Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Bermula dari Musibah, Akhirnya Keterusan dan Berkembang

Status
Please reply by conversation.

King_Lucifer777

Semprot Addict
Daftar
3 Dec 2019
Post
460
Like diterima
2.324
Bimabet
Cerita Ini Fiksi dengan Referensi Berdasarkan Cerita Original dan Sebagian Dapat Inspirasi dari Internet.

Namaku adalah Lefi, peristiwa itu terjadi ketika aku kelas dua SMA, saat itu umurku masih 16 tahun.
Aku hidup di sebuah desa di daerah Semarang bersama dengan ayahku yang berprofesi sebagai Petani sekaligus Peternak Sapi, serta dengan ibu tiriku yang berprofesi sebagai Bidan Desa, Ibu Kandungku sudah meninggal ketika aku lahir. Ibu Tiriku ini bernama Via dan menikah dengan ayahku 3 tahun setelah ibuku meninggal, saat umurnya baru 17 tahun, ayahku jugalah yang membiayai sekolah ibuku hingga dia lulus jadi bidan.
Aku memiliki seorang kakak perempuan yang sekarang sudah berkeluarga di kota lain, sedangkan Adikku dari hubungan ayahku dengan ibu tiriku masih kelas enam SD dan tinggal bersama dengan kami.
Nenekku juga tinggal bersama kami namun Dia sudah jompo, sedangkan kakekku sudah meninggal beberapa tahun lalu.

Awalnya kami tergolong keluarga yang mampu dan kami hidup bahagia kecukupan, namun ketika ibu tiriku mencoba berbisnis dengan seseorang, musibah besar menimpa keluarga kami.
Ayahku tidak pernah menyetujui ibu tiriku terjun di dunia bisnis dan apalagi itu adalah bisnis besar, karena dengan penghasilan yang didapat pun kami sudah hidup kecukupan.

Ibu tiriku tetap tak mempedulikan saran ayahku sampai akhirnya musibah besar menimpanya, yaitu ketika rekan kerjanya menipunya dan melarikan diri ke luar negeri dengan membawa uangnya sebesar tiga ratus juta.
Bagi orang desa, uang tiga ratus juta itu berjumlah luar biasa banyaknya, maklum saja ibu tiriku terus menangis menyesali hal itu.
Ibu tiriku sering melamun dengan pandangan kosong sampai akhirnya Dia sering teriak-teriak histeris.
Ada yang bilang ibu tiriku gila kesurupan ada pula yang bilang ibu tiriku stress.
Aku tidak tahu dan ikut juga menanggung beban musibah itu.

Sejak saat itu ibu tiriku dirawat di rumah saja dan sementara tidak berangkat bekerja di puskesmas.
Ibu tiriku sering melamun sendirian di kamar, aku dan ayahku yang merawatnya.
Setiap pagi aku membawakannya makanan dan minuman, sedangkan ayahku sering memandikannya.
Ibu tiriku selalu kosong pandangan dan selalu tidak menjawab jika diajak ngobrol.

Dia diam membisu sepanjang hari namun terkadang Dia mengajak bicara kami seperti Dia sudah normal kembali.
Saat itu kami mengira kalau ibu tiriku sudah normal kembali dan kami tidak terlalu repot mengurusinya.
Ayahku juga mulai normal dengan aktivitas kerjanya, dan aku menjadi tenang kalau di sekolah serta tidak terburu-buru pulang lagi, tetapi Ibu tiriku tetap belum berniat kembali bekerja, Dia sering main ke tetangga sebelah untuk sekedar berbincang.

Setelah sekitar tiga hari keluarga kami kembali gempar karena ibu tiriku membanting segala sesuatu di rumah kami.
Dia membikin berantakan seisi rumah, lalu kami kemudian menenangkan ibu tiriku, namun ibu terus berontak sehingga kami terpaksa membawa paksa dirinya dan mengikat tangan dan kakinya di ranjang karena Dia terus berontak dan teriak.
Lagi-lagi aku dan ayahku direpotkan lagi merawat ibu tiriku, selain juga merawat nenekku yang jompo.
Rumahku menjadi seperti rumah sakit saja, dan Penisku hanya bisa bermain-main tanpa beban.

Hari besoknya, pada malam hari Ayahku bersama dengan pamanku berencana menemui orang pintar di desa seberang untuk meminta bantuan perihal keadaan ibu tiriku itu.
Aku dipasrahi untuk menjaga rumah dan keluarga sampai tengah malam nanti.
Ketika jam delapan malam Penisku sudah terlelap dan di kamar ibu tiriku tak ada suara sedikitpun.
Setelah menengok nenek yang ternyata sudah tidur di kamar sebelah, aku segera menuju ke kamar ibu tiriku untuk menengok keadaanya.

Ketika masuk ke kamarnya, lampu masih belum dinyalakan dan ketika kunyalakan kulihat ibu tiriku yang duduk dengan rantai besi yang masih mengikat kedua kakinya.
Ibu tiriku benar-benar sudah hilang akal, Dia bahkan tidak membenahi roknya yang tersibak ke atas sehingga kelihatan celana dalamnya.
Aku mendekati ibu tiriku, bermaksud membenahi roknya yang tersibak, tetapi ketika itu tanganku bersentuhan dengan kulit pahanya dan aku sekejap merasakan hal aneh pada diriku.

Aku berusaha mengajak berbicara ibu tiriku tapi Dia hanya diam saja.
Aku membimbingnya rebahan dan bermaksud menyeka tubuh ibu tiriku dengan air hangat karena ayahku lupa tidak memandikan ibu tiriku tadi sore.
Aku bilang kepadanya aku mau menyeka tubuhnya biar badannya tidak lengket dan enak buat tidur.
Dia hanya diam saja dan aku melepas kaos yang dipakainya serta roknya sehingga Dia hanya mengenakan BH dan celana dalam saja.
Aku merasa aneh karena aku bernafsu melihat ibu tiriku yang hanya mengenakan CD dan BH.

Aku terus menyeka seluruh badan ibu tiriku dan kurasakan lembut kulitnya serta ketika menyeka dibagian pantatnya pikiranku berubah menjadi tidak normal lagi, aku semakin bernafsu.
Aku tidak mau menyetubuhi ibu tiriku karena takut, maka lebih baik aku beronani saja nantinya di kamar mandi.
Aku segera menuju kamar mandi tanpa lebih dahulu memakaikan ibu tiriku baju atau daster.
Ketika di kamar mandi pikiranku berkecamuk dan entah ada apa aku tidak mau beronani dan ingin mencicipi tubuh ibu tiriku.

Ibu tiriku memang masih 29 tahun, badannya ramping tetapi payudaranya montok dan pantatnya bahenol.
Kulitnya putih dan payudaranya masih kencang, walau sudah Dia sudah punya anak 1, tapi tetap kelihatan cantik.
Ketika aku masuk ke kamar lagi, kudapati ibu tiriku berposisi miring ke samping dan hanya terlihat pantatnya yang indah dibalut celana dalam renda merah dan BH warna merah-nya yang berukuran 35F itu yang memang tidak sanggup menahan payudaranya.

Aku semakin bernafsu melihat pemandangan itu dan langsung saja aku matikan lampu kamar dan berganti ke lampu tidur, lalu ku kunci pintu.
Aku segera melepas pakaianku dan hanya memakai celana dalam dengan burungku yang sudah tegak.
Aku mendekap tubuh ibu tiriku dari belakang dan ibu tiriku hanya diam saja.
Aku menggesekkan batang kemaluanku ke pantat ibu tiriku dan rasanya sungguh membuat jantungku copot.
Aku mengelus-elus seluruh tubuh ibu tiriku dan ketika tanganku kuselipkan ke celana dalamnya Dia berontak dan berusaha mengeluarkan tanganku.
Aku tetap saja melawan ibu tiriku sampai akhirnya ibu tiriku teriak keras.

Aku saat itu yakin kalau Dia tidak mengenali aku karena pikirannya yang sudah stress.
Aku menutupi mukaku dengan masker operasinya yg ada di lemarinya biar ibu tiriku tidak mengenal aku karena kupikir gampang untuk mengelabuhi orang yang sudah sedikit terganggu pikirannya seperti itu.
Aku langsung menyumpal mulutnya dengan kain seka sehingga Dia tidak lagi bisa menjarit, tetapi tangannya terus berontak, makanya aku ikat ke atas dengan kain jarik.
Dia sudah tidak bisa berkutik lagi dan hanya bisa melotot geram.

EUwF08y.png

Aku buka BHnya dan meremas-remas payudara besar itu, lalu aku sedikit mengeluarkan mulutku dari balik masker yang masih kupakai dan menetek ke susu ibu tiriku seperti bayi.
Ibu tiriku menggeliat dan aku yakin Dia juga merasa keenakan, lalu setelah puas memainkan payudaranya aku bergerilya ke bagian pinggangnya.
Aku pelorotkan celana dalamnya dan Dia tetap berontak dengan suara jeritannya yang tak terdengar karena telah kusumpal dengan kain tadi.
Aku lihat memek ibu tiriku dibalut dengan rambut kemaluan tipis dan aku memaksakan jariku untuk menerobos masuk liangnya.

Ibu tiriku seakan merapatkan kakinya namun aku terus berusaha merenggangkan pahanya dan akhirnya tanganku berhasil menerobos masuk liangnya.
Setelah itu aku merasakan untuk pertama kalinya sensasi hangat, lembut dan halus memek wanita untuk pertama kalinya dan itu milik ibu tiriku.
Semakin cepat aku menggerakkan kedua jariku keluar masuk lubang memeknya, semakin ganas nafsuku dan tidak sabar lagi untuk menusukkan batangku ini ke dalamnya.

Setelah berapa lama ibu tiriku mengeluarkan cairan-cairan basah dan setelahnya Dia hanya diam pasrah.
Aku dengan segera langsung menancapkan batang kemaluanku ke dalam memeknya yang telah basah sehingga dengan mudah aku bisa menerobosnya.
Benar-benar sensasi luar biasa yang membuat tulang sumsumku menggigil keenakan.

Ibu tiriku semakin menggeliat keenakan dan akhirnya kuputuskan untuk melepas sumbat yang ada di mulutnya karena aku juga ingin mendengar rintihannya. Ternyata Dia menikmati permainanku dan semakin kutancap kencang sehingga membuat ekspresi wajahnya tak karuan.
Aku terus menindih ibu tiriku dan segera kulumat bibirnya sambil terus menggoyang memeknya.

Aku sudah tak tahan dan akhirnya cairan spermaku muncrat banyak ke dalam liang memeknya.
Ibu tiriku mendesah keenakan dan badannya menegang kemudian Dia juga mengeluarkan banyak cairan dari liang vaginanya.
Setelah jeda beberapa saat aku berbaring di sampingnya dan Dia tetap tidak berekspresi malahan tertawa kecil di sampingku.
Aku berpikiran mungkin ibu tiriku sudah gila dan tidak ingat dengan diriku.

Aku beranikan diriku untuk membuka maskerku agar Dia benar-benar tahu kalau aku Lefi anak tirinya sendiri.
Hal itu kulakukan karena malahan membuatku semakin bernafsu menyetubuhinya.
Setelah kubuka maskerku aku memberitahunya kalau aku Lefi dan aku ingin menyetubuhinya setiap hari.
Aku melepaskan semua ikatannya karena aku tahu Dia sekarang dalam posisi keenakan jadi tidak mungkin berbuat macam-macam.

Saat Dia duduk aku angkat sedikit tubuhnya dan aku pangku sambil memasukkan penisku ke arah lubang vaginannya.
Aku bersandar di tembok dan kubimbing dirinya untuk bergerak naik turun.
Awalnya susah banget membimbingnya, namun lama kelaman Dia bergoyang sendiri menaik turuni penisku.
Aku mendapati kenikmatan yang luar biasa dan terus memeluknya dengan erat dari belakang sambil terus meremas payudaranya.

Tak lama kemudian cairan spermaku muncrat untuk kedua kalinya dan aku benar-benar puas dan lemas.
Setelah itu aku tidur berbenah dan segera membersihkan tubuh ibu tiriku dari spermaku.
Aku memakaikan seluruh pakaiannya dan ketika aku mengikat lagi kedua kakinya dengan rantai Dia teriak-teriak namun aku cuek saja.
Setelah larut malam akhirnya Bapakku pulang membawa jampi-jampi dari orang pintar.

Dalam hati aku mengharap ibu tiriku tidak sembuh biar aku bisa menyetubuhinya setiap hari namun di sisi lain aku ingin Dia cepat sembuh.
Aku melakukannya ketika ayahku sedang pergi keluar dan suasana rumah sepi, dan sampai saat itu aku masih bisa mendapatkan jatah itu.

Lanjutannya di Halaman 2: Halaman 2
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd