BAB VI
Capter 1 : Aku Raja Fantastica
Utusan dari kerajaan ortea pun tiba, dimana mereka mengumumkan akan menyerang kerajaan Fantastica sekarang kerajan Ortea lebih beradab, aku menjamin utusan tersebut agar ia tidak di sakiti, dari raut wajahnya aku tahu ia sangat mengagumi negeri ini, secara bersamaan ia juga ketakutan. Ortea tidak menyadari berperang dengan Fantastica yang berisi multi ras secara tidak langsung menyatakan perang dengan negara lainya. Seperti kerajaan Beast mereka sangat jauh dan tidak mungkin akan datang ke tempat kami, terlebih kabar yang mereka dapatkan juga pasti terlambat, aku memang mengirimkan utusan ku kesana tapi mengingat perang akan di langsungkan dua hari lagi, dan masih beluma ada kabar. Menurut mata mata yang aku tempatkan disana, kali ini tiga kerajaan bergabung kembali dengan total lima belas ribu pasukan. Dan mereka adalah tentara tentara yang memiliki sejarah panjang serta pengalaman dalam perperangan di tambah jendral perang mereka juga bukanlah orang yang di anggap remeh, pertarungan darat kami benar benar kalah jumblah tapi mereka tahu akan tehnologi kami yaitu senapan yang kami miliki, tapi tetap saja perperangan ini kami kalah jumblah untuk itu dalam perang kali ini kami harus memenangkanya dan menghancurkan aliansi kerajaan Ortea.
Aku pun mengadakan rapat dengan para petinggi militer termasuk para ratu yang ada di sisi ku, pembahsan trategi ini adalah perang singkat karena perang jangka lama itu sangat merugikan untuk Fantastica kekaisaran Artium memang menjalin kerjasama dengan kami, namun kerja sama itu bukan lah bentuk dalam militer melainkan perdagangan antara dua belah negara tanpa campur tangan dari guild dagang. Aku meminta Belty untuk keluar dari wilayah kerajaan Fantastica karena situasi akan sangat panas, Belty setuju dengan permintaan ku dan ia kembali ke kaisaran Artium.
“ negara fantastica tidak boleh kalah “ gumam belty dalam hatinya
Ia berniat untuk bertemu langsung dengan kaisar Artium, karena tehnologi yang di miliki kerajaan Fantastica akan menjadi titik balik peradaban kekaisaran Artium bukan hanya kekaisaran Artium saja melainkan negara negara lain, tindakan kerajaan Ortea bersama aliansinya itu memang sangat bodoh.
“ Dengar teman teman, perang ini pasti akan banyak di antara kita yang gugur, namun kita mau tidak mau harus melakukanya, jadi aku tanya apakah kalian siap ? “ tanya ku
Semua orang pun berdiri lalu dari Shariel ia mencabut pedangnya dan meletakan di atas meja perundingan kami, lucifer tersenyum melihat sang ratu shariel meletakan pedangnya di atas meja, Lucifer tidak ingin kalah dan ia turut mengikuti Shariel. Dan Tulae masih mengarahkan mata pedangnya ke bawah begitu juga aku, aku melihat dulu reaksi dari semua panglima perang ku. Karena ini adalah perang habis habisan.
“ Aku bersumpah atas nama kerajaan Fantastica tidak akan mundur dari medan perang “ Shariel dengan nada tegas
“ Aku Lucifer penguasa neraka dengan ini aku menyatakan perang terhadap setiap musuh kerajaan Fantastica “
“ perwakilian dari Srigala perak dengan niat teguh mengikuti jalan raja dan ratu fantastica “
“ perwakilan goblin dengan senang hati berperang di sisi raja dan ratu fantastica “
“ perwakilan dark elf menghomati segala kebaikan serta ke ariban dari raja dan ratu fantastica akan turut berperang hingga orang terakhir dari ras kami “
“ Perang ya, maka tunjukan kepada kami bagaimana kwalitas dari baju jirah dan senjata dari dwarf, kami tidak keberatan untuk berdiri di garis depan besama tentara lainya karena kami warga Fantastica “
“ Tempat ini adalah tanah harapan bagi kami, Lizard man merasa terhormat jika gugur di medan perang demi tanah harapan ini yaitu kerajaan Fantastica “
“ Putri rubah putih, bersama bawahanya kami siap mencabik musuh musuh dari fantastica “
“ Bangsa Beast kami memang ras paling sedikit jumblahnya, tapi kami memiliki sumpah dimana kami berada kami akan membantu warga setempat untuk mengamankanya dari serangan dalam dan luar negeri “
“ Untuk ras naga Fafnir tidak perlu di ragukan, kami sudah bersumpah dalam vestifal naga, tempat ini memiliki banyak sekali yang menarik dari penduduk, peradaban, serta makananya jadi raja ku berjanjilah berikan kami banyak makanan enak terutama yag di sebut cake itu rasanya sangat lembut dan aku ingin memakanya lagi “
Aku dan Tulae saling berpandangan dan tersenyum dengan serentak kami mengangkat pedang kami menjulang ke atas, sebagai tanda perang telah di setujui. Lalu semua rakyat di kumpulkan di halaman istana dan para utusan memberitakan ke seluruh pemukiman di wilayah kerajaan Fantastica bahwa negara akan segera berperang, para warga pun bersorak mereka tidak ingin rumah mereka ini di ambil oleh musuh, anak anak muda yang membawa berbagai macam perlatan mengacungkan senjata mereka.
Gudang gudang senjata pun di buka, aku memperintahkan agar semua tentara di persenjatai sisanya mempersenjatai warga fantastica, dimana mereka akan menjadi pasukan pertahanan kota. Sedangkan orang tua dan anak anak segera di ungsikan ke tempat yang aman. Anak anak yang turun ke medan perang meminta restu kepada orang tuanya, begitu juga para wanita dan suami yang meminta restu yang mereka yakini sebagai perpisahan sementara dan sampai jumpa di Valhalla. Dengan senyuman dan mata yang basah mereka meninggalkan orang orang yang di cintai untuk membelah tanah air yang masih bersuia jagung ini.
Aku pun turut turun ke medan perang, begitu juga dengan kedua ratu fantastica yang tidak lain istri ku. Lumbung lumbung milik warga pun di buka dan mulai di kumpulkan, mereka saling bahu membahu untuk memperlancar distri busi makanan, dan membuat dapur dapur umum, rumah sakit yang di sebar di semua wilayah kerajaan fantastica, dalam waktu dua hari ini harus segera di siapkan. Jalur yang di gunakan adalah jalur khusus yang sangat sulit di lewati tapi sangat aman dari sergapan musuh. Semalaman aku keliling ibu kota meminta orang tua mereka memaafkan ku begitu juga orang orang yang mereka cintai karena aku telah memulai perperangan ini, tatapan haru dan senyuman di tunjukan kepada ku. Ada pula yang memeluk ku dengan erat, aku memang seorang raja, tapi mengirim warga ku ke medan perang bukanlah sesuatu yang mudah, bahkan mereka mendoakan ku agar aku selamat di medan perang. Aku tidak bisa menahan air mata ku ini lah seorang ibu, aku baru tahu bagaimana rasanya mengirimkan anak mereka ke medan perang atau orang orang yang mereka cintai.
Seorang istri yang mendoakan suaminya saat melihat ku mereka memberikan hormat, aku pun menundukan kepala ku.
“ yang mulia, tidak pantas hamba menyaksikan yang mulia menundukan kepala anda kepada saya “
“ Aku mohon maaf jika mengirimkan orang yang anda cintai ke medan perang “
“ yang mulia, demi tanah ini kami sanggup mengorbankan apa saja, yang mulia tolong angkat kepala anda “ pinta seorang istri dari suami yang aku kirim ke medan perang sambil menangis haru
“ Maaf “
“ yang mulia, anda adalah orang yang selama ini kami tunggu, anda memberikan kami tempat tinggal yang nyaman dan aman, anda membuat senyuman di setiap wajah orang orang begitu juga kepada saya, kami tahu anda juga orang yang sangat bijak, hamba akan mendukung anda, dan jika suami saya gugur dalam perperangan saya mohon, janganlah anda sedih, karena kami semua bahagia bisa membela negara fantastica ini “
“ terimakasih, aku akan menjadi orang yang akan membahagiakan kalian semua “
Lalu seorang anak yang aku temui, dimana ia hanya memiliki satu satunya keluarga seorang ayah. Aku pun menghampirinya dimana anaknya menangis tersendu sendu mengetahui ayahnya akan pergi berperang.
“ Yang mulia maaf atas ke kacauan yang di buat anak hamba ini “
“ Siapa nama mu ? “ tanya ku kepada anaknya
“ Hamba lia “
“ Kamu sangat mencintai ayah mu ? “
“ Iya yang mulia, aku dengar yang mulia mengirim ayah ku ke medan perang “
“ Iya “
“ Tapi yang mulia hamba hanya memiliki satu keluarga saja yaitu ayah ku “
“ begitu ya “
“ Iya yang mulia, aku mohon jangan kirim ia ke medan perang “
“ yang mulia itu hanya anggapan anak kecil, dia tidak mengerti situasi saat ini tolong maafkan saya dan anak hamba “
Aku pun tersenyum
“ Siapa nama mu ? “ tanya ku
“ hamba Vonte “
“ Apakah perintah ku itu bisa di tentang ? “
“ tentu saja tidak yang mulia “
“ Apa kau akan memenuhi semua perintah ku ? ‘ tanya ku tegas
“ tentu saja yang mulia “
“ Maka aku perintahkan kamu utuk menjaga anak mu ini, dan ikutlah dalam rombongan pengungsi mengerti ? “
“ yang mulia “
“ Itu perintah “ ujar ku
Sang ayah tadi pun memeluk erat anaknya, dan ia mengucapkan berkali kali terimakasih
“ Kamu seorang kesatria, jadi perlihatkan sisi kesatria mu kepada putri kecil mu ini, dan jagalah dia “
“ Siap yang mulia ! “
“ bagus “
Tiba tiba orang yang melihat pemandangan ini bersorak
“ Hura !, Hura !, Hura ! “
Aku pun melanjutkan perjalanan ku dari rumah ke rumah untuk meminta ijin, dan bagi orang yang hanya hidup berdua dengan anak mereka, maka aku perintahkan mereka untuk ikut dalam pengungsi dan menjaga keluarga mereka.