Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cewek Suka "Jajan"

Skala bintang 1 - 5, berapa skor untuk cerita ini?


  • Total voters
    967
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
#SemprotOriginalContent

"Papa dan Mas Dinan sudah dievakuasi, lagi cari hotel buat tinggal sementara. Aku jaga rumah dulu tapi nanti segera nyusul. Kamu gausah khawatir. Love you" aku nyalakan HP ku sebentar untuk mengirim kabar kepada Doni. Ternyata Doni tadi siang mereply kalo jalanan depan kantornya juga kebanjiran. Semua pegawai kantornya kejebak di gedung. Dia bilang kalo sudah bisa keluar akan berusaha menuju rumahku.

Sekarang aku hanya sendiri di rumah ini menunggu pak RT dan tim bantuan datang membawa bantuan. Aku terduduk di sofa. Tidak ada listrik.


Hari pun semakin sore. Aku melihat dildo pemberian Om Karyo, aku tidak habis pikir bisa-bisanya Om Karyo mengirimiku hadiah seperti itu. Tapi dipikir-pikir kalo ga ada dildo itu aku ga akan pernah tau rasanya penis mas Dinan. Mungkin dildo ini jimat keberuntunganku. Hihi. Aku jadi mengingat hari ketika aku bisa sampai diintip ketika masturbasi di rumah om karyo.

====Suatu weekend di luar kota====

Weekend itu aku nemenin papa keluar kota untuk mendatangi nikahan anak kawannya papa. Memang kami berniat untuk menginap di rumah Om Karyo karena om karyo juga akan datang ke nikahan itu.

Rumah om karyo punya pekarangan yg besar dan benar-benar autentik seperti rumah kuno. Hampir seluruhnya terbuat dari kayu. Om karyo memang terlihat sangat suka dengan benda-benda antik dilihat dari koleksi di dalam lemari rumahnya. Ada 2 vespa antik dan 2 sedan antik juga di garasinya. Om karyo tinggal bersama menantu wanita dan cucunya, dia sudah bercerai dengan istrinya dan anak laki-lakinya kerja di lepas pantai.

"Ini kamar untuk mas anton, dan untuk Dela diujung lorong dekat kamar mandi" Om karyo menunjukkan kamar papa dan kamarku. Di depan kamarku ada kamar menantunya. "Hi, Dela ya? Kenalin aku Dewi menantu Om Karyo" sapanya sambil menggendong bayi anaknya keluar dari kamar. "Iya Mba Dewi, aku Dela. Lucu banget anaknya... gemas.. usia berapa?" Tanyaku ke mba Dewi. "Duh kamu sama aku tuh seumuran tau Del, jangan pakai mba lah.. hihi.. baru 6 bulan ini Del" ucap Dewi dengan ramah kepadaku. "Uhh lucu banget, bayinya gemuk, pasti ASInya berkualitas, keliatan dari kemasannya. Hihi." candaku sambil menunjuk dadanya. Mba Dewi tertawa dengan candaanku. Aku terkagum melihat kecantikan Mba Dewi.


Aku masuk ke kamarku, disana ada kamar mandinya sendiri. Aku buka jendela kamar ini yg ternyata pemandangan ke arah pekarangan belakang dan perbukitan di kejauhan Aku suka sekali kamar ini.

Kulihat jam masih menunjukkan 10 pagi, sedangkan nikahan nanti jam 7 malam. Jadi aku ada waktu kosong selama siang yang memang sudah kurencanakan diisi dengan jalan-jalan di kota ini. Aku berganti pakaian, menggunakan tangtop putih, celana pendek dan jaket. Tidak lupa kamera untuk foto. Pakaian ini memang sengaja aku pilih untuk melampiaskan hasrat eksibku karena sedang di luar kota dan mumpung tidak ada yg mengenalku.


***Hidden content cannot be quoted.***
wahhhhhhhhhhhhhhh
 
#SemprotOriginalContent

---Sabtu pagi di kamar Dela---

'Sreeeeek' suara gorden ditarik "Ayo bangun, Dela anak papa yg cantik" Papa membuka gorden jendela kamarku dan matahari langsung masuk menyinari tubuhku. Selimut kuterbuka kesamping dan tadi malam aku tidur dengan tanktop putih dan celana dalam biru favoritku.

Aku masih mengantuk. "Dela bukaan anak papaa..., jadi Dela mau tidur lagi" jawabku manja lalu ngumpet masuk lagi kedalam selimut. Ya papaku ini memang bukan papa kandungku. Papa kandungku sudah meninggal ketika aku smp. Mama menikah lagi dengan papaku yg ini. Aku dan papa lebih terasa seperti teman dibanding anak dan orang tua. Mungkin itu cara papa supaya bisa akur dengan anak tirinya. Dan mama sudah meninggal 3 tahun lalu. Kakak-kakaku sudah tinggal bersama suaminya. Jadi dirumahku ini hanya tinggal aku, papa dan mas Dinan.

'Sreeeet' Papa menarik selimut ku. Lalu dengan masa bodonya berjalan keluar kamar membawa selimutku. "Papa tunggu di ruang tengah, temenin papa lari pagi" sebelum dia keluar kamar. Aku cuma bisa pasrah di kasurku. Tanpa selimut aku gabisa tidur. Dengan masih lemas aku beranjak dari kasur, ke arah jendela dan membukanya. Jendela ini ke arah taman belakang.

"Pa..pagi non!" Sapa Mas Dinan yg sedang potong rumput dekat dengan jendela kamarku. "Eh Mas Dinan" aku kaget ada orang di luar kamarku. Mas Dinan bukannya melanjutkan kerjanya malah diam menatap tubuhku dgn pakaian ini. Pentil dadaku jelas nampak dibalik tanktop putih ini.


Harus komen / like dulu baru bisa lanjutan cerita ini

***Hidden content cannot be quoted.***

BERSAMBUNG: page 14

mantab lanjut terus
 
Gimana hu kentangnya enak? :Peace:
Kira-kira gitu lah perasaan si Dela hu kentang sama Pak Beni di kantornya dan lagi-lagi kentang gara-gara orderan makanan Doni udah dateng.

Siap lanjutannya ya hu?

#SemprotOriginalContent

--- Di Kamar Kos Doni ---

Suasana hujan lebat di luar. Aku diranjang Doni sedang rebahan dengan kedua paha mengangkang. Vaginaku sedang dijila-jilat dan dihisap oleh Doni. 'Aaaahhh..hmm' desahku keenakan. Tanganku meremas rambut Doni.

'Tok.. Tok..Tok.." suara pintu diketuk. "Food Delivery, untuk pak Doni!" Suara tukang antar terdengar dari luar kamar Doni. Aku dan Doni terpaksa menghentikan aktifitas kami.

Doni berdiri mengambil dompetnya di meja. Aku mengambil selimut dan menutup bagian bawahku. Pintu kamar Doni benar-benar searah dengan ranjang ini, bisa berabe kalo orang lain melihat ke dalam kamar jika aku tidak menutup tubuhku. Aku diam menurunkan birahi sambil mengatur nafas. Sial gagal lagi aku dapat klimaks.

Doni membuka pintu kamar setengahnya. Angin dingin masuk ke dalam kamar Doni. Aku bisa melihat di antara sela pintu dan Doni seorang tukang antar makanan menggunakan jas hujan dan basah kuyup 'Wah hujannya lebat dan abangnya masih bisa anterin, hebat juga pelayanannya' pikirku dalam hati.

"Aduh bego banget! Lupa ambil uang" Doni menepuk jidatnya saat membuka dompet yg tidak ada cashnya. Doni menutup pintunya menanyakan kepadaku apakah aku punya cash. Hanya ada 50rb yg aku temukan di dompetku, sedangkan harga makanan kami 90rb. "Del, kayanya aku ke ATM dulu ya" izin Doni kepadaku. Aku sebenernya kasian dengan Doni harus keluar hujan begini. Tapi ya kalo ga dibayar, tukang antar itu gabisa pulang. Aku bantu Doni mengambil jaket, payung dan kunci mobilnya. Aku antar Doni sampai ke pintu.

"Bang maaf, saya lupa ambil uangnya, izin ke ATM dulu ya bang" izin Doni ke tukang antar lalu turun tangga ke arah parkiran kosan.Tukang antar itu mengiyakan dan bersedia menunggu. "Maaf ya pak jadi harus nunggu" ucapku ke tukang antar itu. Wajahnya terkejut, entah karena daritadi dia tidak melihat ada aku di dalam kamar atau karena dia melihat aku hanya menggunakan kaos putih kebesaran dengan pentil yg nyeplak. 'Glek' ia menelan ludahnhnya "i.. iya mba gapapa, sekalian nunggu hujan reda" jawabnya sambil matanya memandang pahaku yg tidak pakai celana.


'Brmmmmm' ku dengar suara mobil Doni meninggalkan kosan. "Bang, mari masuk, kita tunggu aja di dalam, anginnya besar" aku mengajak tukang antar itu masuk ke dalam kamar. "Iya.. ya mba.. memang besar" ucapnya sambil matanya melototin dadaku dimana kaos ini sedikit tembus pandang.

***Hidden content cannot be quoted.***

BERSAMBUNG: Page 27
Yuppppp,mantap
 
#SemprotOriginalContent

"Papa dan Mas Dinan sudah dievakuasi, lagi cari hotel buat tinggal sementara. Aku jaga rumah dulu tapi nanti segera nyusul. Kamu gausah khawatir. Love you" aku nyalakan HP ku sebentar untuk mengirim kabar kepada Doni. Ternyata Doni tadi siang mereply kalo jalanan depan kantornya juga kebanjiran. Semua pegawai kantornya kejebak di gedung. Dia bilang kalo sudah bisa keluar akan berusaha menuju rumahku.

Sekarang aku hanya sendiri di rumah ini menunggu pak RT dan tim bantuan datang membawa bantuan. Aku terduduk di sofa. Tidak ada listrik.


Hari pun semakin sore. Aku melihat dildo pemberian Om Karyo, aku tidak habis pikir bisa-bisanya Om Karyo mengirimiku hadiah seperti itu. Tapi dipikir-pikir kalo ga ada dildo itu aku ga akan pernah tau rasanya penis mas Dinan. Mungkin dildo ini jimat keberuntunganku. Hihi. Aku jadi mengingat hari ketika aku bisa sampai diintip ketika masturbasi di rumah om karyo.

====Suatu weekend di luar kota====

Weekend itu aku nemenin papa keluar kota untuk mendatangi nikahan anak kawannya papa. Memang kami berniat untuk menginap di rumah Om Karyo karena om karyo juga akan datang ke nikahan itu.

Rumah om karyo punya pekarangan yg besar dan benar-benar autentik seperti rumah kuno. Hampir seluruhnya terbuat dari kayu. Om karyo memang terlihat sangat suka dengan benda-benda antik dilihat dari koleksi di dalam lemari rumahnya. Ada 2 vespa antik dan 2 sedan antik juga di garasinya. Om karyo tinggal bersama menantu wanita dan cucunya, dia sudah bercerai dengan istrinya dan anak laki-lakinya kerja di lepas pantai.

"Ini kamar untuk mas anton, dan untuk Dela diujung lorong dekat kamar mandi" Om karyo menunjukkan kamar papa dan kamarku. Di depan kamarku ada kamar menantunya. "Hi, Dela ya? Kenalin aku Dewi menantu Om Karyo" sapanya sambil menggendong bayi anaknya keluar dari kamar. "Iya Mba Dewi, aku Dela. Lucu banget anaknya... gemas.. usia berapa?" Tanyaku ke mba Dewi. "Duh kamu sama aku tuh seumuran tau Del, jangan pakai mba lah.. hihi.. baru 6 bulan ini Del" ucap Dewi dengan ramah kepadaku. "Uhh lucu banget, bayinya gemuk, pasti ASInya berkualitas, keliatan dari kemasannya. Hihi." candaku sambil menunjuk dadanya. Mba Dewi tertawa dengan candaanku. Aku terkagum melihat kecantikan Mba Dewi.


Aku masuk ke kamarku, disana ada kamar mandinya sendiri. Aku buka jendela kamar ini yg ternyata pemandangan ke arah pekarangan belakang dan perbukitan di kejauhan Aku suka sekali kamar ini.

Kulihat jam masih menunjukkan 10 pagi, sedangkan nikahan nanti jam 7 malam. Jadi aku ada waktu kosong selama siang yang memang sudah kurencanakan diisi dengan jalan-jalan di kota ini. Aku berganti pakaian, menggunakan tangtop putih, celana pendek dan jaket. Tidak lupa kamera untuk foto. Pakaian ini memang sengaja aku pilih untuk melampiaskan hasrat eksibku karena sedang di luar kota dan mumpung tidak ada yg mengenalku.


***Hidden content cannot be quoted.***
Tes aja nih erita
 
Nic
#SemprotOriginalContent

---Sabtu pagi di kamar Dela---

'Sreeeeek' suara gorden ditarik "Ayo bangun, Dela anak papa yg cantik" Papa membuka gorden jendela kamarku dan matahari langsung masuk menyinari tubuhku. Selimut kuterbuka kesamping dan tadi malam aku tidur dengan tanktop putih dan celana dalam biru favoritku.

Aku masih mengantuk. "Dela bukaan anak papaa..., jadi Dela mau tidur lagi" jawabku manja lalu ngumpet masuk lagi kedalam selimut. Ya papaku ini memang bukan papa kandungku. Papa kandungku sudah meninggal ketika aku smp. Mama menikah lagi dengan papaku yg ini. Aku dan papa lebih terasa seperti teman dibanding anak dan orang tua. Mungkin itu cara papa supaya bisa akur dengan anak tirinya. Dan mama sudah meninggal 3 tahun lalu. Kakak-kakaku sudah tinggal bersama suaminya. Jadi dirumahku ini hanya tinggal aku, papa dan mas Dinan.

'Sreeeet' Papa menarik selimut ku. Lalu dengan masa bodonya berjalan keluar kamar membawa selimutku. "Papa tunggu di ruang tengah, temenin papa lari pagi" sebelum dia keluar kamar. Aku cuma bisa pasrah di kasurku. Tanpa selimut aku gabisa tidur. Dengan masih lemas aku beranjak dari kasur, ke arah jendela dan membukanya. Jendela ini ke arah taman belakang.

"Pa..pagi non!" Sapa Mas Dinan yg sedang potong rumput dekat dengan jendela kamarku. "Eh Mas Dinan" aku kaget ada orang di luar kamarku. Mas Dinan bukannya melanjutkan kerjanya malah diam menatap tubuhku dgn pakaian ini. Pentil dadaku jelas nampak dibalik tanktop putih ini.


Harus komen / like dulu baru bisa lanjutan cerita ini

***Hidden content cannot be quoted.***

BERSAMBUNG: page 14
nice story hu
 
#SemprotOriginalContent

"Papa dan Mas Dinan sudah dievakuasi, lagi cari hotel buat tinggal sementara. Aku jaga rumah dulu tapi nanti segera nyusul. Kamu gausah khawatir. Love you" aku nyalakan HP ku sebentar untuk mengirim kabar kepada Doni. Ternyata Doni tadi siang mereply kalo jalanan depan kantornya juga kebanjiran. Semua pegawai kantornya kejebak di gedung. Dia bilang kalo sudah bisa keluar akan berusaha menuju rumahku.

Sekarang aku hanya sendiri di rumah ini menunggu pak RT dan tim bantuan datang membawa bantuan. Aku terduduk di sofa. Tidak ada listrik.


Hari pun semakin sore. Aku melihat dildo pemberian Om Karyo, aku tidak habis pikir bisa-bisanya Om Karyo mengirimiku hadiah seperti itu. Tapi dipikir-pikir kalo ga ada dildo itu aku ga akan pernah tau rasanya penis mas Dinan. Mungkin dildo ini jimat keberuntunganku. Hihi. Aku jadi mengingat hari ketika aku bisa sampai diintip ketika masturbasi di rumah om karyo.

====Suatu weekend di luar kota====

Weekend itu aku nemenin papa keluar kota untuk mendatangi nikahan anak kawannya papa. Memang kami berniat untuk menginap di rumah Om Karyo karena om karyo juga akan datang ke nikahan itu.

Rumah om karyo punya pekarangan yg besar dan benar-benar autentik seperti rumah kuno. Hampir seluruhnya terbuat dari kayu. Om karyo memang terlihat sangat suka dengan benda-benda antik dilihat dari koleksi di dalam lemari rumahnya. Ada 2 vespa antik dan 2 sedan antik juga di garasinya. Om karyo tinggal bersama menantu wanita dan cucunya, dia sudah bercerai dengan istrinya dan anak laki-lakinya kerja di lepas pantai.

"Ini kamar untuk mas anton, dan untuk Dela diujung lorong dekat kamar mandi" Om karyo menunjukkan kamar papa dan kamarku. Di depan kamarku ada kamar menantunya. "Hi, Dela ya? Kenalin aku Dewi menantu Om Karyo" sapanya sambil menggendong bayi anaknya keluar dari kamar. "Iya Mba Dewi, aku Dela. Lucu banget anaknya... gemas.. usia berapa?" Tanyaku ke mba Dewi. "Duh kamu sama aku tuh seumuran tau Del, jangan pakai mba lah.. hihi.. baru 6 bulan ini Del" ucap Dewi dengan ramah kepadaku. "Uhh lucu banget, bayinya gemuk, pasti ASInya berkualitas, keliatan dari kemasannya. Hihi." candaku sambil menunjuk dadanya. Mba Dewi tertawa dengan candaanku. Aku terkagum melihat kecantikan Mba Dewi.


Aku masuk ke kamarku, disana ada kamar mandinya sendiri. Aku buka jendela kamar ini yg ternyata pemandangan ke arah pekarangan belakang dan perbukitan di kejauhan Aku suka sekali kamar ini.

Kulihat jam masih menunjukkan 10 pagi, sedangkan nikahan nanti jam 7 malam. Jadi aku ada waktu kosong selama siang yang memang sudah kurencanakan diisi dengan jalan-jalan di kota ini. Aku berganti pakaian, menggunakan tangtop putih, celana pendek dan jaket. Tidak lupa kamera untuk foto. Pakaian ini memang sengaja aku pilih untuk melampiaskan hasrat eksibku karena sedang di luar kota dan mumpung tidak ada yg mengenalku.


***Hidden content cannot be quoted.***
ijin gan . .
 
Cerita yg menarik juga, alurnya bagus, ceritanya tokohnya saling dikaitkan. Sudah mantap kalo ini otong kalo dela liat bisa dipake hehe
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd