Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Belum ada Judul yang Pas (masuk gan, cerita perdana ane!!)

snono

Adik Semprot
Daftar
12 Mar 2012
Post
118
Like diterima
14
Bimabet
Malam agan-aganwati, suhu, master, senior dll penghuni semprot.
Perkenalkan nama saya Snono. Saya, amatir iseng2 rangkai cerita. konsepnya udah dari dulu
cuma baru bisa tulis sekarang, kendalanya susah banget ngerangkai kata-kata agar ceritanya bisa hidup.
tapi daripada tidak dimulai ya gak kan pernah ada hasil.
Saran, masukan, kritik, terutama bantuan rangkaian kata agar cerita saya menarik sangat diharapkan.
Sesuai judulnya, belum ada judul yang pas jadi nanti saya edit lagi.
Mungkin judulnya: SI JOKO MENGGAPAI MIMPI

tahap pertama saya posting chapter 1, nanti kalo responnya bagus ya dilanjutkan hehe..
Ok langsung kita mulai..


Chapter 1: Perjaka VS Nenek Tua
Alkisah seorang pemuda tukang gali kuburan sebut saja namanya joko, badannya hitam, tubuhnya kekar karena terbiasa gali kubur dan tentu saja kadang ia jadi kuli panggul pasar kecil yang tak jauh dari rumahnya. Di umurnya yang baru lewat 30 tahun, dia si Joko ini belum menikah bahkan punya pacar saja belum pernah.
Kejadian aneh bermula saat ia dapat orderan menggali kuburan untuk nenek-nenek yang menurut kabar ia adalah seorang dukun. Singkat cerita, proses mengubur mayat itu nenek sudah selesai. Malamnya, kebetulan malem minggu si joko iseng ngapel ke rumah si Nisa anak pak kepala Desa yang jadi pujaannya. Karena ia dapat upah gali kubur yang agak lumayan, dia berencana mengirim oleh-oleh martabak dan buah pepaya. Maksudnya martabak kesukaan si Nisa dan buah pepaya untuk kedua orang tua si Nisa.

Rupanya keberuntungan belum berpihak pada si Joko, jangankan ketemu sama pujaannya sebelum menginjak rumah pa Kepala Desa ia sudah diusir oleh Ibunya si Nisa dan sebenarnya itu adalah yang ke sekian kali dia diusir bahkan dikatain macem-macem oleh keluarga si Nisa. Dengan muka murung si Joko kembali ke rumah, martabak dan pepaya dia simpan di atas kasur dan sambil tiduran dia keluarkan BH curian milik si Nisa, berharap dia mimpi bareng wanita pujaannya si Joko mengumpat “Nis..kenapa kamu susah banget nerima aku, padahal kamu udah jadi perawan tua loh, usia kamu udah lewat 35 masih jual mahal hehe..”
Rupanya si Nisa ini seorang wanita yang pintar, dengan keadaan orang tuanya yang cukup berada Nisa bisa menyelesaikan sarjananya tapi dengan begitu pemuda yang ada di kampungnya malah enggan untuk dekatin dia. Satu-satunya orang yang dekat adalah si Joko yang kadang jadi kuli panggul belanjaan keluarga pa Kades. Dan satu lagi, meski pinter dan keluarganya terpandang, ternyata si Nisa orang yang minder untuk urusan cowok, mungkin karena ukuran dadanya super tocil alias alias darat “dada rata”.

####
“Nek ngapain?” tegur si Joko.
“Anak muda, aku tau kamu sedang galau yach?” jawab si nenek kalem
“Eh nenek tau darimana?”
“Ah sudahlah kamu jangan banyak tanya, kamu mau dapet si Nisa kan? Mau nikah sama tu cewek? Mau diterima oleh keluarganya juga kan?” tanya si nenek
“Lha mau donk, saya udah kebelet pengen nikah nek! Bentar kenapa nenek tau wanita pujaan saya si Nisa?”
“Halah tau donk, itu kama kamu penuh dengan tulisan ‘Nisa I Love U’ gitu aja susah.”
“Jiah kirain! La trus caranya gimana Nek?” tanya si Joko penasaran.
“Menurut kamu gimana cara yang tepat untuk raih impian kamu itu?” si Nenek balik bertanya.
“Sepertinya yang harus jadi suami si Nisa adalah orang kaya, punya pekerjaan atau punya perusahaan lah, gak kaya aku ini ya nek?”
“Hehe pinter kamu! Anak muda, aku akan berikan kamu salah satu keahlianku yang tidak pernah aku gunakan agar kamu kaya raya. Mau?”
“Mau donk nek! Mang apaan? Kenapa gak nenek gunakan juga? Jangan-jangan bohongan neh?” ketus si Joko.
“Hehe tenang saja, dulu nenek tidak gunakan karena nenek seorang wanita dan keahlian itu khusus untuk laki-laki.” Jelas si Nenek.
“Trus apaan nek, jamin bisa bikin saya kaya?” si Joko penasaran.
“Keahlian ini membuat kamu banyak duit, gak seperti keahlian gali kuburan, malah kamu akan gembira dan senang luar biasa menjalankannya, sekaligus akan membuat kamu terkenal, meski memang ada syaratnya.”
“To the point aja napa nek?”
“Kamu lihat BH tu perempuan? Yupz, itu dia yang akan jadi keahlian kamu. Dengan tangan kamu itu isi BH perempuan bisa kamu atur, kamu wujudkan impian mereka agar tampil menarik, bentuk payudara mereka agar berisi, padat, dan seksi, gimana?”
“Beneran nek?? Seru donk? Gue banget ituh!!” si Joko girang. “Buktinya mana nek?”
“Mau bukti? Kamu tau usia nenek berapa? Saat ini nenek berusia hampir 100 tahun, kulit sudah keriput tapi payudara nenek masih montok hehe..”

Si joko bengong antara aneh dan kaget. Jelas di hadapannya nenek-nenek bongkok bawa tongkat, kulit keriput, rambut tipis warna uban, gigi hitam sebagian ompong. Seolah baru sadar bahwa dibalik baju lusuhnya terhalang semacam selendang yang juga lusuh bagian dada nenek ini menyembul, meski tidak kepikiran itu adalah payudara montok tapi kini ia penasaran ingin mengetahuinya.
“Ayo anak muda, kamu pegang payudara nenek, kalo mau kamu boleh buka hehe…”
Seumur ini Joko memang kuper dan minder terhadap wanita, meski sering melihat payudara ibu-ibu dan anak kecil yang mandi di sungai tapi ia belum pernah kepikiran untuk mengetahui lebih jauh. Antara penasaran dan tidak enak terhadap nenek tua ini..
“Anak muda, kamu malah bengong!”

Tak terasa tangan si Joko dibimbing Nenek tua dan menempelkannya di dadanya. Perlahan si nenek membantu Joko meremas payudaranya. Kenyal dan padat, meski terhalang dua lapis kain baju dan selendang lusuh Joko dapat merasakan benda itu hangat, kenyal dan lembut. Tak mau diam, Nenek itu membuka selendang dan membuka satu persatu kancing bajunya.
“Kamu lihat anak muda, payudara ini memang montok kan?”
“Emh i..iya nek…koq bisa yah?”
Tak terasa di bagian celana si Joko ada sesuatu yang berontak, agaknya setelah sedikit demi sedikit melihat payudara montok dan mulus si Joko jadi konak juga. Meski leher dan bagian dada atas kelihatan keriput, jelas terlihat bagian kulit payudara si nenek montok dan mulus.

Tangan si Joko bergetar seiring matanya melongo melihat bentuk payudara terindah yang pernah ia lihat. Dia tahu bahwa BH pacarnya berukuran kecil gak jauh beda dengan isinya, tapi ini dua gunung kembar sempurna dengan puting warna pink terlihat ranum dan mancung.
“Gimana anak muda, kamu suka kan? Ayo jangan cuma dilihat, cepat kamu remas dan kenyot…sssh!” suara si nenek mendesah seiring tangan si Joko yang mulai meremas lembut. Rupanya Joko tidak peduli dengan selain payudara itu, dia pejamkan matanya kemudian mendekatkan wajahnya dan membenamkannya diantara belahan payudara indah itu.
“Ya bagus anak muda, inilah yang aku nanti dari dulu..sshh..”

Joko dengan lembut memainkan dua gunung kembar itu, sesekali menjilat dan mengenyotnya. Tiba-tiba si Joko terkejut karena ada tangan yang meraih dan meremas kemaluannya, dalam asyik memainkan payudara wanita tua itu si Joko sempat merinding juga ‘Jangan-jangan aku mesti melakukan gituan sama ini nenek’.
“Anak muda, ada beberapa syarat yang mesti kamu penuhi sebelum kamu bisa menguasai keahlian membentuk payudara wanita lebih sempurna.”
“Apa itu nek?” si Joko penasaran sambil tangannya tetap memilin ujung puting wanita tua itu.
“Berikan nenek cairan perjaka kamu, itu syarat pertama anak muda.” Jawab si nenek.
Jleb! Si Joko kaget bukan kepalang, masa perjakanya diambil sama nenek-nenek peyot. Tapi karena udah tanggung niat dia demi mendapatkan anak kepala desa, “Ok nek, gak pa pa lah yang penting saya bisa mendapatkan keahlian tersebut.” Jawab si Joko dengan mantap.
“Baiklah anak muda, mulanya nenek harus meminum cairan itu jadi bantu nenek agar bisa mendapatkannya dari kamu.”
Huuh lega juga hati si Joko, dia kira mesti ML dengan ini nenek.
“Ok nek, kalo begitu saya onani saja sambil remas dan kenyot payudara nenek ini.”
Dengan sigap si Joko mengeluarkan batangnya yang sudah mengeras dari tadi. Si nenek segera agak jongkok karena tangan satunya si Joko tetap meremas dadanya.
Lama Joko mengocok penisnya bergantian sambil ngos-ngosan akhirnya ada tanda-tanda klimaks.
“Nek, aku mau keluar!”
Segera si nenek jongkok dan mulutnya menyabut ujung penis si Joko.
Cret…cret sambil merem melek 5x senjata andalan si Joko menyemburkan cairan sperma ke mulut si Nenek.

“Hehe terima kasih ya say! Ini yang aku tunggu sejak dulu.”
Mendengar suara perempuan lain si Joko kaget, dan lebih kagetnya nenek tua yang payudaranya dia pegang dari tadi sudah tidak ada yang ada di hadapannya wanita cantik setengah tua dengan pakaian si nenek tadi.
“Ne….nek!??”
“Ada apa anak muda, ini aku nenek tadi. Dengan cairan kamu tadi, usia mudaku kembali. Panggil aku Nyai yah jangan Nenek hehe Nyai Darsim.” Kata si nenek sambil kemudian mengelus kemaluan si Joko yang mulai lemas.
“Nya..nya..nyai!??” Si Joko masih kaget dan aneh.
Melihat perempuan setengah telanjang, rambut hitam, berkulit putih mulus dengan dada montok, si Joko sumringah dan kembali membuat penisnya tegang kembali. Dengan penampilan yang baru wanita tua tadi sudah berubah menjadi wanita cantik sekitar usia 40 tahunan.
“Anak muda bisa kita lanjutkan?” tanya si Nyai dengan wajah manja memelas.
“Iya nyai, aku siap!”
Dengan berdebar, perlahan si Joko membuka satu persatu kancing baju Nyai Darsim, kulitnya begitu hangat dan mulus. Perlahan Nyai Darsim terlentang, sejenak si Joko takjub melihat wanita telanjang sekaligus untuk yang pertama kali.
Nyai Darsim yang sudah terlentang diatas ranjang kecil mulai mendesah dan merintih ketika lidah si Joko mulai menjilat dan menyusuri leher jenjangnya yang mulus, dan dengan kedua tangannya si Joko mulai meremasi buah dada montok Nyai Darsim. Ketika jilatan Si Joko turun ke buah dadanya dan mulai mengenyoti puting susunya Nyai Darsim semakin terangsang libidonya.

Meski masih amatir si Joko dengan lembut menjamah daerah-daerah sensitif di tubuh wanita itu, dapat dengan mudah membangkitkan gejolak birahi ditubuh Nyai Darsim, dan kini dengan melucuti seluruh pakaian Si Joko mulai mengarahkan batang kontolnya yang super panjang dan dan sangat besar itu keliang vagina Nyai Darsim. Mula mula digesek gesekkan palkon si Joko membelah dan menggerus bibir vagina Nyai Darsim yang sudah basah, lalu dengan perlahan Si Joko menekan kontolnya masuk keliang vaginanya…”…aaahh…ooohhh…” desa Nyai Darsim mengiringi tembusnya vagina Nyai Darsim oleh batang kontol Si Joko.
Lalu Si Joko mulai memaju mundurkan batang kontolnya dengan perlahan lahan di liang vagina Nyai Darsim yang terasa sempit oleh dimasuki kontol Si Joko yang panjang, berurat dan besar itu, dan semakin lama genjotan kontol Si Joko semakin kencang dan kasar, hingga tubuh Nyai Darsim makin terlonjak dan terhentak hentak dengan kerasnya.
“…huah…hah…ssshhh…ehg…huah…!” suara Si Joko mengiringi genjotan kontolnya diliang vagina Nyai Darsim. Nyai Darsim tak kalah dengan tangannya yang kini mulai meremasi kepala Si Joko yang tengah merangsek buah dadanya dengan rakus.
“…oooohhhh…ssshhh…aaaahhh….aaahhh…ssshhh…” desahan Nyai Darsim semakin memicu nafsu birahi Si Joko.
Setelah beberapa Si Joko menggumuli kemolekan tubuh Nyai Darsim, diapun mengakhiri permainan birahinya dengan satu sentakkan dan erangan panjang mengiringi semburan air maninya di rahim Nyai Darsim, “…aaarrggghhh…nyiii….aku mau keluar!” dengan makin membenamkan kemaluannya ke dalam vagina Nyai Darsim…crot…crot…crot…!
Dan tubuh Si Joko ambruk diatas tubuh seksi Nyai Darsim dengan bermandi peluh. Si Joko lunglai karena itu sudah yang kedua dia menyeluarkan air maninya.
“Anak muda, kalau kamu mau ketemu aku lagi, siapkan pepaya dan martabak lagi. Aku akan datang lagi.” Bisik Nyai Darsim kepada si Joko yang terpejam sambil senyum-senyum puas.

“Nyi tunggu nyi!” si Joko berteriak manggil Nyai Darsim yang pergi menjauh. Namun anehnya seolah kakinya terpaku dan kaku untuk mengejar Nyai Darsim.
“Nyai..!!” si Joko terbangun, ia baru sadar rupanya kejadian tadi hanyalah bunga tidurnya.
#####
 
Terakhir diubah:
Malam suhu-suhu sekalian..
melihat komentar, saran, masukan, kritikan dll
Sembari meneruskan PR buat agan-agan di forum ini
akhirnya kelar juga tepat jam 00.00 WIB chapter 2
1. Soal nenek tua, agaknya di awal-awal masih susah untuk dibuang perannya karena dia adalah alur kuat dalam cerita.
tenang, demi menjaga enak agar tidak enek selama perjalanan,
saya sudah rancang agar si Nyai-nya tidak membuat suasana jadi enek meski...

2. Soal Update di page one, untuk chapter 2 aja kayaknya saya muat di page one biar ada sedikit kejelasan bagi yang bingung dengan alur cerita chapter 1

OK kita simak ceritanya yah..
====================================

Chapter 2
Dua Bidadari
“Huuphs..Cuma mimpi ternyata.” Guman si Joko. Meski aneh dengan mimpinya tapi ia merasa kejadian tadi benar-benar nyata terlebih perasaan sedikit lemas di sekujur tubuhnya ia rasakan. Martabak dan Pepaya! Ya ia baru ingat, kedua benda tersebut sudah tidak ada di tempatnya. Mimpi yang aneh namun indah. Aneh, dimana dia bisa ingat semua kejadian dan percakapannya dengan sosok wanita dalam mimpinya. Indah, karena semua kejadian dalam mimpinya sungguh bikin dia merasa jiwa kelelakiannya terpenuhi.

Pagi itu si Joko berangkat ke pasar seperti biasanya. Karena orderan gali kubur tidak seperti jadwal orang masuk kantor. Selama di pasar, matanya justru sibuk mencuri pandang ke arah dada para wanita di pasar. Rupanya itulah salah satu keindahan yang dimiliki wanita. Membuat mereka enak dilihat. Membuat alur tubuh dengan balutan pakaian yang menambah elok. Alangkah ruginya bagi para wanita yang memiliki kekurangan pada bagian dada mereka.
Yap! Ia ingat, bahwa dalam mimpinya dia akan memiliki kekuatan untuk membuat impian para wanita-wanita itu tercapai yaitu penampilan. Ah rupanya si Joko masih banyak pertanyaan ini itu tentang kebenaran mimpinya. Satu hal yang dia ingat jika ingin bertemu dengan Nyi Darsim si nenek yang jadi muda kembali adalah dengan membawa tidur martabak dan pepaya. Halah apa juga tu si Nyai minta syarat martabak dan pepaya.
Menunggu waktu sore adalah saat yang tepat untuk mendapatkan martabak, sebagai rasa terima kasih buat si Nyai kali ini si Joko membeli 2 porsi martabak dan 2 buah
pepaya. Malam itu, dengan lebih siap, sudah mandi, beres-beres kamar tidur sumpeknya si Joko mulai terlelap.

Tiba-tiba si Joko terganggu oleh suara ketukan pintunya. Segera ia meraih gagang pintu dan alangkah terkejutnya di depan pintu sudah berdiri dua orang wanita cantik. Dari penampilannya kedua wanita ini bukan dari kampungnya. Dari pakaian dan dandanan tersebut, dia yakin keduanya pasti orang kota.
“Benar ini rumah Joko?” tanya salah satu wanita tersebut.
“I…iya benar.”
“Boleh kami masuk?”
“I…iya boleh, silakan!”
“Kenalkan, saya Mira dan ini teman saya Santi! Koq bengong sie?” Tegur wanita itu sopan, melihat tangannya dibiarkan tidak dibalas salam olehnya.
“I…iya saya Joko.”
Sebagai gambaran kedua wanita ini kira-kira berusia 22 dan 26 tahunan. Mereka memakai baju putih dengan lengan panjang dan bawahan rok hitam longgar di atas lutut. Mira, wanita ini cukup manis, kulit putih dan berwajah oval. Selain wangi dia terlihat sangat menarik meski tubuhnya mungil. Sedangkan Santi memiliki tubuh agak bongsor dan montok, dengan rambut hitamnya yang terurai membuat Santi makin enak dipandang.
“Sebelumnya, kami minta maaf, maksud kedatangan kami atas perintah Nyi Darsim untuk meyakinkan anda tentang kekuatan atau keahlian yang anda kuasai. Ya, ini tentang apa yang dikatakan Nyi Darsim.” Jelas salah satu wanita itu.
Rupanya si Joko makin mendapat kejelasan dari jawaban mimpi kemarin malam.
“Terus apa yang mesti saya lakukan?” tanya si Joko.
Tanpa menjawab kedua wanita itu menghampiri Joko dengan manjanya. Tentu si Joko menjadi gelagapan namun berusaha tenang. Setelah mereka membantu Joko berdiri, perlahan mereka membuka satu persatu kancing dan mulai agresif mengelus dada, perut, lengan dan setiap inci bagian tubuh si Joko yang berotot itu. Mira mulai mendekatkan wajahnya, perlahan memagut bibir Joko yang masih sadar tidak sadar. Sementara Sinta tidak kalah diam, dengan lembut dia telusuri bagian dada, perut Joko dengan bibirnya sementara tangan satunya aktif membuka seluruh pakaian Joko.
Mira meraih tangan Joko dan menempelkannya di payudaranya yang mulai mengeras. Sementara tangan Joko satunya mulai pintar mengelus dan meremas pantat Mira yang terus melumat bibir Joko. Mira mungkin tiga atau empat tahun lebih muda dari Sinta, sehingga ukuran payudaranya masih kecil atau memang kecil namun cukup keras dan kenyal.

Pekerjaan Sinta membuka dan menelanjangi Joko membuahkan hasil, di depan wajahnya mengacung batang kontol si Joko yang berurat dan tegang sempurna dengan lembut dia usap dan cucup ujungnya. Mendapat serangan atas bawah masih membuat Joko tenang dan bisa mengendalikan permainan.
“Ayo buka pakaian kalian, aku mengerti apa yang kalian butuhkan!”
Sambil keduanya terus menyerang mereka membuka pakaian masing-masing, Joko membantu Mira agar cepat membuka pakaian atas sekaligus bra mininya. Dengan rakus lembut segera tangan Joko menyambar gundukan gunung kembar yang kecil dan imut itu disusul dengan serangan bibir Joko mencium dan sedikit gigitan kecil di leher. Mendapat perlakuan itu membuat Mira mendesah “Ahhss..Ehm….hh…” segera si Joko menyambar payudara Mira, menjilat, mencium, mengecup dan cupangan kecil membuat Mira kelojotan tak karuan. Sementara Sinta bagai anak kecil mendapat lolipop dengan nikmat mengulum ujung kontol lelaki yang baru ia temui itu dengan sangat menikmatinya. Kadang Sinta menelusuri tiap mili biji kemaluan si Joko tanpa merasa jijik. Makin lama Sinta makin lihai, dengan tempo yang makin cepat pula dia kulum dengan memasuk-keluarkan batang kontol si Joko.
Dalam heningnya malam di pedesaan, sementara dalam rumah itu yang terdengar adalah desahan wanita muda, Mira. Sedikit bunyi gesekan bibir Sinta mengocok kontol lelaki itu dengan air liurnya. Ditambah suara cucupan bibir dan lidah si Joko memainkan payudara Mira. Sesekali ia juga meraih payudara Sinta yang asik-sibuk mengulum senjatanya. Rupanya payudara Sinta lebih besar daripada payudara milik Mira, hanya saja entah kenapa yang Joko rasakan payudara itu tidak sekenyal dan sekeras Mira.

“Gimana kalau kita pindah ke kamarku saja? Tanya Joko memecah aktivitas kedua wanita itu. Tanpa menjawab Mira dan Sinta mengangguk, segera setelah mereka bergelayutan di kanan kiri pemuda kampung itu, kedua tangan Joko meremas pantat bidadari sambil menggiring mereka ke kasur lembeknya.
Segera Joko membimbing keduanya untuk rebahan, menyuruh Sinta untuk membuka lebar kedua pahanya. Rupanya Joko mulai penasaran ingin bermain dengan vagina bidadari ini. Dihadapannya, terpampang sebuah pemandangan yang menjadi hayalannya selama ini. Diapit dua paha yang montok, bentuk vagina Sinta sangatlah indah. Perlahan Joko mengusap, meremas, dan mengusap-usap permukaan vagina itu.
Mendapat serangan itu, Sinta merintih dan meremas payudaranya sendiri. Joko, dengan posisi menyamping memberikan ruang untuk Mira memainkan batang kontol laki-laki itu. Dengan mulut kecilnya itu, Mira mulai mengocok batang kontol itu. Joko, kini makin berani. Dibukanya bibir vagina Sinta, dengan lidahnya disapunya bagian dalam Vagina merah muda itu.

“Aahh…iiihhhshh…emhhh…emh emh emh..shh” Desahan Sinta membuat suasana makin bergelora. Joko mulai menusuk-nusuk dengan lidah kerasnya ke kedalaman vagina yang mulai mengeluarkan lendir bening beraroma khas wanita itu. Dia cucup vagina itu tak lupa memainkan itil kecil dengan jempolnya. Hal itu membuat Sinta meleguh “Emmhh…ooouughhss..emhh..emh..” Sinta berusaha menahan agar tidak berteriak.
Joko mulai memasuk-keluarkan jari tengahnya ke lubang hangat wanita itu, makin becek dan deras air kewanitaan Sinta seiring kocokkan di vaginanya.
“Aku tak kuat….ahh..ah..ah..emhh..aouughhmmhhsss..” sinta meleguh panjang.
Joko mulai memasukan dua jarinya untuk memberi kenikmatan sempurna terhadap Sinta. Tempo kocokkan di vagina itu dia tambah, tentu membuat sinta menjerit. Sesekali dia raih payudara wanita itu dan meremasnya bergantian.
“Akhh..emhh…oooohhhh…ssshhh…aaaahhh….aaahhh…ssshhh…em…em…emhh”
Tubuh sinta gemetar, sebelah bibirnya ia gigit kemudian dia mulut itu terbuka menahan nikmat yang menyerang tiap desiran darah dan sekujur tubuhnya.
“Aaaakhh..aku keluar!!”

Serrr..cairan wanita dari vagina Sinta keluar dengan derasnya. Sekilas Sinta seolah merinding, dan perutnya mengeras tanda dia menahan dan menikmati sisa-sisa klimaksnya.
Joko membiarkan Sinta beristirahat, kali ini dia meraih Mira yang dari tadi asyik mengocok dan mencuri pandang pada temannya Sinta yang telah meraih orgasmenya. Kembali Mira mencium, berpagut lidah dengan Joko. Diremasnya toket kecil, keras, dan kenyal itu. Mira segera rebahan dan membuka kedua pahanya untuk segera dimasuki benda yang tadi dia kulum habis-habisan.
Meski kontol itu panjang dan besar, tak sulit untuk Joko menerobos bibir vagina merah itu karena sudah basah dengan cairan kewanitaan Mira.
“Ah emhff..!” suara Mira pelan, sambil memejamkan mata menahan dan merasakan tiap mili kontol lelaki itu memasuki lebih dalam vagina kecilnya. Pelan, lembut, Joko mulai memasuk-keluarkan senjata kerasnya. Agaknya Mira agak tenang dibanding temannya Sinta, meski vaginanya didera kenikmatan dengan tusukan lembut pria itu, Mira masih kuat menahan. Hanya terkadang, mulutnya menganga, matanya terpejam menahan kenikmatan, dan kepalanya menggeleng refleks.

Sebentar Joko berhenti, dia merubah posisi kaki Mira diangkat dan disatukan kedua paha itu sehingga yang nampak hanyalah vagina merah diapit dua paha kecil Mira. Joko mengelus dan mencocok dengan kedua jarinya, dia kulum dan jilat masing-masing bibir vagina imut itu. Sementara Sinta sudah agak pulih, Sinta kemudian menciumi badan kekar Joko lalu berpagutan.
Blesss…!! Kontol Joko menembus kembali vagina Mira, dengan tempo cepat-lambat kontol itu keluar-masuk diantara bibir sempit liang wanita Mira. Tangan kiri Joko memegang ujung betis Mira agar dalam posisi tetap lebih menjepitkan vaginanya. Sementara kedua jari tangan kanan Joko kembali mengocok vagina Sinta yang berdiri dengan kedua lututnya.
“Emh…oughh…shh..emhh.emmhh…” Racau Mira dengan badan telentang dan tangan meremas kedua payudaranya.
“Akhh..emhh…oooohhhh…ssshhh…aaaahhh….aaahhh…ssshhh…ohh…em……oghhh” jerit kecil Sinta memecah hangatnya permainan ketiga insan di kamar pengap itu.

Hampir beberapa jam mereka berbagi kenikmatan, berganti posisi, bertukar gaya, berganti orgasme. Akhirnya, Joko mulai merasakan sesuatu yang mengumpul di ujung kontolnya.
“A…aku…akan keluar..! Ahh…ahhh..”
Segera mereka bangkit, kemudian mengulum ujung penis itu, sesekali mengocoknya.
Serrr..rrr…cret! cret! cret!...tujuh kali ujung penis itu mengeluarkan pejunya, sigap Sinta dan Mira bagai anjing kelaparan menikmati cairan itu di mulutnya masing-masing.
Mereka tersenyum girang, bahagia dan nikmat. Sebagian sperma itu dia usapkan ke kedua payudara mereka.

Akhirnya kedua wanita itu tersungkur lemas dan tersenyum bahagia.
“Terima kasih tuan, tuan sangat hebat, sangat perkasa! saya puas sekali, belum pernah kami mengalami kenikmatan dan kepuasan seperti ini.” Bisik mira.
“Kenapa memanggil tuan?” Joko heran.
“Ya anda adalah tuan kami, biar Nyai saja yang jelaskan pada anda tuan.” Setelah ini kami mohon pamit, agaknya Nyai sudah menunggu anda di luar kamar.
Jlebb!! Joko agak kaget juga mendengar bahwa Nyai Darsim sudah ada di rumahnya. Segera ia berpakaian, begitupun dengan kedua wanita tersebut. Benar saja di luar Nyai Darsim dengan senyum-senyum sudah menunggu mereka. Setelah pamit, kedua wanita itu keluar rumah dan pergi.
“Anak muda, duduk dan dengarlah. Perjalanan masih panjang, setelah ini kemampuan dan kekuatan kamu telah cukup. Mulailah kamu bekerja dengan benar, datanglah ke Jakarta. Temui kedua wanita tadi, mereka adalah anak buahku yang setia dan profesional. Tidak akan cukup aku menjelaskan, kamu akan mengerti nanti sambil jalan.”
“Tapi Nyai tadi itu apa?” si Joko masih bingung dengan kejadian nikmat dengan dua wanita tadi.
“Itu hanya sekedar membuktikan kekuatan kamu, yaa katakanlah itu juga syarat yang mesti kemu penuhi dan bonus dari Nyai hehe…”
Tapi Nyai, saya disini banyak hutang, mana ada uang untuk ongkos ke Jakarta.” Tukas si Joko.
“Hehe jangan kuatir, itu sudah aku siapkan sejak jauh hari. Kamu ingat tentang orang terakhir yang kamu gali kuburannya?”
“Ya, saya ingat Nyai, seorang nenek-nenek, katanya nenek itu tinggal di Jakarta dan setelah lama sakit kemudian meninggal dan dikuburkan disini di tempat asalnya.”
“Ya benar, di salah satu nisannya, ada ukiran dengan cat khusus, ambilah itu dan jual Nyai kira itu cukup untuk bayar semua hutang-hutangmu dan ongkos ke Jakarta. Ubah penampilan lusuh pakaian, rambut, kumis dan brewok gak karuan itu dengan baik yah!”
“Ok! Siap nyai!” seru si Joko semangat.

“Dan ingat, ada satu syarat yang mesti kamu patuhi dan jangan sekali-kali kamu langgar!”
“Apa itu nyai?” si Joko heran.
“Setelah kamu menikmati dua anak buahku tadi, itu adalah hal terakhir kamu bersetubuh dengan orang lain.”
Jlebbb!! Si Joko kaget.
“Dengan orang lain, berarti dengan siapa Nyai aku harus menyalurkan hasrat, apalagi setelah tau nikmatnya melakukan itu.”
“Kamu bisa undang aku lewat tidurmu, dengan sekotak martabak dan pepaya.”
Dengan sedikit berpikir, toh tak ada ruginya. Impian sukses yang selama ini dia harapkan mungkin akan terwujud. Keinginannya untuk mendapatkan kekayaan dan bisa melamar anak pak lurah sekaligus diterimanya, mungkin bisa terwujud.
“Baiklah Nyai, saya siap menjaga pantangan itu. Bagi saya mendapatkan semua yang ada pada Nyai seperti malam kemarin sudah cukup.”
“Bentar Nyai, artinya dua martabak dan dua pisang tersebut bukan untuk mendapatkan dua wanita Mira dan Sinta yang memuaskan nafsuku Nyai.”
“Hehe dasar kamu anak muda! Bukan, sama saja cukup satu saja. Malam nanti dan selanjutnya tidak ada lagi mereka, kamu milik Nyai hehehe….

“Hah!!” Si Joko terkejut dan terbangun lagi dari tidurnya. Setelah melihat sekelilingnya martabak dan pepaya sudah tidak ada, kali ini dia mengerti bahwa Nyai Darsim dan kedua wanita juga semua cerita kekuatan yang dia miliki adalah benar.
####

Pagi itu, si Joko dengan langkah pasti menuju area pemakaman tempat dia menerima orderan gali kuburan. Tak sulit mencari kuburan baru yang memang dia sendiri yang menggalinya. Dan keterkejutan si Joko adalah setelah melihat bahwa Darsimah adalah nenek tua yang meninggal di dalam pusara itu. Jadi, selama ini nenek ini adalah orang yang menghubunginya lewat mimpinya. Si Joko dapat sedikit berpikir, mungkin hanya dengan cara itu agar bisa memberikan aku kekuatan. Setelah mengikuti petunjuk mengambil bentuk ukiran kecil di bagian atas nisan itu, si Joko pergi dengan penuh tanya.
Siapa sebenarnya nenek ini?
‘Hehe…rupanya aku gituan dengan nenek tua, hmmm untungnya nenek itu muncul cuma dalam mimpi dan untungnya dia menjelma wanita setengah tua..’ guman si Joko dalam hatinya..

================
komentar, saran, kritik, sangat berguna untuk penambah semangat.
Terima kasih, semoga berkenan..
 
Terakhir diubah:
Sekalian mohon saran buat judul cerita si Joko apa yah??
 
Terakhir diubah:
Masih bingung. Tiba-tiba ada dialog Joko dan Nyai Darsim. Sakti lagi. Hantu yang suka martabak, atau Joko yang ketempat dukun sakti.
Jagoan kita selalu punya kekuatan super dan peralatan mantap. Sepertinya lebih seru kalo kesaktian jagoan kita tuh didapat dari si Nyai Darsim.
Gelar tikar dulu ah. Sambil :mancing:
 
Sekalian reserved buat update biar gak jauh2
Ada yang bingung ternyata, jadi ceritanya si Joko ketiduran tadi pas pulang n bawa martabak + Pepaya
nah itu kejadian di dalam mimpinya.
tunggu aja ya suhu-suhu, ane mesti nyari sesuap nasi dulu buat keluarga hehe.
GRP dan komennya sangat ane nanti biar tambah semangat
 
wahaha, mantap jg nih.. ceritanya unik.. :beer:

tapi si nenek jgn keseringan muncul ya gan.. eneg bayanginnya :bata:
 
aaarghhh :aduh:
gasuka ih bagian nenek2nya :bata:
 
ikutan tunggu updatenya ah...
 
Lancrotttkannn..terus berkaryaaaaa..
Croott crott..(ง`▽´)ง
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd