Gimana hu kentangnya enak?
Kira-kira gitu lah perasaan si Dela hu kentang sama Pak Beni di kantornya dan lagi-lagi kentang gara-gara orderan makanan Doni udah dateng.
Siap lanjutannya ya hu?
#SemprotOriginalContent
--- Di Kamar Kos Doni ---
Suasana hujan lebat di luar. Aku diranjang Doni sedang rebahan dengan kedua paha mengangkang. Vaginaku sedang dijila-jilat dan dihisap oleh Doni. 'Aaaahhh..hmm' desahku keenakan. Tanganku meremas rambut Doni.
'Tok.. Tok..Tok.." suara pintu diketuk. "Food Delivery, untuk pak Doni!" Suara tukang antar terdengar dari luar kamar Doni. Aku dan Doni terpaksa menghentikan aktifitas kami.
Doni berdiri mengambil dompetnya di meja. Aku mengambil selimut dan menutup bagian bawahku. Pintu kamar Doni benar-benar searah dengan ranjang ini, bisa berabe kalo orang lain melihat ke dalam kamar jika aku tidak menutup tubuhku. Aku diam menurunkan birahi sambil mengatur nafas. Sial gagal lagi aku dapat klimaks.
Doni membuka pintu kamar setengahnya. Angin dingin masuk ke dalam kamar Doni. Aku bisa melihat di antara sela pintu dan Doni seorang tukang antar makanan menggunakan jas hujan dan basah kuyup 'Wah hujannya lebat dan abangnya masih bisa anterin, hebat juga pelayanannya' pikirku dalam hati.
"Aduh bego banget! Lupa ambil uang" Doni menepuk jidatnya saat membuka dompet yg tidak ada cashnya. Doni menutup pintunya menanyakan kepadaku apakah aku punya cash. Hanya ada 50rb yg aku temukan di dompetku, sedangkan harga makanan kami 90rb. "Del, kayanya aku ke ATM dulu ya" izin Doni kepadaku. Aku sebenernya kasian dengan Doni harus keluar hujan begini. Tapi ya kalo ga dibayar, tukang antar itu gabisa pulang. Aku bantu Doni mengambil jaket, payung dan kunci mobilnya. Aku antar Doni sampai ke pintu.
"Bang maaf, saya lupa ambil uangnya, izin ke ATM dulu ya bang" izin Doni ke tukang antar lalu turun tangga ke arah parkiran kosan.Tukang antar itu mengiyakan dan bersedia menunggu. "Maaf ya pak jadi harus nunggu" ucapku ke tukang antar itu. Wajahnya terkejut, entah karena daritadi dia tidak melihat ada aku di dalam kamar atau karena dia melihat aku hanya menggunakan kaos putih kebesaran dengan pentil yg nyeplak. 'Glek' ia menelan ludahnhnya "i.. iya mba gapapa, sekalian nunggu hujan reda" jawabnya sambil matanya memandang pahaku yg tidak pakai celana.
'Brmmmmm' ku dengar suara mobil Doni meninggalkan kosan. "Bang, mari masuk, kita tunggu aja di dalam, anginnya besar" aku mengajak tukang antar itu masuk ke dalam kamar. "Iya.. ya mba.. memang besar" ucapnya sambil matanya melototin dadaku dimana kaos ini sedikit tembus pandang.
***Hidden content cannot be quoted.***
BERSAMBUNG: Page 27