hanya tersenyum melihat tingkah ke dua sejoli dihadapannya


Tidak beberapa lama mobil Andini yan dikendarai Rangga masuk halaman sebuah sekolah dan memarkirnya di tempat parkir kepala Sekolah dan mereka berdua keluar dari mobil dan Rangga mengikuti Andini ke ruang Kepala Sekolah


“Sudah ya bu, aku ke ruang guru dulu“ kata Rangga


“Eh, nanti dulu, sama pacar kok main tingga aja, cium dulu dong“ kata Andini


“Disini“ jawab Rangga sambil bengong


“Ya ngak lah, di dalam ruangku“ kata Andini


Rangga segera membuka pintu ruang kerja Andini dan mempersilahkan Andini untuk masuk setelah menutup pintu langsung Rangga menarik tanggan Andini dan tubuh Andini teseret jatuh di bawah pelukan Rangga dan mencium kening Andini


“Dah“ kata Rangga


“Ni belum“ pinta Andini manja sambil menunjukan ke bibir yang merah


Ranggapun mendekatkan wajahnya ke wajah Andini dan Andini menutup matanya ketika bibir mereka saling bertemu hanya sekejam 1 menit bibir mereka saling bertemu setelah Rangga melepas ciumannya Andini malah tertawa melihat wajah Rangga yang belepotan lipstick Andini


“Sini tak bersiin, dasar jorok“ kata Andini


Kemudian Rangga duduk di salah bangku dan Andini meraih tisu di meja dan duduk di pangkuan Rangga serta membersikan bekas lipstick di bibir Rangga


“Makanya jangan jorok nanti kalau ketahuan guru gimana“ tanya Andini


“Biar aja ketahunan yang malu kan bukan aku aja tapi juga kamu, hehehe“ sanggah Rangga


“Permisi Dini“ kata Rangga sambil keluar ruangan Andini setelah Andini membersihkan bekas lipstick menuju ke ruang guru yang tidak jauh dari ruang kepala sekolah


Rangga meuju ruang guru dan menyapa beberapa guru yang sudah sampai dan istirahat sebentar menyiapkan meteri pelajaran yang akan di berikan di kelas nanti. Baru saja santai dan duduk mengambil minum yang tersedia di atas mejanya hanya satu teguk dan Rangga mendengar bel masuk jam pertama di mulai dan Rangga langsung melangkah menuju kelas di mana Rangga mengajar pada pagi hari itu.


Rangga mengajar 6 jam hari ini di kelas XII IPA 2, XII IPA 3 dan nanti jam 6 – 7 di kelas XII IPA 1 dan hari itu di lalui tanpa peristiwa yang berarti tapi pada istirahat yang ke dua Rangga hanya mendengar beberapa guru menyindirnya tapi dengan candaan tapi Rangga tahu guru guru pada kepo semua tentang hubungan nya denga Andini kepala sekolah mereka dan Rangga maklum adanya mereka ingin tahu tentang hubungan Rangga dengan Andini itu


Ranggapun masuk kelas kembali untuk tugas dan Andini istirahat di ruang kepala sekolah setelah tadi menaerima tamu dari beberapa kepala sekolah dari perwakilan MA yang masuk dalam rayon yang Andini koordinir dan mereka berbincang mengenai ujinan Nasional yang kurang 2 – 3 bulan mendatang di laksanan, melepas lelah sambil berpikir situasi dirinya saat ini Rangga telah menjadi kekasihnya walau belum berani mengumbar kemesraan di muka umum terutama di kalangan sekolah Andini takut kalau ada gossip negative di antara guru guru tapi bagaimanapun ini harus dihadapi dengan lapang dada


Akhirnya selesailah sudah tugas hari ini Andini dan Rangga pulang ke rumah setelah semua karyawan dan siswa meninggalkan sekolah hanya masih menyisakan beberapa guru yang mengajar ekstra dan pelajaran tambahan


Rangga sudah duduk di belakang kemudi dan Andini duduk disamping Rangga


“Langsung ya“ kata Rangga


Andini hanya menganggukkan kepala dan tersenyum, Ranggapun mengarahkan mobil Andini ke rumahnya, disana sudah menunggu ki Sudibyo siang itu


“Assallamualikum romo” kata Rangga dan Andini bersamaan


“Wallaikumsalam “ jawab ki Sudubyo, lanjutnya “Udah makan belum“


“Belum romo, kan tadi Dini udah pesan mbak Surti untuk maak agak banyak“ jawab Andini lanjutnya “Romo udah makan“


“Belum juga ngak enak makan sendiri kalau ada temannya akan lebih enak“ jawab ki Sudibyo


“Ya udah makan bareng yok, Bagas udah pulang romo” kata Andini


“Udah tu di kamar nya“ jawab ki Sudibyo


Andini melangkah ke kamar anaknya


“Bagas udah makan belum“ kata Andini


“Belum mah“ jawab Bagas dari dalam kamar


“Cepetan ditunggu romo dan kak Rangga makan bersama“ kata Andini


“Eh, kak Rangga ada di sini to mah“ kata Bagas


“Iya tuh di bawah sama romo“ kata Andini


Setelah Andini ke kamar Bagas lalu Andini masuk kamarnya untuk ganti baju santai dan menuju ke ruang makan untuk menyiapkan dan melihat menu makanan yang di buat mbak Surti


Telah yakin semua beres Andini ngabari tiga lelaki yang sangat dicintainya, romo, Rangga dan Bagas


Setelah selesai makan ki Sudibyo mengucap


“Nak Rangga saya tunggu di ruang semedi ya, sama kamu juga ikut“ kata ki Sudibyo dan meninggalkan mereka bertiga di ruang makan Rangga agak terkejut ruang semedi


“Eh, ruang semedi ya“ ucap Rangga


“Ia kenapa takut“ kata Andini


“Ngak lah Cuma agak meriding disko“ jawab Rangga sambil mengidihkan tubuhnya Andini dan Bagas tertawa melihat tingkah Rangga


Ruang semedi ini sering di pakai ki Sudibyo untuk melakukan kalu tirakat tempatnya agak jauh di belakang bangunan terlepas dari rumah induk yang berbentuk joglo kecil berukuran 5 x 5 meter tertutup tembok tinggi dan hanya ada 1 buah pintu masuk dan 5 buah jendela yang bisa dibuka dan ditutup disekelingi banyak pohon pohon besar sehingga bangunan ini terasa adem dan banyak angin Ki Sudibyo suka berlama lama di sini sambil berdoa kepada Allah mendekatkan diri kepada sang pencipta


Bagas kembali masuk kamarnya, Ranga dan Andini berjalan berdampingan menuju ruang semedi


Ada tikar pandan terbentang di sana sebuah meja kecil dan sebuah tempat tidur dari kayu berukir tertutup tikar pandan dan sebuah kamar mandi dan WC yang merupakan bilik tertutup


Ki Sudibyo duduk si suatu sudut ruangan itu dan mempersilahkan Rangga dan Andini duduk berdampingan di depannya


“Mungkin ini sangat mengejutkan buat nak Rangga menemui saya di tempat seperti ini, tapi ini tempat yang paling pas untuk mengungkapkan sebuah rahasia yang tersimpan selama hampir 50 tahun, dan sekarang waktunya untuk mengungkapkan“ kata ki Sudibyo, setelah ki Sudibyo diam dan menarik nafas kemudia ki Sudibyo menajukan pertanyaan ke Rangga


“Apakah nak Rangga pernah bermimpi melihat cahaya di langit berwarna merah, biru dan kuning“ tanya ki Sudibyo


Rangga terkejut mendengar pertanyaan dari ki Sudibyo dalam piliran Rangga ki Sudibyo kok bisa tau tentang mimpi belasan tahun yang lalu Rangga hanya bercerita tentang mimpi itu hanya kepada ibunya, ayahnya pun ngak tau apalagi ke dua adiknya


“Kok romo tahu tentang mimpi itu“ kata Ragga


“Berarti nak Rangga pernah bermimpi seperti itu, ya kan“ kata ki Sudibyo


“Ia romo memeng saya pernah mimpi seperti itu tapi mimpi itu udah lama banget udah belasan tahun yang lalu“ kata Rangga


“Tolong ceritakan selengkapnya sebab ini ada kaitan dengan rahasia yang akan aku ungkapkan “ kata ki Sudibyo


Ranggapun menceritakan mimpi yang dialami belasan tahun yang lalu


Cerita Rangga



“Ini terjadi ketika saya berumur 13 atau 14 tahun, dalam mimpi terebut saya berada di sebuah pantai yang indah dan bulan pun baru indah indahnya bersinar cahaya bintangpun berkedip kedip menambah keindahan tempat tersebut, baru saja saya menikmati suasana malam itu tiba tiba di hadapan saya muncul tiga berkas sinar merah ada di depan saya, biru dan kuning masing masing di sebelah kiri dan kanan saya tidak terlampau lama ketiga sinar itu saling berbenturan satu sama lainnya dan menghasilkan warna putih menyilaukan tapi setelah itu sinar putih tersebut jatuh menimpa saya dan saya terkejut sampai melompat dan terbangun sudah di bawah tempat tidur dan saya masih ingat kepala saya benjol waktu itu karena terbentus ubin di kamar, hanya ibu yang tau peristiwa itu karena ibu bangun mendengar teriakanku, dan ibu berpesan simpan saja mimpi itu biasanya orang yang mimpi ketiban ndaru hidupnya akan sukses itu kata ibuku


Tapi setelah peristiwa itu ada peristiwa yang sangat mengejutkan seminggu kemudian tiba tiba bapak di PHK dari kerjanya karena perusahaan bapak mengalami kebangkrutan, bukan kemulyaan yang saya dapat tetapi kesengsaraan yang berkepanjangan terus saya berpikir apaan ndaru ngapusi, semenjak itu saya ngak percaya lagi dengan kesuksesan dan saya berpendapat orang sukses karena usaha sendiri tidak akan turun dari langit, seperti kata nabi Allah tidak akan merubah nasip suatu bangsa kalau bangsa itu ngak mau mengubah nasibnya sendiri, dan dengan pesangon yang ayah terima hanya 3 bulan gajih saya dan keluarga ngak bisa berbuat banyak, saya dan adik adik saya terancam putus sekolah dan menjadi glandangan


Tapi pada waktu itu ibu punya inisatif dengan uang pesangon yang bapak terima dan tidak sberapa itu ibu bikin warung makan di depan rumah, dan pilihan jatuh ke warung pecel dan sisanya untuk kursus setir mobil dan bapak menjadi supir angkot dengan menjalankan angkot orang yang setiap hari harus setor ke yang punya angkot saya dan ke dua adik saya ikut membantu ibu jualan di rumah sampai saya lulus SMA


Setelah saya lulus maunya sih ngak mau melanjutkan ke perguruan tinggi tapi dengan kemampuan saya mendapatkan bea siswa prestasi dari pemeritah dan dapat melanjutkan pendidikan sampai tamat di perguruan tinggi negeri di kota saya saya pilih fakultas yang paling gampang untuk mencari pekerjaan ialah Fakultas Keguruan dan saya memilih jurusan Matematika pelajaran yang paling saya suka, setelah di kuliah saya ijin ibu untuk tidak membantu jualan di dirumah membantu warung pecelnya karena saya ingin mencari uang sendiri dan juga ibu sudah punya pembantu yang membantu ibu setiap hari


Saya bekerja patuh waktu sebagai pelayan di sebuah café didekat kampus dan setelah semester 3 saya ditawari membantu di sebuah lembaga pendidikan sebagai tutor karena memang saya calon seorang guru, saya mau dan mendapat keuntungan dalam teori mengajar dan itu saya jalani sampai saat ini, bahkan sampai saat ini saya belum resain dari lembaga tersebut


Cerita Rangga and


“Itulah romo sejarah perjuang saya setelah bermimpi ketiban ndaru justru keterpurukan yang saya dapatkan“ kata Rangga menutup ceritanya


“Ketahuilah nak Rangga itu bukan keterpurukan tetapi ujian dari manusia terpilih seperti kamu dan keluargamu, ujian untuk masa depanmu dan kamu sudah berhasil menempuh ujian dari takdirmu sendiri“ kata ki Sudibyo Andini yang menyimak cerita Rangga tak kuasa menahan tetesan air matanya karena haru dan bangga arena Rangga cukup ulet utuk menghadapi problema kehidupan


“Ya itulah takdirmu, bahwa nak Rangga sudah terpilih menjadi penerus dan pemegang pusaka yang di namakan Kyai Walang sunsang, pusaka tersebut ada padaku dan sebentar lagi akan ku serahkan kepadamu sebagai pewaris yang sah pusaka Kyai Walang Sungsang dan pewaris semua yang harta kekayaanku termasuk juga istriku Andini” kata ki Sudibyo


Degh ….


Jantung Andini terasa berhenti berdetak


Bersambung ….
Part 10
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd