Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Catatan si Iqbal: Pengemudi Penikmat Perempuan (Update Series)

Sayangya ngak hamil ya hu...

Lanjut....
waduh klo hamil lagi bapak dr banyak anak dong kederrr haha
Suwun @quadrifoglio , mesti endingnya sedih enggak berkelanjutan buat Iqbal
Makasih apdetnya @quadrifoglio

Mantaaap roleplaynya Melia..
Siap hu... Endingnya yg penting dari POV ceweknya aja, klo cerita enak2nya dari POV iqbal.. Dan untung aja masih cocok coba-coba nulis roleplay

Makasih atas apdetnya om @quadrifoglio
Gassss huuuu
mnaattaabbbb....
Mantap ending sama melianya kang @quadrifoglio
mantuuuullll hu
Lanjut lagi
Mantap huu
Makasih apdetnya
Mantap hu ceritanya
Siap suhu-suhuku!! Ditunggu aja cerita lanjutan petualangan Iqbal yaaa..
 

Helena Series: Mimpi yang Jadi Sempurna (part 1)​

Mulustrasi


Terhitung sejak akhir 2021, aku mencoba menjalani dua kehidupan yang kontradiktif. Di siang hari saya berkarir mendirikan perusahaan start up, namun di malam hari saya menjadi driver taksi online.

Bak Bruce Wayne dengan alter ego sebagai superhero Batman, ya saya merasakan butuh 2 sisi kehidupan itu untuk membuat kehidupan saya tetap “waras”. Siang saya harus berjibaku dengan dinamika kantor, malam saya lampiaskan dengan berkendara kemanapun ku suka. Plus yah saat itu kondisi seksualku sedang flat, dan hanya koleksi mobil yang bisa jadi “mainan” untuk hobi dan putar cashflow.

Tentu untuk membedakan aku dengan driver taksi online lainnya, Toyota Calya dari provider taksi online yang diberikan saat pendaftaran, kudandani sedikit. Menggunakan parfum original dari BMW, playlist musik yang ku-kurasi dengan baik dan karaoke-able untuk generasi 90an-2000an, serta tersedia bantal dan minuman air kemasan agar bisa lebih rileks di jalan.. Harusnya bintang lima menjadi hal yang mudah didapat.

Sebulan berlalu, banyak pengalaman kutemui saat di malam hari bercosplay menjadi driver taxi online. Bertemu ragam jenis karakter manusia, dengan segala problematikanya, menjadikan perjalanan ceritaku cukup berwarna jika di malam hari. Apalagi banyak yang bisa ku prospek untuk kebutuhan bisnis, termasuk wajah-wajah wanita rupawan yang selesai bergelut di kerasnya Jakarta setiap malam. Yahh andai saja dari wanita-wanita cantik itu ada yang bisa ku cicipi..

Kejutan pun datang dari salah satu order di Jumat malam, tepatnya dari gedung yang sama ku berkantor di kawasan SCBD. Baru saja kunyalakan aplikasi, order sudah dapat dari gedung yang sama denganku. Saat ku chat, nama aplikasinya sebenarnya adalah pria. Tapi ternyata yang masuk ke dalam taksiku adalah wanita.
Iqbal: Halo, benar ini dengan pesanan kak Andre?​
Helena: Oh iya, itu teman saya yang pesen soalnya pake akun corporate, dan dia yang masih ada saldonya.​
I: Oke kak, ini benar ya sampai Cilegon ya?​
H: Iya pak. Bapaknya gak bisa ya?​
I: Aman kok bisa-bisa. Sebentar saya set maps dulu ya.​

Melewati perjalanan sejauh +- 3 jam, butuh konsentrasi lebih agar bisa fokus berkendara sampai Cilegon, sebuah kota yang sepertinya jarang kulewati saat traveling membawa mobil. Ah tapi karena argo-nya non tunai, plus juga tarifnya bagus, jalanin aja dulu.

Seiring perjalananku masuk ke dalam Tol dalam kota yang disambung ke tol Jakarta Merak, traffic yang macet pun mulai menjadi pengganggu dalam kecepatan ku sampai di lokasi. Namun dengan pilihan lagu yang sudah ku-atur, seperti biasa bisa membuat mood penumpangku minimal bisa beristirahat atau sedikit karaoke.


Benar saja, baru memasuki tol dalam kota, penumpang di belakangku sudah mulai bergumam mengikuti lantunan lagu. Raut wajahnya yang menatap hutan beton yang menjulang tinggi di jalanan seakan menjadi pemandangan menarik setiapku melihat kaca spion. Memadukan jacket ¾ berkelir coklat, vest top putih, serta rok span coklat, menjadikan sosok wanita di belakangku ini terasa memikat mata.

H: Selera musik bapak bagus juga ya, dari tadi saya dengerin gak abis-abis lagu angkatan saya..​
I: Hehe, mungkin karena sama-sama satu era musik saya sama kakak.​
H: Ah bisa aja. Saya sudah tua begini masih dibilang kakak..​
I: Gak mungkin, pasti masih muda kakak. Saya yang udah mulai keliatan tua.. tua di jalan maksudnya​
H: Hahaha bisa aja, emang menurut bapak saya umur berapa?​
I: Paling 30an awal. Semoga aja gak salah ya…​
H: Waduh diskonnya banyak banget pak. Saya udah masuk 40 begini..​
I: Waduh maaf-maaf saya kira masih 30an, makanya saya dari tadi bilang kakak aja.​
H: Gpp, saya jadi berasa muda nih sama bapak. Mungkin kita seumuran kali ya.​
I: Emm monggo gantian tebak umur saya berapa?​
H: 30an??​
I: Ya 2 tahun lagi saya baru kepala 3.​
H: Oh my god, saya yang lebih salah udah bilang bapak-bapak. Maaf loh yaa mas..​
I: It’s okay, udah biasa kalo dibilang pak sama om di kantor.​
H: Pantesan.. Gak pernah loh saya dapet driver taksi online yang kaya mas. Kaya saya disetirin bos sendiri.​
I: Hahaha sorry-sorry, emang ini karena abis keluar kantor aja. Toh satu gedung juga kayaknya kita.​
H: Pantesan. Makanya kaget temen saya kok udah nyampe aja di gedung, makanya jadi buru-buru.​

Suasana pun mulai mencair, sekalipun belum aku ketahui nama wanita yang jadi penumpangku malam ini. Namun ya sudah fokus tetap di jalan berkendara dengan aman. Sampai akhirnya aku mulai mengantuk dan menemukan rest area dimana tersedia banyak opsi makanan. Izin kepada wanita ini, aku memilih ke tempat coffee shop untuk memesan kopi dan snack ringan untuk ku makan sebelum kembali jalan.

I: Maaf ya berhenti dulu tadi ke toilet sama beli kopi.​
H: Masnya ngantuk ya?​
I: Enggak sih, pegel aja toh udah setengah jalan bisa istirahat dulu.​
H: By the way, aku Helena. Kalo kamu mas??​
I: Oh iqbal, sesuai dengan di aplikasi..​
H: Kan aku gak ada aplikasinya, yang mesen anak kantor..​
I: Oh iya lupa.. hahaha​

Mengejutkan rasanya ketika Helena yang sedari awal duduk di kursi penumpang belakang, kini memilih duduk disampingku. Alasannya adalah agar aku tidak ngantuk di jalan dan bisa mengarahkan menuju perumahannya.

Cerita basa basi ringan turut menjadi topik sepanjang perjalanan, termasuk snack yang kubeli tadi juga dibagi dengan Helena, sehingga suasana makin cair. Hingga kami sampai di rumah Helena yang berada tak jauh dari pusat kota Cilegon.

Sejatinya saat itu waktu sudah menunjukkan lewat dari tengah mala, dan dari kondisi badanku agak lelah juga untuk nyetir kembali . Pikirku, setidaknya aku masih bisa di rest area atau pom bensin sebelum kembali ke Jakarta apabila tetap dipaksa nyetir kembali. Namun kejutan datang dari ucap Helena.

H: Mas Iqbal, emm kalo cape banget nyetir tidur aja dulu disini. Pagi baru pulang gpp kok. Aman saya di rumah ini sendiri.​
I: Gpp kok kak, saya aman kok balik ke Jakarta. Yang penting kak Helena aman sampe rumah.​
H: Emmm kalo mau mas tidur aja di rumah saya. Ya saya juga sendirian di rumah juga kok, daripada nyetir balik ke jakarta udah jam segini. Kasian masnya..​
I: Waduh jangan deh, gak enak saya nanti diomongin tetangga kak Helena lagi.​
H: ah santai, nanti bilang aja kamu kerabat keluarga saya.​
Kesempatan tidak pernah datang dua kali, jadilah aku mengiyakan ajakan Helena. Masuk ke dalam rumahnya yang berdesain minimalis dan kompak tipe 36, aku pun suasana rumah yang sepertinya hanya didatangi pada saat weekend. Tetap rapi, tapi terasa dingin saja. Apalagi ketika ku ditinggal Helena ke dalam kamarnya, agak kikuk juga aku di ruangan tengah sendirian. Dan tertidurlah aku di kursi sofa, hingga….

H: Mas iqbal? mas..​
I: Eh sorry kak aku ketiduran..​
H: Oalah, bisa banget ya kamu tidur duduk begitu. Aku jujur gak ada kamar kosong, paling kalo tidur di sofa gpp?​
I: Gpp samsek kak. Aman..​
H: yaudah kalo mau mandi toiletnya disitu, mau makan or ngemil ada di kulkas ya.. aku di kamar ya,​

Jujur ucapan yang diucap oleh Helena tidak membuatku gagal fokus. Di depan mataku, Helena hanya mengenakan tank top hitam tanpa bra yang seakan membebaskan kedua bongkahan toket yang besar sekali, belum dengan celana hotpants yang longgar, dan rambut yang masih ditutupi handuk. Aduh aku tergoda sekali!

Ku coba alihkan fokus dengan menuju kamar mandi bersih-bersih. Namun saat mandi, terpampang bra yang masih menggantung di kamar mandi, dengan wangi harum yang sepertinya baru saja dipakai olehnya hari ini. Makin gagal fokus, makin berontak penisku di bawah.

Namun kucoba untuk tetap menahan diri, karena khawatir jika aku ambil sikap malah nanti aku dianggap pemerkosa lagi. Kembali ku ke ruang tengah tempatku istirahat, dan kembali kaget ku dibuat Helena. Pintu kamarnya dibuat terbuka dengan Helena sudah tidur menghadap area ruang tengah. Sontak penisku yang sedari keluar toilet masih dalam kondisi tegang, makin tegak berdiri tersembunyi di balik celana boxerku.

Sejam berlalu, jujur aku makin susah tidur, Aku layaknya anjing penjaga yang terikat oleh tali, ingin berontak dan menyerang namun hanya bisa bertahan diam. penisku tetap kondisi standby, mataku fokus melihat posisi tidur Helena yang makin tidak sopan.

Langsung ku keluarkan penisku dari sarangnya. Mencoba masturbasi dengan badan menghadap Helena. Adrenalin memang sangat memuncak, tapi kalah dengan tubuhku yang jauh lebih lelah dan butuh istirahat. Lebih baik aku tidur saja, kubiarkan fantasiku hanya tersimpan di relung benakku.


Bersama dengan lelapnya tidurku, aku seakan terbawa oleh suasana mimpi basahku. Terlihat tubuh Helena sedang menghadap padaku, dan mencoba mencium penisku yang sepertinya masih tegak berdiri. Apalagi terasa sekali hisapan lembut nan hangat dari mulut Helena yang sedang memberikan blowjob pada penisku.

I: Hmm..​
H: Udah tidur aja masih bisa berdiri penis kamu. Dasar.. Slurrrp…​
I: Mmhhhh…​

Apakah ini mimpi atau realita?

Jika ini mimpi basah, terasa sensasinya sangat real di area selangkanganku. Jika ini nyata, betapa pusingnya aku sedang dirundung kenikmatan tapi aku masih dalam posisi tertidur.

Kesadaranku semakin meninggi seiring permainan Helena dengan penisku. Benar-benar sulit dikontrol. Terutama dari pandanganku yang terbatas karena berpura-pura masih tidur, kulihat Helena yang kini sudah menanggalkan semua pakaiannya, dan mulai menunggangiku secara perlahan, seakan tidak ingin membangunkanku dalam tidur.

Oke, fix. Ini real Helena sedang bergoyang di atasku. Bukan mimpi, tapi nyata..

I: Hell…. (saat ini aku dalam posisi mata kriyep-kriyep)
H: Wahh bangun beneran yaa.. (kemudian dia mencoba kembali bergoyang pelan)
I: Mhhh.. Mhhh…​

Kubiarkan aku seolah-olah terlelap dalam tidur. Kubiarkan Helena menggoyangku dengan hentakan halus nan sensual. Kubiarkan diriku menikmati “pemerkosaan” ini. Hingga akhir

H: Mmmhh Mmmhh (dia mencoba menahan desahannya dengan menutup mulutnya kencang)
I: MMhhh MMhhh MMhhhhhh (Kurasakan penisku orgasme bersamaan dengan kedutan vaginanya)
H: Finally… Sleeping well babe (helena mencium pipiku, dan kembali ke kasur tidurnya dalam kondisi telanjang sehabis aksinya itu)

Pagi pun sudah menunjukkan sinarnya, akupun terbangun dari tidur yang sungguh tak terduga semalam. Tepat dihadapanku, Helena sudah kembali dengan pakaian tidurnya dan berada di dapur menyiapkan breakfast. Langsung ku buru-buru ke toilet mencoba membersihkan diri, setidaknya keluar dari kamar mandi aku sedikit lebih segar.

I: Pagi kak. Maaf ya saya bangun kesiangan, semalam di sofa langsung tepar parah.​
H: Ah santai aja mas. Di meja aku siapin breakfast, seadanya aja sih.​
I: More than enough kok kak. By the way, do you sleep well? Kayaknya seger banget pagi ini..​
H: Makanya bangun pagi-pagi.​


Sambil menyantap kudapan pagi yang diberikan, aku masih tertegun akan tubuhnya yang terasa segar di mataku pagi ini. Lebih ceria, dengan rambut diikat, dan segar layaknya habis bercuci muka, aku pun mulai memperhatikan beberapa lekuk tubuhnya yang menarik, salah satunya tato berbentuk garis salib yang ada tepat di punggung belakangnya.

I: Anyway, aku gpp di sini semalem?​
H: Gpp lah, apalagi kamu semalem ngigo tau..​
I: Ngigo? Waduh maaf-maaf.​
H: Tapi.. semalem kamu mimpi indah kan?​
I: Eh gimana? (aku sudah mulai mencium arah obrolan ini kemana)
H: Hmm.. Yakin lupa? (kaki Helena kini tepat diposisikan berada di depan celana pendekku, persis di depan penisku yang kini mulai “sadar”)
I: Aku… ah fuck it!​

Aku mundur dan langsung kuserang Helena yang kini masih terduduk di kursi makan. Langsung kusergap bibirnya dengan kecupan halus yang kulanjutkan dengan peraduan kedua lidah kami. Tanganku mulai berselancar dari pipi, turun ke leher, dan dengan dua jari telunjuk, ku tarik tali tank top yang longgar itu, hingga menampilkan kedua payudara yang sangat firm dengan ukuran besar, layaknya payudara milik para porn star.

Segera ku bergerak turun fokus menuju area dadanya. Perjalanan ku menuju area tersebut di gerakkan melalu kecupan-kecupan kecil hingga tepat berada di tengah kedua payudaranya.

H: Ahhh.. kamu bandel juga yahhh..​
I: Maafin aku Hel, aku gak tahan..​
H: Panggil aku Lena yahhh massshhh.. auuhhh​
I: As your wish Lena.. Mmhhh cup cup cup..​

Santapan pagi yang disajikan Helena memang mantap di lidah, tapi untuk yang lebih mantap ada di kedua payudara Helena. Dengan bentuk puting yang tegak keras, sungguh mudah untuk membangkitkan hasrat seksual dengan titik sensitif yang terprediksi. Saat masih bermain dengan lidah dan tangan di area payudaranya, ku arahkan kepalaku tepat di telinga dan tangan kananku turun menuju area vagina nya..

I: Len, kalau sakit bilang yahh (kubisikkan kata-kata itu di telinganya)
H: Pleasee.. Ahhhh fuckkk. Lanjutin mas..​
I: Kalau kekencengan, kasih tau aku yahhh (saat itu jari tengahku sudah bergerak masuk kedalam vagina-nya, dan tangan jempolku sedang menstimulasi are clitorisnya)

Kondisi panas di ruang makan tersebut makin membara saat erangan Helena makin mendesir kencang, berpadu wajah keenakan yang tak bisa ditutupi. Setiap tangan Helena mencoba mencari posisi penisku, aku tahan dengan kugenggam tangannya, agar kubuat Helena melayang dalam kenikmatan.

I: Suka? Enakan mana sama semalem..​
H: Sekarang.. Kamu?? (nadanya seakan kaget bahwa aku semalam benar-benar sadar akan aksinya)
I: Aku cuma berasa sebentar, aku kira awalnya mimpi. Tapi aku mau yang nyata..​

Langsung kuhentikan aksiku, ku berdiri tegak menghadap wajah Helena. Paham atas kode ku, celana boxer ku dibukanya dan langsung cepat dilahap penisku secara telaten. Sedotan halus dan kencang terasa sekali oleh penisku yang dimanjakan oleh hisapan Helena. Variasi dalam sesi blowjob ini bertambah, saat aku mengendalikan kepalanya agar melakukan apa yang sering disebut face fuck.

Agar tak berlama-lama dalam kondisi ini, Aku tarik Helena kembali ke sofa yang semalam menjadi tempat eksekusi “semi sadar” aku dan dia. Awalnya ingin kubuat Helena terlentang di sofa, agar aku bisa menguasai tubuhnya secara penuh. Tapi Helena sudah lebih inisiatif, aku dibuatnya duduk di sofa, dengan Helena mencoba reverse cowgirl alias WOT tapi menghadap lain arah tubuhku..

H: Masshhh.. Dalem bangett..​
I: Lena suka kan??​
H: hhh hhh hhhh Banget mas.. Enakkk.. Sambil remes yah…​

Posisi reverse cowgirl memang membuatku terbatas hanya bisa menatap punggungnya dan shape tubuhnya yang menggoda, tapi urusan tanganku sudah tak karuan. Bergerak meremas kedua payudaranya dengan memainkan puting, aku coba pelan-pelan mengarahkan tanganku ke area clitorisnya. Sontak, deru nafas dan desahan Helena mulai memasuki desibel yang kencang di telingaku.

Seakan aku sadar bahwa sesaat lagi waktunya aku yang keluar, ku balikkan keadaan dengan memposisikan Helena dalam posisi Doggy. Bayangan wajah Helena yang terlihat dari TV yang mati di hadapan kami, menjadi pemicu goyangan penisku makin kencang menusuk jantung kenikmatan Helena.

H: Akuu gak tahan mass.. Ennakkkk…​
I: Enakan mana sama semalem?​
H: Sekarang… Fuckk mashh jangan ditampar pantat akuu..​
I: Sorry Lena, i’m so horny now..​
H: Keluarin di dalem pleasee..​
I: Gpp?​
H: Aku bentar lagi mens.. please keluarin.. Ahhh ahhh ahhh..​

Mendapat kode hijau itu, aku makin percepat goyanganku sampai di titik sudah tak kuasa menahan semburan spermaku. Pecah sudah meledak di dalam vagina Helena, bersamaan dengan erangan nikmat kami berdua.

H: Thanks ya (kiss)​
I: Aku yang makasih..​
H: Mau mandi sekalian gak? udah jam segini juga, dan aku mau keluar ke Mall belanja bulanan.​

Kami pun bersiap dengan mandi bersama, kemudian aku kembali prepare dengan outfit semalam yang kupunya.
H: Aku suka outfit kamu semalam mas, blazer kemeja sama celana bahan begini. Bener-bener grown up like a daddy.​
I: Iya dong, kan pulang kerja. Sama biar pas dapet penumpang cantik pada terpesona.​
H: Ih dasar kamu, ntar kalo ada cewek yang jadi penumpang kamu terus dibungkus mau pasti kamu..​
I: Yahh gak berani jawab ya Lena, kalo namanya cobaan ya dicobain lah..​
H: Ih sebel. Jangan genit ya kamu mas, udah aku kasih enak juga. Tapi kamu bener harus balik ke Jakarta?​
I: Iya, sabtu ini tuh notif kerjaan udah banyak yang harus diurus. Toh kita segedung kantor, kalo emang nyariin or butuh aku, bisa mampir ke lantai aku deh.​
H: Bener yaaa..​

(Bersambung)
NEXT


Note penulis:

Mohon maaf suhu-suhu baru bisa balik nulis lagi, karena back to reality dulu. Rencana ane akan coba seminggu sekali ada series baru, semoga masih kekejer meski bisa jadi format ceritanya ada yang diperpendek.

Next akan jadi cerita terakhir dari perjalanan Iqbal sama Helena, karena pengalaman Iqbal sebagai driver taksi online membuat lebih leluasa dia buat celup sana sini cobain "penumpang" cewek yang ada di mobilnya.

Jadi stay tune ya, dan monggo komen-komen ngide-nya boleh di lempar. Siapa tau ada yang match sama jalan cerita Iqbal dan Helena nantinya.

Thank you :)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd