Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Batu Kerikil Pasutri

Status
Please reply by conversation.
Saya merasa sangat tersanjung membaca semua respon dari para suhu sekalian. Terima kasih byk sudah sudi melipir ke thread ini.
-L.

EPISODE 2 - KEDATANGAN PEMANIS

Nana mengerejapkan matanya beberapa kali sambil melihat ke arah Iqbal yang bergerak menuruni kasur dengan perlahan.

“Mau kemana, Mas?” tanyanya, sambil berusaha menggapai suaminya lagi.

“Kebelet pipis sayang, mau ikut?” tawar Iqbal.

“Ih gak mau,” respon Nana sambil melepas pelukan. Kemudian ia membalikkan badannya memunggungi Iqbal yang lantas segera menuntaskan keinginannya di kamar mandi.

Sekembalinya ke tempat tidur, Iqbal memperhatikan bentuk tubuh istrinya dari belakang. Nana memakai baju tidur pendek berbahan sutera warna hitam dan tidak berlengan. Kontras dengan warna kulitnya yang putih.

Bagian bawahnya tersingkap hingga ke pinggang, memperlihatkan bongkahan pantat sekal yang tidak ditutupi celana dalam. Selimut yang tadinya mereka gunakan sekarang sudah malang melintang di kasur, seolah tidak ada gunanya lagi.

Ya ampun, ni bini lagi ngetes gue ya? Kata Iqbal dalam benaknya.

Dengan hati2, Iqbal kembali naik dan merebahkan diri di tempat tidur. Tak kuasa menolak pemandangan indah, ia menghadap punggung istrinya sambil mulai mengelus bongkahan seksi tersebut dengan tangan kiri.

Namun tidak dalam waktu lama karena ia merasa kontolnya mulai menegang, mengganggu kekhusyukan Iqbal untuk tetap miring ke arah istrinya. Kontol besarnya pun terasa mengganjal dan membuatnya tidak nyaman.

Kemudian Iqbal melepas semua bajunya hingga lagi2 ia bertelanjang bulat. Sambil mengocok pelan kontolnya hingga tegang maksimal, ia memeluk Nana dari belakang dan menciumi telinganya. Kontolnya ia gesek2an ke belahan pantat istrinya.

“Uuuhhh,” desah Iqbal dengan pelan.

Melihat istrinya tidak bergeming, ia kemudian merubah posisi Nana hingga terlentang. Ia perhatikan nafas istrinya masih tenang dan teratur, menandakan ia masih tertidur pulas.

Kemudian Iqbal beranjak untuk tengkurap di antara kedua kaki Nana yang sudah Iqbal lebarkan sebelumnya. Pemandangan yang memperlihatkan memek mulus tanpa bulu yang ingin segera ia lahap lagi.

Dengan pelan tapi pasti, Iqbal buka bibir memeknya dengan dua jari lalu mencium aroma yang keluar. Aroma khas memek yang membuat ia ketagihan. Aroma Nana, katanya pada diri sendiri.

Lalu Iqbal mulai mencium bibir memek tersebut beberapa kali. Nana masih saja diam tidak merespon. Lidah mulai Iqbal keluarkan dari mulut, menjilati bagian terluar memek yang ada di depannya.

Saat lidahnya mulai masuk ke dalam lubang dan menari2 di klitorisnya, Iqbal mendengar suara nafas Nana yang mulai memburu. Namun wanita kesayangannya itu belum membuka mata. Iqbal merubah posisi tubuhnya sedemikian rupa hingga ia bisa mengocok kontol besarnya sambil menjilat memek istrinya.

Sllrrpp. Mmhhh.

Suara jilatan dan hisapan Iqbal terdengar pelan. Namun ia berusaha untuk mempercepat tempo jilatannya. Hingga ia merasakan sebuah tangan mengelus rambutnya. Ia menengok ke atas dan melihat Nana tersenyum ke arahnya.

“Hayo Mas makanin aku gak bilang2,” godanya dengan suara parau, khas suara orang baru bangun tidur. Lalu ia pun berdeham untuk menghilangkan paraunya.

Iqbal tidak menjawab namun menjilat memek Nana dengan lebih semangat, mengetahui pasangannya sudah bangun dan tidak melarangnya.

Sllrrpp. Hhmmm. Sllrrppp.

Ahhhh. Yessss.

Suara2 tersebut terdengar bersahutan. Desahan sebagai tanda dimana momen penuh sukacita tersebut dinikmati dengan sungguh2.

Tubuh Nana menggelinjang, merasa geli dengan perlakuan suaminya. Ia bergerak ke sana kemari sambil menutup wajahnya dengan bantal, takut ia akan kelepasan berteriak dan terdengar hingga ke kamar Bi Popon dan Pak Iyan.

“Uuuhh sayang,” desah Nana, sambil menjambak rambut Iqbal. “Gak tahan, Mas,” tambahnya, sambil mengangkat kedua kakinya serta menjepit kepala Iqbal di antaranya. Nafas Iqbal terasa sesak namun ia terus saja mengobel2 memek istrinya dengan lidah.

Nana menggoyang2kan pinggulnya lebih cepat, membuat tempo jilatan Iqbal pun ikut bertambah.

“Bikin aku keluar Mas, entot terus pake lidah,” kata Nana dengan cepat. “Ooohhh Mas, iya disitu,” tambahnya sambil menggigit bibir sendiri.

Iqbal menghisap klitoris Nana yang makin membengkak secara terus menerus.

Ssllrrppp. Mmmhh.

“Mas, Nana mau keluarrrr, aaahhh,” desah Nana lagi, masih terus menggelinjang.

“Ohhh, ohhh, Mas Iqbaaaalll,” teriak Nana, tangan kirinya meremas rambut Iqbal dan tangan kanannya meremas pinggiran sprei. Lalu dengan posisi badan yang setengah terangkat, Nana orgasme untuk yang kesekian kalinya malam itu. Hal yang membuat badan Nana terasa lemas namun tetap bernafsu.

Iqbal beranjak menindih badan Nana kemudian mencium bibir istrinya. Setelah beberapa kecupan dan kuluman, Nana membalikkan badan Iqbal hingga terlentang dan memposisikan diri di atasnya.

“Gantian aku yang ngeblow kamu ya, Mas,” kata Nana, sambil menggigit daun telinga kanan Iqbal. Yang akan dipuaskan hanya menggangguk pasrah.

Nana menciumi leher Iqbal, lalu turun ke dada, kedua puting yang lalu ia hisap, perut hingga ke paha bagian dalam. Sengaja ia lewati kontolnya yang sudah menunggu untuk diemut sampai basah itu sebagai penutup.

“Aahh kontolnya sayang,” kata Iqbal mengingatkan. Nana tersenyum sambil menggeleng.

“Sabar ya, Mas,” katanya singkat. Nana mengambil posisi menungging, kedua tangannya berada di atas paha kiri dan kanan Iqbal. Lidahnya mulai membasahi kantung kedua bijinya atau bahasa medisnya disebut skrotum.

Nana jilat dan gigit kecil kedua biji Iqbal secara bergantian. Dihisapnya pula sekuat mungkin, hingga Iqbal meringis ngilu namun tetap merasa horny.

Lidahnya Nana diturunkan lagi ke kulit di bawah skrotum, ke arah lubang anus Iqbal. Suaminya itu melenguh sambil mengangkat kedua kakinya ke atas, supaya akses lidah Nana lebih luas.

“Oohh sayang, enak,” katanya.

Istrinya pun tetap menjilat lubang anus dan area sekitarnya, sesekali juga mencoba memasukkan lidah ke dalamnya. Dan hal itu membuat Iqbal tak kuasa menahan desahannya dengan volume yang kecil.

“Aaahhh pinter banget sih kamu, ooohhhh,” puji Iqbal kepada Nana sambil tetap mendesah. Sesekali ia gerakan pantatnya maju mundur hingga lidah Nana menusuk keluar masuk di lubangnya.

Sedikit puas dengan rim job yang ia lakukan, Nana bergeser ke atas. Lagi2 ia jilat kulit skrotum Iqbal, gigit kecil serta hisap kedua bijinya bergantian.

Tangan kanannya memegang batang kontol agar tidak menghalangi aksesnya. Lalu ia jilat dari pangkal, bergerak ke atas memutari diameter kontol besar suaminya tersebut.

Sampai di kepala kontol, ia membuka mulut lebar2 kemudian kontol itu ditarik masuk ke dalam mulut. Nana jilat sekelilingnya sambil sesekali dihisap. Perlakuannya ini membuat gantian Iqbal yang menggelinjang.

“Say… sayang… ooohhhh,” racaunya. “Enak banget kamu nyepongnya,” tambahnya dengan cepat. Tangannya ia usap2kan ke rambut Nana.

Nana merasakan kontolnya Iqbal memenuhi rongga mulutnya. Namun tetap ia coba untuk kulum sedalam mungkin hingga menyentuh tenggorokannya. Padahal hanya ¾ bagian saja yang masuk.

“Uuuhhh,” lenguh Nana, mengeluarkan kontol besar itu dari dalam mulutnya. “Sayang kontolnya gede banget, aku suka,” bisiknya sambil mengocok atas bawah kontol yang sudah basah dengan air liurnya itu.

Slllrrppp. Slllrrppp. Mmmhhh.

Isapan demi isapan Nana lakukan, sesekali sambil ia kocok dan tak lupa ia berikan lagi rim job yang semakin lama membuat Iqbal semakin ketagihan. Sensasinya terasa berbeda.

Nana mencoba lagi deep throat, tapi tetap tidak bisa. Maka ia teruskan dengan mengulum dan menghisap kuat2 kontol idamannya itu.

Dan hal itu membuat Iqbal merasa seperti diujung tanduk namun melayang. Kepala kontolnya berdenyut dan terasa geli.

“Ssshh sayang, gak kuat,” desisnya sambil beberapa kali menghentakan kontolnya ke dalam mulut Nana.

“Keluarin sayang, crot dalem mulutku,” kata Nana, berusaha mengocok kontol Iqbal secepat mungkin sambil sesekali kepala kontolnya dihisap kuat, sehingga saat dilepaskan bunyinya seperti ‘PONG!’

“Ooohh enak sayang,” desah Iqbal lagi sambil ngos2an. “Shittt, aaahh, yyyyaaaannggggg,” tiba2 Iqbal berteriak panjang dan menahan kepala Nana yang sedang mengulum kontol besarnya.

CROT CROT CROOOTTT

Tak dapat dielakkan lagi, pejuh yang Iqbal keluarkan memenuhi mulut Nana sehingga tanpa sengaja tertelan olehnya.

“Mmm gurih,” kata Nana sambil menjilat bibirnya sendiri.

Iqbal pun tertawa pelan sambil mengatur nafasnya. “Gila kamu, yang. Pake ngasih rim job segala lagi,” katanya dengan puas.

“Ternyata seru, Mas. Kontol kamu makin keliatan gede dari bawah,” jawab Nana dengan kerlingan nakal.

“Dasar kamu, sini aku cium,” balas Iqbal sambil menarik tubuh Nana di atasnya. Mereka pun saling berciuman lagi dan lagi hingga mereka tertidur tanpa ingat untuk membersihkan diri terlebih dahulu.

XXX

Iqbal keluar dari kamarnya setelah selesai mandi dan menggunakan pakaian santai di rumah. Hari ini hari Sabtu, ia tidak perlu berangkat kerja. Toh sebenarnya hari ini juga masih termasuk hari dinasnya karena jadwal kepulangan ia seharusnya adalah besok.

Ia celingak-celinguk di ruang tengah untuk mencari istrinya namun tidak ada. Kemudian ia mendengar seperti suara oseng2. Ia pun berjalan ke arah dapur dan mendapati Nana sedang sibuk membuatkan sarapan untuk mereka berdua.

Tampaknya Nana tidak sadar bahwa Iqbal sedang memperhatikannya memasak. Karena ia terus saja mengerjakan ini-itu untuk menyiapkan sarapan. Lalu Iqbal berjalan pelan ke arahnya dan memeluknya dari belakang saat Nana sedang mengiris tomat.

Hembusan nafas hangat yang tiba2 menyentuh kulit leher Nana dan pelukan dari arah belakang membuat dirinya terlonjak kaget. Dengan cepat ia menengok ke arah samping dan mendapati dagu suaminya bersandar di salah satu bahunya.

“Fiuh, Mas, bikin kaget aja,” protes Nana sambil tetap mengiris tomat.

Iqbal mempererat pelukannya. “Kamu kok sendirian? Bi Popon mana?”

“Bi Popon baru aja aku suruh belanja ke pasar sama Pak Iyan,” jawab Nana dengan jujur. Kemudian ia menengok ke arah pipi suaminya dan menciumnya dua kali setelah mengucapkan selamat pagi.

“Hmm jadi sekarang cuma kita berdua?” tanya Iqbal dengan semangat yang terlalu menggebu2.

Nana tertawa pelan. “Iya sayang.”

Tanpa meminta izin, Iqbal langsung menciumi leher Nana yang terjangkau oleh bibirnya.

Cup.

Nana menggerakan kepala ke arah Iqbal, kegelian. “Mas, aku belom selesai masak nih,” protesnya lagi, tangannya kali ini sedang memasak nasi goreng buatannya yang hampir jadi tersebut.

Cup.

Iqbal dengan cuek menciumi leher Nana lagi. “Aku laper yang,” katnya setelah itu.

“Iya, makanya aku selesein dulu masaknya, Mas ku sayang,” kata Nana dengan gemas karena Iqbal masih saja menciumi lehernya dengan bertubi2.

“Tapi aku maunya makan kamu,” bisik Iqbal dengan suara dalam, menggoda wanita dalam pelukannya itu.

Nana merasakan bagian bawahnya berdesir, seolah2 merasa terpanggil. Ia cepat2 menyelesaikan masakannya dan mengabaikan sejenak suaminya yang masih sibuk sendiri itu.

Tidak lama kemudian, nasi gorengnya pun jadi. Namun Nana hanya mematikan kompor, tanpa memindahkan masakannya tersebut ke wadah nasi.

“Ayo ke kamar,” ajak Nana sambil membalikkan badannya.

Iqbal menggeleng. “Maunya di sini yang,” jawabnya dengan tatapan nakal.

Nana mengerenyitkan dahinya. “Serius Mas? Kotor lho,” katanya.

Iqbal mengangguk mantap. “Cepet aja sayang, sebelum yang dari pasar pulang,” tawar Iqbal lagi. Sebenarnya itu bukanlah tawaran karena ia tahu Nana tidak bisa menolak apapun perkataan Iqbal.

Belum sempat Nana menjawab, Iqbal sudah melumat bibirnya dengan ganas. Menggigit kedua bibir Nana secara bergantian serta memaksakan lidahnya untuk masuk ke dalam mulut Nana.

Nana pun pasrah, membalas ciuman Iqbal dengan cepat dan membiarkan lidahnya dililit serta dihisap oleh Iqbal. Tangannya memeluk tubuh kekasih seumur hidupnya itu.

Iqbal mengangkat tubuh Nana dan mendudukannya di meja yang berseberangan dengan kompor. Posisi Nana menjadi sedikit lebih tinggi sehingga Iqbal harus mendongak untuk menciumnya.

Smooch. Smooch.

Suara saling mencium dan mengulum bibir itu pun terdengar jelas di dapur. Ditambah jari jemari Iqbal sudah meraba2 paha Nana dan lebih masuk ke dalam selangkangannya. Jika mereka sedang syuting film, adegan seperti itu sudah pasti tidak lolos rating PG-13.

“Mmh,” lenguh Nana.

Iqbal masih meraba paha bagian dalam Nana lalu naik ke atas untuk menyentuh bibir memek istrinya itu. Lalu ia menghentikan ciumannya. “Sayang kok pake CD?” tanyanya sambil tetap mengusap2 bibir memek Nana dari luar celana.

Nafas Nana terdengar makin memburu. “Kan niatnya cuma masak, masa gak pake CD. Semriwing dong,” jelasnya. Nana yakin memeknya sekarang sudah mulai basah karena stimuli suaminya yang tidak kunjung berhenti.

Iqbal menerima penjelasan Nana lalu kedua tangannya berusaha untuk melepas celana dalam Nana. Istrinya itu pun berinisiatif mengangkat pantatnya untuk mempermudah tindakan Iqbal. Lalu celana yang sudah basah itu pun dihirup sebentar oleh Iqbal.

“Wangi kamu,” katanya yang membuat wajah Nana merona. Kemudian celana tersebut Iqbal taruh di samping tubuh Nana, agar jika terjadi hal2 yang tidak diinginkan, seperti kepulangan Bi Popon dari pasar, maka mereka dapat langsung menyembunyikannya.

Nana menyingkapkan baju tidurnya yang pendek ke atas badannya sambil membuka kakinya lebar2, memperlihatkan memek yang sudah Iqbal tunggu2. Memek yang bersih dan halus tanpa bulu serta terlihat mengkilat karena sudah basah.

Sebelum menjilat memek Nana, Iqbal menurunkan celana pendek beserta celana dalamnya hingga sebatas lutut. Kontolnya yang sudah menegang itu pun terbebas dan menunjukkan keperkasaannya.

“Wah si besar udah bangun ya ternyata,” kata Nana sambil tertawa. Iqbal tersenyum kemudian membungkuk untuk mulai menyicipi hidangan pembuka paginya.

Iqbal mulai menjilati bibir memek Nana yang sudah terbuka sebelah kiri dan kanan, dari bawah hingga ujung atas. Tangan kirinya sibuk mengocok kontolnya sendiri supaya tetap bangun.

“Ssshhh,” desis Nana, sambil menyender ke undakan meja di belakangnya. “Ohhh Mas, enak banget,” tambahnya, merem melek keenakan.

Iqbal tidak memusingkan kata2 istrinya itu. Ia tetap saja dengan enak menjilat dan mengentoti memek Nana dengan lidahnya. Dari pelan namun sensual, kemudian dengan gerakan lebih cepat.
Tangan Nana menjambak pelan rambut Iqbal, berusaha menarik kepalanya untuk menjauh namun sebenarnya ia tidak ingin kenikmatan itu berhenti. Dilema yang pasti pernah dirasakan para wanita penikmat jilmek dari pasangan2nya.

“Mmm,” desah Iqbal sambil terus menjilat cairan yang membanjiri memek Nana. Kemudian salah satu jari ia masukkan ke dalam liang manis itu, mengocoknya dari dalam.

“Uuuhhh, ahhh,” desahan Nana makin tidak karuan.

CLOK CLOK CLOK

Sllrrppp.

Sesekali Iqbal jilat klitoris Nana, diiringi jarinya yang terus mengocok. Jari kedua ia masukan, terasa makin sempit memek Nana.

“Mas…” panggil Nana pelan. “Mau keluar, Mas, aahhhh,” katanya meminta izin. Kocokan Iqbal makin dipercepat dan ia merasakan memek Nana berkedut.

“Ayo keluarin sayang,” kata Iqbal, disela2 mengocok dan menghisap klitoris.

CLOK CLOK CLOK

“Mmmhhh, maaaasssss,” Nana berteriak, bergerak tidak tentu arah menahan gejolak hebat. “AAAAHHHH NANA KELUAR MAS,” teriaknya dengan suara bergetar, badannya bergerak makin hebat saking menikmati proses pengeluaran cairan birahinya.

Seketika Iqbal langsung berdiri tegak menjebloskan kontol besarnya yang sudah sabar menunggu giliran ke dalam memek Nana. Ia tidak membuang waktu untuk merasakan sempit dan nikmatnya memek yang sedang orgasme.

“Ooohhh,” desahnya hebat sambil mulai menggenjot. Nana menahan nafas, terkejut namun tidak kuasa untuk mencegah perbuatan Iqbal. Sodokan demi sodokan ia terima dengan lenguhan sebagai respon.

“Mmmhhh, Mas nakal,” katanya dengan lemah.

Iqbal tersenyum puas. “Memek kamu lagi enak2nya pas orgasme sayang,” dalihnya. Kemudian ia mempercepat tempo dari genjotannya.

PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK

Irama erotis itu lagi2 terdengar dengan lantang. Menyatukan dua raga yang saling haus akan kenikmatan dunia. Sekaligus menyatukan hati dari para pelakon persetubuhan tersebut.

“Mas, aku cinta kamu, mmmhhh” kata Nana dengan mata sayu. Ia sangat serius dengan ucapannya namun ia tidak bisa menahan rasa nikmat yang suaminya berikan.

Iqbal menggeram. Bukan geraman marah, namun geraman nafsu untuk melampiaskan rasa cinta yang sama besarnya untuk istrinya dengan terus menyodok memek Nana dengan cepat dan dalam.

Dan Nana mengerti. Iqbal bukanlah laki2 yang biasa menyatakan cintanya dengan kata2, melainkan melalui tindakan yang secara langsung membuat hati Nana berbunga2.

“Uuuuhhh, terus Mas, deeper sayang,” racau Nana lagi.

“Ahhh ahhh, iya sayang, ahhhh,” jawab Iqbal mendesah dengan suara berat. Tubuh keduanya sudah berkeringat, hentakan demi hentakan terus dilakukan demi mencapai kepuasan lahir dan batin.

Nana merasakan kontol Iqbal makin membesar dan makin hangat di dalam memeknya. Sepertinya Iqbal akan segera memuntahkan pejuhnya.

“Sayang, aku, oohhh, mau keluar,” kata Iqbal. Nana menggangguk, ikut menggoyangkan pinggulnya sebentar. Lalu ia membiarkan Iqbal menusukkan kontolnya dalam2 dan menahannya.

CROOTT CROOTT CROOTT

Nana pun tersenyum sambil mengatur nafasnya yang juga ngos2an. “Tetep banyak ya Mas?”

Iqbal mencium bibir istrinya sebelum menjawab, “Iya, padahal udah 3 kali kita ngentot, tapi masih banyak aja.”

Mereka kembali berciuman beberapa saat. Dan ketika kontol Iqbal melemas, ia keluarkan dari sangkarnya. Terlihat pejuhnya yang banyak dan kental bercampur dengan cairan memek Nana, membuatnya terlihat sedikit cair.

Tanpa disuruh, Nana menyolek memeknya yang masih bersimbah pejuh dengan jari telunjuk, lalu dijilatinya jari tersebut. Kemudian ia turun dari atas meja, berjongkok di depan kaki Iqbal dan mengulum kontolnya untuk membersihkan dari sisa2 pejuh.
Ia jilat seluruh bagian batang kontolnya, dihisap bagian kepalanya untuk menelan pejuh hingga tetes2 terakhir. Setelah semuanya bersih, Nana tarik lagi celana Iqbal yang masih berada di bawah lututnya untuk dipakai secara normal kembali.

Kemudian Nana memakai celana dalamnya sendiri tanpa mengeringkan memeknya terlebih dahulu. Biarlah pejuh suaminya masih menempel agar menjadi tanda bahwa memek Nana adalah teritori Iqbal.

Iqbal membantu Nana untuk membersihkan meja dan lantai yang terkena tetesan keringat serta cairan birahi mereka. Takut2 kalau Bi Popon atau Pak Iyan sadar dan malah menjadi jijik dengan kedua majikannya.

Setelah itu, Nana menaruh nasi goreng buatannya di suatu wadah serta memboyongnya ke meja makan untuk disantap. Iqbal menyusul di belakangnya, membawa peralatan makan serta kembali lagi untuk mengambil dua gelas yang sudah diisi air.

Mereka makan sambil duduk berhadapan. Ketika mereka mendengar suara Bi Popon mengucapkan salam saat masuk ke dalam rumah, perasaan lega langsung menyelimuti pasutri muda tersebut. Satu2nya alasan adalah karena Bi Popon pulang setelah mereka selesai menuntaskan hasrat yang dilakukan bukan di tempat yang wajar.

Mereka tertawa geli sambil membelitkan kaki satu sama lain, memberikan kode senang dan saling menggoda.

“Sayang, nanti aku anterin ke tempat praktek ya,” kata Iqbal tiba2. Ia rindu mengantarkan istrinya bekerja. Untung saja ini hari Sabtu, jam praktek Nana hanya 8 jam yang pada hari biasa dapat mencapai 10 jam, yakni dari pukul 13.00 sampai 21.00 WIB. Paling tidak, Iqbal punya waktu lebih untuk berduaan dengan wanita kesayangannya.

Nana tersenyum lebar sambil mengangguk. “Sekalian nemenin di sana juga boleh,” katanya. Walaupun ia tahu, Iqbal agak membenci bau klinik. Tidak menggugah selera, kata Iqbal sewaktu Nana menanyakan alasannya. Selera seperti apa yang dimaksud, Nana pun tidak tahu sampai sekarang.

XXX

Hari sudah gelap dan jam menunjukkan pukul 20.43 WIB. Di dalam klinik ada satu pasien terakhir yang baru saja mendaftarkan diri. Mas Dian memberi tahu Mbak Indah dan Nana yang sedang berbicara di dalam ruang pemeriksaan.

“Dok, satu pasien lagi,” infonya.

“Oke mas,” kata Nana. Mbak Indah pun mengangguk namun ingin memanfaatkan waktu sebentar lagi untuk membicarakan hal yang sejak siang ia tunda. Mas Dian pun segera kembali ke meja depan.

“Duh pantes seharian mukanya sumringah, udah dibasahin lagi ternyata ya,” goda Mbak Indah to the point.

Wajah Nana terasa memanas karena malu. “Iya dong, udah mekar lagi nih. Kemaren sempet layu,” balasnya. Mereka berdua pun tertawa.

“Tapi aman deh ya dok. Kalo lagi pengen bisa langsung sodok,” canda Mbak Indah yang semakin vulgar.

“Ih itu mah Mbak Indah kali,” Nana mengejek balik. Entah kenapa ia masih sering malu jika sedang membicarakan hal itu. Walaupun dirinya adalah seorang dokter.

Mbak Indah pun hanya tertawa. “Udah ah, saya panggil pasiennya ya dok, biar bisa cepet pulang,” katanya sambil berdiri kemudian berjalan keluar ruangan.

Tidak lama, Nana mendengar dengan jelas nama pasien yang dipanggil Mbak Indah untuk segera masuk ke ruang pemeriksaan.

Nama yang unik. Dan amat sangat familiar.

Karena hanya ada satu orang di dunia ini yang Nana tahu dan kenal pasti dengan nama seperti itu.

Tapi, masa sih? Pikirnya dalam hati.

Tok. Tok.

Setelah mengetuk pintu beberapa kali, pasien tersebut membuka pintunya kemudian melangkah masuk.

Nana malah menunduk, takut untuk melihat ke arah pasien tersebut. Takut kalau orang yang akan dia periksa adalah benar orang yang ada di dalam bayangannya.

Deg. Deg.

“Selamat malam, dokter Inana,” sapa pasien tersebut dengan pelan.

Jantung Nana seolah2 berhenti berdenyut saat itu juga saat mendengar suara itu.

Suara yang dulu pernah menyumbangkan nada2 indah untuknya.

Suara dari pemilik yang pernah mengisi dan mewarnai hari2 Nana dengan penuh kasih sayang.

Dan satu2nya suara yang selalu memanggilnya dengan sebutan ‘Inana’.

“Zaldy?” Nana dengan refleks yang cukup cepat langsung mengarahkan pandangannya ke pasien barunya itu.

Orang yang dipanggil Nana dengan nada dan tatapan tidak percaya itu pun hanya tersenyum simpul lalu berkata, “It’s been a long time since our last meet in New York.

Dan dunia Nana pun terasa runtuh dalam sekejap.

=BERSAMBUNG=
 
Thx updatenya Om

Nah lo siapa Zaldy?
Iqbal sudah gak di klinik keknya, pasti jadi ribet ntar klo jemput Nana
 
Waduh mantan nya ya om....pdhl ane bayanginnya ntar konfliknya sama pak tua yg diperiksa dokter kemarin.wkwkwk
 
ninggalin jejak. Bcanya jd deg2an.
Engas bgt klo pmeran utamanya prempuan yg selingkuh
 
Bagus suhu ceritanya..kaya gak asing sama gaya penulisannya.

Lanjutkan..semoga bisa sampai khatam..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd