Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Birahi Lelaki

Siapa yang akan menjadi Istri dari Arman


  • Total voters
    379
Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bab 3: Akreditasi

(Kamar A3 pondok Saputra)

Hemi-Thania-1.jpg

Hemi Thania

Plop…plop….plop…

Dengan penuh hasrat, gw terus memaju mundurkan kontolku keluar masuk liang kenikmatan milk Hemi. Dengan segenap kekuatan yang tersisa setelah memuntahkan pejuku tadi di dalam rahimnya, aku menyodok Hemi yang entah sudah berapa kali mencapai puncak kenikmatan. Seperti halnya diriku, Hemi pun juga sudah sangat kelelahan. Dengan tubuh yang penuh keringat, kami mengejar puncak kenikmatan.

Tiiiiiing……Tiiiiiiiing…….Tinggggggggggg

Gw tersentak kaget karena suara melengking alarm yang kupasang.

“Ah, tadi mimpi toh”, aku baru sadar jika tadi aku sedang berada di puncak kenikmatan bersama dengan Hemi. Ah, sekarang sudah hari rabu aja.

Aku melepas celana pendek yang kukenakan dan menarik handuk menuju kamar mandi yang tersedia di dalam kostku. Di dalam kamar mandi, gw memuntahkan peju yang ngga keluar seluruhnya ketika menggarap Hemi di dalam mimpi tadi. Ah, kayaknya Hemi lagi kangen nih, makanya tadi gw mimpiin dia.

Setelah beres mandi, aku pun segera membereskan kamarku dan memakai pakaian. Sekarang adalah hari rabu, jadwal kuliahku ada di siang dan sore harinya. Namun, hari ini aku juga mendapat panggilan untuk ke fakultas dalam rangka membantu Yasmin dan Pak Herman mengurus persiapan kenaikan akreditas fakultas yang dari B, menuju akreditasi A. Semoga saja usaha kami sukses agar ijazahku dapat bernilai lebih, meski tampaknya, aku tidak akan menggunakannya dan hanya akan melanjutkan usaha ayahku yang sekarang dipegang oleh ibuku.

Sebelum berangkat ke kampus, aku menghubungi Yasmin terlebih dahulu melalui chat whatsapp.

-Ini entar langsung ke ruangan Pak Herman atau gimana?- To Yasmin


Cukup lama aku menunggu balasan dari Yasmin, barangkali tadi dia sedang mandi atau berpakaian.

-Ngga man. Kita ketemu depan dekanat aja deh. Soalnya kita kerjainnya di ruang rapat fakultas- From Yasmin

-Oh. Ruang rapat ya. Oke deh. Kita ketemu di depan dekanat aja kalau begitu- To Yasmin

-Iya, aku soalnya udah siap berangkat nih. Kamu?- From yasmin

-Sama- To Yasmin

“Wiss… Pagi bener lo ke kampusnya man. Pengen pacaran lo?”, tegur Toni ketika melihatku keluar dari kamar dengan kemeja rapi.

“Haha. Ngga lah. Ini ada panggilan dari Pak Herman. Demi akreditasi yang lebih baik”, aku memainkan nada di kalimat terakhir sehingga membuat Toni yang sedang asyik nongkrong di bangku depan kamar sambil memegang gitar tertawa.

“Udah ah. Gw duluan ya Ton. Entar lo berangkat sendiri aja. Kan udah biasa. Haha”, aku segera berjalan menuju parkiran, mengambil motor dan segera ke kampus.

Jarak dari kost ke kampusku sebenarnya agak lumayan kalau mau ditempuh dengan berjalan kaki, sekitar 400 meter kurang lebih. Setelah melewati kawasan tempat makan dan jejeran kost-kostan yang diperuntukan untuk mahasiswa, aku tiba di sebuah jalan yang berukuran lebih besar dari lorong yang kulewati dengan pohon besar yang berjejer sepanjang jalan sehingga memberikan kesan rimbun dan rindang. Tidak sampai 10 menit, aku telah tiba di parkiran dekanat fakultas. Setelah memarkir motor pada tempatnya, aku mengambil HP dan mengecek.

-Man, gw tunggu di dekat tangga dekanat ya. Sambil ngadem. Hehe- From Yasmin

Tanpa membalas chat Yasmin, gw berjalan melewati jalan setapak yang ditutupi dengan paving block dan memasuki sebuah gedung yang cukup besar dan terhubung langsung dengan ruang kuliah yang ada di belakangnya. Ada dua jalan masuk utama untuk masuk fakultas psikologi STISKA ini, yaitu lewat depan dan masuk lewat dekanat, serta bisa juga langsung lewat belakang, dekat ruang kuliah mahasiswa.
Yasmin-Fathia-1.jpg

(Yasmin fathia)
Seperti biasa, Yasmin terlihat begitu cantik. Hari ini ia mengenakan hijab berwarna hitam dengan motif dedaunan dan kemaja hijau longgar. Aku tidak peduli dengan bahannya. Sedangkan roknya senada dengan warna hijab yang ia kenakan. Seperti biasa, wajahnya menunjukkan semangat untuk memulai hari yang membuatku juga semangat untuk melamar dan menaikkannya segera ke atas ranjang malam pertama. Haha.

“Cepet juga lo sampainya man. Emang lo bisa terbang ya?”, Yasmin memulai percakapan tepat ketika kami sama-sama mulai melangkah ke lantai dua melalui tangga.

“Emang lo ngga tahu ya ada benda yang namanya motor?”,

“Iddih. Hahaha. Serius amat sih lu man”, aku memasang wajah tersenyum merespon usahanya untuk membuat bercandaan. Walau harus kuakui, tidak begitu lucu sebenarnya.
Putri-Kaneshia-reistaputrii-30.jpg

(Putri kaneshia)
Cecilia-Triana-4.jpg

(Cecilia Triana)
Nayla-Arisma-Sienna-12.jpg

(Nayla Arisma Sienna)
Cad-Hafzah-Azizah-hafshahcoacoh-1.jpg

(Hafzah Azizah)
Aku sedikit kaget ketika memasuki ruang rapat fakultas. Di ruangan yang cukup luas tersebut, ada sebuah meja besar seperti layaknya ruang rapat pada umumnya. Namun, di deretan kursi, aku merasa seperti berada di sebuah pengajian. Hanya ada dua orang laki-laki di dalam ruangan dengan AC yang dingin ini. Itupun dia adalah seorang admin fakultas. Aku mengambil duduk berhadapan dengan bapak berjanggut cukup tebal tersebut. Sedangkan Yasmin mengambil duduk di sebelahku. Di sebelah yasmin Yasmin ada Kak Putri Kaneshia, seorang senior dari jurusan BK yang terkenal karena sering mengikuti lomba-lomba modeling pakaian muslimah dan sekarang memang dia adalah model pakaian muslimah. Serta ada Cecil, yang aku tidak begitu akrab meski kami sebenarnya berada dalam kelompok yang sama ketika bina akrab dulu. Cukup jauh dari tempatku duduk, ada dosen yang kemarin masuk, kak Hafzah ditemani oleh seorang staf fakultas yang setelah kutanya pada Yasmin, biasa dipanggil Kak Nay.

Tidak berapa lama setelah aku masuk, aku mulai diminta untuk membuat poster didampingi oleh Pak admin jurusan yang namanya adalah Pak Yunus. Selain poster aku juga diminta membuat beberapa desain yang akan beliau naikkan di bagian web fakultas nantinya. Sedangkan aku lihat Yasmin, Kak Putri, dan Kak Hafzah sedang menyusun dan menerjemahkan mata kuliah fakultas ke dalam bahasa Inggris. Ketika sedang sibuk mengurus desain.

“Pak, ini entar ngga sekalian dibuat warna biru ama merah gitu? Biar sepadan aja ama tema warna di website yang bapak lagi kerjain”, tanyaku kepada Pak Yunus sembari memperlihatkan pekerjaanku.

“Oh iya, bisa tuh. Coba lihat warnanya kayak gimana kalau pake warna biru ama merah?”, Pak Yunus berpaling dan kini berfokus kepada laptop dan pekerjaanku. Aku lanjutkan proses pewarnaan desainku.

“Nah, gitu udah pas”, Pak Yunus mengacungkan jempol tanda ia suka dengan pekerjaanku.

Dari belakangku, Yasmin mencolek punggungnya. Aku segera berbalik dan pandanganku langsung tertuju ke buah dada Yasmin karena posisinya sekarang adalah ia sedang berdiri persis di belakang kursiku yang bisa berputar.

“Eh. Kenapa Min?”, tanyaku setelah memalingkan mataku dari payudaranya.

“Lo udah makan belum?”, tanyanya

“Belum Min. Kenapa emang?”,

“Ya udah. Makan yuk. Katanya Kak Hafzah, ke kantin aja terus tulis di catatan punya fakultas”, wah, kesempatan makan gratis nih. Aku pun bertanya kepada Pak Yunus terkait pekerjaanku. Ia mengiyakan dan akupun beranjak dari tempat dudukku. Duduk lama di depan laptop ternyata bisa membuat orang sangat lapar.

Aku mengikut yasmin dari belakang menuju pintu ruangan. Ketika Yasmin membuka pintu, di depanya ternyata juga ada seorang akhwat dengan cadar berwarna hitam hendak masuk ke dalam ruangan.

“Assalamu alaikum kak”, sapa perempuan itu.

Cukup sulit untuk mengetahui siapa perempuan di balik cadar jika tidak bisa mendengar suaranya. Sebab, rasanya semua perempuan yang mengenakan cadar itu punya tampilan yang sama. Itu sih menurutku. Mendengar suaranya, aku tahu kalau perempuan yang sedang berdirin di depan Yasmin adalah Nurmala Aindina, junior kami.
Nurmala-Aindina-C-3.jpg

(Nurmala Aindina)

“Wa alaikum salam Lala”, balas Yasmin. Aku hanya membalasnya dalam hati saja.

Aku dan Yasmin kemudian berjalan ke arah belakang gedung dekanat yang terhubung dengan koridor. Suasana kampus sih masih sepi. Maklum, sekarang masih jam kuliah. Setelah berjalan beberapa lama, Gw dan Yasmin sampai di kantin.

“Lo mau makan apa Man?”, tanya Yasmin kepadaku.

“Hmm. Gw pengen makan ayam lalapan aja deh”, jawabku.

“Waduh, berat. Aku pesan gado-gado aja dulu deh”, kami pun menuju ibu kantin yang menyediakan makanan yang kami inginkan lalu kami kembali ke sebuah meja yang tadi kami sepakati akan makan bersama.

“Eh, man, bentar malem lu kosong ngga?”, tanya Yasmin membuka pembicaraan kami sembari menunggu pesanan kami datang.

“Ngga ada sih ya. Emang kenapa?”, jawabku.

“Gw minta tolong buat dikerjain tugas PPT yang dari Kak hafzah kemarin ya kalau begitu”,

“Oh. Kalau yang itu mah gw udah hafal min. Tanpa lo minta. Haha”,

“Hehe. Sorry ya kalau selama ini gw nyusahin lo man”,

“Ah, ngga apa kok. Lagian gw juga suka kok”, pesananku datang. Cepat juga, pikirku.

“Eh, lo suka gw man?”, tanya Yasmin dengan memasang wajah terkejut.

“Ih. Siapa yang bilang”, Sekarang, malah gw yang kaget dengan ucapan Yasmin.

“Ih. Barusan tadi lo bilang begitu man”,

“Siapa?”,

“Lo lah man. Kan tadi lo bilang begini, ‘lagian gw juga suka lo”,

“Astaga. Lo cantik tapi budeg ya? Gw bilang, lagian gw juga suka kok”, wajah Yasmin memerah tanda malu. Ia hanya bisa memalingkan wajahnya dan mengambil berdiri pura-pura menagih pesanannya pada mba-mba penjaga kantin. Sedangkan itu, aku mendengar suara notifikasi dari HPku. Tanda ada sebuah chat baru masuk ke dalam HPku.

-Man, besok malem lo ada acara ngga?- from Hemi

-Ngga ada kok Hem. Emang kenapa?- To Hemi

-Eng. Ngga. Ya udah. Kita pergi nonton yuk- From Hemi

-Nonton apa?- To Hemi

-Ngga tahu juga sih. Hehe. Soalnya pengen jalan bareng lo aja- From Hemi

-Lo mau nonton End Game?- To Hemi

-Ngga ah. Udah nonton- From hemi

-Terus apa dong?- To Hemi

“Jiahhh. Chatan ama siapa sih? Ngetiknya kenceng kener”, Yasmin sudah datang dengan gado-gado di tangannya. Gw sampai tidak sadar kalau dia sudah berdiri di dekat meja kami. Gw simpen HP gw di atas meja dan mulai ngobrol ngalor ngidul bareng Yasmin.

------------------------------------------------------
Tanpa terasa, sekarang sudah jam 11 siang. Aku meregangkan tubuhku setelah berkutat dengan laptop selama beberapa waktu. Sedangkan Pak Yunus masih mengutak-atik pekerjaannya. Di tempat lain, kulihat Yasmin, Kak Putri, dan Kak Hafzah masih bertempur dengan laptopnya, berpacu dengan keyboard laptop mereka. Sedangkan Cecil, Nurmala, dan Kak Nay aku sudah tidak tahu mereka kemana. Soalnya ketika aku masih mendapat arahan dari Pak Yunus tadi, mereka keluar satu per satu. Barangkali pekerjaan mereka sudah selesai. Setelah minta izin pada Pak Yunus, gw keluar buat jalan-jalan di luar ruang rapat sebentar.
Cecilia-Triana-4.jpg

(Cecilia Triana)

“Lo udah ngurusin berkas buat pendaftaran KKN man?”, tanya Cecil dari belakang. Gw sedikit kaget karena ngga ngelihat dia.

“Minggu kemarin udah sih Cil. Sisa daftar online, Cuma kemarin kata Pak Yunus, servernya lagi penuh. jadi katanya dia mau pake google form aja buat daftarin”, jelasku pada Cecil.

Ah, karena pertanyaan itu pun gw akhirnya kembali tersadar kalau gw udah semester 6 dan akan menghadapi KKN. Kalau dari cerita-cerita yang kudapat dari forum-forum, masa KKN itu sering kali merangkap sebagai masa-masa petualangan seks mahasiswa. Hehe. Gw udah ngga sabar nyari cewe-cewe yang bisa gw tidurin. Meski gw sebenarnya rada pesmisi juga sih. Apalagi ditambah ketika di dalam ruangan tadi, semua cewek yang gw temanin kerja buat akreditasi itu make khimar (jilbab panjang dan lebar sampai perut) semua. Apalagi Kak Caca ama Nurmala, ampe pake niqab bos.

“Hooo. Gitu ya. Gw baru tahu sih. Hehe. Soalnya ini baru mau ngurus berkasnya”, kulihat tangan Cecil menenteng beberapa lembar kertas yang dibungkusnya di dalam map plastik bening.

“Ya udah ya. Gw mau ngumpul berkas dulu ya. Bye”, Cecil pamit dan pergi ke ruangan administasi fakultas.

Eh, gw tadi kayaknya punya balasan chat dari Hemi deh. Aduh, kok bisa lupa ya. Aku segera masuk kembali ke dalam ruang rapat untuk mengambil HPku yang aku letakkan begitu saja di samping laptopku tadi. Setelah mendapatkannya, gw keluar lagi dari ruangan tersebut. Ternyata benar, ada 2 chat dari Hemi yang belum kubaca.

-Ya udah, kita entar liat di sana aja. Yang penting jalannya aja dulu- From Hemi

Lalu, ada sebuah chat yang masuk sekitar sepuluh menit yang lalu.

-Man, kayaknya jalannya ngga jadi ya. Sorry. Gw diajakin ama Riana nih. Katanya ngajakin gw mantap-mantap” From Hemi (Bersambung ke Malam Kamis)
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd