Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Catatan si Iqbal: Pengemudi Penikmat Perempuan (Update Series)

Semoga sehat kembali om iqbal.
Terlalu sibuk ama RL nya nih. Inget om, ada banyak yg nungguin karya2mu om.
Semoga lskas sehat suhu, tks udah menginfokan
Speedy recovery.....
Menunggu dengan sabar
ditunggu updatenya hu
Terima kasih doanya suhu-suhu semua.. Sabar ya bentar lagi ane rilis kok..
 

Miranda Series : Power, Record, Caught Up (part 2)​

Mulustrasi

Miranda

Jessica​

Kring
Kring
Kring


Sebuah telepon masuk dari nomor yang sudah ku save beberapa pekan itu. Pilihannya antara ku angkat, atau ku diamkan sejenak sehingga membuat kegusaran makin melanda.

2 kali ponselku berdering, dua kali pula telepon itu tak ku angkat. Sampai sebuah chat masuk..

Miranda: Jahat ya kamu aku misscall gak angkat-angkat. Sibuk banget ato udah lupa sama aku?​
Iqbal: (kirim foto) aku lagi meeting.​
Miranda: Oh maaf aku ganggu ya..​
Iqbal: Gpp. Jadi aku yang menang dong?​
Miranda: Menang apa??​
Iqbal: Wah lupa.. baiklah…​
Miranda: Aku tau kok.. tapi aku bingung mau kasih hadiahnya apa…​
Iqbal: Dinner aja gimana?​
Miranda: Dateng ke rumah aja ya, gak ada siapa-siapa. Aku masak deh buat kamu​
Iqbal: Emang gak ada meeting or apa-apa gitu?​
Miranda: Yang butuh kan mereka bukan aku, bisa aja bilang reschedule kan.​
Iqbal: Siap bu boss….​

***
Jam yang ditentukan pun datang. Aku seusai kerja kembali ke rumah itu. Rumah pertemuanku dengan Miranda. Dengan pakaian kemeja tipis dan celana bahan nyaman, Miranda seakan layaknya istri rumah tangga yang mengurus seluruh rumahnya sendiri.

Padahal untuk memasak dua orang saja, bisa Miranda meminta koki di rumah atau asistennya untuk masakin dan semua tinggal Jadi. Tapi ini di depan mataku, ia lakukan semuanya sendiri. Dengan rumah yang benar-benar sangat hening.. Apa ini sisi Miranda yang ia tutupi demi karirnya?


Iqbal: Kayaknya beda banget ya liat kamu sekarang, kemudian waktu ketemu pertama, terus di sosmed kamu. So many different layers of you.​
Miranda: Kamu percayanya yang mana? Aku sekarang, aku waktu itu, atau aku di social media.​
Iqbal: Aku? Hmmm.. kayaknya yang sekarang.​
Miranda: Kok gitu…​
Iqbal: Kalo orang punya uang sama jabatan, biasanya dia pakai topeng buat jaga image atau jaga orang-orang di belakangnya. Sialnya kadang topengnya ketebelan sampe lupa mana aslinya.​
Miranda: Toh bukannya itu cara buat survive di Jakarta?​
Iqbal: Bisa iya bisa enggak..​
Miranda: Sungguh naif sekali anak muda ini.​

Sembari menghabiskan spaghetti carbonara yang dipadukan segelas red wine. Suasana malam ini seakan jadi tukar pikiran antara anak muda naif ini dengan wanita yang sudah punya jam terbang tinggi di kancah kehidupan Jakarta nan penuh kontradiktif.

Iqbal: Emang keliatan naif ya?​
Miranda: Sedikit. Toh kamu lahir dari golden spoon, bukan yang hidup susah-susah amat sebelumnya.​
Iqbal: So?​
Miranda: yaaa., belum tau ada perspektif lain di hidup ini yang gak selalu hitam putih, benar-salah, etis gak etis.​
Iqbal: Jam terbang memang gak bohong ya..​
Miranda: Hahaha..​
Iqbal: Terus, kenapa kamu baik sama aku?​
Miranda: Karena kamu orang yang bukan gila uang. Mungkin gila kekuasaan, tapi belum sampai sana.​
Iqbal: Hmmm.. Keliatan ya..​
Miranda: Ya lah, waktu itu aku mau bayarin kamu malah mau cabut. Well, rate aku bayarin cowok buat temenin aku mahal loh. Kan harus tutup mulut, jadinya bayar double bahkan triple. Dan so far kamu gak cerita apa-apa kemana-mana.​
Iqbal: Ah, uang bukanlah masalah. Aku bisa cari, dan kayaknya aku cukup dan kalo bisnis aku bagus, mungkin bisa jadi crazy rich yang viral-viral itu.​
Miranda: Ngapain? Uang itu sementara, tapi kekuasaan selamanya. it stands till die.​
Iqbal: That’s why you work this way?​
Miranda: Kinda. Toh pekerjaan aku tuh kaya real estate. It’s all about location, location, location. Makin dekat sama pusat, makin besar value aku.​
Iqbal: Terus.. What’s my value?​
Miranda: Eh.. kok nanya gitu..​
Iqbal: Kalo kamu tau value kamu, berarti bisa dong nilai value aku itu gimana…​
Miranda: Really.. Emm.. please, i’ll talk after…. our “work” babe…​

Sebuah kecupan dan tangan Miranda yang sudah tepat berada di depan selangkanganku. Respon tubuh ini pun ikut mengalun mengikuti permintaan birahi yang sudah mulai membakar diri.

Dengan genggaman tangannya, raga ini dibawa pergi dari kursi tempat kami makan, menuju ranjang yang terletak di lantai atas rumahnya. Dalam keheningan rumah, dua manusia ini saling berdiri di depan kasur berpelukan. Membuka helai demi helai pakaian di tubuh, sampai hanya tersisa satu lagi penghalang menuju ketelanjangan.

Memeluk tubuh Miranda, dari belakang, kurasakan kehangatan wanita yang sejatinya adalah makhluk lemah lembut. Ia bisa garang di depan orang yang meremehkannya, tapi sangat kasih ketika bertemu orang yang menghargainya setinggi langit.

Miranda: Jangan pakai tangan… aahhh… aaaaahhhh​
Iqbal: You want me to stop?​
Miranda: Bal… akuu… aaahhh sshhhh.. tangan kamu bahaya banget.​
Iqbal: Aku bisa stopp.. ohh….​

Sesi pemanasan yang terlalu panas mungkin tepat menggambarkan foreplay kami. Ketika jemariku mencoba merangsang dan masuk ke dalam vagina-nya, saat itu pula hanya suara desahan menyebut nama yang mewarnai heningnya kamar itu. Tak kubiarkan Miranda mencoba untuk mengatur permainan, karena aku ingin membuatnya melayang.

Miranda: Fuckkk,,,, ball…​
Iqbal: Gimana tangan aku?​
Miranda: Bahaya,,​
Iqbal: Tapi… suka?​
Miranda: Bangettt….fuckkkk immm.. ahhh​

Ambruk sudah tubuh Miranda di lantai. Sebuah orgasme yang dibarengi dengan sedikit squirting meluncur dari vaginanya, 1-0 aku menguasai permainan ini.

Membiarkan Miranda untuk mengambil nafas sebentar, sama saja membuat penisku menjadi tak bergairah. Tapi kupikir tak ada salahnya untuk kasih dia ruang, merasakan kenikmatan yang baru saja meledak dalam tubuhnya.

Miranda: Kamu diem ya.. aku gak bisa diginiin​
Iqbal: Yakin? Aku..​
Miranda: Shushh.. I miss you dick bal.​
Iqbal: Auuhhhh.. pelan-pelan yahhh​
Miranda: Terserah aku kali ini..​

Miranda cukup brutal sekali dalam melahap penisku. Bukan dalam artian akan dimakan hidup-hidup, hanya saja lebih bermain cepat dengan hisapan yang jauh lebih gila.

Iqbal: Enakkk… Miraa….​

Semakin lama penisku dilahap penuh oleh mulutnya, semakin gila tubuhku menahan godaan nafsu untuk segera orgasme. Namun gilanya, Miranda memilih langsung stop aksi blowjobnya dan memeluk tubuhku dari atas.

Sembari berpelukan dan berciuman, sejatinya bisa saja dengan mudah penisku masuk ke dalam vaginanya. Keduanya sama-sama basah. Keduanya sama-sama ingin segera saling bersilaturahmi kelamin. Hanya saja, permainan gesekan petting yang dilakukan Miranda memang sedikit banyak membuat kondisi penisku jadi stabil tak menggebu-gebu.

Miranda: Auhhh… Enaakkk ball..​
Iqbal: Mau dimasukkin?​
Miranda: Bentar lagi dong sayang. buru-buru banget…​

Akhirnya kode untuk segera masuki liang senggamanya diberikan saat Miranda sudah memasangkan kondom pada penisku. Dari atas, terlihat setiap inci penisku melesak masuk ke dalam vaginanya, bersamaan dengan ekspresi wajah yang mulai menahan diri agar tidak terlihat “terbawa” nafsu.

Meskipun aku yakin banyak pria-pria silih berganti memasuki vagina Miranda, tapi Miranda seolah seperti layaknya wanita yang jarang bermain sex. Eksplorasi gaya seksual dan ekspresi wajah itu seakan tak bisa menutupi fakta bahwa ia begitu ingin menguasai permainan dan ingin mendapatkan kenikmatan paripurna.

Iqbal: Gantian yah aku di atas.. ahhh​
Miranda: Gak boleh, kamu diem aja, aku mau goyang sampe… aaahhhh​
Iqbal: mmmm.. kalo gak boleh diatas aku nenen aja….​
Miranda: Jahhaattttt ahhhh​

Sungguh melihat Miranda makin liar bergoyang, makin membuat sisi jati dirinya makin terbuka.

Ada ungkapan memang jika Sex itu berkaitan atas asas kuasa di atas ranjang, tapi kadang sex juga bisa menjadi jawaban siapa diri kita sesungguhnya. Miranda? Ialah sang wanita yang penuh kuasa, yang sungguh gemar menampilkan kuasanya, tapi tak kuasa pula menahan diri ingin dilayani penuh kasih.

Sejalan dengan ciuman yang aku fokuskan bermain di tengkuk leher, bibir, dan kedua payudaranya, ritme goyangan Miranda makin menggila. Namun rasanya aku tak bisa jika harus kalah dengan goyangan pinggulnya yang memang memikat sekali..

Iqbal: Wanna do doggy?​
Miranda: Jangaannn.. aku masih enaakk​
Iqbal: OKayy, jangan kaget yaaa…​
Miranda: aaaahhh…​

Meski masih dalam posisi woman on top, namun aku mencoba sedikit variasi dengan mengangkat pinggulku agak lebih tinggi, semacam ingin memberikan efek melayang. Sebagian tubuhku bertumpu pada sandaran kasur, dengan pantatku mencoba agak melayang. Memang tanganku dan kakiku jadi tersiksa karena harus seakan menahan beban, tapi demi Miranda bisa “melayang”, biarkan saja.

Iqbal: Aduhhh mirr…​
MIranda: Enaaakkk balll. Masih kuat?​
Iqbal: Jangan lama-lama….​
MIranda: OKayyy, gantian…​

Inilah saat yang kunantikan. Kubalikkan permainan, dengan mengangkat tubuh Miranda dengan menggendong. Sambil berkecup dan bersilat lidah, kugoyangkan pinggul Miranda untuk menghujam penisku yang sejujurnya hanya tinggal menunggu waktu untuk keluarr…

Iqbal: Aahhhh akuuu mauuu kelllll​
Miranda: Barengg….​
Iqbal: Akuuu keluuuarrr… shitt… cape banget​
Miranda: Mmmhhh… samaaa..​

Sama-sama ambruk di atas kasur, akhirnya aku bersama Miranda sama-sama lelah dalam ketelanjangan. Ekspresi puas juga tercermin kala Miranda membersihkan penisku dan kondom yang berisikan sperma itu.

Seusai membersihkan diri dan menyegarkan diri dengan minuman yang tersedia di kamar Miranda, akhirnya aku bisa melanjutkan sesi cuddling kami dengan diskusi yang terhenti tadi.


Iqbal: So what’s my value?​
Miranda: Hmmm… almost.. to be a gentleman..​
Iqbal: Maksudnya?​
Miranda: Ya, kamu masih naif. I do love your treatment, our sex. Dan kayaknya karir kamu si bagus-bagus aja, kalo aku cari tau. Tapi diskusi waktu dulu ketemu. Aku ngerasa kamu tuh masih naif, berharap cinta dan dapat pasangan seindah di film-film romcom. Tapi pas di ancurin sama cinta, kaya hidup kamu setengah ilang. Jangan sensi ya..​
Iqbal: Wah, Kenapa jadi asmara sih bahasan-nya?​
Miranda: Karena pria lemahnya disitu. Udah uang kuat, harta kuat, wanita lemah. Nah itu kamu bisa jadi nantinya.​
Iqbal: Haha terus biar asmara aku juga kuat kaya harta dan tahta aku gimana?​
Miranda: Hidup itu bukan untuk mencari cinta sejati, tapi jadilah cinta sejati.​
Iqbal: Maksudnya?​
Miranda: Yaa.. jangan selalu mencari the one. Jadilah “the one” yang nantinya orang-orang bakal tekuk lutut sama kamu. Dan gak usah full treatment juga ke cewek, ntar keenakan. Iqbal: Yaudah kalo gitu aku jaim2 aja deh sama kamu juga nanti. Kasih treatmentnya secukupnya saja..​
Miranda: Eits, gak gitu dong mainnya. Intinya, kalau orangnya emang layak diberikan treatment baik, ya lakukan. Kalo nggak chill aja. It takes two to tango loh..​

Sungguh aneh rasanya mendapatkan “nasihat” dari Miranda. Di satu sisi, apa yang dikatakannya memang benar adanya. Ada sisa di diri aku yang hampa sehingga menjalani hidup. Di satu sisi, rasanya aku lebih ingin melakukan ronde kedua bersamanya *eh

Iqbal: Selama ini kalo kamu treatment orang, terutama cowok yang temenin kamu tidur kaya gimana?​
Miranda: Sebenarnya, aku tuh bosan berurusan dengan pria. Semua pria sama aja. Mana ada pria yang mau berdiskusi sambil tukar pikiran. Pasti cuma maunya tukar desahan kan. Untung aja kamu enggak gitu, makanya aku minta temenin lagi..​
Iqbal: Wahhh, semoga kamu gak ke-baperan ya sama aku nanti.​
Miranda: Tenang aja anak muda. Semua pria itu pada dasarnya sama aja. Pria itu gak ada ya namanya bisa setia. Kesetiaan laki-laki itu cepat dan lambat bakal berakhir kok. Antara berakhir di vagina teman sekantor, di mulut mahasiswi di dalam kamar kos, atau di tangan mbak-mbak pijet spa.​
Iqbal: Kok dari tadi jawaban kamu nusuk-nusuk loh, kalo di denger sama laki-laki ada yang nanti sakit hati bahaya..​
Miranda: Gapapa, kamu buktinya gak baper.. Dan semoga kamu gak kaya gitu ya nanti.​
Iqbal: Haha, aman,,. Kecuali…​
Miranda: Yang ini kan, kok udah bangun aja sih?​

Yahhh… namanya juga pria ya. Dikasih pemandangan wanita telanjang di depan mata pasti bakal tetap bangun ini senjata andalan. Apalagi untuk tubuh seperti Miranda, masih prima, ya rasanya tambah 1-2 ronde sebelum tidur tidaklah percuma.


Sebuah kecupan penuh nafsu kulancarkan pada bibirnya, sembari tangan sudah mulai mengeksplorasi kedua payudaranya yang tetap nikmat kupandang maupun kucicipi. Sembari menindih tubuhnya di atas kasur, tubuhku pun makin gerilya memancing titik-titik rangsang sensitifnya baik dari leher dan kedua payudaranya..

Miranda: mana punya kamu siniii… ahhh..​
Iqbal: Sabar sayang… aku pinjem hp kamu dong?​
Miranda: Hah? Jangan dong ahhh…​
Iqbal: Bentar aja…​

Segera kuambil ponsel Miranda yang masih tegeletak di meja dekat kasur itu, kunyalakan video yang akan merekam aksi gila kami malam itu. Jelas awalnya Miranda menolak dengan menutup mukanya dengan bantal, namun saat tanganku mulai bermain di vaginanya, saat itu pula rekaman video berjalan mengabadikan aksi foreplayku..

Miranda: Jangan direkam dong yang.. please..​
Iqbal: kan ada di hp kamu sayang, kalo gak suka, hapus ajaa..​
Miranda: Takuuuttt nanti di… ahhh kamu jahaaattt…​
Iqbal: Enakkk gakk?​

Sembari mencoba merekam ekspresi kenikmatan yang terpancar dari wajah Miranda, lensa kamera itu pun kembali fokus melihat bongkahan vagina yang mulai becek setelah kedua tanganku bermain menstimulasi vaginanya dengan sentuhan-sentuhan lembut. Terlebih saat jempolku bisa lebih leluasa memainkan clit-nya, erangan pun makin menggema meski coba ditutup oleh Miranda.

Miranda: Please di stop jangan direkam sayang..​
Iqbal: Oke, tapi abis blowjob yahh yahhh..​
Miranda: Sini… tapi jangan kena muka yaaa..​

Aku berbohong sebenarnya. Aku ingin sekali merekam ekspresi Miranda yang memorable setiap melahap penisku.. Terlebih saat matanya tertutup ketika melahap penisku, saat itulah kuabadikan gerakan bibir dan lidahnya yang pelan-pelan melahap setiap senti penisku yang sudah cukup tegang dan siap untuk beroperasi di dalam vaginanya..

Miranda: Ahhh.. bajingann..​
Iqbal: Aku bajingan?​
Miranda: Sorryy.. ahhh masukin please..​
Iqbal: Siapa yang bajingan?​
Miranda: Pleaseee….​
Iqbal: UUhhhh dasar wanita bajingann…​
Miranda: Fuckkkk!!!!​

Teriakan itu menggelegar seisi kamar ketika penisku dengan sedikit kasar langsung masuk ke dalam vagina Miranda. Tanpa basa basi, penisku seakan ingin cepat-cepat menusuk area penting dalam tubuh wanita. Miranda pun semakin terbawa nafsu dengan goyangan pinggulku yang membuat penisku semakin bergerak tak terkontrol di dalam vaginanya…

Seakan tak sadar bahwa masih ada kamera yang kubuat merekam aksi seksual kami, akupun meminta Miranda untuk tidur dalam posisi miring. Saat diposisi itu, ekspresi nafsu Miranda akan terekam jelas oleh kamera ponsel tersebut, termasuk kala penisku menusuk-nusuk dengan ritme menantang.

Miranda: Please matiin hp nyaa..​
Iqbal: Kan hp-nya hp kamu, matiin sendiri dong..​
Miranda: Tapi tangan aku kamu pegangin terus yangg….​
Iqbal: Enak gak main sama aku?​
Miranda: Iyaahhh..​
Iqbal: Yang jujur dongg….​
Miranda: Akkkkhhhh keluaarrr…..​

Sejenak aksi seks kami pun tertahan oleh letupan orgasme Miranda. Meski begitu aku tetap tak lengah mempertahankan diri agar Miranda tidak segera mengambil ponselnya. Karena kini saatnya ku goyang tubuhnya dalam kondisi doggy,

Meremas pantatnya sembari bergoyang mencoba membuat penisku semakin berada di dalam vagina Miranda jelas membuat pengalaman seks kali ini makin barbar. Miranda pun yang awalnya masih lemas habis orgasme jadi ikut terbawa nafsu meski dengan nafas yang sudah tak terkontrol.

Iqbal: Mir… aku gak kuatt…​
Miranda: Keluarin…​
Iqbal: Bentar….​

Kulepas penisku yang sebentar lagi ingin meledak, dan kulepas kondom yang sedang mengikatnya. Kini kuarahkan langsung senjataku menuju tubuh Miranda yang berada di kasur.

Akhirnya… tujuh tembakan sperma meluncur dari penisku dan mengenai perut sampai ke dada Miranda. Tak lupa, kurekam titik-titik lokasi spermaku berceceran di tubuh Miranda.

Iqbal: Udah aku stop rekamannya.​
Miranda: Apus please, nanti kalo ketahuan gimana…​
Iqbal: Kan di rekamnya pake hp kamu, kamu aja yang apus sendiri.. Tapi yakin gak mau liat dulu?​
Miranda: Hmmm… mana liat?​

Awalnya aku yakin bahwa Miranda sebenarnya tidak ingin aksi kami diabadikan. Tapi raut wajahnya tidak bisa bohong. Ia juga menikmati tubuhnya digauli olehku, dan rekamannya pun membuat Miranda malah fokus menontonnya sampai habis.

Iqbal: Aku apus ya..​
Miranda: jangan..​
Iqbal: Yakin? Yakin bisa simpen file-nya gak?​
Miranda: hmmm.. gak deh. This is beyond my control.​
Iqbal: Deal. Yaudah aku apus ya, termasuk di trash file juga..​
Miranda: But.. I wish I could save it. Aku suka videonya..​
Iqbal: Jadi keliatan kan siapa yang binal-nya..​
Miranda: Hehehe yahh kan emang tugas kamu layanin aku..​
Iqbal: Eh siap boss…​
Miranda: Jadi mau apa kamu nih udah bikin aku melayang malam ini?​
Iqbal: Tidur aja yuk.. bersih bentar langsung tidur.​
Miranda: Yakin? Gak mau jam tangan or mobil baru?​
Iqbal: Aku bisa beli sendiri…​
Miranda: Sombong banget ih, sebel aku..​
Iqbal: Kapan-kapan aja kalo aku butuh..​

***
Pagi pun menjelang, aku pun akhirnya tersadar meski Miranda masih tidur terlelap dalam pelukan.

Awalnya ku pikir rumah ini pasti sudah mulai ramai dengan karyawan Miranda yang akan berlalu lalang sibuk melayani sang nyonya. Tapi saat aku turun ke lantai bawah mencari sarapan, suasana di ruang utama masih terasa sepi. Mungkin memang Miranda sudah mengatur agar selama ada aku, dia tidak boleh diganggu.

Sampailah ketika aku mencoba mengambil minum dan mencoba mencari-cari sarapan yang bisa kumakan, ada sesosok wanita muda usia belasan 20 tahunan mendekatiku..

Jessica: Enak banget semalem having sex-nya, sampe berisik banget kedengeran.​
Iqbal: Opps.. Shit..​
Jessica: No worries, gue bisa tutup mulut kok. Lo laper ya?​
Iqbal: Iya sih, kayaknya paling toast roti aja and gak lama lagi cabut.​
Jessica: Tuh disitu rotinya.. Gue Jessica by the way, lo?​
Iqbal: Gue… Iqbal.​
Jessica: Ohh, udah berapa lama jadi brondongnya....​

Tak lama terdengar suara wanita lain yang membuat jantungku kaget.

Miranda: Jessica…​
Jessica: Pagi maaahh,​

(Bersambung)​


Note penulis:
Terima kasih sudah bersedia menunggu ane merilis cerita baru dari Miranda, apalagi sekarang ada karakter baru muncul yakni Jessica. Kira-kira gimana lanjutannya?

Next episode dari Miranda Jessica Series akan jadi episode penutup dari series ini. Jadi mohon ditunggu silakan menerka-nerka dan menebak-nebak kira-kira akan jadi apa cerita selanjutnya.

Monggo banget buat para suhu-suhu untuk kirim like dan cendol kalo suka, ato misal mau kirim komentar lagi me-review perjalanan Iqbal juga dengan senang hati ane baca dan bales jika sempat. Kalau nanya playlist, ane sementara saran setiap lagu yang ada di cerita ane di save aja di youtube masing-masing yaaa.

Disclaimer: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, mulustrasi, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata ditulis berdasarkan fantasi TS. hehehe
 
fiuuhhh....jessica ini coba gw bayangin kaya jessica mila ya hu....duh2, langsung kenceng lagi to'ong gw
 
Awaaass Jesss...
Bentar lg lu yg akan teriak2 merasakan kontol Iqbal...

Atauuu... Bisa 3some dengan mamah mu 🤣🤣🤣
 
Sehabis Stephanie terbitlah Jessica..thanks updatenya suhu
Wah kan ada Miranda, Laras, Helena, sama Melia hu.. pada di skip nih keknya :p

fiuuhhh....jessica ini coba gw bayangin kaya jessica mila ya hu....duh2, langsung kenceng lagi to'ong gw
Eh eh eh.. Ane gak ikut-ikutan yaaa haha..

Deep talknya after sex is very very very great moment.

Apakah ada 3somenya?
Awaaass Jesss...
Bentar lg lu yg akan teriak2 merasakan kontol Iqbal...

Atauuu... Bisa 3some dengan mamah mu 🤣🤣🤣
Mohon bersabar, episode akhir Miranda Jessica Series dibikin dulu yaaa...

Suwun @quadrifoglio , enak sama Miranda kelihatannya , lebih perhatian
Ya ibu nya ya anaknya... Bal iqbal sungguh senang nasibmu
Duh update nya bikin merinding disko
Makasih updatenya suhu @quadrifoglio
Makasih apdetnya
Keren updatenya
semakin membara
Thx updaye nya suhu.... bakalan ada kejutan baru kayaknya... 👍👍
Lannjjuuuttttt.......
Hehee ditunggu aja kelanjutannya ya hu.. Syukur2 kejutannya gak bikin merinding disko parah yaaa...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd