Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Belum Ada Judul

Anda tepar sekali brada. Gw dulu main friendster dapetnya berbelalai mulu padahal namanya cukup menjanjikan. Ha ha ha... Nasib.
Kurasa anda gak sendiri. Cuma yang laen pada malu hati aja klo testimoni... 😁
 
Maaf sudah menunggu lama updatenya para suhu semua
Maklum merangkai memori ternyata tak semudah dibayangkan jadi supaya tidak miss butuh waktu yang cukup lama
Berikut ini update kejadian kedua semasa kuliah dulu
Semoga berkenan dan selamat menikmati

PRIVATE LESSON FOR MY FRIEND
Hari jumat adalah hari kuliah yang paling menjemukan. Disamping sudah mendekati weekend juga menjadi hari paling sepi di kampus karena mahasiswa senior biasanya memilih kuliah hingga hari Kamis. Kebetulan hari itu aku ada jadwal kuliah sore. Dan sialnya dosen yang harusnya mengisi materi kuliah berhalangan hadir karena suatu alasan. Jadilah kita yang sudah tiba di kampus kentang termasuk aku pastinya. Akhirnya aku pun memutuskan ke kantin kampus yang terletak di bagian belakang gedung hanya untuk sekedar ngopi dan ngobrol dengan teman-teman.
Tiba di kantin suasana juga sudah sepi. Maklum sudah pkl 15.00 lebih yang artinya sudah matakuliah terakhir (di kampusku tidak ada kelas extension malam). Setelah memilih akhirnya aku duduk di warung Pak Kumis karena biasanya beliau yang paling terakhir tutup. “Lho ga kuliah Mas Dika?” sapa Pak Kumis. “Dosennya lagi weekend pak” jawabku sekenanya. “Seperti biasa ya pak” pesanku kepada Pak Kumis sambil nyengir. “Siap Bos. Diantar ke tempat biasa ya?” tanya Pak Kumis. Aku mengacungkan jempol tanda setuju.
Sembari menunggu pesananku diantar, aku membaca-baca materi kuliah. Lagi asiknya tiba-tiba aku dikejutkan tepukan di punggungku. “Hayooo lagi baca apa?” kata suara di belakangku. Kaget akupun menoleh dan melihat seorang cewek dari angkatanku. Namanya Fitri, anaknya putih dengan tinggi 150 dan berat 50 kilo. Terkesan chubby dan manis tapi hal istimewanya adalah toketnya yg jumbo 36C. Waktu itu dia memakai kaos polo putih dan celana jeans. Jika diperhatikan dengan seksama samar-samar akan membayang BH merah yang dikenakannya. “Eh kamu Fit. Ngagetin aja. Kupikir si mbak gentanyangan di kampus ini yang nyapa” kataku begitu tahu itu Fitri. “Tumben lum pulang. Ga kencan neh pacarmu?” sambungku. Fitri memang kuketahui sudah punya pacar. “Ga Dik. Dia lagi mudik ada urusan keluarga” jawabnya. “Oooo .. ato jangan-jangan dia lagi ada yang lain tuh” jawabku cuek. “Apaan sih?!” katanya sambil nepuk punggungku lagi.
Akhirnya pesananku tiba. Secangkir kopi hitam manis diantar Pak Kumis dengan sepiring nasi nasi kare ayam. “Eh Pak Kumis, ni kopinya ga pake susu kan?” tanyaku. “Ya ga lah mas. Kan pesennya kopi hitam. Mang mau ditambahi susu?” jawab Pak Kumis. “Ga usa pak, ni sebelah saya ada susu kan tinggal sedot aja” jawabku sekenanya yang dibalas timpukan tas Fitri di kepalaku. Pak Kumis cuma bisa ketawa dan akhirnya beliau pun pamit balik ke warung. “Makan apa Dik” selidik Fitri. “Incip donk” sambungnya. “Cuma nasi kare aja yang mengerti keadaan mahasiswa kere macam gue Fit” kataku sambil ketawa. Lalu kusodorkan piringku ke arahnya. “Laper ato doyan Bu?” kataku ketika melihat dia lahap memakan jatah nasiku. “Yah jatah nasi soreku tuh” protesku ke dia. “Maaf Dik, abis laper neh lom makan” katanya sembari meminta maaf dengan gaya memelas namun lucu. “Ya gapapa sih asal diganti ama 2 bakpau aja dah seneng kok” jawabku. “Tenang ntar aku beliin di depan” jawab Fitri. “Lha aku maunya bakpau kembar tuh” jawabku sambil cengengesan tanpa dosa dan nunjuk toketnya. Dan bisa ditebak sekali lagi kepalaku ditimpuk tas berisi buku-buku kuliah.
Aku dan Fitri memang dikenal akrab oleh teman-teman kampus. Banyak yang bilang kalo sebenarnya kami serasi. Hahaha ….
Sedang asik ngobrol tiba-tiba Fitri bertanya “Dika, boleh tanya sesuatu ga?”. “Tanya apaan Fit?” tanyaku heran karen dia adalah salah satu mahasiswi berprestasi dan selama ini justru aku yang lebih banyak bertanya ke dia. “Kenapa ya cowok itu paling suka ma dada cewek?” tanyanya. Dan disinilah aku bingung jawabnya. Akhirnya kujawab sekenanya aja “Ya soalnya itu salah satu bentuk keindahan wanita Fit. Mang cowokmu ga suka ya ma toketmu?”. “Dia sih suka banget.” Jawabnya dengan gaya sedikit centil. Aku pun manggut-manggut sambil memperhatikan dadanya yang jumbo itu. Sadar akan hal itu dia pun berkata “Hayoo liatin apa?” katanya sambil berusaha nutupin toketnya. “Liatin toket kamu Fit. Kayaknya gede bener tuh. Pantesan cowok kamu suka” jawabku tapi tetap tak berpaling dari toketnya itu.
“Oiya Dik. Terus kenapa sih cowok kalo pacaran selalu minta ML? Kan ga selamanya pacaran tu harus urusan sex aja” katanya. Setelah berpikir keras aku pun menjawab “Ya kalo aku sendiri sih ga tau Fit. Lha kamu kan tau sendiri kalo aku jomblo. Ngenes kan kalo kamu tanya hal gitu ma cowok jomblo” kataku sambil ketawa. “Serius Dik. Aku ni tanya serius” katanya dengan muka serius. “Ya mungkin itu sebagai bukti kalo si cewek beneran tulus kayaknya ya. Tapi ga tau juga sih” balasku. “Btw, mang kamu lum pernah neh ML ma cowokmu?”. “Ya belum lah” sergahnya cepat. “Masih perawan ini” sambungnya.
“oooo … “ jawabku singkat sambil nyeruput kopi (eh perasaan tu kopi dari tadi ga diseruput-seruput ya). “Nikmatnya ni kopi tapi lebih nikmat lagi kalo ada susunya” lanjutku sembari ngelirik ke toket Fitri. “Iiihh apaan sih” katanya tapi kali ini dia tak mencoba menutupinya seperti pertama kali tadi. “Fit, toketmu ukuran berapa sih? Montok bener gitu” tanyaku. “Montok apanya sih? Biasa aja tuh?” katanya sembari menarik kaos polo yang dipakainya ke bawah. Dan otomatis tindakannya itu membuat cetakan toketnya makin jelas terbayang serta bayangan bra merah dibaliknya semakin tampak jelas. Otomatis juga kontolku di sebelah bawah berontak ingin keluar sarang. “Mang ukuran berapa Fit” tanyaku mengulang kembali. “36C” jawabnya. “Wuih montok bener ya. Enak buat dikenyot tuh” jawabku kembali sembari nyeruput kopi lagi.
“Dik, oral sex tu apa sih?” dan dia berhasil membuatku tersedak sampai batuk-batuk dengan pertanyaannya itu. Setelah tenang akupun menjelaskan apa itu oral sex. Dia pun memperhatikan penjelasanku dengan seksama. “Kalo lum jelas bisa kok dipraktekkan” kataku. “Hah? Gila kamu. Bisa digrebek ma satpam kampus tau” jawabnya. Butuh beberapa detik buatku mencerna makna kata-katanya yang seakan memberikan lampu hijau. Akupun bilang “Dah tenang aja. Kalo mau ada tempat dijamin aman dah. Apalagi ni dah jam 5an gini pasti dah pada sepi” jawabku.
Fitri hanya diam saja mendengarkan tawaranku. Mungkin dia mempertimbangkan untuk mengiyakan atau menolak. Tapi sebelum dia berpikir jernih akupun menarik tangannya ke dalam gedung kampus yang memang jam segitu sudah sepi sekali. Akupun membawanya ke toilet lantai 3 dimana kelas-kelas kuliah berada. Tanpa pikir panjang akupun menyerbu bibirnya. Fitri sedikit kaget namun kemudian dia membalas setiap permainan lidahku. Kupermainkan lidahnya memancing dia untuk ikut bermain. Tanganku memeluk pinggangnya dan meremas pantatnya.
Wangi parfum yang dipakainya membangkitkan libidoku. Kucium, kujilat dan kugigit kecil setiap inci lehernya yang putih. Fitri hanya bisa mendesah. Tanganku merambat ke toket jumbonya. Toket yang selalu membuat setiap laki-laki berangan-angan bisa meremasnya. Kuremas pelan dari luar kaosnya. “Oh Dika .. ssshhh aaahhh” desah nikmat meluncur dari mulutnya. “Toketmu montok bener Fit. Pantes cowokmu demen” pujiku. Tak mau berlama-lama akhirnya kulepas kaos beserta BH-nya. Pemandangan indah itupun hadir di depan mataku. Toket 36C yang selalu ditutupi kini bisa kunikmati sepuasnya. Toket kirinya menjadi bulan-bulanan mulutku. Kujilat, kuhisap dan kugiti kecil setiap inchi kulitnya. Toket kanannya q remas lembut dan kupelintir putingnya. Fitri pun semakin menggelinjang diterpa nafsu birahinya.
Kemudian, kutekan pundaknya agar dia bersimpuh di depan kontolku. “Nah sekarang coba buka celanaku” kataku. Ragu-ragu dia pun membuka ikat pinggangku, menurunkan resleting celanaku dan memelorotkan celanaku. Kaget karena ertama kali melihat kontol laki-laki dia menjerit kecil dan menutup matanya. “Nah ini namanya kontol Fit. Coba kamu kocokin deh” kataku. Fitri pun mulai mengocok kontolku dengan sedikit gemetar. Karena pertama kali melakukannya jadi dia sedikit canggung. Namun aku sabar dan membiarkan dia berimprovisasi sesuai nalurinya. Semakin lama kocokannya mulai bisa sedikit jago dan akupun berkata “Masukin ke mulutmu Fit. Biar kamu tau oral sex tu gimana”. Dengan ragu-ragu dia pun memasukkan kontolku ke mulutnya. Rasa hangat dan basah mulai melingkupi kulit kontolku. Meskipun masih matir karena sering kena gigi tapi Fitri mulai menikmati pelajaran oral sex ini. Aku yang sudah diubun-ubun segera menposisikan dia supaya berdiri. Kembali kucium bibirnya. Tanganku berusaha menyusup ke celana jeansnya namun dicegahnya. “Jangan Dik” katanya. Aku tak mau memaksanya jadi aku pun merangsang vaginanya dengan elusan lembut dari luar celananya.
Fitri pun terhanyut oleh suasana, semakin melebarkan kakinya agar aku makin leluasa mengelusi liang kenikmatannya. “Celananya dibuka aja ya. Aku pengen jilati memek kamu kayak kamu ngemut kontoku” kataku. Dia pun menurut. Dan pemandangan kedua kemabli terpampang di depanku. Memek dengan jembut tipis yang montok. Aku menyuruhnya duduk di wc duduk. Kusosor mekinya dengan nafsu. “Aih Dik .. mau ngapain?” katanya tapi tak berusaha mencegah. “Nikmatin aja Fit. Ntar dijamin bakalan ketagihan” balasku. Kujilati setiap jengkal memek montoknya. Lidahku bermain di clistorisnya memberikan efek nikmat luar biasa padanya. “Enak banget Dik .. aaahhh .. iya terus disitu Dik … eehhhmmm yes” desahnya ketika lidahku bermain menelusuri bibir vaginanya. Tanganku kembali bergerilya di toket jumbonya. Kuremas lembut dan kupilin putingnya. 5 menit Fitri semakin mendesah-desah yang menunjukkan sudah diambang orgasme. Benar saja, pahanya menjepit erat kepalaku dan dari liang senggamanya semakin banyak cairan cinta yang keluar.
“Enak banget Dik. Baru pertama kali aku ngerasain begitu” katanya. “Ya itu namanya orgasme Fit. Tapi kamu sih enak udah puas, aku neh masih kentang” kataku sambil memperlihatkan kontolku yang masih ngaceng berat. “Fit, kugesek ke memek kamu ya biar cepet keluar neh” pintaku. “Jangan Dik. Aku masih perawan” katanya. Oke dan disinilah berkecamuk perasaan untuk ngentotin dia atau hanya sekedar petting aja. Akhirnya untuk menenangkan dia kubilang hanya menggesekkan diluar jadi dia akan tetap virgin. Dia pun setuju.
Kembali kuserbu bibirnya dan q mainkan toketnya untuk mebangkitkan gairahnya kembali. Tak butuh waktu lama kurasakan nafsu Fitri sudah kembali. Akupun menggesekkan kontolku di bibir vagina. “Ouh yes .. enak banget Dik” katanya sambil memejamkan matanya. Aku melebarkan kakinya dan kembali menggesekkan kontolku. Hal itu semakin membuat Fitri menggelinjang dan mendesah. Kembali kuremas dan kukenyot toket jumbonya yang bebas. 5 menit kemudian Fitri semakin membusungkan dadanya dan menahan gerak maju mundur pantatku dengan kakinya. Rupanya dia orgasme. Akupun diam memberikan kesempatan baginya menikmati sensasi itu.
Setelah dia tenang kembali kugesekkan kontolku ke memeknya. Kembali Fitri mendesah dan menggigit bibir bawahnya. “Aaaah Dika … enak banget digituin” katanya. Otak kotorku pun mulai bereaksi mencari cara gimana agar bisa ngentotin temanku ini. Akupun menjawab “Kalo dimasukin bisa lebih enak lagi Fit”. Tak ada jawaban darinya selain pandangan mata sayunya dan bibir bawahnya yang digigt. Aku yang merasa mendapat lampu hijau langsung memposisikan ujung kontolku ke lubang kenikmatannya.
Kugesekkan ujung kontolku untuk merangsangnya dan memberikan relaksasi. Setelah cukup basah kucoba tekan kontolku menembus memeknya. “Dika .. aaahh .. pelan-pelan .. sakit” katanya. Ya baru kuingat bahwa dia masih perawan. Akupun kembali mencoba memasukkan kontolku dengan pelan hingga akhirnya jebollah selaput perawan Fitri oleh kontolku. “Aduh Dik .. sakit” katanya sembari mengigit bibir bawahnya. Akupun mencium bibirnya untuk menenangkan dirinya. Setelah tenang akupun menggenjotnya. “Ah Dika .. uuuhhh … enak banget kontolmu Dik”. “Iya Fit .. memek kamu juga enak .. sempit banget” kataku menimpali.
“Aaahhh Dika .. terusin gitu .. entotin aku Dik”. Aku terus menggenjotnya. 5 menit kemudian q minta dia berdiri membelakangiku. Aku ingin ngerasain ngentotin dia dari belakang. Kuposisikan agar kakinya mengangkang dan setelah pas q masukkan kembali kontolku ke memeknya. Fitri hanya bisa melenguh dan mendesah. Dengan posisi ini aku bisa leluasa bermain dengan toket jumbonya sambil ngentotin memeknya. “Dika .. cepetan .. aku mau keluar neh .. aduh enak banget” katanya menandakan bahwa orgasmenya mulai mendekati garis akhir. Akupun sepertinya akan keluar juga apalagi dengan posisi ini pantat semoknya seakan memberikan rangsangan tambahan. “Fit aku mau keluar neh .. kamu subur ga sekarang?” kataku terengah-engah menahan kenikmatan di ujung kontolku yang sudah mendekati titik kritis. “Engga Dik .. aku ga subur sekarang”. Mendengar jawabannya akupun semakin mempercepat genjotanku dan tak lama “Dika .. aku keluar neh … aaahhhh … iyaaa … keluar”. 3 genjotan selanjutnya akupun menyusul dengan menumpahkan spermaku di dalam rahimnya. “Fit .. aku keluar neh .. aaaahhh enak banget memek kamu” kataku dengan menancapkan kontolku dalam-dalam dan meresapi setiap tetes spermaku yg menyirami rahimnya.
Akupun duduk lemas di wc duduk dan Fitri kemudian duduk di pangkuanku. Kembali kucium bibirnya dan mengucapka terimakasih dan minta maaf sudah merawanin dia. “Makasih ya Fit. Maaf aku kebablasan sampai perawanmu kujebol”. Dia hanya diam kemudian dia menjawab “Gapapa Dik. Tapi ini jadi rahasia kita aja ya. Dan makasih juga udah ngajarin enak” katanya sembari senyum dan mencium bibirku.
Tak terasa 2 jam kami bergelut di toilet kampus. Kami pun bergegas pulang karena kampus sudah tak ada orang lagi.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd