alif99
Senpai Semprot
- Daftar
- 30 Jan 2023
- Post
- 809
- Like diterima
- 5.360
“Jadi dia yg udah bikin ade gue ngga perawan lagi. Udah brapa lama pacaran sama dia?” tanya Rey.
“Mau 2 Tahun Kak. Dan 2 tahun itu pula kami.... makanya gimana gue ngga kesel. Dia bilang mau setia sama gue. Nyatanya dia malah jalan sama cewek yang gue ngga kenal.” Ucap Devi menggebu-gebu.
“Ya udah. Gue saranin. Lebih baik loe lupain dia. Dia udah nyakitin loe. Ngga bagus buat masa depan loe. Lupain ya dek. Sini, peluk gue. Udah lama gue ngga peluk loe sejak gue kuliah.” Sambung Rey.
Devi pun memeluk Rey dan hatinya mulai tenang setelah Devi mengeluarkan unek-uneknya pada Rey.
“Udah tenangkan sekarang? Istirahat dulu, nanti waktunya makan, loe harus turun ya. Gue tinggal dulu ya.” Rey melepaskan pelukan Devi dan mencium kening Devi lalu Rey beranjak keluar dari kamar Devi.
“Njir...!!!!!” ucap Rey dalam hati.
Rey pun menuju kamarnya dan merebahkan diri di kasurnya sambil tangan kirinya mengelus penisnya yang tertahan ketika ia mendengarkan cerita Devi.
“Sange gue denger cerita loe Vi.” Ucapnya dengan nada pelan.
Rey pun membuka restleting celananya dan mulai mengocok penisnya dengan tangannya sendiri.
“Haduh.. ngga punya pelampiasan gue.” Ucap Rey yang terus mengocok penisnya sambil membuka forum yang ia sukai hanya untuk melihat foto-foto syur.
“Rey, ayo makan malam dulu atau mau nunggu Papa pulang?” Teriak Ibu Nadine.
“Rey tunggu papa aja Ma, biar makan bareng.” Balas Rey dengan teriak sementara mata masih memandangi smartphonenya.
Rey pun meneruskan kocokan tangan pada penisnya sambil melihat kearah gambar-gambar wanita di forum tersebut.
“Kak! Ayo mak...” dengan cepat Devi membuka pintu kamar Rey yang lupa ia kunci, sementara Rey terkejut dan segera menutup penis dengan tangannya dan bangun dari rebahannya.
“Vi... ketuk dulu kek!” Rey pun gelagapan.
“Kakak ngapain? Itu anu.. kok?” balas Devi yang pandangan matanya tertuju pada penis Rey yang ditutupi tangan Rey dan menutup pintu kamar Reynold.
“Enggak ngapa-ngapain. Keluar dulu gih.” Pinta Rey.
Devi malah semakin mendekati Rey yang masih menutupi penisnya dengan kedua tangannya.
“Vi.. keluar dulu ya.” Paksa Rey.
“Liat kak.. Devi mau liat. Please kak.” Devi mencoba melepaskan tangan Rey yang masih menutupi penis Rey.
“Vi.. apa-apaan sih. Gue kakak loe ya..” tolak Rey agar Devi mau keluar kamarnya.
“Gue mau liat Kak. Gue janji ngga kasih tau papa mama. Ayo kak, biarin gue liat penis kakak.” Devi tetap berjuang agar Rey memperlihatkan penisnya.
“Janji ya Vi?” Pinta Rey.
Rey pun memperhatikan penisnya yang masih tegak berdiri pada Devi.
“Ngga nyangka gue punya kakak penisnya bagus gini. Jordy kalah nih.” Ucap Devi lalu memegang penis Rey dan di elusnya.
“Aduh Vi.. udah ya.. malu gue...” belum selesai ucapan Rey, Devi langsung mengarahkan penisnya di mulut Devi.
“Vi... jangan Vi... Vii.. aahhh.. aahh.. gue kakak loe Vi... aaahhhh... oohhh... gila emutan adik gue enak. Aahh. Devi.. aahh..” racau Rey yang merasakan permainan lidah dan mulut Devi pada penisnya.
“Vii.. udah dong... aaahhh...” Rey mencoba menghentikan perlakuan Devi padanya.
“Kak.. gue suka penis loe Kak.. mmmhh...“ Devi sangat bernafsu melihat penis Rey yang bersih dari bulu-bulu dan sering mencukurnya serta ukuran yang lebih besar dibandingkan milik Jordy.
“Aaaahh.. Devii.. gue ngga kuat.. kentang banget gue Vi.. gue mau crot nih.. udah Vi.. aaaggghhh...” Sambung Rey yang benar-benar merasakan kenikmatan dan tidak tahan untuk segera melepaskan semen putihnya.
Devi yang benar-benar melahap penis Rey hingga akhirnya Rey pun orgasme, memuntahkan lahar putih dalam mulut Devi dan secara tidak sadar Rey menekan kepala Devi.
“Vi.. maaf.. gue ngga kuat.. muncart di mulut loe.” ucap Rey.
Devi pun berdiri dan memperlihatkan sperma Rey dalam mulut Devi pada Rey lalu ditelannya.
“Aaaa... habis sama gue ya Kak.” Tunjuk Devi.
“Ah gila loe.. di telen.” Kaget Rey.
Lalu suara pintu mobil terdengar dari kamar Rey, pertanda Papa mereka pun sudah kembali dari aktivitas kantornya.
“Terima kasih ya Kak. Gue udah diijinin nyicip peju Kakak. Papa udah pulang, kita makan malam yuk.” Jawab Devi yang segera meninggalkan kamar Rey, namun tangan kanan Devi ditahan oleh Rey.
“Vi.. jangan bilang papa mama ya kalau tadi loe...” pinta Rey.
“Ngga bakalan. Kita pun punya rahasia.” Jawab Devi sekali lagi dan langsung mencium bibir Rey.
Devi pun meninggalkan kamar Rey sedangkan Rey segera memakai celananya lalu beranjak menyusul ke ruang makan.
Pak Ricky, Ibu Nadine dan Devi sudah menunggu di ruang makan. Rey pun menghampiri mereka yang sedang menuangkan nasi.
“Malam Pa.” Sapa Rey yang langsung duduk di samping Devi.
“Malam. Rey, lusa bisa temani papa ketemu klien?” tanya Pak Ricky.
“Boleh Pa. Lagipula Rey kan blm dapet kerjaan.” Balas Rey yang langsung menyendoki nasi ke piringnya.
“Devi, gimana ujian kamu kemarin?” tanya Pak Ricky pada Devi.
“Baik Pa.” Balas Devi.
“Papa berencana, Reynold lebih baik kerja di perusahaan papa. Rey bisa bantu Papa disana. Kalau Devi, Papa minta kamu segera bereskan kuliah S1 kamu. Lalu kamu ambil S2” ucap Pak Ricky.
“Langsung pa?” kejut Devi.
“Kakakmu saja langsung ambil 2 gelar sekaligus. Masa kamu ngga bisa.” Sambung Ibu Nadine.
“Devi coba ya Pa.” Jawab Devi.
“Ya sudah makan dulu, biar papa bisa istirahat.” Potong Ibu Nadine agar keluarganya bisa makan dengan tenang.
Mereka berempat pun makan dengan tenang, cerminan keluarga bahagia.
Terakhir diubah: