Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Aku, Kamu, Dia dan Mereka Bagian Pertama - Pengalaman Pertama

Lanjut atau tidak?


  • Total voters
    45
  • Poll closed .
Wah kayaknya menarik ni ceritanya.... sampai diperebut oleh 3 gadis.... beruntung dre.... mantap.... sabar menanti kelanjutannya...
 
Terima kasih untuk para suhu semua yang sudah bantu support nubi dengan memberikan komentar dan likenya.
:beer::ampun::mantap:
Update dulu ah buat part 4

“Mit... I want you tonight.. Please” kataku mesra kepada Mitha
“Me too dre” kata Mitha yang artinya adalah lampu hijau
Segera aku tancap gas menuju ke sebuah hotel yang searah dengan jalan ke Rumah Sakit.

(Aku dan Mitha tiba di sebuah hotel berbintang di kawasan tengah kota, sebut saja Nonotel)

Karena di hotel ini terdapat night club dan ini adalah malam minggu, hampir seluruh parkiran valey penuh.
Terpaksa aku masuk ke basement parkiran dan mencari slot kosong.
"Ahaa.. ada juga satu yang kosong" pikirku senang
Aku pun segera mengisi slot parkir tersebut..

"Kriing.. Kringg... Kringg.."
Kudengar handphone Mitha berdering dan ternyata mamanya menelpon
"Iya mah, kenapa?"
"Nggak kok ini sebentar lagi juga mau balik"
"Hah??? Papa...." Mitha pun menangis
Itulah percakapan yang dapat kudengar dan perasaanku sangat tidak enak dan tidak nyaman
"Om kenapa mit?" tanyaku panik
"Kata mama.. papa baru aja sadar dre.." kata Mitha masih menangis
"Yaudah kita ke RS aja sekarang ya" jawabku
Mitha hanya mengangguk tanda iya.

Ya.. walaupun aku tidak tau harus senang atau kesal saat ini. Aku sangat menghargai perasaan Mitha.
"Dre.. jangan kecewa yahh" kata Mitha
"Nggak kok mit, gapapa kali" jawabku canggung
"Aku tetap bakal kasih kok dre, Aku sayang banget sama kamu. Tapi jangan sampai ada orang yang tau dulu ya"
"Okee mit"

(Sampai di rumah sakit)
Mitha turun dari mobil dan langsung berlari ke dalam gedung. Aku pun mengikuti Mitha.
"Wah... Hebat juga ya ko" sapa seorang tukang parkir RS
"Hebat apanya mas?" jawabku bingung
"Pacaran sama kakaknya pakai mobil putih, sekarang sama adeknya pakai mobil merah. Mana keren-keren lagi mobilnya" jawabnya
"Hahaha.. iya dong mas. Biar kagak ketahuan, kalo lipstik ketinggalan gimana, kan bahaya" candaku sembari tertawa
Aku pun berlalu dan setelah memasuki ruangan papa mitha. Kulihat keluarga Mitha sekarang sedang dalam momen yang sangat bahagia

Kusapa papa Mitha dengan senyum dan si om sudah bisa membalas dengan gerakan telapak tangan yang berat.
"Kata dokter papa udah boleh pindah ke ruangan rawat inap dre" kata Mitha dengan senyum manisnya
"Eh andre, kok kamu rapi begini sih?" sahut ci Dewi
"Mau ajak cici jalan ya?" lanjutnya
"Ah ini ci, biar keren aja" kataku
"Ya kan tante, gimana? Keren kan aku?" lanjutku
"Iya.. dre" jawab tante Mitha
"Ah mama ngapain puji-puji dia, makin besar kepalanya nanti" lanjut ci Dewi
Aku tidak memahami maksud ci Dewi, apakah yang makin besar kepala atas atau kepala bawah. Hahaha
Tidak lama, dokter datang dan aku yang bukan anggota keluarga diminta untuk meninggalkan ruangan dulu.
Setelah lebih dari 20 menitan, Dokter dan dua orang suster itu pun keluar ruangan.
"Ceklek.."
Mitha adalah orang pertama yang keluar dari ruangan setelah dokter dan susternya itu
"Kenapa mit?" tanyaku kepo
"Nggak, tadi dokter cuma ganti perban nya papa terus kasih tau pantangan dan lain-lain"
"Oh gitu, syukur deh"

Kulihat jam tanganku menunjukkan hampir pukul 22.00
"Eh gua mau balik dulu nih Mit, gua mau ke rumahnya boy" lanjutku
"Yaudah.. mau aku temenin?" tanya Mitha
"Jangan deh, lu temenin papa lu aja dulu. Bilangin ke mama ama cici ya"
"Oke"
"Ntar juga gua balik lagi"
"Eh gausah andre, kamu istirahat aja. Anyway Thank you banget yahhh"
Mitha pun memelukku
"Ehmmm" suara ci Dewi membuat Mitha melepaskan pelukannya dariku
"Eh cici.. ini andre mau balik katanya"
"Udah mau balik? Makasih ya dre"
"Iya mau ke tempat boy dulu. Ada acara"
Kali ini giliran ci Dewi yang memberikan aku pelukan.
Tidak mau menjadikan momen ini semakin panas, kutarik Mitha dan kami bertiga berpelukan layaknya kakak-beradik.
"I'm saved" pikirku
Aku pun melangkah meninggalkan ci Dewi dan Mitha menuju ke parkiran dan pergi ke rumah Boy.
Boy adalah salah satu temanku di daerah komplek perumahan.

(Sampai di depan rumah boy)

Aku dapat melihat, beberapa temanku yang lain sedang sibuk membawa keluar daging untuk barbeque dari dalam rumah boy.
"Waaaahh.. si jomblo enak banget baru dateng pas udah mau makan" teriak Jimmy
"Iya nih, bukannya bantuin" lanjut Sonia
Ya.. ada 4 orang laki-laki dan 5 orang perempuan sekarang.
Yang laki-laki ada Aku, Boy, Maikel, dan Jimmy.
Yang perempuan ada Nathania, Sonia, Regina, Sandra dan Lilia
Aku cukup terkejut, karena biasanya si boy jarang mengajak para perempuan.

"This is for boy and nathania" kata Maikel sambil memberikanku segelas minuman beralkohol
"Ada teh manis aja gak? Gua muntah ntar minum ginian" jawabku
Aku pun menjadi bahan tertawaan seluruh orang disana
Tapi ya bodo amat, aku senang dapat membuat orang lain bahagia dan lagipula aku benar-benar tidak bisa minum minuman beralkohol

"Nih.." kata Nathania memberikanku air mineral botolan
"Thank you nat"

Kami melanjutkan acara malam itu sampai sekitar pukul 11 malam yang kemudian dibubarkan oleh hujan deras.
"Oh shit doa jomblo dikabulkan" hardik Jimmy
"Sadar diri jim" ejekku
"Yee.. disini itu lu doang kali yg jomblo" sahut Jimmy sembari merangkulkan tangannya ke bahu Sonia
"What the hell?? Lu mau-maunya aja sama orang kayak gini son" ejekku
Sepertinya mereka memang tidak berpacaran. Mungkin baru dekat tahap akhir saja

"Eh lu sama siapa ni kel?" tanyaku ke Maikel
"Gak ada disini cewek gua mah" jawab Maikel
"Gua juga gak ada disini" jawabku
"Iyalah gak ada disini, orang ada dalam mimpi lu doang" lanjut Lilia
"Sialan..."

Sudah cukup merasa terhinanya. Sekarang aku juga mau pamer nih pikirku
Aku pun menelpon Mitha dan sengaja kunyalakan speaker HPku
"Halo dre" ah suara ci Dewi, kebetulan nih
"Halo beh, gua boleh kesitu gak sekarang?"
"Hujan gini?" sahut ci Dewi
"Iya biar sekalian kamu angetin" jawabku menggoda
"Halah..Halah.. Yaudah sini buruan. Eh ini yang punya HP udah balik"
"Eh andre, kenapa dre?" kali ini suara Mitha yang menjawab teleponku
"Ah ini sayang, aku mau kesana tapi hujan. kira-kira kesana gak ya?" tanyaku
"Jangan deh, tunggu reda aja kalau memang mau kesini, tapi kalo gak ya gapapa juga" jawab Mitha
"Oke deh, salam buat ci Dewi. Muah" tutupku
"Oke.. Muah" jawab Mitha

Aku pun berbalik dengan muka songong bagaikan baru saja memenangkan piala oskar
"Widih dua ceritanya? biar keliatan playboy ya?" kata Boy
"Paling juga bayar lonte buat sandiwara doang ini anak" kata Jimmy
Kami pun tertawa lepas. Aku selalu no hard feeling terhadap perkataan teman-teman kurang ajarku ini.
"Oh sudah besar sekarang.. hebat yaa" Lilia mendekat ke arahku
Lilia duduk di pangkuanku seperti yang dilakukan Nata dan Sonia pada Boy dan Jimmy.
Tatapan semua orang menuju ke arah kami berdua.
efded71155676534.jpg
Lilia memajukan wajahnya hingga nyaris menyentuh wajahku
"Oh udah gak lari kayak dulu lagi ya.. Hahaha"
Slurrppp.. Bibirku dikecup dengan kasar dan menggebu-gebu oleh Lilia
Tentu saja diriku yang sekarang berbeda dengan diriku beberapa tahun lalu ketika ada di posisi yang sama.
Jika dulu, pasti sekarang aku sudah mendorong Lili dan pulang ke rumah, namu yang terjadi sekarang adalah kebalikannya
Kupegang leher lilia dan ku balas ciumannya dengan lebih brutal lagi.
Melihat hal ini, semua teman-temanku sepertinya terangsang dan mereka mulai menjamah pasangannya masing-masing.
Dapat kulihat Maikel pun mendekati Sandra dan mereka berdua mulai berpegangan tangan.
Aku melihat ke arah Regina, dia adalah satu-satunya yang tidak memiliki pasangan.
Jika saja ada penjual nasi goreng keliling atau bakso. Tentu saja mereka akan mendapatkan suguhan gratis dari Regina.
Ku lepaskan ciumanku dari Lilia.
Kuperhatikan keadaan ruangan itu, Boy sudah memasukkan tangannya di balik baju Nata, Jimmy bahkan sudah membuka seluruh pakaiannya yang memperlihatkan seluruh timbunan lemaknya sambil di oral oleh Sonia. Sangat berpengalaman sekali Sonia. Sedangkan Maikel dan Sandra sudah mulai merangsang satu dengan lainnya. Baju Sandra bahkan sudah terlepas dan memperlihatkan kedua payudaranya yang sekal itu.

Kudekati Regina, kupegang dagunya dan aku berkata.
"Mengemislah reg.. Ayo reg mengemis sama gua" pancingku
c455d21155676574.jpg
Regina tetap tidak rela harga dirinya kujatuhkan dan diam saja. Namun matanya sudah menunjukkan nafsu yang sangat besar.
Kulihat Lili bergerak mendekati kami, segera kusambar pinggangnya
"Kamu mau juga kan reg?" tanyaku sambil meremas-remas dada Lili
Aku pun membawa tubuh Lili menuju sofa panjang dan menjauhi Regina.
Kubuka seluruh pakaian yang melekat pada tubuh Lili, ku cumbui setiap jengkal bagian-bagian sensitifnya.
Lili naik menduduki perutku dan melingkarkan kedua tangannya ke kepalaku. Ku remas dadanya dan kuhisap bergantian. Dapat kulihat wajah lili merem melek di atas sana. Tidak berapa lama kemudian aku merasakan ada tangan lain yang meremas penisku dari luar celana. Kupikir itu tangan Regina jadi kubiarkan saja. Tapi...
OMG... aku dapat melihat Regina baru mendekati kami, Lalu tangan siapa kah ini?
Ternyata itu adalah tangan Sonia yang sebentar lagi bakal di ekse oleh Jimmy.
Jimmy sudah mengambil ancang-ancang untuk memulai penetrasinya pada lubang kenikmatan Sonia.

Regina mendekat kepadaku..
"Dre... perkosa aku dre, aku gak perduli lagi sekarang" katanya di telingaku
"Say it.. Lu mau apa?" jawabku menghinanya
"Aku mau kontol dre, kasih aku kontolmu.. Ayo dre" kata Regina disertai dengan desahan manja
"Kalo gitu buka hadiahmu sendiri" kataku sambil menunjuk ke arah penisku.
Tidak perlu diperintah dua kali, Regina segera menurunkan resleting celana jeansku, membuka kancingnya.
Namun ia kesusahan saat ingin menarik turun celanaku. Aku pun menggendong Lili yang duduk di perutku dan berdiri.
"Aaaaawwww" Lili berteriak kecil saat aku berdiri dan menggendongnya. Mungkin dia terkejut
Aku memang tidak mau membantu regina untuk membuka celanaku, biar saja Regina semakin merasa terhina dan aku yakin dia akan semakin terangsang.
Regina tanpa perlu di perintah, meloloskan celanaku dan celana dalamku. Sehingga penisku berada jelas di depan matanya sekarang.
Regina mulai mengocok batang penisku dan menghisap kepala penisku sedangkan aku sedang asik menghisap-hisap puting Lili.
Beberapa menit dengan posisi ini membuatku lelah juga. Kuputuskan untuk berganti posisi. Kuturunkan Lili dari gendonganku.
Lili berjalan mengambil tasnya dan kuperhatikan dia mencari sesuatu disana.
Kulihat Jimmy sudah mencapai orgasme nya dan keluar di atas perut Sonia. Terlihat jelas kekecewaan Sonia.

Kemudian kutarik rambut Regina mendekati wajahku.
"Gimana lonte? Kontol gua enak gak?" kataku menghinanya
"Enak dre" jawabnya sambil menahan sakit
"Yang bener jawabnya, yang lengkap. Dasar lonte murahan" lanjutku
"Kontolmu enak banget dre, aku pengen di perkosa sekarang"
"Perkosa lu? Gak sudi gua. Cuih" Kuludahi mulut Regina namun dia malah menelan habis seluruh ludahku tadi
"Kentot aku dre.. masukin kontolmu ke memekku yang gratis ini dre... Aku gratis dreee" kata Regina
Aku pun semakin 'on'. Segera kurebahkan Regina di atas sofa. Ketika aku ingin mengobrak-abrik vagina Regina.
"Stop.. stop" kata Lili
"Pakai ini dulu" lanjutnya sambil memasangkan kondom ke penisku kemudian dia memberikan 'pelumnas' pada penisku
Aku sudah tidak tahan, segera ku masukkan penisku kedalam vagina Regina. Hangat, becek dan sempit sekali saat pertama kali kumasukkan penisku ke vaginanya
"Ahhhhhhh.. memek aku sesak.. Ahhhhh"
Segera ku genjot dengan kecepatan tinggi vagina milik Regina
"Auhhh Ohhh Auhh Ohhh ohh ohhh" Regina mulai mendesah tak karuan
Untung saja hujan deras saat itu membuat seluruh teriakan di dalam rumah boy mungkin tidak akan terdengar keluar.

Ku cabut penisku dari vagina Regina, kemudian aku mengambil posisi rebahan di sofa. Aku menginginkan Regina dalam posisi WOT.
Namun Regina masih terkulai lemas. Sepertinya dia baru saja orgasme. Tidak sabar menunggu gilirannya, Lili langsung mengambil alih permainan
Di masukkannya seluruh penisku ke dalam vagina nya. Waah.. ini lebih sempit dan hangat lagi kataku dalam hati.
Lili pun sama ganasnya, bahkan dia meraung-raung tidak karuan saat aku menggoyangkan pinggulku menghajar vaginanya.
Regina sepertinya mulai kembali, dia membuka selangkangannya lebar-lebar di depan wajahku.
Dapat kulihat Vagina yang sangat terawat tanpa bulu kemaluan. Labianya masih sangat tipis, seperti vagina perawan. Segera kucari klitorisnya dengan lidahku. Kupermainkan dibagian itu. Regina menggelinjang hebat dan squirt beberapa kali di wajahku.
Sementara Lili masih melakukan tugasnya memuaskan pensiku.
Aku pun tidak tahan lagi, segera kuturunkan Lili. Kulepas kondom yang menyelimuti penisku.
Kukocok penisku di depan wajah Lili dan Regina. Lili kemudian menghisap biji penisku bergantian dengan Regina.
'Oooooohhhhh shiiiiittt"
Crot.... croooot... crot...
Croooot.... crot... crot...
Kutembakkan spermaku berkali-kali kearah wajah dua perempuan yang ada dibawah garis pandangku ini. Mereka seperti senang dan bahagia mendapat tembakan sperma di wajah mereka.
Sperma yang berada di mulut mereka pun langsung mereka lahap habis. Bahkan Lili menjilati sperma pada pipi Regina. Aku terkulai lemas dan mengambil posisi duduk pada sofa. Kulihat Jimmy terlentang tidak berdaya pada sofa disebelah kiriku, mungkin saja Jimmy sedang tidak sadarkan diri sekarang karena dia minum terlalu banyak. dan kulihat Sonia masih rebahan di sofa yang sama dengan Jimmy.
Aku tidak melihat keberadaan Maikel dan Sandra, begitu juga Boy dan Nata. Mungkin mereka pindah ke kamar.

Aku memejamkan mataku, kemudian kurasakan ada seseorang yang merebahkan kepalanya diatas pahaku, Aku tidak mau melihatnya, mungkin saja itu Lili atau Regina. aku masih ingin menikmati momen-momen yang tersisa dari kenikmatan yang baru saja kudapatkan.
"Slurrp.. Sluurpp.. Slurrppp"
Aku merasa sangat ngilu ketika kepala penisku yang baru saja ejakulasi di sedot dengan kuat oleh mulut orang yang rebahan di atas pahaku.
Aku semakin ngilu ketika pemilik mulut itu mempercepat penetrasi penisku keluar masuk di mulutnya. Segera ku pegang kepalanya dan kutekan lebih dalam.
Aku membuka mataku dan teramat kaget. Kulihat Sonia menutup matanya seolah-olah tidak mau melihat apa yang akan terjadi dan menikmati permainannya saat ini.
Aku tidak ingin membuat Sonia kecewa dua kali. Jadi kubiarkan saja dia melakukan sesukanya pada penisku.
Aku hanya memejamkan mata dan menikmati semuanya.. Beberapa menit kemudian. Aku merasakan, aku akan keluar untuk yang kedua kalinya.
"Gua mau keluar" kataku sangat pelan. Hanya Sonia yang dapat mendengarnya.
Sonia tidak berbicara sedikitpun.
Crot Crot...
Aku menembakkan spermaku di dalam mulut Sonia. Ingin sekali aku memuaskannya juga, jika saja dia bukan calun pacar dari temanku. Mungkin aku sudah menyetubuhinya berkali-kali
"Thank you" ucapku sangat pelan

Sonia mengangkat kepalanya dari pahaku, aku pun membuka mataku. ternyata ada dua orang saksi yang melihat Sonia mengoral penisku. Lili dan Regina.


Malam masih panjang ketika kulihat jam baru menunjukkan pukul 1.45. Aku segera bangkit dari tempat duduk ku dan berjalan menghampiri Lili dan Regina


Bersambung

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Ada yang penasaran dengan Miss So**a?
Mainkan dulu imajinasi liar kalian para suhu semuanya
Bantu like dan komen untuk memperpanjang keberlangsungan thread ini.
Jangan sungkan untuk memberikan masukkan kepada TS.
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd