Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Balada Viana 1, 2 and 3 : The beginning, The birth of slut of me and Forbidden Love

Status
Please reply by conversation.
Chapter III

Kehadiran keluarga Viana segera tersebar di desa kecil itu, karena keluarga Chinesse sangat jarang bahkan bisa dihitung dengan jari, itupun rata-rata sudah berbaur dengan pribumi setempat sehingga ciri-cirinya sudah hampir hilang. Keluarga Viana yang datang didesa itu atas bujukan Tatik, tentu saja menjadi pusat perhatian karena kehadiran Viana dan Airin yang bagai bidadari belia. Viana harus menghabiskan masa smu nya di sebuah smu pinggiran satu-satunya didesa itu, sementara Airin harus memulai masa SMU nya selama 3 tahun disitu, sungguh suatu beban yang berat bagi Viana dan Airin. Ini semua sudah rencana Kosim dan Tatik adiknya. Kosim yang masih merasa kesal karena aksinya dulu ketahuan langsung saja menghubungi kawan-kawannya.

“Wah, yang bener sim, ceweknya cantik-cantik tah?”

“Iyalah Jo, bagus buat sampeyan perbaiki keturunan, sayang Ibunya udah pindah” celoteh Kosim mempromosikan mantan majikannya.

“Kalau begitu, daripada kalian nganggur, toh obyekan kita juga lagi sepi trus banyak diincer pulisi, mending kalian kerja ditempat dik Tatik saja, siapa tau anak bekas majikan si Kosim ini bisa kalian entotin, kan lumayan bisa dijadiin gundik, toh kalian ini belum punya istri, jadi kita gak perlu kerja lagi, tinggal minta uang sama bapaknya, iya toh Sim” dengan semangat Darsono menimpali laporan Kosim.

“ Kalau aku sih ndak bisa lagi mas, aku kan sudah kerja di juragan baruku.paling si Tarjo sama Udin saja toh mas, lagian aku pasti ditolak mentah-mentah meski ada Tatik! Semua ini gara-gara anak itu!. Kalau sampeyan sendiri gimana mas? “

“Hehehe itu juga bagus, kalau aku mending urusin istriku jualan ikan dipasar sim, jadi ga bisa ikutan, nanti sajalah aku ikut ngentotin non amoy itu yah, itu juga kalau lagi nganggur, gimana kalian mau apa ndak?”

Serempak Tarjo dan Udin berkata keras “mauuuuuuu” karena mereka diam-diam sudah mengintip gadis muda di keluarga Pak Sumarga, mantan majikan Kosim. Kosim tersenyum puas mendengar semangat dua rekannya, terbayang lagi diingatannya tubuh Viana dan Airin yang putih bagai Kristal, tak ada Ibunya, anaknyapun jadi, malah pasti lebih nikmat daripada Ibunya dulu. Dia harus memutar otak agar kedua gadis itu terutama Viana jatuh ketangannya. Tarjo dan Udin harus menjadi alatnya untuk membalas keluarga Pak Sumarga. Akhirnya melalui Tatik juga, Tarjo dan Udin diterima kerja ditoko sembako sebagai kuli angkut merangkap tukang antar jemput sekolah Viana dan Airin.


To be continued....
 
Ini kopas dan agak remake dari forum kbb ya, gapapa si, cuman pesen w, semoga gak macet
 
Wah ini cerita jadul kbb.
Dulu prnah baca tapi agak" lupa sudah.
Boleh ni dikembangin dan dilanjutin. :hore:
 
Susun apdet tipis-tipis @CVX12
lanjuuuttt....
Semangat suhu, jangan putus di Viana aja, lanjutkan sampe dapet Airin. 👍👍
Makasih updatesnya bro @CVX12
suwun updetnya @CVX12
Patut dinantikan kembali
Ayo lanjutkan om hihi
Lanjutkan suhu
Ini kopas dan agak remake dari forum kbb ya, gapapa si, cuman pesen w, semoga gak macet
Wah ini cerita jadul kbb.
Dulu prnah baca tapi agak" lupa sudah.
Boleh ni dikembangin dan dilanjutin. :hore:
Makasih yang udah mampir dan baca thread ane ya...
Ini cerita KBB, masih seputar KBB tpi dri pengarang lain..
Ini tidak hanya fokus kepada Viana aja, di season 2/part 2 juga memunculkan Airin sbg budak seks nya
 
Chapter IV

Keluarga Viana menjadi pusat perhatian di desa itu, Viana dan Airin pun menjadi primadona para pemuda pribumi di sekitarnya. Banyak pemuda pribumi berusaha mendekati Viana, tapi papa Viana melarangnya sehingga Viana tidak dapat berteman sekalipun dengan para pemuda tersebut. Memang mungkin karena dikota kecil, jadi penduduknya agak kurang berpendidikan, rata-rata penduduk pribuminyanya hanya lulusan SMP dan pekerjaannya nelayan atau buruh kasar, mungkin karena itu ayah Viana melarang putrinya bergaul. Disekolahnya yang baru, Viana juga menjadi sorotan guru dan murid lainnya, karena penampilannya yang berbeda dengan murid lain. Untunglah pikir Viana dia hanya menghabiskan massa kelas 3 SMU saja disekolah itu, sementara Airin, adiknya harus menghabiskan 3 tahun lagi karena masih kelas 1 SMU. Viana dan Airin semenjak kecil sekolah disekolah elit di Jakarta, maka tidak heran penampilan mereka sangat modis didukung oleh dana yang besar selama di Jakarta. Dikota kecil itu mereka harus rela tidak berdandan, tapi meskipun begitu mereka memang pada dasarnya cantik, malah kecantikannya lebih natural kalau tanpa makeup, hanya tentu saja masalah berpakaian mereka hanya berubah kalau pergi kesekolah yang melarang muridnya berdandan, sedangkan kalau dirumah mereka bak model rumahan. Airin tidak terlalu kentara, tapi Viana benar-benar terlihat jelas kesexyannya, mereka berhotpants ria didalam rumah menampilkan paha yang putih mulus, tidak heran mereka diincar para pemuda sekitar dan juga para kuli ditoko sembakonya termasuk Tarjo dan Udin. Sejak awal bekerja, Tarjo dan Udin yang sudah berotak kotor selalu membayangkan tubuh anak majikannya yang memang amat mulus mengkilat. Mereka kerap menonton film porno sambil mengocok penis hitam kebanggaannya dan mengkhayal memperkosa Viana yang putih dan sipit dikamar mereka, tentu saja mereka melakukan itu waktu malam hari, karena kalau siang mereka berubah bagai serigala berbulu domba didepan para majikannya. Mereka sepakat untuk mendapatkan Viana dan Airin dengan segala cara termasuk dengan ilmu gendam yang mereka miliki.
 
Chapter V

Rumah Viana terdiri dari 2 tingkat, cukup besar karena juga berfungsi sebagai toko sembako. Tatik, istri muda papa Viana bertugas sebagai kasir dibantu oleh Dewi yang bertugas melayani pembeli. Diah adalah wanita yang ramah dalam melayani pembeli, juga teman curhat Viana yang baik, tapi sayang tugasnya hanya didepan toko, mungkin hanya sesekali Dewi kedalam rumah untuk buang air. Hanya Tarjo dan Udin yang bisa lalu lalang keluar-masuk rumah karena mereka adalah kuli yang bertugas mengangkut barang dari dalam gudang dibelakang rumah ketoko dan juga sekaligus bertugas membersihkan rumah dan gudang. Tinggallah Viana dan Airin didalam rumah bersama Mbok Saroh yang sudah tua dan agak tuli. Sejak kepindahannya dari Jakarta Viana dan Airin dilarang bergaul dengan orang-orang kampung disekitar rumahnya, jadi satu-satunya yang menjadi teman dirumah selain kedua orangtuanya adalah seorang pembantu, Tatik ibu tirinya, Dewi dan dua orang kuli. Tiap pagi Udin bertugas mengantar Viana kesekolah, sementara Airin diantar Tarjo, masing-masing menggunakan motor milik ayah Viana, karena semua mobil kepunyaannya telah habis dijual untuk menutup semua hutang-hutangnya. Awalnya Viana dan Airin merasa malu dan tidak biasa kesekolah menggunakan sepeda motor, tapi lama-kelamaan mereka akhirnya terbiasa juga dan dapat menerima keadaan itu, apalagi mereka sedikit terhibur karena disekolah merekapun malah rata-rata muridnya berjalan kaki kesekolah, tidak seperti disekolahnya yang dulu hampir semuanya menggunakan mobil pribadi. Saat-saat mengantar Viana sekolah adalah saat yang paling ditunggu Tarjo dan Udin, karena hanya pada saat itu tubuh mereka bisa saling menempel dan mereka bisa mempraktekkan ilmu gendam pada kedua gadis itu. Tentu saja kedua nona majikannya tidak menyadari niat busuknya itu. Hari demi hari ambisi Tarjo dan Udin semakin besar untuk memiliki gadis bermata sipit itu, nafsu mereka berkobar saat memandang belahan payudara Airin dibalik bra dan baju seragamnya. Ilmu Gendam yang tiap hari dilepaskan pada kedua gadis itu rupanya semakin bertumpuk, hingga tanpa disadari, Tarjo dan Udin leluasa memasukkan pengaruh cabul kedalam pikiran Viana dan Airin. Viana yang pernah merasa trauma dengan pacarnya memang ingin merubah cara pandangnya yang mata duitan, Viana memang ingin membuka kesempatan buat pria serius yang menginginkannya tanpa memandang harta bahkan ras, sehingga akibatnya banyak teman pria disekolah yang berusaha mendapatkan hati Viana. Namun pengaruh cabul dari Udin dan Tarjo justru malah mengingatkannya saat keperawanannya diambil dulu, bukan dari sisi sakitnya namun pikiran Viana justru membayangkan sisi kenikmatan yang seharusnya dia dapat dulu.

Kata-kata cabul yang sering diucapkan Udin semakin menambah gairah Viana, bukannya menjadi jijik seperti umumnya anak gadis lain, Viana malah menjadi tambah dekat dengan Udin dan Tarjo akibat kata-katanya itu. Bagai gayung bersambut, Viana yang memang bertekad merubah pandangannya tentang pria, ditambah gendam yang semakin hari semakin kuat ditanamkan akhirnya tanpa disadari berhasil membuat hati Viana takluk pada Udin dan Tarjo. Pernyataan cinta dari teman-teman sekolahnyapun ditolaknya. Viana sudah tidak peduli pada fisik Udin atau Tarjo yang sangar, hitam, dengan kulit penuh tattoo bahkan Udin yang agak tonggos, malah Viana justru merasa bergairah sekali dalam hatinya hanya ada gairah, bukan cinta. Keadaan yang samapun terjadi pada Airin, tapi tidak separah Viana karena Airin masih perawan dan belum pernah dijamah pria manapun sehingga Airin meskipun dibawah pengaruh gendam, namun masih dapat menguasai dirinya. Udin yang merasa diatas angin, semakin yakin gendamnya berhasil telak pada Viana. Dia sering membisikkan kata jorok secara langsung pada Viana. Viana pun seakan tidak punya malu malah menanggapi dengan polos semua komentar Udin yang kurang ajar. Seperti hari itu sepulang sekolah disepeda motor tampak Viana dan Udin asyik berbincang tentang persetubuhan yang seharusnya tabu bagi mereka yang notabene adalah majikan dan kacung.

“Non Via pernah pacaran ga?”

“Pernah mang, dulu waktu masih dijakarta”

“Pernah dientot gak sama pacarnya non? Jangan-jangan pernah ya”

“Pernah mang, Cuma sekali koq” jawab Viana sangat polos sambil tersenyum.

“Ah, masa Cuma sekali? hehehe enak gak non?”

“Iya koq mang, Cuma sekali, itu juga udah lupa rasanya, sakit sih mang”

“Lho, nantinya kan enak non, masa cuma sekali? Selebihnya ngapain non?” dengan semangat Udin berusaha.

“Yah, seringnya malah cuma via kocokin aja koq mang, abis keluar yasudah, Via juga gak habis pikir bisa sampe kebobolan gitu”

“Ya gapapa non, itumah wajar, cewek zaman sekarang apalagi dikota besar memang udah pada jebol. Pernah nyedot ga non?”

“Nyedot? Nyedot apa mang?” Viana mulai ceria

“ya nyedot kontolnya pacar non dulu itu”

“yehhh, ga dong mang, jijik ah, ngeri kalo tumpah dimulut” wajah Viana mulai merona malu.

“koq ngeri non? Memangnya kontolnya kegedean yah?”

“Bukan gitu, cuma jijik aja kalo dimulut, ihhhh” Viana merinding membayangkan penis Johan kalo ada dimulutnya, justru sebenarnya bukan jijik, tapi nyesel juga kenapa belum pernah nyoba, kayaknya sensasinya lumayan juga pikirnya.

“Non via, mamang malah jadi pengen nih” celoteh Udin cengar-cengir

Pengen apa mang?”

“Pengen juga kalo dikocokin sama non Via..hehehe apalagi kalau sambil disedot, asyik!”

“ihhh mang Udin porno tuh!”teriak Viana sambil mencubit Udin.

“Aduh, sakit non.. Tapi non Via juga mau kan?”

“Idih, amit-amit mang, udah ah via jijik nih ngomongin gitu terus” tanpa terasa sampailah via didepan rumah sekaligus tokonya sementara Airin menyusul dibelakangnya bersama Tarjo.

“Non, nanti sore mampir kegudang ya, jangan dikamar terus, nanti cepet tua”

“Di gudang tuh kotor banget, via males ke situ, memangnya mau apa mang? Lagian mana boleh sama papa”

“Ya jangan bilang dong non, kita butuh temen ngobrol nih, kan lumayan kalau ada cewek ikut nimbrung”

“ga ah mang, via takut, masa Cuma via ceweknya, disitukan ada mang Tarjo juga, ga enak kalau diliat orang”

“Justru Cuma ada si Tarjo non, jadi sepi, datang kesana sore-sore aja non atau malem juga ga apa-apa, sepi koq, papa non juga kan kadang suka pergi, gimana non?

“ Iya deh mang, liat nanti yah, via ngantuk nih, mau bobo dulu.” Ujar Viana sambil berjalan masuk kerumahnya diikuti Airin dan langsung naik kelantai dua dimana kamarnya berada. Aneh sungguh ajaib, permintaan Udin itu bagi Viana tak ubahnya sebagai kewajiban yang harus dijalani. Hanya gengsinya saja yang membuat lidahnya berkata lain. Sedemikian ampuhnya ilmu gendam yang dimiliki Udin hingga membuat Viana merasa bangga sekali bisa bergaul dengan Udin. Padahal status sosial Viana jauh diatas Udin.

Bersambung
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd