Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Maap nungguin lama wkwkw part ini banyak mengalami perombakan sana sini soalnya WKWKWKWKW enjoy this part ye, monggo... (Maap juga apdetnya pagi-pagi gini...)



PART 5

pVO3pzzw_o.jpg


Aku terus berlari sampai akhirnya berhenti disalah satu halte, air mataku nggak mau berhenti, beberapa orang memperhatikan aku tidak perduli. Aku nggak mungkin pulang dalam keadaan begini, orang tuaku bisa bingung...


Aku berusaha menenangkan diri...


Malam hari...


"Aku pulang..."

"Loh? Darimana? Malem banget pulangnya, Shan..."

"Aku capek mah, mau langsung keatas. Seharian ini banyak kejadian mengecewakan..."


Aku cuek terus berjalan menuju tangga bermaksud menuju kamarku lalu membanting diriku ke kasur dan tertidur berharap besok pagi bisa lupa kejadian hari ini...


"Orang tua Yovie kecelakaan. Pesawat mereka jatuh..."


DEG...


Aku menoleh kaget, "Beneran mah?"
"Tadi ada beritanya di TV, ya belom tau sih, mudah-mudahan mereka selamat semua..." Balas ibuku sedikit panik,


Aku terdiam, entah kenapa aku berubah menjadi kasihan sama Yovie, dia menghadapi masa sulit saat ini. Ada masalah dengan Yuvia terus orang tuanya meninggal. Mungkin dia dikutuk sama Tuhan udah bikin aku jadi gini...


Astaga, lo jahat banget ngomongnya, Shan...


Sekarang dia pasti lagi panik...


***

xeDFQ7l7_o.jpg


Tiga bulan kemudian...


Aku duduk terdiam di kamarku...


Suasana cukup haru, mataku tidak terlepas dari sosok yang sekarang berusaha tegar, terus memeluk adiknya. Aku tau dia sedang dalam kesedihan mendalam. Kupandangi adiknya yang terus menangis tanpa bisa berhenti, kakiku berjalan mendekati mereka menggeser beberapa orang disekitar situ lalu memeluk Yuvia...


"Kak Shania..."

"Udah... Udah... Sekarang mama papa kamu udah bahagia, Yup..."

"Aku nggak bisa di tinggal mama papa dalam keadaan begini..."

Aku memeluknya lebih erat, sesaat sadar Yovie sedang menatapku. Entah kenapa aku jadi ikutan sedih melihat wajahnya sekarang...

"Kalian yang sabar ya..." Bisikku memeluk Yuvia lebih erat...



Tiba-tiba teringat wajah Yovie saat aku ikut mengantar orang tuanya ke peristirahatan terakhir mereka. Wajah polos yang sedang bersedih, wajah yang sama saat terakhir kulihat sebelum semua kejadian ini. Kejadian yang aku saksikan sendiri di lantai delapan kampus...


Tok... Tok... Tok...


Pintu kamarku di ketuk,


"Shan, boleh mama masuk?"
"Boleh mah, ada apa?"


Ibuku membuka pintu, tersenyum sesaat lalu melangkah mendekatiku dan duduk di sebelahku...


"Kamu berantem sama Yovie?"


DEG...


"Ng-nggak kok..." Aku sedikit terkejut,
"Bohong? Kok Yovie udah jarang kesini lagi?" Ibuku tersenyum menatapku,


Aku kecewa sama dia mah...
"Iya... Mungkin dia sibuk sama tugasnya nggak sempet kesini..."

Hati dan bibirku berkata lain, aku membohongi orang tuaku...


"Mama tau kamu lagi bohong, apapun masalah kalian, kalian harus saling komunikasi dan saling memaafkan. Kalian temenan kan udah lama dari kecil...

...Tapi sebelum saling komunikasi saling memaafkan, coba deh kamu maafin diri kamu sendiri dulu..."


"Tapi mah... Aku ngeliat Yovie berubah jadi...

Aku nggak bisa melanjutkan kata-kataku...


"Berubah kan pasti ada penyebabnya, mangkanya mama bilang komunikasi. Jangan nebak-nebak sendiri. Nanti nangis-nangis terus..."


DEG...


"Ma-ma pernah denger aku nangis ya?" Aku panik,
"Pernah, waktu itu mama mau masuk kesini ngajak kamu makan eh kamu nangis ngeliatin jendela. Gatau ngeliatin siapa..." Ibuku tersenyum...


Ngeliatin jendela? Astaga, waktu aku ngeliat Gracia keluar dari rumah Yovie... Aku nggak sadar aku nangis disitu...


"Ih mama..." Aku memerah,
"Jangan-jangan kamu suka sama Yovie ya?"


DEG...


Wajahku makin merah, "Ih mama apaan sih... Udah ah..."


Setelah itu aku malah bercanda dengan ibuku, tapi ada benernya juga. Kenapa selama ini aku gengsi buat nanya. Kenapa dia bisa jadi gitu?


***


Aku sudah berdiri di depan rumah Yovie... Aku mau menuntaskan rasa penasaran ini biar aku dan kalian yang baca nggak bingung. Ehehe...


Ternyata dia tidak ada...


Mungkin pergi keluar...


Menunggu sesaat akhirnya Yovie datang bersama Yuvia, entah kenapa aku jadi tegang, aku takut sekarang. Yuvia melihatku duluan, nyengir lalu mendekatiku...


"Eh ada kak Shania... Kakyov ada kak Shania nih! Kemana aja kak? Lama nggak pernah main kesini..."
"Kita abis dari makam mama papa aku loh kak..."

Yuvia memelukku, aku canggung. Bukan karena Yuvia tapi karena kakaknya...


"Ada apa?"


Dia menatapku serius, Kok aku jadi takut?


"A... Ada yang... mau gue tanyain..."


Yuvia mengerti dia masuk kedalam rumah, sementara Yovie masih terdiam menatapku yang sekarang jadi canggung...


"Soal Gracia kan udah gue bilang, gue gaada apa-apa..."

"Kalo... Kalo gaada apa-apa... Kenapa sampe... Sampe... Eee... Be... Begituan?"


PARAH! AKU NEKAT BANGET!



"Ha? Maksudnya begituan?" Dia bingung,


MATI GUE...



"Maksudnya... Ber... Ber... Se... Tubuh!"


AH PARAH!



Dia sempet kaget, aku sendiri juga kaget, gila aku senekat ini. Tapi gapapa itu bagus!


"Lo-lo tau darimana?" Dia berbisik, wajahnya panik.
"Mmhh... Gue... Gue mergokin lo di lantai delapan waktu itu... Sama Gracia..."


Aku masih panik, tapi berusaha tenang dengan situasi seperti ini demi sebuah keyakinan pasti, sementara Yovie terlihat makin panik...


"Ja-Jadi... Cewek yang kabur itu... Elo?" Tanya Yovie,


DEG...



Dia liat aku?



"Gue liat ada cewek jalan keluar dari toilet itu..." Celetuk Yovie seolah mengerti keraguanku.

"Gue bisa jelasin semuanya. Tapi jangan disini..." Lanjutnya.

Aku bingung, "Kenapa?"

"Ada Yuvia, gue nggak enak..."

"Terus mau dimana?" Balasku jadi makin bingung,


Dia terlihat berpikir sesaat,


"Tunggu bentar..."

Dia masuk kedalam...

"Masuk deh, Yuvia lagi diatas. Di kamarnya..." Sesaat Yovie kembali,
"Gapapa nih?" Aku meyakinkannya.

Dia hanya mengangguk.


Aku mengikutinya masuk dan duduk di sofa, dia terlihat menghela nafas sesaat. Sementara aku mulai tenang, walau masih sedikit tegang akan mendengar penjelasannya tentang semua ini...


"Gue juga gatau kenapa gue bisa jadi gitu..." Bisiknya,


Aku makin bingung...


"...Ya semua terjadi gitu aja... Cuman gegara gue liat pantat dia dan... ya... gitu deh..."

Dia terlihat sedikit canggung karena suaranya bergetar,

"Pantat?"

"Iya pantat dia... Nafsuin..." Dia berusaha nyengir, aku sedikit kaget.


ASTAGA!



PLAAKK!!


"Aduh! Kok gue di tampar?" Dia meringis setelah aku reflek menamparnya.


Ini anak udah parah ya? Aku nggak ngerti lagi...



"Abis lo salah sih..." Balasku,
"Loh kok gue yang salah? Lagian mereka yang salah bikin nafsu!" Yovie berkelak,


PLAAKK!!!


"Udah gausah bikin pembelaan. Intinya lo salah tau ga?" Celetukku setelah menamparnya sekali lagi.


"Parah ya... Gue di tampar dua kali, lagian omongan lo kok sama kayak Gracia sih?"


Yovie mengusap-usap pipinya yang sekarang memerah.


"Emang Gracia ngomong apa?" Aku jadi penasaran.
"I-Iya, dia bilang gue salah. Adek sendiri di hamilin..." Celetuknya polos.


APA?!



Aku melotot menatapnya, "YUVIA HAMIL?"


Dia kaget, salah tingkah reflek menutup mulutku...

"Ng-nggak nggak gitu..."

Aku berusaha melepas tangannya, "Lo brengsek banget sih?!" Aku sedikit marah.

mNSYi8RS_o.jpg


Tiba-tiba dia terdiam...

Aku jadi ikut terdiam, apa aku salah ngomong?


"Iya gue emang brengsek, Shan..."


Aku malah diam menatapnya yang sekarang merunduk seperti merasa bersalah, kenapa aku malah kasihan? Aku nggak bisa marah, apa aku beneran sayang sama dia? Tapi dia udah kelewatan! Aku harusnya marah sekarang! Marah shan! MARAH!


"Kalo lo mau marahin gue silahkan, marahin sepuas lo. Mau tampar gue tampar aja sepuas lo..."


Aku masih diam mendengar dia ngomong gitu...


"Kenapa lo jadi gini sih kalo sama gue? Seolah-olah keliatan kasian gitu. Gue jadi gabisa marah... Kenapa?"


Dia diam...


"Gue sendiri aja gatau, Gue gatau kenapa bisa gini. Kalo sama mereka gue cuman nafsu tapi kalo sama lo...


Dia terdiam menatapku, aku gemetar mau nangis...


"Sama gue apa, Yov?"


Aku menatapnya dalam...


"Gatau, gue ngerasa kalo sama lo kayak beda. Bahkan cuman sama lo gue bisa ngerasain sedih, seneng, susah. Sementara sama mereka cuman nafsu..." Jelasnya sedikit gemetar,

"Termasuk sama Yuvia?" Tanyaku,

"Iya, kalo Yuvia gue nafsunya setelah mergokin dia pipis sih..." Jawabnya.


DEG...



Entah kenapa aku jadi penasaran...


"Eee... Berarti sama gue... Sama gue... Nggak... Nggak nafsu?"


Dia kaget... Aku juga kaget...


LO BENERAN NEKAT SHAN!



Aku panik, tapi penasaran dengan jawabannya. Apaan sih? Lo kenapa jadi gini Crescentia Shania Junianatha?


"Gue gatau sih... Kalo sama lo gue nggak tau kayak ada yang janggal gitu, bahkan ketika sama mereka gue sama sekali nggak mikirin elo..." Jelasnya.

"Jadi... Gue nggak nafsuin?" Celetukku,


APAAN SIH? ASTAGA!



"I-iya nggak gitu juga..." Dia mulai canggung,


Kami berdua jadi sama-sama canggung, aku baru ngerasain terkadang perasaan sama pikiran nggak sinkron. Pikiranku nggak mau membahas ini tapi perasaanku terlalu penasaran dan ya yang keluar dari mulutku adalah perasaanku bukan pikiranku...


"Eee... Shan...
"Iya...
"Ma-mau minum?"
"Boleh...


Yovie langsung bergegas berdiri namun tanganku reflek menahan tangannya...


DEG...



Dia menoleh, "Shan..."

Aku tidak mengatakan apa-apa lalu menarik tangannya sehingga dia terduduk lagi dan dalam satu tarikan mencium bibirnya...

Shan! Lo kelewatan!


"Shan?" Dia bingung setelah ciuman terlepas,
"Yov?" Balasku ikutan bingung sama kelakuan sendiri...

Tiba-tiba dia menciumku lagi, kali ini tidak hanya menempel tapi dia berusaha memasukkan lidahnya kedalam bibirku. Aku malah menanggapinya, lidah kami saling bertemu dan membelit...


DEG...



Aku merasa Yovie mulai menyentuh dadaku sementara kami terus berciuman. Decak lidah kami terdengar semakin keras...

"Mmhhh..."

Aku mendesah...

Jangan... Jangan lebih jauh! Hentikan!

Yovie sudah meraba-raba dadaku sementara aku terus mendesah tertahan sampai akhirnya...


"Kaak?"


Suara Yuvia mengejutkan kami, Yovie reflek menjauh sementara aku membersihkan bibirku yang belepotan air liur...


"Eh kak Shania belom pulang?" Yuvia kaget menatapku dari tangga.

Aku nyengir sementara Yovie memasang wajah bingung, kami kompak menyembunyikan kejadian tadi...

"Apa?" Tanya Yovie,
"Aku laper..." Balas Yuvia.
"Ha? Lagi?" Yovie sedikit kaget sementara Yuvia nyengir.


"Yaudah lo urusin Yuvia makan aja, gue mau pulang. Urusan kita udah selesai..."

Aku bermaksud meninggalkan mereka tapi tanganku keburu di genggam Yovie...

"Nggak, belom selesai. Itu nanggung!" Bisiknya.


DEG...


Aku tau bakalan begini! Aku belom siap! Please, Yov...


"Yaudah nanti kakak pesenin delivery aja ya! Nggak ada bahan-bahan buat masak..." Celetuk Yovie nyengir masih menggenggam tanganku.

"Iya deh, yaudah aku keatas lagi ya... Rasanya capek banget..." Balas Yuvia,
"Iyalah, kamu kan lagi... Ah yaudah istirahat aja..." Yovie nyengir.


Yuvia naik keatas dan menghilang...


PLAAKK!!!


Aku menamparnya lagi.


"Apaan sih? Sakit!" Dia meringis,

"Yuvia lagi hamil inget! Udah ah, urusan gue udah selesai. Gue udah tau semuanya!"

keqz5Gv3_o.jpg


Aku mau berdiri tapi tiba-tiba Yovie menarikku kepelukannya dan kembali mencium bibirku, entah kenapa aku malah menanggapinya, kami saling berciuman. Lidah kami kembali saling belit...


"Kita pindah aja ya?" Tanya Yovie sesaat ciuman terlepas,
"Kemana?" Tanyaku balik sedikit sayu,
"Ke kamar orang tua aku aja..." Dia nyengir,


Astaga, dia serius?


"Lo udah nafsu ya?" Tanyaku,
"Banget..." Bisiknya mengelus pipiku,
"Pindah ya?" Lanjutnya.


Jangan Shan. Please jangan mau!


"Tadi katanya sama gue beda..." Aku malah memancingnya,
"Iya tadinya, abis lo mancing-mancing sih..." Balasnya,
"Jadi salah gue?" Tanyaku,

"Ah bawel..."

Dia menggendongku lalu berjalan menuju pintu kamar orang tuanya, aku malah membuka pintunya dan dia menjatuhkanku diatas kasurnya dan menindihku lalu kembali mencium bibirku...

Semakin sering dicium, nafsuku semakin naik...

Dan sekarang...

Aku ingin lihat penisnya...


Dia melepas ciumannya, "Gue nggak tahan Shan..."


Yovie menarikku duduk dan melepas kaosku sementara aku malah menurut mungkin karena aku juga sudah nafsu. Aku malah melepas bra putihku dan...


"Mmmhh... Yovv..."


Yovie langsung menghisap payudaraku dengan liar sementara tanganku menyentuh celananya berusaha membukanya...


Suara pikiranku sudah tidak terdengar, mungkin sudah tertimbun nafsuku, aku ngerasa beda. Aku ngerasa lebih liar... Mungkin bener tentang cewek lebih parah nafsunya tapi mereka bisa nyembunyiin...

Dan sekarang Yovie berdiri dihadapanku yang terduduk lalu melepas celana dan celana dalamnya, penisnya yang tegang menantangku, aku terengah... Ini titit yang dulu hampir aku pegang?


"Kok beda ya?" Aku mendongak menatapnya,
"Ha? Beda gimana?" Dia bingung,
"Dulu waktu kita mandi bareng nggak gini..." Aku polos menatap penisnya.


Dia tertawa,


"Masih inget aja, dulu itu juga beda, waktu kita mandi bareng nggak nonjol gitu..." Tunjuknya pada dadaku.

"Tapi Yov, gue masih belom siap buat bersetubuh..." Aku menatapnya dalam.


Dia terlihat terdiam sesaat, aku masih menatapnya. Kami dalam keadaan yang aku nggak pernah bayangkan sebelumnya. Sekarang Yovie berdiri di hadapanku dengan tidak memakai celana dan aku terduduk di hadapannya dengan tidak memakai baju...

Dia tersenyum, "Kita petting aja..."
"Petting?" Aku bingung menatapnya,

"Udah, nanti lo juga tau..." Dia nyengir,


Sama-sama terdiam...


"Terus sekarang gimana?" Aku masih menatapnya polos.

"Lo jangan masang muka polos gitu dah. Lo tau kan harus apa?" Yovie sedikit gregetan,
"Iya deh gue nggak polos!"

Aku langsung menggenggam penisnya, memencetnya sesaat lalu mengocoknya sambil terus menatapnya.

Dia sempat meringis sesaat tapi kemudian menatapku dengan sedikit nafsu. Aku mengocoknya makin cepat...

"Mmmhh..."

Aku menatapnya...

Sekarang kami berdua sama-sama mulai dipenuhi nafsu...

"Isep dong Shan..." Bisiknya terengah,
"Mau banget?" Aku nyengir.

"Iyaahhh..." Balasnya tercekat.


Aku tersenyum memandangnya lalu mendekatkan wajahku kearah penisnya dan menjilat penisnya perlahan...


"Aaahh... Crescentia..."


Aku memasukkan penisnya kedalam mulutku dan menghisapnya kuat-kuat sambil memaju-mundurkan kepalaku...


Ini lumayan besar!


"Hangat banget Shan... Sshh..." Bisik Yovie,


Aku tidak perduli, terus memaju-mundurkan kepalaku sambil menjilat-jilat penisnya. Seperti anak kecil menghabiskan lolipop miliknya. Terlalu menikmati sampai aku tidak sadar tangan Yovie sudah mengunci kepalaku dan pinggangnya bergerak maju-mundur! Penisnya nyaris masuk kerongkonganku! Aku nggak bisa nafas!


"Mmmhh!! Mmhhh!! Mmhh!!!"


"ARGH SHAN!!!" Teriaknya,


Penisnya menyemprotkan sesuatu dan langsung masuk ke kerongkonganku beberapa tertahan... Aku mau muntah...


"Kasar banget!" Celetukku batuk-batuk. Wajahku memerah...

"Maaf..." Dia terkekeh,
"Abis enak sih. Anget..." Lanjutnya terkekeh lagi,


Aku menatapnya tajam, "Jangan-jangan Yuvia sama Gracia juga lo giniin ya?"
"Udah gausah bahas mereka. Mending kita fokus sama kita, kali aja lo ntar hamil..." Celetuknya.


PLAAAKK!!!

"ADUH!!"


Aku menamparnya lagi,


"Gue belom siap pecah sama lo ya!" Aku menunjuk hidungnya.

"Yuvia sama Gracia aja nurut, kok lo susah banget sih? Belom ngapa-ngapain aja gue udah empat kali di tampar!" Dia protes.

"Seenaknya aja ngomong belom ngapa-ngapain! Lo udah grepe-grepe gue sama ini nih udah masuk ke kerongkongan gue ampe batuk-batuk!"


Aku menunjuk penisnya yang masih sedikit tegang.


"Lagian kenapa harus disini sih? Ini kan kamar orang-tua lo..." Aku celingak celinguk menatap sekitar,

"Ya terus?" Dia bingung,
"Gue takut..." Balasku menatapnya.

"Lo takut gue nafsu!"

"E-eeh...


Dia menarik celana dan celana dalamku tiba-tiba, aku tidak sempat menahannya. Terlihatlah vaginaku yang baru aku cukur kemarin...


"Shan?" Dia mendongak,


Aku reflek mengetatkan pahaku,


"Apa?!"

"Kok gaada bulunya?"


PLAAAKK!!!

Aku menamparnya lagi hihi...


"ASTAGA! LO RINGAN TANGAN BANGET YA?!" Dia kesal.
"Lagian lo mesum! Gue di telanjangin gini!" Aku protes.


"YOV!!"


Tiba-tiba dia membuka pahaku dan kepalanya menyeruak masuk menjilat vaginaku, aku malah menjepit kepalanya dengan pahaku, tapi ketika aku mau melepas jepitannya tangan Yovie menahan pahaku...


"AAAHHH GELI!!!" Teriakku.


Tanganku berusaha melepas tangannya tapi tenaganya lebih kuat, sumpah rasanya geli waktu lidahnya menyentuh vaginaku... aaaahhh!!!

Dalam menit berikutnya aku malah menikmati jilatannya, aku sudah melebarkan pahaku... Meremas sprei kasur dan menahan desahan...

Aku malah menikmati setiap jilatannya sampai tidak sadar lidahnya berusaha masuk vaginaku!

"Yov! Ja... OHH... Jangan dalem-dalem!"

"MMHHHH!!!"

Aku menggeleng liar, Yovie meruntuhkan pertahananku! Ada dorongan kuat dari perutku seperti ada yang akan keluar! Apa ini... Squirting?!


"YHAAAAA!!!!"


Vaginaku mengeluarkan cairan lumayan deras, menyemprot ke wajah Yovie. Aku tersengal mau tertawa melihat dia tiba-tiba kaget akibat ulahnya sendiri...

"Hhhh... Rasain! Hhh... Kaget kan? Hhhh..." Aku masih tersengal,
"Tiba-tiba keluar, gue lagi asik ngejilat.. Enak licin gaada bulunya..." Dia nyengir.

"Dasar!"

Aku masih merasakan sensasi squirting tadi tiba-tiba Yovie menarikku berdiri lalu membelakangiku dan menyelipkan penisnya diantara pahaku dibawah vaginaku, aku takut dia gabisa ngontrol nafsunya...


"Kita petting sekarang, jadi gue cuman gesek-gesek titit gue di paha lo, Shan..."
"Awas jangan masuk ya! Gue gamau masuk!" Aku panik.
"Nggak!" Dia menjawab sembarang,


Dia mulai menggerakkan pinggangnya, aku masih panik menatap kebawah sementara dia memeluk perutku...

"Yov... Jangan masuk..." Bisikku.
"Hmm? Nggak Shan..." Balasnya,


Merasa yakin aku menjepit penisnya dengan pahaku sehingga penisnya juga menyentuh bibir vaginaku...

Semakin bergesekan semakin nikmat...

Yovie makin mempercepat dorongannya, penisnya hilang timbul diantara pahaku aku juga merasa nikmat... Vaginaku seperti dibuai... Oohh... Yovv!! Aku mau lebih!!

"Lebih... Hmm... Cepet... Yov... Hmm..." Desahku.

Yovie mempercepat gerakannya...

"Iyaahh..." Aku mendesah makin parah...


Vaginaku gatal... Ingin dimasukin... Tapi aku tahan!


"Shan... Masukin ya?" Bisik Yovie di telingaku,
"Jangan... OOHH... Gini aja... Hmm..."

Aku masih bisa menahan nafsuku walau sebenernya aku mau lebih dari ini. Aku mau hamil sama Yovie!

"NNGGHH... Shann... NGGHH... Masukin yaahh..." Dia masih memohon,
"Jangaann... HMMM... JANGAANN..." Aku masih menahan,


Vaginaku makin gatal terus bersentuhan dengan penis Yovie!

"Shann gue nggak tahan pengen masuk!"
"Iya gue juga nggak tahan pengen dimasukin, tapi tahan..."


Terus dibuai tiba-tiba rasa itu datang lagi... Aku nggak kuat berdiri sehingga menungging memegang bibir kasur, kakiku lemah...

"GUE MAU KELUAR YOV!!!" Teriakku,
"BARENGAN!!!" Balas Yovie,

Aku squirting lagi... Kali ini cukup deras sampai aku terjatuh...

Tiba-tiba Yovie mengeluarkan spermanya tepat di wajahku, ada beberapa yang muncrat di dada dan perutku. Aku tidak perduli... Ini nikmat...

Yovie juga ambruk...

Suasana hening... Hanya suara deru nafas kami kelelahan saling bersautan...

"Lo sih parah... Mau hamilin gue... Gapuas udah hamilin adek sendiri?" Bisikku.
"Alah... Lo juga tadi pengen di masukin tapi nahan-nahan mulu..." Yovie berkelak.


Aku tertawa tapi masih tersengal...


"KAAKK DIMANA SIH? DELIVERYNYA DIMANA? AKU SAMA DEDEK BAYI LAPER NIH!"


Teriakan Yuvia terdengar, sontak kami saling bertatapan panik...


"Astaga, delivery makanan!" Dia menepuk dahinya,


DASAR BODOH!

i0neJHdK_o.jpg


BERSAMBUNG...


Ehehehe mulai nyerempet-nyerempet SS nih... Selanjutnya lebih seru kok, pantengin aja WKWKWKWKWK
 
Terakhir diubah:
Tahi Suci... cinta memang bisa membutakan...
Dasar Yovie otak selangkangan..
nice update hu
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bang kurang kurangin lah bagian "Deg" nya, nggak enak bacanya, trus gue nggak ngerti kenapa yovie sama shania masih manggil yupi dengan yuvia, kesannya aneh gitu. Tapi ya itu suka suka lu sih mau nulis kek mana.
Degnya itu kaget, ekspresi kagetnya aja sih wkwk kalo yuvia itu bawaan gue sendiri. Kalo yupi gue aneh bacanya wkwk sejenis permen.. Tapi thanks masukannya nanti gue coba perbaiki ehehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd