Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kumpulan Cerita Aneka Ragam | Monggo Masuk Gan/Sis |

agyy

Semprot Baru
Daftar
7 Dec 2019
Post
38
Like diterima
253
Bimabet
oke setelah ane pikir pikir akhirnya ane baut thrad ini karena cerita yang ane tidak tentu alur dan genrenya
skipp

Lanjut gan
Sebagai Pembuka Thread ini ane sajikan salah satu cerita koleksi ane
moga pada suka dan betah ya pantengin thread ane:semangat:



-Nikmatnya Bercinta Dengan Wina Mojang Plat D-

Kisahku dimulai dari perkenalanku dengan Wina, kasir restoran khas Sunda, ketika aku hendak membayar makan siangku. Aku ngotot membayar makananku sendiri ke kasir (umumnya dibantu oleh waiter) karena tertarik sama gadis belia ini.

Wina, seperti mojang Priangan lainnya berkulit putih mulus. Tak begitu tinggi, dadanya sedang tak begitu tampak ukurannya sebab tersembunyi dibalik baju seragamnya yang sopan, Rok minim di atas lutut memperlihatkan kakinya yang indah mulus. Dalam percakapan singkat sewaktu membayar, aku sempat memberikan no telepon kantorku. Kenapa aku nekat melakukan ini karena sewaktu aku makan, kami sering beradu pandang. Matanya agak jelalatan memperhatikanku. Siapa tahu bisa berlanjut.

Ditunggu teleponnya bisikku sambil melangkah keluar. Wina hanya senyum tipis tak menyahut.
Seminggu berlalu, telepon kantorku berdering. Wina nelepon ! Sebenarnya, Aku sudah hampir melupakannya.Setelah berbasabasi, aku mulai menjalankan rencanaku.Pulang dinas jam berapa tanyaku

Kalau dinas siang pulang jam 3, kalau dinas malam jam 10 jawabnya.
Jam dinas shift seminggu siang seminggu malam bergantian.
Saya jemput jam 3, ya
Engga usah, biasa pulang sendiri naik angkot elaknya
Sekali-sekali, biar cepet sampai rumah bujukku.
Engga ah, udah biasa pulang telat
Kalau pingin pulang telat, ya jalan-jalan dulu
Mau kemana jeratku mulai mengena.
Yah nonton, kek
Engga suka
Atau ke Lembang aku mulai masuk
Jauh
Yah sebelum Lembang Ini semacam testcase. Sebelum Lembang, jl Setiabudi banyak bertebaran hotel, wisma, losmen, atau apapun namanya yang sering digunakan orang untuk BBS (bobo-bobo siang).

Sebagian besar hotel-hotel di sana menyediakan tarif istirahat (sekitar 34 jam) untuk pasangan selingkuh.
Yeeeee ! Jawabnya. Berarti Wina sudah memahami maksud ajakanku.
Okey, setuju ? serangku.
Gimana nanti aja ini artinya okey !
Tak mau kehilangan kesempatan emas, jam 3 kurang 10 aku sudah parkir di seberang restoran tempat Wina bekerja. Jam 3 lewat 5 Wina belum kelihatan. Aku terus mengawasi pintu restoran itu. Setiap cewe berseragam kemeja putih dan rok hitam yang keluar dari pintu itu tak lepas dari mataku.
Aku putuskan untuk pulang sambil menstart mobil. Tapi buru-buru mesin kumatikan setelah di seberang sana mojang putih itu muncul. Aku turun mengambil posisi yang tepat. Aku melambai begitu ia melihatku. Aku masuk mobil lagi dan menstarter kembali sambil membuka pintu sebelah. Masih yakin, padahal belum tahu ia mau atau tidak.

Mau kemana ? tanyanya melalui jendela mobil.
Naik aja jawabku sambil berdebar, takut ketahuan kenalan yang mungkin saja lewat jalan Martadinata ini.
Ya kemana dulu
Cepet masuk dong, engga enak dilihat orang perintahku.

Dengan ragu Winapun masuk. Aku segera kabur dari situ. Rok seragamnya yang agak pendek makin terangkat ketika duduk, memperlihatkan sepasang kaki dan sebagian pahanya yang mulus.

Mau kemana sih ? tanyanya mengulang.
Jalan-jalan
Jalan-jalan ke mana ?
Kan janjinya ke sebelum Lembang
Heee siapa yang janji

Aku mulai mewawancarainya. Dia baru lulus SMIP (Sekolah Menegah Industri Pariwisata, setingkat SMU) dan baru 3 bulan kerja sebagai kasir. Tinggal di Sarijadi sama mamanya. Dia tak mau memberi nomor teleponnya.

Aku mengarah ke Setiabudi. Belok kiri, dong katanya ketika kami sampai di pertigaan Gegerkalong. Memang, kalau mau ke Sarijadi harus belok kiri. Tapi aku lempeng aja, terus ke atas. Wina protes aku tak peduli.

Kita santai sebentar kataku menghentikan protesnya. Tak ragu aku langsung belok ke kanan masuk ke hotel. Eh ngaco kemana nih protesnya lagi. Tenang aja padahal aku sendiri tak tenang, takut ketahuan.
Saya udah menikah lho katanya yang entah apa maksudnya. Masa umur 19 sudah menikah, aku meragukannya. Engga apa-apa, toh kita engga akan menikah jawabku.
Setengah berlari pelayan hotel menuntun mobilku menuju garasi dengan rolling door.


Begitu sampai di dalam garasi pelayan segera menutup rolling door. Aman.
Kami duduk di kamar hotel sambil minum coke sementara di depan kami terbentang tempat tidur ukuran dobel dengan sprei putih bersih. Wina lebih banyak diam. Tak sabaran aku ingin segera bergulingan dengan Wina di atas kasur itu. Semua urusan administrasi sudah kubereskan. Tinggal gimana cara memulainya ?

Sering bawa cewe ke sini., ya tanyanya tiba-tiba.
Ah, engga pernah jawabku berbohong.
Bohong, tadi udah hapal, berarti sering
Gini kantorku kan sering nyewa ruang rapat di sini. Kalau Rakor kan biasanya 2 atau 3 hari. Semua peserta rakor nginap di sini aku mengarang cerita.
Hotel ini entah punya ruang rapat atau tidak.
Kok ngajak ke sini, emangnya Wina apaan Bingung juga aku.
Yaaa supaya kita bisa ngobrol dengan tenang, engga ada gangguan entah ini bisa menjawab protesnya atau engga.

Obrolan dilanjutkan. Dia mulai terbuka dengan bercerita tentang pekerjaannnya, suasana rumahnya, dan pacarnya. Ternyata Wina pacaran dengan orang Cina yang sudah berkeluarga. Sambil ngobrol, sesekali tanganku menyentuh pundaknya, menepuk pahanya. Wina tak memprotes kelakuan tanganku.
Kenapa tadi ngaku udah menikah
Supaya mas engga macam-macam
Emangnya aku takut sama suami kamu
Tuh kan Wina tak meneruskan kalimatnya, karena aku langsung pegang kedua bahunya, dan bibirnya kucium.
Wina meronta tapi kepalanya kupegang. Masih duduk di kursi kami berciuman. Wina tak berontak lagi. Lidahku mulai masuk ke mulutnya dan ternyata disambut pula dengan lidahnya. Hatiku bersorak. Wina tak menolak !

Dari kepala, tanganku turun merabai dadanya. Amboi ternyata Wina punya gumpalan daging yang bulat dan keras. Dari luar memang tak begitu kelihatan tonjolan dadanya. Kemeja seragamnya terlalu sopan untuk menonjolkan bagian-bagian tubuh. Wina membiarkan tanganku meremas-remas dadanya. Wah ini sih bisa dimainkan, pikirku.

Penisku mulai tegang, walaupun remasan itu tak langsung, masih ada kutang dan kemeja, tapi bentuk bulatnya terasa memenuhi telapak tanganku. Adanya sinyal penerimaan ini membuatku melangkah lebih lanjut. Kubuka kancing kemejanya satu persatu. Tapi sampai kancing keempat, Wina menahan tanganku sambil melepaskan ciumannya.
Jangan Mas katanya sambil terengah.

Kesempatanku untuk melihat buah dadanya. Dibalik kutang berwarna krem itu menyembul sepasang gumpalan daging putih bersih. Bukan main indahnya. Buah dada Wina tak begitu besar, cuma bentuk bulatnya, ditambah putih mulus, menjadi nyaris sempurna. Walaupun masih tertutup kutang, tapi pinggirpinggir atasnya yang terbuka menegaskan bentuk bulatnya itu.

Segera saja aku menciumi bagian dada yang tak tertutup kutang, termasuk belahannya. Terasa, tambah satu lagi keistimewaan buah ini : kenyal, bahkan cenderung keras ! Inilah kriteria buah dada yang sudah lama kuimpikan ! Bulat, putih, mulus, dan keras. Hanya satu kriteria yang tak masuk untuk buah dada Wina, yaitu ukurannya.

Seandainya buah dada Wina ini besar, katakanlah 34B, maka tiada kata lain selain : sempurna ! Beberapa wanita yang pernah aku setubuhi, tidak ada yang dadanya seindah punya Wina. Si Novi misalnya. T-shirt ketatnya menonjolkan sepasang buah yang besar menonjol ke depan begitu menggairahkan. Tapi setelah kutangnya terbuka, dada itu memang besar sih hanya sudah turun dan agak lembek. Lain lagi Si Dilla.
Besar, lumayan kenyal, cuma kurang mulus dan lingkaran di sekeliling putingnya agak lebar.

Aku masih menciumi bagian dada yang tak tertutup kutang sambil mencoba melepas semua kancing kemejanya. Kembali Wina menolak tapi dengan sedikit pemaksaan akhirnya kemeja berhasil kutanggalkan. Badan Wina yang masih remaja ini memang mulus. Bahu, lengan atas, dada dan perut semuanya halus. Aku belum melihat
buah dadanya secara utuh, BH krem itu masih di tempatnya. Kini tali kutang sebelah kanan kutarik ke bawah. Bulatan dada kanan makin tampak, segera saja kuciumi lagi sambil mulutku bergeser ke bawah mencaricari putingnya.

Susah juga menyedot putingnya, karena begitu kecil ! Hanya berupa tonjolan saja. Kujilati tonjolan kecil itu sambil tanganku ke punggungnya melepas kaitan kutangnya. Tak ada perlawanan. Sepasang buah indah itu sudah terhidang di depanku. Dari pinggang ke atas sudah terbuka. Bulatan daging itu semakin nyata.
Putingnya memang kecil dan warnanya merah jambu !

Gantian dada kiri yang kesergap sambil tangan kiriku meremas bulatan lainnya. Puting kecil itu mulai tumbuh dan mengeras, memungkinkan aku untuk menyedotnya.
Kubimbing Wina ke tempat tidur lalu perlahan kurebahkan. Aku langsung melucuti diri hingga telanjang bulat. Kelaminku sudah tegak siap. Wina melirik sebentar ke senjataku lalu terpejam lagi, tanpa komentar.

Dengan hanya mengenakan roknya, Wina kini terlentang di depanku di atas kasur. Aku bermaksud menindihnya, tapi perhatianku tertuju pada sepasang paha putih bersih yang hanya tersingkap sebagian. Segera sepasang tanganku menelusuri kedua belah paha itu.

Halus dan licin ! Terus ke atas hingga menyentuh CDnya. Tiba-tiba saja Wina menutup kedua kakinya yang tadi setengah terbuka sambil menutupkan tangan ke selangkangannya.
Jangan Katanya.
Okey, nanti saja. Kini aku menindih tubuhnya. Kelaminku kutempatkan di selangkangannya setelah kusingkirkan tangannya. Sambil lidahku mengeksplorasi buah dadanya, aku menggoyang pantatku. Wina menolak aku merabai CDnya mungkin karena rangsangannya belum tinggi. Gerakan lidah dan pantatku ini dalam rangka meningkatkan rangsangannya.
Puting itu sudah tegang dan keras, sebenarnya. Tanganku ke bawah mencari-cari kaitan roknya. Ketemu. Tapi baru saja aku menarik resletingnya, Wina berontak lagi. Aku bangkit dan lalu menarik roknya. Lagi-lagi Wina menahanku.
Dilepas saja biar engga kusut akalku.
Jangan Mas
Ayo, dong Win Rangsanganku sudah tinggi, ingin segera menyentuh kelamin Wina.
Jangan Mas saya belum pernah
Ah masa Saya udah engga tahan nih Aku engga percaya begitu saja kalau ia belum pernah bersetubuh, sebab awalnya tadi relatif lancar dan sekarang ia sudah telanjang dada. Kucoba lagi memelorotkan roknya. Wina menolak lagi, bahkan ia bangkit duduk.

Ayolah Win, sekali saja
Engga mau ! Wina belum pernah begituan
Ah..yang bener
Sumpah, Mas Padahal aku sudah sampai pada point no return. Aku nekat. Dengan paksaan akhirnya terlepas juga rok itu. Wina berontak sewaktu kurabai CD yang ternyata sedikit basah. Kali ini berontaknya beneran.
Tolonglah Mas jangan Pintanya dengan wajah memelas. Aku kasihan juga.

Okey, mungkin ini pertemuan yang pertama jadi Wina belum mau. Lain kali aku harus bisa menembus perawannya, kalau memang benar ia masih perawan. Tapi gimana nih, aku harus terus. Kalau engga jadi aku bisa pusing. Kalau engga berhubungan kelamin sekarang, tentu harus ada substitusinya. Maka kudekatkan batang kelaminku yang tegang maksimal ini ke mulut Wina. Wina menutup mulutnya dengan tangan sambil menggeleng, Aku mulai kesal. Dengan sedikit kasar kutarik tangannya, kudorong kepalanya hingga rebah kembali ke bantal, lalu kutempelkan kepala penisku ke bibirnya, ayo kulum aja sebentar Win beberapa detik penisku sempat menyapu bibirnya, lalu Wina menolak lagi.

Saya engga bisa Mas Ujarnya kemudian setengah menangis.
Jadi gimana dong saya harus ke luar kalau engga pusing!
Jawaban Wina adalah, tangannya meraih penisku lalu dikocoknya. Tentu saja kurang enak meskipun tangannya halus tapi tak ada pelicinnya. Apa boleh buat, tak ada rotan akarpun jadi, kalau kebutuhan sudah mendesak. Supaya lebih nyaman, saya suruh Wina menggunakan sabun. Cara mengocoknyapun memperlihatkan Wina belum berpengalaman.

Aku harus memberikan komando kapan memperlambat, mempercepat, menyempitkan dan melebarkan genggamannya.
Ketika kurasakan hampir tiba pada puncaknya, kusuruh ia memperlambat sambil sedikit melonggarkan. Lalu ketika tensiku menurun, kuminta untuk mempercepat. Demikian seterusnya sampai Wina trampil memainkan kelaminku, tanpa komando lagi. Dia telah hafal kapan mengubah cara kocokannya dengan melihat raut mukaku dan desahanku. Aku belum ingin ejakulasi sehingga kadang-kadang aku masih menyuruhnya memperlambat.

Wina memang cepat belajar, merem melek aku dibuatnya. Suatu saat, kurasakan geli-geli luar biasa, rasanya aku hampir ejakulasi.
Pelanin Win kataku sambil tersengal.
Tapi Wina bukannya memperlambat, malah mempercepat kocokannya. Kurang ajar, nakal juga anak ini. Aku sudah tak tahan, malah menikmati percepatan yang mengantarku sampai ke puncak.
Crooot tembakan mani pertama menimpa daerah dadanya. Wina kaget, tangannya berhenti.
Teruus kocok ! perintahku. Wina menurut sambil mengarahkan kelaminku agak kesamping. Crot-crot
berikutnya mengenai bantal dan dinding. Sejenak aku terbang melayang dan lalu rebah !
Wina cepatcepat melap air maniku yang bertebaran di buah dadanya.
Ih bau Katanya.

Untuk sementara aku berhasil melepaskan ketegangan. Walaupun demikian aku agak kecewa karena gagal menyetubuhinya.
Kenapa sih Wina engga mau ? kataku setelah kami selesai mandi.
Sumpah Mas, saya belum pernah begituan
Justru belum pernah, ayo kita coba
Huu enak di lu engga enak di gua. Sama pacar aja engga begitu. Ini pacar bukan, masa minta
Sama pacar kamu belum pernah juga mataku meneliti buah dadanya yang naik turun mengikuti irama nafasnya.
Sama siapapun sahutnya sambil menutup buah itu dengan kutangnya.
Kalau pacaran ngapain aja ? tanyaku lagi sambil menyelipkan tanganku ke Bhnya meremas dada.
Ah..tampiknya.
Ya kaya tadi jawabnya. Lalu ia cerita tentang pacarnya yang selalu minta bersetubuh dan ia selalu menolaknya.
Kenapa engga mau
Habis dia engga mau nikahin. Udah punya isteri
Oooh. Milih pacar udah punya isteri
Habisnya saya suka
Obrolan beralih tentang pekerjaannya. Katanya, kerjanya berat, hari liburpun harus masuk, tapi gajinya tak sesuai.
Cariin kerjaan dong Mas
Agak susah sekarang. Kecuali
Kecuali apa ?
Kecuali kalau kamu mau kasih itu kamu
Weee sory aja ya Wina selesai memakai kembali kemejanya.
Susah kalau begitu
Pulang yuk, Mas ajaknya setelah rapi kembali.
Sebentar dong Aku masih bugil.
Cepet pakaian, Mama suka nanyain kalau kesorean
Kapan ke sini lagi Aku masih penasaran pengin meniduri Wina.
Gimana nanti aja
Saya telepon ya
Jangan, nanti Boss marah. Biar saya yang nelepon Mas, Setidaknya aku masih punya harapan untuk menidurinya.Wina minta diturunkan di pertigaan Gegerkalong. Sebelumnya kuselipkan uang untuk jajan.

Ingin aku meneleponnnya ke Restoran itu. Tapi aku khawatir kalau ia kena marah Bossnya, lalu tak mau lagi menemuiku, maka lepaslah buruanku. Memang dibutuhkan kesabaran kalau kita memburu cewe. Sampai suatu hari, Wina menelepon ke kantor pagi jam 10.00. Minggu ini gilirannya kerja sore.

Ini dia kesempatan tiba. Dia minta saya menunggu di depan NHI pukul 11.00.
Singkat cerita, jadilah aku bawa Wina kali ini ke Hotel LGI, masih di Jalan Setiabudi. Agak riskan sebenarnya ke hotel ini, sebab tak ada garasi khusus seperti di GE. Tapi Wina tak mau lagi ke GE, tanpa
menyebutkan alasannya. Aku nekat saja, daripada engga dapat Wina. Aku hanya punya waktu 2.5 jam, soalnya Wina harus sampai ke tempat kerja pukul 3 tepat.

Kembali aku mulai menciumi dan membuka kancing kemeja seragamnya sesampai kami di dalam kamar. Kali ini tak ada perlawanan, dengan mudah aku membuka kemeja dan kemudian BHnya. Selesai mengeksplorasi sepasang buah yang menggiurkan itu, kubaringkan Wina ke tempat tidur. Waktu aku menelanjangi diri, Wina bahkan
melepas roknya sendiri dan melipatnya dengan rapi. Maklum, habis ini ia langsung kerja. Dengan berbugil, kutindih tubuh mulus Wina yang hanya berCD itu. Kelaminku kuletakkan tepat diselangkangannya, lalu kugoyang.

Sementara mulutku tak lepas dari puting mungil merah jambu yang telah mengeras itu. Kali ini aku harus bisa menembus vaginanya. Kutelusuri hampir seluruh permukaan kulit mulus itu. Penisku sudah tegang maksimum. Tibalah saatnya, kutarik celananya, tapi Wina masih menahannya. Dengan sedikit paksaan, CD itu akhirnya lepas juga. Hatiku bersorak. Aku pasti dapat kali ini.

Bukan main ! Vagina itu menunjukkan keremajaan Wina. Permukaannya bersih, hanya sangat sedikit ditumbuhi bulu bulu halus. Oh Wina bahkan jembutnya pun belum tumbuh ! Kuusap permukaan vaginanya, kusentuhkan jariku ke pintunya yang ternyata membasah. Lalu, sambil menyentuh kelentit yang tak begitu kelihatan (karena begitu kecilnya) , ujung jariku sampai ke pintu vaginanya. Spontan Wina menutup pahanya dan menarik tanganku. Okey, aku lalu menindihnya lagi.
Kugesekkan kepala penisku ke pintu itu, lalu dengan perlahan kudorong.
Ah teriaknya kecil sambil pantatnya digeser mundur.
Jangan dimasukin Mas
Engga.. engga cuma digeser-geser aja Ditengah gesekan, kembali aku coba menusuk. Lagi-lagi Wina mundur.
Jangan ! Sakit katanya sambil cemberut lalu bangkit mencari CDnya. Wah gawat nih kalau dia
ngambek, bisa gagal lagi aku.

Iya deh, saya engga masukin kataku sambil mengembalikan posisi terlentangnya. Kubuka pahanya lagi, kutempelkan lagi penisku dan kugesek-gesek naik turun, dan kadang-kadang sedikit menekan. Sebenarnya, pada posisi menekan itu kepala penisku sudah masuk, hanya kalau aku tekan lagi kontan Wina akan mundur kesakitan sambil mengancam akan udahan. Terpaksalah aku hanya menikmati gesekan pada kepala penisku, tapi lamalama keteganganku naik juga, ada rasa geli-geli juga, ada rasa melayang juga, dan aku ejakulasi di perut Wina sambil mencengkeram tubuhnya eraterat.
Apa boleh buat, setiap aku mulai menusuk Wina selalu menghindar. Bagaimanapun ada kemajuan, Wina sudah bersedia berbugil dan melayaniku sampai ejakulasi walau kelaminku tak sampai masuk ke dalam, hanya di permukaan mulut vaginanya. Dia tak mau kehilangan keperawanannya.

Dari pembicaraan setelah itu, terungkap bahwa Wina tetap mau melayaniku asal dengan cara seperti itu, dan ternyata ia membutuhkan uang jajan untuk tambahan gajinya yang tak mencukupi.
Tentu saja aku kurang puas, mauku ya sampai tuntas, hubungan kelamin. Jadi, waktu Wina meneleponku lagi beberapa hari sesudahnya, akupun minta syarat : penisku harus masuk tuntas. Wina tetap tak mau, akupun menolak ajakannya. Sayang memang menolak tubuh remaja ranum yang mulus itu. Sampai kirakira sebulan setelah pertemuan kedua di LGI itu, Wina menelepon lagi
Boleh, asal Wina mau sampai tuntas jawabku atas ajakannya untuk bertemu lagi.
Sebenarnya, dengan cara ejakulasi seperti sebelumnya akupun mau. Tubuh ranumnya membuatku kangen.

Seperti biasa aja, Mas
Engga mau ah Aku tahan harga.
Kan pokoknya Mas bisa keluar
Iya tapi beda, dong
Beda apanya
Lebih nikmat kalau tuntas
Tolong, dong Mas, engga punya duit nih
Akhirnya akupun mengalah, daripada tak ada sasaran sama sekali, sekaligus bisa menolong Wina dan memang aku rindu tubuh mulusnya !
Di tengah perjalanan menuju ke Setiabudi, Wina nyeletukJangan ke sana lagi, Mas
Lho, kenapa ?
Yaa pokoknya jangan deh
Atau ke GE aja
Jangan juga
Kenapa sih ?
Saya engga mau dua kali di tempat yang sama, takut ketahuan penjelasan yang masuk akal.
Aku berpikir keras, kemana ? Oh ya. Kuputar mobilku 180 derajat, ke arah bawah, ke kawasan Dago, di hotel BD. Di hotel ini hanya ada satu kamar yang aman dan nyaman, paling depan letaknya. Mudahmudahan saja tidak sedang dipakai oleh para peselingkuh lain. Kamar ini occupancy ratenya bisa di atas 100 % ! Setelah pelayan menutup rolling door, baru Wina berani turun dari mobil. Masuk kamar, langsung kukunci dan Wina kusergap.
Entar dulu, nanti ada yang masuk, lho Memang, biasanya pelayan akan mengantarkan handuk, sabun, air minum, dan kwitansi.
Udah dikunci

Sambil duduk, kamipun berciuman. Telepon berdering. Aku melepas. Resepsionis menanyakan apakah aku mau bermalam atau hanya istirahat saja. Tarif istirahat 75% dari tarif semalam, aku bisa memakai selama 4 jam. Penisku telah tegang, maklum sudah 3 hari aku tak menggunakannya. Sambil menghampiri Wina, kubuka resleting celanaku, kukeluarkan isinya. Kudekatkan ke muka Wina yang masih duduk di kursi, digenggam sebentar, kemudian dielus-elus.

Tiba-tiba ditariknya kontolku mendekat sampai aku hampir hilang keseimbangan, dan langsung dimasukkan ke mulutnya ! Kejutan ! Dari dua kali pertemuan sebelumnya, berkali-kali aku minta Wina untuk melakukan oralsex tapi tak pernah mau. Sekarang, tanpa diminta dia malah melahap. Kelihatan Wina belum berpengalaman melakukan oral, gerakannya sangat sederhana. Tapi aku merem melek juga.
Baru beberapa kali kuluman, pintu diketuk. Buruburu Wina melepas penisku dan aku menyimpannya kembali.
Pelayan membawakan barang-barang yang aku bilang tadi, aku membayar, pintu kukunci lagi, dan kontol kukeluarkan lagi.

Udah ah kata Wina menolak. Anak ini aneh, tanpa diminta ia mengulum, giliran aku mau, ia menolak. Waktu kusodorkan lagi penisku kemulutnya, Wina malah berdiri dan menciumku. Sambil bermain lidah kupreteli pakaiannya satu persatu sampai telanjang bulat, lalu kutuntun ke kasur. Aku cepat-cepat melepaskan pakaianku.
Kutindih tubuh ranum itu, sementara mulutku menelusuri lehernya, lalu turun ke belahan dadanya, terus bergerak ke buah dada kanan, dan berakhir dengan jilatan lidah pada puting kecil merah jambu itu.

Beberapa saat kemudian puting itu mulai menonjol dan mengeras.
Sambil mengemoti puting, tanganku bergerak merayapi pinggangnya dan terus ke bawah ke pahanya, lalu keselangkangan. Permukaan vagina yang baru tumbuh sedikit rambut halus itu kutelusuri dengan tangan.

Kemudian, perlahan jariku menyentuh kelentit (yang juga kecil) dan ke bawah sedikit sampai ke pintu vagina yang ternyata sudah basah. Ketika jariku mulai memasuki pintu, Wina langsung menggeser pantatnya sambil menutupkan kakinya.
Kutarik tanganku dan sampai ke dada kiri, kuremas buah kenyal itu, sementara mulutku belum lepas dari dada kanannya. Lutut kuselipkan diantara pahanya sehingga pahanya kembali membuka. Fungsi tangan yang tadi aku ganti dengan kontol. Kutindih selangkangannya dengan penisku yang sudah keras maksimum. Seperti yang sudahsudah aku hanya mengosokkan kepala penisku ke pintu vaginanya sambil sesekali mencoba masuk.

Lagi-lagi Wina menarik pinggulnya menghindar.Aku sudah tak tahan, nafsuku sudah sampai puncak, ingin masuk sekarang juga ! Aku melepaskan buah dadanya dan bangkit. Dengan bertumpu pada lututku, kubuka paha Wina lebih lebar, lalu kutempatkan lagi
penisku ke lubang vaginanya dan kudorong. Lagi-lagi Wina menghindar.

Saya engga masukin, cuma kepalanya aja seperti kemarin kataku sambil terengah karena nafsu yang memuncak. Setelah kepalaku masuk, kurebahkan tubuhku, dan kugoyang pantatku maju mundur. Tentu saja goyangan pendek, sebab penisku hanya di sekitar pintu vagina saja.
Ah, kalau begini terus apa enaknya. Aku nekat. Bangkit lagi bertumpu pada lutut, kutusuk vagina Wina kuat-kuat.
Aahh, kasar begitu sih
Sory Win, habis engga tahan
Dengan lebih pelan tapi dengan kekuatan yang sama, kembali aku menusuk. Bless Kepala penisku masuk.

Kelihatannya masuknya kepala penisku ini seperti pertemuan kedua minggu lalu, tapi jepitannya terasa lebih erat, jangan-jangan sudah masuk nih. Aku memeriksa ke bawah, kepala itu sudah hilang ditelan vagina Wina, diujung pintu itu hanya nampak leher kelaminku. Mungkinkah aku sudah menembus perawannya ? Tapi
mana darahnya ? Lagi pula Wina tak menghindar seperti biasanya. Pembaca, dalam kondisi begini jelas tak ada hal lain yang bisa kulakukan selain terus menusuk ! Tapi mentok. Seakan tak ada lubang lagi di dalam
sana. Akupun menarik pelan-pelan penisku untuk kemudian mulai mengocok, perlahan.
Eeeefffff Wina melenguh sambil mengatubkan bibirnya. Mungkin dia mulai menikmati kocokan pelanku.

Setelah beberapa kali kocokan, dengan masih bertumpu pada lututku, aku mulai menusuk lagi. Kali ini dengan tenaga penuh. Bleeessss kulirik ke bawah, separuh kontolku sudah tenggelam ! Kontolku benar-benar terjepit kuat ! Tapi masih belum ada darah. Ah, peduli amat dengan darah, yang penting nikmat! Aku mulai mengocok lagi. Jelas kali ini lebih nikmat, karena gesekan dinding vagina Wina terasa lebih panjang dikontolku. Wina kulihat memalingkan wajahnya ke kanan sambil menggigit jarinya. Aku rasa ia juga menikmati
kocokanku. Sambil mengocok pelan, secara bertahap aku memperdalam jangkauan penisku ke dalam vagina Wina sampai seluruh batang kontolku habis ditelan. Hatiku bersorak.
Akhirnya, Aku berhasil juga menyetubuhi remaja ranum ini. Aku benar-benar berhubungan kelamin sekarang !

Ooohhhh Betapa nikmatnya vagina perawan si remaja ranum ini. Syarafsyaraf di seluruh permukaan penisku merasakan cengkeraman dinding-dinding vaginanya. Berbeda dengan wanita-wanita yang pernah kutiduri sebelumnya, vagina mereka umumnya tak ada remnya sehingga agak susah penisku mencaricari gesekan
meskipun dengan berbagai macam gaya. Si ranum ini lain. Jepitan dinding vaginanya begitu pakem walaupun aku dengan gaya standar. Aku belum perlu mempercepat
kocokanku. Dengan kocokan pelan, gesekan vaginanya bisa lebih kunikmati. Terlalu sayang untuk dilewatkan.

Masalahnya cuma dalam hal mengocok aku menyukai variasi, baik kecepatan maupun gaya.
Aaau terdengar jeritan kecil Wina ketika Aku mulai mengubah kocokan dengan memutar.
Lalu kembali ke gaya semula, mengocok perlahan.
Jangan keluarin di..dalam ya Mas kata Wina tersendat ketika aku mulai mempercepat kocokanku. Entah karena aku mempercepat kocokan atau karena pengaruh perkataan Wina tentang keluarin, mendadak aku merasa geli-geli hampir ke puncak.
Akupun kembali memperlambat. Tapi rasa ke puncak tak berkurang juga. Mungkin saatnya memang hampir tiba. Kocokan kupercepat lagi.
Maaaassss kali ini teriakannya agak keras. Aku tak peduli, saat puncak sudah dekat, justru makin kupercepat.

Aku melayang-layang, dan sedetik sebelum puncak kucabut kontolku dari vagina Wina.
Aaauufffffff kini Wina benarbenar teriak. Aku rebah di tubuh Wina, dan croottt croottt croottt.
Kutumpahkan maniku di perut Wina. Aku masih merasa terbang. Terbang nikmat
Menit-menit berikutnya aku masih tak berkutik di atas tubuh Wina. Kulirik ke bawah, banyak juga aku menyemprotkan mani. Kontolku masih agak tegang terjepit di antara perut kami, juga basah. Basahnya yang membuat aku heran, kenapa basah hanya oleh cairan bening agak putih, tak ada warna merah. Penasaran aku bergeser memeriksa vagina Wina dan sprei di bawahnya. Basah yang sama, tak ada warna merah. Dari jepitan dan cengkeraman vagina, kemudian ada rasa mentok waktu tadi masuk, aku yakin tadi telah menembus perawan Wina. Kenyataannya lain. Seseorang telah mendahuluiku. Seseorang telah memecahkan selaput daraWina.

Aku jadi berang.
Siapa dan kapan tanyaku menyelidik.
Apanya
Ayolah terus terang aja Win
Emang beda gitu ?
Jelas beda dong sebenarnya, aku tak merasakan perbedaan jepitan tadi dengan ketika aku memerawani seseorang 5 tahun yang lalu.
Siapa Win ?
Apa bedanya ? malah balik bertanya.
Walaupun sedikit, punyamu harusnya berdarah kataku. Wina diam saja. Agak lama, kemudian
Sama pacar saya akhirnya ia mangak.
Kapan ?
Seminggu yang lalu
Kenapa engga dikasih ke saya Wina tak menjawab.
Perawannya diberikan ke siapa saja itu hak Wina, cuma aku kecewa berat. Terlambat. Kehilangan kesempatan emas yang telah lama aku inginkan. Coba aku dulu engga ngambek tak mau menghubungi Wina, aku bisa mendapatkannya. Cuma selisih satu minggu. Bagaimana tak kecewa ?
Beberapa menit kemudian Wina bangkit menuju kamar mandi dengan masih bugil. Kuperhatikan sosok tubuh mulus itu dari belakang. Sungguh tubuh yang menggairahkan, sayang aku gagal sebagai orang pertama yang menikmati tubuh ranum itu.

Keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk putih, Wina kelihatan segar. Ukuran handuk hotel ini kecil, sehingga hanya sanggup menutupi separuh dadanya sementara di bagian bawah hanya pas menutupi vagina. Sepasang paha mulus itu terbuka penuh. Belahan dada segar itu tampak ketika ia memunguti CD dan BHnya.

Memperhatikan gerakan-gerakan tubuhnya sewaktu memakai celana dalam dan kutangnya membuat aku terangsang lagi. Kulihat jam, masih ada waktu sekitar 40 menit. Dengan kondisi masih bugil segera kupeluk Wina yang baru selesai mengenakan kutang dari belakang. Kuciumi leher belakangnya dan kuremas dadanya.
Sekali lagi ya Win
Eeh Mas saya kan harus kerja
Masih ada waktu kataku sambil sambil menggosokkan kelaminku ke pantatnya.
Nanti telat Mas
Engga sebentar aja

Kulepaskan kembali BHnya, lalu kuputar tubuhnya dan dadanya kusergap. Wina tak menolak, mungkin karena tadi merasa bersalah. CDnya kupelorotkan, lalu kubimbing kembali ke kasur. Aku menidih, aku langsung menggoyangnya.
Aku masuk. Aku mengocok, berputar, menggoyang lalu mencabut. Aku ingin posisi lain.
Aku rebah terlentang. Wina nurut saja ketika kusuruh menduduki badanku, memasukkan kelaminku ke vaginanya. Dengan posisi jongkok menghadapku Wina turunnaik sementara aku mencengkeram kedua buah kembarnya.

Aaahhhh sakit Mas Katanya sambil hendak mencabut. Aku buru-buru menekan pinggulnya ke bawah supaya nancap lagi.
Goyang Win Wina menggoyang.
Engga enak sakit Saya di bawah aja Mas
Kutarik badan Wina rebah di tubuhku. Tanganku memeluk erat. Aku ingin berganti posisi tanpa mencabut.
Dengan tubuh menyatu, kami berguling. Pompaan kupercepat.
Jangan telat nyabutnya ya
Dan aku terbang di awan.
Persis pukul 3 kurang tujuh menit Wina kuturunkan di depan restoran. Dengan bergegas Wina masuk

Hari-hari berikutnya hubungan kami berlanjut. Nomor telepon rumahnya sudah di tanganku, cuma aku harus
hati-hati kalau kebetulan Mamanya yang angkat telepon. Wina tetap tak bersedia ditelepon ke tempat kerjanya.
Kalau adikku sedang nakal, aku meneleponnya, sebaliknya kalau Wina butuh tambahan uang jajan, dia menelponku.
Sesekali aku hanya memberi uang tanpa meminta pelayanannya. Kalau aku ingin keluar di dalam, kugunakan kondom untuk menjaga hal-hal yang tak kuinginkan.
Kini, empat tahun kemudian, kami sudah jarang ketemu. Pertemuan terakhir kira-kira 5 bulan lalu Wina sedikit kurus. Kekenyalan buah dadanya berkurang. Wina masih sendiri, masih tinggal bersama mamanya.

Oke, segitu dulu ya gan/sis, ane mau bertapa cari inspirasi lagi :Peace:
 
oke lanjut ke cerita selanjutnya ya hu

kali ini ane suguhkan cerita tentang calon mertua yang butuh belaian pria

-Kisahku Dengan Calon Mertuaku Yang Mesum-


Aku sudah berpacaran dengan Maya sudah hampir setahun, tapi aku belum pernah sama sekali bertemu dengan keluarganya. Dikarenakan pacarku itu tinggal sama kakeknya. Mamanya tinggal di luar kota untuk mencari uang, karena suaminya sudah meninggal.

Pernah beberapa kali bicara lewat telfon sama mamanya. Mamanya enak juga sih diajak ngbrol, keliatannya kalau diliat dari gaya bicaranya, dia masih muda banget, lalu aku tanyain sama pacarku, eh ternyata apa katanya??. Usia mamanya masih 28 tahun, hehe masih bohay tuh paling pikirku.


Suatu malam aku mengajaknya jalan keliling-keliling kota, mulanya sih nggak ada niatan apa-apa, tapi pas kami berhenti di sebuah toko, aku nggak sengaja lihat majalah yang agak dewasa gitu. Pikiranku jadi kacau, nafsuku mulai tak terkendali, lalu aku langsung mengajak pacarku untuk pulang.


"May, ke rumahku dulu yuk, kita nyantai dirumahku dulu" ajakku

Sesampainya dirumah, sepertinya tidak ada orang, dan ini mungkin kesempatanku "pikirku"

Akupun langsung berbasa-basi dulu dengan Maya.

"May mamamu nggak pulang yah?" tanyaku.



"Katanya sih bulan depan mau pulang mas" jawab Maya lugu

"Owh begitu yah" kutanggapi dengan ragu, karena nafsuku sudah mulai tak tertahan ingin segera mengeksekusi Maya.


Langsung aku dekatkan dia dengan perlahan, seperti biasanya kalau aku sedang ingin ciuman.

Dia pun membalas ciumanku dengan lembut dan penuh kasih sayang, tapi aku menciuminya dengan penuh nafsu. Tangankupun mulai bergerilya di tubuhnya, sampai akhirnya kurasakan bagian yang agak menonjol, kuremas bagian yang menonjol itu, lalu kuraba bagian pucuk putingnya, kumainkan dengan lembut bagian itu, dan dia mulai nggak konsen dengan ciumannya, dia merem melek sambil sesekali mendesah.


"Ssssshhhh ahhhhhh" desahnya yang membuatku semakin bernafsu.

Kulepas baju dan BHnya, dan langsung kuhisap puting teteknya. Kumainkan lidahku di teteknya membuat dia mulai mengerang tak karuan. Kuhisap secara bergantian kanan dan kiri.


"uuuggghhh geli mas" sahutnya.


"tapi enak kan May ?" tanyaku.


" iyaaaa enakk masss, oghhhh", dan dia kulihat mulai kehilangan kendali.

Segera kumasukkan jari-jari nakalku ke balik celananya.

Ooohhh begitu hangatnya dan sangat basah sekali di sini..

Dia terlihat diam dan menikmati permainanku

Semakin aku ingin memainkan klitnya

"Aaaagggghhhh maassss" rintihnya mengeras, saat itu kudengar suara motor masuk ke garasi rumah.

Aku dan Maya langsung tersadar dan segera bersikap normal. "Sial, gagal aku merawani Maya" ungkapku kesal di dalam hati.


Akhirnya, tiba hari dimana Mamanya Maya pulang. Aku ikut menyambut kedatangan Mamanya Naya di rumahnya sendiri. Maya langsung memberitahu nama mamanya denganku, aku baru tahu namanya ternyata Mira, jadi nanti kupanggil tante Mira agar terkesan lebih sopan, hehehe.


Ternyata tante Mira benar-benar masih muda dan seksi sekali wajahnya nggak jauh beda dengan anaknya.

Selamat datang tante Mira sembari bersalaman dengan tante Mira, tercium bau harum menusuk lubang hidungku.

"Oh iya, kamu yah pacarnya Maya?" tanya tante Maya dengan tatapan liar.

"Iya tante" jawabku agak gerogi.

"Tolong dong kamu bantuin Maya nurunin barang-barang di taksi" pintanya.

"Iya tante" jawabku, segera saja ku angkat barang-barangnya.


Lalu suatu hari aku hendak ke rumah Maya untuk mengajaknya jalan- jalan. setelah berdandan rapi aku pun melaju kerumah Maya menggunakan speda motorku. Tapi begitu aku sampai di rumah Maya apa yang kulihat benar-benar membuatku salah tingkah.
Mamanya Maya keluar membuka pintu dengan pakaian yang sangat minim, celana pendek 15cm diatas lutut dan baju tanpa lengan.


"Malam tante Mira, Maya ada ?" tanyaku dengan sopan.


"Aduh, Maya nya baru tante suruh ambil barang ke rumah kakeknya" jawabnya halus. Waahhh padahal rumahnya si kakek jauh sekali.


"Baru aja apa udah dari tadi tante?" tanyaku penasaran

"Baru aja berangkat, mendingan masuk dulu deh, ditunggu aja, toh dia juga nggak lama, cuma ambil barang terus langsung pulang" pinta tante Mira padaku.

"Oke deh tante" jawabku sopan.

Setelah aku duduk di sofa, tante membuatkanku minuman, saat kuperhatikan dari belakang busyyeeetttt pantanya.. bikin nggak tahan aja.

"Ini dek diminum dulu" sambil menyuguhkan minuman dingin.

"Iya tante makasih"

"Tante tinggal mandi dulu ya dek, gerah banget di sini" ijinnya dengan sedikit senyuman nakal.

"Iya tante" jawabku


Sambil menunggu, aku melihat-lihat foto di dinding, foto masa kecil Maya, foto papanya, dan foto muda tante Mira. Ternyata memang benar, tante Mira memang cantik sewaktu muda dulu. Beberapa saat kemudian, aku mulai bosan melihat foto-foto ini. Aku beranjak dari tempatku melihat foto, ehh ternyata pintu kamar mandinya nggak tertutup rapat.

Langsung saja aku melangkah menuju pintu kamar mandi itu, lalu kucoba menyelipkan pandanganku di balik pintu kamar mandi itu.Dan disana terlihat tubuh indah dan begitu mulusnya tanpa bercak sedikit pun. Beberapa menit berlalu, saat tante Mira mulai menggosok tubuhnya dengan sabun, rudalku mulai berontak, mulai menunjukan reaksi.

Kupegang aja rudalku, sampai aku tak sadar kalau tante udah mulai mengambil handuk, sontak saja aku segera berlari menuju kursiku, dengan sedikit membuat suara gaduh karena terburu-buru takut ketahuan.

Tante Mira keluar dari kamar mandi dan menuju kamarnya. dan tak lama kemudian terdengar suara memanggil namaku

"Dek, minta tolong bantuin tante sebentar dong" suara dari tante.

"Iya tante" dengan gugup dan hati berdegup kencang aku menuju kamar tante Mira.

Sesampainya di kamar tante Mira, kulihat tante Mira memakai celana dan BH, tapi tali BH nya belum dikaitkan.

"Dek, tolong ikatin tali BH nya dong" pinta tante Mira

"Iii.. iiya tante" jawabku yang semakin gugup dan gemetar karena situasi tak terduga ini.

Terasa begitu halusnya kulit tante Mira, seakan aku mau terus menyentuhnya, sampai aku tersadar tali BHnya belum kuikat.

"Lho dek, cepet dong pasang,, gimana sih?" pintanya.

"Eh ii iya tante, maaf" jawabku kaget

"Dek tadi apa ada orang masuk rumah?" tanya tante Mira padaku

"Nggak ada tuh tante, emangnya kenapa tante?" tanyaku balik.

"Nggak, tadi samar-samar denger langkah orang yang ngintip tante lagi mandi deh" jawab tante Mira

Aku semakin panik dan keringat dinginku semakin bercucuran, untung aja aku sudah selesai memasang BH nya.

"Eh anuu tante ginii ehhh,, emmmm" sahutku semakin gugup.

"Anu kenapa dek ?" jangan jangan. tante Mira mulai curiga kepadaku

"Nggak tante, aq nggak ngintip kok, aq nggak tau sama sekali, bener deh, aq nggak tau pokoknya" dan aku semakin panik dan gugup.

"Kok kamu jadi gugup banget sih, santai aja" sembari tante Tyas memegang pinggangku.

"Kalau yang ngintip dek Tedy tante ikhlas kok" langsung saja tubuhku didorong ke atas ranjang.

Aku tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menelan air liur yang membayangkan yang akan terjadi.
Tante Mira langsung naik ke atas ranjang, dengan tanpa mengenakan pakaian.Tepat berada diatas tubuhku, tante Mira melepas BH nya yang baru aja kupakaikan.

"Dek udah pernah ngerasain belum?" tanya tante Mira sambil tangannya mulai meraba kemaluanku yang udah mengeras sejak tadi.

Emmmhhmmmmmmmhhhhhh aku tak bisa berkata apa-apa dan malah menikmatinya

Tante Mira langsung aja melepas celanaku. Sampai akhirnya kemaluanku terlihat semua tanpa ada yang tertutupi. Dilemparnya celanaku dilantai. Dengan tatapan binal, langsung saja tante Mira mengulum kemaluanku. Sungguh nikmat rasanya ooohhhhhhhhhhh rintihku pelan menikmati permainan tante Mira.

Tante Mira terlihat sangat profesional sekali dalam hal beginian. Maklumlah namanya juga udah tante. Dilumat semua batang kemaluanku di mulut tante Mira tanpa tersisa, sampai-sampai biji pelerku juga tak luput dari lidah liar tante Mira, ohh nikmat luar biasa.

Tante Mira mulai melepas celananya, tetapi lidahnya masih saja menjilati batang kemaluanku, seakan dia tak mau membiarkan kemaluanku untuk sejenak beristirahat. Begitu celana tante Mira terlepas, dia langsung berpindah posisi. Kedua paha tante Mira mengapit kepalaku. Terus dia tetap aja menjilati dan menghisap kemaluanku.

Aku yang gugup tak tau harus berbuat apa, tapi begitu ada daging merah yang ditumbuhi dengan bulu-bulu halus itu, langsung saja aku juga menjilatinya dengan lembut. Kujulurkan lidahku kedalam memeknya.
Oooohhhhhh baunya benar benar nikmat..
Saat kurasakan tubuh tante Mira mulai gemetar, semakin kencang kupermainkan klitnya.

"Ooogghhhhhh" tante Mira merintih pelan, disertai keluarnya cairan hangat dari lubang memeknya.

Tak kelewatan, kujilati sampai habis cairan itu.

"Ayo dek , tante udah nggak tahan, rasanya gatel banget di dalam sana" pinta tante Mira dengan mesra.


Tante Mira berganti posisi lagi dengan duduk diatas tubuhku tepat di batang kemaluanku, dan memasukkan batang kemaluanku ke dalam lubang memeknya.

"Ooogghhhhh" rintihku nikmat. Benar-benar hangat dan begitu sempitnya lubang memek ini.

Tante Mira mulai bergerak pelan, naik turun, sembari menata tubuh.
Setelah mulai tertata tubuhnya. Tempo gerakannya mulai dipercepat. sampai mengeluarkan suara Plokk.. plokk.. plokk.. plokk.. suara pantanya menepuknepuk pahaku.

"Ogghhh.. oohhhh" suara tante Mira mulai hilang kendali, merintih tak karuan tanpa pedulikan apapun.

Hampir 4 menit. gerakan tante Mira semakin kencang tak tau kenapa, sangat kencang gerakannya sampai akhirnya

"Aaaaaarrrrggghhhhhhhhhh" terasa di atas kemaluanku cairan hangat yang memenuhi lubang memek itu, memaksa batang kemaluanku untuk keluar dari lubang memek itu.

Tante Mira tak bergerak sedikitpun, terlihat lemas.

"Dek, kamu gantian di atas yah" pintanya memelas.

"Iya tante" jawabku, aku bangkit dan pindah posisi.


Aku mulai memasukkan batang kemaluanku ke dalam memek tante Mira, kugerakkan keluar masuk secara perlahan. Saat udah mulai lancar, aku sedikit mempercepat tempo gerakannku. Kurasakan posisiku agak begitu tak nyaman. Ku angkat kedua kaki tante Mira, berada di pundakku.

"Ooogghhhh dek, oooooohhhh kamu pinter bangettt dekk" sahutnya dengan wajahnya yang sangat menikmati permainanku.

"Aahh tante ini bisa aja" jawabku sambil tersenyum..

"Ooogghhh dek ooohhh ayo dek lebih cepat dek" pintanya sambil mengigit kecil bibirnya.


Aku pun semakin menggila, kepercepat gerakanku.

"Ooohhhhh iyaahhh terusss dekkkk hhhhh oohhhhhhhhh tuh kan keluar lagi" rintihnya sambil tangan tante Mira memainkan klitnya sendiri.

Aku tetap menggerakkan batang kemaluanku maju mundur walau apapun yang terjadi.

"Dekkk coba gaya doggy yukk.." pinta tante Mira dengan terlihat sangat kelelahan.. tapi juga sangat kenikmatan.

Tanpa banyak pertimbangan aku segera mencabut batang kemaluanku dari lubang memeknya.
Tante Mira langsung memasang posisinya, dan terlihat dari belakang, daging merah merekah, yang membuatku terpana.

"Ayo dekk, kok malah bengong, buruan masukin dong bikin tante puas" pintanya genit.

"Iya tante, maaf aku malu banget," jawabku.


Segera kumasukkan batang kemaluanku ke dalam lubang memeknya, serasa lain rasanya kalau lewat belakang.

"Ooohhhh iya bener gitu dek ooohhhh" rintihnya menikmati

"Ohh.. ohh.. nikmat tante, memek tante nikmat sekali" sahutku yang mulai tak terkontrol.

"Ooogghhhhhhhhh terus dekk, kencengin dek" pinta tante Mira sambil meremasremas toketnya sendiri.

Tak lama kemudian, aku merasakan ada sesuatu yang mau keluar dari tubuhku, seakan tak mau ditahan. Aku pun semakin mempercepat gerakanku

"Oogghhh ayo dekk tante juga mau keluar nih" rintih tante Mira.

Tak butuh waktu lama kami berdua sama-sama keluar

"Ooogghhhhh aaaaghhhhhhhh tantee,,, nggak tahan aaaghhhhhhh" kukeluarkan semua pejuhku yang ada di dalam tubuhku. Rasanya seperti hilang semua energiku. sungguh nikmat luar biasa.

Kudiamkan beberapa saat batang kemaluanku di lubang memeknya, sampai akhirnya kami berdua tergeletak lemas. Akhirnya acara apelku gagal, dan aku pun pulang, tapi aku sangat puas bisa melampiaskan gairah nafsuku.

Dan itulah awal selingkuhku dengan calon mertuaku, dan terus berlanjut sampai saat ini, kadang nyesel juga, tapi nafsuku susah sekali untuk ditahan kalau udah liat pantat indah calon mertua.


Oke itulah cerita ane kali ini, semoga bisa menghibur suhu-suhu disini
pantengin terus hu sambil tunggu ane dapet inspirasi
terima kasih sudah mampir di thread ane:beer:

 
Mantap hu..thanks ceritanya
Ada lg kah yg lain hu?
 
halo suhu-suhu sory ye ane belakangan ini lagi sibuk sama kerjaan jadi telat update.

oke hu berhubung ane masih newbie minta saran buat thread ini makin rapi kritik dan masukan aka nae tampung

skip skip

oke ini dia cerita dari ane selanjutnya
jika ada yang kurang ane mohon maaf ya hu, dan semoga terhibur suhu suhu disini:beer:

-Perawanku Hilang Direnggut Bosku di Malam Lembur Kerja-

Perkenalkan, aku merupakan lulusan dari salah satu universitas yang terkenal. Sebut saja aku Nina, gadis perawan berusia 24 tahun. Jaman sekarang usia 24 masih perawan itu sangat susah dicari. Karena sekarang banyak anak muda yang hamil dan masuk ke dalam pergaulan bebas. Untungnya aku dari waktu sekolah hingga kuliah masih bisa menjaga keperawananku hingga aku wisuda.

Aku juga sangat beruntung bisa menjaga kepercayaaan orangtuaku. Walaupun orangtuaku bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, itu tak membuatku bermanja-manja dengan harta orangtuaku. Aku mempunyai impian untuk menjadi orang sukses dan dapat membantu serta membanggakan kedua orangtuaku.

Hidupku bisa dibilang sederhana dan tidak kekurangan. Sebenarnya sebelum aku wisuda sudah ada 2 orang yang melamar aku. Biasa sih temannya ibuku mempunyai seorang anak lelaki kemudian dia suka denganku. Tetapi aku menolak aku ingin bekerja mapan terlebih dahulu dan kemudian menikah dengan pria pilihanku.

Banyak yang bilang aku memiliki paras yang cantik berambut panjang dan berkulit putih. Banyak juga tawaran bekerja di perusahaan ternama , sebagai Sekretaris. Aku memang pandai berkomunikasi jadi setiap interview mau masuk kerja aku selalu di puji banyak orang. Aku melamar 3 perusahaan sekaligus dan ketiganya menginginkanku berkerja di tempatnya. Hanya saja aku yang akan menentukan dimana aku nyaman bekerja.

Ada satu perusahaan yang menurutku itu sangat cocok denganku. Tetapi aku harus ngekost jauh dari orangtuaku. Ada yang dekat tetapi aku kurang minat bekerja disitu. Untungnya orangtuaku tidak memaksa aku harus bekerja dimana mereka membebaskannya asal aku nyaman saja. Akhirnya aku memutuskan untuk bekerja jauh dari rumah. Aku pun berniat mencari kost di dekat kantor.

Tidak butuh lama bagiku untuk mencari tempat kost. Setelah menemui ibu kost akupun langsung menempati kamar kosong yang nantinya akan jadi tempat tinggalku selama bekerja nanti. Orangtuaku tetap berpesan agar aku selalu menjaga diri. Apalagi sekarang jauh dari orangtua, jadi aku harus lebih berhati-hati.

Semua sekarang usaha sendiri, dan aku juga harus bisa hidup mandiri tidak bergantung dengan orangtua. Aku pun menikmatinya dan aku yakin semua akan berjalan dengan lancar. Awal bekerja aku sering pulang ke rumah satu minggu sekali. Namun karena banyak pekerjaan aku menjadi jarang pulang ke rumah. Pak Bani adalah pemilik perusahaan tempatku bekerja, selama satu minggu aku bekerja belum juga bertemu dengan pak Bani.

Padahal aku satu ruangan dengan beliau. Aku menjadi sekretaris pemilik perusahaan itu, kata temen sekantor pak Bani itu sering ganti sekretaris. Dia pengennya yang masih muda dan cantik, ya dimana mana yang namanya sekretaris juga harus cantik dan berpenampilan menarik seperti aku. Penampilanku yang rapi cantik dan sangat menawan udah cocok sekali dengan kriteria yang dicari.

Niat aku bekerja tidak ada maksud lain. Aku berangkat pagi hari karena harus ada yang dikerjakan dan harus dibawa untuk rapat nanti.aku memeprsiapkan data yang akan dibawa nanti siang. Sejak pagi aku sudah berada di kantor namun atasanku juga tak kunjung datang. Namun setelah beberapa jam akhirnya aku bertemu juga dengan atasanku, Pak Bani.

"Selamat pagi pak, perkenalkan saya Nina sekretaris baru bapak" kataku.

"Ohh iyaa selamat bekerja dan semoga betah ya kerja disini, kamu sangat cantik sesuai apa yang aku inginkan" jawab pak Bani.

Aku melihat tatapan mata pak Bani sepertinya ada sesuatu. Dia memandangiku dengan tajam aku merasa tidak nyaman. Kemudian aku kembali ke mejaku, masih saja aku dilihat dengan tatapan tajam. Aku makan siang di kantin kemudian aku masuk ke dalam ruangan, tapi aku heran mejaku pindah di dekat pak Bani. Aku semakin tidak tahu dengan maksud pak Bani.

Aku duduk berdekatan dihadapan matanya persis, aku merasa tidak nyaman karena terlalu dekat dengan pak Bani. Cara memandangnya dan cara bicaranya terkesan menyimpan hasrat. Aku harus selalu waspada dengan gerak gerik dan tingkah pak Bani. Singkat cerita, kala itu ada pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini juga. Semua karyawan lembur di ruangan masing-masing termasuk aku.

Aku pulang akhir karena harus menata berkas-berkas untuk rapat besok pagi. Ketika itu aku memakai pakaian yang sangat sexy, rok mini dan atasan yang serba mini. Aku tidak mengetahui jika pak Bani masih ada di kantor. Dengan santai aku hanya memakai kemeja putih saja. Dan tiba-tiba pak Bani masuk ke ruangan dan mengunci pintu. Seketika akupun terkejut, dan pak Bani memandangiku dengan sorotan tajam.

"mmmaaaafff pak, saya tidak tahu bapak masih di kantor" kataku.

" Gak apa-apa Nina... kamu sexy sekali sampai membuatku terangsang" ujar pak Bani.

Pak Bani terus berkata bahwa dia terangsang melihatku. Suasana semakin tidak nyaman karena dia terus melontarkan kata-kata yang menurutku tidak senonoh. Aku ijin untuk ke kamar mandi, tapi dia tidak memperbolehkan. Yang ada aku ditarik berada didekatnya. Di sudut ruangan ada sofa aku ditarik untuk duduk disofa itu.

"Duduk disini...bapak mau memandangi wajahmu" kata pak Bani.

"Jangan begitu pak" ujarku yang mulai panik.

"Jika kamu ingin tetap kerja disini, kamu harus menuruti kemauanku sebagai atasanmu" ujar pak Bani dengan nada yang mulai meninggi.

"Lebih baik aku tidak kerja disini pak" sahutku yang mulai kesal.

"Berani kamu melawanku?" suara pak Bani dengan nada tinggi.

Dengan kasar Pak Bani langsung menarik tubuhku dan mencium bibirku. Aku tidak membuka mulut sama sekali tetapi dia memaksa. Terus mengulum bibirku hingga aku tak tahan untuk menutup bibir lagi. Perlahan aku membuka mulutku ciuman yang penuh hasrat itu membuat aku luluh. Tangan pak Bani membuka bajuku aku tidak sadar karena ciuman itu begitu hangat.

"aaaaaahhhhhhhh" rintihku.

Dia terus meremas sembari bibirnya menciumiku, aku tak tahan. Dia dengan cepat membuka braku sehingga payudaraku semakin terlihat jelas. Aku pun ditidurkan di sofa, dan jarinya mulai memainkan puting payudaraku.

"oogghhhhhh, aaahhhhhhh" desahku yang semakin tidak terkontrol.

Bibirnya mulai mendekati putingku, lidahnya menjulur dan menjilati puting susuku yang menegang itu. Bibirnya secara perlahan mengulum puting susuku. Tangannya masih saja meremas payudaraku, aku sangat tidak kuasa menahan kenikmatan itu.

"aaagghhhkk paakkkkk jaangaaan paakkk" ucapku yang mulai pasrah.

"Kamu sangat menggairahkan Nina" sahut pak Bani.

Lalu tubuhku mulai digerayangi dengan kedua tangannya, rok miniku di lepas dengan perlahan. Dan aku pun telanjang bulat tanpa kain sehelaipun. Kemudian tangannya mulai mengelus-elus bibir memekku, melihat bulu jembutku yang masih jarang pak Bani makin beringas. Dia membelai dengan jarinya dan perlahan dia membuka lebar memekku, dan perlahan lidahnya mulai menjilati memekku sampai aku lemas.

Tubuhku mulai merasakan kenikmatan yang belum pernah kualami sebelumnya. Lalu dia mencoba memasukkan jarinya ke dalam lubang memekku. Dia putar jarinya di dalam memekku, aku sampai menggeliat antar nikmat dan geli.

"aaaahhhhhh pakk jangaannn paakkk" pintaku.

Dan tak lama aku mengeluarkan cairan seperti masturbasi, beberapa kali hingga memekku terasa sangat becek. Setelah itu aku melihat penis pak Bani memanjang , baru pertama kali ini kau melihat penis seorang pria. Penis yang besar dengan banyak bulu itu membuat aku geli. Aku dipaksa untuk memegangnya namun aku enggan. Yang ada aku dipaksa untuk mengulum penisnya.

Penisnya disodorkan di depan mulutku dan aku harus mengulumnya. Dia memaksa memasukkan penisnya masuk kedalam mulut. Serasa ingin muntah aku mencoba memaksakan masuk. Namun tiba-tiba pak Rudi melepaskan penisnya dan dia mulai menggesek-gesekkan ke bagian memekku. Mulutnya mengulum kedua puting susuku. Semua terasa begitu nikmat, tubuhku menggeliat karena nikmat yang memuncak.

" ooogghhhh pakk aaahhhhhh" desahku.

Pak bani mencoba memasukkan penisnya ke dalam memekku, dengan perlahan penisnya mulai memasuki memekku. Dan keperawanaku pun direnggut pak Bani malam itu.

" Ohh saakkitttt pakkk aaaahhhh" rintihku.

Kulihat ada sedikit darah yang keluar, mungkin karena selaput daraku yang sudah robek ditembus penis pak Bani. Lalu penis pak Bani mulai bergerak maju mundur di dalam memekku. Sakit dan nikmat bercampur jadi satu. Akupun hanya bisa pasrah kala itu.

"aaahhhh uuugghhhh aaahhhhh" desahku yang mulai menikmatinya.

Pak Bani lalu menyuruhku untuk tengkurap, dan penisnya langsung menusuk dari belakang. Aku pasrah dan hanya mendesah saja sambil menggerakkan tubuhku. Pantat kuangkat perlahan, dan saat kuangkat pantatku rasanya sangat nikmat serasa penis itu menancap di dalam memekku. Kembali aku mengeluarkan cairan dari memekku , memekku terasa semakin licin. Gerakan pak Rudi semakin cepat , penisnya keluar masuk dengan keras. Tangannya masih saja memutar-mutar puting susuku dan mengulumnya. Atas bawah dimainkan dengan begitu lincah.

"Oooohhhhh paakkkkkk terrruss paakk" pintaku kepada pak Bani.

"kamu sangat menggairahkan Nina, bapak hampirr keluarr" sahut pak Bani keenakan.

"ccrrooottt ccrrootttttt cccrrrroooottttttt"

Sperma itu membasahi tubuh mulusku, banyak dan sangat kental. Terasa begitu lengket kemudian aku membersihkannya dan memakai pakaian ku kembali. Pak Bani juga mengenakan pakaiannya kembali dan segera keluar dari ruangan. Aku terdiam lama sekali hingga larut malam di ruangan itu. Aku menyesal karena keperawananku hilang dengan pria yang sudah lanjut usia. Aku bekerja dengan dia sebagai sekretaris dan baru satu bulan itu malah merenggut keperawananku.
Oke sekian hu cerita kali ini
dan semoga masih pada betah di thread ane ya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd