Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Part 35: Kamu Hebat, kamu pasti bisa


Rini Kusuma Wardhani


Mami

Pov Bram Kusuma

Pagi ini Bandara Ahmad Yani begitu sibuknya mulai subuh sudah banyak kendaraan yang lalu lalang masuk gerbang bandara dan masing masing mengantar penumpang yang akan pulang atau untuk berangkat kerja kembali se usai weekand yang telah berakhir dan dari pintu keberangkatan antrean panjang menggurita tampak banyak penumpang pesawat jurusan ibu kota tampak menimpuk di ruang tunggu penumpang untuk menunggu keberangkatan yang sudah penuh

Bram Senin pagi ini diantar Tasya ke bandara setelah 1 minggu yang lalu Rini anak semata wayangnya datang ke Solo diantar dengan calon besan atau calon mertuanya sendiri untuk meminta aku bergabung dengan team yang khusus di bentuk dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh calon mamtuku Hartono yang tejerat kasus pencucian uang yang di duga dari cukong cukong yang berasal dari 3 negara tetangga, Hongkong, Jepang dan Singapura sebagai pusat perdagangan di Asia timur dan tenggara ini yang memberatkan Hartono sebagai anak dari seorang pengusaha besar yang namanya sudah menebus di minimal 3 benua merupakan pengusaha besar yang berasetnya mencapai ratusan Trilyun yang tersebar di berbagai Negara baik di Asia, Asutralia dan Amerika nama yang besar membawa nama MMC Group mendunia dan berberak di berbagai sektor perdagangan dan property sesuai dimana MMC Group melebarkan sayapnya di Negara Negara mana dia berada

Aku berangkat sekitar jam 6 dengan di antar Tasya kekasih kecil ku yang akan menggantikan kedudukan istriku Niken Larasati pendiri Larasati Group dan akan menjadi penerus Larasati Group ini sebelum berangkat aku sempat menelpun Waka SMA XX dimana Tasya sekolah mungkin akan terlambat mengikuti pelajaran mengingkat tiap hari Senin wajib mengikuti upacara bendera yang di ikuti semua siswa dan guru

“Mas, hati hati ya” kata Tasya di belakang kemudi

“Ia jeng dan kamu juga hati hati ya” kata ku sambil melepas seffie bad di tubuh Tasya dan menarik wajahnya mendekat dan mencium bibir yang ranum penuh kemesraan

“Jaga hati ya mas jangan nakal aku di sini akan selalu menanti mas Bram dengan penuh cinta” kata Tasya setelah aku melepas ciumanku

“Jeng juga begitu ya jaga hati untuk aku ya selama aku tidak ada di sampingmu semoga urusan dengan mertua ibumu Rini cepat selesai yang aku perkirakan dalam waktu satu bulan harus sudah selesai tinggal pendekatan dengan Negara Negara yang bersangkutan” kata ku memberi semangat

“Ya, mas semoga cepat selesai dan aku titip ini ya mas hanya untuk aku” kata Tasya sambil meraba penis Bram dari luar celana

“Tentu Tasya ini hanya ini untuk mu seorang” jawabku sambil membalas rabaan ke penis aku dan aku mencoba meremas payudara Tasya dengan lembut

“Ahhhh, maassss, udah ahhh nanti mas terlambat” kata Tasya manja

“Pesawat yang aku tumpangi nant berangkat jan 8 lebih kok masuh satu setengah jam, ayo turun anter aku ke pintu kebenagkatan” kata ku

Dan kami bergegas meninggalkan parkiran dan Tasya mengantar aku sampai pintu keberangatan ketika aku masuk keberangkatan yang dengan antrian panjang mengurita
ini dan Tasya dengan setia menemani aku di samping aku sambil tangan kirinya selalu di lengan kananku setelah sampai urutan aku di depan pintu kenerangkatan aku tarik kepala Tasya dan mencuim keningnya nya dan meninggalkan Tasya sendiri dan aku melangkah masuk ke pintu keberangkatan

Setelah semua dukumen penerbanganan diperiksa petugas aku mengirim WA ke Tasya tapi tidak segera di balasnya mungkin masih di jalan atau terjebak macet langganan kalau pagi hari apalagi hari Senin pasti macet pun ngak bisa dihindari walau ngak separah ibu kota

Jam 7.40 terdengar panggilan penumpang Garuda dengan no penerbangan GA 238 jurusan Sukarno Hatta dipersilahkam menuju gate 1 dan aku bersama orang arang yang sejurusan dengan aku langsung berdiri untuk menuju ke gate 1 dan naik pesawat yang sudah siap untk mengudara

Jam 9.30 pesawat yang aku tumpangi sudah mendarat di bantara Soekarno Hatta dan aku langsung keluar dari bandara sebeb aku hanya membawa bebrapa pakaian yang aku masukkan ke dalam ransel bukan koper jadi mudah membawanya kalau nanti kekurangan baju bisa membeli di supermarket banyak memjual pakai jadi dan pantas untuk berbagai keperluan

Aku keluar dari pintu kadatangan sudah di sambut okeh Rini anakku dan calon mamtu aku Hartono langsung mengajak aku sarapan dulu disebuah café yang ada di Bandara Soetta ini

“Gima kabarnya nak Hartono” kataku sambil berjabatan tangan

“Baik pak dan bapak sendiri” kata Hartomo

“Baik juga, hehehe Rini apa kabar” kataku sambil mencium kening Rini anakku

“Baik ayah ayah juga baik kan, bagai mana kabar ibu mudaku ayah” kata Rini

“Ya begitu juga baik baik kok malah tadi sempat ngantar aku ke bandara”saut aku

“Ayah belum makan to, yo kita makan dulu, oh ia mas Ton nanti pertemuannya jam berapa” tanya Rinike Hartono

“Masih nanti kok setelah istirahat siang sekitar jam satu di kantor pusat MMC group” kata Hartono, lanjutnya “Ya udah kita ke café yang ada di bandara ini aja ada yang enak juga kok”

Kami beriga melangkah menuju café yang di maksud Hatono dan Hartono masuk dulu dan minta private room yang ada di café tersebut dan dengan cepat di siapkan prefasi room yang di minta oleh Hartono sebab café tersebut sudah mengenal nya

Setelah masuk dalam private room dan kini duduk di korsi yang di sediakan

“Bapak mau pesen apa” kata Hartono

“Kalau menurut kamu apa yang paling enak nak” kata ku

“Bebek gorengnya sunggung istinewa pak” kata Hartono,

“Ya udah bebek goreng aja” kata ku,

“Dan kamu dik” tanya Hartono

“Ya udah disamai saja” kata Rini

Dan Hartono memanggil waiters dan memesan makanan untuk mereka bersama dan aku memesan teh hangat dan manis, Rini memsan air mineral dan Hartono memesan secangkir kopi robusta

“Rencana kamu gimana nak, biar bapak menyesuaikan rencabamu kedepan untuk urusan ini” kata ku

“Gini pak, nanti bapak ketemu dulu dengan team 11 yang terdiri dari team pengacara dan team akutansi yang sudah kami bentuk terdiri dari bebeapa orang yang di tugaskan di Negara Negara yang bersangkutan sedang semua team itu selalu berhubungan satu dengan yang lain di bawah kedali bapak” kata Hartono

“Ya kalau begitu nanti siang ini aku ingin bertemu dengan semua team yang sudah bentuk dan memastikan sampai di mana kinerja mereka” kata ku

Sementara makanan yang kami tunggu sudah siap terhidangkan dan kami mulai makan sambil bercerita yang ringan ringan yang diselingi oleh canda tawa yang sangat wajar dan satu jam kemudia aku bersama dengan Rini dan Hartono naik bobil marcedes benz keluaran terbaru dimana Hartono duduk di samping supir dan aku dan Rini duduk di bangku tengah dan jam 11 san aku telah sampai di kantor pusat MMC Group di sambut oleh bapak Karta Atmaja dan ibu Karta Atmaja

“Selama datang mas Bram” kata pak Karta Atmaja sambil memeluk tubuhku, lanjutnya “Bagaimana perjalanan nya menyenangkan”

“Baik mas Karta Atmaja, perjalanan sunggung menyenangkan” jawab Bram sambil memeluk tubuh pak Karta Atmaja

“Perkenalkan ini istri saya Neni Karta Atmaja” kata pak Karta Atmaja

“Perkenaklan saya Bram Kusuma ayah dari Rini Kusuma Wardhani” kata Bram sambil mengulurkan tangan dan di sambut dengan jabatan tangan

“Saya Neni istri dari pak Karta Atmaja dan ibu dari Hartono” kata bu Karta Atmana sambil menerima uluran tanganku

“Mari silahkan duduk mas Bram” kata pak Karta Atmaja “Terima kasih” jawab ku dan kami semua duduk di sofa yang berjejer aku mengambil tempat duduk tunggal hanya untuk satu orang sedang Rini duduk berdampingan dengan Hartono dan bapak dan ibu Karta Atmaka juga duduk di bangku panjang lainnya

“Begini mas Bram, siang ini kita akan bertemu dengan team yang terdiri dari 11 orang yang kita beri nama team 11 dulunya hanya beranggotakan 10 orang kita namakan tean 10 tapi dengan tambahan mas Bram masuk ke team ini menjadi team 11 orang termasuk mas Bram dan kami sudah sepakat mas Bram kami tunjuk sebagai ketua team 11 ini, terdiri dari 10 anggota team satu sebagai admin mas Bram yang akan menghungkan mas Bran dengan team kecil tean kecil yang lain atau pun team ini dengan kantor pusat dan di sini terdiri dari 9 anggota team ini setiap Negara yang terkait yaitu Jepang, Hongkong dan Singapura mempunyai team sendiri sendiri terdiri dari 3 anggata team yang terdiri 1 pengacara, 1 angkuntan dan 1 admin yang bertugas dan kemarin setiap team sudah mencoba bekerja di setiap Negara yang terkait tapi masih terhimpit birokrasi tiap Negara yang berbeda beda hampir sama sih khasus yang mereka hadapi mentoknya pada birokrasi Negara itu itu saja dulu sebagai awal sebentar saya menghubungi admin nya mas Bram sekalian berkenalan dengan mas Bram yang nanti akan mendampingi mas Bram dalam setiap negoisasi di setiap Negara” kata pak Karta Atmaja dan berdiri melangkah ke meja kerjanya dan menilphun seseorang

“Hallo Marisa bisa ke ruang aula kecil” kata pak Karta Atmaja

“….”

“Ditunggu ya ngak pakai lama” kata pak Karta Atmaja

Kemudian Karta Atmaja menutup saluran telpun nya dan duduk kembali di tempat semula dan sebentar kemudian terdengar ketukan pintu dan sebuah perintah dari pak
Karta Atmaja “Masuk” dan pintu terbuka terlihat seorang wanita yang aku tafsir usianya sekitsr 25 sampai 27 tahun cantik memakai pakaian ketat sehingga lekuk tubuh nya terlihat sangat menonjol terutama pada bagian dada dan pantatnya dan kini berdiri di hadapan kami semua

“Kenalkan ini keluarga besan dari Solo yang nanti akan menjadi ketua team mu Marisa” kata pak Karta Atmaja

Kemudian Marisa melangkah medekati aku

“Ini pasti Letnan Jendral Bram Kusuma, salam kanal Jendral saya Marisa senang menjadi admin pak Bram Kusuma salam” kata Marisa ramah sambil mengulurkan tangan dan mencium biku biku tanangannya dan diterima oleh Bram Kusuma dengan sebuah senyum di bibirnya

“Lho kok tau kalau aku Bram Kusuma” kata ku

“Pak Bram ingat pak Kusnendar” kata Marisa

“Kusnendar ya” kata ku sambil mengingat ingat dan akhirnya ”Ya kenal dia bekas ajudan ku di kodam V Brawijaya ketika saya menjabat sebagai Panglima Kodam V Brawijaya dan apa hubunganmu dengan Kusnendar”

“Pak Kusnendar adalah ayah saya pak dan sekarang sudah pensiun bertempat tinggal di Semarang kembali kampung” kata Marisa, lanjutnya “Dan saya bangga sebagai admin bapak disini yang bertugas sebagai pengganti bapak saya sebagai ajudan pak Bram Kusuma”

“Kalau ngak salah Kusmendar punya anak 3 orang 2 cowok dan 1 cewek kalau ngak salah yang cewek yang bontot ya” kata ku

“Wah bapak ternyata daya ingat masih sangat kuat sekali benar pak saya yang bontot ketika bapak menjabat sebagai panglima saya masih berumur 15 tahun dan masih SMP kelas 3” kata Marisa dan menggeser ke kiri sekarang berhadapan denga Rini lanjutnya “Salam kenal mbak Rini saya Marisa” sambil mengulurkan tangan nya tapi oleh Rini di tarik tububuhnya dan cipika cipiki

“Salam kenal juga dik Marisa” kata Rini

“Marisa ambil korsi dulu dan duduk si sini” kata Hartono

“Siap boss” kata Marisa menjawab perintah Hartono dan Marisa melangkah mengangkat korsi kecil di sudut ruang dan duduk diantara mereka

“Marisa coba kamu ceritakan sampai di mana kinerja team kamu ini secara sepintas supaya kami disini tau semua urusan kamu dan team ngak usah detail cukup sepintas saja nanti yang detail biar dengan mas Bram saja yang tau” kata Kara Atmaja

“Baik big boss tean ini terdiri dari 11 orang satu ketua team dan seorang admin dan ada 3 team kecil yang terpisah untuk masing masing Negara tediri dari 3 orang, 1 orang dari penasehat hukum atau pengacara, 1 dari akuntan dan satu admin yang mengurusi satu Negara di mana dia berada setiap team sudah bekerja sesuai arahan membuat perusahan bayangan yang manager utamanya bapak Hartono Karta Atmaja dan beralamat di Negara masing masing dari perusahan bayangan itu uang yang jumlahnya tidak sedikit itu di kirim ke Indonesia langsung ke rekening pak Hartono di Indonesia dari sesorang tanpa identitas dan perusahan bayangan ini yang membuat kiriman uang dari illegal menjadi legal dengan alasan menghindari pajak dan urusan sampai di sini mentok karena birokrasi di masing masing Negara kalau boleh saya katakan Negara asal akan kehilangan pajak jika pengiriman anak perusahan dari MMC Group dengan alasan menarik dana dari Negara itu untuk membuat Hotel di berbagai kota di Indonesia menurut rencana dana tersebut sekitar 100 T uang illegal dan dari 3 negara tersebut dan itu kalau terbukti ini penyuyian uang Negara asal akan mendapat 25 % dan untuk negara tujuan 75 % akan masuk kas Negara sebab itu urusan nya menjadi sulit dan mentok dari dalam birokrasi masing masing Negara” kata Marisa admin team ini

“Aku juga ingin bertanya ke nak Hartono dan mohon di jawab dengan jujur dan secara terbuka dan aku yakin seyakin yakin nya apa yang akan di katakan nak Hartono akan menjadi rahasia kita bersama” kata ku, lanjutnya “Uang illegal itu berasal dari kelompok mana”

“Baik pak Bram kalau semua keluarga dan team yang pada tau cuma dik Rini dan pak Bram belum tau” kata Hartono, lanjutnya “Aku mengenal seorang anggota triat dari Hongkong yang dulu ketika aku masih SD teman sebangku namanya Chou In Lay yang kini hidup di Singapura sebenarnya aku mau di tarik sebagai anggota triat oleh dia itu tapi saya tolak dan setelah gagal aku di minta melegalkan uang panas yang mereka punya dan tidak di simpan di bank pemeritah tapi di simpan di bank nya sendiri yang berada di 3 tempat Hong Kong, Tokio dan Siangpura dengan perjanjian di bawah tanggan aku mendapt 50 % dari hasil jerih payahku ini dan uang itu sengguh sangat besar ternyata jumlah dana mereka mencapai 250 T tapi untuk sementara aku di kasih 100 T sesuai ucapan Marisa tadi dan pengiriman secara illegal dan aku bawa sendiri bolak balik dari ke tiga Negara itu sanpai beberapa kali dan kemarin tuntuannya semua dari dana yang 100 T akan di sita oleh bank dan yang berupa tanah bangunan dan uang kontan ditambah lagi ancam pidana pencucian uang selama 10 sampai 15 tahun penjara” kata Hartono

“Dari Negara mana yang paling besar dana yang kau bawa” tanyaku

“Dari Singapura pak sampai 50 T sendiri dan 25 T dari masing masing Hongkong dan Tokyo” kata Hartono

“Lalu cara kamu memasukan dana illegal ke Indonesua pakai cara apa” kata ku

:Aku masukan koper yang selang seling dengan baju yang aku pakai sehingga mengaburkan pihak bea cukai bandara dan aku bawa sampai beberapa kali untuk benerapa kali penerbangan baik dari Hong Kong Tokyo dan Singapura dan aku berhasil aku sendiri heran ngak ketangkap tangan tapi justru aku tertangkan di Semarang olah Interpol Negara Indonesia dimana aku tertangkap” kata Hartono

“Kamu tau kerja polisi terutama Interpol punya 1000 mata dan 1000 informasi dan ketahuilah sepandai pandai nya tupai melompat pasti akan jatuh juga mungkin juga kebocoran itu dari lawan triatmu atau bisa juga jadi dari saingan dari temanmu siapa tadi chou, seandainya kamu lolos dari pengamatan pulisi terutama Interpol hidup kamu juga tidak tenang semacam di kejar kejar dosa” kata Bram, lanjutnya “Apasih sebenarnya motifasi kamu dan apa sih yang kamu cari nak Hartono? Hidup serba mudah uang tinggal ambil dan tidak akan habis bila di makan sapai 7 turunan, hanya nafsu dan perkatan hebat dari temanku Chou In Lay kanapa yang kamu dapat sekarang ke hancurkan hidup kamu dan kalau sudah begini menyusahkan semua orang terutama bapak dan ibu mu nak Hartono dan mungkin juga calon istri kamu dan itu anakku nak”

“Betul yang bapak ucapka tadi aku hanya ingin populair di antara teman teman sejawatku dan mendapat sanjungan hebat dari teman temanku sebab dari kecil aku kurang mendapt perhatian khusus dari papi dan mami yang selalu sibuk dengan kerja dan kerja aku tau kesibukan papi mami adalah untuk membesarkan MMC Group sampai
sebesar ini belum pernah papi mami memberi pujian ataupun sanjungan sekecil apapun walau prestasi aku di sekolah mendapat ranking satu tidak pernah keluar dari mulut beliau kata sanjungan dan menganggap itu hal yang biasa satu kali saja kata kata bagus ataupun satu ancungan jari jempol pun tak pernah aku dapatkan sanjungan dan pujian aku kini merasa seakan hidup sendiri dan kata sanjungan yang pertama aku dapatkan dari matan istriku May Lan ketika aku mendapat proyek rehap gedung perpustakaan Negara di jalan Tamrin hanya dengan 2 kata kamu hebat dan itu mengubah hidup aku dan semenjak saat itu hidupku bersama May Lan dan yang hidup penuh sanjungan dan pujian tapi 1 tahun yang lalu Maylan di panggil Tuhan dan itu adalah kesalahan aku menugaskan May Lan untuk mewaliki keluarga untuk membuka Hotel di kawasan Bandung utara dan pulangnya dari meresminan hotel May Lan kecelakaan di tol Cipularang dan itu membuat hati ku hancur berkeping keping hampir 3 bulan aku menyesali diri dan mungkin kalau peristiwa itu tidak terjadi aku tidak mau jadi kurir semacam ini” kata Hartono,lanjutnya “Maaf pah mah aku kilaf anak mu ini tidak tau balas budi atas kebaiknan keluarga ini”

Mami langsung mendekatkan ke Hartono dan mencium kening aku sambil berucap “Maafkanlah mami ya sayang mami selalu sibuk dengan urusa mami sendiri sehingga mengabaikan anak mami yang hebat ini” kata mami Neni

“Udah terlambat mami” kata Hatrono

“Tidak ada kata terlamnat untuk seorang pengusaha yang kata kata tertunda dan kini mami hanya bilang yang sudah biarlah lewat dan lupakan untuk menyongsong masa depanmu yang masih sangat panjang bersama kekasihmu Rini Kusuma Wardhani” kata mami Neni

“Ya mi” kata Hartono

“Ya Tono anakku kamu adalah pewaris dan penerus MMC Group ngak boleh cengeng pantang bagi anak laki laki untuk meneteskan air mata, udah sekarang bangkit berdiri jangan terlarut dalam kesedihan dan cepat move on tapi jangan kau rusak ini semua masa depan mu sendiri kasihan calon istrimu dan malu dengan calon mertumu” kata pak Karta Atmaja

“Ya papi” kata Hartono sambil duduk kembali di samping Rini kekasih hatinya

“Sudah mas Tono, aku siap kok untuk selelu setia dan mendampingi mas Tono yang hebat dan tetap semangat” kata Rini

“Terima kasih dik Rini” kata Hartono

“Sekali lagi ini pelajaran yang sangat berharga untuk mu dan untuk anakku Rini sekecil apapun prestasi yang di dapat harus mendapat pujian ini pun berlaku di kalangan militer kalau ada seorang anggota dapat menyelesaikan tugas dengan benar di panggil di tengah apel pagi misalnya dan mendapt sanjungan dan tepuk tangan dari teman temannya dan ucapan selamat dari pimpinan atau hanya acungan jempol dan itu merupakan sanjungan yang sangat berarti dalam melanjutkan hidup ini” kata ku memberi masukan untuk anak calon mantuku

“Terima kasih pak atas segala masukannya umtuk kedepannya” jawab Hartono

“Marisa ajak mas Bram tunjukan ruangan kerja sementara di sini dan persiapkan semua kebutuhannya aku percaya pada mu Marisa tentu kamu bisa” kata pak Karta Atmaja

“Siap pak” jawab Marisa, lanjutnya “Mari pak Bram saya antar dan tunjukin ruang yang telah kami persiapkan untuk bapak” kata Marisa sambil berdiri

Akupun ikut berdiri setelah mengucapkan salam dan meninggalkan mereka dan melangkah mengikuti langkah Marisa dan ternyata ruanganku ada di lantai 8 dan pertemuan tadi berada di lantai 6 menjadi satu dengan lantai para manager berada sedang lamtai teratas lantai 9 di gunakan untuk ruang owner dan direktur dari MMC Group setelah sampai di ruangan yang cukup luas berukuran 12 X 9 meter persegi dan di sebelahnya ada ruang metting khusus untuk keperluan ini terdiri dari ruangan 4 X 3 meter persegi juga di samping juga terdapat ruang 5 X 3 meter persegi umtuk ruang istirahat ada tempat tidur ada almari dan kamar mandi di dalam ruang istirahat dan Masisa menunjukan semuanyanya dan setelah itu aku mengajak duduk Marisa di sofa yang ada di dalam ruang kerjaku

“Capai juga ya” kata ku menbuka percakapan dengan Marisa

“Ya pak” jawab Marisa sinkat

“Nanti meeting nya jam berapa” kata ku

“Setelah makan siang pak sekitas setengah duaan pak” jawab Marisa, lanjutnya “Nanti selama di sini kami sudah menyiapkan tempat tinggal untuk bapak sebuah apartemen dan sebuah kendaraan Macedes Benz GLA Class untuk di pakai sebagai mobilesasi bapak dan di siapkan juga driver nya”

“Wow fasilitas yang sangat fantastis sekali” kata ku

“Karena bapak merupaka calon besan pak Karta Atmaja dan sebagai ketua team khusus ini” kata Marisa

“Dan aku juga mendapat seorang admin yang potensial, cerdas cantik dan seksi lagi” jawab ku sambil tersenyum dan memandag Marisa salang tingkah dan menunduk malu dan aku melihat ada sembrat warna merah dipipinya sambil mengucap

“Ahh bapak bisa aja” kata Marisa

“Masih ada waktu setengah jam, aku mau tahu kabar bapak mu pak Kusnendar dan ibu mu sekarang di mana dan kegiatan nya apa dan bagai mana juga dengan kabar ke 2 kakakmu dan juga bagaimana critanya nih kamu bisa keja disini” kata ku

“Wah satu satu dong pak kalu bertanya kok borongnan sih” jawab Marisa

“Kalau nanya sau satu kelamaan sih jadi nanyaknya rombongan he he he” kataku

“Dari bapak dan ibu dulu ya, beliau sekarang ada di Semarang setelah pensiun dari dinas militer sudah dua tahun ini beliau di Semarang, kakak ku yang pertama sudah berkeluarga sekarang ada di Batam bekerja pada sebuah PT yang bergerak di bidang jasa angkutan antas pulau dan antar Negara semacam trevel servis gitu lah dan kakaku yang ke dua masih di Surabaya sebagai dosen di Airlangga universitas dan ketiga aku kini ada di hadapan bapak Bram Kusuma yang ganteng, handsome dan berwibawa” kata Marisa

“Huss dosa lo ngedekin orang tua” kata Bram

“Biarin salah siapa pak Bram ganteng banget” kata Marisa

“Dan kamu sendiri kok bisa sampai di sini gabung dengan MMC Group ini” kataku

“Selelah lulus SMA aku melanjutkan di fakkultas Hukum di Jogyakarta dan lulus dengan predikat terbaik dan dapat langsung melanjutkan ke S2 dan aku ambil S2 pengacara dan 2 tahun kemudian lulus dan bergabung di salah satu lembaga bantua huhum karena prestasiku aku dalam dunia hukum aku di tarik oleh pak Karta Atmaja sendiri menjadi pengacara keluarga dan perusahaan MMC Group yang tersebar di 3 benua dan aku yang mengani semua maslah masalah hukum seperti ini” kata Marisa

Sementara Marisa bercerita tentang kehidupannya tiba tiba HP Marisa berdering ada panggilan dan di angkat nya ternyata dari anggota team 11 telah berkumpul di ruang metting di sebelah kantor Bram

“Pak teman teman udah pada kumpul di ruang meeting” kata Marisa

“Ya ayo kita kesana lebih cepat lebih bagus” kata ku

Aku dan Marisa berjalan menuju ruang meeting, aku dan Marisa masuk dan semua peserta meeting berdiri didepan korsi masing masing dan aku kemudian Marisa duduk di depan mereka dan aku mempersilahkam mereka duduk kembali

Dan Marisa mampersilahkan aku untuk memperkenalkan diri

“Assalamualaikun” kataku membuka meeting kali ini

“Wallaikumsallam” jawab mereka serentak

“Perkenalkan aku Bram Kusuma yang di tujuk oleh kelarga Karta Atmaja menjadi ketua team kecil ini untuk menangani khasus yang menyangkut pribadi Hartono anak tunggal keluarga Karta Atnaja dan kini menjadi calon suami dari anakku satu satunya juga karena itu lah aku sekarang duduk disini bersama suadara semua menganni kasus ini, sebenarnya latar pendidikanku adalah meliter dan kealianku tentang staegi perang tapi kini menjadi perang modern tentang negoisasi permasalahan rumit demikian dulu perkenalan saya ada pertanyaan

“Ada pak, mau tanya pangkat terakhir bapak sandang di kemmiliteram dan kini menjabat sebagai apa” kata seseprang

“Nama dan dari team mana” kataku

“He he he lupa namaku Albert Simamora dari team Tokyo” kata Albert

“Baik Saudara Albert, Pangkat terakhit aku dalam kemiliteran adalah Letnan Jendral dan sebelum pensiun aku bertugas di mabes Cilangkap bagian hubungan luar negeri dan sekarang sudah pensiun dan melanjutkan berbisnis kecil kecilan dari almarhum istriku Nilen Larasati di kota Solo” kataku, Lajutku “Ada prtanyaan lainnya”

Saya tunggu sebentar tapi tidak ada yang angkat tangan lanjutku

“Nah sekarang gentian kalian yang mengenalkan diri masing masing dari team mana dan berkedudukan sebagai apa, oke jelas, kita mulai dari depan pojok kiri” kataku

“Nama saya Fansiska Sulistyawati ketua team Tokyo” kata Fansiska

“Nama saya Endang Mulyani anggota team Hongkong” kata Endang

“Nama saya Rini Astuti anggota team Singapura” kata Rini

“Nama saya Didi Mulyadi ketua team Singapura” kata Didi

“Nama saya Anton Suharto ketua team Hong Kong” kata Anton

"Nama saya Albert Simamora anggota team Tokyo” kata Albert

"Nama saya Mahendra anggota team Hongkong” kata Mahendra

"Nama saya Dedi Sunarya anggota tean Tokyo” kata Dedi

"Nama saya Suharyo anggota team Singapura” kata Suharyo

"Nah sekarang aku ingin mendengar dari team Hong Kong dulu sampai saat ini apa saja yang seudah di kerjakan dan apa saja kendalanya” kata ku

Baik pak” kata Anton Suharto, lanjutnya “Rencana awal sudah kami jalankan membuat perusahaan bayangan dan yang kenudian membuat perusahan ini telah berdiri 3 tahun yang lalu di bawah bendera MMC Group dan dengan Ddirektur utama bp Hartono Karta Atmaja dan perusahan itu yang mengirim sejumlah yang ke rekening

Hartono dari Hong Kong dan semua sudah kami kerjakan mambuat pengiriman yang illegal menjadi legal dengan data pengitiman 6 bulan yang lalu dan ini kerja sama dengan pihak perbangkan di Hong Kong dan berjalan sangat mulus tapi setelah masuk rana birokrasi kami mengalami kesulitan karena tidak punya chenel untuk akses ke sana” kata Antom menyelesaikan laporanyan

“Laporan di terima tolong catat mbak Merisa” kata Bam

“Siap pak” kata Marisa

”Dari team Tokyo sampai dimana usahanya dan kendala apa yang meghambat” kata Bram

“Baik pak” kata Fransiska, Lanjutnya “Perusahan bayangan sudah berdiru persis sama dengan team dari Hong Kong setelah masuk rana pemeritahan yang sulit kami tembus pak mohon petunjuk” kata Fransika mengakhiri laporannya

“Baik laporan saya terima dan terakhir dari team Singapura” kataku

“Baik pak” kata Didi, lanjutnya “Hampir sama semua yang kami kerjakan berjalan mulus dan kami mengalami kesulitan menerobos rana birokrasi apa lagi Singapura tidak mempunya hubungan dengan Interpol dan kepulisian Indonesia”

“Baik laporan saya terima, kita kumpul kali di sini 2 hari mendatang dari sekerang sebab saya akan ketemu dengan Kolonel Singging dan AKBP Hanung yang menagani khasus ini dulu dan tolong mbak Marisa hubungi Kolonel Singguh atau AKBP Hanung dan buat janji saya akan bertemu beliau besok kalau bisa pagi” kata Bram

“Siap pak” kata Marisa

“Pertemuan selesai dan Assalamualaikum” kata Bram menutup pertemuan ini

“Wallaikumsalam” kata mereka bersamaan

Bersambung ….
Part 36
 
Bimabet
Part 36: Boleh aku panggil Mas



Marisa



Tasya Anggraeni

Pov Marisa

Setelah selesai meeting bersama semua team yang terdiri dari team 11 kami pun bubar dan kembali ke tugas masing masing selepas team ini dan aku saja yang terus mendampingi pak Bram Kusuma dan kamipun kembali di ruang kerja pak Bram

“Ini pak laporan selengkapmya dari team sudah ada di lattop dan ini untuk bapak untuk di pelajari” kata Marisa sambil menyerahkan sebuah lattop baru dan sudah berisi laporan laporan tentang investigasi khasus Hartono dari awal khausu sampau detik ini, lajutnya “Ini STNK mobil Marcedes Bez GLA Class sudah atas nama Bapak dan ini kunci mobilnya yang sekarang ada di tempat parkiran dan satu lagi yang ingin di tawarkan oleh pikah MMC Group ini ada tiga solosi bapak mau menginap untuk tempat istirahat bapak selama di Jakarta ini pertama di Hotel milik pak Hartono, yang ke dua di Apartemen yang sudah disediakan oleh pihak MMC Group atau di rumah bapak Karta Atmaja”

“Pilihan yang sulit kalau di Rumah bapak Karta Atmaja jelas aku tak mau mengganggu prevasi beliau dan kalau di Hotel dan di Apartemen ya” kata pak Bram

“Kalu menurut saya ke Apartemen saja sebab Apartemen itu sudah di beli juga atas nama Bapak mau di pakai atau tidak itu sudah hak milik bapak dan ini surat hak milik Apartement yang di maksud” kata ku sambil mengeluarkan document kepemilikan Aparteman sudah atas nama Pak Bram Kusuma tinggal melengapi syarat dan identitas di depan notaris dan pak Bram mambaca surat yang di sediakan untuk nya dan setelah itu Marisa menyerahkan 2 buah kunci elektrik apatreme tersebut

“Ya kalau begitu aku ke apartemen saja yang pasti lebih bebas dan bisa istirahat tanpa gangguan” kata pak Bram, lanjutnya “Bagaimana sudah menghubungi Kolonel Singgih”

“Belum pak, sebentar” kata ku sambil mengeluarkan smartphone ku dan menghubungi nomer seseorang

“Assalamualaikum” setelah suara telpun diangkat

“Wallaikumslam dengan pak Singgih ya” kata Marisa

“Betul ini Marisa dari MMC group ya, apa yang bisa saya bantu” kata pak Singging

“Pak ada waktu ngak besok pak Bram Kusuma ingin bertemu bapak berdua dengan pak Hanung juga” kata Marisa

“Kamu admin nya pak Bram ya sekarang” kata Singgih

“Betul pak baru tadi pagi pak Bram datang” kata Marisa

“Ok besok jam 10 ya di kantor Interpol” kata pak Singgih

“Makasih pak sampai besok, Assalamualaikum” pak kata Marisa

“Walauikumsalam” jawab pak Singgih sambil menutup smartphonenya

“Siipp pak besok jam 10 di kantor Interpol” kata Marisa

“Jam 10 ya, terima kasih” kata Pak Bram

Pak Bram masih membaca setiap dukumen tentang dengan teliti langsung dari lattop yang baru saja saya berikan dengan amat serius sukali

“Pak Bram, mau di buatkan kopi pak” kataku

“Boleh tapi dengan gula sedikit saja ya” kata pak Bram menjawab pertanyanku tapi mata nya masih di lattop yang baru di bacanya

Setelah aku membuatkan kopi untul pak Bram aku duduk kembali ke meja admin yang berada di luar ruangan tapi pikiramku melayang ke 10 tahum yang lalu ketika aku masih duduk di Bangku SMP kelas 3 ketika itu aku ikut bapak ke kantor nya ke Makodam Brawijaya di sanalah pertama aku berjumpa dengan May Jen Bram Kusuma (pada saat itu masih May Jen nelum Let Jen) dalam pakaina kebesaran dan menyapa aku

“Kamu siapa” kata pak Bram Kusuma

“Aku Marisa jendral” kataku

“Ha ha ha kok tau kalau aku jendral” kata pak Bram

Aku meunjukan tanda bintang yang ada di atas krah bajunya

“Kamu kok pinter sekali, putra siapa sih” kaya pak Bram

“Aku putra bapak Kusmendar pak” jawabku

“Dengan siapa” katamya kemudiam

“Sama kakak aku” Kata ku sambil menunjukan ke 2 kakak aku yang ada di ruangan itu

Kemudian pak Bram mencium kening aku sambil mengucap “Belajar yang pinter nanti bisa menggantikan posisi pak Kusnendar ayah mu” dan aku segera mencium biku biku tangannya sebagai penghormatan pada beliau

“Terima kasih doanya jendral” kataku

Lalu pak Bram menoleh pada bapak ku katanya “Aku teringat cucuku Tasya yang kini usianya baru 8 tahun, cantik centil dan pemberani persis seperti anak kamu Marisa” kata pak Bram, lanjutnya “Maukah kamu menjadi cucu aku yang di sini”

“Mau Jendral” kataku

“Tapi ada syaratnya” kata pak Bram

“Apa jendral” kata ku

“Kamu harus pinter nanti kamu akan menjadi seperti cucuku juga” kata pak Bram

“Siap jendral” kataku sambil mengangkat tangan kanan ku di temple ke keningku sendiri

“Laksanakan” kata pak Bram

“Siap Laksanakan” Jawabku spontan

Dan semenjak itu bayangan bayang jendral Bram Kusuma selalu ada di pelupuk mata ku sampai saat ini pak Bram Kusuma tidak berubah karismanya masih tetap tak tergoyahkan

Setengah jam kemudian pak Bram menaggil saya supaya menemani nya ke ruang pak Karta Atmaja tapi setelah saya hubugi sekretis beliau yang mengatakan bahwa pak Karta Atmaja sudah pulang bersama ibu dan juga calon mantunya yang masih tinggal hanya pal Hartono

Dan pak Bram mengatakan besok saja ketemu pak Karta Atmaja cuma ingin mengucapkan terima kasih saja kok kemudian mengajak aku ke Apartemen dan di sediakan untuk tempat tinggal pak Bram yang berada di jalan Paku Alam Jakarta Selatan tapi pak Bram ingin membeli beberapa pakain dulu di moll yang akan dilewati nanti

“Kamu naik apa Marisa” kata pak Bram

“Aku naik taksi on line tadi pak” di mana rumahmu

“Aku di sini ngekos pak di belakang kantor ini dekat kok hanya 10 menit naik taksi on line” kataku

“Ya nanti kalau kamu menghantar aku kamu pulangnya jauh sekali tapi kalau ngak di antar kamu aku ngak tau tempatnya gimana nih” kata pak Bram

“Ngak papa pak Bram aku bisa naik taksi pulangnya nanti Cuma ½ jam juga sampai kok” kataku

“Ok kita berangkat, cari baju dulu untuk besok pagi yang semi resmi, aku hanya bawa kaus saja seperti hari ini juga pakai kaus padahal tadi pertemua formil kan” kata ku

“Mau pakai driver atau di setirin sendiri pak Bram” kataku

“Di setirin sendiri aja kaya boss kalau kemana mana perlu driver” kata pak Bram

“Ya udah aku tunjukin mobilnya” kataku

Dan kami keluar setelah memasukan lattop ke dalam tasnya kembali dan memasuk kan surat surat kemilikan apartement STNK mobil dan juga kunci eletrik apaterman di dalam tas tattop dan membawa bersama tas Rangsel yang aku bawa dari Semarang dan di bantu Marisa membawakan ransel ku turun ke lantai dasar dan di sambut oleh kepala Satpam ternyata juga bekas anak buah aku di mabes Cilangkap dan sudah pensiun di tarik sebagai kepala satpan di MMC Group ini

“Selamat sore Jendral Bram kusuma” seoran Satpam menghormat ala militer

Pak Bram terkejut tapi hanya sebentar “Hai kamu Parjo kah”

“Siap ndan” jawab Parjo

“Sekarang kamu disini sejak kapan gabung di sini” kata pak Bram

“Sudah 3 tahun yang lalu ndan semnjak aku pensiun lumayan untuk tambah tambah di samping untuk kesibukan sehari hari dari pada dirumah badan menjadi pegel semua ndan hehehe” kata Parjo, lamjutnya “Ndan mobilnya yang mana saya ambilkan”

“Yang mana Marisa” kata pak Bram

“Yang itu pak Parjo mobil yang baru Marcedes Benz GLA Class warna hitam” kata Marisa

Kemudian aku menyerahkan kunci mobil ke Parjo dan Parjo pun segera pergi mengambil mobil Marcedes Benz GLA Class dan membawanya di di depan lobby di mana Bram dan Marisa menanti

“Wih mantap ndan mulus tanpa goncangan” kata Parjo sambil menyerahkan kunci mobilnya kembali

“Udah di panasi jo” kata pak Bram

“Sudah ndan walau 10 menitan” kata Parjo

“Cukup lah” kata Bran, lanjutnya “Ayo Marisa”

Aku dan pak Bram melangkah mendekati mobil dan pak Parjo mengikuti dari belakang dan pak Bram mambuka pintu tengah dan menaruk semua bawaannya di sana dan mengeluarkan jaket panglimanya dan di taruh di depan dan membukakan pintu samping penumpang bagian depan untuk aku dan aku hanya tersenyum pada pak Bram dan melangkah ke bagian pengemudi dan membuka dan sebentar mempelajari setiap letak senentar dan menghidupkam mesin lalu menghidupkan AC dan sekali lagi memeriksa letak kopling ternyata otomatis tanpa kopling hanya ada gas dan rem seperti mobil Tasya mobil otomatis membunyikan klakson mencoba lampu sent dan lampu jarak jauh dan jarak dekat dan setelah semuanya ready dan pak Bram siap menjalankan mobil ini aku sunggung terkesan sekali atas ketelitian pak Bram sekecil apapun di perhatikan kalau belum yakin benar belum juga di jalankan

“Kok lama sekali sih pak” kata ku

“Kan ini mobil baru harus tau dulu setiap letak mungkin ada perbedaan letak operasional mobil ini dengan mobil aku” kata pak Bram

“Pak gimana kabar dik Tasya” kata ku

Pak Bram sedikit terkejut aku menebutkan nama Tasya di hadapannya

“Lho kamu kenal Tasya” kata pak Bram

“Ngak juga sih”kataku, lanjutku “Pak Bram lupa ya pertemuan kita yang pertama di Makodam Brawijaya 10 tahun yang lalu” kataku

“Ahh” kata pak Bram sambil melototkan matanya, lanjutnya, Makodam Brawijaya, 10 tahun yang lalu, jangam menbuat teka teki kayak gitu lah Marisa”

“Sepuluh tau yang lalu ketika pak Bram menjabat panglima kodam Brawijaya pernah berjanji ke padaku” kataku

“Janji apa dan apa hubunganya dengan Tasya” kata pak Bram

“Aku cerita dulu deh biar pak Bram nyambung ceritanya” kata ku

“Tapi sebentar kita ke moll dulu di depan itu” kata pak Bram, lanjutnya ”Ceritanya nanti saja ya setelah kita di café aku lapar nih sejak siang juga ngak makan apa apa lagi kamu dari pagi juga belum makan juga kan” kata pak Bram

“Iya pak nanti di café saja certanya biar pak Bram jelas dan paham” kataku

Setelah mobil masuk ke halaman moll yang cukup besar dan terparkir dan jaket jendral tersampir di sandaran tempat duduk pengemudi dan kami melangkah keluar mobil dan masuk ke moll dan mencari café dulu untuk mengisi perut yang minta diisi

Setelah memesan makanan dan aku mulai bercerita tentang pertemuanku dengan pak Bram sepuluh yang ketika itu aku di ajak bapak ke makodam seumur hidup baru sekali aku diajak oleh bapak ke makodam dimana bapak bekerja sebagai ajudan nya pak Bram dan pada kesempatan itu pak Bram mau menjadikan aku seperti cucunya Tasya dan aku jawab ya mau, tapi ada syaratnya katanya aku harus pintar dan itu yang menjadikan motivasiku untuk mengejar prestasiku untuk menjadi orang nomer satu di kelas dan aku berhasil ketika lulus SMP aku menduduki rangking 2 dan selama pendididkan di SMA aku paling jelek menduduki ranking 3 dan aku mendapat beasiswa dari jarum fondetion karena prestasi aku dan selama kuliah di UGM dan selama 3 ½ tahun dan lulus S1 dengan predikat sangat memuaskan dan menjadi wisudawan terbaik dan langsung aku mendaftar S2 dan setelah 1 ½ tahun aku lulus S2 dalam usiaku ketika itu baru 23 tahun dengan predikat sangat memuaskan dan langsug mendaftar sebagai pengacara di suatu lembaga bantuan hukum di Jakarta ini dan beberapa bulan kemudia aku di tarik bekerja di sini bergabung dengan MMC Group menjadi team Avokasi yang bergerak di 3 benua dan atas pretasiku juga aku dipercaya sebagai admin pak Bram

“Kamu tau ngak kalau Tasya sekarang sudah tidak menjadi cucuku lagi tapi menjadi calon istriku setelah istriku Niken Larassti meninggal dan mewariskan perusahan Larasati Group ke tangan Tasya sepaket juga mewariskan suaminya menjadi suami Tasya cucuku dan Tasya cucuku setuju menjadi istriku dan kini masih calon sebeb dia masih pelajar SMA xx di kota Semarang tapi sebenarnya kami sudah menikah secara adat orang orang dayak di Kalimantan tengah dan setelah lulus nanti kami akan meresmikan menjadi suami istri” kata pak Bram yang menbuat aku terbengong bengong

“Aku juga mau kok seperti dik Tasya menjadi istri pak Bram yang kedua biar di madu juga aku rela kok asalkan dengan Pak Bram karena salah satu impianku selama ini menjadi pendamping pak Bram setelah aku tau pak Bram sudah menjadi duda tapi aku ngak berani datang ke Solo sendiri tapi nasipku akan berkata lain dan Tuhan mempertemukan kembali dengan priya idola ku yang selama 10 tahun terakhir ini taunya malah sudah punya pasangan ialah cucunya sendiri dan kini keinginanku sudah menbulat menjadi pendamping pak Bram biar sama dengan dik Tasya sebagai pendamping mas Bram juga” kata ku

Kini pak Bram yang terbengong bengong untuk ke dua kalinya atas keingnanku untuk menjadi calon istrinya

“Aku heran sama kamu, Marisa” kata pak Bram, lanjutnya “Diluar sana banyak pemuda yang lebih muda dan lebih tampan juga lebih segala galanya dari aku dan mengapa kamu malah memilih aku yang sudah akan masuk ke liang kubur ini usiaku kini sudah 58 tahun dan kalau aku taksir usiamu tidah lebh dari 28 tahun kalaupun kamu 28 tahun selisih umur aku dan kamu sudah 30 tahun dan andai kata kita jadian apakah orang tuamu pak Kusnendar yang merupakan sahabat aku akan menerima aku menjadi menantunya pilirkanlah lagi keputusan hatimu Marisa”

“Keputusan ku sudah bulat pak Bram kalau aku ketemu dengan pak Bram kembali berarti semesta merestui hubunganku dengan pak Bram dan itu harus di perjuangkan tapi aku akan kalah bagai tentara mati sebelum berangkat berperang kalau mas Bram mau mengingkari janji sendiri membuat aku sama dengan dik Tasya kala itu sebagai cucu pak Bran dan ternyata kini dik Tasya menjadi kekasih pak Bram tentunya aku juga ingin juga menjadi kekasih pak Bram dan sekaligus menjadi calon istri pak Bram walau hanya sebagai istri kedua dan aku siap berbagi cinta dengan dik Tasya” kata ku

“Aku belum bisa menjawab saat ini Marisa karena ini keputusan hati tapi aku sebagai laki laki yang pantang menjilat ludah sendiri apa lagi ini menyangkut janji laki laki yang pantang bagiku untuk mengingkari janji berilah aku waktu untuk berpikir secara jernih tidak di pengarui nafsu kalau dipikir aku tidak akan menolakuntuk menjadi suami Marisa apa lagi Marisa cantik Supel pintar tentunya juga seksi dan aku suka semuanya dari Marisa kalau aku belum terikat dengan Tasya tentunya tanpa pikir panjamg aku akan melamar mu Marisa” kataku

“Kalau dik Tasya masih menjasi cucu pak Bram tentunya aku juga tidak berani untuk menuntut menjadi kekasih pak Bram sebab janji pak Bram hanya akan menjadikan aku seperti dik Tasya saja dan saat ini dik Tasya menjadi kekasih pak Bram dan itu lah yang saya tutut” kataku

“Payah deh ngomong dengan pengacara ngomongnya di bolak balik untuk mendapatkan hasil maksimum ha ha ha” kata pak Bram, lanjutnya “Aku nyerah kalau disuruh debat dengan kamu Marisa ini membuktikan kepinteranmu mengolah kata yang benar menjadikan orang salah menjadi benar ngak salah lagi kalau kamu di tunjuk sebagai ketua team ini sebelum aku dan kamu di turunkan pangkatnya hanya sebagai Adminku saja” kata pak Bram

“Aku rela kok pak Bram menjadi admin dari calon suami aku dan menggantikan posisi bapak yang dulu menjado ajudannya pak Bram” kata ku

“Lha mulai lagi kan” kata pak Bram, lanjutnya “Ayo di makan kalau dingin ngak enak nanti”

Dalam waktu kurang dari ½ jam makanan sudah habis ludes masuk keperut maing maing

“Ayo Marisa pilihkan aku pakaina yang pantas untuk formil dan non fornil dan beberapa kaus untuk ganti nanti” kataku

“Lha dari Semarang bawa baju apa saja” kataku
Hanya beberapa kaus dan celana non formil sebab aku berfikir praktis naik pesawat membawa pakain terlalu banyak malah menjadi ribet dan pakaian bisa di beli di mana mana di setiap kota pasti ada yang menjual pakainan seperti makanan aja” kata pak Bram

Aku sempat memilih pakaian untuk pak Bram dan dalam anganku tergambar kalau aku baru shoping denga suami aku dan baru memilih pakaian untuk suami aku dan semua itu aku lakukan dengan perasaan cinta yang mendalam aku ambil 6 baju formil ada yang berlengan panjang dan ada yang berlengan pendek dari berbagai corak ada juga pakaian batik yang bermerk tentunya pastilah pak Bram akan bertambah ganteng dan beberapa celana panjang juga senada dengan baju yang saya pilih juga beberapa celana jean untuk pakaian non fornil juga dan kaus kaus ke kinian tapi tidak norak semuanya kalau dipakai akan menambah wibawa dan berkharisma di tambah asesoris untuk priya seperti minset untuk lengan anjang dan beberapa dasi yang tentunya serasi dengan baju yang dipakai nanti aku perhatikan juga pak Bram memilih pakain beberpa pakaian kerja untuk wanita berupa setelan pakaian kerja dan setelahnya aku di SMS beliau untuk memilh pakaian dalam sendiri sesuai dengan seleraku dan aku memilih beberapa pakaian dalam dan satu pakaian tidur berupa lingerine dari bahan saten yang cukup pendek di atas lutut sehingga kalau dipakai betis aku akan terekspos sempurna aku pilih ini untuk jaga jaga kalau aku harus nginep di Apartemen bersama pak Bran sukur sukur bisa bercinta dengan beliau 2 jam aku berkeliling di cauter pakaian wanita dan priya tak lupa juga aku memilih sepatu priya untuk pejantan ku setelah selesai dan pak Bram membayar di kasir dengan ATM yang dia punya

Jam 9 lebih aku dan pak Bram sudah sampai di Apartemen yang di sediakan untuk pak Bram aku maklum Apartemen ini tipe de lux yang terdapat 2 kamar tidur dengan masing masing kamar mandi di dalam tamu menyatu dengan ruang keluarga ruang makan menyatu dengan kitchen ada juga ruang launder menyatu dengan kamar mandi di buat yang ada di bagian belakang di samping itu semua furniture serba baru dan mewah ada sterio set dan TV 34 in cukup mewah

“Marisa”panggil pak Bram

“Ya pak” jawabku

“Ini udah larut malam ngak baik anak gadis pulang terlalu malam nginap di sini aja ya itu kan ada dua kamar tidur terserah Marisa mau pilih kamar yang mana kalau di paksakan aku mengantar kamu pulang ke kosan mu aku kayaknya ngak kuat lagi dan aku ngak rela kamu pulang pakai taksi” kata pak Bram

“Lha untuk besok pagi kan harus pagi sekali pakain ganti aku” kata ku

“Itukan udah aku belikan beberapa pakain kerja mudah mudahan cukup dan kita besok langsung berangkat dari sini ngak usah ke MMC Group sebab arahnya berlawanan” kata pak Bram, lanjutnya “Kamu pilih kamar yang mana”

“Aku yang belakang aja pak” kataku sambil melangkang ke kamar belakang sambil membawa pakain aku yang di belikan pak Bram masuk ke dalam kamar lalu mambuka almari pakaian sudah berisi baju baju tidur berupa kimono baik dari terbuat dari handuk atau kain saten ada juga handuk besar dan kecil peralatan mandi juga tersedia di sini seperti pasta gigi dan sabun mandi batangan atau yang cair semua ready di pakai aku pun segera mandi air dingin dan panas semua tersedia dan aku memilih air yang hangat yang tersedia di kamar mandi tersebut setelah selesai mandi aku memakai kimono yang aku beli tadi dengan warna putih dengan dihiasi bunga kecil kecil berwarna merah muda sungguh baik dan aku pun segera keluar dari dalam kamar aku melangkah ke kitchen dan mengabil 2 gelas dan membuat kopi untuk pak Bram dan coklat kesukaanku yang sudah ada di salah satu almari dan membawanya ke sofa di ruang keluarga dan aku duduk disana dan menghidupkan TV mencari chenel siaran TV nasional tak lama kemudian pak Bram menyusul keluar dari kamar depan dengan memakai kimono putih dari bahan handuk dan duduk di samping aku

“Pak sekarang cerita dong tetang dik Tasya sampai aku ngiri nih sampai dik Tasya bisa merebut hati pak Bram kini sebagai kekasih nya dan kalau boleh aku melihat foto dik Tasya boleh ya” kata ku

“Boleh kok” kata pak Bram sambil mengeluarkan smartphonenya dan membuka galerinya terdengar nada panggilan di smartpone pak Bram ternyata panggilan dari Rini anaknya dan pak Bram memberi kode ke aku supaya diam dan mengangkat telpun dari anaknya

“Hallo Rini” kata pak Bran

“ …. “

“Aku sekarang ada di apartemen yang di sediakan oleh mertuamu” kata pak Bram

“ …. “

“Salam ya untuk bapak ibu mertuamu dan terima kasih atas pemberian mobilnya dan apartemannya juga” kata pak Bram, lanjutnya “Tadi sore aku mau mengucapkan terima kasih tapi bapak dan ibu mertuamu sudah pulang ya sudahlah besok saja kalau urusan ke Interpol cepat selesai, salamat malan dan selamat istirahat”

Dan pak Bram mematikan smsrtphonenya dam membuka galeri foto dan menunjukkan foto Tasya dengan berbagai pose dan menunjukan ke aku

“Wah cantik juga ya he he he dan tu mesra banget dik Tasya duduk di pangkuan pak Bram dengan pakaian seragam paskinya dan pak Bram pakai pakaian seragam militernya serasi banget deh” kata ku

“Malah aku ingin foto itu di perbesar dan di kasih pigora juga 2 buah yang satu di pasang di kantor dan satu lagi di pasang disini bisa bantu ngak” kata pak pak Bram

“Besok jadi pak kirin fotonya ke HP aku pak” kataku, lanjutnya “Ceitanya belum”

“Bekum ya, dikirain sudah” kata pak Bram sambil tersenyum, lanjutnya “Dari mana ya memulainya”

“Dari pak Bram menembak dik Tastya tentunya” kata ku penuh antosias

“Sebenarnya perjodohanku dengan Tasya sudah di atur oleh istri aku Niken yang meninggal dunia karena kangker rahim sebelum dia meninggal membuat surat Wasiat yang isinya Tasya di tujuk sebagai pewaris perusahaan yang didirikannya belasan tahun silam dan mewariskan suaminya ini menjadi suami Tasya aku sempat galau juga sih, dan melalui perjalanan yang panjang kami akhirya semua setuju termasuk ibu kandungnya sendiri Rini yang tadi ketemu kamu dan kini menjadi tunangan Hartono putra punggal pemilik MMC group itulah secara singkat hubunganku dengen Tasya cucuku sendiri yang kini sudah menjadi calon istriku yang menurut rencana akan aku resmikan setelah Tasya lulus dari ujian SMA nya” kata pak Bram

“Udah sana tidur besok pagi harus bangun kerja lagi” kata pak Bram

“Pak boleh aku minta sesuatu dari bapak” kataku

“Boleh asal jangan minta rembulan dan bintang aja ya” kata pak Bram bercanda

“Kalau bapak berkenan aku ingin menjadi kekasih bapak walau mungkin menjadi wanita nomer dua setelah dik Tasya” kayaku

“Ini ceritanya kamu menembak aku ya” katanya

“Ia pak habis menunggu bapak nembak aku kelamaen sih jadi ya aku lah yang menembak bapak” kataku

“Boleh tembakanmu aku terima tapi …. “ kata pak Bram

“Kok masih pakai Tapi sih” kataku

“Tapi ada syartnya, kamu harus bisa meluluhkan hati Tasya dan memintanya nanti aku bantu tapi usahamu harus 75 % dan aku hanya bantu yang 25 % sanggupkah” kata pak Bram

“Ya aku sanggup lah kan dapat dukungan dari pak Bram walau hanya 25 % nya cukup” kataku

“Dan aku percaya kamu pasti bisa menjadi suadara dari cucuku Tasya sama sama cantik, cerdas dan pemberani dan aku sangat beruntung dapat wanita yang sama sama cantik dan masih muda muda begini” kataku

“Jadi aku sudah resmi jadi pacar pak Bram nih” kataku

“Belum 100 % baru 50 % nya”kataku

“Tapi boleh dong aku minta cium sebagai tanda jadian dengan pak Bram” kata ku

“Boleh sini” kata pak Bram mengggeser tempat duduknya mendekatkan tubuh ku dan chup sebuah kecupan di keningku

“Kok di kening sih di sini dong” kataku sambil menunjuk ke bibirnya yang tanpa polesan lipstick dan pak Bram menggeser bibirnya menyentuk bibirku dan aku menerima ciumam dengan memejamkam mataku ciuman bibir untuk pertama kalinya dari seorang lelaki yang sangat aku rindukan selama ini

“Pak terima kasih telah memberi ciuman pertama kali dari seorang priya dan ini adah ciuman pertamaku pak” kataku

“Serius kamu Marisa” kata pak Bram keheranan seakan ngak pecaya, lanjutnya “Jadi selama ini kamu ngak pernah pacaran”

Aku hanya tersenyum sendiri lalu jawabku “Bagaimana mau pacaran hari hari aku hanya untuk belajar dan belajar dan setelah bekerja aku ngak sempat juga karena kesibukanku di team pengacara MMC Group ini selalu disibukan dan selalu berpindah satu tempat ke tempat yang lain dan perusahaan MMC Group ini tersebar di 3 benua Amerika, Asia dan Auatralia dan masalah hukum akulah yang selalu di kirin untuk menyelesaikan persoalan yang timbul dari negara Negara di mana anak perusahaan MMC group ini berada dan yang ke dua aku selalu menjaga hati untuk pujaan hatiku dan dalam hal ini hati, cinta dan rasa selalu tertuju ke pak Bram dan ini kesempatan yang terbaik setelah satu minggu yang lalu pak Karta Atmaja mengabarkan bahwa pak Bram yang akan memimmpin team kecil ini dan aku di tunjuk sebagai Admin nya soalnya dari awal kasus 1 bulan yang lalu akulah yang menangni dan mencari solosi jalan keluar dari khasus pak Hartono dan aku selalu bersyukur bahwa aku akan dipertemukan lagi dengan laki laki yang telah mencuri hatiku dan aku ngak mau kehilangan jejaknya kembali dengan mengabaikan harga diri seorang wanita aku memberanikan diri menembak pak Bram menjadi pacar aku dan ternyata aku titerima juga belum di tolak juga tidak masih ada yang harus saya perjuangkan untuk meraih cinta sejatiku adalah persetujuan dari Tasya yang telah merebut hati kekasih aku saat ini”

“Dan jangan lupa juga perjuangamu akan bertambah panjang dengan mendapat persetujuan dari ke dua orang tuamu yaitu pak Kusnendar adalah sahabatku juga” kata mas Bram

“Kalau dengan bapak dan ibu sih sudah bisa di pastikan beliau pasti merestui hubungan ku dengan pak Bram sebagai calon suamiku” kata ku sambil berlinang air mata aku ucapkan terima kasih pada pak Bram

Aku melihat reaksi pak Bram saat ini sunggung mengagumkan di angkat nya tubuhku dan di dudukannya di pangkuanya sambil menciumi tetesan air mataku dan berujar “Percayalah padaku dik Marisa, cintaku juga begitu tulus kepadaku dan semeta pastiakan membukakan jalan terbaik untuk mu dik Marisa dan dari saat ini dik Marisa menjadi kekasih ku dan aku akan menjaga hati ku untuk kalian berdua dik Marisa dan juga dik Tasya” kata mas Bram dan setelahnya mencium bibirku dengan sangat lembut dan penuh perasaan dan aku seakan melayang di dalam pelukannya dan aku merasakan tangan mas Bram menyusupkan tanganmua di balik kimono yang aku sengaja tak memekai bra setelahnya di belainya payudaraku dan mas Bram melepas ikatan kimonoku yang berada di samping pinggangku dan setelah terbuka dipandanganya buah dadaku dengan pandangan kagum dan aku segera menutupi payudaraku yang baru pertama kali aku perlihatkan kepada seorang laki laki ya pak Bram ini tapi segera tanganku di tahannya malah di rabainya putting susuku denagn tangan nya dengan lembut dan usapannya selelu berpindah dari sudut satu ke sudut yang lain dan beberapa kali menyenyuk putting ku dan ketika tangan pak Bram menyentuh putingku aku merasakan ada semacam loncatan listrik beribu ribu watt dan aku selelu terkejut dan tapa sadar aku memanggil namanya bukan sebutan pak tapi sebutan mas

“Ahhhh massss bbrrraaammmm” kataku dan itu menimbulkan kesadaran pak Bramdan melepas rabaanyan ke payudaraku

“Sudah dulu ya dik Marisa” kata mas Bram

“Boleh aku menggil mas pada pak Bram” kataku

“Boleh asalkan kalau kita sedang berdua saja dulu ya kalau ada orang ketika panggilhah secara resmi tapi nanti kalau dik Marisa sudah menjadi pacar aku 100 % dik Marisa boleh memanggilkau dengan mas kapan saja dan di mana saja” kata mas Bram

“Terima kasih mas, dan kalau mas mau malam ini juga akan aku serahkan keperawanku kepada mas Bram” kata ku sambil tersenym manja

“Lalu besok tersir kabar seorang Bram Kusuma memperkosa gadis putri sahabatanya sendiri di sebuah apartemem miliknya dan sehari kemudian timah putih dan panas bersangkar di jidatku” kata mas Bram sambil tertawa dan membetulkan tali kimono yang telah terlepas, lanjutnya “Aku merasa terharu dik atas sumua ketulusan hati dik Marisa dan janji aku yang bermaksud sebagai mutivasi saja malah berakhir dik Marisa menjadi kekasih aku, ayo dik tidur sudah jam sebelas juga dan aku berdiri dan mengangkat tubuh Marisa masuk ke kamar belakang dan menidurkan Marisa di tempat tidur dan mencium keningnya sambil mengucap “Selamat tidur sayang” dan di balasnya dengan ucapan “Semoga bermimpi indah mas” mengganti lampu besar dengan lampu kecil untuk tidur

Bersambung ….
Part 37
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd