Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Cewek Liar

Status
Please reply by conversation.

andi7770

Semprot Kecil
Daftar
17 Jan 2013
Post
50
Like diterima
367
Bimabet
Halo warga semproters. Saya newbie di forum ini. Mau coba bikin cerpan. Kalo ada salah tulis, atau tidak sesuai dengan aturan, mohon jangan ditampok :bata:


Oke, langsung aja ke cerita. berikut adalah cerita imajinasi saya. maapin kalo gak bagus.
rencana mau saya buat cerbung. tapi saya jangan diburu-buru yak, maklum mood nulisnya gak selalu muncul :Peace:

Index :
Chap. 1. Goda-gado
Chap. 2. Toni, Target Operasi
Chap. 3. Booked Full Night
Chap. 4. Hot Tape
Chap. 5. Kebohongan
Chap. 6. Sarapan Gratis
Chap. 7. Flashback
Chap. 8. Pacar Teman
NEXT
 
Terakhir diubah:
Goda-gado

‘Pagi sayang, jalan yuk’ tiba-tiba masuk sebuah chat dari pacar yang membangunkanku.
Sudah 2 bulan kami berpacaran. Dia adalah seorang mahasiswa bernama Andi di universitas ternama di kotaku ini. Selayaknya mahasiswa umumnya yang merantau dan rajin mengikuti kuliah, dia merupakan pacar ‘biasa saja’, dengan sikap peduli dan loyalnya yang standar kepadaku.
Memang kami tidak sering bertemu, mungkin karena perbedaan status dan kesibukan kami. Setidaknya 1 kali seminggu kami jalan bersama. Seperti chat barusan yang dia kirim padaku.
‘Iya kak. Mau jalan kemana?’ balasku menanggapi ajakan Andi.
‘Nonton yuk, di XXI.’ balasnya cepat dan simpel.
Tidak banyak kejadian unik selama kami berpacaran. Seperti pasangan-pasangan pada umumnya, kami kami hanya sering berjalan-jalan, berbelanja, menonton, dll. Memang cukup membosankan, tetapi kusetujui saja ajakan Andi tadi.
Setelah berbalas chat aku mencoba beranjak dari kasur tempatku tidur. Namun tanganku ditahan oleh seorang pria yang tidur denganku sejak semalam. “Dari siapa non?” ucapnya sambil menarik tanganku untuk kembali terbaring dalam dekapannya.
“Andi, pak.” jawabku sambil tersenyum padanya.
Ya, yang barusan bertanya adalah orang yang lebih tua, bahkan lebih tua daripada ayahku. Dan semalam kami tidur berdua di kamarku.
‘Cuphhh’ “Yahh, gak bisa berduan seharian sama bapak nih, padahal orang tua non, lagi keluar kota.” Kecupnya pada bibirku secara tiba-tiba sambil mengeluh.
“Emang semalem masih kurang, pak?” balasku.
“Jelas kurang lah.. Nona seksi gini, pengennya bapak entot terus. Hehe.” ucapnya sambil terkekeh.
“Asshhh... Ohhhss... pak...” desahku merasakan tangan hitamnya meremas salah satu payudaraku yang berada di balik selimut kami. Birahikupun ikut naik atas rangsangan yang dia berikan.
Tiba tiba dia membuka selimut kami dan menindih badanku. “Ck ck ck... perasaan tambah montok aja toketnya, non...” ucapnya terpesona menyaksikan tubuh telanjangku. Memang kami berdua tidur telanjang semalam setelah beberapa kali bercinta. Sehingga kini akupun juga bisa menyaksikan tubuh telanjangnya di atasku. Meski sudah tua, tetapi badannya masih cukup berotot, terlebih lagi penisnya yang besar dan panjang. Nafsukupun mulai naik.
“Masa sih pak? Salahin tangan bapak tuh.” candaku.
“Terima kasih, wahai tangan nakal.” katanya kepada tangannya sendiri.
“Tapi tetek aku masih bagus kan, pak?” tanyaku sambil meremas kedua payudaraku untuk menggodanya.
“Bagus kok non, masih muda tapi teteknya montok. Hehe.” pujinya
“Kalo gitu tiup lagi biar tambah montok dong, pak.” ucapku menggodanya.
‘Cuphhh... cuphhh... ashhhss... ahhss... ohhh...’ suara desahku bercampur seiring cupangannya pada payudara kananku sambil tangannya meremas payudara sebelah kiri. Bergantian dia mempermainkan kedua payudaraku.
“Cupang yang banyak, pak... ahhhss... ohhh...”
Pak Yono menghentikan hisapannya, “Kalo ketahuan pacarnya gimana, non?”
“Biarin... masih ada banyak cowok... shhhh...” balasku memaksa kepalanya mendekat lagi ke payudaraku, supaya dia terus menjilat, menghisap, dan meremasnya.
Tak lama kamipun berciuman dengan panasnya. ‘Cuphhh... cupphhhh... shhhh...’ Cukup lama kami berciuman sambil tangannya terus bekerja, berkeliaran di tubuhku, dari atas sampai bawah.
Hingga tangannya mencapai pangkal pahaku, “Asshhhh... pak... sshhhh...” desahku saat jarinya mencolek-colek vaginaku.
“Basah banget, non. Udah napsu ya. Hehe.” godanya lagi.
“Colek terus, pak... Masukin... ssshhh...” desahku saat merasakan satu jarinya menerobos liang vaginaku. Dipermainkannya bagian dalam vaginaku dengan jarinya.
“Asshhhh... Terus, pak... Sasa mau keluar... ssshhh...” dengan patuh, tangannya semakin cepat memainkan jarinya di dalam vaginaku.
‘Ooooooossshhh... aaaaaaahhhh... Cccrrrrrr.... cccccrrrrr... crrrr...’ menyemprotlah cairan vaginaku hingga kasur kami basah untuk kesekian kalinya sejak semalam.
“Pagi-pagi udah ngecrit banyak amat, non. Haha.” kuhiraukan tawa pria yang kini berada di sebelahku.
Sambil mengatur nafas, kugapai penisnya dengan tangan kiriku. Kukocok perlahan penis besarnya itu.
Namun karena aku merasa lelah, dengan gontai akupun bangkit meninggalkan pak Yono.
“Lho non?” panggilnya dengan nada bingung.
“Mandi yuk pak, biar seger.” ajakku sambil tersenyum padanya.
Seperti kerbau yang dicocok hidungnya, pak Yono langsung berlari dan menggendongku ke kamar mandi yang ada di dalam kamarku ini.
- - - - -​
‘Serrrr... Cuphhh... cuphhh... Asshhhh...’ di bawah guyuran shower, lagi-lagi kami berciuman dengan mesranya. Namun kali itu tidak lama, karena perlahan kuturunkan kepalaku menjilati leher, dada bidang, perut, hingga sampailah pada penis pak Yono.
Sambil memasang wajah binal dari bawah, mula-mula kukocok penisnya. Mulai secara perlahan sampai dia mengerang keenakan.
“Ahhh... Terus, non... Emut dong, non...” pintanya sambil mendesah.
Tidak langsung kuturuti permintaanya. Namun kumulai dengan mengecup beberapa bagian dari penisnya, dari bulu lebatnya, testis, batang, hingga helmnya.
“Oohhh... non...” desahnya bertambah ketika perlahan kumasukkan penis besarnya ke dalam mulutku. Memang terlalu besar hingga hanya sebagian saya yang mampu kuhisap.
Kumaju-mundurkan kepalaku, memainkan penisnya dalam mulut mungilku. Semakin lama semakin cepat. ‘sleb... sleb... clokk... cpokkk...’ kurelakan mulutku layaknya sedang disenggamai.
“Ahhhh... non... osshhh...” desahnya semakin keras.
Sebenarnya aku berusaha sekuat tenaga supaya pak Yono orgasme. Tapi sungguh, meski sudah tua, kutahu stamina pria ini tidak mudah habis. Hal ini tentu, sebuah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang penjaga rumah, seperti pria ini.
Hingga akhirnya, “Ahhh... ohhh... mmhhh... Kok masih kuat sih, pak?” bukanya orgasme, justru aku yang tidak kuat berlama-lama menghisap penisnya.
“Haha, kasihan non Sasa.” ucapnya sambil menarik tangan dan mengangkat badanku supaya kami berdiri berhadapan lagi.
‘Cupphhh... cuphhh...’ lagi-lagi kami berciuman. Namun perlahan kurasakan tangannya mengangkat paha kiriku. Dia mempermainkan birahiku dengan menggesekkan penisnya pada lubang vaginaku.
“Uhhhh... pak... masukin... sshhhh...” pintaku padanya.
“Masukin apanya non?” tanyanya menggodaku.
“Emhhh... kontol Pak Yono... sshhh...” ucapku memperjelas.
Tidak lama, kurasakan kepala penisnya mulai membelah liang vaginaku. Meski sudah berkali-kali vaginaku diobrak-abrik oleh penisnya, namun rasanya tetap saja mendebarkan. Terlebih, penisnya lebih besar daripada penis lain yang pernah kurasakan.
‘sleb... sleb...’ perlahan tapi pasti, kepala penisnya mentok hingga rahimku.
“Ahh... masih sempit aja memek non Sasa... Ssshhhh...” desah pak Yono sambil meresapi penisnya yang terjepit di dalam vaginaku.
“Kontol bapak paling besar sih... Aaahhhh... ooossshhhh...” jawabku sambil merasakan penisnya yang mulai digerakkan.
“Emang udah berapa kontol yang udah pernah ngentotin non Sasa?” tanyanya curiga sambil terus menggoyang penisnya keluar-masuk.
“Rahasia dong, pak... Ssshhh... aahhh...” jawabku menggodanya.
Seolah marah, dia mempercepat genjotannya pada vaginaku. “Aaahhhh... ooohhhsss... Terus pak... lebih kenceng... ooohhhhh...” Hinggga tak lama, lagi-lagi aku orgasme. ‘Crrrr... currrr... crrrr...’ cairan cintaku membasahi penisnya.
Mengerti keadaanku, pak Yono menghentikan genjotannya sejenak namun penisnya tetap menancap dalam vaginaku.
“Asshhh... ssshhh... Ayo genjot lagi, pak... Hamilin Sasa... Ssshhh...” desahku mengatur napas sambil menggodanya.
Namun tiba-tiba dia berhenti bergoyang, dan menatapku nanar.
Meskipun terlihat kekar dan bersatamina banyak, tetap saja dia adalah seorang pembantu yang memiliki rasa takut kepada majikannya, yaitu orang tuaku. Karena itulah, aku tahu mengapa dia tidak pernah sekalipun menyemprotkan spermanya ke dalam vaginaku.
Sedikit bingung, dilepasnya paha kiriku dari tangannya. Namun segera kudorong dia hingga terduduk di closet yang ada dibelakangnya. Sambil kugoda dia, kugesekkan kepala penisnya pada vaginaku di atasnya.
“Non...” ucapnya, yang kutahu seolah menolak untuk menghamiliku.
Namun kepalang tanggung, birahikupun tak kunjung tuntas. Maka kumasukkan penis besarnya itu ke dalam vaginaku.
“Asshhhh... Nikmatin aja ya, pak... Ssshhhh... oosshh...” Kali ini kugenjot penisnya dalam vaginaku.
Dengan binalnya kogoyang badanku naik-turun di atas pahanya. Tak terasa, badan kami mulai berkeringat, karena closet yang kami duduki tidak terguyur oleh shower.
Hingga hampir 10 menit aku bersusah payah berolahraga di atas pahanya samil menjaga supaya tautan kelamin kami tidak terlepas. Namun tiba-tiba, “Udah non... lepas... bapak mau keluar... Ssshhh... Asshhh...” Dia mendesah sambil berusaha mengangkat badanku supaya kelamin kami terlepas. Namun di sisi lain, aku juga berusaha keras memeluk dan menekan badannya supaya kami tidak terlepas.
‘Cupphhh... cuupphhh...’ kubungkam mulutnya dengan cumbuan mesra.
Sampai tak lama kemudian kurasakan penisnya bergetar di dalam vaginaku. Kurasakan ada cairan yang menyemprot di dalam sana. Tak lama kemudian, sambil terus kugoyang badanku, kususul semprotan spermanya dengan cairan cintaku.
“Aaasshhhh... ooosshhh... ssshhhh... hangat pak... Shhh...” desahku puas, karena setidaknya berhasil mengalahkan penisnya.
“Non Sasa yakin mau punya anak sama saya?” tanya pak Yono di antara desahan kami, masih dengan sedikit nada ketakutan.
“Emang bapak gak mau?” tanyaku manja.
“Bukan gitu, non. Tapi kan...”
“Kalo gak mau yaudah. Keluar sana pak!” Sergahku dengan paksa melepas pelukan dan tautan kelamin kami.
“Non...” panggilnya saat aku berpaling menuju shower.
“Keluar!” sekali lagi kubentak.
Lalu dengan katakutan, dia keluar dari kamar mandiku.
Setelahnya, akupun melanjutkan acara mandiku, hingga berdandan mempersiapkan kegiatanku menonton film bersama Andi yang sebentar lagi akan menjemputku.
- - - - -​
‘Ting tong...’ terdengar bunyi bel rumahku.
Akupun segera menuju pagar rumah, membukakannya untuk Andi. Saat itu dia tercengang dengan penampilanku. “Tunggu sebentar ya, kak.” perintahku padanya untuk menunggu di teras rumah.
Akupun kembali masuk ke dalam rumah, menuju kamar belakang, ke kamar pembantuku tadi.
Di depan pintunya yang terbuka, kusapa dia yang sedang menonton televisi tabung di depannya. Kalau diperhatikan dengan seksama, putingku cukup menerawang, kaat itu aku hanya mengenakan kaos longgar dengan lingkar dada rendah tanpa bra, dan memakai rok pendek. Seperti tatapan Andi tadi, dia terpaku dengan penampilanku saat ini.
“Gimana pak Yono? Sasa cantik gak?” tanyaku padanya.
“C... cantik, non...” jawabnya
“Kayaknya lebih seksi kalo gak pake ini ya, pak?” tanyaku sambil sekejap mempelorotkan celana dalamku dan melemparkan hingga mendarat di mukanya.
“Hah, non...” Ucapnya terkaget.
Namun dengan segera, kutinggalkan dia dengan kekagetannya. “Tolong dicuciin sekalian bersihin kamar Sasa ya, pak.” ucapku meninggalkannya menuju teras rumah hingga meninggalkan rumah bersama Andi, pacarku yang tidak tahu tingkah laku binalku dengan pria lain.
 
Terakhir diubah:
kok terakhir ada kata pak yuda bos....lanjuuuuuuuutttt
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Sikaaaaaaaatttttttttt
Wah andi bakal ngrasa plong nich pas ngrasain memeknya sasa setelah di hajar ma pak yono yg kontolnya segede gaban hahaha, bakal susah crit nich sisasa
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd