Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kumpulan Cerita Aneka Ragam | Monggo Masuk Gan/Sis |

Bimabet
cerita selingan dulu ya hu buat nunggu santai



-Service Tambahan Benerin Komputer-


Kisah ini dimulai saat saya mencoba peruntungan dengan datang ke Ibukota. Dan disana saya mendapat pekerjaan sebagai pegawai swasta yang bergerak dalam bidang komputer. Beberapa minggu yang lalu saya ditelpon melalui HP untuk memperbaiki komputer pada salah satu pelanggan yang belum saya kenal yang jelas suaranya seorang wanita, saya perkirakan berumur 30 tahunan karena suaranya sangat keibuan.

Setelah sepakat, pada waktu yang ditentukan saya coba datangi konsumen tersebut. Setelah sampai dan saya lihat rumahnya tak terlalu luas tapi cukup apik penataan taman, saya pencet bel, yang keluar seorang wanita dengan penampilan yang mempesona, dengan kulit bersih tanpa make up dan bibirnya yang sensual hingga membuat saya hilang konsentrasi.

Setelah beberapa saat menunggu di ruang tamu saya dipersilakan masuk ke ruang kerja, dimana komputer tersebut berada. Beberapa waktu berselang saya telah menyelesaikan pekerjaan, sebelum pamit saya menyuruh mencoba komputer tersebut apa sudah baik atau masih ada yang perlu diperbaiki.

Berawal dari basa-basi, akhirnya saya jadi akrab untuk berbincang-bincang dengan wanita setengah baya, sebut saja bernama Anita (nama samaran). Yang ternyata seorang istri yang selalu ditinggal oleh suaminya yang gila kerja. Waktu suaminya hanya tersita oleh pekerjaan, memang soal materi selalu diberikan dengan sangat cukup tapi soal batin yang tak pernah terpikirkan oleh suaminya terhadap istrinya, saya pikir hal ini persoalan yang umum, tetapi dampaknya sangat berarti bagi kehidupan berumah tangga.

Tak terasa waktu berjalan terus seiring dengan konsultasi Anita terhadap saya tentang persoalan rumah tangganya, katanya saya dapat berbicara seperti konsultan rumah tangga, hal ini memang saya akui suatu kelebihan saya bila menghadapi wanita yang sedang dirundung musibah, karena saya memang senang mendengarkan orang dan mencari solusi jika ada masalah.

Setelah selesai saya pamit dan memberikan No. HP saya dengan pesan bila terjadi sesuatu dan memerlukan saya hubungi saya. Beberapa hari kemudian saya ditelpon untuk bertemu disuatu tempat yang menurut saya sebagai tempat yang sangat romantis bagi dua insan yang sedang kasmaran.
Setelah sampai di lokasi yang telah ditentukan kami berdua pun segera duduk dan dia mulai berbicara:

"Mas, saya sangat berterima kasih atas konsultasinya waktu lalu", ujar Anita dengan mata yang sendu dan bibir tergetar halus.

"Gapapa kok, memang saya orangnya senang mendengarkan orang apalagi dapat membantu orang tersebut" jawabku.

"Mass, sibuk gak hari ini ?" tanya Anita.

"Gak sih, emang kenapa ?" balasku bertanya balik.

"Saya ingin Mas temani saya untuk berbagi rasa dengan perasaan Mas yang sebenarnya" sahut Anita padaku.

Antara bingung dan penasaran maksud dari Anita, tanpa sadar kepalaku mengangguk tanda bahwa aku setuju dengan permintaannya. Lalu Anita mengajakku ke sebuah Hotel yang lumayan mewah, perkiraanku ini sih sudah hotel bintang empat. Segera kami mengurus berkas untuk check in dan beranjak ke kamar yang sudah diarahkan oleh resepsionist.

Di dalam kamar, awalnya kami hanya diam. Kunyalakan saja musik agar tidak terlalu canggung, lalu aku kembali berpikir tentang maksud Anita tadi, dan tiba-tiba Anita langsung memelukku dan mencium bibirku. Kaget bercampur bingung, kucoba saja mengikuti permainannya.

Wah mati aku, akhirnya saya bimbing ke tempat tidur. Bagaikan seorang kekasih saya berkasi-kasihan diatas sebuah ranjang empuk dan berudara nyaman. Saya lumat bibirnya dengan penuh perasaan dan saya genggam kedua telapak tangannya sehingga kami merasakan kebersamaan yang bergelora. Lidahnya terus bergoyang didalam rongga mulut seirama dengan alunan musik bossas. Lama kami berciuman mesra, kurengkuh lehernya dengan jilatan halus yang merindingkan bulu kuduknya, Anita melenguh.

"Mas terus Mas jangan kecewakan saya" pinta Anita padaku.

Sebentar-bentar tangannya bergerilya ke dada dan selangkangan saya, tak tinggal diam dengan gaya yang meyakinkan saya kecup putingnya dengan sedotan-sedotan kecil dan gigitan mesra, bibir saya meluncur kebawah menuju pusar, saya mainkan lidah saya dibundaran pusarnya, wah wangi parfumnya menambah birahi saya. Tangannya merengkuh alat vital saya yang sudah tegang, Anita kaget, mas.. kok besar sekali, saya bisikan, jangan takut pasti muat. Memang Anita belum dikaruniai anak, jadi masih seperti perawan, apalagi punya suaminya tak terlalu besar. Saya jilat permukaan vaginanya, Anita bergelinjang menarik pantatnya hingga menjauhi bibir saya, sayapun bingung dan bertanya-tanya.

"Mass saya belum pernah seperti itu, maaf yah"kata Anita.

Saya hanya tersenyum dan meneruskan permainan bibir kebagian betis dan seluruh paha. Beberapa waktu berselang tangannya mendekap kepala saya dengan sangat kencang seolah-olah tak mau dilepaskan, sesak napas saya. saya tau Anita sudah klimaks tapi dalam dalam benak saya ini baru permulaan. Setelah dekapannya melemah saya baringkan celentang, terhamparlah padang rumput dan pegunungan yang indah seindah tubuhnya tanpa sehelai benangpun. Dengan gaya standar, saya mulai melaksanakan tugas saya sebagai seorang lelaki, saya selipkan alat vital saya disela-sela bibir kemaluannya hingga ambles masuk ke vaginanya, Anita menjerit kecil.

"Mass, tahan Mass ngiluu Mas terlalu besar" jerit Anita sembari mendesah manja.

Memang saya sadar dan tak langsung main tancap, saya tarik dan tekan secara perlahan-lahan, setelah vaginanya sudah mulai terbiasa, Anita berubah menjadi agak agresif. Ditekan pantatnya ke atas hingga punya saya ambles semua, saya imbangi dengan gerak-gerakan yang seirama, saya balikkan tubuhnya, saya dibawah dan Anita di atas untuk lebih leluasa mengekspresikan birahinya yang selama ini tertahan. Benar adanya dengan gerakan yang dahsyat Anita bergerak naik turun sambil berdesis-desis hingga saya bingung membedakan antara desisan bibir bawah dengan bibir atas.

Beberapa saat kemudian Anita mengejang dan menegang sambil menggigit dada saya, setelah itu saya tak mau kehilangan momen saya lakukan penyerangan dengan gaya profesional atas, bawah, depan, belakan, kiri dan kanan, hanya satu yang tak mau saya paksakan yaitu mengoral punya saya, karna saya tau Anita nanti stress, saya pikir bila nanti pada saatnya tiba mungkin bukan batangnya yang dilumat tapi sekalian bijinya dan sangkarnya.

"Saya mau sampai nihh. saya keluarin dimanaa?" tanyaku.

"Mas di luar saja dulu yah" jawab Anita.

Dengan secepat kilat saya tarik kemaluan saya dan saya keluarkan di dadanya hingga beberapa semprotan protein meleleh diantara dua bukit dan sedikit terciprat ke dagu. Setelah semprotan terakhir keluar, matanya terbuka dan tangannya menggenggam kemaluan saya, tanpa saya sadari dikulumnya kemaluan saya, hingga saya terperajat dan tak yakin, yah mungkin inilah yang dinamakan puncak dari birahi kaum hawa yang sudah mencapai batas ambang sehingga tak berlaku lagi rasa malu, jijik, dan kotor yang ada hanya nafsu dan nafsu.

Tanpa istirahat kemaluan saya bangun kembali sehingga menegang sampai kuluman mulut Anita terasa sempit dan rongga mulutnya pun membesar. Gerakan maju mundur mengakibatkan saya bergelinjang kekanan dan kekiri sambil sesekali mencengram rambutnya yang terurai lepas. Konsentrasiku hampir terganggu dengan gerakannya yang cepat hampir klimaks saya dibuatnya, tapi sebelum itu saya lepaskan untuk mengurangi ketegangan saya, saya balik menyerang dengan jari jemari menari-nari diseputar liang vaginanya dan sesekali menggesekkan ke area G-Spot wanitanya sehingga Anita merancau tak karuan, tangannya menarik sprei hingga terlepas dari sangkutannya.

Semakin lama semakin dahsyat pergolakan birahi saya dan Anita, saya rasakan aliran cairan hangat membasahi jari saya dan tak mau ketinggalan moment yang indah ini saya balikan tubuhnya sehingga tengkurap dan saya tekan dengan kemaluan saya dari arah belakang, Anita meringis.

"Mas pelan-pelan, ngilu" sahut Anita.

Saya atur irama sehingga lama kelamaan menjadi asyik dan Anita juga melakukan gerakan yang membuatnya semakin berirama. Dadaku bergetar ketika hasrat itu akan mencapai puncak, ku tarik kemaluanku dan kusemprotkan ke atas punggungnya dangan kedua tangan ku mencengram kedua bongkah pantatnya yang masih kencang untuk ukuran Anita. Lubang anusnya masih bersih tak ada tanda-tanda bekas gesekan atau luka atau penyakit wasir, nafsu saya melihatnya tapi hasrat itu saya pendam, mungkin (dalam benak saya) lain waktu Anita meminta untuk di setubuhi anusnya karena memang bila nafsu sudah datang birahipun memuncak yang pada akhirnya dunia terasa sangat-sangat indah melayang-layang dan sukar diutarakan yang ada hanya dirasakan. Pikiran ngeres saya ternyata terbaca oleh Dewi, dengan sedikit mesra tangannya menarik kepalaku dan membisikan sesuatu.

"Mas, coba dong masukin dari belakang, Anita ingin coba sekali aja tapi pelan-pelan yah" pinta Anita padaku manja.

Antara sadar dan tak sadar saya anggukan kepala tanda setuju. Karena badan saya sangat lelah saya istirahat sebentar dan membersikan sisa-sisa mani yang menempel pada kaki dan perut. Saya minum beberapa teguk minuman yang dihidangkan dikamar tamu, setelah rilek saya kembali kekamar, ternyata Anita masih tergolek diatas tempat tidur dalam posisi tengkurap, wah inilah yang dinamakan lubang surga, terletak hanya kurang lebih tujuh centimeter antara lubang vagina dengan lubang anus. Saya berfikir mana yang lebih sempit, wah yang pasti lubang anus yang lebih sempit, tanpa basa-basi saya mainkan jari saya dengan sedikit ludah untuk pelicin kesekitar permukaan anusnya, Anita terbangun dan merasakan adanya sesuatu yang lain dari pada yang lain, dan jariku terus menusuk nusuk lubang anusnya, saya tidak merasa jijik karena memang anusnya bersih dan terawat.

Dengan hati-hati saya masukkan kejantanan saya kedalam anusnya, awalnya susah sekali memasukinya karena memang punya saya besar dibagian kepalanya sedang Anita anusnya masih sangat rapat, lama-lama kepala kemaluan saya masuk kedalam anusnya, Anita menjerit kecil, saya tahan, beberapa saat kemudian dengan rileks saya tekan setengah dan tarik kembali, begitu terus-menerus sehingga Anita merasakan sensasi yang luar biasa.

"Mas kok enak sih, beda sensasinya dan lain gitu dengan melalui vagina" ujar Anita.

Saya pun waktu itu baru merasakan lubang anus tuh seperti itu, menyedot dan hangat, hampir-hampir saya tidak kontrol untuk cepat-cepat keluar, dengan tarik nafas secara perlahan saya bisa kendalikan emosi saya sehingga permainan berjalan dengan waktu yang panjang. Anita meringis dan bola matanya sebentar-bentar putih semua menandakan birahi yang sangat dahsyat. Kemaluan saya semakin tegang dan berdenyut tanpa memberi tahu kepada Anita saya semprotkan mani saya kedalam liang anusnya, Anita kaget dan mengejan sehingga kemaluan saya seakan-akan disedot oleh jetpump kekuatan besar.

Saya tergeletak diatas punggungnya sambil memeluk perutnya yang indah, walaupun ada sedikit kerutan, karena memang umur tidak bisa dikelabui, saya dan Anita tertidur sejenak seakan melayang-layang di dunia lain. Kami bersetubuh dengan kemesraan hingga dua jam setengah sebanyak tiga ronde dipihak saya. Saya lihat tatapan matanya mengandung kepuasan yang sangat dahsyat begitu pula saya sehingga membuat motivasi saya untuk bersetubuh dengan wanita-wanita setengah baya yang memang membutuhkan siraman biologis, karena wanita setengah baya secara teori sedang dalam puncak-puncaknya mengidamkan kepuasan birahi yang tinggi, istilahnya sedang mengalami fase puber kedua, apalagi bila sang suami tak memberikannya.

Saya memang lebih menyukai wanita setengah baya dari pada ABG, karena wanita setengah baya mempunyai naluri kewanitaan yang besar sehingga dalam bersetubuh dapat saling memberikan respon yang sangat artistik bila dilakukan dengan mesra. Setelah kami mandi kamipun bergegas untuk kembali pada tugas masing-masing, dari akhir pembicaraan saya dengannya, saya dipesankan agar merahasiakan hubungan ini, setelah itu saya diselipkan sehelai cek untuk konsultasi katanya. tanpa kwitansi dan tanda terima seperti biasanya bila terjadi transaksi.

Sebenarnya saya tak tega mengambil cek tersebut, karena apa yang saya lakukan dengannya adalah sama-sama ikhlas sehingga hubungan menjadi sangat sangat sangat asyik, tapi saya pikir uang buat Anita nggak masalah karena memang untuk biaya pengeluaran lebih kecil dari pada yang diterima dari suaminya, selain itu saya juga sedang memerlukan biaya untuk memperbaiki kendaraan saya yang secara kebetulan pada waktu itu sedang mengalami perbaikan mesin. Setelah peristiwa itu saya masih terus dihubungi bila Anita perlu, dan pernah saya dikenalkan dengan rekan-rekan yang senasib dan saya pernah dihubungi oleh teman-temanya dengan saling menjaga rahasia satu sama lain, tapi ceritanya tak jauh beda, yang jelas saya akan rahasiakan sampai akhir hayat.


Sekian dulu hu selingan dari ane
tunggu update selanjutnya ya hu:ampun:
 
halo suhu-suhu..
masih pada semangat kan:D
Nih ane kasi update sekaligus pemberi semangat dedek kecil...

-Kisahku Hingga Menjadi Sugar Baby-


Sebut saja Dela, gadis muda berusia 22 tahun yang cantik dan manis. Dia juga berkuliah di salah satu perguruan tinggi di Ibukota. Awalnya kehidupan Dela seperti pada orang normal lainnya, hingga pada suatu keadaan membuat perekonomian keluarga Dela bisa dikatakan sangat kekurangan. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan untuk membayar kuliahnya setiap hari dia selalu sibuk dengan rutinitas pekerjaannya. Apapun pekerjaannya pasti Dela lakukan agar keluarganya tidak kekurangan.

Yaa perekonomian keluarga Dela mulai kekurangan sejak ayah Dela terkena sakit keras dan puncaknya ketika harus dirawat dirumah sakit dan harus operasi. Dela sangat kebingungan karena tabungannya sangat kurang banyak untuk membayar biaya operasi ayahnya. Dela bingung harus mencari uang kemana karena dia sudah berusaha meminjam kepada teman-temannya tapi nominal uang cukup banyak jadi teman-temannya gak mungkin ada yang bisa membantu. Dela pun menjadi gelisah dengan keadaan itu.

Di tengah kebingungan itu, datanglah seorang teman Dela menawarkan pekerjaan yang kiranya hasilnya lumayan banyak. Sejenak Dela agak merasa lega dengan tawaran temannya itu, lalu temannya menyuruh Dela untuk ganti pakaian, namun teman Dela menyuruh Dela untuk berpakaian yang seksi. Dela sendiri sempat heran kenapa temannya menyuruh Dela berpakaian seksi, tapi karena terdesak keadaan jadi Dela nurut saja pada temannya itu. Selesai ganti pakaian teman Dela memuji kecantikan dan keseksian Dela, karena pada waktu itu Dela menggunakan kemeja setrit dan rok yang sangat mini sekali. Terlihat Dela sangat anggun sekali, buah dadanya terlihat padat berisi, berukuran 33D dan pantatnya terlihat sangat bulat padat. Penampilannya membuat setiap laki-laki terpana melihatnya.

Diperjalanan, Dela dikasih tau temannya kalau dia akan disalurkan kesebuah panti pijat. Dela sangat kaget sekali dengan pemberitahuan temennya itu, sempat Dela akan menolak, namun Dela kembali memikirkan keadaan ayahnya yang sedang sakit keras dan membutuhkan banyak biaya. Dela pun hanya diam dan mengangguk saja, tanda Dela menyetujui tawaran temannya.

Setelah itu diajaknya Dela kesebuah rumah sangat besar sekali dan diajaknya Dela masuk. Disana Dela dan temannya disambut seorang wanita yang sudah akrab dengan teman Dela tadi. Lalu teman Dela memasrahkan Dela kepada Hana salah satu pegawai. Kemudian pegawai itu pun memberikan pengarahan kepada Dela dan mengajak Dela untuk melihat sekeliling rumah dan tata cara dan segala sesuatu yang akan menjadi tugas Dela.

"Dia pemilik panti pijat ini….namanya oom Joe" kata Hana. Hana kemudian berbicara sejenak dengan Joe , lalu meninggalkan Dela berduaan disana.

"Halo…saya Joe….panggil saja om Joe…." kata Joe sambil mengulurkan tangannya.

"Dela, om..." jawab Dela menyambut uluran tangan Joe.

"Ok kalau begitu…" sambung Joe kemudian sambil melepaskan jabatan tangannya.

Joe kemudian melepaskan satu persatu pakaiannya, sehingga ia telanjang bulat, penisnya kelihatan cukup besar, setidaknya membuat Dela agak kaget.

"Nah Dela..coba urut punya om……"kata om Joe.

Dela perlahan mendekat dan berlutut di antara kaki om Joe, kedua tangannya menggenggam penis om Joe, dan dengan gerakan yang teratur ia mulai memijit penis Joe, naik turun. Joe terlihat tersenyum dan puas dengan pijitan Dela.

"Coba pake mulut ….." perintah om Joe.

Dela dengan patuh memasukkan penis itu ke dalam mulutnya, dan menyusuri penis tersebut maju mundur dengan bibirnya, suara geraman dan kocokan berirama mengiri semuanya.

"Uughh…yesss….uughhh…." Joe menggeram sambil meremas rambut Dela sampai acak acakan.

Dela terus melakukan oral dengan santai, ia sering melakukannya dengan mantan pacarnya dulu. sampai beberapa lama akhirnya, penis om Joe menyemburkan cairannya, om Joe menahan kepala Dela agar seluruh spermanya tertelan oleh Dela.

"Hahahaha..bagus..bagus…kamu berbakat juga ternyata…….hahahaha…kamu diterima……" kata om Joe senang dengan service yang diberikan Dela.
Dela masih berlutut dilantai dan tertunduk malu, kini sudah tak mungkin lagi untuk kembali.
Besok malam adalah malam pertama Dela menjalani pekerjaanya sebagai massage girl.

"Anak anak….Pak Dodi sudah datang…." kata Hana sambil mengantar seseorang yg wajahnya sepertinya Dela kenal.

Pak Dodi adalah salah seorang pejabat pemerintah, dan wajahnya sering muncul di televisi menyuarakan gerakan moral, sangat bertolak belakang dengan apa yg dia lakukan sekarang. Sebagai pelanggan tetap tempat itu, mata Pak Dodi langsung menangkap barang baru di tempat itu. Tak mempedulikan godaan para perempuan lain , ia mendekati Dela.

"Hai…gadis manis….kamu siapa….?" tanya Pak Dodi.

"Ehh..Delaa ....om…."jawab Dela yang agak kaget.

"Baru ya disini….?" tanya Pak Dodi.

"Ini emang hari pertamanya dia om…" Hana menjawab diiringi dengan anggukan kepala Dela.

"Ooh…..bagus..ayo…..langsung ke dalam…om udah pegel-pegel nih…" kata Pak Dodi sambil menarik tangan Dela masuk ke sebuah kamar. Terlihat Dela sedikit senang dan gugup menghadapi pelanggan pertamanya.

"Om mau mandi dulu..?" tanya Dela.

"Ga usah...langsung aja." jawab Pak Dodi sambil melepaskan pakaiannya.

"Loohh..kok bajunya ga dibuka…" kata Pak Dodi ketika melihat Dela berdiri di sisi ranjang masih berpakaian lengkap.

"Om bukain ya…" kata Pak Dodi sambil membuka satu persatu kancing baju Dela, dan Pak Dodi menyempatkan meremas sejenak buah dada Dela yg menggiurkan itu, barulah ia kemudian melepas rok dan dalamn Dela, sehingga Dela pun kini telanjang bulat.

Pak Dodi lalu berbarin telungkup di ranjang , dan Dela mulai melakukan pemijatan. saat Dela meratakan baby oil di punggung Pak Dodi dan memijat,Pak Dodi dengan santai mengajaknya mengobrol banyak hal, sehingga suasananya cukup cair, Pak Dodi tak henti henti memuji pijatan dan sentuhan Dela. Kemudian Pak Dodi membalikkan badan, dan terlihat jelas penisnya tegak tegang perkasa.

"Pijat refleksinya dong …." kata Pak Dodi sambil tersenyum.

Dela mengerti maksudnya dan mulai memijat penis Pak Dodi, sementara Pak Dodi aktif meremas-remas buah dada Dela. Dela memijat, dan mengocok makin kuat saat rangsangan di buah dadanya membuatnya semakin terbang melayang. Dela kemudian menggantikan tangan dengan mulutnya, penis besar Pak Dodi kini memenuhi mulutnya, dengan mulutnya ia menghisap dan bergerak naik turun menyusuri panjang penis itu.

"Uagghhhh..gila….hebat kamu……" kata Pak Dodi terlihat puas dan Dela terus mengocok, mengulum , dan menjilat penis itu sehingga membuat Pak Dodi semakin terbuai oleh kenikmatan.

Tak butuh waktu lama sampai penis itu semakin mengang dan mengejang dan akhirnya menyemburkan seluruh isinya. Dela membersihkan sisa-sisa sperma dengan menjilatinya membuat Pak Dodi semakin tertawa puas, ia pun memberi tip yang cukup besar. Pada malam pertama Dela harus melayani enam orang tamu, namun hasil yg didapatkan cukup lumayan, ia sempat berpikir tak akan menyesali keputusannya terjun ke dunia seperti ini.

Malam berikutnya, Hana menyuruh Dela untuk memakai seragam SMA, karena ada pelanggan yang menginginkan dipijat oleh gadis SMA. Dengan wajah polos Dela, tak sulit bagi Dela untuk menjelma menjadi gadis SMA. Malam itu Dela memakai kemaja putih SMA ketat dengan dua kancing atasnya dibuka, dan rok abu abu pendek, dibaliknya ia tak memakai apa apa lagi.

Pukul 9 malam, pelanggan itu tiba, dan langsung terpana melihat kecantikan dan kemolekan Dela yang terbalut seragam SMA. Pelanggan yang dimaksud ternyata adalah Pak Joko, ia adalah salah seorang pengusaha papan atas Indonesia. Beberapa hari lalu ia baru lolos dari tuduhan pencucian uang, maka hari ini ia ingin merayakannya.

"Halo..saya Joko…..kamu pasti Dela..?" tanya Pak Joko.

"Iyaa...betul om…." jawab Dela.

"Yukk…." sambung Pak Joko sambil menuntun Dela ke kamar.

"Om…mau mandi dulu……" tanya Dela.

"Iya..tapi kamu lihat ya…." kata Pak Joko sambil mencolek buah dada Dela.

Pak Joko pun mandi dengan pintu terbuka agar Dela bisa melihatnya, dan ia meminta Dela untuk melakukan rangsangan sendiri. Sambil Pak Joko di kamar mandi, Dela mengelus ngelus pahanya sendiri sampai ke pangkal paha, menyibakan rok pendeknya, kemudian tangannya meremas remas buah dadanya sendiri sambil mengerang dan merintih.

"Aahhhhh…awww,,,aauuhhh……..ahhhhhhhh….." desah Dela. Sembari membuka satu persatu kancing bajunya , memperlihatkan buah dadanya , meremasnya kembali dan memainkan putingnya.

Entah karena ia terangsang atau menjiwai , ia tak menyadari Pak Joko mendekatinya, ia baru menyadari saat penis Pak Joko sudah ada di depan mulutnya, tanpa membuang waktu sedetik pun, penis tersebut telah masuk ke mulut Dela.

Dela mulai memaju mundurkan kepalanya, memberikan sensasi kenikmatan pada penis Pak Joko. Dela memainkan jurus jilatan dan hisapan mautnya, sampai akhirnya sperma Pak Joko menyembur masuk ke mulutnya.

"Huhuhu..bagus..bagus…" kata Pak Joko.

Pak Joko kemudian menerkam dan menindih tubuh Dela, buah dada gadis itu diremas dan disedot sedotnya dengan liar, membuat Dela mengerang dan merintih menikamti rangsangan yang begitu nikmat.

"Oooooh….oom……pelan….oom…….ahhhhhhhh..awhhhhh…." Pinta Dela sambil menikmati rangsangan dari Pak Joko.

Lidah Pak Joko kemudian bergerilya menyusuri lekuk lekuk tubuh Dela, menimbulkan sensasi geli dan nikmat pada Dela.

"Ooh….hihii..awahhh..geliii..aww…..oom….ahhh….oom…" Dela semakin menggelinjang tak karuan saat sapuan lidah Pak Joko mencapai klitorisnya, birahinya kini sudah hampir mencapai puncaknya.

Puas menjilati dan menggerayangi tubuh Dela, Pak Joko menyuruh Dela untuk bersiap dalam posisi doggy style. Setelah bersiap pada posisinya, dengan lembut dan perlahan Pak Joko mulai memasukan penisnya dan mendorongnya perlahan, namun kian lama kian cepat. Sambil menggenjot Dela, tangan Pak Joko juga sigap meremas buah dada Dela yg menggantung dan memilin puting payudara Dela. Pantat Dela pun tak luput dari tangan Pak Joko, beberapa kali pantat Dela ia pukul sampai memerah.

"Aww…om…….uuhhhh…pe…aahh..lan…….dong…ahhhhh…" setiap sodokan Pak Joko membuat Dela semakin dekat pada orgasme.

Dela membenamkan wajahnya di bantal menahan suara rintihan dan erangan kenikmatan dari mulutnya.

"Uughh…..Dela…uughhh..kamu….hebat….ahhh…." puji Pak Joko.

Pak Joko lalu meningkatkan temponya. Keduanya menggeram dan mengerang menambah erotis suasana ruangan itu, sampai akhirnya keduanya bersamaan mencapai orgasme.

"Aaaaaaaahhhhhh….aahhhhhhh…" Dela berteriak panjang, lengan dan lutut Dela melemah membuatnya ambruk di kasur dengan tubuh Pak Joko diatasnya dengan penis masih menancap.

Malam itu mereka akhiri dengan mandi bersama, di kamar mandi Pak Joko masih belum puas menyetubuhi Dela. Diremasnya dada Dela dari belakang sambil memilin putingnya dengan kedua tangan Pak Joko dengan posisi berdiri. Dan penis Pak Joko yang mulai menegang pun mencari lubang surga milik Dela. Masih dalam posisi membelakangi, Pak Joko mulai memasukkan penisnya ke vagina Dela. Perlahan namun makin meningkat, penis Pak Joko bergerak maju mundur sambil tangannya meremas payudara Dela.

"Aahhhhh…awww,,,aauuhhh……..ahhhhhhhh….." desah Dela menikmati sodokan penis Pak Joko.

Beberapa saat kemudian, Pak Joko lalu berhenti sejenak dan meminta Dela untuk mengulum penisnya dengan mulut Dela. Dela pun langsung membalikkan badannya dan jongkok ke arah Pak Joko. Dilihatnya kembali penis yang sudah sangat tegang dan langsung mulai mengulum, menjilati dan menghisap penis Pak Joko layaknya sedang menikmati permen.

"Ooohhh.....kamu benar-benar hebat....aaahhhhhhh" Puji Pak Joko kepada Dela.

Puas dengan jilatan Dela, lalu Pak Joko meminta Dela berdiri. Diangkat dan ditahannya satu kaki Dela, dan penis Pak Joko kembali memasuki vagina Dela. Digenjotnya Dela sambil Pak joko menjilati payudara Dela. Deli merintih makin liar saat Pak Joko mengigit manja puting payudaranya.

"Aaaaaaaahhhhhh…enakk pak...aahhhhhhh…" rintih Dela yang menggelinjang keenakan.

Pak Joko lanjut menuruh Dela untuk duduk di bathup dan bersandar pada dinding kamar mandi. Lalu Pak Joko mulai menindih tubuh Dela dan langsung memasukkan penisnya. Diawali dengan tempo lambat, Pak Joko mulai menciumi dan menjilat tubuh Dela. Saat Pak Joko menjilat dan menciumi bagian leher Dela, ia semakin menggeliat merasakan nikmat yang amat dahsyat.

"Aaaaaaaahhhhhh…oughhhhh...aahhhhhhh…" kembali Dela merintih sambil menggelinjang.

Pak Joko lalu meningkatkan temponya, ketika sudah hampir sampai, pak Joko memeluk Dela dengan erat. Dan tak lama keluarlah semburan dari penis Pak Joko yang tumpah di bagian perut Dela. Dela pun merasakan cairan hangat di daerah perutnya tersebut.

"Kamu memang yang terbaik Del, om sangat puaasss" Kata Pak joko.

Seluruh kegiatan tersebut membuat seluruh tenaga Dela habis malam itu. Dan tips dari Pak Joko adalah yg paling besar dari semua tips yg ia terima, hal yg layak ia terima mengingat ia harus bekerja sangat keras, untunglah Hana mengerti keadaanya dan menyuruh Dela beristirahat dan tidak menerima tamu dulu. Pak Joko dan Pak Dodi menjadi langganan tetap Dela disana, mereka berdua tak mau dilayani siapapun kecuali Dela.

Sampai pada akhirnya Pak Dodi ingin memiliki Dela hanya untuk dirinya sendiri, ia menebus Dela dari Om Joe, dan menjadikan Dela sebagai simpanannya sampai sekarang. Hal itu menjadi berkah tersendiri bagi Dela, kini dia tak lagi khawatir akan kehabisan uang , rumah dan mobil pun kini ia punya, meski jauh dalam hatinya ia berharap ia bisa hidup normal dan menjalani kehidupan bekeluarga seperti halnya orang lain…..hanya saja…entah kapan.

-END-



Oke hu kali ini cukup sekian update dari ane
Pantengin terus ya hu update selanjutnya
Ciaoo
 
Yg begini harus dilestarikan. Lanjutkan om suhu. Ditunggu cerita2 selanjutnya.
 
oke hu kali ini genrenya agak beda ya hu
langsung aja


-Perampokan Berbuah Kenikmatan-



Kisah ini mungkin biasa bagi sebagian orang, namun untukku kisah ini akan tetap selalu kuingat dan menjadi suatu rahasia. Sebut saja namaku Nadine, dan suamiku bernama Fadly. Kami berdua sama-sama bekerja di bidang perbankan. Kebetulan kami juga satu kantor, aku menjadi teller dan Mas Fadly sebagai manajer kantor cabang di Ibukota.

Siang itu suasana bank agak ramai dengan para nasabah yang sedang mengantri, namun tak lama datang beberapa orang berpakaian serba hitam yang langsung masuk lengkap dengan topeng di wajah. Dan langsung mengeluarkan senjata api dan mulai mengancam semua orang.

"Jangan ada yang bergerak.. semuanya diam, jangan membuat tindakan ceroboh atau kepala kalian akan pecah" teriak seorang lelaki yang sepertinya adalah pimpinannya.

Ini perampokan, pikir mas Fadly. Suasana sempat kacau penuh teriakan dan para nasabah berhamburan, Fadly mengikuti beberapa nasabah yang lari ke lantai dua. Sedangkan aku masih di posisi teller karena terkejut dan tak berani bergerak mendengar ancaman mereka.

Kawanan rampok itu kemudian menyebar, dua orang masuk ke sisi kasir, sedangkan tiga lainnya sibuk mengacungkan senjata ke nasabah. Seorang lainnya mengejar nasabah yang lari ke lantai dua. mas Fadly dan nasabah dilantai dua tak berkutik ditodong senjata, mulut mereka ditempel lakban, sementara para nasabah di lantai dasar juga sudah sepi tak berani bersuara.

Kawanan rampok mengikat para nasabah dengan mulut yang sudah ditempel lakban agar tidak membuat gaduh suasana. Dari balkon lantai dua mas Fadly bisa melihat semua di lantai satu, tapi ia mendadak khawatir karena tidak melihat Nadine istrinya. Seorang perampok menjaga di pintu, satpam yang berjaga di meja dalam juga tidak terlihat, hanya pakaiannya tergeletak di lantai, mungkin ia ditelanjangi rampok.

Dua kawanan rampok naik ke lantai dua untuk memeriksa letak brangkas diantar seorang wanita kasir yang ditodong pistol. Mas Fadly mencoba bergeser ke ujung balkon, ia mencari Nadine istrinya. Fadly pun lega, ternyata Nadine berada di sebuah lorong sempit menuju toilet. Fadly meihatnya terikat menjadi satu dengan seorang lelaki tegap, ia pasti satpam bank, karena hanya mengenakan celana kolor dan kaos dalam.

Tubuh Nadine dan satpam itu terikat menyatu berhadapan dilakban melingkar dibagian pinggang dan dada. Tangan mereka juga diikat lakban ke belakang. Keduanya berbaring dilorong menyamping berhadapan, mulut masing-masing juga tertutup lakban. Dalam suasana tegang itu, Fadly melihat satpam dan Nadine terus berusaha melepas ikatan mereka dengan cara bergerak terus bersamaan untuk melonggarkan lilitan lakban.

Fadly yang melihat istrinya baik-baik saja pun segera memikirkan cara untuk lepas dari situasi tersebut. Dan diapun berpikir bagaimana caranya melepas ikatan di tubuhnya. Kurang dari satu jam para perampok yang dipandu oleh wanita yang tadi naik ke lantai dua berhasil membobol brangkas dan langsung melarikan diri dari bank tersebut dengan kondisi semua orang masih terikat dan tidak bisa bergerak.

Sampai para perampok meninggalkan tempat tersebut, Nadine masih terikat di lorong sempit dengan tubuh berdempetan berhadapan dengan lelaki lain membuat Nadine risih bukan kepalang, apalagi si lelaki hanya mengenakan kaos dalam dan celana kolor. Sekitar tiga menit berbaring berhadapan seperti itu, Nadine melihat lelaki di depannya berhasil membuka lakban di mulutnya setelah beruang keras mendorong lakban itu dengan lidahnya.

"Tenang bu.. saya Ujang satpam di bank ini. Maaf pakaian saya tadi dilucuti rampok. Sepertinya sekarang mereka sudah pergi, ayo kita berusaha lepaskan ikatan ini bersama ya." kata satpam Ujang.

Nadine mengangguk saja dan berharap upaya mereka berhasil. Ujang kemudian melepaskan lakban di mulut Nadine dengan cara menggigit sisi lakban dan menariknya. Nadine sempat terpekik merasakan perih bibirnya tertarik rekatan lakban, tapi kemudian berusaha tenang.

"Terus bagaimana caranya ?"” tanya Nadine menanyakan cara mereka melepaskan ikatan lakban di tubuh.

Terlihat sulit karena masing-masing tangan mereka terikat ke belakang dililit lakban, sementara lakban lainnya melilit rapat menyatukan bagian pinggang, perut mereka berdempetan. Ujang lalu menjelaskan pada Nadine bahwa sifat karet pada lakban dapat digunakan sebagai kesempatan mereka lolos dari ikatan. Caranya dengan terus bergerak agar lakban menjadi molor dan longar elastis.

"Kita masih punya kaki yang bebas bu. Saya akan membalik badan dan ibu harus berusaha berposisi di atas saya. Setelah itu kaki ibu bisa menjejak lantai mendorong ke arah atas tubuh saya mungkin akan berhasil" kata Ujang.

Ia segera mengubah posisi mereka dari yang sebelumnya berbaring miring berhadapan, menjadi saling tindih, Nadine berada di atas. Ini dilakukan Ujang agar Nadine tidak merasa berat jika Ujang yang berada di atas, sebab bobot Ujang yang tinggi besar tentu akan menyusahkan Nadine bila tertindih.

Posisi Nadine sudah di atas tubuh Ujang. Ia menuruti perintah Ujang dan mulai menggerakan badannya ke arah atas tubuh Ujang dengan menjejakkan kaki di lantai. Tapi rok span yang dikenakannya menghalangi usaha Nadine menjejakkan kaki secara maksimal ke lantai, sebab ia harus lebih mengangkangkan kakinya agar bisa melewati kaki Ujang di bawah kakinya.

Nadine terus berupaya dan akhirnya ia bisa mengangkangkan kaki lebih lebar, akibat gesekan tubuh mereka, rok Nadine naik sampai bongkahan pantatnya terlihat. Tapi tak apa, pikir Nadine, demi usahanya melepaskan ikatan di tubuhnya. Lagi pula Ujang tak mungkin melihat pantatnya karena ia berada di bawah Nadine.

"Terus goyang bu.. sudah mulai longgar ikatannya" kata Ujang memberi semangat Nadine.

Entah mengapa kata-kata goyang yang disampaikan Ujang membuat Nadine risih. Ia baru sadar gerakannya berusaha melepas ikatan terkesan menjadi gerakan yang erotis. Ia juga baru sadar kalau sejak tadi payudaranya terus bergesekan dengan dada Ujang, dan gerakan demi gerakan yang menimbulkan gesekan di tubuh keduanya mulai mempengaruhi birahinya.

"Astaga.., bang Ujang. Apa ini..? kok terasa keras.. Tolong bang, abang nggak boleh terangsang." Nadine berbisik balik ke Ujang saat merasakan sesuatu benda mengeras hangat terasa di bawah perutnya. Penis Ujang rupanya ereksi setelah beberapa lama merasakan gesekan tubuh Nadine.

"Oh.. ehh.. maaf bu.. saya sudah berusaha untuk mengabaikan rasanya tapi gesekan-gesekan itu mengalahkan pikiran saya bu. Maaf bu.. tapi saya pikir ini alami bagi lelaki, yang terpenting sekarang kita harus terus berusaha melepas ikatan ini bu." Ujang agak gugup dan malu menyadari Nadine mengetahui penisnya mulai bangun.

"Yaudah.. nggak apa-apa, asal bang Ujang jangan macam-macam ya." kata Nadine.

Nadine sadar tak bisa menyalahkan Ujang, dan lagi benar apa Ujang bahwa itu sangat alami dan Nadine juga merasakan hal yang sama, ada kenikmatan menjalari tubuhnya setiap kali tubuhnya bergesekan, pikirnya. Perampokan bank yang menyebabkan mereka berdua berada dalam posisi terikat seperti itu, dan mereka harus bersama kompak melepaskan ikatan tersebut.

Nadine kembali memusatkan pikirannya pada upaya melepaskan lakban. Ia kembali menggerakan tubuhnya menggesek tubuh Ujang dari atas ke bawah dan sebaliknya dari bawah ke atas, agar ikatan lakban melonggar. Upayanya cukup berhasil, kini jarak gesekan sudah bisa lebih jauh menandakan lakban mulai longgar elastis. Bagian perut Nadine sudah bisa menjangkau perut Ujang bagian atas, Nadine berusaha terus menjejak lantai agar tubuhnya terdorong naik lebih jauh.

"Ehmm bu.. coba lagi ke bawah.. terus dorong lagi ke atas.. sudah mulai longgar lakbannya..,” suara Ujang yang semakin parau.

Tubuh Nadine yang terdorong ke atas membuat penis Ujang kehilangan sentuhan, sebab selangkangan Nadine kini sudah diatas melewati ujung penisnya. Nadine setuju dengan Ujang, mungkin gerakan harus kembali ke bawah lalu kembali lagi ke atas sehingga ikatan lakban makin molor elastis.Tapi gerakan ke bawah yang dilakukan Nadine justru membuat keadaan mereka berdua berubah. Pikiran masing-masing mulai terpecah antara kenikmatan yang mulai dirasakan atau upaya melepas lakban.

"Enghhh..,”" Nadine melenguh kecil. Ia merasakan ujung penis Ujang menyentuh CD yang dipakainya.

Penis Ujang yang sudah sangat tegang terdorong keluar dari balik celananya, lantaran gesekan membuat celananya melorot. Kini, setiap gerakan Nadine membuat koneksi ujung penis Ujang kian terasa mendorong-dorong CD Nadine. Rasa nikmat kekenyalan itu terasa semakin sering di bibir vagina Nadine yang terhalang CD. Nadine terus berupaya memecah pikirannya agar tetap konsentrasi bergerak demi melepas ikatan lakban, tapi semakin bergerak dan semakin gesekan terjadi membuat gairah seksualnya terdongkrak naik. Lama-lama ia merasakan CDnya membasah oleh cairan vaginannya sendiri. Apalagi, dari bawah Ujang juga terus bergerak berusaha melepaskan ikatan lakban ditanganya yang tertindih ke belakang. Hal ini membuat situasi erotis tersendiri yang dirasakan Nadine.

"Enghh.. ahh..," Nadine mendesah dan menghentikan gerakannya.

Ia menyadari kini posisi sudah sangat gawat. Gerakan-gerakannya justru mengantar ujung penis Ujang mengakses bibir vaginanya lewat sisi kiri CD-nya. Nadine merasakan kepala penis Ujang sudah berada tepat di tengah bibir vaginanya yang basah dan sudah tidak terhalang CD yang kini melenceng ke samping.

"Hmm.. bu, kenapa berhenti.. sudah hampir lepas ikatannya nih." kata Ujang terus bergerak berusaha melepas ikatan tangannya.

Tapi ia juga merasakan penisnya sudah menyentuh kulit vagina Nadine secara langsung, karena sisi CD Nadine yang mulai basah tergeser ke samping. Nadine berusaha mengembalikan konsentrasinya, dan berusaha menjejak kaki ke lantai agar tubuhnya naik dan vaginanya menjauh dari penis Ujang. Namun upayanya gagal, kini ikatan lakban seakan mengunci posisi itu, Nadine tak mungkin naik, hanya bisa turun ke bawah beberapa kali lalu naik lagi setelah ikatan melonggar kembali. Nadine mulai putus asa. Ia harus bisa lebih cepat melepaskan ikatan lakban itu sebelum penis Ujang mengakses lebih jauh vaginanya.

Pikiran sadarnya masih berjalan dan menyadari sesaat lagi ia akan disetubuhi Ujang , dalam keadaan terpaksa begitu. Konsentrasi Nadine gagal. Gerakan Ujang dari bawah membuat kepala penisnya mulai masuk membelah bibir vagina Nadine.

"Ough...." suara Ujang tak kuasa menahan desah kenikmatan merasakan kepala penisnya menguak bibir vagina Nadine.

Ia terus bergerak berusaha melepas ikatan ditangannya yang tertindih tubuh, tapi setiap gerakannya membuat kepala penisnya mulai bermain keluar masuk di bibir vagina Nadine. Hal itu memberi sensasi kenikmatan pada Nadine, ia masih berusaha diam diatas tubuh Ujang sampai ada kesempatan menjejak kaki agar vaginanya menjauh dari penis Ujang. Nadine akhirnya berspekulasi, sekali gerakan ke bawah, lalu sekuat tenaga menjejak kaki ke lantai tentu akan membantunya menjauhkan vaginanya dari penis Ujang.

"Enghhsshh.. ahh.., bang jangan gerak duluhh.. ini nggak boleh terjadi bang, saya wanita bersuami dan abang pasti sudah beristri kan..?" kata Nadine.

Wajahnya bersemu merah. Tubuh dan wajah Nadine serta kulitnya yang putih mirip dengan salah satu artis di televisi.

"Iya bu.. saya juga pikir begitu. Tapi bagaimana lagi, posisi kita sulit berubah selama masih terikat.." jawab Ujang. Ia juga menjadi serba salah dengan posisi itu.

"Oke bang.. sekarang gini aja.. saya akan bergerak turun, dan mungkin itu akan terjadi.. anu abang bisa masuk ke anu saya.. tapi itu hanya sekali ya, dan saya akan mendorong ke atas membuatnya lepas lagi. Setelah itu kita konsentrasi lagi untuk melepas lakban sialan ini." kata Nadine dengan nafas berat.

"Iya.. iya. Terserah ibu. Tapi tolong saya jangan dilaporkan ke atasan saya apalagi polisi bu. Kalau penis saya masuk ke vagina ibu.. nanti saya dibilang memperkosa.." jawab Ujang polos ketakutan.

"Hnnggaak bang.. ini kan karena perampok sialan itu, jadi bukan salah saya atau abang.. kita sama-sama berusaha keluar dari masalah ini kok.. sekarang abang diam ya.. saya akan berusaha. Ehmm… enghhmmmpp… ahssstt banngghh… ahhhkksss."” desah Nadine saat mengerakan tubuhnya bergeser ke bawah.

Gerakan itu membuat bibir vaginanya yang sudah menjepit ujung penis Ujang menelan setengah penis itu. Ujang agak hitam kulitnya, tapi wajahnya juga tidak jelek, dan badannya kekar. Penis Ujang dirasakan Nadine lebih besar dan padat dari penis Fadly suaminya. Nadine merasakan sensasi nikmat saat kepala penis Ujang terbenam di vaginanya.

"Ayo bu.. dorong lagi ke atas biar lepas.." kata Ujang yang khawatir karena kini penisnya sudah mulai menyetubuhi Nadine.

"Iya bang.. hmmmpphh aahhss… banghhsss.. emmpphh.. ahssss..."” jawab Nadine berusaha menjejak kaki ke lantai agar tubuhnya terdorong ke atas dan penis itu lepas dari vaginanya.

Tapi keadaan tak berubah, ikatan lakban tetap mengunci bagian pinggang mereka membuat Nadine tak mungkin menaikkan tubuhnya.

"Akhh.. bangghh.. gimana inihh.. akkhh." Nadine kembali diam tak bergerak.

"Oke.. sekarang ibu diam saya biar tidak semakin masuk penis saya. Saya akan berusaha melepas ikatan tangan saya bu.. engghhh..." kata Ujang lalu mengangkat pinggulnya dan pantatnya menjauh dari lantai agar tangannya bisa bergerak bebas, lalu berusaha melepas dua tangannya dari ikatan lakban.

Keringat mulai membasahi tubuh keduanya. Ujang melakukan itu beberapa kali. Pinggul dan pantatnya yang terangkat menjauh dari lantai membuat akses penisnya masuk lebih dalam ke vagina Nadine. Nadine sudah kehilangan konsentrasinya, kini pikirannya hanya merasakan kenikmatan separuh penis Ujang yang keluar masuk perlahan ke vaginanya mengikuti gerakan pinggul Ujang.

"Akhhss bangghhss ouhh.. akhhh.. ahkkk… enghhhmm...."” Nadine semakin mendesah.

Kini pinggul Nadine melayani gerakan Ujang, ia malah berusaha agar penis Ujang terasa lebih dalam di vaginanya. Tangan Ujang sudah terlepas dari ikatan dan kini bebas. Tapi libido yang sudah tinggi membuat Ujang bukannya melepaskan ikatan lakban di pinggang mereka, ia justru membuka kancing-kancing baju Nadine dan meremasi payudaranya .

"Emmphhh… banghhsss emmphhhhsss..." desah Nadine yang semakin hilang kendali diperlakukan seperti itu.

Kini bibirnya menyambut bibir Ujang, mereka berkecupan sangat dalam dan cukup lama. Ujang meloloskan susu Nadine dari Bra-nya dan mulai menghisapi payudara Nadine, lalu kedua tangannya mengarah ke bawah dan menggeser sisi CD Nadine agar penisnya bisa mengakses jauh ke vaginanya. Saat itu penisnya sudah bisa masuk utuh ke vagina Nadine, tangannya menekan dan meremasi pantat dan membuat Nadine semakin mendesis.

"Ouhgg.. ahhgg.. bu.., tangan saya sudah lepas.. kita bebasin dulu ikatannya atau bagaimana? ouhgg,.." tanya Partodi sambil menahan kenikmatan digenjot Nadine.

Ya pinggul Nadine sudah cukup lama menggenjot Ujang membuat penis Ujang bebas keluar masuk ke vagina Nadine .

"Akhh banghh… sshh.. terserah abanghhh sekaranghhh.. ouhss.."” jawab Nadine yang merasakan kenikmatan penis Ujang, apalagi rangsangan Ujang secara liar di payudaranya membuatnya semakin hilang kendali.

"Baik buhh.. akhh.. kalau begituhh kita tuntaskan duluh.. ouhsss.., Ujang kemudian melepaskan ikatan tangan Nadine tapi membiarkan ikatan di pinggang mereka tetap seperti semula.

"Iyaahh banghh.. terusinnn duluhh… akhhsss.. ouhh…,.." sahut Nadine.

Tangan Nadine yang sudah bebas langsung merangkul leher Ujang dan keduanya kembali saling berpagutan, sementara gerakan pinggul Nadine semakin liar. Masih disatukan dengan ikatan di pinggang, Ujang membalik tubuh Nadine sehingga kini Nadine ditindihnya. Ia lalu menggenjot pantatnya membuat penisnya membobol vagina Nadine secara utuh. Cairan vagina Nadine menimbulkan bunyi setiap kali berbenturan dengan pangkal penis Ujang. Nadine merasakan gerakan Ujang makin keras dan makin cepat mengakses vaginanya, kenikmatan mulai memuncak di klitorisnya seolah mengumpul panas hingga bongkahan pantatnya. Ia mengimbangi gerakan Ujang dengan menggoyang pinggulnya.

"Oughh.. banghhhss… akhhsss.. sayaahhh banhgg… akhhhsss say..ah.. sampaaiiihhh bangghhsss… ouhhhggg…,.." rintih Nadine merasakan klimaksnya memuncak, pertahanannya bobol dihantam penis Ujang yang terus menerus menghujam.

Tubuhnya menegang merasakan kontraksi otot vaginanya berkedutan intens mengantar kenimatan puncak.

"Aghh… ahhh… yehh… buhhh… akhhsss uhhh…mmmpphhh.."” suara Ujang saat membenamkan seluruh penisnya ke vagina Nadine dan melepas spermanya menyembur dinding rahim Nadine sambil bibirnya langsung melumat bibir Nadine.

Tubuh keduanya seakan menegang bersamaan mencapi klimaks seksual. Beberapa saat setelah itu, Ujang lalu melepas ikatan lakban yang menyatukan pinggang mereka. Mereka berdua lalu merapihkan busana masing-masing. Perampokan sudah usai, dan kawanan perampok sudah meninggalkan bank dengan barang jarahannya.

"Emm.. bu.. maafkan atas yang barusn terjadi bu. Saya khilaf… engg.." kata Ujang.

"Sudah.. sudah bang. Lupakan saja ya.. saya juga khilaf.." jawab Nadine memotong pembicaraan Ujang.

Keduanya lalu berkenalan lebih jauh dan berjanji untuk sama-sama menyimpan kejadian itu hanya di antara mereka berdua. Keduanya lalu berpisah, Ujang menolong membebaskan nasabah bank di ruang tunggu, sementara Nadine mencari Fadly suaminya yang terikat di lantai dua. Nadine menjaga rahasia bahwa apa yang dilihat Fadly dari lantai dua tak seperti yang sesungguhnya terjadi dan dinikmati olehnya. -END-



Oke hu sekian update dari ane
semoga masih pada betah ya hu :ampun:
 
Lanjut terus hu....kumpulin terus cerita2 pendek yg hot......
 
sory suhu-suhu ane dikarenakan kesibukan ane baru nongol lagi disini
oke lanjut ya hu selingan ceritanya


-Perselingkuhanku Dengan Mertua-


Aku adalah seorang wiraswasta yang mempunyai usah di bodang pengisian bahan bakar kendaraan, usiaku 30 tahun dan aku sudah menikah dengan wanita yang bernama Mila. Usia pernikahan kami sudah berjalan selama dua tahun. Mila berusia 24 tahun dan berprofesi sebagai seorang model dan beberapa kali pernah membintangi beberapa sinetron.

Mila seorang yang cantik dengan kulit yang putih bersih mungkin karena keturunan dari ibunya. Aku pun bangga mempunyai istri secantik dia. Ibunya Mila, mertuaku, sebut saja Mama Ami, orangnya pun cantik walau usianya sudah 38 tahun. Mama Ami merupakan istri kedua dari seorang pejabat negara ini, karena istri kedua jadi suaminya jarang ada di rumah, paling-paling sebulan sekali. Sehingga Mama Ami menyibukkan dirinya dengan berjualan online.

Aku tinggal bersama istriku di rumah ibunya, walau aku sendiri punya rumah tapi karena menurut istriku, ibunya sering kesepian makanya aku tinggal di rumah ibunya. Aku yang sibuk dengan bisnisku, sementara Mama Ami juga sibuk, kami jadi kurang banyak berkomunikasi tapi sejak istriku jadi bintang sinetron, dia banyak pergi keluar kota, otomatis aku dan mertuaku sering berdua di rumah, karena memang kami tidak punya pembantu.

Tiga bulan lalu ketika istriku pergi ke Surabaya kuantar Mila ke bandara. Setelah mengantar istriku, aku mampir ke rumah pribadiku dan baru kembali ke rumah mertuaku kira-kira jam 22.00 malam. Ketika aku masuk ke rumah aku terkaget, rupanya mertuaku belum tidur. Dia sedang menonton TV di ruang keluarga.

"Eh, Mama.. belum tidur.."
"Belum, Mama takut tidur kalau di rumah belum ada orang.."
"Oh, Maaf Ma, saya tadi mampir ke rumah dulu.. jadi agak telat.."
"Mila.. pulangnya kapan?"
"Ya.. kira-kira minggu depan Ma.., Oh.. sudah malam Ma, saya tidur dulu.."
"Ok.. deh, selamat tidur.."

Lalu aku masuk ke kamarku, dan tidur. Keesokannya, pagi ketika aku terbangun dan menuju ke kamar makan kulihat Mama Ami sudah mempersiapkan sarapan yang rupanya nasi goreng teri, makanan favoritku.

"Selamat Pagi, udah bangun kamu.."
"Iyaa..pagi.. Ma, wah Mama tau aja masakan kesukaan saya."
"Kamu hari ini ada rencana mau kemana gak?"
"Tidak kemana-mana, Ma.. paling cuci mobil.."
"Bisa antar Mama?... mau kirim pesanan online Mama."
"Ok.. Ma.."

Hari itu aku menemani Mama pergi untuk mengirim pesanan dimana kami pergi dari jam 09.00 sampai jam 19.00 malam. Selama perjalanan, Mama menceritakan bahwa dia merasa kesepian sejak Mila makin sibuk dengan kesibukannya dan dimana suaminya pun jarang datang, untungnya ada diriku walaupun baru malam bisa berjumpa. Sejak itulah aku jadi akrab dengan Mama Ami.

Sampai di rumah setelah berpergian seharian dan setelah mandi, aku dan Mama nonton TV bersama-sama, dia mengenakan baju tidur modelnya baju handuk sedangkan aku hanya mengenakan kaus dan celana pendek. Tiba-tiba Mama menyuruhku untuk memijat dirinya.

"Kamu capek nggak, tolong pijatin leher Mama ya.. habis pegal banget nih.."
"Dimana Ma?"
"Sini.. Leher dan punggung Mama.."

Aku lalu berdiri sementara Mama Ami duduk di sofa, aku mulai memijat lehernya, pada awalnya perasaanku biasa tapi lama-lama aku terangsang juga ketika kulit lehernya yang putih bersih dan mulus kupijat dengan lembut terutama ketika kerah baju tidurnya diturunkan makin ke bawah dimana rupanya Mama Ami tidak mengenakan BH dan payudaranya yang cukup menantang terintip dari punggungnya olehku dan juga wangi tubuhnya yang harum menusuk hidungku.

"Maaf, Ma.. punggung Mama juga dipijat.."
"Iya.. di situ juga pegal.."

Dengan rasa sungkan tanganku makin merasuk ke punggungnya sehingga nafasku mengenai lehernya yang putih, bersih dan mulus serta berbulu halus. Tiba-tiba Mama berpaling ke arahku dan mencium bibirku dengan bibirnya yang mungil nan lembut, rupanya Mama Ami juga sudah mulai terangsang.

"Kamu tahu gak,? Mama kesepian.. Mama membutuhkanmu.."

Aku tidak menjawab karena Mama memasukkan lidahnya ke mulutku dan lidah kami bertautan. Tanganku yang ada di punggungnya ditarik ke arah payudaranya sehingga putingnya dan payudaranya yang kenyal tersentuh tanganku. Hal ini membuatku semakin terangsang, dan aku lalu merubah posisiku, dari belakang sofa, aku sekarang berhadapan dengan Mama Ami yang telah meloloskan bajunya sehingga payudaranya terlihat jelas olehku. Aku tertegun, rupanya tubuh Mama Ami lebih bagus dari milik anaknya sendiri, istriku. Aku baru pertama kali ini melihat tubuh ibu mertuaku yang telanjang.

"Koq bengong sih, kan Mama sudah bilang, Mama kesepian.."
"iya.. iya.. iya Mah,"

Ditariknya tanganku sehingga aku terjatuh di atas tubuhnya, lalu bibirku dikecupnya kembali. Aku yang terangsang membalasnya dengan memasukkan lidahku ke mulutnya. Lidahku disedot di dalam mulutnya. Tanganku mulai bergerilya pada payudaranya. Payudaranya yang berukuran 36B sudah kuremas-remas, putingnya kupelintir yang membuat Mama Ami menggoyangkan tubuhnya karena keenakan. Tangannya yang mungil memegang penisku yang masih ada di balik celana pendekku. Diusap-usapnya hingga mulai mengeras dan celana pendekku mulai diturunkan sedikit, setelah itu tangannya mulai mengorek di balik celana dalamku sehingga tersentuhlah kepala penisku dengan tangannya yang lembut yang membuatku gelisah.

Keringat kami mulai bercucuran, payudaranya sudah tidak terpegang lagi tanganku tapi mulutku sudah mulai menari-nari di payudaranya, putingnya kugigit, kuhisap dan kukenyot sehingga Mama Ami kelojotan, sementara penisku sudah dikocok oleh tangannya sehingga makin mengeras. Tanganku mulai meraba-raba celana dalamnya, dari sela-sela celana dan pahanya yang putih mulus kuraba vaginanya yang berbulu lebat. Sesekali kumasuki jariku pada liang vaginanya yang membuat dirinya makin mengelinjang dan makin mempercepat kocokan tangannya pada penisku. Hampir 10 menit lamanya setelah vaginanya telah basah oleh cairan yang keluar dengan berbau harum, kulepaskan tanganku dari vaginanya dan Mama Ami melepaskan tangannya dari penisku yang sudah keras.

Mama Ami lalu berdiri di hadapanku, dilepaskannya baju tidurnya dan celana dalamnya sehingga aku melihatnya dengan jelas tubuh Mama Ami yang bugil dimana tubuhnya sangat indah dengan tubuh yang mulus, payudara berukuran 36B dan vagina yang berbentuk huruf V dengan berbulu lebat, membuatku menahan ludah ketika memandanginya.

"Ayo.. puasin Mama.."
"Ma.. tubuh Mama bagus sekali, lebih bagus dari tubuhnya Mila.."
"Ah.. masa sih.."
"Iya, Ma.. kalau tau dari dua tahun lalu, mungkin Mamalah yang saya nikahi.."
"Ah.. kamu bisa aja.."
"Iya.. Ma.. bener deh.."
"Iya sekarang.. puasin Mama dulu.. yang penting kamu bisa menikmati Mama sekarang.."
"Iya.. Ma..."

Mama Ami lalu duduk kembali, celana dalamku diturunkan sehingga batangku sudah dalam genggamannya, walau tidak terpegang semua karena penisku yang besar tapi tangannya yang lembut sangat mengasyikan.

"Penismu besar sekali, pasti Mila puas yah."
"Ah.. nggak. Mila.. biasa aja Ma.."
"Ya.. kalau gitu kamu harus puasin Mama yah.."
"Ok.. Mah.."

Mulut mungil Mama Ami sudah menyentuh kepala batangku, dijilatnya dengan lembut, rasa lidahnya membuat diriku kelojotan, kepalanya kuusap dengan lembut. Batangku mulai dijilatnya sampai biji pelerku, Mama Ami mencoba memasukkan batangku yang besar ke dalam mulutnya yang mungil tapi tidak bisa, akhirnya hanya bisa masuk kepala batangku saja dalam mulutnya.Hal ini pun sudah membuatku kelojotan, saking nikmatnya lidah Mama Ami menyentuh batangku dengan lembut. Hampir 15 menit lamanya batangku dihisap membuatnya agak basah oleh ludah Mama Ami yang sudah tampak kelelahan menjilat batangku dan membuatku semakin mengguncang keenakan.

Setelah itu Mama Ami duduk di Sofa dan sekarang aku yang jongkok di hadapannya. Kedua kakinya kuangkat dan kuletakkan di bahuku. Memek Mama Ami terpampang di hadapanku dengan jarak sekitar 50 cm dari wajahku, tapi bau harum menyegarkan dari memeknya Mama Ami menusuk hidungku.

"Ma, Vagina Mama wangi sekali, pasti rasanya enak sekali yah."
"Ah, masa sih,? wangi mana dibanding punya Mila dari punya Mama."
"Jelas lebih wangi punya mama dong.."
"Aaakkhh.."

Kujilat lembut liang vagina Mama Ami , vagina Mama Ami rasanya sangat menyegarkan dan manis membuatku makin menjadi-jadi memberi jilatan pada vaginanya.

"Ma, vagina.. Mama sedap sekali.. rasanya segar.."
"Iyaah.., terus.. Mama baru kali ini vaginanya dijilatin.. ohh.. terus.. sayang.."

Vagina itu makin kutusuk dengan lidahku dan sampai juga pada klitorisnya yang rasanya juga sangat legit dan menyegarkan. Lidahku kuputar dalam vaginanya, biji klitorisnya kujepit di lidahku lalu kuhisap sarinya yang membuat Mama Ami menjerit keenakan dan tubuhnya menggelepar ke kanan ke kiri di atas sofa seperti cacing kepanasan.

“Ahh.. ahh.. oghh oghh.. awww.. argh.. arghh.. lidahmu.. agh, eena.. enakkhh.. aahh.. trus.. trus.."

Klitoris Mama Ami yang manis sudah habis kusedot sampai berulang-ulang, tubuh Mama Ami sampai terpelintir di atas sofa, hal itu kulakukan hampir 30 menit dan dari vaginanya sudah mengeluarkan cairan putih bening kental dan rasanya manis juga, cairan itupun dengan cepat kuhisap dan kujilat sampai habis sehingga tidak ada sisa baik di vaginanya maupun paha Mama Ami.

"Ahg.. agh.... argh.. akh.. aku.. keluar.. nih.. ka.. kamu.. hebat .."

Mama Ami langsung ambruk di atas sofa dengan lemas tak berdaya, sementara aku yang merasa segar setelah menelan cairan vagina Mama Ami, langsung berdiri dan dengan cepat kutempelkan batang kemaluanku yang dari 30 menit lalu sudah tegang dan keras tepat pada liang vagina Mama Ami yang sudah kering dari cairan. Mama Ami melebarkan kakinya sehingga memudahkanku menekan batangku ke dalam vaginanya, tapi yang aku rasakan liang vagina Mama Ami terasa sempit, aku pun keheranan.

"Ma.. vagina Mama kok sempit yah.. kayak memeknya anak gadis."
"Kenapa memangnya,? nggak enak yah.."
"Justru itu Ma, Mama punya sempit kayak punya gadis. Saya senang Ma, karena vagina Mila sudah agak lebar, Mama hebat, pasti Mama rawat yah?"
"Iya, sayang.. walau Mama jarang ditusuk, memeknya harus Mama rawat sebaik-baiknya, toh kamu juga yang masukin ke memek nya mama.."
"Iya Ma, saya senang bisa bercumbu di memeknya Mama yang sedaap ini.."
"Akhh.. batangmu besar sekali.."

Vagina Mama Ami sudah terterobos juga oleh batang kemaluanku, setelah 6 kali kuberikan tekanan. Pinggulku kugerakan maju-mundur menekan vagina Mama Ami yang sudah tertusuk oleh batangku, Mama Ami hanya bisa menahan rasa sakit yang enak dengan memejamkan mata dan melenguh kenikmatan, badannya digoyangkan membuatku semakin semangat menggenjotnya hingga sampai semua batangku masuk ke vaginanya.

".. nggehh.. ngghh.. batangmu menusuk sampai ke perut.. nich.. agghh.. agghh.. aahh.. eenaakkhh.."

Aku pun merasa keheranan karena pada saat masukkan kontolku ke memeknya Mama Ami terasa sempit, tapi sekarang bisa sampai tembus ke perutnya. Payudara Mama Ami yang ranum dan terbungkus kulit yang putih bersih dihiasi puting kecil kemerahan sudah kuterkam dengan mulutku. Payudara itu sudah kuhisap, kujilat, kugigit dan kukenyot sampai putingnya mengeras seperti batu kerikil dan Mama Ami belingsatan, tangannya membekap kepalaku di payudaranya sedangkan vaginanya terhujam keras oleh batangku selama hampir 1 jam lamanya yang tiba-tiba Mama Ami berteriak dengan lenguhan karena cairan telah keluar dari vaginanya membasahi batangku yang masih di dalam vaginanya, saking banyaknya cairan itu sampai membasahi pahanya dan pahaku hingga berasa lengket.

"Arrgghh.. argghh.. aakkhh.. Mama.. keluar nih .. kamu belum yah..?"

Aku tidak menjawab karena tubuhnya kuputar dari posisi terlentang dan sekarang posisi menungging dimana batangku masih tertancap dengan kerasnya di dalam vagina Mama Ami, sedangkan dia sudah lemas tak berdaya. Kuhujam vagina Mama Ami berkali-kali sementara Mama Ami yang sudah lemas seakan tidak bergerak menerima hujaman batangku, payudaranya kutangkap dari belakang dan kuremas-remas, punggungnya kujilat. Hal ini kulakukan sampai 1 jam kemudian di saat Mama Ami meledak lagi mengeluarkan cairan untuk yang kedua kalinya, sedangkan aku mencapai puncak juga dimana cairanku kubuang dalam vagina Mama Ami hingga banjir ke kain sofa saking banyaknya cairanku yang keluar.

"Akhh.. akh.. Ma, Vagina Mama luar biasa sekali.."

Aku pun ambruk setelah hampir 2,5 jam merasakan nikmatnya vagina mertuaku, yang memang nikmat, kutiban tubuh Mama Ami yang sudah lemas lebih dulu. Aku dan Mama terbangun sekitar jam 00.30 malam dan kami pindah tidur ke kamar Mama Ami, setelah terbaring di sebelah Mama dimana kami masih sama-sama bugil karena baju kami ada di sofa, Mama Ami memelukku dan mencium pipiku.

"Mama benar-benar puas deh, Mama pingin kapan-kapan coba lagi kontolmu yang gede itu, boleh kan.?"
"Boleh Ma, saya pun juga puas bisa mencoba memek Mama dan sekarangpun yang saya inginkan setiap malam bisa tidur sama Mama jika Mila nggak pulang."
"Iya, kamu mau ngeloni Mama kalau Mila pergi?"
"Iya Ma, memeknya Mama nikmat sih."
"Air manimu hangat sekali, berasa deh waktu masuk di dalam vagina Mama."
"Kita Main lagi Ma..?"
"Iya boleh.."

Kami pun bermain dalam nafsu birahi lagi di tempat tidur Mama hingga menjelang ayam berkokok baru kami tidur. Mulai hari itu aku selalu tidur di kamar Mama jika istriku ada syuting di luar kota dan ini berlangsung sampai sekarang.
-END-


oke hu sekian selingan cerita dari ane
nuhun hu:ampun:
 
mantap suhu cerita" nya.. Monggo dilancrotken lagi
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd