Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Cewek Liar

Status
Please reply by conversation.
Sarapan Gratis

Sebenarnya aku masih kelelahan karena semalam pak Alex sungguh menepati janjinya. Semalaman dia terus menggarapku hingga dini hari, seolah tidak rela untuk sekedar beristirahat sejenak. Beruntung pak Alex cukup perhatian dengan tidak sembarangan mencupang dan meninggalkan banyak jejak percintaan kami di tubuhku. Tentu saja sekujur tubuhku menjadi tempat sasarannya menumpahkan muatan spermanya yang seolah tidak ada habisnya. Hingga akhirnya kami tertidur setelah pak Alex menyemprotkan spermanya karena jepitan kedua payudaraku pada penisnya.
- - - - -​
Mendengar bunyi ponsel, akupun terbangun pagi ini. Kulihat ada beberapa chat yang masuk ke ponsel pak Alex yang ternyata adalah grup staf di sekolah. Iseng, kubaca pesan tersebut.
‘Pak Somad, gimana kelanjutan proposal yang sudah diajukan?’ chat dari kepala Sekolah.
‘Lancar pak. Minggu depan turnamen basket bisa dimulai.’ balas guru olahraga.
‘Silahkan dipersiapkan. Monitor pak Alex?’ chat terakhir dari kepala Sekolah.
Tanpa menghiraukannya, lalu kubuka video yang direkam pak Alex semalam. Bukannya malu dan menghapusnya, aku justru hanya membuatnya tersembunyi. Tak lupa dengan janjiku, kukirim juga video itu ke ponselku, lalu kuteruskan pada pak Yono.
Tak lama, kuterima balasan mesum dari pak Yono yang selanjutnya hanya kubalas dengan emotikon.
- - - - -​
‘Zrashhh...’ kurasakan segarnya air hangat mengguyur tubuhku. Menghapus segala bekas persenggamaan semalam. Kubersihkan sisa-sisa sperma pak Alex yang menempel di rambut, payudara, dan tentu saja di vaginaku.
Tanpa kubangunkan, kutinggal dia mandi seperti saat ini. Karena pagi ini kami harus ke Sekolah. Kuharap, dengan mendengar suaraku mandi, pak Alex segera terbangun.
10 menit berlalu, segera kuselesaikan kegiatan mandiku. Setelah keluar kamar mandi, kulihat pak Alex telah bangun.
“Sayang udah mandi? Kok papa gak diajak sih?” kata pak Alex menggodaku sambil berjalan mendekatiku.
“Papa keenakan tidur sih, makannya Sasa tinggal.” jawabku.
Pak Alex tiba-tiba mencium bibirku ‘cuphhh... cupshh...’
“Emhh... paahh, Sasa sekolah pagi, lho.” ucapku mengingatkan pak Alex. Karena tentu saja dia juga harus segera bersiap-siap untuk ke sekolah kami.
“Yahhh...” keluh pak Alex.
“Nanti jam istirahat, Sasa ke ruangan papa, deh.” janjiku pada pak Alex.
“Oke sayang.” jawab pak Alex yang lalu meninggalkanku menuju kamar mandi.
- - - - -​
Karena masih basah, kukeringkan sejenak rambutku sambil bermain ponsel. Setelah chat terakhir dari pak Yono tadi, tidak banyak yang mencariku. Bahkan Andi yang semalam telah banyak kubohongipun, sepertinya belum bangun. Semoga dia tidak akan tahu kenakalanku selama ini.
‘Tok tok tok... ojek...’ tiba-tiba kudengar di balik pintu kamar ada yang mengetuk.
“Pak Alex pesen ojol ya?” tanyaku cukup keras, pada pak Alex.
“Iya sayang, bapak pesenin makan buat kamu.” jawabnya dari dalam kamar mandi.
Memahaminya, dengan santai kubuka pintu kamar kami. Kulihat tukang ojek itu melotot, seperti tidak menyangka akan melihat tubuh perempuan muda yang hanya mengenakan sehelai handuk minim. Aku bukannya bermaksud sengaja, karena kupikir akan cepat saja menerimanya.
“Mas...” ucapku menyadarkan lamunannya, menyaksikan gundukan payudaraku.
“Eh, iya mbak.” jawabnya kaku.
“Bawain pesanan untuk pak Alex, ya? tanyaku memastikan.
“Eh, iya mbak. Ini saya bawakan pesanan atas nama Alex.” jawabnya sambil menyodorkan seplastik makanan yang langsung kuterima.
“Oke. Sudah dibayar mas?” tanyaku.
“Belum mbak.” jawabnya.
“Yuk, masuk dulu, mas. Saya ambilkan uang.Totalnya berapa, mas?” keburu pintu kamar tertutup, kuajak tukan ojol ini masuk.
“Eh, totalnya 30.000, mbak.” jawabnya sambil melihat layar ponselnya.
Akupun berlalu mengambil dompetku. Kulihat ternyata di dalam dompetku tidak cukup cash untuk membayar biaya tersebut.
“Yah, saya gak ada uang, mas. Tunggu pak Alex sebentar ya. Dia lagi mandi.” pintaku pada tukang ojol tersebut yang hanya dijawab dengan anggukan.
Sepertinya dengan keadaan ini, dia justru senang bisa sedikit lebih lama memandangiku. “Duduk dulu sini, mas.” kuajak dia untuk duduk di kasur, di sebelahku. Kulihat dia malu-malu menyaksikan pahaku yang tidak mampu tertutup oleh lilitan handuk yang kupakai.
“Gapapa saya di sini aja, mbak. Celana saya basah.” ucapnya malu-malu menolak.
“Yah, belum diapa-apain kok udah basah aja sih, mas?” ucapku menggodanya.
“Eh, di luar hujan, mbak.” jawabnya.
“Duh, kasihan masnya. Kirain basah yang lain.” ucapku sambil mengangkat kaki kananku ke atas kaki kiriku, memperlihatkan paha kananku bagian dalam.
Karena ucapanku, sepertinya dia mulai tergoda dan tidak malu-malu lagi. “Em, kalo itu kayaknya saya masih tahan mbak.” ucapnya yang lalu duduk di sebelah kiriku.
“Masa sih mas? Coba mana buktinya?” tanyaku.
‘Cuph... cuphhh...’ tiba-tiba tukang ojol ini mencium leherku sambil tangan kirinnya menggerayangi payudara kananku dari luar handuk, dan tangan satunya meraba pahaku.
“Mbak sengaja godain saya kan?” tananya.
“Emhhh... asshhh...” desahku tanpa menjawabnya.
“Iya kan mbak?” tanyanya lagi memaksa.
“Emhhh... iyahhh... masshhh...” jawabku sambil menikmati sentuhan tangannya.
Dengan paksa, tukang ojol ini melepas kaitan handuku yang berada di depan, sehingga terpampanglah tubuh telanjangku di depannya. Diapun terpaku menatap tubuhku.
“Mas...” ucapku menyadarkannya.
“Mbak seksi.” pujinya lembut.
Akupun tersipu oleh pujiannya, “Makasih mas. Cuphhh... cuphh...” Kini justru kucium bibir tukang ojol ini sampai kami berbalas ludah dan kunikmati gerayangannya di payudara dan vaginaku.
“Sshhh... asshhh...” desahku menikmati percumbuan kami.
“Eee, papa lagi mandi, sayang malah enak-enak cipokan!” tiba-tiba pak Alex keluar kamar mandi hanya dengan celana boxer dan menghampiri kami.
Tukang ojol inipun gelagapan dan segera menjauh dariku.
“Papa ihh.” Ucapku mendekati pak Alex seolah kami sedang berakting sebagai ayah dan anak.
“Siapa kamu? Saya laporin kamu, karena udah ngelecehin anak saya!” ucap pak Alex pada tukang ojol yang ketakutan.
“Maaf, saya kira mbak ini bukan putri bapak.” Jawabnya gelagapan.
“Sudah pah, Sasa yang godain mas ojol ini kok.” Belaku sambil merangkul tangan kiri pak Alex.
“Anak nakal, selama kamu lagi sama papa, tubuh kamu cuma punya papa.” Ucap pak Alex sambil mencubit putingku sebelah kiri.
“Emhhh, iya pahhh...” desahku memasang muka centil kepada pak Alex.
“Yaudah, sekarang kamu pergi! Saya mau anter dia sekolah.” usir pak Alex pada tukang ojol.
“Tapi biaya pesanannya, pak?” ucap tukang ojol menagih uang pak Alex.
“Bibir anak saya gak gratis, itu ganti bayarannya! Lagian sudah dilihatin toket sama memeknya juga, kamu pasti seneng kan! Paling tadi kamu juga grepe-grepe! Bener sayang?” ucap pak Alex sambil meremas payudaraku di hadapan di tukang ojek.
“Emmhhh, iya pahh...” jawabku sambil mendesah.
“Oke, kamu sudah melakukan pelecehan terhadap anak saya! Mau saya laporkan!” ucap pak Alex.
“Maaf, maaf pak.” ucap tukang ojol sambil berlalu keluar dari kamar kami.
- - - - -​
Sepeninggal tukang ojol barusan, kami pun makan, dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.
“Sayang gak minat eksib di sekolah kan? Bawa daleman kan?” ucap pak Alex saat aku akan mengenakan seragam yang telah kupakai semalam.
“Ya kali eksib di sekolah, pah, bisa digangbang Sasa nanti.” Ucapku.
“Siapa tau sayang pengen digangbang. Tadi aja pakai godain ojol.” Goda pak Alex.
“Sasa tadi gemes, pah. Tukang ojolnya mupeng banget.” Kataku sambil merajuk pak Alex.
“Ya jelas mupeng, kamu aja binal begini.” Goda pak Alex sambil lagi-lagi meremas payudaraku dari luar seragamku seolah mengecek pakaian dalamku.
“Hehe, maaf papah.” Ucapku. ‘Cuphh...’ kukecup bibir pak Alex, “Makasih buat semalem ya, pah. Cuph... cuphhh...”
“Udah ayo berangkat. Sayang sudah beres semua kan?” ajak pak Alex.
“Yuk pah.” jawabku riang sambil merangkul tangan pak Alex.
Sejak keluar kamar hingga dalam perjalanan, kami terus bermesraan selayaknya ayah dan anak. Resepsionis hotelpun terlihat curiga, tapi kami cuek saja di depannya.
- - - - -​
Sesampainya di parkiran sekolah, pak Alex menahan tangan kananku supaya tidak keluar dari mobilnya. “Ada apa pah?” tanyaku.
‘Cuphhh...’ tiba-tiba pak Alex menarik tubuhku dan mencumbu bibirku. “Sepong punya papah sebentar, ya sayang.” pinta pak Alex.
Kulihat sekitar, kupikir sengaja pak Alex mencari tempat parkir yang cukup strategis. “Nanti kan bisa pas jam istirahat, pah.” kataku mengingatkan perjanjian kami sebelumnya.
“Papa gak janji sayang. Soalnya hari ini papa banyak kerjaan.” ucap pak Alex.
“Yahh, papah...” ucapku merajuk.
Tanpa berkata lagi, kusanggupi untuk memuaskannya sejenak di parkiran sekolah. ‘Cuph... cuphh... cupshhh...’ kami berciuman mesra sambil kurasakan tangan pak Alex meremas payudaraku.
Aku tak peduli jika seragam yang kukenakan akan kusut. Tanganku segera menuju selangkangan pak Alex. Kubuka kaitan dan resleting celananya. Kulihat penis pak Alex sudah mengintip di balik celana dalamnya.
Tak butuh waktu lama, kupelorotkan sedikit celana dalam tersebut dan kuelus batang penis pak Alex dengan tangan kiriku.
“Emmhhh... sshhh... baru pake tangan aja bapak udah keenakan... ssshhh...” desah pak Alex keenakan.
Tanpa kuduga ditariknya kepalaku menuju penisnya yang sudah menjulang. Tanpa diminta lagi, segera kumainkan penis pak Alex sesuai keinginannya.
Mula-mula kukecup lembut kepala penisnya ‘cuphh...’ “Asshhh... bisa gila papah kalo begini... sshhhh...”
‘Slebb... slebbb... sleb...’ kurasakan mulutku penuh oleh batang penis pak Alex.
Hampir 5 menit kuoral penis pak Alex sambil tangannya merayapi kedua payudaraku. “Asshh... emmhhh... sshhh...” desahku membangkitkan nafsu pak Alex.
Tiba-tiba dia memegang kepalaku supaya berhenti. Sepertinya dia sudah tidak tahan dan kini menggoyangkan pinggangnya naik-turun memasukkan penisnya semakin dalam di rongga mulutku. Semakin lama goyangan pak Alex semakin kasar, “Emmpphh... ppaak... ssstoppphh...” aku berusaha menghentikan goyangan pak Alex, namun tidak berhasil.
“Ahhh... sayangg... sshhh...” desah pak Alex. Kurasakan penisnya semakin berkontraksi. Hingga ‘crott... crottt... crot...’ ditekannya kepalaku ke bawah semakin dalam menelan penis pak Alex yang menyemburkan laharnya.
Susah payah kutampung sperma pak Alex di mulutku, namun beberapa tetap meluber di sela-sela ujung bibirku. Dengan segera kutelan gurihnya sperma pak Alex. Sambil tersenyum kepada pak Alex, kujilat dan kubersihkan sisa-sisa sperma yang menempel di batang penisnya.
“Makasih sayang. Cuphh...” ucap pak Alex yang lalu mengangkat tubuhku dan mencium bibirku sekali lagi.
“Iya, pah. Sasa masuk duluan ya.” ucapku lalu membuka pintu mobil dan meninggalkan pak Alex.
 
Wah baru tahu ada cerita ginian. Mantap banget neng Sasa.
Amoy ya si Sasa ini? hehe

keep it up suhu
:cim:
 
Sasa memang menyedapkan setiap.....
Isi sendiri sesuai kemampuan imajinasi anda
Lanjut ya Bos....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd