Tangisankusemakin tak tertahan ketika tiba-tiba tangisan suamiku pecah ditengah umpatan dan amarahnya padaku.
" Mama tega melakukan ini semua , apapun yang ayah lakukan hanya buat keluarga ini!"
Suamiku mencoba menahan isakkannya.
" Maaaa..aaaf " Akupun menumpahkan segala tangisku sembari berusaha memeluk tubuh suamiku.
" Ga usah sandiwara ..!! Suamiku menepis pelukanku dan kemudian mendorongku hingga aku terjatuh ke lantai.
" Bukan uang yang jadi pertaruhan, ini tentang nama baik !! Mama ga berpikir tentang anak-anak kita ? Bagaimana jika mereka tahu ? Mereka sudah mulai besar !
Tangisku semakin pecah tiap kali suamiku menyebut nama anak-anak.
Akhirnya kami lelah dalam kesunyian. Suamiku berlalu dan pergi meninggalkanku seiring suara mesin mobilnya beranjak meninggalkan pagar rumah.
Di dalam kamar aku hanya bisa meratapi penyesalanku. Aku hanya bisa menangis dan menangis ditemani berlembar-lembar tissue.