birahikekinian
Semprot Kecil
- Daftar
- 11 Jun 2020
- Post
- 61
- Like diterima
- 206
Cerita ini merupakan karya yang sudah lama banget pengen di tulis. Entah kenapa feelnya baru dapet sekarang - sekarang ini.
Ya, ini cerita pertama gue di forum ini. Mohon maaf sebelumnya kalau penulisan dan penempatan kata masih jelek.
Part 1 : Awal Dan Akhir
Gue Rohim (nama samaran), awal gue mengikuti jejak idol grup ibu kota ini pas gue kelas 2 SMK tepatnya pertengahan tahun 2012, waktu itu gue belom pernah yang namanya nonton langsung perform dari idol grup ini entah show offair, onair, maupun theater. Yaaa namanya masih sekolah, uang jajan pas-pasan cukup buat beli bensin sama ngerjain tugas doang. Boro-boro nonton theater, nonton bioskop aja nunggu ada yang bayarin. Ahahaha.
Awal gue mulai nonton theater (kalau gak salah) waktu perayaan ulang tahun frieska di tahun 2014, itu juga karena di paksa sama temen gue, kalo gak di paksa mungkin sampe sekarang gue cuma tau lagu-lagu dari idol grup ini dan gak akan pernah ada cerita ini di hidup gue. Karena pada saat itu gue udah kerja dan gue pikir sesekali gak apa-apa lah itung-itung refreshing. Mulai dari sini gue bisa langsung melihat jelas di depan gue member-member yang cantik-cantik ini berjoget serta MC di stage. Di akhir juga kita di persilahkan buat hi-touch sama member-member dengan kata-kata template (mungkin masih sampai sekarang) “Makasih ya kak udah dateng”.
Selesai theater gue buka obrolan sama temen gue.
Gue: “Kayaknya seru juga ya kalo bisa sering-sering nonton theater ram” (btw temen gue namanya Raman)
Raman : “Seru him, tiap beberapa bulan sekali juga lo tau kan ada event handshake, nah di situ lo bisa lebih di kenal sama yang lo dukung, nanti lo bakal di waro terus kalo nonton theater”
Gue : “Waro? Itu apaan dah? Gue gak ngerti” (tanya gue penasaran)
Raman : “Waro itu semacam feedback gitu karena lo udah handshake sama member itu”
Gue : “Ah apalah itu, gue gak peduli. Btw event handshake kapan? Gue mau coba deh”
Raman : “Bulan depan, sekaligus ada single baru yang mau di bawain, ntar lo liat di web aja. Emang lo mau handshake sama siapa?”
Gue : “Ayana kayaknya ram. Dia lucu gitu dah, gue mau dukung dia aja dah. Semoga dia lama di idol grup ini”
Raman : “Lucuan Delima lah, Ayana mah mainstream”
Gue : “Selera kita beda ram, yang di liat kita menarik, belum tentu orang lain demikian”
Raman : “Iya sih. Yaudah, lo mau nonton lagi gak minggu depan?”
Gue: “Liat jadwal kerja gue dulu, kalo bisa gue nonton. Ahhhh gara-gara lo nih gue jadi ketagihan, kampret emang lo”
Raman: “Lahhhh gue kan cuma ngajakin, mau enggaknya ya terserah lo”
Gue: “Ngajakin lo maksa-maksa gue terus ya!”
Raman: “Tapi kan gue gak bohong, seru kan theater-an?”
Gue: “Seru sih, tapi kayak gini pasti bakal boros banget gue, apalagi cicilan motor gue baru 7 kali”
Raman : “Jangan mikirin cicilan motor, yang penting seru-seruan aja. Apalagi nanti pas lo udah handshake sama dia dan sering, pasti bakal berubah hidup lo, gue jamin!”
Gue: “Lo enak masih kuliah gak mikirin cicilan! Maksutnya berubah gimana?”
Raman : “Hehehe.... Iya berubah, lo bakal di kenal sama dia, yakin gue!”
Gue: “Ahhh ngaco lo, udah ayok kita pulang, gue ngantuk besok kerja pagi”
Gue pun langsung pulang sama temen gue.
Setelah sampe di rumah gue mulai memberanikan diri buat mengotori timeline twit**ter gue dengan cara reply tweet dari Ayana karena sebelumnya cuma follow doang .
“makasih juga buat hari ini, gak mau cuci tangah ah abis hi-touch ” maklum, itu kali pertama gue nonton theater jadinya agak norak
Dan sejak saat itu gue mulai sering mention serta sering nonton theater kalau Ayana perform.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari demi hari berlalu, theater demi theater gue tonton, handshake demi handshake gue ikutin, mention demi mention gue lakuin. Gue mulai di kenal dengan Ayana karena sering berinteraksi, walaupun satu arah hahaha. Sampai pada pertengahan tahun 2015, suatu hari gue di kagetkan dengan bertemunya gue dan Ayana di hari ulang tahun temen gue. Gue gak tau kalau temen gue ini ngajak dia makan bareng di hari ulang tahunnya di salah satu mall Jakarta. Di saat gue lagi nunggu temen gue di depan sebuah restoran, tiba-tiba dia langsung negor gue.
Ayana : “Kak Rohim....”
Gue : “Loh, Ayana? Ngapain?”
Ayana : “Aku di ajak makan-makan kak sama Jody, kakak juga ya?”
Gue : “Ya iyalah, kan aku sama Jody juga temenan. Kamu sama siapa?”
Ayana : “Iya juga, ya” ekspresinya melongo sambil tersenyum “Aku sama kak Leni, kak, dia lagi ke toilet tadi. Kakak udah lama nunggu? Si Jody udah dimana?” Lanjut Ayana.
Gue : “Pantesan kamu ikut, sama dia toh... Enggak, aku juga baru sampe. Tadi sih di telpon lagi di daerah dukuh atas sama Juli, katanya macet” Leni itu orang terdekatnya Ayana, kita selalu dapat info terbaru Ayana dari Leni.
Ayana : “Iyalah, kalo gak sama kak Leni mana mungkin aku ikut, cewek sendiri, ntar di liat fans malah ribet, apalagi si Jody kan tau sendiri di kalangan fans kayak gimana“ Jelas Ayana.
Gue : “Iya juga sih, ini pun kalo ada yang liat walaupun kamu sama Leni juga ribet. Ah pokoknya ribet dah kalo masih jadi member hahaha” candaku.
Ayana : “Iya emang, tapi seru loh jadi banyak temennya”
Gue : “Banyak temen doang gak ada pacar. Eh tapi emang bener gak ada pacar? Hahaha” candaku lagi.
Ayana : “Pacar dari mana, kak? Ngatur kegiatan jeketi sama sekolah aja susah, gimana mau pacaran“ Jelas Ayana sambil mukanya cemberut.
Gue : “Kalopun ada juga gakpapa kali, Ay. Kamu udah dewasa kok, cuma ya saranku pinter-pinter aja backstreetnya”
Ayana : “Emang kakak gak cemburu?” Tanyanya.
Gue : “Cemburu ngapain? Aku udah anggep kamu kayak adek sendiri yang lagi berjuang meraih mimpi kamu. Kenapa mesti cemburu?”
Ayana : “Hehehe ah enggak deh kayaknya, kak. Belom kepengen pacaran. Udah ah ada kak Leni entar aku di marahin sama dia ngomongin pacaran” Leni pun dateng menghampiri kita yang lagi asik mengobrol.
Hampir 20 menit kita menunggu dan ngobrol-ngobrol kesana kemari akhirnya temenku Jody dateng bersama Juli. Kitapun mulai memasuki restoran tersebut dan memesan makanan sesuai keinginan kita, tapi tidak mahal-mahal karena tau diri, soalnya di traktir. Hehehe.
Sambil menunggu makanan datang, kita berbincang kesana – kemari dan Ayana mulai bercerita dari A sampai Z soal keluh kesah di idol grup tersebut. Dia menceritakan tentang member siapa – siapa saja yang tidak dia sukai, sehingga gue, Jody, Juli & Leni pun mengetahui lebih dalam lagi soal Ayana ini.
Setelah selesai makan kita berempat pun berpisah dengan Ayana, karena kalau jalan bareng takut ketahuan sama fans dan Ayana langsung menuju ke fx untuk latihan karena beberapa hari lagi bakal ada konser jeketi di daerah Jakarta Utara. Sejak saat itu gue dan teman-teman serta Ayana jadi semakin dekat dan sering jalan bareng kalo lagi free, yang pasti ke mall / tempat yang jarang di kunjungi fans jeketi. Hehehe.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Karena sering jalan bareng beberapa kali gue jadi semakin dekat dengan Ayana dan dia memulai menghubungi gue melalui twit**ter kakaknya, Sakina. Kita sering ngobrol ngalor – ngidul sampai larut malam lewat dm dan pada akhirnya kita berpindah ke aplikasi garis karena waktu itu Ayana ingin ngobrol dan di temani gue sampai dia ngantuk. Kegiatan itu sering kita lakukan kalo gue kerja shift sore atau pas gue libur.
Sebulan berlalu, sampai suatu hari temen gue yang bernama Fian (teman dekat Jody, temen gue juga sih) memberitahukan bahwa Ayana dan Jody berpacaran udah hampir 2 minggu. Gue pun gak kaget, karena emang gue tau banget si Jody ini pinter dalam mengontrol perasaan atau emosi seorang wanita. Ya walaupun tampang biasa aja, tapi gue banyak belajar dari Jody soal menarik perhatian wanita, dan itu berhasil! xD
Gue : “Ohhhhh gitu ya jadian diem diem aja” lewat aplikasi garis gue kirim chat gue. Dan gak lama kemudian di balas oleh Ayana.
Ayana : “Eh? Maksutnya, kak?”
Gue : “Udah gak usah ditutup-tutupin, aku udah tau semua kok. Cieee pokoknya aku minta traktir gak mau tau ”
Ayana : “Iihhhhhh kakak tau dari mana? Kakak marah ya sama aku?”
Gak lama kemudian Ayana nelpon gue lewat aplikasi garis. Suaranya terdengar panik karena gue mengetahui hubungan dia dengan Jody.
Ayana : “ Kak, kakak tau dari mana? Kakak marah ya sama aku?” Tanya Ayana dengan suara yang hampir menangis itu.
Gue : “Hahahah kenapa mikirnya aku marah deh? Padahal aku juga ikut seneng akhirnya aku ada yang bantu buat ngawasin kamu yang bandel ini”
Ayana : “Iihhh beneran kakak mah… Entar aku putusin deh kalo kakak marah aku jadian sama Jody”
Gue : “HEH! GILA LO!” Nada gue sambil membentak “Siapa yang marah sih? Gakpapa santai aja, asal kamu bisa merahasiakan hubungan kalian berdua. Entar aku bilangin si Jody juga. Jujur aku seneng ada lagi yang bikin kamu tambah semangat selain fans kamu”
Ayana : “Beneran kan kakak gak marah? Iiihhhh aku mau nangis deh ” Tanya Ayana meyakinkan dengan suara yang sesegukan.
Gue : “Iya beneran, ngapain sih marah sama kamu yang udah aku anggep adek sendiri? Lagian itu hal wajar kok di usia kamu yang lagi puber-pubernya itu”
Ayana : “Beneran, yaa? Coba change ke video call aku mau liat kalo kakak gak marah” Kemudian gue merubah obrolan yang dari voice call ke video call.
Gue : “Tuuuh kan aku gak marah, dibilang aku seneng kamu ada lagi yang jagain. Hehehe” Jawabku sambil tersenyum.
Ayana : “Iya buat mastiin aja kakak gak marah sama aku, aku takut soalnya “ Balas Ayana sambil cemberut. Kitapun ngobrol sampai Ayana tertidur di malam itu.
Beberapa hari Ayana dan gue kontak seperlunya aja karena kerjaan gue sedikit sibuk dan gak bisa di ganggu karena tanggung jawab nomer satu buat gue. Hanya sekedar kasih semangat dan mengingatkan hal hal kecil, seperti “Jangan lupa makan”, “Jangan capek-capek”, dll. Sampai pada suatu malam gue di kejutkan oleh Ayana yang nelpon gue dengan nada sesak.
Ayana : “Kak…. Aku putus sama Jody….”
Gue : “HAH?! KOK BISA? KENAPA EMANGNYA??” Sahut gue dengan nada tinggi.
Ayana : “Aku yang mutusin dia, aku gak enak sama kakak lagian juga aku terima dia karena kakak tau sendiri kan aku orangnya gak enakan… Mau gak mau ya aku terima deh pas dia nembak aku”
Gue : “Duuh… Kamu gak mikir apa kamu bakal kehilangan orang yang udah dukung kamu selama ini? Perjuangan dia yang udah bantu masukin kamu senbatsu tahun ini? Seujujurnya ini salah satu hal yang aku takutin kalo kamu putus sama dia”
Ayana : “Ya abis gimana kak, di satu sisi aku gak enak sama kakak, disisi lain aku juga gak bisa terus terusan punya rahasia yang harus aku sembunyiin, aku tau pasti suatu hari nanti akan kebongkar. Ya menurut aku ini jalan terbaik buat aku” Jelas Ayana dengan kata kata bijak.
Gue : “Yaudah.. Yaudah… Tapi tolong kalian harus terus berteman baik kayak sebelumnya, biar yang lain juga gak curiga” Gue menyarankan Ayana.
Ayana : “Itu dia masalahnya, Kak… Jody bilang ke aku ‘gue gak bisa temenan dulu sama lu, mungkin suatu saat bakal jadi temen lagi’ akupun gak mau sebenernya. Dari awal aku tau aku salah udah nerima dia, karena aku tau bakalan kayak gini” Sahut Ayana sambil nangis (jelas banget suaranya di telpon).
Gue : “Haduuuuhhhh gimana sih, kitakan juga punya planning mau ke Dufan minggu depan, kok jadi begini? Nanti malah gak jadi. Ntar deh aku coba ngomong ke Jody soal ini, udah kamu jangan nangis lagi, udah jelek tambah jelek kalo nangis” Ledek gue sambil coba menenangkan Ayana.
Ayana : “Iya, kak… Maafin aku, aku tau ini salah banget dari awal, kakak tolong bujuk si Jody buat gak kayak gitu dulu pas ke Dufan nanti, takutnya yang lain jadi salah paham”
Gue : “Yaudah, besok aku coba ajak ketemu si Jody buat ngomong semuanya”
Kitapun ngobrol sampai larut malam sambil gue menenangkan Ayana, dari yang tadinya nangis sesegukan, sampai dia bisa bisa ketawa lepas…
Keesokan harinya gue bertemu dengan Jody di rumahnya sambil ngobrolin tentang yang terjadi dia sama Ayana, gue udah berusaha bujuk Jody buat gak kayak gitu ke Ayana tapi dia tetep kekeh sama pendiriannya. Sampai pada akhirnya kita dapet solusi terbaik biar yang lain gak curiga pada saat kita ke Dufan nanti. Ya, Jody memilih untuk tetap ngobrol dengan Ayana seperlunya saja. Akhirnya gue menyampaikan apa yang udah gue obrolin sama Jody ke Ayana, dan Ayana juga menyetujui apa yang terbaik juga buat mereka.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai tiba harinya kita refreshing ke Dufan bareng-bareng. Gue, Juli, Leni, Fian & Ayana udah siap bertemu di fx. Tadinya si Jody berniat buat gak ikut karena gak dateng ke fx pagi-pagi, cuma gue dan Juli dengan paksa menjemput Jody kerumahnya. Karena pada saat itu Juli bawa mobil dan dia yang jadi supir kita pulang pergi. Akhirnya Jody kalah dengan bujukan kita berdua, mungkin karena gak enak juga udah janjian dari jauh-jauh hari. Di Dufan pun kita seperti biasa ngobrol, bercanda, naik berbagai macam wahana, tapi yang gue liat agak berbeda suasananya dari sebelum-sebelumnya kita jalan bareng. Ya, Jody dan Ayana terlihat agak canggung, dan gue pun mengerti perasaan masing-masing dari mereka yang baru putus tapi harus bertemu karena keadaan terpaksa.
Di waktu sore hari di Dufan, Jody bilang ke gue mau ngajak ngobrol Ayana berdua doang, gue gak tau apa yang mau mereka obrolin tapi yang jelas gue langsung bilang ke Ayana bahwa si Jody mau ajak dia ngobrol, akhirnya mereka pun pergi berdua entah kemana. Kita berempat pun menunggu mereka berdua selesai sambil mengobrol kesana kemari. Kurang lebih 20 menit mereka kembali, dan Ayana langsung narik tangan gue dengan muka yang sedikit sedih. Jauh dari yang lain kita berdua pun ngobrol, suasana hampir maghrib pada saat itu. Gue pun bertanya….
Gue : “Kenapa?”
Ayana : “Kak…. Hiks hiks…” Ayana memeluk gue sambil nangis, gue pun reflek melepaskan pelukannya.
Gue : “Heh! Kalo ada yang liat bahaya… Kamu kenapa? Ditanya kok malah peluk-peluk” Jawab gue sambil coba melepaskan pelukannya.
Ayana : “Gakpapa, kak, aku cuma lagi butuh orang yang bisa nenangin aku sekarang ini. Aku bener-bener sedih dan ini resiko aku karena kesalahan aku. Gakpapa kan aku peluk kakak?”
Gue : “Gakpapa sih, cuma aku takut aja kalo ada yg ngenalin kamu lagi peluk-pelukan gini sama aku. Udah kamu sabar ya, segala pertemuan pasti ada perpisahan, dan itu bukan akhir dari segalanya”
Ayana : “Makasih ya, kak, kakak selalu ada buat aku. Aku gak tau harus cerita ke siapa soal begini. Tapi yang aku tau, kakak mau denger ceritaku setiap aku ada masalah, apapun itu… Aku sayang kakak”
Gue : “Iya… Aku juga sayang Ayana yang udah aku anggap adek aku sendiri. Banyak-banyak sabar ya ngadepin keadaan begini. Pasti bakal keganti dengan yang baru kok. Udah yuk kesana lagi, gak enak yang lain udah pada nungguin kita”
Gue dan Ayanapun kembali ke temen-temen yang lain. Disana gue lihat Jody udah gak ada, setelah gue tanya, kata si Fian, Jody pulang duluan di ajak jalan lagi sama si Nathan (temen gue juga). Dan kitapun langsung menuju parkiran karena sudah jam mau tutup Dufan, lumayan jauh dari pintu masuk Dufan. Mereka jalan berdampingan 2 orang 2 orang, Gue jalan paling belakang sambil menyalakan handpone buat balas-balasin chat yang sedari siang gak kebales. Tapi tiba-tiba Ayana menghampiri gue sambil bertanya…
Ayana : “Balesin chat siapa, kak?” Tanya Ayana sembari kepo.
Gue : “Ini bokap nyokap lagi di kampung nanyain aku dari tadi kemana baru bales chat. Hehehhe” Jawabku.
Ayana : “Pacarnya gak nyariin?” Kepo Ayana lagi.
Gue : “Kalo aku punya pacar mana bisa aku jalan-jalan bareng kalian begini. Hahaha ada-ada aja kamu, Ay”
Ayana : “Ya kirain gitu, Kak… Ntar kapan-kapan kalo ada waktu kita jalan berdua ya, kak” Ajakan Ayana hanya buat gue mengangguk sambil melihat temen-temen yang lain, takut mereka denger.
Gak terasa kita ngobrol akhirnya kita sampai di parkiran di depan Ecopark Ancol. Kitapun langsung menuju ke fx buat pulang kerumah masing-masing. Tapi si Fian minta di turunkan di daerah Lokasari karena di ajak ketemuan lagi sama temennya. Akhirnya sisa berempat gue, Juli, Leni, Ayana. Si Juli ngajak makan dulu sebelum ke fx, dan kita makan di deket senayan warung nasgor pinggir jalan kemudian melanjutkan perjalanan ke fx. Sesampainya di fx kitapun langsung berpamitan menuju rumah masing-masing karena sudah lelah seharian jalan-jalan. Sesampainya dirumah gue pun langsung bersih-bersih badan terus langsung istirahat.
Keesokan harinya gue di kagetin dengan chat Ayana dari aplikasi garis…
Ayana : “Kak, makasih buat hari ini. Aku gak tau apa jadinya kalo gak ada kakak tadi, makasih udah jadi penenang aku di saat aku lagi kayak gini. Jujur, aku butuh orang kayak kakak yang bisa mengayomi dan jadi penyemangat aku disaat aku lagi down begini. Makasih udah jadi kakak yang baik buat aku, tapi kayaknya aku sayang sama kakak lebih dari ini… Maaf kalo aku salah”
Bersambung………..
Ya, ini cerita pertama gue di forum ini. Mohon maaf sebelumnya kalau penulisan dan penempatan kata masih jelek.
Part 1 : Awal Dan Akhir (di bawah ini)
Part 2 : Tak Terduga (masih di bawah ini)
Part 3 : Should we?!
Part 4 : First Time
Part 5 : What The....
Part 6 : Rindu Atau Nafsu?
Part 7 : Hyper?!
Part 8 : Secure
Part 2 : Tak Terduga (masih di bawah ini)
Part 3 : Should we?!
Part 4 : First Time
Part 5 : What The....
Part 6 : Rindu Atau Nafsu?
Part 7 : Hyper?!
Part 8 : Secure
Part 1 : Awal Dan Akhir
Gue Rohim (nama samaran), awal gue mengikuti jejak idol grup ibu kota ini pas gue kelas 2 SMK tepatnya pertengahan tahun 2012, waktu itu gue belom pernah yang namanya nonton langsung perform dari idol grup ini entah show offair, onair, maupun theater. Yaaa namanya masih sekolah, uang jajan pas-pasan cukup buat beli bensin sama ngerjain tugas doang. Boro-boro nonton theater, nonton bioskop aja nunggu ada yang bayarin. Ahahaha.
Awal gue mulai nonton theater (kalau gak salah) waktu perayaan ulang tahun frieska di tahun 2014, itu juga karena di paksa sama temen gue, kalo gak di paksa mungkin sampe sekarang gue cuma tau lagu-lagu dari idol grup ini dan gak akan pernah ada cerita ini di hidup gue. Karena pada saat itu gue udah kerja dan gue pikir sesekali gak apa-apa lah itung-itung refreshing. Mulai dari sini gue bisa langsung melihat jelas di depan gue member-member yang cantik-cantik ini berjoget serta MC di stage. Di akhir juga kita di persilahkan buat hi-touch sama member-member dengan kata-kata template (mungkin masih sampai sekarang) “Makasih ya kak udah dateng”.
Selesai theater gue buka obrolan sama temen gue.
Gue: “Kayaknya seru juga ya kalo bisa sering-sering nonton theater ram” (btw temen gue namanya Raman)
Raman : “Seru him, tiap beberapa bulan sekali juga lo tau kan ada event handshake, nah di situ lo bisa lebih di kenal sama yang lo dukung, nanti lo bakal di waro terus kalo nonton theater”
Gue : “Waro? Itu apaan dah? Gue gak ngerti” (tanya gue penasaran)
Raman : “Waro itu semacam feedback gitu karena lo udah handshake sama member itu”
Gue : “Ah apalah itu, gue gak peduli. Btw event handshake kapan? Gue mau coba deh”
Raman : “Bulan depan, sekaligus ada single baru yang mau di bawain, ntar lo liat di web aja. Emang lo mau handshake sama siapa?”
Gue : “Ayana kayaknya ram. Dia lucu gitu dah, gue mau dukung dia aja dah. Semoga dia lama di idol grup ini”
Raman : “Lucuan Delima lah, Ayana mah mainstream”
Gue : “Selera kita beda ram, yang di liat kita menarik, belum tentu orang lain demikian”
Raman : “Iya sih. Yaudah, lo mau nonton lagi gak minggu depan?”
Gue: “Liat jadwal kerja gue dulu, kalo bisa gue nonton. Ahhhh gara-gara lo nih gue jadi ketagihan, kampret emang lo”
Raman: “Lahhhh gue kan cuma ngajakin, mau enggaknya ya terserah lo”
Gue: “Ngajakin lo maksa-maksa gue terus ya!”
Raman: “Tapi kan gue gak bohong, seru kan theater-an?”
Gue: “Seru sih, tapi kayak gini pasti bakal boros banget gue, apalagi cicilan motor gue baru 7 kali”
Raman : “Jangan mikirin cicilan motor, yang penting seru-seruan aja. Apalagi nanti pas lo udah handshake sama dia dan sering, pasti bakal berubah hidup lo, gue jamin!”
Gue: “Lo enak masih kuliah gak mikirin cicilan! Maksutnya berubah gimana?”
Raman : “Hehehe.... Iya berubah, lo bakal di kenal sama dia, yakin gue!”
Gue: “Ahhh ngaco lo, udah ayok kita pulang, gue ngantuk besok kerja pagi”
Gue pun langsung pulang sama temen gue.
Setelah sampe di rumah gue mulai memberanikan diri buat mengotori timeline twit**ter gue dengan cara reply tweet dari Ayana karena sebelumnya cuma follow doang .
“makasih juga buat hari ini, gak mau cuci tangah ah abis hi-touch ” maklum, itu kali pertama gue nonton theater jadinya agak norak
Dan sejak saat itu gue mulai sering mention serta sering nonton theater kalau Ayana perform.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari demi hari berlalu, theater demi theater gue tonton, handshake demi handshake gue ikutin, mention demi mention gue lakuin. Gue mulai di kenal dengan Ayana karena sering berinteraksi, walaupun satu arah hahaha. Sampai pada pertengahan tahun 2015, suatu hari gue di kagetkan dengan bertemunya gue dan Ayana di hari ulang tahun temen gue. Gue gak tau kalau temen gue ini ngajak dia makan bareng di hari ulang tahunnya di salah satu mall Jakarta. Di saat gue lagi nunggu temen gue di depan sebuah restoran, tiba-tiba dia langsung negor gue.
Ayana : “Kak Rohim....”
Gue : “Loh, Ayana? Ngapain?”
Ayana : “Aku di ajak makan-makan kak sama Jody, kakak juga ya?”
Gue : “Ya iyalah, kan aku sama Jody juga temenan. Kamu sama siapa?”
Ayana : “Iya juga, ya” ekspresinya melongo sambil tersenyum “Aku sama kak Leni, kak, dia lagi ke toilet tadi. Kakak udah lama nunggu? Si Jody udah dimana?” Lanjut Ayana.
Gue : “Pantesan kamu ikut, sama dia toh... Enggak, aku juga baru sampe. Tadi sih di telpon lagi di daerah dukuh atas sama Juli, katanya macet” Leni itu orang terdekatnya Ayana, kita selalu dapat info terbaru Ayana dari Leni.
Ayana : “Iyalah, kalo gak sama kak Leni mana mungkin aku ikut, cewek sendiri, ntar di liat fans malah ribet, apalagi si Jody kan tau sendiri di kalangan fans kayak gimana“ Jelas Ayana.
Gue : “Iya juga sih, ini pun kalo ada yang liat walaupun kamu sama Leni juga ribet. Ah pokoknya ribet dah kalo masih jadi member hahaha” candaku.
Ayana : “Iya emang, tapi seru loh jadi banyak temennya”
Gue : “Banyak temen doang gak ada pacar. Eh tapi emang bener gak ada pacar? Hahaha” candaku lagi.
Ayana : “Pacar dari mana, kak? Ngatur kegiatan jeketi sama sekolah aja susah, gimana mau pacaran“ Jelas Ayana sambil mukanya cemberut.
Gue : “Kalopun ada juga gakpapa kali, Ay. Kamu udah dewasa kok, cuma ya saranku pinter-pinter aja backstreetnya”
Ayana : “Emang kakak gak cemburu?” Tanyanya.
Gue : “Cemburu ngapain? Aku udah anggep kamu kayak adek sendiri yang lagi berjuang meraih mimpi kamu. Kenapa mesti cemburu?”
Ayana : “Hehehe ah enggak deh kayaknya, kak. Belom kepengen pacaran. Udah ah ada kak Leni entar aku di marahin sama dia ngomongin pacaran” Leni pun dateng menghampiri kita yang lagi asik mengobrol.
Hampir 20 menit kita menunggu dan ngobrol-ngobrol kesana kemari akhirnya temenku Jody dateng bersama Juli. Kitapun mulai memasuki restoran tersebut dan memesan makanan sesuai keinginan kita, tapi tidak mahal-mahal karena tau diri, soalnya di traktir. Hehehe.
Sambil menunggu makanan datang, kita berbincang kesana – kemari dan Ayana mulai bercerita dari A sampai Z soal keluh kesah di idol grup tersebut. Dia menceritakan tentang member siapa – siapa saja yang tidak dia sukai, sehingga gue, Jody, Juli & Leni pun mengetahui lebih dalam lagi soal Ayana ini.
Setelah selesai makan kita berempat pun berpisah dengan Ayana, karena kalau jalan bareng takut ketahuan sama fans dan Ayana langsung menuju ke fx untuk latihan karena beberapa hari lagi bakal ada konser jeketi di daerah Jakarta Utara. Sejak saat itu gue dan teman-teman serta Ayana jadi semakin dekat dan sering jalan bareng kalo lagi free, yang pasti ke mall / tempat yang jarang di kunjungi fans jeketi. Hehehe.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Karena sering jalan bareng beberapa kali gue jadi semakin dekat dengan Ayana dan dia memulai menghubungi gue melalui twit**ter kakaknya, Sakina. Kita sering ngobrol ngalor – ngidul sampai larut malam lewat dm dan pada akhirnya kita berpindah ke aplikasi garis karena waktu itu Ayana ingin ngobrol dan di temani gue sampai dia ngantuk. Kegiatan itu sering kita lakukan kalo gue kerja shift sore atau pas gue libur.
Sebulan berlalu, sampai suatu hari temen gue yang bernama Fian (teman dekat Jody, temen gue juga sih) memberitahukan bahwa Ayana dan Jody berpacaran udah hampir 2 minggu. Gue pun gak kaget, karena emang gue tau banget si Jody ini pinter dalam mengontrol perasaan atau emosi seorang wanita. Ya walaupun tampang biasa aja, tapi gue banyak belajar dari Jody soal menarik perhatian wanita, dan itu berhasil! xD
Gue : “Ohhhhh gitu ya jadian diem diem aja” lewat aplikasi garis gue kirim chat gue. Dan gak lama kemudian di balas oleh Ayana.
Ayana : “Eh? Maksutnya, kak?”
Gue : “Udah gak usah ditutup-tutupin, aku udah tau semua kok. Cieee pokoknya aku minta traktir gak mau tau ”
Ayana : “Iihhhhhh kakak tau dari mana? Kakak marah ya sama aku?”
Gak lama kemudian Ayana nelpon gue lewat aplikasi garis. Suaranya terdengar panik karena gue mengetahui hubungan dia dengan Jody.
Ayana : “ Kak, kakak tau dari mana? Kakak marah ya sama aku?” Tanya Ayana dengan suara yang hampir menangis itu.
Gue : “Hahahah kenapa mikirnya aku marah deh? Padahal aku juga ikut seneng akhirnya aku ada yang bantu buat ngawasin kamu yang bandel ini”
Ayana : “Iihhh beneran kakak mah… Entar aku putusin deh kalo kakak marah aku jadian sama Jody”
Gue : “HEH! GILA LO!” Nada gue sambil membentak “Siapa yang marah sih? Gakpapa santai aja, asal kamu bisa merahasiakan hubungan kalian berdua. Entar aku bilangin si Jody juga. Jujur aku seneng ada lagi yang bikin kamu tambah semangat selain fans kamu”
Ayana : “Beneran kan kakak gak marah? Iiihhhh aku mau nangis deh ” Tanya Ayana meyakinkan dengan suara yang sesegukan.
Gue : “Iya beneran, ngapain sih marah sama kamu yang udah aku anggep adek sendiri? Lagian itu hal wajar kok di usia kamu yang lagi puber-pubernya itu”
Ayana : “Beneran, yaa? Coba change ke video call aku mau liat kalo kakak gak marah” Kemudian gue merubah obrolan yang dari voice call ke video call.
Gue : “Tuuuh kan aku gak marah, dibilang aku seneng kamu ada lagi yang jagain. Hehehe” Jawabku sambil tersenyum.
Ayana : “Iya buat mastiin aja kakak gak marah sama aku, aku takut soalnya “ Balas Ayana sambil cemberut. Kitapun ngobrol sampai Ayana tertidur di malam itu.
Beberapa hari Ayana dan gue kontak seperlunya aja karena kerjaan gue sedikit sibuk dan gak bisa di ganggu karena tanggung jawab nomer satu buat gue. Hanya sekedar kasih semangat dan mengingatkan hal hal kecil, seperti “Jangan lupa makan”, “Jangan capek-capek”, dll. Sampai pada suatu malam gue di kejutkan oleh Ayana yang nelpon gue dengan nada sesak.
Ayana : “Kak…. Aku putus sama Jody….”
Gue : “HAH?! KOK BISA? KENAPA EMANGNYA??” Sahut gue dengan nada tinggi.
Ayana : “Aku yang mutusin dia, aku gak enak sama kakak lagian juga aku terima dia karena kakak tau sendiri kan aku orangnya gak enakan… Mau gak mau ya aku terima deh pas dia nembak aku”
Gue : “Duuh… Kamu gak mikir apa kamu bakal kehilangan orang yang udah dukung kamu selama ini? Perjuangan dia yang udah bantu masukin kamu senbatsu tahun ini? Seujujurnya ini salah satu hal yang aku takutin kalo kamu putus sama dia”
Ayana : “Ya abis gimana kak, di satu sisi aku gak enak sama kakak, disisi lain aku juga gak bisa terus terusan punya rahasia yang harus aku sembunyiin, aku tau pasti suatu hari nanti akan kebongkar. Ya menurut aku ini jalan terbaik buat aku” Jelas Ayana dengan kata kata bijak.
Gue : “Yaudah.. Yaudah… Tapi tolong kalian harus terus berteman baik kayak sebelumnya, biar yang lain juga gak curiga” Gue menyarankan Ayana.
Ayana : “Itu dia masalahnya, Kak… Jody bilang ke aku ‘gue gak bisa temenan dulu sama lu, mungkin suatu saat bakal jadi temen lagi’ akupun gak mau sebenernya. Dari awal aku tau aku salah udah nerima dia, karena aku tau bakalan kayak gini” Sahut Ayana sambil nangis (jelas banget suaranya di telpon).
Gue : “Haduuuuhhhh gimana sih, kitakan juga punya planning mau ke Dufan minggu depan, kok jadi begini? Nanti malah gak jadi. Ntar deh aku coba ngomong ke Jody soal ini, udah kamu jangan nangis lagi, udah jelek tambah jelek kalo nangis” Ledek gue sambil coba menenangkan Ayana.
Ayana : “Iya, kak… Maafin aku, aku tau ini salah banget dari awal, kakak tolong bujuk si Jody buat gak kayak gitu dulu pas ke Dufan nanti, takutnya yang lain jadi salah paham”
Gue : “Yaudah, besok aku coba ajak ketemu si Jody buat ngomong semuanya”
Kitapun ngobrol sampai larut malam sambil gue menenangkan Ayana, dari yang tadinya nangis sesegukan, sampai dia bisa bisa ketawa lepas…
Keesokan harinya gue bertemu dengan Jody di rumahnya sambil ngobrolin tentang yang terjadi dia sama Ayana, gue udah berusaha bujuk Jody buat gak kayak gitu ke Ayana tapi dia tetep kekeh sama pendiriannya. Sampai pada akhirnya kita dapet solusi terbaik biar yang lain gak curiga pada saat kita ke Dufan nanti. Ya, Jody memilih untuk tetap ngobrol dengan Ayana seperlunya saja. Akhirnya gue menyampaikan apa yang udah gue obrolin sama Jody ke Ayana, dan Ayana juga menyetujui apa yang terbaik juga buat mereka.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai tiba harinya kita refreshing ke Dufan bareng-bareng. Gue, Juli, Leni, Fian & Ayana udah siap bertemu di fx. Tadinya si Jody berniat buat gak ikut karena gak dateng ke fx pagi-pagi, cuma gue dan Juli dengan paksa menjemput Jody kerumahnya. Karena pada saat itu Juli bawa mobil dan dia yang jadi supir kita pulang pergi. Akhirnya Jody kalah dengan bujukan kita berdua, mungkin karena gak enak juga udah janjian dari jauh-jauh hari. Di Dufan pun kita seperti biasa ngobrol, bercanda, naik berbagai macam wahana, tapi yang gue liat agak berbeda suasananya dari sebelum-sebelumnya kita jalan bareng. Ya, Jody dan Ayana terlihat agak canggung, dan gue pun mengerti perasaan masing-masing dari mereka yang baru putus tapi harus bertemu karena keadaan terpaksa.
Di waktu sore hari di Dufan, Jody bilang ke gue mau ngajak ngobrol Ayana berdua doang, gue gak tau apa yang mau mereka obrolin tapi yang jelas gue langsung bilang ke Ayana bahwa si Jody mau ajak dia ngobrol, akhirnya mereka pun pergi berdua entah kemana. Kita berempat pun menunggu mereka berdua selesai sambil mengobrol kesana kemari. Kurang lebih 20 menit mereka kembali, dan Ayana langsung narik tangan gue dengan muka yang sedikit sedih. Jauh dari yang lain kita berdua pun ngobrol, suasana hampir maghrib pada saat itu. Gue pun bertanya….
Gue : “Kenapa?”
Ayana : “Kak…. Hiks hiks…” Ayana memeluk gue sambil nangis, gue pun reflek melepaskan pelukannya.
Gue : “Heh! Kalo ada yang liat bahaya… Kamu kenapa? Ditanya kok malah peluk-peluk” Jawab gue sambil coba melepaskan pelukannya.
Ayana : “Gakpapa, kak, aku cuma lagi butuh orang yang bisa nenangin aku sekarang ini. Aku bener-bener sedih dan ini resiko aku karena kesalahan aku. Gakpapa kan aku peluk kakak?”
Gue : “Gakpapa sih, cuma aku takut aja kalo ada yg ngenalin kamu lagi peluk-pelukan gini sama aku. Udah kamu sabar ya, segala pertemuan pasti ada perpisahan, dan itu bukan akhir dari segalanya”
Ayana : “Makasih ya, kak, kakak selalu ada buat aku. Aku gak tau harus cerita ke siapa soal begini. Tapi yang aku tau, kakak mau denger ceritaku setiap aku ada masalah, apapun itu… Aku sayang kakak”
Gue : “Iya… Aku juga sayang Ayana yang udah aku anggap adek aku sendiri. Banyak-banyak sabar ya ngadepin keadaan begini. Pasti bakal keganti dengan yang baru kok. Udah yuk kesana lagi, gak enak yang lain udah pada nungguin kita”
Gue dan Ayanapun kembali ke temen-temen yang lain. Disana gue lihat Jody udah gak ada, setelah gue tanya, kata si Fian, Jody pulang duluan di ajak jalan lagi sama si Nathan (temen gue juga). Dan kitapun langsung menuju parkiran karena sudah jam mau tutup Dufan, lumayan jauh dari pintu masuk Dufan. Mereka jalan berdampingan 2 orang 2 orang, Gue jalan paling belakang sambil menyalakan handpone buat balas-balasin chat yang sedari siang gak kebales. Tapi tiba-tiba Ayana menghampiri gue sambil bertanya…
Ayana : “Balesin chat siapa, kak?” Tanya Ayana sembari kepo.
Gue : “Ini bokap nyokap lagi di kampung nanyain aku dari tadi kemana baru bales chat. Hehehhe” Jawabku.
Ayana : “Pacarnya gak nyariin?” Kepo Ayana lagi.
Gue : “Kalo aku punya pacar mana bisa aku jalan-jalan bareng kalian begini. Hahaha ada-ada aja kamu, Ay”
Ayana : “Ya kirain gitu, Kak… Ntar kapan-kapan kalo ada waktu kita jalan berdua ya, kak” Ajakan Ayana hanya buat gue mengangguk sambil melihat temen-temen yang lain, takut mereka denger.
Gak terasa kita ngobrol akhirnya kita sampai di parkiran di depan Ecopark Ancol. Kitapun langsung menuju ke fx buat pulang kerumah masing-masing. Tapi si Fian minta di turunkan di daerah Lokasari karena di ajak ketemuan lagi sama temennya. Akhirnya sisa berempat gue, Juli, Leni, Ayana. Si Juli ngajak makan dulu sebelum ke fx, dan kita makan di deket senayan warung nasgor pinggir jalan kemudian melanjutkan perjalanan ke fx. Sesampainya di fx kitapun langsung berpamitan menuju rumah masing-masing karena sudah lelah seharian jalan-jalan. Sesampainya dirumah gue pun langsung bersih-bersih badan terus langsung istirahat.
Keesokan harinya gue di kagetin dengan chat Ayana dari aplikasi garis…
Ayana : “Kak, makasih buat hari ini. Aku gak tau apa jadinya kalo gak ada kakak tadi, makasih udah jadi penenang aku di saat aku lagi kayak gini. Jujur, aku butuh orang kayak kakak yang bisa mengayomi dan jadi penyemangat aku disaat aku lagi down begini. Makasih udah jadi kakak yang baik buat aku, tapi kayaknya aku sayang sama kakak lebih dari ini… Maaf kalo aku salah”
Bersambung………..
Terakhir diubah: