Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Aku, Kamu, Dia dan Mereka Bagian Pertama - Pengalaman Pertama

Lanjut atau tidak?


  • Total voters
    45
  • Poll closed .
Bimabet
Wuiii mantap huu.
Kasi mulustrasi aja kali hu biar tambah liar imajinya wkwkwk
ditunggu updatenya suhu,kl ditmbh mulustrasi lbh mantep lgi
Baiklah jikalau para suhu meminta mulustrasi, maka nubi akan segera update mulustrasinya

Si Merlin gimana ya di rumah sendirian
Doi kedinginan hu..

Mampus...ngaceng gw, membaca kisahnya jd full gairah, bahasanya akrab
Lanjut suhu
Mantap. Siap suhu nanti diupdate + mulustrasi jg

Wadaw menang banyak nh suhu, kirain cmn sama mitha dan merlin aja ;)
Pengennya juga gitu, Setia. Apalah daya setia hanya selingkuh yang tertunda hu...

32C emang menggoda gan,,,kecil but taste :):nenen:
Mantul gan, penuh di tangan. Pas mantap.

Terbang ke borneo ada anu ..itu...
Ada apa hu di borneo?

Kalimantan punyaa, top hu lanjut :beer:
Kalimantan juga hu?

Nitip jejak, btw borneo mana nih suhu
Silahkan mainkan imajinasinya hu, bebas mau dimana aja

mamanya mitha ga sekalian digarap masbro....
Sepertinya tidak akan ada cerita panas soal mamanya mitha nih hu.
maafkan nubi ya :ampun:
 
Mulustrasi :
Oke kali ini ditambah mulustrasinya ya para suhu, biar makin liar imajinasinya.
Sebelum melihat wajib baca rule dibawah ya.
Perhatian buat para suhu semuanya...
Disini para suhu semuanya wajib sepakat sebelum melihat mulustrasi bahwa TS tidak akan bertanggung jawab atas penyebarluasan gambar mulustrasi jika keluar dari forum tercinta kita ini dan merupakan tanggung jawab dari pelaku penyebaran itu sendiri.
Nubi ingin menegaskan bahwa seluruh gambar mulustrasi hanyalah keperluan imajinasi dan fantasi saja.

Kenal atau tau objek mulustrasi?
PM saja ke TS. Jangan komen apapun yang dapat memancing suhu lain mengorek informasi soal identitas objek,
Dilarang keras menyebut nama asli, inisial apalagi sampai memberikan informasi kontak dari objek.
Jika dikemudian hari pemilik gambar/kerabat dari yang bersangkutan ada yang keberatan,
Jangan sungkan juga untuk langsung PM nubi selaku TS dan nubi akan segera dihapus/diganti.

Baiklah.. Jika para suhu sudah memutuskan untuk membuka mulustrasi, maka berarti para suhu sudah sepakat dengan perjanjian yang nubi buat sebelumnya di thread nubi ini
Peraturan tersebut merupakan tambahan dari peraturan forum tercinta kita dan hanya berlaku pada thread ini saja.

Silahkan di nikmati, semoga dapat menambah imajinasi liar para suhu semua..

d832431154270554.jpg


3f53c01154270564.jpg
c149611154280724.jpg


b0ed691154280734.jpg
dc154a1154270574.jpg
6e21841154285294.jpg


63e38b1154285304.jpg


1917ee1154285324.jpg

Sekian mulustrasinya..
Yang mana favorite suhu semua nih?
Kalo nubi sih......
 
Terakhir diubah:
Update dulu deh buat page 3..
Jangan lupa berkomentar dan beri like biar TS makin rajin tulis ceritanya.

Silahkan membaca para suhu..

Aku tidak pernah membayangkan jika pengalaman seks pertamaku akan kulakukan dengan Ci Dewi, kakak perempuan dari wanita yang aku sukai yaitu Mitha.
“Ayo dre.. kita pergi sekarang aja yuk. Udah kelamaan ini” kata ci Dewi membuyarkan lamunanku
“Ah.. Oke deh bu bos” sahutku
Kami berdua pun menaiki mobilku dan menuju ke rumahku. Jarak dari rumah Mitha ke rumahku tidak terlalu jauh (mungkin kurang lebih 200 meter kalau jalan kaki) namun karena banyak portal yang di tutup jadi jika membawa kendaraan harus memutar cukup jauh.
“Eh dre.. kamu kalau pacaran ngapain aja sih?” tanya ci Dewi
“Maksudnya gimana ci? Ya paling ingetin makan, minum, bernafas. Kalau weekend jalan-jalan ke mal, nonton film, terus ngojek antar-jemput. Ya biasalah” jawabku
“Jadi seriusan yang tadi itu kamu baru pertama kali?”
“Seriuslah ci”
“Maafin cici ya dre udah ambil kamu punya perjaka, cici pikir kamu tadi bohong dan udah sering tidur ama cewek”
“Lah kok minta maaf ci? Justru aku yang mau bilang makasih ini, udah dikasih enak” jawabku sekalian gombal
“Emang beneran enak?” tanya ci Dewi
“Enak dong ci, orang gua baru pertama kali, rasanya lebih enak daripada coli”
“Kamu sering coli?”
“Yaelah, anak cowo udah lulus SMA kalo belum pernah coli mah keterlaluan”
“Jadi kamu bayangin siapa dre kalau coli?”
“Banyaklah pokoknya”
“Pernah bayangin cici gak dre?” tembak ci Dewi
“Ya pernahlah, baru juga kemaren sore”
“Hihihi.. lupa cici dre. Terus gimana pendapat kamu soal cici?” tanya ci Dewi
“Cici cantik sih ci, imut juga kalau menurut gua” jawabku
“Cantik mana cici sama pacar kamu?” lanjutnya
“Pacar yang mana? Aku kan single sekarang ci”
“Pantesan kamu nakal ya. Terus kamu gak nyari lagi?”
“Males ci, blm ada yang cocok”
“Eh kamu gak suka cewek yang lebih tua gitu dre?”
“Maksudnya? Kalo yang kayak cici gini mah gua suka banget. Imut, putih, mulus. Udah gitu enak lagi hahaha” jawabku lantang kemudian tertawa lepas
“Idih.. kalo cici jadi pacar kamu berarti kamu bakal pake cici terus dong”
“Kalo dikasih ya gak nolak lah ci”
“Eh tapi bukan berarti gua lagi nembak lu ya ci sekarang ini” lanjutku dengan cepat
“Ya pasti cici kasih lah, jadi kamu gak mau nih jadi pacar cici?” kata ci Dewi sambil memegang bahu ku
“Lah ini ceritanya cici nembak gua nih?” tanyaku spontan karena kaget
“Terus ko Gerry gimana?” lanjutku.
“Cici kan udah diputusin dari 3 bulan yang lalu dre sama dia”
“Sorry to hear that ci”

Ci Dewi pun hanya diam setelahnya, Namun dalam hati sumpah-serapahku terus kutujukan kepada Gerry yang sialan itu. Dalam hati aku terus berpikir dan memaki.
“Enak bener si bangs*t. Habis perawanin anak orang main kabur aja”
“Ntar kalo ketemu adeknya pengen gua jotos sekali”
(adeknya ko Gerry ini laki-laki, adik kelasku di SMA)
“Tapi ci Dewi oke juga sih. gak dapet adeknya, cicinya gua sikat lah”
“Beda 2 tahun doang kok, gak tua banget lah dia”
“Tapi gua juga pengen icip-icip perawan, masa gua nikah ama cewek yang dari awal udah gak perawan sih”
(Maklum, selama ini aku selalu berpikir bahwa pacaran harus bertujuan untuk menikah bukan buat main-main semata)

Dalam hati aku terus membuat alasan untuk menerima ci Dewi, namun disisi lain selalu ada alasan lain untuk menolaknya.
“Ci...” panggilku
Ci Dewi tidak menjawab, namun ia menatapku sekarang.
“Gimana ya ci, gua sebenernya juga....”
“Kamu takut ama si Gerry kan?” potong ci Dewi
“Elah.. gua dorong juga mati dia mah” jawabku songong
“Oh jangan-jangan kamu gabisa terima cici karna udah gak perawan?” tembaknya

“Busettt.. kebaca apa dari muka gua nih? Kok bisa-bisanya dia tau” kataku dalam hati
“Bukan gitu juga sih, tapi cici kasih perawan cici ke ko Gerry berarti kan cici udah sayang banget sama dia, gua gak mau aja sekedar jadi pelarian” jawabku dengan tegas
“Oh jadi kamu pikir cici hilang perawan sama si Gerry? Kalau itu yang kamu pikirkan, kamu salah”

Jedaaarr...
“Whaaattt theeee heeeeeellll. Main sama siapa aja nih cewek” pikirku dalam hati
Belum sempat aku berkata-kata, ci Dewi kembali menjawab.
“Cici hilang perawan dari SMP, tapi bukan sama pacar cici”
“Hilang sama guru ci?”
“Ya enggak gitu juga andreeeee, otak b*kep ya gini ini. Yang ada di kepala cuma skandal-skandal mesum doang”
“Lah terus?”
“Pokoknya bukan sama pacar, bukan sama cowok manapun”
“Hah???? Bukan cowok? Maksudnya?”

Belum sempat rasa penasaranku terjawab, kami sudah tiba di depan rumahku.
Kulihat gerbang pagarku terbuka sedikit dan seketika fokusku dari cerita ci Dewi teralihkan pada kemungkinan-kemungkinan kejadian yang akan datang.
“Sial.. siapa nih? Ada Merlin pula di rumah. Wah kacau nih” kataku dalam hati
Aku segera turun dan membuka gerbang kemudian memarkirkan mobilku.
“Ayo ci masuk dulu” kataku sambil mengajak ci Dewi masuk dari pintu garasiku
“Loh tumben gak lewat pintu depan?”
“Iya, kuncinya kan di pegang Merlin, gua bawa kunci yang dari garasi”

(Sekedar penjelasan agar tidak bingung. Rumahku terbilang cukup besar dengan ukuran 30m x 15m. Terdiri dari 2,5 Lantai dengan Basement dibawah dan Rooftop di setengah lantai atasnya. Ada 3 kamar pembantu di situ. Biasanya sih supir papaku yang datang dan kemalaman nginap disitu. Kemudian di lantai 2 ada kamarku, kamar adek kedua dan ketigaku yang sekarang kosong, ruang belajar, ruang musik, ruang tamu dan ruang ganti. Di lantai 1 ada Kamar orang tuaku, ruang kerja papaku, kamar mandi tamu, kamar tamu, ruang tamu, dapur kecil indoor, mini bar dan ruang makan. Sedangkan dapur utama letaknya di belakang dan terpisah dari bangunan utama bersama dengan 2 kamar pembantu lagi. Kemudian basement rumahku separuhnya adalah Garasi dan separuhnya adalah gudang). Jadi di garasi ada pintu yang tembus ke sebelah dapur indoor, ruang tamu dan tangga buat naik ke lantai 2.

Back to the story.

Aku pun membuka pintu garasi dan mempersilakan ci Dewi masuk duluan (Model pintu garasiku adalah rolling door ke samping bukan ke atas ya)
“Masuk ci” kataku
Aku pun mengikuti Ci Dewi dibelakangnya untuk masuk dalam garasi dan ketika berjalan dibelakangnya, imajinasi liarku bangkit karena suasana garasi yang gelap dan hanya ada BMW X-1 dan Honda CR-Z yang mengisi garasiku. Ingin rasanya ku peluk ci Dewi dari belakang, kutempel badannya dengan badanku ke sisi mobil SUV itu kemudian aku akan mencium bibirnya yang seksi itu sebelum menggendongnya ke atas kap mobil sedan disebelahnya dan akan ku eksekusi dia di atas sana. Namun itu hanya sebatas pikiran liar saja, keberanianku belum sampai di level itu.

“Klek klek” bunyi kunci dari pintu samping ketika ku putar.
“Ayo masuk ci.. anggap aja rumah sendiri, gausah sungkan” kataku pada ci Dewi
“Hmm.. gila ya. Kamu tinggal sendiri aja mobil sampe 3. Buat apa?” tanya ci Dewi
“Mau di buat sayur sama lauk ci, kalo laper tinggal di makan. Hahaha” jawabku tak nyambung
“Liinnnn.. Liinnnn. Dimana lu? Ayo buruan gua anter pulang” teriakku mencari Merlin

Aku tak mendengar jawaban dari manapun di sudut rumah ini. Namun aku melihat ada 1 loyang pizza delivery di salah satu meja di dapur indoor rumahku.
“Whaattt? Merlin main sama kang pizza ini” pikirku dalam hati
Memang benar kata ci Dewi, karena kejadian 2 hari ini sepertinya otakku selalu mengarah ke hal-hal mesum dalam film b*kep.
“Duduk aja dulu ci, gua cari Merlin bentar” kataku pada ci Dewi
“Gila gede juga nih rumah, gak takut kamu sendirian disini? Ada hantu gak?”
“Hantu banyak ci, tapi gua gak takut. Kan gua jarang di rumah, banyakan main” kataku sembari berjalan mengelilingi seluruh ruangan pada lantai satu karena Merlin juga tidak ada di kamar tamu yang kupinjami semalam.
Akupun naik ke lantai 2 dan mulai memeriksa kamar-kamar kosong dan ruang terakhir adalah kamarku sendiri.
“Buset, jangan bilang ni anak main ama kang pizza beneran, di kamar gua pula” kataku dalam hati

Ku buka pintu kamarku dan kulihat Merlin ada di depan komputerku sambil mengenakan earphone, jelas saja dia tidak mendengarku.
“Oi lin, ayo pulang” kataku sambil melemparnya dengan sampah yang kupungut di lantai
“Bentar, aku masih nonton” jawabnya singkat
“Nonton apaan sih.. udah bawa aja Harddisk gua ntar lanjutin di rumah lu” kataku sambil mendekati Merlin
“Lu ntar dicariin loh.. Ayo bur..” aku tidak sempat menyelesaikan perkataanku karena ketika aku mendekatinya, aku dapat melihat layar 24 inch di depan Merlin itu sedang memutarkan film yang diperankan oleh artis jepang favoritku, Mki Hoj.
Ya.. Itu bukanlah film box office, anime, ataupun drama. Merlin mengambil HDDku yang isinya adalah koleksi video b*kep.

“Woiii.. woiii.. woii.. yang bener aja, ngapain lu” kataku sambil mematikan layar komputer ku
“Apaan sih kamu ini ganggu aja ya, udah ambil kursi sana kalo mau ikut nonton, kalo gamau makan pizza tuh dibawah” jawab Merlin lebih galak
“Lu juga ngapain pake acara pesan pizza, kalo tetangga liat lu ada di rumah gua gmn?”
“Ya kamu habisnya lama betul gak balik-balik. Aku lapar tau lah.. Itu snackmu aja sudah kumakan semua”
“Ya..ya.. sorry-sorry. Ayo kita pergi makan”
“Bentar dulu, belum selesai” kata Merlin melanjutkan menonton video b*kep itu
“Eh dre.. liat deh ini. Kayak yg gua lakuin semalem kan, tapi kok bisa ya dia bisa sampai masuk semuanya gitu” kata Merlin sambil menunjukkan adegan oral
“Ya iyalah, dia udah sering makanya jago” jawabku cepat
Aku sebenarnya tidak ingin menonton b*kep saat ini karena selain bareng Merlin, ada ci Dewi juga di bawah.
“Oh gitu, kalo sering bisa jago ya” kata Merlin
“Eh ini dia kenapa ya, kok teriak-teriak kesakitan tapi mukanya keenakan gitu ya? Udah gitu gak mau stop lagi dia” tanya Merlin saat melihat adegan utama dari film itu dimana si MH sedang bermain dalam posisi WOT. Setelah itu adegan film pun diakhiri dengan si aktor keluar di dalam vagina MH.
“Untung aja nih si Merlin buka film trailer yang 3 menit doang” kataku dalam hati
“Nah selesai sudah lin, udah ya. Ayo udah keluar” pintaku sambil menutup semua folder dan file di komputerku
“Dre.. emang beneran enak ya kalau itu dimasukin kesini” kata Merlin sambil menunjuk ke arah penisku kemudian menunjuk vaginanya
“Mana gua tau, kan gua kagak punya. Lu cobain aja sendiri” jawabku tanpa pikir panjang. Aku hanya ingin ini cepat berlalu.

Namun kejadian tidak seperti yang kuharapkan, Merlin mendekatkan tubuhnya ke arahku dan langsung menarik turun celana trainingku dari belakang.
Diapun langsung memegang batang penisku yang memang belum berdiri tegak namun sudah sedikit mengeras akibat menonton film tadi.

“Ayo dre, gantian. Aku mau kayak yang di film tadi” bisik Merlin dari belakang
“Gabisa lin, jangan sekarang. Dibawah ada ci Dewi” kataku sambil melepaskan pelukan Merlin dari pinggangku.
“Hmmm.. kamu kok gak bilang sih daritadi” jawab Merlin yang kemudian menghentikan perbuatannya

Aku menaikkan kembali celana ku, namun batang penisku sudah tegang sekarang, memang kurasa belum benar-benar on tapi tonjolan di celana trainingku benar-benar terlihat jelas.
“Ah bodo amat lah, toh ini cewek dua-duanya udah pernah liat batang gua” pikirku dalam hati
“Dre, pinjem baju ganti dong” kata Merlin
“Tuh kaos di lemari gua ambil aja. Celana yang pendek adanya boxer doang. Kalo mau jeans atau training pinjam di kamar Richard (adeku paling kecil)”
“Gausah ini pakai baju basket kamu aja udah sekalian jadi terusan”

Merlin pun melangkah ke kamar mandi dalam kamarku. Sebelum menutup pintu, dia melepas baju kaos yang terlihat kebesaran itu dari badan nya dan kemudian dilemparkan ke arahku.
“Sorry, aku ambil sendiri tadi.. kamu juga pasti gak mau kan liat aku keluar dari pintu rumahmu gak pakai apa-apa. Bajuku yang kemaren udah bau. Habis jogging, belum mandi, terus malamnya keringetan lagi kamu buat” katanya diikuti senyuman-senyuman genit.
“Ah... Jangan-jangan dari semalam dia gak pakai apa-apa. Parah nih anak” pikirku dalam hati

Setelah itu aku turun dan kulihat ci Dewi ada di teras dan lagi asik berkeliling di rumahku. Akupun keluar dan menghampirinya
“Oi ci, ngapain diluar. Panas gini” kataku
“Oh enggak, ini loh banyak angin. Enak disini ya gak kerasa. Mana Merlin?”
“Mandi” jawabku singkat.
Aku harus menghindari pembahasan soal Merlin.

“Eh dre.. masih penasaran gak cici lepas perawan gimana” tanya ci Dewi tiba-tiba
“Masih lah” jawabku cepat. Ya.. aku memang sudah penasaran daritadi dan kupikir akan sulit mencari momen untuk mengetahui ceritanya, tak kusangka semudah ini.
“Jadi cici hilang perawan pas SMP kelas 2” cerita ci Dewi
“Buset.. mainnya jauh banget ni cewek pas masih kelas 2 SMP. Kelas 2 SMP gua masih main warnet ini” pikirku dalam hati, namun aku diam saja
“Waktu liburan kenaikan kelas cici liburan ke Surabaya. Nah itu nginap di rumah asuk cici (asuk=paman dalam panggilan tionghoa). Dia baru nikah, pas satu malam gak sengaja cici liat mereka main di dapur. Terus si asuk ada masukin jarinya ke memek si ai (Ai=tante dalam panggilan tionghoa). Cici jadi penasaran dong, malamnya cici coba masukin jari cici ke dalam memek cici, enak. Tapi itu cici belum hilang perawannya, satu jari doang soalnya. Tapi sejak itu cici jadi sering masukin jari cici kesini (menunjuk ke arah vagina nya)” cerita ci Dewi
“Terus hilangnya gimana?” tanyaku to the point karena penasaran
“Iya itu gara-gara tangannya ci Stella (ci Stella ini bisa dibilang sahabatnya ci Dewi), kan cici sama dia sering tuh masukin jari bareng-bareng. Tapi waktu itu dia bawa botol parfum. Terus dia tanya cici mau coba nggak. Cici waktu itu gak tau kalau masukin botol dalam-dalam itu bisa hilang perawan. Jadi yaudah deh” lanjutnya
“Yah.. sialan amat itu botol. Kenapa cici nggak minta tolong gua aja sih waktu itu. Kan gua rela. Hahaha” jawabku
“Ya namanya juga gak tau, lagian kamu kan cupu banget waktu SD” ejeknya
“Terus habis pecah perawan gimana ci?”
“Cici nangis, takut, tapi sensasinya memang dapat, ada klimaks juga” jawab ci Dewi

Karna gua gak mau mengingatkan masa kelam lebih lanjut, gua iseng memancing-mancing ci Dewi untuk berkata kotor.
“Tapi enak kan ci, jadi bebas ngewe habis itu. Hahaha” jawabku
“Enak aja, memek cici ini baru sekali di tusuk kontol. Kamu itu emang si berengseknya” jawab ci Dewi dengan nada sedikit tinggi
“Ssssttt jangan kenceng-kenceng lah ci, apa kata tetangga ntar” potongku
“Jadi secara unofficial, gua yang perawanin lu dong ci?” lanjutku
“Gak tau, suka-suka kamu aja mau bilangnya gimana, tapi yang jelas kalau jari sama lidah, kamu udah yang ke sekian. Cici cuma takut hamil aja selama ini jadi gak mau coba-coba” katanya
(Jujur saja aku sedikit cemburu saat ci Dewi mengatakan ada pria lain yang pernah menyentuh bagian sensitifnya itu, walaupun hanya dengan tangan dan lidah)

“Lah terus kenapa mau ama gua?” tanyaku penasaran
“Cici baru liat yang gede gitu model kepalanya. Aneh dan penasaran banget cici. Hihihi” jawabnya sambil tertawa geli
“Idih.. aneh gini tapi lu gua bukain mau lagi kan?” jawabku sedikit kesel
“Mau lah, Sekarang? disini aja apa?”
“Gila.. enggak lah. Gua ini terkenal anak baik-baik, ntar gua di usir lagi” jawabku
Topik pembicaraanku dengan ci Dewi selanjutnya adalah hal-hal umum dan kegiatan kampusnya. Selagi asik ngobrol, Merlin keluar dari dalam rumah.

“Dre.. yuk udah” kata Merlin yang membuat aku dan ci Dewi menoleh ke arahnya.
Dapat kulihat sesosok wanita yang putih dari ujung kaki hingga pangkal paha nya kemudian tertutup oleh sepotong baju basket warna hitam sampai ke bahunya namun tetap memperlihatkan ketiaknya yang putih mulus sampai ujung jari tangannya, rambutnya yang masih terlihat basah itu semakin menambah panas situasinya.
“Seksi amat kamu lin” kata ci Dewi memulai
“Habisnya cuma ada baju ini ci di lemari andre, sisanya kaos” jawab Merlin
“Liat tuh cowok gak kedip-kedip” kata ci Dewi sekaligus membuatku malu karena ketahuan sedang mengaggumi keindahan dari ciptaan tuhan
“Apaan sih, gua kaget doang” jawabku
“Yaudah bentar gua ambil kunci mobil dulu” lanjutku

Segera aku masuk ke rumah, kuambil kunci mobil, tas ci Dewi dan jaket bomberku, kemudian segera aku masuk dan ku starter mesin honda accordku. Kami bertiga pun melaju ke rumah Merlin yang jaraknya cukup jauh. Mungkin sekitar 40Km karena rumahnya sudah masuk dalam pinggiran kota. Sepanjang perjalanan aku dibuat tidak fokus dengan Merlin yang duduk di seat belakang mobilku karena setelah beberapa kali melihat melalu kaca tengan mobil, aku dapat memastikan bahwa dia tidak menggunakan BH dibalik baju basket itu.
“Damn lin.. You're so hot, bitch” kataku dalam hati

Singkat cerita, sampailah kami di depan rumah Merlin.
“Okey, makasih ya. Aku duluan semuanya, bye” kata Merlin
“Pakai ini lin” kataku sambil memberikan jaket bomberku padanya
“Buat apaan?” jawab Merlin
“Udah jangan banyak tanya, pakai aja terus cepat-cepat lu ganti itu baju lu kalo gamau di perkosa ama karyawan papa lu” jawabku frontal
“Cie cemburu ya, mantan sih tapi rela bagi-bagi?” ejek ci Dewi
“Hihihi yaudah deh” kata Merlin mengambil jaket dan memakainya

Merlin pun turun dari mobil dan melambaikan tangan ke arahku dan ci Dewi.
“Lin.. gak kasih ciuman good bye lagi?” tembak ci Dewi
“Yang kayak gini..” lanjut ci Dewi
Cupp sebuah ciuman dari ci Dewi mendarat di bibirku. Kulihat wajah Merlin mulai memerah, entah karena marah atau malu.
“Ah cici apa-apaan sih?” kataku
“Yaudah lin, lu buruan masuk deh sana. Gua tungguin” lanjutku
(Aku memang sudah terbiasa jika mengantar teman, akan kutunggu sampai mereka masuk dalam pintu sebelum meninggalkan tempat. Kecuali sedang buru-buru)

Kulihat Merlin menghilang secepat kilat di balik pintu rumahnya, bahkan menolehpun tidak. Kurasa dia marah.
“Parah amat lu ci, segitunya mau nunjukin kalo gua bakal jadi pacar lu” kataku
“Jadi kamu mau? Jadi pacar cici-cici nih?” tanya ci Dewi
“Secara gak resmi, mau ci” jawabku
“Maksudnya? Secara gak resmi gimana toh?”
“Ya kita belum resmi pacaran aja, tapi hampir pacaran. Hahaha”
“Sekarang kita kemana?” lanjutku
“Balik ke RS, cici harus gantian ama Mitha. Kasian dia udah dari kemaren belum pulang” kata ci Dewi
“Roger ciciku” jawabku
“Stop panggil cici dong sayang” kata ci Dewi
“Oke beibeh”

Akupun memacu mobilku dengan cukup kencang agar menghemat waktu dan sampailah kami di Rumah Sakit lagi.
“Kamu udah mau pulang beh? Tunggu bentar ya kali aja Mitha mau ikut” kata ci Dewi
“Oke beh” jawabku singkat

Saat itu aku benar-benar sudah kelelahan. Sehabis jogging belum cukup istirahat dan sekarang sampai siang belum juga dapat cukup tidur. Apalagi aku sudah 2 kali ‘crot’ sejak kemarin. Akupun terlelap di kursi kemudi mobilku.
“Dree.. Dree...Tok..tok.tok.tok”

Suara itu membangunkanku dari tidur singkatku. Ternyata itu adalah Mitha yang mengetuk jendela mobilku, segera kubuka kunci pintu mobilku.
“Ya lumayanlah dapat 15 menit” pikirku
“Udah lama mit? Sorry gua ketiduran” kataku
“Sini aku yang bawa mobil” kata Mitha
“Serius?”
“Iya.. tapi kalau nabrak aku gak mau ganti” canda Mitha
“Yaudah serah dah, asal jangan ada yang mati aja” kataku

Akhirnya kami bertukar tempat duduk dan segera kami meninggalkan parkiran rumah sakit. Sepanjang perjalanan, aku hanya diam saja sambil memejamkan mata dan mengingat-ingat kejadian indah selama beberapa jam sebelumnya.
“Eh mit, ntar lu kerumah gua dulu. Turunin gua dirumah, mobil lu bawa aja dulu” kataku
“Jangan ah, gak enak” jawab Mitha
“Gua ngantuk berat, kalo ntar gua nabrak pas balik dari rumah lu terus kepala gua hilang gimana? Jawabku
“Mulutmu itu loh, ucapan adalah doa. Yaudah ntar aku anterin” jawab mitha mengalah
Sesampai di depan rumah. Segera aku turun dari mobil dan bergegas masuk ke dalam rumah.

“Dreee...” teriak Mitha
Aku hanya menoleh dan kulihat mitha memajukan keningnya sambil telunjuknya menunjuk ke arah keningnya. Aku berbalik dan ku kecup keningnya. Aku sudah tidak perduli dia mau baper atau tidak. Aku benar-benar kehabisan tenaga sekarang. Biar cepat aku turuti sajalah apa maunya.
“Udah kan, hati-hati ya. Kalau sudah sampai chat gua” kataku
“Oke. Dadah. Eh ini HP kamu ketinggalan daritadi di Rumah Sakit” jawab Mitha
“Ohiya. Thank You ya mit. Byee” kataku

Akupun masuk ke rumah dan mengunci pintu, aku langsung menjatuhkan badanku di sofa ruang tamu, akupun tertidur.
“Telolet..telolet..telolet..”
“Telolet..telolet..telolet..”

Suara hp itu membangunkanku dari tidurku.
“Oh shit maaan.. kapan gua bisa tidur nyenyak sih” teriak ku dalam hati
Ternyata itu adalah telepon dari Mitha. Gak jadi deh marahnya
“Halo, Mit. Udah sampe ya?”
“Udah nih, tapi ini aku masih di depan Gerbang. Aku gak tau kalau gerbangnya di kunci juga, biasanya kan enggak kalo ada mama di rumah”
“Yaudah lu kerumah gua aja Mit, pintu nggak gua kunci. Lu masuk aja langsung. Gua takut ketiduran ntar”
“Hah? Gapapa kah dre?"
“Iya udah, jangan banyak protes. Sini cepet, lagian lu bisa bantu pijetin gua” jawabku asal-asalan
“Oke aku OTW.. bye”
“Bye”

Akupun melanjutkan tidurku, tidak beberapa lama aku mendengar suara pintuku terbuka namun aku terlalu malas untuk bangkit saat itu. Kulihat sesosok wanita idamanku masuk dalam rumahku dan menghampiriku.
“Dre..” kata Mitha pelan. Kurasa ia memang tidak ingin membangunkanku
Karena terlalu lelah dan mager (malas gerak) aku diam saja dan bersikap bodo amat.
Kudengar Mitha menelpon ci Dewi dan mengatakan dia ada dirumahku sekarang.
“Dre... ini ci Dewi mau ngomong bentar” kata Mitha sambil menggoyangkan badanku
“Hah?? Kenapa?” aku terpaksa menjawab karena tidak mungkin melanjutkan jika sudah seperti ini.
“Halo ci kenapa?” kataku
“Ci?? Kan udah aku bilang jangan panggil ci lagi” jawab ci Dewi
“Ada Mitha ci, udahlah lagi males debat. Kenapa emang?” lanjutku
“Kamu hati-hati sama Mitha, kamu gak mau kan Mitha tau kalau Merlin semalem ada di rumahmu” kata ci Dewi
“Ohiya.. oke deh ci” jawabku mengakhiri pembicaraan

Akupun bangkit, kemudian ku kunci kamar tamu yang di pakai Merlin semalam, ya karena aku lagi mager banget mau periksa ada barang Merlin yang ketinggalan atau nggak, jadi ku kunci aja dulu pintunya.
“Mit.. itu ada pizza, kalau masih enak di makan aja, kalau nggak ya buang. Kalo lu mau tidur pake aja kamar gua di pojok atas. Tapi kamar cowok ya, maklum aja kalau berantakan. Kalau mau apa-apa pakai aja gausah ijin dulu. Gua mau lanjut hibernasi” kataku. Akupun melanjutkan tidurku di ruang tamu dan aku tidak tau apa yang Mitha lakukan selanjutnya. Saat itu sebelum mataku tertutup, dapat kulihat jam menunjukkan pukul 14.30 dan aku belum makan siang, pantas saja aku tambah lemas.

---------

“Dre.. dre.. bangun..”
Suara lembut Mitha membangunkan tidurku. Kulihat sekarng sudah pukul 18.00.
“Mandi dulu dre, aku beli makanan tuh buat kamu. Kata ci Dewi kamu belum makan kan dari siang”
“Wah kebetulan, yaudah gua mandi dulu”

Akupun bangkit dan setengah berlari ke kamarku, kubuka lemariku, kuambil pakaian bersih dan kulemparkan pakaian kotorku ke keranjang laundry dan jantungku serasa mau copot saat itu. Aku melihat pakaian beserta dalaman ci Dewi yang diberikan sebagai ‘oleh-oleh’ buatku berada diatas meja komputerku dan terlipat dengan rapi.
“Siapa nih yang lipat? Merlin? Gak mungkin” pikirku
“Mitha? Mampus deh” lanjutku berpikir
Ternyata kagetku ini belum cukup sampai disitu, kulihat tidak hanya 1 set pakaian dalam (BH + CD) yang ada disana, ada 2 set.
“1 set yang warna merah ini punya ci Dewi? Terus yang biru dongker bermotif polkadot itu punya siapa? Ah iya.. Merlin..”

Aku tidak mau ambil pusing, segera saja aku masuk kedalam kamar mandi.
Setelah selesai mandi, mengenakan pakaian dan menyisir rambutku. Aku turun ke ruang makan untuk mengisi tenagaku.
“Ahhh I’m full now” kataku setelah kuhabiskan semua makanan yang ada di atas meja
“Hihihi.. segitu lahapnya sampai aku aja di cuekin daritadi” kata Mitha
“Hahaha.. sorry-sorry. Laper tingkat dewa ini mit soalnya”
“Ayo mit gua traktir lu makan” lanjutku
“Aku udah makan kok tadi” jawab Mitha
“Iya.. ini kan satnite. Peka dikit kek mit, bilang ‘yuk’ aja gitu gabisa apa?”
“Yuk” jawab Mitha
“Good girl.. gimana kalau kita ke E-W*** aja mit?” usulku
“Aku ikut aja dre” jawab Mitha
Tidak pakai lama, segera ku keluarkan honda cr-z ku dari garasi. Ya selain ini malam minggu dan waktunya untuk pamer harta orang tua, bahan bakar di honda civic itu sudah hampir habis, aku tidak mau malam ini menjadi malam yang kelabu dengan berakhir kehabisan bahan bakar.

Sampai di mall, kami pun berkeliling dan mall ini benar-benar ramai. Karena kehabisan ide, aku pun berinisiatif mengajak Mitha menonton. Saat itu sangat jelas di ingatanku kami mendapat kursi seat paling atas nomor 2 dan 3 dari pojok yang menyisakan 1 kursi paling pojok saja. Bukan karena kami sengaja memilih kursi itu, namun jam yang selesai sebelum jam 10 hanya menyisakan kursi itu dan film yang kami tonton adalah film ‘Modus An*mali‘.
Setelah membeli beberapa snack dan minuman, aku dan Mitha mulai memasuki ruangan bioskop yang saat itu sudah mulai gelap.
“Ayo mit, buruan. Udah mau mulai filmnya nih”

Kugandeng tangan Mitha seperti layaknya sepasang kekasih yang sedang berkencan. Kutuntun dia sampai di tempat duduk dan kulihat kursi paling pojok itu masih kosong sedangkan disebelah kursi kami ada seorang wanita muda, ya ku pikir wanita ini seusiaku atau lebih tua sedikit dariku.
“Wah gak ada orang di pojok, rejeki amat gak ke ganggu” kataku dalam hati
“Dre kamu yang di pojokan” kata Mitha
“Gak ikhlas ya gua di sebelah cewek lain?” godaku
Mitha hanya mencubit perutku dan akupun menurut apa yang diminta oleh Mitha.
Setengah film sudah berlalu, daritadi aku sudah menang banyak karena kebetulan ini film bergenre thriller dan Mitha sendiri yang mau nonton film ini. Mitha selalu memeluk tanganku ketika musik mulai berganti. Memang latar tempat film ini mirip seperti latar film ‘Frid*y the 13th’ jadi gausah ada adegan pun sudah serem.

Tiba-tiba saja seorang wanita yang kuperkirakan berusia 28-35 tahun menuju ke arah kami. Aku pikir kami akan ditegur atau jeleknya dimarahi, namun ternyata ia adalah pemilik bangku kosong di sebelahku ini yang pindah ke kursi penonton lain karena kebetulan penonton lain tersebut terlambat datang dan baru saja masuk. Mungkin saja ia dan pasangannya kehabisan tiket dan terpaksa membeli secara terpisah karena ‘kebelet’ nonton.

Akupun kembali rileks dan mulai menatap ke arah Mitha, begitu pula Mitha dan entah apa yang merasuki kepalaku, tangan kananku bergerak sendiri melingkar ke pinggangnya dan tangan kiriku memegang pipinya dan kamipun berciuman. Seakan tidak perduli dengan teriakan penonton lain, kami menikmati pertunjukkan kami sendiri. Akupun merasakan tangan Mitha mulai berani bermain-main diatas penisku yang masih terbungkus celana. Kulepaskan tangan kiriku dari pipinya dan mulai menarik turun resleting celanaku dan menurunkan celana dalamku sedikit, sehingga tangan Mitha bisa masuk dan bermain di dalam.

Benar saja, setelah aku membukakan ‘pintu’. Kurasakan jemari-jemari itu mulai bermain-main di atas kulit batang kemaluanku. Aku tidak ingin berdiam diri saja. Kuberanikan menyentuh dada Mitha, saat pertama kali kusentuh. Mitha menghentikan ciumannya di bibirku beberapa saat karena kaget, namun tangannya masih saja bermain di dalam celanaku. Aku yang sudah dikuasai nafsu segera melanjutkan tanganku kedalam kaos Mitha dan ku singkap BH nya. Aku ingin sekali menjilati pentil dada nya itu namun aku takut jika baju Mitha basah dan berbekas saat keluar bioskop.

Beberapa menit kami melakukan adegan ini. Bibirku dan Mitha berciuman, tanganku dengan nakalnya memainkan puting Mitha di dalam baju sedangkan tangan Mitha sedang melakukan tugasnya di balik celana jeansku. Benar-benar sensasi yang luar biasa. Dan setelah beberapa menit kemudian, aku merasa penisku akan menembakkan meriam kenikmatannya sebentar lagi.
“Mittttt... gua mau keluar..” bisikku
“Hmmmmhh...”Mitha masih terpejam dan menikmati remasanku pada dadanya
“Mitttthh pelan-pelan mithhhh nanti muncrat kemana-mana begooo”
Mitha memelankan sedotan bibirnya ke bibirku.
“Bukan pelanin ciumannya miittth.. kocoknyaaa pelan-pelaannn”
“Hhhhhh” Mitha masih tidak bersuara

Kurasakan nikmat sekali ketika tangan itu mengocok penisku semakin cepat, kurasakan ada benda yang ikut tergesek. Mungkin itu cincin karena bisa kurasakan dingin dari benda itu.
“Aaaahhhh...” aku mencoba menahan kenikmatan yang luar biasa namun tidak sanggup lagi.... dan Crottt... Croottt.. Croooot...
Seketika jantungku serasa berhenti, aku merasa nikmat dan takut sekali jika spermaku menembak sampai ke depan dan mengenai penonton di depanku.
“Waduh cilaka 12 ini, kalo kena orang mampus sudah. Reputasi gua hancur sudah” pikirku dalam hati
“Ketahuan mesum di rumah atau hotel masih oke, tapi ini di bioskop. Tempat umum, besok gua bakal ada di koran ini”

Setelah itu aku melepaskan tanganku dan bibirku dari Mitha, Mitha pun langsung merapikan pakaianya. Berbeda denganku yang langsung mengecek kemana larinya spremaku dan sudah menyiapkan ancang-ancang untuk kabur. Namun kaget bukan kepalang, aku tidak merasakan spermaku berceceran di celana. Kuraba kursi di depanku, Kering, tidak ada basah-basahnya. Apa lari ke tangan Mitha semua, segera ku genggam kedua tangan Mitha dan kurasakan tangannya hanya basah karena keringat. Kucium tangannya, tidak ada bau sperma. Dan hal yang paling membuatku kaget adalah ternyata Mitha tidak menggunakan cincin sama sekali di kesepuluh jari tangannya.

Akupun langsung menoleh kesampingku dan melihat wanita yang baru saja menempati bangku sebelahku tadi sedang menjilati jari-jarinya. Mungkin kah dia pelaku pengocokan tadi? Rasanya ingin sekali aku marah, namun apa daya, sensasi nikmat tadi mengalahkan amarahku.
Tidak berapa lama film pun berakhir, lampu menyala dan aku melirik ke wanita disebelahku untuk memastikan dan benar saja, wanita ini memakai cincin emas di tangan kanan nya. Dia pun melirik ke arahku dan sedikit tersenyum puas.

Ketika keluar ruangan, wanita ini berjalan ke arah seorang pria yang sedang menggendong anak perempuannya.
“Astaga aku di coliin sama istri orang yang sudah punya anak?” pikirku
Kulihat wanita itu menoleh ke arahku dan masih tersenyum manis. Namun aku tidak berani membalas senyumannya, tentu saja karena selain ada suaminya juga karena disebelahku sekarang sedang menggandeng Mitha.

“Mit.. kamu mau balik ke RS atau ke rumahku dulu?” tanyaku memancing
“Langsung ke RS aja kali ya dre, udah malem” jawabnya
“Tapi aku masih mau bareng kamu mit. Gimana dong?” jawabku sedikit melembut
“Ya kan masih ada waktu di mobil sampai ke RS” jawabnya
Kamipun memutuskan untuk keluar dari mal ini untuk menghindari antrian tiket yang pastinya akan sangat panjang beberapa saat lagi.
Kamipun berhasil keluar dari mall ini setelah antri lebih dari setengah jam, aku kemudian memarkirkan mobilku pada bahu jalan yang kebetulan minim penerangan.
“Mitt....” kataku sambil mendekatkan wajahku ke wajah Mitha
Kulanjutkan dengan mencium bibirnya lagi. Kali ini aku sudah tidak ragu lagi untuk meremas dan memainkan puting dada Mitha.
“Mit... I want you tonight.. Please” kataku mesra kepada Mitha
“Me too dre” kata Mitha yang artinya adalah lampu hijau
Segera aku tancap gas menuju ke sebuah hotel yang searah dengan jalan ke Rumah Sakit.


Bersambung

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Silahkan mainkan fantasi liar suhu-suhu semua
Akankah terjadi 'hal-hal yang diinginkan'?

Update setelah ini kemungkinan satu minggu 3 kali, syukur-syukur bisa 3 kali sehari.
Oleh karena itu tolong para suhu jangan komen sekedar 'up' karena terkesan spam
 
Terakhir diubah:
Mantep hu, apa lagi ada perang pikiran pas di bioskop, wkwkkw di coliin wanita yang sudah bersuami., Nice
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd