Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[CHALLENGE] Mantichore

Bimabet
hwoh, baru sempet mampir
settingnya di kyoto ya sist? ane request buat bikin scene di jinja/ otera dongs biar dapet kesan "kota kuno"nya
 
Mantichora
Story by : Nona Violet
Rated : Mature
Starring : Haru Nakamura,Hikaru shinoda,Yuki Maeda
Genre : Horror, Gore, Romance.
Warning : Typos, Bloody scenes.
________________________________________
MANTICHORA
CHAPTER 7

“Hooooeeek...hoooeek...uhuk..mmh!!”

“Yuki-chan kau pucat sekali, sebaiknya kita pulang.” Haru mengusap lembut kepala Yuki yang sedang muntah diwastafel toilet ruang kesehatan. Sejak pagi Yuki mengaku tidak enak badan, lantas gurunya menyuruhnya istirahat diruang kesehatan dan Haru menjenguknya saat jam istirahat.

Yuki mengelap bibirnya dengan punggung tangannya, masih terlihat matanya sedikit berair. “Aku tidak apa-apa Haru-kun”

Dengan cemas Haru membuat dirinya berhadapan dengan Yuki, memegang kedua pundak gadis itu dan memandangnya sebentar. “Sejak kapan kau begini? Kau muntah dan pucat, dan kau bilang kau tidak apa-apa??” Tanya Haru mengusap rambut helaian sutra raven itu.

“Sudah tiga hari ini.”Jawab Yuki tak bersemangat.

“Ma-masaka??” Haru seperti mengingat sesuatu lalu tangan kanannya memegang perut Yuki, merasakan apa ada gerakan didalam sana yang hanya dipandang heran oleh Yuki.

“Ada apa Haru-kun??”

Haru tidak menjawab pertanyaan Yuki malah tersenyum dengan tatapan yang sulit dijelaskan lalu membenamkan kepala Yuki kedalam pelukkannya, semakin membuat Yuki tak mengerti. “Bagaimana kalau kukatakan, kau hamil??”

“Eh??” Yuki melebarkan iris uniknya, ia tidak pernah menduga hal itu memang bisa saja terjadi. Tapi seingatnya mereka hanya melakukannya sekali. “Tap-tapi Haru-kun??”

“Kenapa? Hanya sekali??” Seperti mengerti apa yang Yuki fikirkan, “Banyak kasus wanita hamil hanya dengan satu kali berhubungan badan kan??” Sekali? Iya memang mereka hanya melakukannya sekali, padahal Haru selalu menginginkannya saat bersama Yuki, tapi tak Haru lakukan. Yuki akan marah dan menendangnya itu terlalu mengerikan. Tapi kenyataan yang sesungguhnya terjadi adalah tidak perlu berulang kali bagi makhluk seperti Haru untuk membuahi betinanya hingga mengandung. Tapi Haru tidak mungkin kan memberi tahukan hal itu kepada Yuki.

“Bagaimana kau yakin aku mengandung??” Tanya Yuki tidak yakin akan pernyataan Haru, tidak dapat dipungkiri didalam hatinya memang senang bisa mengandung anak dari pria yang ia sukai. Tapi disisi lain dia belum siap dengan segala hal kedepannya, sekolah, dan terutama karirnya nanti.

“Aku ayahnya, aku bisa merasakannya bergerak didalam perutmu.” Jawab Haru yakin sambil mengecup ujung kepala Yuki.

“Bergerak??” Yuki melepaskan pelukkannya dari Haru dan menatap tajam Haru. “Kau jangan bercanda Haru-kun, jika saja aku benar-benar hamil dia akan bergerak 13 sampai 15 minggu nanti!” Yuki sedikit marah, baginya Haru mengada-ada, karena jika kehamilannya itu benar seharusnya janinnya saat ini baru berusia 1 bulan lebih.

Haru menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal karena sedikit bingung oleh pernyataan Yuki. Memang benar jika manusia hamil janin mereka akan bergerak dalam usia 13 sampai 15 minggu, tapi masalahnya Yuki bukan mengandung manusia. Bayinya sedikit spesial, dan akan lahir hanya dalam waktu 4 bulan tentu saja janinnya sudah bisa bergerak. Tapi masalahnya bagaimana Haru memberitahukan hal ini.

“Haru-kun?” Yuki memanggil Haru yang terdiam karena sibuk memutar otaknya.

“E-iya Yuki-chan, jadi begini.” Haru kembali memutar tubuh Yuki untuk menghadap cermin didekat mereka berdiri. Dan mereka berdua melihat pantulan diri mereka didalam cermin, Haru dibelakang Yuki yang masih memasang wajah tak mengerti.

Haru memeluk Yuki dari belakang tangannya berada didepan perut Yuki memegangi kancing kemeja Yuki, dan saat itu juga Yuki terlihat risih dengan posisi itu. “Boleh aku buka??” Bisik Haru ditelinga Yuki.

Yuki yang sudah memerah pipinya hanya bisa menggeleng. “Untuk apa?? Aku tidak mau!”

Tanpa peduli kata-kata Yuki, Haru tetap saja membuka kancing itu mulai dari bagian paling bawah. “Aku tunjukan kau sesuatu.” Lalu terlihatlah perut Yuki yang memang sedikit gendut.

“Kau ini!” Yuki menarik kembali kemejanya dan menutupnya kembali, malu memperlihatkan perutnya yang sedikit berubah dari sebelumnya.

“Kenapa? Perutmu besar kan??”

“A-aku hanya kurang berolah raga.” Jawab Yuki ngeles, lagipula mana ada hamil satu bulan perutnya sebesar itu pikir Yuki.

Haru memilih diam, mungkin saat ini memang tidak tepat untuk memberitahukan Yuki banyak hal soal kehamilannya yang langka.

Mantichora
Story by : Nona Violet


Hari telah kembali menjadi senja, langit juga telah berubah warnanya menjadi jingga karena bias sinar matahari yang mulai tenggelam. Hari ini Haru dan Yuki pulang bersama, lebih tepatnya Haru yang memaksa mengantarkan gadis es itu pulang ke apartemennya. Walaupun mereka telah bersama sejak satu bulan yang lalu tapi baru kali ini Haru berhasil meminta Yuki untuk mengantarnya sampai apartemen. Yah padahal Yuki sudah menolak, tapi Haru kan memang jago memaksa dan tidak mudah menyerah, lagipula Yuki sedikit tak enak badan jadilah kali ini keduanya berada disatu lorong panjang tempat dimana kamar Yuki berada, dibalik pintu tempat mereka mengobrol saat ini.

“Sudah sampai Haru-kun,” Senyum Yuki menghadap Haru yang lebih tinggi darinya.

“Jadi??” Haru mengangkat sebelah alisnya menatap wajah Yuki. ”Kau tidak ingin mengajakku masuk kedalam dan minum teh??” Harap Haru, yah walau itu hanya basa-basi dirinya tidak meminum minuman aneh seperti itu.

“Memangnya harus seperti tu?” Yuki memalingkan wajahnya sedikit sebal, bukan apa-apa hanya saja dirinya tidak pernah mengajak seorang pria kekamar pribadinya, malu kan jika kamarnya ketahuan berantakan.

“Yaah... kalau kau tidak mengijinkan ya tidak apa-apa, aku akan pulang.” Pria berkulit putih itu pura-pura memasang wajah kecewa berharap Yuki peka terhadap reaksinya.

Menatap lagi wajah pemuda yang kurang lebih satu bulan ini sering membuat pipinya bersemu merah, dan seperti harapan Haru gadis bermanik sapphire itu memasang wajah bersalah. “Aku tidak bilang begitu.”

Haru memalingkan wajahnya sebal, padahal didalam hatinya sedang tertawa keras karena tingkah Yuki yang percaya saja oleh tipuan Haru. “Tapi memang kau tidak mau aku masuk kan? Kenapa? Kau menyimpan foto pria lain kan??”

“Haaaah...kau menyebalkan sensei!” Dengus Yuki langsung menggandeng tangan Haru untuk masuk kekamarnya untuk membuktikan tidak ada foto siapapun didalam sana. Dan Haru nyengir senang tanpa sepengetahuan Yuki yang membelakanginya.

Harum, wangi itu yang pertama kali menyapa hidung mancung Haru saat memasuki ruangan bercat putih dengan ornamen-ornamen berwarna pastel. Mata hijaunya bergerak otomatis mengamati setiap sudut dan detil kamar Yuki, sementara Yuki langsung berpamitan menuju dapur untuk membuatkan Haru minuman.

Cukup rapi kamar ini menurut Haru, walaupun ada beberapa helai pakaian yang tergeletak begitu saja ditempat tidur yang tidak terlalu lebar itu. Dan ada sehelai kain disana yang membuat matanya tertarik untuk mendekat, kain hitam yang bentuknya tidak asing baginya.

Yuki yang baru muncul dari dapur langsung melotot saat Haru mendekati jubahnya yang biasa ia pakai untuk memburu Mantichora. Bagaimanapun tugasnya adalah rahasia untuk masyarakat umum, walaupun sudah diresmikan pemerintah.

“Apa yang kau lakukan disitu Haru-kun??!!”

Teriakan Yuki membuat sikepala pirang itu menoleh kesumber suara yang langsung berjalan kearahnya dengan tatapan membunuh. “Oh tidak apa-apa, kenapa terkejut sekali aku kan hanya mengambil ini.” Haru mengangkat sebuah bra hitam milik Yuki dengan santai tepat didepan wajah Yuki, yang seketika membuat wajah Yuki langsung memerah sekaligus kaget.

“Haru-kun!! Berikan padaku!!” Dengan wajah yang berubah menjadi semerah tomat, Yuki merebut bra miliknya tapi Haru malah mengangkat bra itu tinggi-tinggi. Meski begitu ada rasa lega didadanya, ternyata Haru bukan tertarik jubah yang kebetulan memang letaknya berdekatan dengan bra yang kini ditangan Haru.

“Ahahahaha....kenapa malu begitu, ini bentuknya bagus.” Goda Haru sambil merentangkan bra itu diatas kepalanya hingga nampak kedua cupnya yang besar.

Sementara Yuki yang semakin malu masih berusaha meraih-raih merebutnya sambil menahan malu. “Berikan padaku!!”

“Aku hanya ingin melihatnya sebentar.” Haru dengan gesit menghindari tangan Yuki yang berusaha merebut branya.

“Tidak boleh!! Berikan padaku!!” Tidak mau kalah Yuki pun mengikuti kemanapun Haru membawa bra hitam itu,

Terjadi aksi kejar-kejaran antara keduanya dan menimbulkan suara yang berisik diruangan minimalis milik Yuki. Tak jarang Yuki melempar apa saja yang bisa diraihnya kearah Haru seperti bantal, demi mendapatkan kembali pakaian dalamnya. Mereka terlarut dalam permainan konyol yang hampir tidak pernah dilakukan sebelumnya.

Sampai akhirnya Yuki berhasil menangkap tubuh tegap Haru dan menahannya dengan mendekap pinggang Haru dari belakang. “Ayo berikan...hh...hhh” Pinta Yuki yang mulai kelelahan.

Haru terkekeh melihat usaha Yuki sampai memeluknya seperti itu. “Ngomong-ngomong kuat sekali pelukkanmu, takut aku pergi ya?” Goda Haru yang yang langsung membuat pipi gembil Yuki merona.

Pukulan ringan dilayangkan Yuki dipunggung Haru. “Kau terlalu percaya diri.” Yuki langsung melepaskan pelukkanya pada Haru.

“Hahaha...kenapa dilepas??” Haru membalik badannya dan berhadapan dengan tubuh Yuki yang hanya setinggi hidungnya yang mancung.

Yuki menyipitkan matanya dan menatap Haru sebal.

Haru memiringkan kepalanya agar lebih jelas melihat wajah cantik gadis berambut pendek itu. “Kenapa menatapku seperti itu?? Mau aku cium? Atau kau mau ini??” Kembali Haru membuat bra hitam itu tergantung didepan matanya.

Tanpa menjawab Yuki langsung merebut branya itu dari Haru dan berniat membawanya kekeranjang baju kotor, tapi Haru menarik pergelangan tangan Yuki dan langsung menggamit pinggang ramping Yuki hingga keduanya berhadapan dan berhimpitan.

Kedua bola mata beda warna itu saling bertatapan intens, tatapan yang mengisyaratkan cinta. Tanpa mengatakannya keduanya pun sudah mengerti akan perasaan masing-masing.

Perasaan Haru berubah drastis setelah menatap bulatan sapphire yang menenggelamkannya dalam lautan asmara yang tak bertepi, tiba-tiba dia ingin mengulang apa yang telah mereka lakukan dulu. Haru pun mendekatkan kepalanya kewajah Yuki yang lebih pendek darinya mengincar gumpalan daging berwarna peach yang mengundang Haru untuk mengecupnya.

Dada Yuki berdebar-debar saat bibir Haru mulai mendekati bibirnya, ia memilih memejamkan matanya saat bibir Haru menyentuh bibirnya.

‘Cuph.’

Satu kecupan berhasil Haru lepaskan dibibir tipis itu, kemudian dengan lembut Haru sisipkan tangannya ketengkuk Yuki dan memberikan ciuman yang lebih dalam membuat Yuki merasa hangat. Bibir Yuki berlahan terbuka saat merasa lidah Haru menggeseknya pelan. Kali ini Yuki sudah tidak bingung, karena walaupun hanya sekali dia pernah melakukannya dan rasanya masih sama bahkan lebih manis dari sebelumnya.

“Mmmmhh...”

“Mnnh...”

Meski begitu Yuki berusaha mendorong tubuh Haru saat lidahnya mulai bergerak liar didalam mulut Yuki, tapi Haru malah mengencangkan pelukannya dipinggang Yuki dan semakin berhasrat menyentuh gadisnya itu. Bahkan Haru dengan gemas mengigiti bibir Yuki yang terasa manis tak peduli gerakan penolakkan yang dibuat oleh Yuki.

“Nggghh...” Dengan sisa tenaga Yuki berhasil membuat bibir Haru terlepas dari bibirnya, dan kesempatan itu ia gunakan untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya. Tapi dengan gerakan secepat kilat Haru malah mengangkat tubuh Yuki seperti pengantin. “Haru-kun lepas!!”

Haru tidak memperdulikan permintaan Yuki malah membawa Yuki keranjangnya dan merebahkan tubuh Yuki disana, kemudian Haru menindihnya dengan menggunakan kedua siku dan lututnya untuk menahan tubuh tegapnya.

“Hhhss..” Nafas Haru sedikit berat saat wajahnya berdekatan dengan wajah Yuki yang sedikit ketakutan dan malu, entahlah apa namanya yang jelas dengan memasang wajah seperti itu malah membuat Yuki terlihat semakin menggairahkan. Membuat celananya terasa sempit dan tidak nyaman. “Yuki-chan kenapa kau sangat cantik??” Haru mengecup pipi Yuki lembut, kemudian menjulurkan lidahnya dan menyapu telinga dalam Yuki membuat gadis itu mendesah.

Suara kecupan dan desahan mendominasi ruangan pribadi milik Yuki ini, Yuki yang tadinya menolak kelihatannya sudah berhasil Haru jinakkan. Terbukti saat ini dia hanya diam dan mendesah saat bibir Haru mengecupi leher puthinya yang bersih. Kepalanya menengadah keatas dan matanya terpejam menikmati tarian lidah basah milik Haru dipermukaan kulit mirip porcelain itu.

Desahan demi desahan yang keluar dari bibir Yuki membuat Haru gelap mata, membuat tangannya meraih gumpalan yang masih terbungkus kemeja putih didada Yuki dan meremasnya pelan, namun seperti tidak puas hanya menyentuhnya dari luar Haru menyusupkan tangannya dibalik kemeja itu dan meremasnya kembali. Rasanya masih sama seperti Haru menyentuhnya pertama kali, lembut dan kenyal. Haru sangat suka.

“Sssh...sudah...Haru-kun..”

Peduli apa, Haru tidak peduli lagi kalimat penolakkan bohong itu. Haru sangat yakin Yuki juga mengingikan Haru menyentuhnya lebih dari ini. Dasar wanita, kenapa harus malu-malu sih? Tapi jika hanya diam saja itu juga tidak seru kan? Sedikit penolakkan adalah bumbu yang paling sedap dalam proses bercinta.

Haru menatap wajah sayu Yuki melepaskan satu persatu kancing kemejanya dan membuat tubuh atas Yuki terbuka dan membuat bra hitam yang menyangga gumpalan daging itu terekspose dengan indahnya. Dengan cekatan jari jemarinya berhasil membuka pengait bra yang kebetulan ada didepan itu. Dua buah payudara dengan puting kemerahan langsung menyambut mata emerald yang kini tampak menggelap.

Walau sebelumnya Haru sudah pernah melihatnya, benda dengan ujung kemerahan itu tetap membuat dirinya menelan ludah. Hidung mancungnya pun kini sudah menghirup permukaan kulit payudara itu, aroma lavender yang wangi dan membuat nafas Haru semakin memburu.

Tangan Haru menyentuh puncak dada itu dan memilinnya sebentar membuatnya mengeras seketika.

“Ouuh...”

Lalu lidah Haru menyentuh pelan benda itu yang langsung membuat pemiliknya mendesah panjang sambil memejamkan mata. Desahannya terus mengalun lembut saat menerima kuluman, jilatan, hisapan serta gigitan kecil dari mulut Haru.

Kegiatan itu semakin panas, keduanya kembali melakukanya dengan penuh perasaan. Tidak ada tipuan seperti dulu, murni karena rasa saling memiliki.

Mantichora
Story by : Nona Violet


Pagi kembali menyapa dengan udara dingin yang menusuk kulit.

Disebuah kamar apartemen nomor 302 masih menyisakan penghuninya yang masih terlelap dengan tubuh polos berselimut tebal, tubuhnya dipeluk seorang pria berambut pirang dari belakang, pria itu juga tak memakai pakaian. Sepertinya keduanya kelelahan setelah semalaman menghabiskan waktu bersama, entah sudah berapa kali mereka melakukannya malam ini yang jelas lebih dari empat kali sehingga membuat keduanya sangat kepayahan, bukan keduanya tapi sigadis yang mengeluh capai sedangkan sang pria yang bukan manusia sebenarnya masih menginginkan lagi dan lagi. Tapi karena pria itu tidak mau membuat wanitanya kesakitan, dan bayinya kenapa-napa ia memilih menahan keinginannya itu.

Haru yang sudah terbangun terlebih dahulu memilih untuk tidak kemana-mana, dia hanya memeluk Yuki dengan posesif. Sesekali dikecupinya pundak mulus Yuki dengan penuh perasaan, menghirup aroma lavender yang masih saja menguar dari kulit mulus Yuki meski sudah semalaman tubuh itu bermandikan keringat. Haru suka bau itu, wanginya lebih natural dari parfum Yuki sebelumnya.

Mata lentiknya mengerjap-ngerjap pelan saat sinar matahari menembus melalui celah-celah jendelanya dan mengenai matanya, lalu tubuhnya bergerak merasakan ada sebuah tangan kekar sedang memeluknya serta hembusan nafas hangat dilehernya. Yuki menengok kebelakang dan didapatinya Haru sedang tersenyum kepadanya.

“Ohayou Yuki-chan,” Sapanya dengan manis.

Yuki membalas senyuman selamat pagi itu tak kalah manisnya, walau terasa tubuhnya masih sangat lemas. “Ohayou Haru-kun.”

Merasa nyaman dengan posisi itu Yuki memilih mempertahankan posisinya, menikmati hangat punggungnya karena dekapan dada bidang Haru.

Tangan Haru bergerak dan menelusup kedalam selimut dan berhenti tepat diperut Yuki lalu mengelusnya pelan, “Ohayou pangeran kecil.” Bisiknya ditelinga Yuki yang membuat bulunya meremang. “Kau bisa merasakan jantungnya berdetak Yuki-chan??” Tanya Haru.

“Hhh...tidak Haru-kun”

“Pejamkan matamu dan dengarkan dia bicara, ‘Aku mencintaimu Okaasan’ ayolah.” Pinta Haru.

Yuki memejamkan matanya sesuai permintaan Haru, dan merasakan hangatnya telapak tangan Haru disana. Untuk beberapa saat Yuki tidak merasakan gerakan yang dimaksud oleh Haru, tetapi lama kelamaan jantung Yuki berdegup kencang saat ia rasakan gerakan lembut pada perutnya. Iya dia merasakan sesuatu sedang hidup didalam perutnya.

“Ha-haru kun, apa ini??” Tanyanya lirih.

“Calon bayi kita.”

“Tapi kenapa dia tumbuh dengan cepat??”

“Entahlah...kita hanya perlu merawatnya, bukankah dia hadiah dari Kamisama untuk kita??” Jawab Haru singkat sambil memeluk Yuki semakin erat dan Yuki tersenyum bahagia atas itu semua.

Mantichora
Story by : Nona Violet


Malam itu Yuki dan anggota ‘Eagle Corps’ minus Hikaru yang masih terluka berkumpul diruang Akimoto-san dengan jubah dan topeng yang belum terpakai, sepertinya mereka sedang rapat antar team.

Diberitahukan bahwa kantor pusat telah menemukan tempat tinggal beberapa kelompok Mantichora ditengah kota, dan beberapa dihutan. Mereka mengintsruksikan agar semua anak team melakukan penyerangan bersama-sama dan target pemusnahan mereka diperkirakan akan selesai dalam waktu satu minggu. Perang ini diajukan satu bulan sebelum waktunya.

Terlihat Yuki dengan mata berapi-api mendengarkan segala instruksi yang diberikan orang tua yang selalu memakai jas rapi itu, baginya ini adalah saat yang ditunggu-tunggunya memusnahkan semua makhluk menjijikan itu sampai ke akar-akarnya. Sedangkan Oshi dan kirihara yang tak kalah bersemangat juga terlihat manggut-manggut mengerti.

Akimoto menatap satu persatu anggotanya memastikan mereka telah siap. “Jadi kalian semua siap??”

“Hai Aki-san!!!” Jawab mereka tanpa ragu-ragu.

“Baiklah karena Yuki belum mendapatkan partner pengganti kalian sebaiknya pergi bertiga.” Lanjut Akimoto lagi.

CKLEK!

Sebuah pintu terbuka dan membuat Yuki dan teman-temannya menoleh kearah sana.

“Apa aku terlambat??” Cengiran pria yang akrab disapa Hikaru itu membuat teman-temannya sedikit bengong.

“Hikaru??” Mata Yuki berbinar mendapati kawannya telah kembali, Yuki tidak percaya dia akan sembuh dalam waktu singkat. Yuki langsung berdiri dari tempatnya dan langsung memeluk Hikaru dengan gembira, membuat Akimoto, Oshi dan Kirihara juga tersenyum senang.

Yuki meneteskan air matanya dipelukan Hikaru, rasa rindu juga bersalah yang membuatnya seperti itu. “Hiks...Hikaru, gomen ne...” Tangisnya pelan.

Hikaru dengan wajah sejuk membalas pelukan Yuki dan mengusap kepalanya. “Sejak kapan kau bisa menangis Yuki-chan??”

Yuki melepaskan pelukkanya dan mengusap air matanya. “Siapa bilang aku menangis, kau terlalu percaya diri!” Satu buah pukulan ringan didaratkan didada Hikaru dan membuatnya berteriak kecil dan yang lain hanya tertawa melihat mereka berdua.

“Baguslah kalau semua sudah berkumpul itu berarti kalian bisa berangkat sekarang.” Ucap Akimoto.

“Iya baiklah kita bunuh mereka banyak-banyak!” Teriak Kirihara bersemangat.

“Yeeee!!!” Sahut Oshi tak kalah bersemangat.

Baru saja Yuki akan ikut berteriak, Hikaru sudah menutup mulut Yuki dengan telapak tangannya. “Kau jangan menyemangati mereka Yuki-chan, kita akan membunuh lebih banyak daripada mereka.”

“Mmmmm...mmm..mmm” Yuki mencoba berontak.

“Ayo kita buru mereka!!” Teriak Hikaru masih dengan membungkam mulut Yuki. Dan membuat semuanya yang ada disana sweetdrops melihat kelakuannya.

Mantichora
Story by : Nona Violet

Hikaru dan Yuki kini telah sampai ditempat yang dikabarkan sebagai tempat Mantichora berkumpul bersama sesamanya. Saat ini mereka mengintip dari atas pohon yang cukup tinggi dan terdapat semak-semak disekitar hingga membuat mereka sulit diketahui.

Mata elang mereka menangkap beberapa dari mereka sedang berbagi buruan, bahkan tak jarang sekumpulan binatang siluman itu saling berkelahi dan memakan sesamanya, menyobek isi perut mereka dan disantap bersama-sama. Aksi kanibalisme yang mengerikan menurut Yuki.

Jumlah mereka cukup banyak dan Yuki hanya berdua dengan Hikaru, meski begitu mereka akan tetap maju.

Yuki melirik Hikaru disampingnya. “Kau sudah siap Hikaru?”

Lalu Hikaru mengeluarkan tombak barunya yang tampak lebih kokoh dan keren. “Aku sangat siap Yuki-chan.”

“Hn, tombakmu boleh juga.” Komentar Yuki melihat tombak Hikaru.

“Gungnir,” Cengir Hikaru kepada Yuki. “Mungkin aku sangat keren makanya mereka mempercayakan ini padaku.” Ucap Hikaru percaya diri. Memang tombak Gungnir adalah tombak spesial yang selalu tepat sasaran, pemakainya juga Harus kuat. Karena tombak ini menyerap tenaga pemakainya untuk selalu tepat sasaran, keberhasilannya dapat dipastikan 99,99%.

“Tch! Percuma saja kalau hanya bisa membunuh 10 ekor dan tenagamu habis.” Ejek Yuki.

“Ayolah kau terlalu banyak berkomentar Yuki-chan.” Hikaru mulai malas dengan keadaan itu, lalu dirinya melompat dari atas pohon diikuti Yuki dan langsung menyerang segerombolan makhluk itu.

“Hiyaaaaaarrrgggghhhh”

‘Crreeep’

‘Crash’

“Grrrrroooooaahhhh!!!”

Kedatangan Hikaru dan Yuki yang langsung menyerang mereka membuat mereka kalang kabut, ada yang langsung menyerang, ada pula yang langsung berlari menjauh. Tapi apapun itu itu Yuki tidak peduli, tangannya dengan lincah mengayunkan pedang Excalibur yang langsung membuat puluhan kepala terlepas dari tubuh asalnya.

Teriakan-teriakan putus asa dari makhluk-makhluk itu menggema dilangit malam yang sepi, bahkan tanpa ragu memasuki rumah mereka, memenggal kapala ibu-ibu dan anak-anak Mantichora yang malang. Pembantaian itu berlangsung sangat singkat dan tidak terasa sakit.

Dengan luka sayatan dibeberapa tubuh Yuki tak menyurutkan api semangatnya menghabisi semuanya tanpa ampun. Sedangkan Haru tidak mau kalah menunjukan aksinya bersama senjatanya yang baru, tombak dengan mata pisau yang tajam, Hikaru memotong tubuh korbannya dengan satu kali tebasan.

Entah sudah berapa banyak yang mereka bunuh, tubuh-tubuh tanpa kepala dan terpotong menjadi dua telah berserakan disana. Darah juga membanjiri sepatu mereka, bahkan topeng mereka tak luput dari percikan-percikan darah segar. Udara disekitarpun menjadi lembab dan bau anyir.

“Hah...hah...hah..” Keduanya kepayahan, tenaga mereka terkuras. Tapi senyum kemenangan menggantung diwajah mereka.

“Kita berhasil Yuki-chan.” Kekeh Hikaru senang.

“Kau pasti merasa beruntung kan jika bersamaku??” Jawab Yuki melirik Hikaru dari dalam topengnya.

Namun saat keduanya asik berbincang-bincang tiba-tiba ada sebuah benda tajam yang akan menusuk punggung Hikaru. Beruntung mata elang Yuki menangkapnya dan menangkis dengan Excaliburnya yang membuat benda tajam yang ternyata sebuah ekor itu terpotong membuat pemiliknya yang berada disemak-semak menjerit kesakitan.

Bersama dengan itu keluar beberapa orang lainnya, tepatnya 5 orang dengan ekor Mantichore yang meliuk-liuk bersiap menghujam Yuki dan Hikaru. Mereka mengepung Yuki dan Hikaru yang saat itu berdiri bertolak belakang, Yuki bisa saja langsung menebas mereka, tapi entah kenapa Hikaru menghentikannya.

Mereka berdua bersiaga dan sedikit berjalan berputar mata mereka mengawasi gerak-gerik kelima makhluk yang agak berbeda itu. Sampai Hikaru menemukan sosok yang tidak asing baginya, iya sesosok pria dengan rambut pirang yang satu bulan lalu hampir membunuhnya. Kendou Nakamura.

“Yuki-chan berhati-hatilah mereka adalah bangsawan Mantichora, salah satunya adalah sipirang yang dulu menyerangku. Bisik Hikaru.

Yuki menangkap sesosok pirang itu agak heran, pria itu mirip sekali dengan kekasihnya. Namun Yuki segera menggeleng menghilangkan pikirannya yang mulai kacau itu, bisa-bisanya dalam keadaan seperti ini dia memikirkan Haru.

“Yuki-chan, beberapa kali aku berusaha melukainya tapi gerakan ekornya sangat cepat dan gesit. Bahkan mereka berhasil membuat tombakku yang sebelumnya patah menjadi dua karena ekor itu sangat kuat.” Jelas Hikaru.

Yuki menajamkan matanya yang berkilat hitam mengawasi gerak-gerik makhluk bermata merah itu. “Wakatta.” Jawab Yuki singkat dan langsung maju menyerang mereka.

Yuki dan Hikaru dikeroyok mereka berlima, saling beradu senjata dan ekor menimbulkan bunyi ‘Tring’ khas gesekan sebuah benda logam. Beberapa kali Yuki hampir saja terkena sabetan ekor-ekor tajam itu namun Yuki masih bisa menghindar.

Disebelah sana tampak Hikaru sudah berhasil melumpuhkan dua makhluk itu, walau terlihat juga topengnya lagi-lagi terlepas, hal itu membuat Kendou terkejut dan mengingat kakaknya Kenichi yang terbunuh. Kendou dengan geram langsung membiarkan temannya melawan Yuki sendirian dan langsung menyerang Hikaru.

Beruntung Hikaru mempunyai teman seperti Yuki, lagi-lagi Yuki dengan sigap melompat kearah Hikaru dan langsung menebas tangan Kendou.

“Aaaaaarrrrggghhhhhh!!!”

Yuki tersenyum sombong ke Hikaru bahwa dia lagi-lagi menyelamatkan Haru.

“Yoosh aku berhutang padamu dua kali Yuki-chan.”

Kembali Yuki fokus kepada Kendou yang mengerang kesakitan karena tangannya telah putus, menatap horror pada wajah Kendou yang semakin ketakutan. “Apa??, Kau mau lari??”

“Hhhh...jangan...Anikiiiii!!!” Kendou berteriak memanggil kakaknya, berharap Haru menyelamatkannya dari monster berwujud manusia Yuki.

“Fufufufufu....menyedihkan!! Ucapkan selamat tinggal pada kakakmu itu anak manja!! Hyaaaaaaaahhh!!!”

‘Craaashh!!’ Satu tusukan didada Kendou melumpuhkannya membuat tubuh itu ambruk kebelakang.

“KENDOOOOOUUUUU!!!!”

Sebuah teriakan memanggil nama Kendou membuat Yuki melihat dari mana suara itu berasal, tapi belum sempat Yuki melihat siapa yang datang ekor tajam itu sudah menyerang wajahnya dan membuat topengnya pecah. Belum berhenti dari kejutan yang pertama Yuki semakin terkejut saat sesosok pria yang sangat ia kenal sedang mendekap tubuh Mantichora yang sedang sekarat itu. Pria itu juga dapat melihat wajah Yuki dengan pedang berlumuran darah.

Waktu seakan berhenti berputar saat kedua mata mereka bertemu, kepala mereka terasa pusing dan dada tiba-tiba terasa sesak.

“Ha-ru-kun??” Air suci itu meleleh membasahi pipinya yang tergores luka akibat sayatan ekor Haru. Tak percaya melihat kekasihnya dengan wujud seperti itu, matanya merah dengan ekor khas Mantichora yang selama ini selalu diburunya. Sekarang entah apa lagi yang harus diperbuatnya.

“Yu-ki??” Tak jauh berbeda dengan Yuki, perasaan Haru pun sangat terpukul menerima kenyataan ini, wanita yang dicintainya ternyata berpengaruh besar terhadap kepunahan bangsanya. Bahkan saudara-saudara kandungnya.

Sementara itu Kendou yang masih bisa bergerak berusaha berbicara pada kakaknya. “Ahn-ani-ki...aniki...” Mulutnya bergerak-gerak kepayahan mengambil oksigen.

“Kendou...hentikan!” Haru menatap sedih adiknya yang sudah sekarat itu, hatinya sangat sakit melihat saudaranya ini kesakitan.

Kendou tersenyum membalas tatapan putus asa Haru. “Aniki...ma-maaf, aku-be-lum-sem-pat ber-ke-nalan. Uhuk!!” Susah payah Kendou mengungkapkan kalimatnya. “Yu-ki Oneesan, sam-pai-kan sa-lam-ku un-tuk-nya aaakkh!!”

“Kendou sudahlah!!” Teriak Haru.

“Ke-po-nakan ma-nis-ku, ah... Aniki_” Kendou tersenyum dan menghembuskan nafas terakhirnya.

Tangis Haru tertahan melihat adiknya seperti itu hatinya benar-benar sakit, minggu ini Haru berencana mengenalkan Yuki pada Kendou. Haru juga sudah bercerita banyak tentang Yuki, tentang kisah cintanya dengan Yuki. Bahkan Haru menceritakan bahwa calon kakak iparnya juga sudah mengandung darah dagingnya, calon Mantichora terkuat. Dan Kendou sangat menyukai Yuki, bahkan sebelum mereka bertemu. Tapi apa, kenyataanya dia mati ditangan Yuki sendiri.

Menyedihkan, ini sangat ironis tapi ini adalah fakta sebenarnya. Haru adalah Mantichora sedangkan Yuki adalah pemburu. Keduanya saling jatuh cinta tanpa tau siapa mereka masing-masing, entahlah... Yuki masih mematung melihat Haru meraung-raung menangisi adiknya. Setelah ini apa lagi? Mungkin Haru akan membunuhnya.

TBC
 
hwoh, baru sempet mampir
settingnya di kyoto ya sist? ane request buat bikin scene di jinja/ otera dongs biar dapet kesan "kota kuno"nya

aaaak...kakak ero mampir :kk: makasih yaaa...umm ini aja mau dicepet2n. mungkin lain kali yaah


Jinja.. :ngupil:
jadi inget komik bidadari merah..

Hai kak lin994 udah apdet loh
 
Maaf ni ci,:huh: setau ane di capt sebelumnya yuki pake katana,kok sekarang excalibur y???
Pedang katana sama excalibur kan beda jenis ci :bata:
mangap nih udah sotoy
 
Wah... Padahal kalo nama pedangnya 'yamato' lebih keren lo vi... Kayak pedangnya Vergil-Devil may cry....


Tapi so far, cerita ini semakin hooott....
Walau kesan horrornya (sedikit) berkurang. Tapi semua itu wajar kok, kan suasana romannya lagi menanjak seperti perasaanku padamu
:kk:
 
Wah... Padahal kalo nama pedangnya 'yamato' lebih keren lo vi... Kayak pedangnya Vergil-Devil may cry....


Tapi so far, cerita ini semakin hooott....
Walau kesan horrornya (sedikit) berkurang. Tapi semua itu wajar kok, kan suasana romannya lagi menanjak seperti perasaanku padamu
:kk:
Ciyeee....
emh ini genrenya Romens horror kakak...walo ga berasa juga. entahlah :(
mungkin emg yg serem itu cm hantu lokal :D. tp aku ga brani bikin..


siaaappp suhu,..ne baru selesei bacanya .. makin jelas konfliknya, tinggal nunggu endingnya sis violet!!?? sengamat sist

Satu chapter lagi semoga ga macet :D


Apa pemburu senjata pusaka jg merangkap pemburu mantichora?
:ngupil:

Nooo >_<, Eagle itu ada tim yg cari pusaka buat dipake tim pemburu manti kayak Yuki dkk.
 
1 lagi.. Koq bisa yuki punya bnyak pedang? Ane pikir 1 pemburu dapat 1 senjata, jika senjata itu rusak atau hancur, maka akan dapat 1 lg senjata pengganti.. Apa jgn2 haru jg punya lebih dari 1 senjata?:ngupil: Kl iya, koq pas senjatanya rusak dia di beri lg sebuah senjata?
 
Hehe...iya emg sengaja dibikin excalibur,pedang yuki ada banyak kok, hehe salah juga sih ga aku sbutin.

excalibur= pedang berjenis great sword,termasuk pedang berat dengan bobotnya pedang ini termasuk pedang penghancur

katana= nama jenisnya memang katana,bobotnya lebih ringan dari great sword ketajamanya juga lebih tajam dari great sword,termasuk pedang pembelah...
Kalo saran ane sih :bata: mending masukin beberapa katana,kaya kikuichimonji,sakabatou, kalo yg legend namanya Masamune...mangap nih sotoy ci...
 
1 lagi.. Koq bisa yuki punya bnyak pedang? Ane pikir 1 pemburu dapat 1 senjata, jika senjata itu rusak atau hancur, maka akan dapat 1 lg senjata pengganti.. Apa jgn2 haru jg punya lebih dari 1 senjata?:ngupil: Kl iya, koq pas senjatanya rusak dia di beri lg sebuah senjata?

Iya sih tadinya emg mau dibikin gitu, tapi berhubung aku suka pedang. Jadilah aku bikin Yuki begitu, rencananya sih yg terakhir nanti dia juga ganti pedang lagi. kalo Hikaru dia punya Shuriken ninja. Gomen ne klo bingung :(
 
excalibur= pedang berjenis great sword,termasuk pedang berat dengan bobotnya pedang ini termasuk pedang penghancur

katana= nama jenisnya memang katana,bobotnya lebih ringan dari great sword ketajamanya juga lebih tajam dari great sword,termasuk pedang pembelah...
Kalo saran ane sih :bata: mending masukin beberapa katana,kaya kikuichimonji,sakabatou, kalo yg legend namanya Masamune...mangap nih sotoy ci...

Ohh jadi gitu, Makasih pencerahny kakak :)
Sebenernya pedang pertama Yuki itu emang masamune, tapi kirain pembaca ga bakal perhatiin pedangnya sampe segitunya :D. yaudah aku bikin samurai gitu aja dan pake Excalibur sbg pedang yg kekuatannya lebih. soalnya kan mreka ga lawan 3-4 orang kayak biasanya. :)
 
Pokoke harus tamat ya vi...:kk:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd