Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Decision of Heart (No SARA)

Bimabet
Part 30 Menjebak mama
(Bagian IV)

Lanjutan ….


“Semuanya ada 5 lembar photo yangdi kirin ke aku yang membuat aku jatuh cinta ke Rini” kata Hartono sambil mengeluarkan smsrtphonnya dan membuka galeri pada smartphone nya dan di perlihatkan kepada Rini pun tercengang melihat photo photo dirinya yang ada di smartpho Hartono

“Ah ternyata ini to photo yang diberikan pada mu” kata Rini sambil tersenyum malu

Ada lima photo yang pertama phose wajah yang baru tersenyum, ke dua photo sebadan penuh dengan pakaina santai, photo ketiga Rini memakai kebaya cantik, ke empat ketika Rini memakai Bikini di pantai, dan ke lima Rini telanjang bulat di kamar kos lionif

“Mas, diantara 5 photo yang dikirim lion mana yang mas paling suka” kata Rini

“Nomer 3 ketika Rini memakai kebaya” kata Hartono

“Sungguh mas bukan yang no lima yang telanjan bulat” kata Rini

“Ya jujur itu untuk nomer 3 dan yang nomor duanya photo Rini setengah badan yang membuat aku tergila gila kepada Rini, tapi itu sebelum aku ketemu Rini seperti saat ini ternyata Rini lebih anggun dan lebih menarik sekarang dari pada melihat photo nya lebih suka berhadapan langsung bisa merasakan getaran, coba pegang ini” kata Hartono sambil memegang tangan Rini di bawanya ke dada sebelah kiri, lanjutnya “ Rini merasakan getaran jantung Hartono bukan terasa tidak teratur”



Pov: Hartono Karta Atmaja

Hartono berdiri dan menarik Rini dan memeluknya mesra, sambil mencium kening Rini dan Rini merasakan ke nyamanan yang amat sangat menerima pelukan Hartono penuh kasih sayang, Rini pun segera membalas pelukan Hartono dengan mencium bibir Hartono dengan sagat mesra

“Mas tadi mas menceritakan kalau mas sudah duda setahun yang lalu dengan mbak Meilan apakah mas juga membawa photo mbak Meilan dan apakah mas juga punya anak dari mbak Meilan itu aku kurang jelas” kata Rini

Hartono duduk di tepi tempat dudur dan meminta Rini untuk duduk di pangkuannya dan Rini menurut apa yang di inginkan kekasih barunya Hartono mengambil smartphonnya kembali membuka folder dan memperlihatkan photo Meilan seorang wanita keturunan cantik putih mata sipit dan senyumnya mengambang menambah kecantikan Meilan

“Mas ini cantik banget, sayang umurnya tidak panjang” kata Rini

Setelah Rini mengembalikan smartphone nya dan membka forder yang lain tampak seorang bocah yang masih berusia 3 – 4 tahun baru tersenyum lucu dan memberikan kepada Rini

“Siapa mas namanya” kata Rini
“Esteria Harlan panggilannya Ester” jawab Hartono

“Cantik banget dan gemesin” kata Rini

“Semakin cinta aku ke padamu Rini, tadinya aku ngak PD banget ingin menunjukkan photo dari mantan istriku dan anakku kepadamu, tenyata kamu bisa menerima dan aku sunggung bersyukur” kata Rini

“Emanya kenapa kok ngak PD gitu” kata Rini

“Yah aku menduga kamu akan kecewa atas kejujuranku kepadamu” kata Hartono

“Aku suka kok mas sudah mau jujur kepadaku itu tanda ketulusan dan keseriusan mas terhadap hubungan ini walaupun aku baru nengenal mas beberapa jam yang lalu” kata Rini

“Nah sekarang gentian kamu yang cerita ke aku tentang keluargamu Rini” kata Hartono

“Mas Tono kan sudah tau ceritaku tentang keluargaku dari Lionif “ kata Rini

“Aku ingin mendengar dari mulut kamu sendiri bukan dari mulut Lion” kata Hartono

“Ya mas Tono, kan sama juga kan” kata Rini

“Tentu beda Rini, mendengar dari mulut kamu sendiri dan apa yang kamu rasakan selama ini sehingga aku juga mau merasakan apa yang kamu rasakan selama ini” kata Hartono

“Baiklah mas, tapi jangan diputus ya ceritaku” kata Rini dan Kartono membalas nya dengan anggukan kepalanya

“Seperti mas ketahui kehidupanku masa lalu sangat tidak menyenagkan sekali, aku mulai dari aku duduk di bangku SMA kelas III ya biar jelas semuanya dan nanti terserah mas menilai aku. Ketika aku duduk di bangku kelas III SMA aku berkenalan dengan seorang pemuda bernama Yudistra, juga seorang mahasiswa di kampuas dikotaku, perkenalanku berujung menjadi kisah cinta ku yang pertama dan aku menyerahkan kegadisanku ke pada orang itu, tapi malang nasip ku tidak beruntung setelah aku serahkan kegadisanku ternyata aku hamil dan sialnya Yudistra ngak mau tanggung jawab dan aku menaggung sendiri dosa yang aku perbuat dan akhirnya bunda ku tahu kalau aku sedang hamil bunda marah besar dan aku minta supaya di gugurkan tapi bunda malah mengungsikan aku untuk melahirkan anak ku tapi anak aku tinggal di desa aku pulang ke kotaku tapi hanya sebentar kemudian aku tinggal bersama pak de ku di kota lain dan aku beekenalan dengan Jhon suamiku sekarang, pada awal berumah tangga aku sangat nyaman penuh perhatian dan seiring berjalannya waktu Jhon suamiku berubah sering marah marah dan sekali tempo pernah memukul aku dan aku sudah tidak nyaman lagi dan ingin bercerai saja dari dia tapi masih aku pertimbangkan kalau aku mintai cerai sekarang bagai mana dengan kehidupanku utangku semaki menumpuk dan aku ngak punya solosi untuk keluar dari lingkaran ini tapi setelah ketemu dengan mas Tono hatiku telah bulat untuk bercerai darinya sebab aku sudah tidak nyaman lagi hidup bersama Jhon Wirasakti, itulah mas cerita riwayat ku selama ini” kata Rini

“Lalu bagai mana dengan anakmu yang di tinggal di desa itu” tanya Hartono

“Setelah setahun bunda mengambil dia dan membesarkan dia mas sekarang sudah usia 18 tahun sudah kelas XII di SMA XX di kota ini dan aku malas membahasnya sekarang aku bisa kehilanga gairah lagi, aku akan membahasnya lain waktu ya mas aku janji akan selalu jujur dengan mas Tono selama mas juga jujur dengan aku” kata Rini

“Ok aku ngak akan mendesakmu sampai kamu siap untuk menceritakan semua kepadaku Rini sayang, kekasihku, cintaku bidadariku” kata Hartono

Mereka saling pandang tersungging senyuman di antara bibir mereka, dua hati bertemu dalan lautan asmara dua pasang mata bertemu mata, senyuman di balas dengan senyuman tidak tau siapa yang memulainya ketika bibir mereka bertemu semula hanya kecupan ringan dan lama lama berubah menjadi pugutan penuh nafsu.

Tangan Rini berada di pundak Hartono dan tangan Hartono berada di pinggang ramping Rini ciuman bertambah seru setelah ciuman mereka pun sudah bergeser, bibir Hartono mulai menciumi leher jenjang Rini dan legukan lugukan erotis mulai terdengar di selah celah ciuman yang panjang

“Maaasssss Tooonnnooooo” teriak Rini tanpa sadar ketika Hartono menciumi leher jenjang Rini, tangan Hartono mulai meremasi payudara Rini yang terlihat jumbo dan merusaha menerobos baju yang di pakai Rini dan mengalami kesulitan karena bayu Rini memang ketat.

“Mas buka rits ku dari belakang mas” kata Rini dan itu di respon oleh Hartono segera tangan Hartono ke punggung Rini memcari pangkal ritsetting dan menurunkan nya dengan perlahan lahan dan berhenti di tengak untuk melepas ikatan bra dan melanjutkan tarikkannya lagi melepas sampai pangkal pinggangnya, tangan Rini pun mulai menarik kaus Hartono ke atas dan kini baik Rini dan Hartono sudah telanjang dada pakaian Rini tersangkut di pinggang

“Mas badan mu bagus banget” kata Rini setelah melihat badan Hartono yang bidang dengan otot otot dada yang menonjol, diusapnya dada bidang Hartono penuh kekaguman

“Badan mu juga sangat bagus Rini payudaramu masih sangat kencang dan sekal sekali, Lion memang tidak bohong kepadaku” kata Hartono sambil meremas lembut buah dada Rini yang sekal dan kencang itu

Rini merebahkan kepalanya di dada bidang Hartono dan menciumi putting nya dan Hartono merasakan geli dan membalas memcium kening Rini penuh dengan rasa sayang

“Sayang, geliiii” kata Hartono, tangan Hartono pun mulai meremasi buah dada Rini dan memanikan putting nya

“Massss tangannya mulai nakal ya” kata Rini dengan manjanya Hartono duduk kembali di tepi tempat tidur dan menarik tubuh Rini lebih dekat sekali di peluknya pinggan Rini dan menarik dress Rini yang dipakainay hingga lepas dan mencium perut Rini dan menjilati pusarnya, kepala Hartono pas pada buah dada Rini dan mencium putting Rini dengan lembut

“Maaassss ahhhh” leguk Rini berkepanjangan Hartono tidak meresponya bibir nya masih di daerah buah dada Rini sebelah kiri dan tangan kanan meremasi buah dada Rini dengan lebih cepat dan

“Maaaaassssss geeellliiiii bbaaannngggeeeeettt” teriak Rini

“Geli pa enak” kata Hartono

“Ennnaaaakkkk juuuggaaa mmaaasssss” ka ta Rini

Tangan Rini hanya sempat meremas remas rambut Hartono yang tercukur rapi, tangan Hartono yang kiri turun kebawah pelan dan mengusap perut Rini yang rata walau sudah punya anak dua tapi Rini sering senam dan yoga membuat lemak dalam perut larut, ramping diusapnya berkali kali dengan lembut akhirnya turun kebawah mengusap pinggul dan pantat Rini yang tampak besar dan meremas buah pantatnya dengan lembut, atas perlakuam Hanrtono yang lembut terhadap tubuh Rini hanya goyangan pantat Rini ke kiri dan kanan dan desahan desahan dari mulut Rini kian keras

“Maaasssss oohhhhhhh, mmaaaassssss ooohhhh, eeemmmmm ssshhhhhiiiihhhh” desisan Rini

Dimasukan jari jari Hartono ke dalam celana dalan Rini dan memegang langsung pantat Rini mulut Hartono masih berada di payudara Rini sambil mencium dan menyedot dan akhir nya mengenyot ngenyot putting Rini dengan sedikit kasar

“Mmaassssss oohhhhh eennnnaakkkkk tteeennaaannnn, aakkuuu mmellaayyyaaannggggg” teriak Rini sesuai yang dirasakan

Tangan Hartono bergeser sedikit ke depan memek Rini kini yang menjadi sasarannya ketika jari Hartono menyentuk kelentit Rini dan Rinipun menjerit nikmat, menerobos lebih dalan lagi mengusap belahan vagina Rini dengan halus dari atas kebawah

“MMaaasssss bbbuuukkkaaaa aajjjaaa” kata Rini

Hantono memegang celana Dalam Rini dan menarik nya ke bawah, kini memek Rini terekspos sempurna, Hartono kagum atas memek Rini yang tembem menjauhkan pantat Rini agar Hartono lebih bisa menikmati memek Rini, atas perlakuan Harton secara otomatis tangan Rini bergerak memeknya ingin menutup dengan ke dua tangannya tapi sebelum tangan Rini berada di depan memek nya tangan Hartono dengan sigap menghentikan gerakannya

“Maalluuuuu aakuuu” kata Rini

“Cantik memek mu Rini secantik orangnya” kata Hartono

“Bisa ajaaahhh masss mmaaassss bikin meriiinnnddiinngggg” kata Rini

Setelah dua tiga menit Hartono memandang kagum

“Massss kalau cantik cium dong” kata Rini manja

Dipegangnya lagi ke dua tangan Rini yang berada di samping pinggulnya dan Hartono memajukan kepala nya menyentuh perut bagian bawah yang tubuh rambut tipis di sekitarnya dan tubuh Hartono bergeser dan berjongkok di hadapan Rini mengankat salah satu kaki Rini dan ditaruh di atas pundaknya dan bibir Hartono hanya berjarak 2 – 3 cm di samping memek Rini, bau kas memek wanita menyengat hidung Hartono dan membuat Hartono mendapat tambahan tenaga untuk segera menciumnya, di jilat jilat memek Rini dengan lidahnya menambah basah memek Rini karena perlakuan Hartono, tangan Rini berada di kepala Hartono dan memegangnya kuat kuat.

Hartono mulai mencium kelentit Rini dan mennyedotnya kuat kuat leguan Rini semakin menjadi jadi dengan kepala mengadah keatas menikmati setiap inci perlakuan Hartono atas memek Rini, ke dua jari Hartono dimasukan ke lubang peranakan Rini dan menyodoknya dengan pelen dan di lakukan terus menurus menambah sensasi tersendiri atas tubuh Rini semakin bergetar getar menggeliat kekiri dan ke kanan tak beaturan, sodokan ke dua jari Hartono semakin kencang dan kencang sekali dan Rini tidak kuat menahan orgasme yang menjelang datang

“Mmaaassss aakkuuu ppiiipppiiisssss” suara leguan Rini yang panjang sambil mengeluarkan cairan cinta yang amat banyak memenui tangan dan mulut Hartono sseerrrrrtttt sssseeeerrrrttttt ssseeeerrrrrttttt …. tangan Rini yang berada di kepala Hartono menekan kearah memek nya.

Hartono hanya bisa diam dan menerima semua perlakuan Rini atas tangan mulut dan kepalanya yang menyatu dengan memeknya, setelah agak reda Hartono menjilati sisa sisa cairan cinta Rini dan menyedot lubang peranakan Rini dan meminumnya semua cairan cintanya

“Gurih sekali Rini” kata Hartono setelah selesai membersihkan memek Rini dengan mulutnya, ke dua mata mereka saling bertatapan dan senyum kepuasan mengambang di bibir Rini

Rini yang masih lemas berjongkok di hadapan Hartono setelah Rini menarik tangan Hartono ke atas, dibukanya gesper celana panjang yang di pakainya dan menurunkan ristseting celananya dan menariknya kebawah bersama sama dengan celana dalam yang di pakai Hartono

“Ya ampum mas penis mu sebesar ini” kata Rini sambil terheran heran melihat besar dan panjang penis Hartono panjang sama dengan penis Liomif tapi besar lingkaran batang penis nya lebih besar dan di hiasi lingkaran biru atas penis Hartono yang putih cemerlang. Dipegangnya penis itu di timang timang sepert anak kecil mendapat permaian baru, mata mereka saling bertemu Hartono membukukkan badannya memberi ciuman di mulut Rini walau hanya sebentar

“Bokeh aku cium” kata Rini

“Boleh Rini mulai sekarang itu punyamu dan kamu berhak menciumnya” kata Hartono

Rini pandang kontol Hartono yang ngaceng berat dipandangnya kepala helem kontol Hartono yang bergoyang setelah tangan Rini memegangnya dan memberi kecupan di lubang kencing yang besar membuka lebar, dijilatnya kepala kontol Hartono dijilati batang kontol Hartono yang kokoh seperi menjilati krim kesukaannya sampai peler Hartono juga tak luput dari ciuman bibir Rini, dimasikan sedikit kepala kontol Hartono dan menghisapnya dengan lembut dan leguan Hartono mulai terdengar

“Riiinnnniiiii iinnniiii eennaaakkk bbaaannggeettt” kata Hartono

Rini pun tambah semangat mendengar rintihan kebahagiaan dari mulut Hartono laki laki yang baru di kenalnya beberapa jam yang lalu, di cobanya memasukkan kontol Hartono ke dalam mulutnya hanya mampu setengah dari panjang kontol itu sudah mentok sampai tenggorokan

“Rini jangan dipaksa ya sayanag, aku ngak mau kamu kesakitan, aku ingin kamu bahagia” kata Hartono sambil memegang kepala Rini dan mencium bibirnya

“Ngak kok mas tenang aja, aku senang kalau mas Tono juga senang” kata Rini

“Tapi jangan di paksa ya sayang” kata Hartono penuh kasih sayang

Rini hanya mengangukan kepalanya tanda setuju, di masukkan kembali kontol Hartono kedalam mulutnya dan mencoba mengocoknya dengan menaju mundurkan kepala Rini di selingi jilatan lidah pada batang kontol Hartono.

‘Ehhhh inniii eennaakkk bbanggeett, Rini eennaakk juga muulluutt kammuuuu” keriak Hartono disertai dengusan dengusan nafas yang semakin tidak teratur, kocokan mulut Rini pada Hartono semakin cepat dan

“Ahhhhh Riinniii akuuuu kkelluuarrrr” teriakna Hartono sambil menumpahkan seperma di mulut Rini dan Rini menelannya semua sperma Hartono dan akhirnya menjilati sisa sperma yang masih pada batang Kontol nya

Di baringkannya tubuh Rini terlentang di atas tempat tidur di ambilnya bantal untuk mengganjal pantat Rini supaya agak tinggi biar memesukkan komtol panjang dan besar di lubang memek Rini mudah

Hartono menciumi memek Rini kembali sebelum memasukkan kontol nya ke dalam memek setelah 4 – 5 menit Hartono menggagap cukup basah dan menasukan kontol besarnya ke dalam memek Rini yam terasa sempit di dorongnya beberapa kali tapi hanya kepala kontol nya berhasil masuk, Rini menggoyangkan pantatnya dan Hartono menekan kontol nya lama kelamaam mentok juga dengan perjuangan yang tiada henti setelah mentol Hartono menarik nafas dalam dalam beberapa kali sehingga rongga dadanya terisi penuh oleh oksigen.

“Ayo mmaaasss tusuk memek aku tapi pelan dulu biar memek aku beradaptasi dengan kontol mas Tono yang jumbo” kata Rini

“Sakit kah”tanya Hartono

“Ngak mas tapi tadi sempat perih sedikit lecet kali” kata Rini

Hartono tertawa senang melihat pasangannya jujur

“Rini aku sayang ke kamu, setulusnya aku ingin menjagamu” kara Hartono diselah selah goyangan pantat nya meju mundur

“Terima kasih mas Tono ada untuk aku, aku sunggung tersanjung” kata Rini

Hartono mempercepat goyangan pantatnya dan penis nya menusuk nusuk vagina Rini dengan cepat sementara Rini meserpon entotan Hartono sambil menggoyang pantatnya lebih cepat, adu kemanim semakin interse dan berkombinasi, kadang Rini bergoyang ke atas je bawah kadang juga kekiri dan kanan menurut sekera dan kata hati sedang entottan Hartomo ngak kalah serunya kadang dengan tusukan ringan tapi cepat kadang berubah menjadi tusukan panjang dan dalam membuat Kontol Hartono sampai menyundul dididing vagina Rini sampai Rini menjerit jerit kepuasan

“Mas Tusssuuuukkkk yaaannggg ddaalllllaaammmm massssss” kata Rini

“Ya Diiiikkkk eenekkk vaginnamu” kata Hartono semakin lama semakin seru, kerinat mereka sudah membasahi tubuh mereka dan mercampur menjadi satu semakin cepat tusukan Hartono hingga pada suatu saat Hartono membenamkan kontol nya ke memek Rini sedalam mungkin dan bersamman dengan itu Rini juga menekn pinggulnya ke atas sehingga antara penid dan vagina saling bertumbukan sempurna, seketika eranaga mereka tersengar bersama sama

“Maaasssss ahhhhhh” kata Rini seerrrrtttt sseeerrrrrttt sseeerrrrtttt

“Rrriiinnnnniiiii aaahhhhhh” kata Hartono choootttt chooottttt choooottttt

Dan tubuh mereka lemas sling menindih sementara Rini terlentang dengan kedua tangan pada punggung Hartono dan Hartono sendiri tertelungkup diatas tubuh Rini dan tergulir disamping disertai ciuman yang sangat panjang

“Riinniiii love you” kata Hartono mengakhiri ciumannya

“Mas love you too” jawab Rini

Semantara di tempat lain

Pov: 3rd


Satu jam sebelumnya.

Kolonel Singgih ditemani oleh AKBP Hanung dan beberapa anak buah Kapten Suryadi baru mengadakan Brifing untuk menggrebek tempat Lionif berada bersama Rini dan Hartono di sebuah Hotel XYZ menurut informasi di kamar 238

“Selamat siang semuanya” kata Kolonel Singgih

“Selamat siang Kolonel” saut semua team Senyap
“Operasi kali ini berbeda dengan operasi sebelumnya, operasi ini kita namakan opeasi senyap dan semua anggota menggunakan nama panggilan senyap 1 sampai senyap 11, dengan rincian tugas sebagai berikut Team A tugas eksekutor TO terdiri dari senyam 1 sampai 3 ditambah senyap 7, team B terdiri dari 3 anggota senyap 4, 5 dan 6, team C ada 2 anggota senyam 8 dan 9. sedang komandan dari team senyam satu orang senyap komander yang memimpin seluruh team senyap di percayakan Kapten Suryadi sebagai sebagai senyap 10 Tugas team A mengeksekusi TO yang berada di kamar 238, sedang team B berjaga di depan kamar 238 dan life lantai 2 dan lantai 1 sedang tean C berada di depan pembawa mobil ekssekusi satu berjaga di depan mobil satu lagi sebagai pengemudi sedang aku dan AKBP Hanung sebagai team senyap 11, ada pertanyakan” kata Kolonel Singgih

“Tidak ada ndan” jawab semua team

Estimit waktu yang kita gunaka 1 jam 5 menit atau 65 menit dengan rincian, 20 menit perjalanan dari tempat Brifing ke Holel XYZ, 15 menit untuk eksekutor, 30 menit untuk membawa TO ke perumahan Mekar Jaya di derah Ngalian dan perjalan dari Hotel ke perumahan Mekar Jaya akan di kawal dengan Polisi lalu lintas untuk membuka jalan tapi hanya sampai di depan pintu gerbang perumahan Mekar Jaya sedang seluruh team masuk ke blok 2 di perumahan itu di sana sudah menunggu Let Jen Bram Kusuma, jelas, ada pertanyaan” kata Kolonel Singgih

“Jelas ndan, tidak ada” kata seluruh team serentak

“Samakan waku sekarang pukul 13.36 dan laksanakan sekarang, bubarkan” kata Kolonel Singgih

“Siap bubarkan” kata mereka serempak semua team senyap menuju kendaraan yang sudah di persiapkan

Kapten Suryadi mendahului pakai monyor trail membelah lalu lintas kota, dengan kecepatan sedang, langsung negosiasi dengan pihak Hotel kangsung menuju ruang control CCTV

Team satu dua tiga sampai setelah ada peritah dari senyap 10.

Dikamar 238 Holel XYZ

Jan 14.00

Lionif masih tunggu di ruang tanu kamar 238 sambil memainkan smartphone untk menghilang kan jemu

Di dalam kamar hotel Rini dan Hartono baru selesai ronde ke satu ingin menuju ronde ke duanya

“Rini, aku sekarang lebih mantab lagi setelah kamu menyerahkan tubuh mu ke aku” kata Hartono

“Aku juga lebih tenang menghadapi masa depanku yang semakin amboradul ini karena terlilit hutang dan tekanan oleh sumiku Jhon, mas apapun yang terjadi aku tetap ingin bercerai dengan suami ku Jhon” kata Rini

“Ya Rini mungkin besok atau lusa aku akan mengajak keluargaku ke Solo untuk mememui orang tuamu, pertama untuk silaturami dan mengenalkan diri ku ke orang Tuamu dan ke dua mengajukan lamaran ke orang tuamu” kata Hartono

“Mas ngak usah tergesa gitu, aku akan menyelesaikan urusanku dengan suamiku dulu setelahnya baru mas Tono datang ke orang Tuaku bersama dengan keluarga mas juga boleh”kata Rini

“Aku sudah tidak sabar lagi Rini kekasihku, bidadariku” kata Rini

Rini menghampiri Hartono dan duduk di pangkuannya dan mencium bibirnya dengan penuh perasaan sedang Hartono merespon ciuman Rini dan membalas cuimannuya sambil meremasi payudara Rini yang kelihatan Jumbo

“Mas yang sabar ya, nanti kalau tergesa gesa akan menimbulkan masalah baru untuk hubungan kita” kata Rini, Hartono meresponnya dengan mengagukkan kepalanya

Saat bersamaan ada teriakan dari luar kamar Hartono dan Rini yang terkunci

Angkat tangan dan jongkok setelah pintu kamar 238 digedor dengan paksa Lionif yang berada di ruangan itu sunggung sangat terkejut otomatis berjongkok dan mengangkat tangannya ke atas smartphone jatuh di lantai.

Didalam kamar

“Rini cepat pakai pakain mu ada yang tidak beres di luar” perintah Hartono ke Rini

Tampa pikir panjang Rini dan Hartono segera memakai baju mereka msing masing seakan baru lomba memakai baju

“Buka pintunya” perintah laki laki yang tidak di kenal di depan pintu kamar tidur

“Sebentar” teriak Hartono

Setelah mereka memakai baju masih acak acakan tapi sudah benar Hartono membuka pintu

“Angkat tangan dan berjongkok, kamu juga” perintah petugas ke Hartono dan Rini tidak ada pilihan lain selain mentaati peritah tersebut setelah Hartono dan Rini mengangkat tangan dengan cepat ke dua petugas itu menborgolnya tangan tangan mereka dan menutup wajah mekeka dengan selubung hitam yang kelihatan hanya matanya saja.

“Apa salahku” tanya Hartono

“Simpan dulu pertanyanmu sampaikan nanti di kantor” kata petugas dan menggiring ketiga TO keluar dari dalam kamar tak lupa petugas yang satu membawa barang biukti yang di ambil dari dalam almari sebuah koper yang berisi pakaian Hartono dan beberapa bendel uang pecah 10 ribuan dolar US, mengambil smartphone Hartono yang ada di tempat tidur dan tas cangklong milik Rini, Ketiga TO di bawa dengan mobil ke suatu tempat yang dirahasiakan.

Setelah mobil keluar eksekutor jalan langsung di kawal oleh polisi lalu lintas dibawa ke perumahan Mekar Jaya di daerah Ngalia di depan petugas Patwal, mobil ekssekutor dan mobil yang di pakai oleh Kolonel Singgih dan AKBP Hanung, sedang montor trail yang di kendarai oleh kapten Suryadi keluar dari halaman hotel setelah iring iringan itu dari belakang.

Sesampainya di gerbang Perumahan Mekar Jaya petugas Patwal berhenti dan mobil eksekutor masuk komplek masuk menuju blok 2 dan Kapten Suryadi berhenti dan mengcapkan terima kasih kepada petugas Patwal dan mereka berpisah

Perum Mekar Jaya

Jam 14.00

Kekuarga Bram Kusuma sudah sampai di rumah yang di tunjuk dan di persiapkan oleh kapten Suryadi, mereka Bram Kusuma, Tasya Anggraeni, Jhon Wirasakti dan Dion Wirasakti setelah mereka duduk di korsi yang yang sudah dipersiapkan dan sebuah meja besar di tengah ada 10 korsi yang melingkar pada meja
“Tasya apa kamu udah siap untuk menerima kenyataan ini” kata Bram ke Tasya

“Aku sih ngak begitu terkait mas, dalam persoalan ini, itu tu papa Jhon dan mungkin Dion yang terkena dampaknya secara langsung” kata Tasya

“Kalau kamu bagaimana Jhon apa sudah siap atas segala kemungkinan yang terburuk sekalipun keluargamu hancur dan bercerai berai” kata Bram

“Ya belum sih pah, kalau bisa sih keluarga ku tidak hancur hancuran sebab aku masih sangat sayang ke Rini tapi kalau tidak bisa di pertahankan ya apa boleh buat pah” kata Jhon

“Kalau kamu gimana Dion pendapatmu” kata Bram ke Dion

“Aku sih terserah papa dan mama saja, sebab selama ini aku selalu sendiri sama mbak Tasya papa dan mama selalu sibuk dengan urusannya sendiri sendiri kalau mereka bertemu dapat di pastikan perang mulut dan berakhir dengan KDART, sebenarnya sih aku masih sayang sama papa dan mama” kata Dion

“Sama seperti Dion, aku juga masih sayang dengan papa dan mama kalau aku ngak sayang pada mereka aku sudah menceritakan kelakuan mama ke papa pada bulan Agustus yang lalu, aku dan Dion diam aja seolah olah ngak tau apa apa tapi sekarang beda mas posisi aku sudah di luar keluarga besar papa Jhon dengan kemaraham mama ke aku dan mengusir aku dari rumah” kata Tasya

“Jadi kamu masih dendam ke mamamu Tasya” kata Bram

“Dendam sih ngak mas, cuna agak sakit juga sih” kata Tasya

Sebenyar Bram menerima pangilan dari Kolonel Singgih

“Gimana dik Singgih” kata Bram
“ …… “

“Oh gitu ya, Ok saya tunggu

“ ……”

“Selamat siang” kata Bram

“Gimana mas” kata Tasya

“Mereka dalam perjalanan kemari” kata Bram

Jam 15.00

Ada dua mobil berhenti di depan Rumah di perumahan Mekar Jaya blok 2 dan dari mobil berwarna hitam keluar 12 orang sembilan diantaranya memakai segaram TNI AD lengkap dengam senjata di tangan masing masing, dan 2 orang lagi keluat dari mobil satunya lagi dengan pakaian sipil. Langsung menuju rumah yang pintunya sudah terbuka

“Lapor ndan TO sudah sampai” kata Singgih melaporkan pada Bram

“Terima kasih operasi di nyatan berhasil tanpa kendala” kata Bram dan menyalami semua anggota team Senyap yang telah berhasil menjalan tugas dengan sukses

“Bubarkan team” ucap Bram

“Siap, bubarkan” kata Singgih

Setelah TO dipersilahkan duduk di tempat yang di sediakan, tolong lepasin Borgol dan tutup kepalanga, seorang petugas melaksanakan perintah Bram

Setelah mereka bubar dan keluar dari ruangan ini termasik Kolonel Singgih dan AKBP Hanung, tapi Bram mencegah 2 orang itu keluar

“Dik Singging dan dik Hanung tolong tetap di sini sebagai saksi pertemuan keluarku” kata Bram

“Siap ndan” kata Singgih dan Hanung bersamaan

“Pada deretan Bram duduk di tengah di sebelah kirinya Tasya dan di kanan Dion dan di pojok Jhon dan di depan nya Rini duduk di tengah di kanan nya Lionif dan sebelah kirinya Hartono sedang Singgih dan Hanung duduk di kanan dan kiri mereka

“Ayah apa apa ini” kata Rini penuh emosi

“Bukan kamu yang harus bertanya tapi ayahmu yang akan bertanya kepadamu. Apa yang kau perbuat selama ini, kamu telah mencoreng nama keluarga ini dengan perbuatanmu selingkuh, tau ngak” kata Bram dengan sabar

“Kemarin hari Jumat suamimu Jhon Wirasakti datang mengadu ke ayah yang menyatakan kamu berselingkung dengan brandong, pada awalnya ayah ngak percaya tapi Jhon mengeluarkan bukti sebuah video yang berdurasi 15 menit kamu bersama seorang pemuda sedang bercanda mesra pegang peganga tangan dan cium cium pipi segala dan katanya video itu baru saja di buat di sebuah café di daerah srondol, ayah juga belum percaya dan berjanji akan menyelidiki dengan seksama, dan Jhon ayah suruh pulang dan titip pesan kalau sampai jam 7 kamu belum pulang ke rumah segera memberi tahu ayah. Jam 6,40 Jhon menggabari ayah kamu belum pulang kerumah ayah bersama Tasya langsung meluncut ke café yang diinformasikan tempat pertemuan kamu dengan sang brandong tersebut, sampai di café ayah mendapatkan mobil kamu masih terparkir di halan café tapi kamu ngak ada, ayah dan Tasya memata mati mobil kamu dan sekitar jam 8 kurang ayah melihat kamu baru akan masuk ke dalam mobil dan sebelumnya kamu sempat berciumam bibir dengan sang brandong itu dan sebelum mobil jalan sekali lagi sang branding mencium kamu diantara jendela mobil yang terbuka dan ayah baru percaya kalau kamu benar benar berselingkuh dengan brandong setelah ayan melihat sendiri dengan mata kepala ayah sendiri, lalu ayah minta tolong ke kapten Suryadi untuk menjebak kamu dan bergasil bukan, sekarang kamu ngak bisa mengelak lagi bukti sudah cukup” kata Bram

Rini hanya diam mendengar penjelasan Bram dan menunduk air matanya sudah menggelantung di pelupuk mata.

“Nah sekarang aku mau bertanya pada anda hai pemuda ganteng, siapa namamu” kata Bram dengan tenang

“Lionif om” jawab Lionif dengan suara agak bergetar

“Sekarang critakan dengan jujur apa yang sebenarnya terjadi pada hari jumat yang lalu, aku minta jawaban yang jujur kalau kamu tidak mau kepala mu berlubang dengan ini” kata Bram sambil mengeluarkan pistol FN miliknya

Lionif tambah takut akan ancaman Bram, dan tidak ada pilihan lain kecuali berbicara dengan jujur, hati nya gentar nyalinya habis atas gertakan Bram

“Maaf tante Rini dan om Har aku akan berkata jujur didepan om Bram” kata Lionif mengawali pengakuannya

“Om Bram aku akan berkata jujur dam kepada semua yang hadir disini, pada hari jumat siang aku mendapat pesan singkat dari tante Rini yag menyatan kuliahku sampai jam berapa, karena hari jumat aku jawan jam 11 san tante, dan tante Rini kembali mengirim pesan singkay mengajak pertemuan dan aku jawan di café seperti biasanya jam 11 san, jam 11 lebih aku sampai di café dan aku mendapatkan tante Rini sudah menunggu aku dan aku sempat bercanda dengan tante Rini pegang pegang tangan dan cium pipi sampai bibir juga setelah memesan makanan dan menghabiskan juga aku mengajak pertemuan ini di lanjutin di tempat kos aku dan tante Rini setuju, akhirnya aku dan tante Rini dan aku ke tempat kos aku yang cukup jauh dari café dan aku tawarkan naik motor saja biar ngak ribet dan mobil tante Rini di tinggal di parkiran café, sesampainya di kos aku aku dan tante Rini memadu kasih dan secara detail ngak usah aku ceritakan apa yang terjadi tentunya sudah pada mengerti apa yang terjadi, dan itu tejadi sampai jam 7 malam dan tante Rini minta diantar ke café karena sudah larut dan sebelum sampai café aku sempat mengajak tante Rini makan malam bersama dekat kampus dan selanjutnya om Bram sudah tau apa yang terjadi dan kami berpisah tante Rini pulang ke ruahnya naik mobil dan aku pulang ke kos aku dengan motor ku” kata Lionif

“Ho ho ho anak muda terima kasih kamu sudah jujur menceritakan semua dari awal sampai akhir dan ini aku simpan lagi” kata Bram sambil memasukkan pistol FN nya.

“Dan pertanyan selanjut nya untuk kamu Rini, sejak kapan kamu berhubunan dengan Lionif ini” kata Bram tanpa emosi

Rini tetap bungkam seribu bahasa mukanya menunduk merasa di telanjamgi di depan suami dan anak anak nya terutama di depan Hartono yang kini menjadi kekasih hatinya setelah tadi siang menyatakan cintanya

“Baik lah Rini kalau kamu ngak mau bicara, dan kamu Dion tolong ceritakan apa yang kamu tahu tentang hubungan mammu Rini dengan Lionif ini” kata Bram

“Kok aku eyang aku ngak tau apa apa” kata Dion

“Ceritakan saja pengalamanmu manjadi dektektif Konan dengan Tasya” kata Bram

“Oh itu to yang dimaksut eyang, baiklah” kata Dion dan lanjunya “Ketika bulan Agustus tepat tanggalnya lupa tapi setelah mbak Tasya pulang dari Paskibra tingkat propinsi, mbak Tasya dapat info dari temannya kalau mama selingkuh dengan seorang mahasiswa dari univ swasta yang terkenal di sebuah café di daerah Srondol, tapi aku dan mbak Tasya ngak percaya atas info tersebut. Pada suatu sore mbak Tasya mendapat pesan singkat Darang dan butikan sendiri di café xxx, sekarang Aku dan Mbak Tasya memakai jaket topi dan masker dengan montor menuju ke café xxx dan masuk dan disitu aku menemukan mama baru duduk dengan seorang pemuda kalau tidak salah lihat dengan mas Lionif ini eyang kakung, karena café agak remang mama dan mas Lionif sempat ciuman dan tertawa tawa bembira, aku dan mbak Tasya sampai terbengong sendiri melihat adegan seperti itu di muka umum, hatiku geram eyang aku akan melabraknya tapi mbak Tasya segera mencegahku katanya kalau kamu mau mengerti siapa orang yang menjadi pacar mama jangan pakai otot tapi pakai otak, dan aku nurut sampai jam 9 aku dan mbak Tasya di café itu dan segera meninggalkan café karena besok pagi harus ke sekolah, tapi mbak Tasya bertanya tanya kepada teman temannya yang kini kuliah di univ itu dan mendpat informasi cukup lengkap nama, domisili dan pekerjaan lain dan aku mbak Tasya mendapatkan kenyataan bahwa Lionif seorang gigolo pemuas nafsu tante kesepian, aku dengan mbak Tasya juga sempai diskusi apa info ini akan diteruskan ke papa atau tidak, kalau diteruskan akibatnya adalah intuk aku dan mbak Tasya yang paling parah, kalau papa dan mama cerai aku dan mbak Tasya harus bagai mana, dan mengambil sikap diam dan menenti papa tau hubunga gelap mama dengan pemuda itu tapi bukan dari aku atau mbak Tasya dan aku percaya kalau barang busuk di simpat rapat rapat pasti akan ketahuan juga” itulah eyang

“Dion kamu udah tau lama mengapa ngak mau memberi tahu papa” kata Jhon

“Tadi udah Dion katakan pah bahwa Dion dan mbak Tasya ngak ingin papa dan mama cerai aku dan mbak Tasya juga yang menjadi korban” kata Dion

“Bagai mana Rini setelah kamu mendengar dan kesaksian dari Lionif dan anak mu Dion, pertanyaan saya ulang lagi, sejak kapan kamu berhubungan dengan Lionif ini dan motifasi apa yang mendorong kamu melakuan tidakan bodoh itu tentunya ada asap pasti ada api bukan ngak mungkin ada asap tapi ngak ada api yang menyala” kata Bram

Rini hanya diam sambil menunduk hatinya remuk hancur berkeping keping dalam hati Rini berpikir kalau aku tetap diam Jhon yang paling senang dan semua perbuatan ku ini berasal dari dia pikir Rini dan aku sudah tidak peduli lagi atas hubunganku dengan mas Tono dan bagai mana reaksi mas Tono setelah mendengar pengakuanku terserah mau di teruskan ya silahkan dan mau sampai disini ya silahkan aku sudah tidak mengharapkan apa apa lagi dari hubugan ini

“Ayah” kata Rini pelan

“Aku akan terus terang disini apapun yang terjadi aku siap untuk menerima nya dan aku mohon maaf ke mas Tono maafkan aku, kalau mas Tono marah ke aku akan aku terima dengan lapang dada” kata Rini

“Hai siapa mas Tono itu Rini” kata Bram

“Akukah yang dimaksut dik Rini, namaku Hartono Karta Atmaja” kata Hartono

“Sebentar, Karta Atmaja sepertinya tidak asing di telingaku, apakah yang kau maksud dengan Karta Atmaja adalah pengusa dari Jakarta itu dan salah satu konglomerat dan pemilik MMC” kata Bram

“Betul om, aku anak tunggal dari keluarga Karta Atmaja yang om maksud” kata Hartono

“Ayah nanti ayah akan tau hubunganku dengan mas Tono selama ini, karena saling kait menglait satu sama lain” kata Rini memotong pembicaraan Hartono dengan ayahnya Bram

“Baiklah Rini, sekarang kamu ceritakan secara lengkap” kata Bram

“Pada dasarnya aku sakit hati ke suamiku Jhon dan perlakuan Jhon pada akhir akhir ini, ayah awal mula aku mendapat WA dari seorang teman yang baru berlibur dengan keluarganya di Surabaya dan temanku itu mendapatkan Jhon juga baru beribur di sebuah pemandian disitu temanku memotret Jhon sedang ber cengkrama dengan seorang wanita dan dia menggendong seorang anak perempuan kecil usianya sekitar 2 atau 3 tahunan semula aku tidak percaya kalau Jhon sudah selingkuh di belakangku dengan dalih mengurus bisnisnya yang ada di Surabaya,

“Hai jangan menduk sembarangan mana buktinya dan mana photonya aku ingin lihat” kata Jhon sedikit emosi

“Baik, Dion tolong ambilkan tas mama” kata Rini

“Dimana mah ngak aku ngak lihat tas mama dari tadi” kata Dion setelah dia berdiri dan mengamati seluruh ruangan itu

Bram memberi kode ke Singging supaya memberikan Tas Rini yang di sita oleh team senyap, Singgih berdiri keluar untuk mengambil tas Rini dan di berkan pada Bram, setelah menerima tas Rini Bram memberikan ke Dion untuk diserahkan ke mamanya.

Rini menerima tas nya dan membuka dan mengeluarkan HP nya membuka folder foto yang di paswort, membuka dan memilih photo yang ada di galeri di HP terebut, setelah keremu di berikan ke Bram, Bram menerima HP Rini dan memperhatikan sebentar memberikan ke Tasya dan Dion akhirnya ke Jhon, setelah Jhon menerina photo itu

“Sebuah photo kayak gini bisa juga photo editan Rini mana mungkin bisa menjadi bukti kalau memeng selingkuh, kalau kam si sudah jelas karena ayah juga sudah membuktikan sendiri kalau kamu memang selingkuh tau” kata Jhon penuh emosi

“Jangan mengelak kamu Jhon akuilah secara jantan kalau kamu memang selingku tau” kata Rini ngak kalah sengitnya

“Aku harus mengakui sebuah perbuatan yang ngak pernah aku lakukan, NO WAY” kata Jhon sinis

“Kamu benar Jhon, semula aku tidak percaya kalau kamu tukang selingkuh Jhon tapi sebagai seorang istri aku marasa ada sesuatu yang harus di buktikan, kemudian aku mengghubungi temanku yang bertempat tinggal di Surabaya dan menginformasikan secara detail tentang photo itu,wanita itu bernama Farida adalah anak seorang improtir barang barang ke luar negeri dan anak kecil dalam gendongan Jhoh adalah anak dari Jhon dan Farida yang berbana Wulan Wira sakti” kata Rini Semua data kependudukan ada padaku dan semua tersimpan di lattop di kantor aku aku ngak berani membawa pulang, dan lagi kata teman ku tadi yang juga mengenal Jhon mengatakan Jhon juga beberapa wil di setiap kota yang disinggai seperti Jepara Rembang, Kudus dan masih banyak lagi aku ngak hafal, mengapa aku tahu sedetail ini karena aku meyewa seseorang untuk memata matai kamu Jhon selama sebulan penuh dan aku membayarnya cukup mahal Jhon, tapi aku puas dapat info yang penting dari orang suruanku” kata Rini

“Kamu jangan mengada ada Rini, penyelidikan mu adalah isapan jempol belaka aku tetap tidak percaya pada omongamu” kaya Jhon

“Aku ngak peduli kamu percaya atau tidak, tapi aku cerita dengan apa yang aku tahu dan aku rasakan peduli apa dengan mu” jawab Rini ngak kalah sengitnya, hal itu membuat Jhon bertambah panas dan Jhon berdiri dan akan melayangkan pukulannya ke wajah Rini tapi terhalang meja yang besar tangan nya tidak sampai, dengan sangat cepat Hartono yang menagkis tangan Jhon dan mendorongnya hingga jatuh duduk kembali

“Jhon kalau kamu ngak bisa diam biar kamu saya masukan sel dan tidur semalaman di sana, begitu dik Singgih” kata Bram

“Siap jendral” kata singgih cukup keras membuat Jhon mati kutu dan tidak dapat berbuat banyak

“Silahkan Rini di lanjutkan” kata Bram

“Setelah itu aku diajak oleh seorang pengusaga gramen untuk ikut arisan dan aku ikut arisan tersebut aku kira arisan arisan biasa tapi arisan ini terselubung ariran pemuas tante tante kesepian dengan mendatangkan brandong brandong tampan untuk pemuas nafsu syawat dari peserta arisan, aku pun tertarik dengan salah satu brandong tang akirnya menjadi kekasih gelapku aku sudah tidak peduli lagi dengan Jhon dan ingin mebalasnya seperti Dion dan Tasya pernah melihat aku dengan Lionif beberapa bulan yang lalu, dan satu lagi ayah, aku bertambah marah setelah mendengar hubungan ayah dengan Tasya anakku sendiri yang katanya sudah mendapat restu dari bunda Niken dan mendapat dukungan dari mbak Lastri dan Mas Margono hidupku tambah hancur sehancurnya, disisi lain masalah dengan suamiku yang menuntut mengembalikan modal yang di berikan untuk usaha aku mendirikan Butik yang aku beri nama Kusuma Butik, pada saat ini butik ku pun mengalami kekurangan modal di ambang kehancuran dan ini hanya Lionif yang tau semua masalah ku karena aku nyaman dengan nya dan dapat mengerti aku sehingga aku selalu jujur kepada Lionif sebagai kekesih gelapku, ayah” kata Rini sambil menarik nafas dalam dalam melihat reaksi dari semua yang hadir tapi tidak ada reaksi apa apa dari pernyatan ku tentang Lionif menjadi kekasih gelapku tidak juga dengan Jhon dengan mata merah menahan emosinya yang sudah sampai di imbun umbun.
“Dalam masa kebingungan aku di kenalkan dengan Mas Hartono yang diakuinya sebagai om nya, dalam pertemuan pertama aku dengan mas Hartono langsung menembak aku untuk menjadi pacarnya dan aku menerimanya dengan satu syarat kalau aku sudah bisa cerai dengan suami ku Jhon dan mas Hartono menyanggupinya” kata Rini
“Boleh aku tambah kan sedikit om, mengapa aku bisa langsung jatuh hati pada pandangan pertama dengan dik Rini, aku sudah satu tahun ini menduda karena istriku Meilan telah di panggil Tuhan untuk menghapnya, aku mememg mencari jodoh ku untuk memberikan ibu pada anak ku Ester yang masih berusia 4 tahun sementara ini diasuh oleh neneknya dan seorang baby sister, sebelumnya aku bertatap muka dengan Dik Rini, Lion keponakanku mengirin photo dik Rini melalui aplikasi WA dan aku merasa dik Rini adalah jadohku untuk menjadi ibu dari anak anakku, setelah aku ketemu langsung dengan dik Rini langsung aku minta menjadi istriku tapi ngak bisa karena masih terikat oleh perkawinan dik Rini juga ngotot ingin cerai dari suaminya setelah mengetahui dengan mata kepalaku sendiri aku jadi maklun kalau Rini sudah tidak nyaman dengan suaminya” kata Hartono

“Lalu hubunganmu Rini dengan Lionif bagai mana” kata Bram

“Aku sudah berjanji dengan tante Rini kalau tante Rini menerina om Har aku akan mengundurkan diri sebagai kekasih tapi aku akan terus menjaga tante Rini seperti aku manjaga tanteku sendiri ini demi om Hartono” kata Lionif

“Menarik juga ceritamu Rini” kata Bram.lanjutnya “Kamu bagaimana Jhon setelah istrimu minta cerai”

“Sebenarnya aku sudah tidak peduli apakah Rini mau cerai atau tidak asalkan modalku yang di pinjam Rini di kembalikan karena bisnisku akan hancur tanpa tambahan mudal itu” kata Jhon

“Sebenarnya kamu tidak berhak meminta modal itu kembali sebab modal itu juga dari bunda Niken ketika awal awal kita menikah sehingga aku kehilangan hak warisku itu” kata Rini

Jhon terdiam tidak bisa berkata apa apa memang pada waktu awal pernikahan dulu Jhon mendesak Rini untuk meminta tambahan modal dari bunda Niken ibu dari Rini dan itu berhasil Jhon mendapatkan tambahan modal sebesar 1,5 M kala itu dan Rini akan kehilangan hak Waris nya dan itu di saksikan oleh Notasis dari perusahan Bunda Niken.

“Tapi tenang saja Jhon aku akan mengembalikan modal yang aku pinjam setelah kita di nyatakan bercerai oleh pengadilan” kata Rini

“Aku pegang kata kata mu Rini” kata Jhon

Rini berdiam dan menatap Hartono sambil menunduk

“Sekarang terserah mas Tono akan melanjutkan hubungan ini atau tidak aku pasrah” kata Rini

“Dik sejak awal aku menyatakan cintaku padamu tanpa memandang siapa kamu sebenarnya hanya hatiku berkata inilah jodohku dan calon ibu buat Ester” kata Hartono sambil memegang tangan Rini dengan erat

“Terima kasih mas” kata Rini pelan

“Om Bram, aku akan mimta pada om dik Rini untuk menjadi istriku” kata Hartono

“Ya boleh saja kalau memang Rini menghendakinya, sebaiknya kita bicarakan dilain kesempatan ya nak Tono, dalam suasana yang berbeda” kata Bram

“Terima kasih om Bram sudah membuka sinyal hijau ke aku” kata Hartono

“Dik Singgih dan dik Hanung aku mengucapkan terima kasih atas bantuannya mengungkap peristiwa perselingkuan anak ku Rini dengan Lionif dengan berakhir seperti ini, dan aku sebenarnya sudah menduga akan berakhir seperti ini melihat perikalu Jhon yang tidak terpuji” kata Bram, dan silahkan bawa nak Hartono dan Lionof untul mempertanggung jawabkan segala perbuatan nya” kata Bram

“Siap Jendral” kata Singgih dan memeritahkan seluruh team Senyap untuk kebali membawa Hartono dan Lionif untuk dibawa ke markas dan AKBP Hanung menghubunga Patwal lagi supaya siap kembali ke markas


Brolgol untuk Lionif dan Hartono dipasang dan tutup kepalanya di pakaikan dan segera di masukkan ke mobil ekssekusi dan semua anggota senyap sudah bersiap dan kembali seperti semula Patwal dari satlantas, mobil eksetutor, mobil yang di tumpangi Singgih dan Hanung dan terakhir motor trail yang ditumpangi kapten Suryadi



Bersambung dulu ya ….

ke part 31

Makin ruwet ya ceritanya....... makin asyyiik
 
Part 31: Konsiliasi
(Bagian I)


Pov: Rini Kusamawardani

Sore ini sudah menunjukan jam 17.00 suasana bukit Ngalain sudah semakin meredup Bram, Jhon, Rini Tasya dan Dion mereka baru selesai menyelesaikan masalah keluarga dimana akhir dari pertemuan keluarga yang menghasilkan Rini tetap minta cerai dari suaminya Jhon dan masalah perselingkuhan antara aku dan Lionif di anggap selesai dengan munculnya calon suamiku mas Hartono yang dapat menerima aku sepenuh jiwa tanpa melihat masa laluku.

“Rini kamu mau ikut mobil ayah atau suamimu” kata ayah Bram

“Aku ikut mobil ayah” kataku

“Dion juga ikut mobil eyang” kata Dion

“Boleh” kata ayah Bram, lanjutnya “Jhon cari makan yok aku sudah laper” kata ayah Bram

“Silahkan ayah dan aku juga mohon diri dulu tadi ada telp dari rekanan minta ketemuan sehabis magrib” kata Jhon

“Ya udah kalau kamu mau duluan, aku cari makan dulu” kata ayah Bram

Aku, ayah Bram, Tasya dan Dion melangkah mendekati mobil ayah yang tampak macho, aku dan Tasya duduk di bangku tengah sedang Dion depan menemani ayah Bram yang mengemudikan mobilnya.

“Ayah, kok tadi mas Tono dan Lionif di bawa ke markas ada masalah apa” tanya ku ke ayah Bram

“Kamu belum tau ya” kata Ayah Bram

“Belum tahu ayah, kan aku baru ketemu dia tadi siang sorenya langsung di bawa ke tempat ayah” kata ku

“Kamu tahu om Singgih dan om Hanung adalah 2 agen dari Interpol yang ditugasi mematamatai Hartono yang diduga petugas pencuci uang dari salah satu organisasi Internasional dan kalau memang terbukti ayah yakin akan lama meringkuh di hotet Prodeo” kata Bram, lanjutnya “Tapi itu masih praduga dari interpol bisa juga tidak karena ayah nya si Karta Atmaja kayanya bukan main kekayaannya sampai 500 T lebih bukan hanya M lho, M untuk dia adalah uang receh”

Aku terbengong mendengar keterangan ayah Bram ya senang juga bersedih dan aku bersyukur mengenalnya tadi siang dia memberiku uang sebanyak itu merupakan uang recehan untuk dia tanpa disadari aku tersenyum senyum sendiri

“Mama kok senyum senyum sendiri sih” kata Tasya yang duduk disampingku

“Ngak ada apa apa kok sayang, hanya agak galau saja” kata ku

“Nah mulai mama genitnya kumat” kata Tasya sambil menjauh dari mamanya yang suka cubit kalau lagi senang

“Aku lagi senang sayang setelah mendengar cerita ayah Bram tadi

“Ayo ceria dong mah biar aku dan Dion juga ikut senang juga mas Bram, betul ngak mas” kata Tasya

“Ya Rini kalau senang di bagi bagi jangan di pakai sendiri” kata Ayah Bram

“Ia mah aku juga setuju dengan eyang kakung dan mbak Tasya” kata Dion

“Nanti aja deh pasti di critain, tapi tidak sekarang nanti kalau udah di rumah ya sayang” kataku

“Jeng kita makan dimana” kata ayah Bram

“Makan ayam goreng Kalasan aja di dekat bunderan Kali Banteng” kata Tasya

“Ya udah siap bu boss” kata Bram

“Cie cie ayah udah panggil jeng segala ke Tasya dan Tasya juga memanggil mas” kata ku

“Apa salah Rini kan Tasya mau jadi istri aku” kata mas Bram

“Kalau di pikir pikir memang benar keinginan Bunda Niken yang menjodohkan anakku dengan eyangnya” kata Rini

“Siapa bilang Tasya adalah anakmu Rini, dia itu anak dari Margono dan Sulastri karena kamu sudah menganggap sudah mati sejak bayi, benar kan Rini” tanya ayah Bram

“Ayah, aku sangat menyesal atas peristiwa itu, maksudku hanya ingin membalas perbuatan Yudistra kok enak banget dia yang berbuat malah aku yang memikul dosanya sendiri itu lah awalnya aku ngak mau merawat Tasya dan aku tinggal di kampung mbak Lastri, kini aku sangat menyesal dan menyadari kekeliruaku dan semesta sudah menghukum aku kok ayah, dengan peristiwa yang baru saja terjadi Jhon sering marah dan memukul aku kalau dia kalah berdebat dengan aku dan setiap pukulan aku terima aku anggap sebagai penebusan dosaku terhadap semesta karena telah menelantarkan Tasya anakku yang aku kandung selama 9 bulan lebih, dan aku tidak pernah berpikir akibat dari perbuatan ku sendiri seperti ini dan mungkin bunda Niken menjodohkan Tasya dengan ayah Bram adalah salah satu alasanya untuk menyadarkan aku atas kesalahanku selama ini, benerapa hari ini aku sering merenung di dalam kamarku sendiri dan aku berusaha menerima takdirku sendiri,Tasya sayang maafkan mama ya” kata ku sambil memeluk Tasya yang ada di sampingku sambil meneteskan air mataku

Tasya membalas pelukan mamanya “Udah ma, aku sudah memafkan mama setelah aku mendengar alasan mama membuang aku, aku mungkin juga akan berbuat sama kalau peristiwa seperti mama menimpa diriku” kata Tasya, lanjutnya “Ma apakah mama merestuiku mas Bram menjadi suamiku” lata Tasya

“Ya semula aku tidak akan setuju keputusanmu untuk menjadikan ayah Bram menjadi suamimu, tapi apa dayaku, kalau bunda Niken sendiri sudah merestui hubungammu dengan ayah Bram, dan mbak Lastri pun sudah setuju malah mas Margono pun siap menjadi walimu, sekarang mama tidak mempunya alasan untuk tidak merestui hubungan kamu dengan ayah Bram” kataku

“Seriuas ma” kaya Tasya setengah menjerit dan bergembira

“Apa sih yang ngak buat kamu Tasya” kata mama sambil memekluk Tasya semakin erat

“Terima kasin mama” kata Tasya

“Tasya sudah sampai di rumah makan Kalasan, ayo pada turun” kata ayah Bram

Rumah makan Kalasan

Jam 18.30

Pov: Tasya Anggraeni

Aku, mas Bram, mama Rini dan Dion berempat memasuki Rumah Makan Kalasan yang terkenal dengan ayam goreng kremesnya, aku duduk disamping mas Bram dan mama Rini disamping Dion, sambil menunggu pesanan banyak cerita yang menjadi topic pembicaraan kami ber empat dan aku menceritakan peristiwaku dengan Aldo didepan mama dan Dion

“Mama kenal dengan tante Santi” kataku

“Santi yang mana ya” jawab mama Rini

“Itu lho mah istri om Samuel Dandin kota ini” kataku

“Oh Santi yang itu, kan teman geraja mama sama sama DGI nya” kata mama Rini, lanjutnya “Ada apa ya”

“Anak tante Santi kan teman Tasya, di SMA tapi beda kelas, sudah lama itu naksir sama aku tapi aku tolak sebab aku sudah punya mas Bram yang selalu ada dalam hatiku, terus kemarin menggoda aku kembali sampai Aldo nengerahkan teman teman geng nya untuk menekan aku, aku telp mas Bram dan mas Bram datang dan bertemu dengan ayah Aldo yang Dandim itu yang pernah menjadi anak buah mas Bram ketika bertugas di Konggo, mati kutu lah Aldo sampai sampai om Samuel mengancam akan mencoret nama Aldo dari daftar keluarga dan akhirnya Aldo membubarkan teman temannya yang sempat mengepung sekolah aku, tapi tidak hanya di situ saja Aldo nendapat hukuman dari Ayahnya motor kesayangannya disita oleh sang ayah” kata Tasya

“Rasain tu Aldo, baru kena batunya” kata Dion

“Kamu kenal to dik” tanya ku

“Kenal dong mbak kan teman gereja juga, seakan akan dia penguasa remaja gereja siapa yang tidak nurut dengan dia pasti kena hajar” kata Dion

Aku dan mas Bram juga mama Rini tersenyum mendengar gaya Dion bercerita

“Ah kamu Dion” kata mama Rini sambil mengusap kepala Dion

Kemudian pesanan datang kami makan bersama tanpa banyak bicara dan setelah selesai makan aku dan mas Bram mengantar mama Rini dan Dion pulang ke rumahnya

Dalam perjalanan pulang ke rumah mama Rini, mama Rini bertanya

“Tasya sekarang kamu tinggal di mana” kata mama Rini

“Aku tinggal di apartemen mah, di beliin oleh mas Bram” kataku

“Ngak lah mana aku punya duwit untuk membelikan Tasya sebuah apartemtemen” sanggah mas Bram, lanjutnya “Kamu kan beli sendiri owner Larasati kok ngak punya duwit” kata mas Bram

“Ih mas nyebelin” kata Tasya sambil menyubit mesra tangan mas Bram

“Ha ha ha bener juga kata ayah Bram, owner kok ngak punya duwit” kata mama Rini

“Lalu kamu tinggal sendiri” kata mama Rini

“Iyalah ma, aku tinggal sendiri, kecuali hari libur di temani oleh mas Bram”kataku

“Mama ngak kangen sama ibu Lastri” kata ku

“Kangen lah sudah lama banget ngak ketemu” kata mama Rini

“Kapan kapan kita kesana yok, ajak Dion dan mas Bram juga, pasti ibu suka banget” kataku

“Ya kalau libur agak panjang ya mama mau” kata mama, lanjutnya ”Anak mbak Lastri berapa ya”

“Anak ibu Lastri 3 ma, yang pertama ada di hadapan mama, dan ke dua sepantaran aku masih kelas XI namanya Putri centil sekali, dan yang ke tiga cowok sepantaran Dion namanya Bagas” kataku

“Centil kaya kakanya ya ha ha ha” jawab mama Rini sambil tertawa.

Perjalanan terasa cepat sampai tau tau sudah sampai didepan pintu gerbang rumah mama Rini

“Ayo mampir dulu Tasya, mama masih kangen sama kamu” kata mama Rini

Aku menoleh ke mas Bram, dan mas Bram hanya mengangukan kepalanya

Kami berempat turun dari mobil dan melangkah masuk kedalam rumah

“Ayah mau kopi ya” kata mama Rini

“Boleh” jawab mas Bram

“Tu masmu mau kopi, bikini gih” peritah mama Rini

“Mas mau mandi dulu aja, gerah banget badan lengket semua”kata mas Bram

“Masih ada pakain ayah kok yang disini” kata mama Rini

“Ambilin sayang, pakaian ganti mas di kamar mas ya”kata mas Bram

“Maja amat sih mas ku ini” kata ku sambil meleletkan lidahku

“Mah, eyang, mbak Tasya mau masuk dulu banyak PR yang harus di selesaikan maaf ngak bisa memenin” kata Dion sambil meraih tangan mamanya, eyang kakungnya dan teraklhr aku dan mencium biku biku tangannya

Setelah Dion pergi masuk manarnya di lantai dua aku mengambilkan pakaian mas Bram di kamar tamu yang sering mas Bram tiduri ketika berada di kota ini, aku memberikan pakaian untuk ganti setelah mandi dan mas Bram pergi ke kamar mandi untuk mandi

“Mama mau minum apa sekalian aku bikinin sekalian” kata ku

“Teh aja sayang yang gulanya satu sendok aja ya” kata mama, lanjutnya “Aku ya mau mandi dulu ya Tasya dangan ganti pakaian biar enak” kata mama Rini

“Silahkan mama” kataku

“Aku ke dapur membuatkan kopi buat mas Bram, teh manis utuk mama dan aku sendiri buat colkat panas kesukaanku dan aku taruh di meja ruang keluarga, aku segera naik ke lantai dua juga ingin mandi dan ganti pakaian uang masih tersisa di sini

Aku masuk kamarku lagi yang kini aku tinggalkan, yang pernah menemaniku selama 6 tahun terakhir ini penuh suka duka yang tertumpah di kamar aku ini, aku masih melihat tumpukan buku pelajaran tahun yang lalu masih tertumpuk rapi dan di atasnya msih terlihat photo ku dengan ke dua sahabatku Diana dan Reni tersenyum bahagia, aku buka lemari pakainku dan aku ambil pakain sejenis babydoll kesukaanku yang terbuat dari kain yang adem dan aku megambil masuk kamar mandi di lantai 2 ini. Setelah ritual mandi selesai aku sudah ganti baju babydoll kesukaan ku terasa sempit di tubuh ku payudaraku kelihatan lebih menonjol ke depan dan pantat ku juga lebih nungging ke belakang sehingga kalau jalan lebih bergoyang tapi aku suka

Setelah selesai mandi dan ganti pakaian aku turun ke lantai satu dan bergabung dengan mas Bram yang sedang asik melihat siaran TV nasional, Aku langsung duduk di pangkuan mas Bram dan memberi sebuah ciuman tepat di bibir mas Bram setelah ciumanku dibalasnya tapi hanya sebentar dan mas Bram melepaskannya

“Jeng apa apa ini” kata mas Bram

“Biasa lah mas, kan dulu aku juga sering minta pangku oleh mas Bram” kataku

“Tapi kan ngak pakai acara ciuman segala” taka mas Bram semu protes

“Ya mas Bram, aku kan kangen sama ciuman mas Bram sejak tadi, dan apa salahnya kan mama juga sudah merestui hubunganku dengan mas Bram he he he” kataku

“Ia sih kan mas juga sedikit terkejut nanti kalau dilihat oleh ibu mertua aku dilarang ketemu kamu gimana coba” kata mas Bram

“Biar nanti ibu mertua mas Bram aku adukan ke mama aku pasti asik deh” jawabku dan aku tertawa bersama sama geli melihat hubungan keluarga aku yang carut marut kaya begini tapi kami semua merasa bahagia

“Hai Tasya kamu udah gede ngak pantas lah duduk di pangkuan eyang kakungmu” kata mama Rini

“Biar aja Rini kan aku masih juga kangen sama cucuku yang centil dan gemersin ini” kata mas Bram

“Ya mama nih seperti ngak pernah muda aja” kataku sambil mencium pipi mas Bram dan kami tertawa bersama melihat suatu kejanggalan dalam hubungan keluarga besarku dan aku turun dari pangkuan mas Bram tapi tanganku masih berada di lengan mas Bram

“Eh Tasya pakaian mu sudah kekcilan tu, tetemu mau tumpah tu” kata mama Rini

“Ya nih mah gegara ritual di Kalimantan bersama mas Bram, pakaianmku pada sesak semua terutama pada bagian dada dan pinggul ku pada bengkak” kata mama

“Critain ke mama dong tentang ritual kamu di Kalimantan” kata mama

“Jadi gini mah ritual di Kalimantan itu mereka sebut ritual penyatuan jiwa dan raga. dengan berbagai laku, hari pertama dan kedua yang mereka sebut dengan penguwat raga dan pencucian jiwa pada hari ke tiga aku dan mas Bram melakukan penyatuan jiwa dan raga dengan di tandai minum yang sudah di campur setetes darah aku dan mas Bram setelah itu aku dinyatan sebagai suami istri menurut adat orang dayak, gitu mah” kata Tasya

“Ada efeknya ngak” kata mama

“Ada sih mah, setelah ritual itu aku dan mas Bram merasa sudah di satukan menjadi satu jiwa dan raga, jiwa kami bersatu juga raga kami juga bersatu pula bersatu yang untuk sekarang aja, kalau tidinggal mas Bram terlalu lama rasanya ngak betah kok mah” kata ku, lanjutnya “Mah tadi di mobil mau ngomong apa sih kayaknya sangat rahasia sekali”

“Ya tadi kan ada Dion mama ngak ingin Dion tau cerita ini mama ngak mau Dion dewasa sebelum waktunya sehingga mama memilh waktu akan cerita di rumah biar ayah Bram tau juga ibu tiriku tersayang yang masih muda ngemesi lagi juga tau masalah sebenarnya dan aku mau jujur, tapi aku mohon ke ayah Bram membantu aku menyelesaikan masalah denga Jhon” kata mama

“Ya Rini, aku akan bantu kamu apapun itu”kata Bram

“Sebentar aku ambil sesuatu dulu di dalam kamar, mama berdiri melangkah meninggalkan aku dan mas Bram di ruang keluarga untuk mengambil sesuatu di dalam kamarnya, aku sempat menoleh ke wajah mas Bram dan memberi ciuman di mulut kami yang bersatu

“Wah wah wah baru di tingga sebenta sudah pada nyosor” kata mama Rini mengagetkan aku dan mas Bram yang baru asik berciuman otomatis ciuman kami terlepas dan aku dan mas Bram tertawa bersama

“Habis si mama, jadi ingin ciuman gitu” kata ku

“lho kok aku yang disalahin” kata mama

“Ya kan mama pergi jadi ada kesempatan dalam kesempitan ma” kata ku

“Kamu tu ada ada saja” kata mama, lanjutnya” Begini yah dan Tasya aku mau cerita dari awal supaya ayah dan Tasya ngak binggung” kata mama

“Pada pertemuan dengan Lionif pada hari jumat Lionuf berjanji akan mengenalkan aku dengan temannya dari Jakarta seorang investor dan kalau aku bisa ngambil hatinya maka semua hutang tante akan lunas dan usaha tante juga akan naik lagi, itu kata Lionif ketika aku dan Lionif akan berpisah dan aku membuat janji dengan Lionif bertemu pada hari minggu sehabis dari gereja pagi dan ketemuan di rumah makan Condong raos, pada pertemuan dengan Lionif kali ini dia berjanji kalau aku mau jadi pacarnya, Lionif akan memgundurkan diri menjadi selingkuhanku dan berjanji akan menjagaku sebagai tantenya sendiri, setelah aku bertemu dengan mas Hartono ternyata om dari Lionif dan dari mas Hartono sendiri langsung menembak aku menjadi pacarnya aku galau, orang baru ketemu kok langsung menyatan cintanya dan menginginkan aku menjadi istrinya, bukan aku menolak tapi aku minta waktu untuk menyelesaian urusanku dengan Jhon suami ku saat ini, mengenai identitas siapa mas Hartono itu, ayah dan Tasya tentu sudah tau dari pengakuan mas Hartono didepan ayah dan Tasya tadi, setelah aku memerina dia sebagai pacarku mas Hartono memberikan sejumlah dana untuk memajukan usahaku kembali, sebelumnya hari Sabtu mas Hartono sempat datang ke butik aku dan melihat barang barang disana sudah ketinggalan model semuanya sehingga mas Hartono memberi aku modal tambahan” kata mama Rini berhenti sebentar mengambil cangkir yang berisi teh dan meminumbya sedikit dan meletakan kembali cangkir nya dan lanjutnya “Pasti ayah ngak percaya kalau mas Tono memberikan ini ke aku” kata mama sambil mengeluarkan bungkusan berwarna coklat 2 buah dan dan 2 lembar chek di bukanya yang lebih tebal dan memperlihatkan ke mas Bram dan aku, aku dan mas Bram melihat satu bendel uang 10.000 US dolar, lanjutnya “ lakau di kaksir dalam bentuk rupiah nilainya 140 juta

“Yang satu lagi ma” kataku

“Ya sama Tasya, jumlahnya separo dari jumlah ini, dan ini titipan untuk lion sebab mungkin mereka ngak ketemu setelah ini, dan ini ayah” kata Rini sambil mengacungkan 2 lembar chek ke mas Bram

Mas Bram menerima chek tersebut dan terkejut melihat nilai yang tercantum dalan chek itu dan memberikan ke aku akupun terperanjat dan heran juga

“Apa kata ku tadi Rini keluarga Karta Atmaja salah satu orang terkaya di Indonesia kekayaannya lebih dari 500 T jadi M itu dianggap sebagai uang recehan” kata Bram

“Kalau Tasya kekayaan berapa ayah” kata mama Rini

“Kalau Tasya sebagai owner Larasati ya mungkin hanya 20 – 30 T aja kok kalah jauh dengan calon suamimu” kata mas Bram

“Malah aku baru mendengar sekarang kalau kekayaanku 20 – 30 T” kataku, lanjutnya “Serius mas”

“Serius lah, kamulah pelajar SMA terkaya ha ha ha, untuk saat ini” kata mas Bram sambil tertawa

“Apa sih nyebelin, ditanya serius juga” kata ku sambil cemberut sambil mencubit lengan mas Bram

“Aduuuuhhhh, sakit Tasya sampai biru nih” kata mas Bram

“Biarin, nyebelin” kata ku

“Oh ia ayah, besok aku minta tolong ke ayah untuk mengantar aku ke pengandilan agama dan mencairkan chek dari mas Tono ke tabunganku mau ya” kata mama Rini penuh harap.

“Jadi aku pulangnya mundur lagi dong, ya udah ngak papa sampai urusanmu selesai aku akan tetap di sini, siapa lagi coba yang akan mendampunginu membawa uang sebanyak itu” kata mas Bram

“Terima kasih ayah yang selalu ada untuk aku” kata mama Rini

“Tasya kamu malam ini tidur disinu ya” kata mama

“Ngak la mah, besok pagi aku kan sekolah kemarin Sabtu aku udah bolos sekolah masah hari senin ini aku bolos lagi” kataku

“Ya udah kalau ngak mau tapi lain kali kamu mau menginap disini ya” kata mama Rini

“Pasti mah pasti tu, oh ia mah masih ada pertanyaan satu lagi mau di kemanain dengan Dion kalau mama dan papa cerai” kata Tasya mikir nasip adiknya

“Dion akan mendapatkan semua harta gono gini dari aku dan Jhon, ya rumah ini dan segala isinya akan aku balik nama atas nama Dion dan akan mendapat tunjangan juga dari aku dan ayahnya untuk menunjang hidupnya kamu ngak usah kawatir dan nanti akan tetuang dalam satu pasal tentang perceraian itu, Dion pernah mama tanya seandainya mama dan papa cerai Dion akan milih siapa, apa jawabannya, katanya aku ngak milih papa dan mama aku akan ikut mbak Tasya aja itu kata Dion dan ini juga tergantung kamu juga Tasya mau ngak di ikuti Dion adikmu” kata mama

“Aku seneng sekali mah, kalau Dion mau ikit aku” kata ku

“Yah nanti bagai mana lah baiknyaa”kata mama

“Sudah larut jeng ayok pulang besok kesini lagi, kan nanti Jhon juga pulangkan” kata mas Bram

“Ngak tau yah, mau pulang atau tidak pulang juga ngak jadi urusanku lagi” kata mama Rini

“Senentar mas, aku pamit dulu ke Dion di kamarnya” kata ku sambil melangkah ke kamar Dion di lantai 2

“Dion, mbak pulang dulu ya” teriaku sambil mengetuk kamar Dion yang tertutup

“Ya mbak aku keluar dulu” kata Dion sambil keluar kamarnya

“Ngak tidur di sini aja mbak, kasian tu kamar di tinggal sendirian terus” kata Dion sambil melangkah menurini tangga

“Besok besok aja yah, mbak kan besok juga sekolah dan semua pakaian dan buku buku ada di apartemen mbak” kata ku

“Kalau besok pulang sekolah aku ke apartemen mbak boleh ya” kata Dion

“Boleh aja, tapi telp dulu aja kalau mbak belum pulang juga kan Dion sendiri di apartemen mbak” kata ku

“Ok lah besok siang sehabis pelajaran selesai tak telp mbak” kata Dion

Kemudian Dion menyalami mas Bram dan aku sambil mencium tangan mas Bram dan aku juga dan aku mencium kening adikku ini, aku menyalimi tangan mama dan mama menyalimi tangan mas Bram lucu kan

Setengah jam kemudian aku dan Mas Bram sudah sampai di Apertemen

“Mas mau minum apa” kataku

“Minum susu aya yang itu” kata mas Bram sambil tersenyum dan duduk di sofa

“Sini” kataku sambil melepas baju yang aku pakai dan branya sekalian aku duduk dipangkuan mas Bram sambil menyodorkan tetekku ke mulut mas Bram dan mulut mas Bram langsung melumat putting susuku dan menghisapnya dengan penuh semangat

“Ihhh pelan dong maass sakit” kataku

“Ya ya ini sudah di pelanian kok” kata mas Bram, aku langsung membuka kaus mas Bram dan sambil meremas remas rambut mas Bram yang sudah banyak tumbuh uban, badanku melenggak lenggok menahan geli yang amat sangat

“Maaaasssss geelliiii” kata ku

Mas Bram melepas kulumannya di putting ku untuk ambil nafas dan mengadahkan wajahnya sehingga bibir kami saling berdekatan dan cup bibirku langsung mendarat di bibir mas Bram dan ciuman pun tak dapat dihindari lagi bibir kami saling menempel satu sama lain, tangan mas Bram malah mengusap usap payudaraku dan memilintir putting nya seakan chanel radio dan aku mendesah nikmat

“Maasssss ahhhhh” kataku panjang badanku bergelinjang gelinjang menahan geli yang amat sangat

Di angkatnya tubuhku dan di baringkan di atas sofa, dilepas celana pendeku beserta celana salam sekalian dan aku sudah telanjang bulat sehingga memeku terlihat jelas terpampang di depan wajah mas Bram yang tak lepas dari tatapan mata nya selalu ke memekku yang terbuka, di bukanya lebih lebar selangkankku sehingga warna merah muda yang menghiasi celah memekku terpampang sunggung jelas di mata mas Bram, mata mas Bram beralih memandang wajahku dan mata kami tertumbuk aku hanya tersenyum dan mas Bram membalasnya dengan berguman pelan tapi cekup terdengar di telingaku

“Cantik memekmu seperti orangnya” kata mas Bram

“Ia mas ini milik mas Bram, siahkan di nikmati” kata ku dengan suara pelam seakan berbisik dan mendesah lembut

Pandangan mas Bram tertuju lagi pada memeku dan mendekatkam mulutnya pada mulut memeku yang sudah otomatis membuka karena tarikan selakanganku yang ter buka lebar oleh tangan mas Bram yang membentangkannya

“Emmmm eennnaaakkkk gguurriiihhhhh” kata mas Bram sambil menjilati permukaan memeku yang membelah dari bawah ke atas hingga mennyentuh kelentitku dan itu di ulangganya berkali kali

“Maaasssss Ahhhhhh Emmmmm” kata ku sambil merasakan kenikmatan yang aku dapatkan dari lidah mas Bram yang menjilati memekku bagian dalam sehingga basah bukan saja karena air liur mas Bram tapi juga cairan cintaku sudah meluber sampai merembes keluar.

“Mas Bram curang” kataku ambil menarik kepala mas Bram menjuh dari memekku

Aku duduk lagi di sofa sambil melepas gesper dari celana yang di pakai mas Bram bersama celana dalam sekalian, aku memandang kontolnya sudah mulai membesar, aku usap usap dengan jari jariku dengan lembut dan aku cium kepala kontolnya

“Ahhhhh” luguan as Bram merasa kepala kontolnya aku jilat, tidak sampai disitu juga aku jilati juga batang kontolnya sampai ke pangkal nya sehingga basah kuyup

“Sudah jeng sudah basah” kata mas Bram mengangkat kepalaku menjauh dari selakangannya, tubuh aku diangkatnya dan di bawa ke tempat tidur dan di tidurkan terlentang, dan mas Bram menindih tubuhlu memberi ciuman ke bibirku dan aku membalas ciumannya sehingga bibir kami menyatu lidahku aku julurkan keluar sehinga mas Bram mudah untuk menghisapnya kala bibir mas Bram medarat di leher jenjangku dan mengulumi telingaku dan menggigit gigit kecil sehingga aku merasakan gairah kubertambah besar dan kini di alihkan ciumanya ke arah ketiakku dan aku mulai mendesis desis ke enakan

“Saiiiissssss aahhhhh” kataku

Bibir mas Bram kembali menyentuk putting ku dan mennyedotnya pelan sehingga tubuhku bergetar dan meliuk liuk bagai cacing kepanasan, tangan mas Bram langsung meusap usap memeku yang mulai membuka dengan jari jari mas Bram sudah ada di dalam lubang vaginaku yang merespon dengan cairan cintaku membasai jari jari mas Bram

Mas Bram memposisikan pinggulnya di depan selakanganku yang membuka dipeganggnya penis besar mas Bram menggosok gosokkannya ke lubang vaginaku yang sudah merekah basah bagai bunga raflesia yang sedang mekar dan di dorongnya penis ke dalam lubang memeku hanya kepala yang masuk ke dalam lubang memekku, dan dengan menarik nafasnya dan membuangnya sambil menekan sehingga penis mas Bram masuk ke dalam memekku perlahan tapi pasti dan di ulanga ulang sampai lima menit kemudia kontol besar mas Bram sudah tenggelam di makan oleh memekku

“Sempit sekali jang” kata mas Bram setelah mas Bram berhasil memasukan kontolmya ke dalam memekku dengan perjuangan yang cukup panjang dan aku merespon nya dengan senyuman

“Bukan kontol mas Bram yang kegedean ke lubang memeku yang sempit, terasa penuh menyentuh rahim” kataku, lanjutnya “pelan mas ahhhhh” setelah mas Bram menggoyang pinggulnya maju mundur dengan sangat pelan dan terasa sekali batang kontol mas Bram pada dinding memeku yang sangat sensitif yang semkin lama semakin basah karena cairan cintaku

Semakin lama penis mas Bram semakin lancar dan di naikan pinggul ku ke atas sehingga menyentuh perutku mas Bram merubag posisinya dengan posisi seperti posh up dan membuka sedikit kakiku sehingga mas Bram bisa mencium bibirku dan aku merespon dengan membuka mulutku untuk memerima ciumannya

Semakin lama semakin cepat dan mas Bram dalam posisis semula merapatkan ke dua selangkangamku sehingga penis mas Bram semakin terasa di memeku di peluknya kakiku segingga semakin merapat mulai ritme genjotannya semakin keras dan tak berirama aku buka kakiku semakin lebar aku tarik tubuh mas Bram ke dakam peluakku dam aku berbisik

“Mas aku mau pipis” kataku

Mas Bram mencium bibirku lagi dan tubuhnya bertumpu pada sikutnya sehingga mengurangi tekanan pada tubuhku pinggul ku mulai merespon gerakan pinggul mas Bram dengan memutar mutar pinggukku dan mas Bram pum mulai mempercepat gerakan pinggulnya dan suatu hentakan yang keras tapi membuat nyaman tangannya pun ngak mau ketinggalan selalu meremas dan memelintir putting ku nafasaku pun mulai ngak teratus dan gerakan badanku juga merespon nya tanganku mulai meremas rambut mas Bram yang menciumi leher di bawah telinggaku dan kerinat kami sudah membasahi tubuh kami dan sebagian sudah tumpah di sperei tempat tidur ku aku mulai mengejang pantatku mendorong ke atas dan pantat mas Bram menekan ke bawah sehingga persatuan tubuh kamu semakin menghangat dan gerakan pinggul kami pun mulai menuju ke satu titik kontol mas Bram menancap sempurna ke dalam memek ku dan bergoyang secara lambat, kelentit ku bergesekan dengan rambut tipis yang menghiasi pangkal penis mas Bram gesekan pelan ujung penis nya menyentuh rahimku dan g – spot ku juga merepon membuat aku terhenjak nikmat dan pada suatu titik bersamaan tekanan penis mas Bram pada vaginaku semakin terasa

“Aaaahhhhhh eeemmmmmmm eennnaaakkkkkk” kata ku mengakhiri pertarungan kelamin kamui sseeerrrrrttttt sseeerrrrrttttt sseeerrrrrtttttt

“Tassssyyyaaaa ohhhhhhh” suara baritone mas Bram menggema dan cchhhooootttt cchhhhoooottttt cchhhoooorrrrrttttt

Dan tubuh kami seperti terhempas dari ketinggian dan mencapai dasar samodra birahi, mas Bram mempererat pelukannya sampai tubuh ku tesasa remuk dan aku juga menyatukan peluakku de arah dada mas Bram yang bidang, badan terasa melayang ringan bersama dekapan mas Bram yang semkin mengendor dan mas Bram tergulir di sebelah kananku sambil tubuhku juga miring menghadapnya, ciuman mesra kai terjadi tanpa kata hanya nafas kami yang semakin teratur dan penis mas Bram terlepas dari memeku dan campuran caiaran cintaku dan cairan cinta mas Bram tumpah ruah di atas spreiku yang basah karena keringat dan caoran cimta kami yang menyatu

Kepalaku masih menindih lengan mas Ramyang kekar dan tangan yang satunya membelai wajah ku dan rambut kusutku dan sebuah ciuman di keningku

“Tasya love you” katanya

“Mas love you too” jawabku

“Sekarang puaskan udah dapat restu mama” kataku

“Ia mas, aku senang sekali mama merestui hubungan ini” kataku

“Tapi apa kamu sadar di balik restu yang di berkannya” kata mas Bram

“Apa maksudnya mas” kata ku

“Karena mamamu juga butuh restu dari aku untuk memerima pinangan dari si Hartono itu” kata mas Bram

“Licik juga ya, ternyata ada udang di balik rempeyek mas ha ha ha” kata ku

“Ya ngak papa Tasya yang penting kita senang dan kamu bisa tenang dalam menghadapi ujian sekolah tanpa di ganggu masalah restu dari mamamu” kata mas Bram



Sambung dulu gan …..
Bagian 2

Om ROO238 makin rumit nih apdetannya.......
 
Part 31: Konsiliasi
(Bagian II)


Pov Bram Kusuma

Pag itu aku sudah di bangun kan Tasya istriku dan mengajaku untuk sholat subuh jam menunjukan 4.35 dan aku terpaksa bangun dan mandi besar bersama Tasya yang selalu manja di hadapanku aku sih senang senang aja anak gadis seusia Tasya yang selalu manja dan selalu memamerkan tubuh telanjangnya di dihadapanku setelah sholat subuh aku duduk menikmati secangkir kopi buatan Tasya yang begitu pas di lidahku

“Mas, tolong buatin surat ijin dong aku kemarin Sabtu kan ngak masuk gegara mas Bram juga sih” kata Tasya sambil menyerahkan secarik kertas dan bapoin ke padaku

“Ia sayang sini kertasnya” kataku sambil mengambil kertas yang di berikan oleh Tasya dan aku menulis surat ijin umtuk Tasya

Sememtara Tasya menyelesaikan pekerjaan membuat sarapan pagi Roti berisi kornet yang di panggang untuk sarapan pagi yang sangat sederhana, setelahnya Tasya mempersiapkan buku pelajaran untuk hari ini dan segera ganti baju seragam sekolahnya abu abu putih untuk di gunakan pada hari ini

“Wih istriku cantik nian pagi ini, pakai pakaian seragan SMA jadi horne nih”ucaku sambil memeluk pinggang rampingnya dan memberi kecupan di kening nya kemudian turun ke bibrnya yang selalu membat aku selalu bergairah

“Mas hih ini Aku nanti telat lagi, kan hari senin nanti ada upacara lagi” kataTasya

Aku melepaskan pelukanku dan duduk di meja makan dan Tasya duduk di pangkuanku seperti biasanya kalau aku berada di kota ini sarapan pagi pastilah Tasya seleu minta dipangku sambil saling menyuapi jam 6.00 Tasya pamit untuk berangkat setelah merapikam pakaina nya yang sedikit berantakan

“Mas aku berangjat dulu ya” kata Tasya sambil mencium tangan kananku tanda bakti kepadaku dan aku tarik kepala Tasya sambil memberi keupan pada keningnya

“Jangan nakal ya di sekolah” kata ku sambil mengantar Tasya sampai di depan pintu apartemen

Tasya tidak menjawab malah meleletkan lidahnya, gemesin

Aku sendiri dalam kamar apartemen Tasya, dan aku duduk di depan TV dan melihat acara TV nasional tapi ngak ada yang menarik tak lama kemudian Rini anakku telp

“Hallo” kata ku membuka percakapan

“Ayah jadi kan nganter aku ke pengadila agama kan” kata Rini

“Jadi, nih ayah tunda pulangnya sampai urusan mu selesai” kataku

“Nanti ayah jemput aku ya” kata Rini

“Jam 8 nan aku OTW ya, kamu udah siap” kataku

“Sebentar lagi ayah baru selesai mandi” kata Rini

“Suamimu Jhon pulang tadi malam” kataku,

“Ngak ayah, tadi malam sekitar jam 11 dia ngabari kalau ngak pulang mau tidur di rumah temannya dan aku sudah ngak peduki kok ayah” katanya

“Ya udah, tunggu ya aku segera berangkat dari pada di apartemen sendirian, Tasya masuk sekolah hari ini” kataku

“Ya udah aku tunggu ya ayah” kata Rini

“Ya udah” kataku sambil menutup telp ku

Aku bersiap berganti pakaian yang sudah di siapkan oleh Tasya dan 15 menit kemudian aku sudah berada di dalam mobil kesayanganku dan meninggalkan apartemenku, 30 menit aku sudah sampai di depan rumah anakku Rini dan keluar dari dalam mobil langsung masuk kedalam rumah

“Ayah mau minum apa, kopi yah” kata Rini

“Ngak usah udah minum kopi tadi pagi di bikini Tasya juga” kataku

“Sarapan dulu ayah” kata Rini

“Ngak perlu Rini tadi udah sarapan bersama Tasya sebelum berangkat ke sekolah” kata ku

“Sykur lah kalau Tasya sudah banyak berubah dan mengerti tanggun jawab sebagai seorang istri, dulu dia ngak penah menyentuh dapur sama sekali tapi sekarang harus juga ke dapur dia ha ha ha” kata Rini

“Memang harus nya demikian juga kan” kata ku

“Sebentar ayah aku ambil dulu dukumen nya” kata Rini sambil melangkah masuk kamar

“Rin, kamu udah hubungi suamimu ajak sekalian ke pengadilan Agama biar urusannya cepat selesai” kata ku

“Udah tadi malam aku ingatkan ke pengadilan agama kalau kamu mau cepat uangmu yang aku pinjam cepat kembali dan dia menyanggupinya ayah” kata Rini

“Ya udah kalau begitu biar urusannya cepat rampung juga, prediksi ayah sih kalau urusan cepat selesai mungkin dalam 1 – 2 minggu sudah akan selesai kok” kata ku

“Ngak lebih ayah kan ada acara negosiasi juga” kata Rini

“Buatlah berita acara kalau niat kalian sudah bulat dan tuntutan mu masuk akal juga sih buat beberapa poin aja yang pasti ngak akan ditolak misalnya hal Jhon berselingkuh sampai punya anak tunjukan photomu ke mereka itu yang pertama, yang ke dua sudah 2 atau 3 bulan kamu sudah ngak dapat nafkah batin dan sudah pisah ranjang mungkin dari Jhon juga punya bukti juga kamu berselingkuh dengan brandongmu mukin video yang di tunjukkan ke aku bisa jadi bukti yang kuat kamu akui aja kalau tindakan ini sebagai balas dendam ke suaminu jadi impas dong yang suami menikah diam diam dan istrinya selingkuh sama brandong ha ha ha” kataku sambil tertawa

“Benar juga tuh” kata Rini

“Wah ayah hebat ya mudah mudahan cepat selesai, setelah dari pengadilan agama ayah antar aku ya mencairkan chek yang di berioleh mas Tono masukke tabunganku aja atau aku buka tabungan baru yah” kata Rini

“Sebaiknya kamu buka tabungan baru alasannya tabungan untuk bisnis dan di bedakan dengan tabungan pribadi, pihak bank pasti menyetujui apa lagi nominalmua sangat fatastis 5 M” kata ku

“Oke ayah aku terima saran ayah, dan uang dolarku nagai mana” kata Rini

“Biar aja berbentuk dolar kalau butuh baru di cairkan melalui money changer gampang itu” kata ku, lanjutmya “Anak anakmu di kasih 5 lembaran dan aku 10 lembar juga boleh ha ha ha”

“Gampang itu ayah” kata Rini

“Ngak ngak usah ya aku cuma bercanda kok” kataku

“Usah juga ngak papa ayah anggap saja itu uang nemu” kata Rini dengan senyum

“Kalau itu mah terserah kamu aja” jawan ku

“Ayo deh kita berangkat sekarang” kataku

Aku dan Rini berangkat menuju Pengadilan Agama yang terletak di jalan Sudirman cukup jauh juga hampir 1 jam perjalanan. sesampainya di sana aku dan Rini segera menuju ke lantai 2 dimana langsung menghadap ke panitera pengadilan agama untuk urusan perceraian tak lama kemudian datang Jhon juga datang dengan temannya dua jam kami ada di pengadilam agama dan semua urusan bisa diselesaikan dengan cepat dan sudah ditentukan juga tanggal siding gugatan cerai antara Rini Kusuma Wardani dengan Jhon Wira Sakti, kami hanya menunggu siding selanjutnya minggu depan

Aku dan Rini berpisah dengan Jhon di parkiran mobil

Aku mengantar Rini langsung ke bank yang ada tabungan Rini dan bertemu dengan costumer servis dan langsung di layani Rini membuka tabungan baru dengan ATM baru dan buku tabungan baru dan mendapat sebendel buku chek yang bisa di cairkan kapan saja dan Rini mencairan 2 lembar uang dolarnya untuk di jadikam rupiah

Jam menunjukan jam 13.00 Aku mencoba mengghubung Tasya tapi tak di balasnya

“Ayah yok cari makan dulu udah laper nih” kata Rini

“Mau makan di mana” kataku

“Aku tau kesukaan ayah nasi pecel kan” kata Rini

“Ha ha ha kamu masih inget aja kesukaan ayah” kataku

“Masih inget dong, tu di belakang sekolah Tasya ada warung makan nasi pecel pasti ayah suka tapi ramai ayah harus tunggu banyal pembelinya” kata Rini

“Mau paati enak tu kalau banyak yang tunggu” kataku

“Ya kita ke sana nanti kalau sudah sampai di sekolah Tasya aku arahin ya yah” kata Rini

“Ok” jawabku sambil memutar arah menuju selolahan Tasya. tidak lama 15 memitan udah sampai tempat penjual nasi pecel dan tertera di Spanduk di depan warung sederhana dengan pembeli sampai membludak keluar warung tenda dengan nama “Pecel Bu Temu”

“Ayah tunggu di mobil aja ya, tu antriannya panjang nanti kalau dapat tempat aku WA dan ayah baru masuk” kata Rini

“Baik, Rin” kataku

Rini turun dari mobil dan menanti di teras tenda Warung Nasi Pecel Bu Temu

Sementara aku iseng WA sama sayang ku yang masih belajar hanya satu kata Kangen

Tak benerapa lama ada balasan dari Tasya kekasihku

“Ya sasang aku juga, tapi sabar ya masih 2 jam lagi”Jawab Tasya​

“Lama bener sih sampai jam berapa” WA ku

“Sampai jam setengah empat, sayang ada pemadatan jam tapi hari sabtu aku libur”jawan Tasya​

“Sabtu minggu kamu libur ya” kata ku

“Ya, mas suka kan bisa lama juga ketemuan sabtu dan minggu” jawab Tasya​

“Tentu dong ha ha ha” kataku

“Mas Ada di mana” kata Tasya
“Aku bersama ibumu baru di tempat warung nasi pecel bu Temu belakang sekolahamu” kataku

“Ya udah selamat makan siang, dengan mama” kata Tasya, lanjutnya “Daahhh sayang aku masih ada pelajaran lagi nih”​

“Ya udah jangan nakal ya” kata ku

Baru aja selesai WA nan dengan Tasya ada telpun masuh ternyata dari Rini, setelah aku anggkat dan menjawab Hallo

“Ayah turun aku udah dapat tempat duduk” kata Rini

“Baik ayah segera turun” kataku sambil menaruh HP di dalam saku dan turun dari mobil dan masuk dalam warung makan nasi pecel bu Temu, dan baru aja masuk Rini berdiri dan melambaikan tangannya kea rag aku dan aku menghampirinya.

Setelah aku duduk di samping nya

“Ayah mau minum apa” kata Rini

“Teh manis tapi yang hangat ya” kataku

Dan Rini berdiri dan melangkah untuk memesan makanan untuk kami dan minumannya juga menanti tidak lama kemudian pesanan kami sudah di hadapan meja langsung tancap baru satu suapan telphon genggam Rini berdering dan di lihatnya dari Dion lalu diangkatnya

“Hallo Dion” kata Rini

“Ya ma, mama di mana” kata Dion

“Mama sama eyang di rumah makan bu Temu, kamu dimana” kata Rini

“Ya mama, tak kirain di apartemennya mbak Tasya aku udah di lobby nih” kata Dion

“Ya tunggu aja di situ sebentar lagi mama dan eyang kakung ke situ, kamu udah makan” kata Rini

“Belum ma” kaya Dion

“Mau nasi pecel tak bungkusin ya” kata Rini

“Mau ma” kata Dion

“Ya tunggu di situ paling ½ jam udah sampai di situ” kata Rini

“Yeeesss” jawab Dion

“Siapa” kataku

“Dion ayah udah sampai ke apartemen kakaknya” taka Rini

“Ya udah cepetan makanannya kasian dia sendirian di sana” kata ku

“Sementar ayah aku pesan untuk di bungkus satu sama Es kolak pisang kesenanganya” kata Rini

Aku hanya mengngguk dan Rini berdiri memanggil pelayan yang berdiri di dekat mereka dan setelah memesan makanan nya Rini duduk kembali dan melanjutkan makanan nya

Setengah jam kemudian Aku dan Rini sudah sampai di apartemen Tasya dan bertemu Dion di Lobby, langsung mereka aku ajak masuk ke kamar apartemen Tasya di sentraland apartemen ini. Begitu masuk apartemen Rini dan Dion sama sama bengong melihat photoku dan Tasya memakai kebaya yang ada di atas TV dan photo Tasya sendiri memakai kebaya

“Kapan nih yah, photonya kok aku ngak tau” kata Rini

“Ketika di Solo kemarin setelah penyerahan hak kepemilikan Larasati Group dari tangan Ibumu Niken ke Tasya” kataku

“Ya eyang tampak ganteng dan mbak Tasya cantik juga pakai kebayak seperti itu” kata Dion

“Sayang, makan dulu gih katanya kamu laper belum makan” kata Rini ke anaknya Dion sambil menyerahkan tas kresek bersisi nasi pecel dan es kolak kesukaannya

Dion menerima bungkusan yang di berikan oleh ibunya dan membawanya di meja makan dam mengambil piring dan gelas di rak piring dan gelas di almari diatas dapur dan memakannya dengan lahap

“Kasian deh sampai kelaparan gitu” kataku sambil mengusap kepala Dion cucuku

Rini duduk di sofa di ruang keluarga dan menghidupkan TV kabel yang terpasang mencari cenel siaran TV HBO kesukaannya.

“Enak juga ya ayah apartemennya” kata Rini

Lalu Rini melangkah memasuki kamar tidur yang cukup besar tempat tidur untuk dua orang, ada meja rias di pojok dan kaca setinggi manusia menghasi salah satu dinding di kamar tidur tersebut, kemudian melangkah ke samping ada ruangan dan masuk ternyata semacam gudang yang berisi almari besar, meja setrika, dan meja kecil berisi peralatan mandi dan peralatan cuci di samping juga ada mesi cuci. Dan Rini membuka pintu kamar sampingnya adalah kamar mandi

“Enak juga ya ayah” kata Rini, lanjtnya “Ini di sewa atau di beli yah” tanya Rini

“Aku ngak tau Tasya yang tau, nanti tanyakan ke Tasya senditi aya ya” kataku

Tiba tiba HP ku merbunyi tanda panggilan masuk. aku lihat dari Tasya

“Assalamualaikum sayang” kayaku

“Wallaikumsalam mas, ada di mana” kata Tasya

“Mas udah ada di apartemen bersama ibumu dan adikmu juga” jawabku

“Ya udah aku langsung pulang, Assalamualaikum” kata Tasya

“Wallaikumsalam” jawabku sambil memetikan phonsel ku

Seprempat jam kemudian Tasya sudah sampai di apartemennya dengan membawa makanan yang di belinya di lobby apartement tersebut

“Selamat sore ma” kata Tasya sambil menjabat tangan mamanya dan mencium tangannya

“Hai Tasya kok sore sekali sih pulangnya” kata Rini

“Ia ma, kan ada perubahan jam pelajaran istilahnya pemadatan istilahnya sehingga hari Sabtu libur” kata Tasya

“Wah enak ya mbak Tasya hari Sabtu libur jadi 2 hari dong liburnya Sabtu dan Minggu, jadi ngiri nih” kata Dion

“Enak kan dik, ha ha ha, tapi juga ada ngak enak nya lho, Senin sampai Kamis masuk sampai jam 4 sore belum ada pelajaran tambahan lagi, coba kapan istirahatnya” kata Tasya

“Bener juga ya mbak, tapi kan mbak Tasya hanya kurang 2 – 3 bulan mendatang lalu libur panjang gitu sebelum di terima di perguruan tinggi” kata Dion

“Kamu ini yang di pikir liburnya saja, tapi sebelumnya harus berjibaku dulu dengan ujian nasional dik” kataku

“Dion, Tasya sini duduk di dekat mama, mama akan ngomong sesuatu” kata mama

Aku dan Dion mengambil korsi makan dan duduk di samping mama dan mas Bram duduk di sofa berdekatan dengan mama

“Mau omong apa si ma kok serius amat” kata Dion

“Gini, Dion dan Tasya, kalian udah pada besar semua dan mama harap kamu bisa menerima keputusan yang mama dan papa buat untuk kedepannya tadi pagi mama di antar sama ayah Bram ke pengadilan agama untuk gugatan cerai, mama minta cerai dari papa kamu karena mama sudah ngak nyaman lagi bersama papamu, dan hasil dari petemuan mama dan papa yang di saksikan oleh ayah Bram antara lain papa sudah setuju untuk secepatnya bercerai dan harta gono gini hasil perkawinan papa dan mama berupa rumah di Jl Sultan Agung yang sekarang di tempati akan di hibahkan ke kamu Dion sebagai akan mama dan papa, Tasya jangan meri ya, kamu kan udah dapat warisan dari eyang putrimu kan” kata mama

“Ya ma, aku ngak akan iri sama Dion memang sebaiknya harta peninggalan mama dan papa rumah bersama isinya dan mobil jatuh ke tangan Dion yan berhak atas peninggalan tersebut” kata Tasya

“Ma jadi aku sendiri ya menempati rumah segede itu” kata Dion

“Ya ngak lah itu kan kepemilikan saja sedang mama, papa mbak Tasya dan eyang kakung juga masih bisa tinggal di sana lagian mbak Narti dan pak Trisno juga masih di sana sebagai pengurus rumah dan sopir kamu nantinya, nanti gajih pak Trino di tanggug papa dan mbak Narti di tanggung mama dan sebuah tabungan senilai ½ M untuk biaya hidupmu dan biaya studimu” kata mama

“Ya ma, aku mengerti” kata Dion

Mama Rini mengambil Tas yang di sampingnya dan mengekuarkan amplop cokalt dan mengambil 5 lembar uang 10 ribu dolar amerika dan di berikan ke Tasya dan 5 lembar lagi ke Dion juga 10 lembar untuk ku

“Ini rejeki mama yang bisa di nikmati saat ini” kata Rini

“Makasih mama” kata Tasya dan Dion secara bersama

“Makasih Rini” kataku sambil mengipas ngipaskan bendel uang 10 lembar kearah badanku

“Ini nilainya berapa ma” kata Dion

“Kalikan sendiri aya kalau 1 dolar bernilai selitar Rp 14000.00” kata Rini

“Hoi, banyak amat mah” kata Dion

“Ya udah itu rejekimu kok” kata Rini

Tasya menerima pemberian Rini dengan tersenyum dan berdiri sambil mencium pipi mamanya dan mengucapkan trima kasih.

“Sana ganti baju dulu bauk sekali Tasya” kata Rini sambil mendorong badan Tasya menjauh darinya Tasya hanya tertawa dan masuk kamar untuk ganti pakaian dan cuci muka biar kelihatan segeran

Aku berdiri dan mendekati tempar duduk Rini sambil mencium kening Rini dan mengucapkan terima kasih padanya

“Apa sih ayah kan aku yang seharusnya berterima kasih sama ayah semua urusanku berjalan lancar tanpa hambatan apapun” kata Rini

“Bukan hanya ini saja aku berterima kasih kepadamu Rini, karena atas persetujuanmu juga akan melancarkan hubunganku dengan Tasya menjadi pengganti ibumu Niken Larasati” kataku

“Ya ayah, itu kan win win solution yah, aku juga butuh restu ayah untuk melancarkan hubunganku dengan mas Hartono ya kan yah, karena apapun yang tejadi ayah akan menjadi wali aku dalam perkawinan ini” kata Rini

“Ia sih” kata ku

Tasya keluar dari kamar mandi sudah berganti pakaian dengan beby doll kesukaannya tanpa menggunakan Bra dan celana dalam sehingga putinggnya tercetak jelas di baju yang di pakainya dan duduk di antara mama dan mas Bram

“Tasya kamu harus berterima kasih pada mamamu sudah merestui kamu untuk menjadi istriku pengganti eyang putrimu Niken” kataku

“Serius ma” kata Tasya seakan ngak percaya dengan apa yang dia dengar

Rini hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum pada nya

“Terima kasih ma” kata Tasya, lanjutnya “Aku khawatir kalau mama ngak setuju atas keinginanku menjadi istri eyang kakung pengganti eyang putri Niken”

“Kalau mau jujur aku juga galau tapi aku bisa berbuat apa karena ibumu, mbakyu Sulastri dan bapak mu mas Margono juga sudah pada setuju lalu eyang putrimu, bunda Niken juga setuju, kalau pun aku ngak setuju kamu juga akan terus melangkah dan setelah aku pikir lagi ini sebagai penebusan dosa dosa mama selama ini yang telah menolak kamu dan menyusui kamu semenjak kamu lahir di dunia ini” kata Rini sambil meneteskan sebutir airmata di pipinya, lanjutnya “Maafkan mama ya sayang” kata Rini

Mereka berdua saling berpelukan dan menangis bersama mungkin bagi Rini ini tangisan penyesalan tapi mungkin juga bagi Tasya ini merupakan tangisan kebahagiaan.

Aku dan Dion hanya bisa menatap mereka dengan begong dan tak bisa berbuat banyak, setelah tangisan mereka mereda

“Udah mbak, jangan nangis lagi malu tu sama pacarmu ya eyang kakung” kata Dion

“Kamu anak kecil tau apa tentang pacar pacaran” kata Tasya sewot

“Ya mbak Tasya gimana sih, kan dulu juga kalau jurhat ke aku jadi aku tau semua nya mbaknya payah deh” kata Dion

“Tu lihat eyang, mbak Tasya kalau marah bakal perut aku jadi biru biru” kata Dion

“Ya adk sayang kamu masih kecil ngak perlu ikut campur urusan orang gede gede gini” kata Tasya

“Ya coba terangkan mbak, aku harus manggil apa kalau mbak Tasya jadi istri eyang kakung” kata Dion

“Ya apa to arti sebuah panggilan kalau hati aku sudah menjadi satu dengan mas Bram, terserah kamu ajalah enaknya panggil eyang kakung Bram dengan apa saja ngak masalah kok, ya kan mas Bram” kata Tasya

“Benar Dion kalau di pikir lucu juga ya, hati eyang kakung mu ini sudah menyatu dengan kakakmu Tasya dan ini sudah di kekalkan dengan sebuah ritual yang mereka sebut panyatuan jiwa raga, dan setelah itu eyang kakungmu ini sudah menjadi satu dengan kakakmu Tasta bukan lagi dua melainkan satu, satu hati, satu rasa semua sudah menyatu” kata Mas Bram memberikan penjelasan ke Rini dan Dion, tanggapan mereka hanya melongo seakan tidak pecaya

“Senentar ya, aku ambil photo ketika ritual penyatuan jiwa dan raga di Kalimantan kemarin” kata Tasya sambl beranjak mengambil lattop yang di simpannya di dalam almari. Dibuka nya dan langsung membuka galeri folder Kalimantan dan sub ritual

Diperlihatkan photo sedang berlangsungnya upacara adat suku Dayak dengan ritual yang di namakan ritual penyatuan jiwa dan raga, ketika adegan minum darah setelah tangan mas Bram di tusuk sehingga keluar darah kemudian tangan Tasya juga di satukan dengan tempat minum yang sama dan mereka secara bergantian meminum cairan dalam gelas itu setelah di tambah dengan ramuan semacam jamu

“Eh, benar ya jadi eyang kakung sudah di persatuan dengan mbak Tasya ya” kata Dion

“Mangkanya kan seperti tadi aku nyatakan kepada ayah dan Tasya walaupuna aku ngak setuju kalian juga akan bersatu juga dalam sebuah perkawinan suci” kata Rini

“Ya ma terima kasih atas segala pengertiannya ke aku dan mas Bram” kata Tasya dan kini sudah tidak sungkan lagi memeanggil namaku dengan sebutan mas walau ada Dion dan mamanya sendiri, kembali Tasya dan Rini seling berpelukan tapi tidak dengan linangan air mata

Akhirnya Rini dan Dion pamit untuk pulang ke rumah jln Sultan Agung dengan menggunakan taksi on line dan Bram juga berpamtan kalau besok akan kembali ke Solo ke Rini dan Dion untuk menajalankan perusahaam Larasati Group.


----skip----

Pov Tasya Anggraeni

Sepulangnya mama Rini dan Dion, tangan aku lansung pada pundak mas Bram dan memberiku ciuman di bibir mas Bram dan di balasan ciumanku dengan lembut penuh kasih sayang

“Terima kasih mas, atas perjuangannya sehingga mama Rini luluh menyetujui hubungan in” kataku

“Sudah sewajarnya Jeng Tasya mendapatkan restu dari mama Rini, yang tadi kelihatannya sangat menyesal atas perbuatannya meninggalkan mu di tempat Masgono dan Sulastri, dan ini mempunyai dampak yang positif terhadap hubungan ku denga mu Tasya sayang ku” kata mas Bram

“Ayo mas mandi dan sholat mengucap sukur atas limpahan rahmat Nya” kataku mengingatkan mas Bram supaya sholat bersama karena waktu sudah masuk waktu magrib

Aku langsung mengambil handuk dan masuk kamar mandi untuk ritual madi dan badan menjadi segar, setelah selesai mas Bram juga mandi dan setelahnya melakukan sholat berjemaah dengan mas Bran, sambil menanti waktu sholat I’sha aku ambil Al Quran dan membaca salah satu ayat yang terpilih secara acak dan mas Bram mengamini apa yang aku baca dalam kitab Suci Alquran tersebut sampau waktu I’sha berlangsung

Selelah shalat I’sha aku dan mas Bram mencari makan di depan apartemen kalau malam banyak warung kali lima di sepanjang jalam Ki Mangunsarkoro, Setelah kenyang aku dan Mas Bram pulang ke Apartemen dan aku langsung belajar mengulang pelajaran hari ini dan mempersiapkan pelajaran untuk besoknya. sampai jam 10 an aku belajar setelah selesai belajat aku tengok mas Bram sudah teridur di sofa dirunang tamu dengan TV masih menyala, aku tersenyum melihat mas Bram tertidur di depan TV yang masih menyala, aku bangunkan mas Bram dengan sebuah ciuman dibibirnya dengan sangat lembut yang lama kelamaan mas Bram terbangun dan langsung meraih tubuhku sehingga aku jatuh menindih tubuh mas Bram dan menngecup keningku dengan lembut sambil bilang

“Jam berapa Jeng” kata mas Bram

“Baru jam 10 kok mas, tidurnya di lanjutin di tempat tidur gih” kataku

“Cium dulu kan dari kamu pulang sekolah belum juga cuim cium aku” kata mas Bram

“Mas Bram lupa ya kalau tadi sehabis mama dan Dion pulang kan sudah dapat ciuman dari aku” kata ku sambil mencibirkan bibirnya

“Oh ia mas lupa, tapi kan hanya sebentar jeng ngak terasa” kata mas Bram

“Kalau mas mau ciuman yang lama harus di tempat tidur dong” kataku sambil merabai penis mas Bram yang mengelantung sempurna di balik kimono yang di pakainanya

Tanpa di komando dua kali mas Bram langsung menggendog aku dambil menciumi pipiku dan keningku dan mengangkatnya ke tempat tidur dan menurunkan aku disamping tempat tidur dan segera melepas kimono yang aku pakai dan tangan ku yang sudah mulai mahir untuk melepas kimono yang mas Bram pakai sehingga dalam waktu jurang dari 5 menit kami sudah sama sama telanjang, penis mas Bram sudah mulai setengah tegang walau belum penuh.

Aku duduk ditepi tempat tidur sambil memegang penis mas Bram yang berdiri menghadap aku sambil membelai rambutku yang terurai panjang sebahu, mata kam saling bertemu dan saling melempar senyuman manis masing masing dan tak lama kemudian mas Bram membungkukkan badannya mencium bibirku yang siap menerima kulumannya. diangkatnya pundaku supaya berdiri di sampingnya dan di rekuhnya kubuhku dalam dekapan dan pelukan hangatnya sambil teus menerus mencium bibirku seakan tidak mau dilepaskannya tanganmas Bram mulai merabai pantat ku dan meremasnya denga lembut dan tanganku pun mulai menerobos di selah selah pinggul kami sehingga tangan ku mennyentuk kemaluan mas Bram yang mulai membengkat samil meningmati remasam pantatku dan ciuman mas Bram dan tangan kananku meremasi kemaluan mas Bram yang semakin lama semaki membesar

Didorongnya tubuhku sehingga aku jatuh terlentang di tempat tidur dan di bukanya selangkanganku dan mas Bram rebahan memekku dan bibir mas Bram yang untuk mencium bibir atas ku sekarang berpindah ke bibir bawahku kecupan demi kecupan aku rasakan di bibir bawahku dan sapuan lidah mas Bram menyapi celah bibir mawahku yang mulai membuka dan sekali kali tidah mas Bram menerobos masuk ke liang peranakan ku yang sudah mulai banjir sedang tangan kanannya memerobor ke bawah selakanganku dan menggapai nenen ku dan memainkan puttingku sedang tangan kirinya merabai kelentitku yang mulai membesar tapi hanya sebentar kemudian beralih fungsi mulut dan bibir mas Bram menciumi kelentit aku dan dua jari tangan kirinya menusuk lubang memeku yang sudah membanjir

“Aaahhhhhhh, sihhh, sihhh” kata ku berulanga ulang denga serangan gencar dua jari dan lidah dan mulut mas Bram menyerang memeku dan tangan satunya lagi memelintir putting susuku secara bergantian makin lama semakin enak dan aku merasakan ada gelombang yang maha dasat yang bergerombol di ujung vaginaku, dan tanpa sadar aku meraih kepala mas Bram dan menekannya lebih dalam tapi mas Bram tidak menghindar tapi mempersiapkan mulut nya membuka untuk menerima semburan air cintaku

“Aaaahhhhhhhhhh” pinggul ku kuangkat setinggi tingginga badan ku melengkung dan merasakan orgasme dasat yang aku terima sambil memejamkan mata merasaran getaran orgasme yang suguh membuat jiwa melayang tebang tinggi menggapai bintang kenikmatan setelah reda mas Bram bergerak ke atas bersama pinggulnya dan melangkai badanku dan menyodorkan penis besarnya minta di bahasi dulu dengan mulut dan ludahku

Hanya sebentar kemaluan mas Bram sudah basah kuyup dan segera menarik badanku agar lebih ke tengah tempat tidurku dan meposisikan penis ma Bram di antara selakanganku dan kontol besarnya menempel pada mulut vaginaku yang siap menerima kakasih hatinya dan mencepitnya sekuat kenaga, mas Bram mendorong penis beras nya masuk ke area vaginaku dan setelah masuk mas Bram merebahkan dirinta meindih tubuh ku sempurna, kelamin kami saling menyatu menjadi satu juga perut dan payudaraku menyatu sepurna tangan kiri mas Bram berada di sebelah kananku untuk mengurangi tekanan tubuhnya yang kekar setelah merasa nyaman dalam kedudukan seperi itu pinggung mas Bram mulai melakukan tugasnya mendorong kontol mas Bram masuk dan keluar lagi pada lubang vaginaku, memek ku merasakan keanakan atas desakan kontol jumbo mas Bram masuk dan keluar terus menerus dan ini membawa kenikmatan tesendiri dan memacu agar pantatku untuk lebih bisa bergoyang seirama dengan tekanan kontol jumbo mas Bram

Keringatku dan kerinat mas Bram mulai membasahi sekujur tubuhku dan tubuh mas Bram tangan ku yang bebas merabai sekujur tubuh mes Bram dari pangkal pantat sampai punggug yang mulai basah kadang kadang juga aku bisa menjangkau peler mas Bram yang selalu bergoyang seirama genjotan pinggul mas Bram yang tak mau diam terus begerak maju mundur gerakan semakin lama semakin cepat seiring dengan detak jantung yang semakin meningkat dan akhirnya

“Masssss, akuuuuhh mmaauuhhhh keelluuaarrrrr” kataku tersendat sendat karena nafasku juga tersendat sendat

“Akuuuuu jjuuuuggggaaaa jjjeeennnngggg” kata mas Bram

Dan menekan penis besarnya sedalam dalamnya ke lubang vaginaku dan aku pun melawan tekanan pinggul mas Bram ke atas, persatuan tubuh kami semakin sempurna

“Aaaahhhhhhh mmmmaaaaasssssss” kataku serrrrtttt sseerrrrrtttt sseerrrrtttt

“Terimaaaa jeennggggg benniihhhh cinnttakkuuuuu” kata mas Bram Chootttt chooootttt chooootttt berulang ulang

Setelah lebih adari 5 manit tubuh mas Bram terkapar di samping kiri tubuh ku setelah melepas kontol berasrnya yang penuh lendir cita maki berdua dan mas Bram meraih kepalaku memberi ciuman mesra di bibirku dan aku membalasnya dengan ciuman yang tak kalah panasnya

Mas Bram duduk mengambil selimut dan menyelimuti tubuh telanjang kami dan mas Bram tidur dengan terlentang dan kepalaku beada di dada bidang mas Bram nyaman





Bersambung ke part 32


Mantuuullll bos. Cinta harus diperjuangkan
 
Part 40: Dapatkah aku meraihnya

Pov Bram

Aku bangun dari tidur sudah gelap hanya ada cahaya dari ruang keluarga dan aku duduk dan bangun dari tempat tidur memasang lampu penerangan di dalam kamar dan setelah terang aku melihat Marisa kekasih baruku tidur terlentang masih menggunakan kimono putihnya tapi tali tali sudah lepas dan kedua payudaranya yang cukup besar menentang dan selakangan nya penuh bulu tebal aku mencari ponsel ku menemukan masih di dalam saku baju yang aku pakai pagi tadi dan melihat jam pada ponsel sudah menunjukkan jam 8 lebih berarti aku tidur siang ini 4 jam lebih bersama Marisa sholat ashar dan mahrib terlewati

Aku dekati Marisa yang masih tidur nyenyak dan mencium keningnya sekali tapi tidak bereaksi sama sekali aku ulangai sampai 2 kali lagi ngak begiming lalu aku cium bibir Marisa dan sedikit aku melihat sinar matanya mulai membuka dan aku ulangi sekali lagi sehingga bener bener Marisa sadar dari tidur nya

“Maaasss udah bangun” kata Marisa

Aku hanya mengangukan kepala dan meneriknya tubuh Marisa supaya duduk di tempat tidur dan aku memegag ke dua putting nya

“Ini anak kalau tidur ngak pakai BH dan CD lagi ngak malu po” kata ku sambil tersenyum dan Marisa hanya tersenyum malu tapi tangannya langsung berada di pundak ku dan menarik tubuh ku sambil mencium bibir aku sambil mengicap

“Terima kash mas Bran” kata Marisa

“Untuk apa” tanya aku

“Ya untuk segalanya, popoknya untuk semuanya” katanya, lanjutnya “Jam berapa”

“Baru jam 8 kok” kataku

“Ha jam 8 malam” katanya semu panic

“Ha ha ha lucu deh”kataku

“Katanya mau ke Semarang berangkat mahrib” kata Marisa

“Ya santai aja ya kan ngak harus on time juga sih” kataku

“Ya udah kalau begitu” kata Marisa

“Ayo bangum Marisa sayang, mandi dan nanti aku antar ke kos kos san mu untuk ambil baju dan kita berangkat ke Semarang ya” kata ku

“Mandiin mas Bran” kata Marisa manja

“Kalau di mandiin nanti malah ngak jadi berangkat ke Semarang” kataku sambil mencubit hidung Marisa dengan mesra dan meninggalkan Marisa di tempat tidur

Marisa bangum dan berdiri merapikan kembali kimono yang sudah terlepas dan melangkah keluar kamar ku dan masuk ke kamar belakang untuk mandi dan aku juga masuk kamar mandi di kamar depan dan segera mandi biar segar dan berganti pakainan santai memakai jean dan kaus santai dan semua pakaian kotor aku masukan ke tas kresek dan pakaian membawa 2 pakaian satu kaus dan satu lagi hem biasa dari katun dan aku masukkan ke dalam ransel dan sedah selesai berkemas dan menaruh semua bawaanku di siapkan di ruang keluarga dan menanti Marisa selesai mandi sambil mebuka TV dan melihat siaran malam

Lima menit kemudian Marisa sudah siap memakai pakain yang tadi di pakai dan duduk di samping aku

“Sudah siap Marisa” kataku

“Siap Jendral” kata Marisa

“Ayo kita berangkat” kata ku dan dijawab dengan angguan kelapa

Aku dan Marisa meninggalkan apartemen dan menuju ke mobil yang terparkir ditempat parkir apartemen tersebut setelah semua siap aku menjalankan mobil ku tepat jam 9 malam mengantar Marisa pukang je tempat kost kost sannya untuk mengambil pakaian yang mau di bawa ke Semarang

“Ngak usah tergesa gesa Marisa santai aja ya aku juga mau sholat isha dulu di masjid depan kost kost san mu kok” kata ku

“Nanti mas Bram setelah sholat masuk aja aku tak bilang ke pemilik kost bahwa mas Bram adalah pak de ku kakak dari ayahku yang mau pulang ke Semarang dan aku ikut gitu mas” kata Marisa, lanjutnya “Jadi mas Bram ngak bengong sendiri walaupun kost kost sanku untuk putri semua tapi juga sering kok kedatangan tamu laki laki walau di batasi sampai jam 10 malam saja itu aturan kost kost san aku mas sedikit ketat sih tapi aku suka” kata Marisa

“Ya udah nanti aku masuk ke kost kost san mu setelah sholat isha dan kamu juga sholat isha dulu lho sebelum berangkat” kata ku

Jam 9.30 aku sampai di tempat kost Marisa dan Marisa masuk ke tempat kost dan aku sholat isha di masjid depan kost Marisa

Jam 10 lebih Marisa telah siap untuk berangkat dan aku pun segera pamit ke pemikih kast dan berangkat, mengemudikan mobil dengan hati yang tenang dan ketika aku melihat alfa***t aku berheti untuk membeli beberapa cemilan dan minuman untuk dibekal dalam perjalanan

“Mas belum makan malam juga ya, ngak cari makan dulu” kata Marisa

“Nanti aja dik kalau sekarang makan malah ngantuk di jalan nanti kalau udah tengah malan juga pasti cari makan ya” jawab ku

“Terserah mas juga sih” kata Marisa

Perjalan sungguh sangat lancar dan tak ada hambatan sama sekali tengah malam mobil sudah masuk Brebes dan aku berhenti rest area untuk makan malam dan sejenak istirahat sejenah di dalam mobil dan Marisa selalu tersenyum dan memandang ku penuh rasa sayang

“Sa kamu kok pandang aku kayakgitu banget si” kataku

“Mas Bram ini bagi Marisa adalah suatu keberuntungan juga mas, ngak nyaka sama sekali kalau sku akan jetemu mas Bram dan akan menjadi kekasih mas Bran dan ini adalah perjuangku yang terakhir supaya mendapatkan legitimasi sebagai iatri mas Bram juga” kata Marisa, lanjutnya “Aku kira mas mau mengambil keperawanan aku tadi sore aku sampai meleyang gitu juga enak sekali tapi kenyataan nya mas Bram tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan itulah yang membuat adik semakin cinta ke mas Bran”

“Oh tadi sore ya di apartemen memang aku sengaja membuat kamu orgasme biar itu menambah motivasi mu utuk memperjuangkan cinta mu untuk mendapatkan kata syah dari keluargamu dan persetujuan dengan istriku Tasya dan perlu diingat kalau Tasya sudah menjadi istriku yang syah semenjak aku ajak ritual di Kalimantan di mana dalam ritual itu yang di namakan ritual penyatuan jiwa dan raga dalam upacara adat suku dayak darah ku dan darah Tasya di persatukan di dalam mangkok yang beisi ramuan dan kemudian dari cawan itu aku dan Tasya teguk dan itulah ritual penyatuan jiwa dan raga perkawinan adat dayak syah bagi adat dayak” kata ku

“Kok bisa sih mas Bram menjadi keluarga dayak padahal jelas jelas orang jawa asli” kata Marisa

“Aku kan meliter dik dan aku sudah bertugas hampir separo hidupku untuk menjaga NKRI ini sehingga aku dapat di terima sebagai anggota suku dayak” kataku

“Ayo dong cerita ini menarik sekali” kata Marisa

“Besok aja ya ceritanya, kalau sekarang cerita kapan sampainya di Semarang sayang” kata Bram sambil menarik kepala Marisa dan memberi ciuman di bibirnya dan Merisa mereima ciuman itu dengan tulus, lanjutnya “Ayo kita berangkat lagi biar nanti sampai Semarang subuh”

Tak lama kemudian Aku dan Marisa meninggalkan rest ares itu menuju kota Semarang dan masuk Semarang dan keluar pintu toll Krapak dan menuju ke Rumah Marisa di daerah Ngalian dengan sangat gembira Marisa mengetuk pintu rumahnya dan disambut oleh seorang wanita setengah baya dan aku yakin ini adalah istri Kusnendar

“Assalamualaikum, ibu” kata Marisa sambil mengulurkan tangannya dan mencium biku biku tangan wanita itu

“Wallaikumsalam, eh Marisa kok ngak ngabari kalau mau pulang nak” kata bu Kusnendar

“Sengaja mau bikin kejutan” kata Marisa, lanjutnya “Bapak mana bu”

“Itu didalan”jawab ibu

Marisa masuk ke dalam rumah meninggalkan Bram bersama dengan ibunya

“Assalamualaikun mbakyu” kata Bram

Bu Kusnendar mengamati tamu ini laki laki setengah baya yang kini berada di depannya dan menengar suaranya ngak asing tapi di ingat ingat ngak ketemu juga dan Bram hanya tersenyum senyum sendiri menanti raaksi dari bu Kusnendar

“Siapa ya” kata bu Kusnendar

“Lupa sama aku bu” kata Bram sambil membuka topi yang di paknya

Pada saat yang sama keluar dari dalam pak Kusnendar yang di tarik tarik tangannya denga puti bungsunya

“Ada apa sih ini, Marisa datang datang kok bikin ribut” kata pak Kusnendar

Setelah sampai di ruang tamu

“Siapa coba pak yang bersama dengan Marisa” kata Marisa

Dua laki laki itu saling berpandangan sejenak

“Ha mas Bram” teriak pak Kusnendar

“Ha ha ha” kata Bram sambil ketawa dan tubuh lelaki itu saling berangkulan

“Bu ne kamu ngak ingat kan ini mas Bram mantan komanda bapak ketika di Surabaya” kata pak Kusnendar

Bu Kusnendar langsung mengucap “Oh Allah, makanya aku ngak asing juga dengan nada suaranya” kata bu Kusnendar

“Mari mas silalahkan duduk dulu” kata pak Kusnendar

Setelah mereka duduk d korsi tamu

“Wah ngak nyaka akan kedatangan tamu mas Bram” kata pak Kusnendar dan Bram hanya tersenyum saja

“Sa bikin minum gih buat tamu kita” kata ibu Kusnendar

“Mas Bram mau minum kopi ya” kata Marisa manja ke Bram di depan orang tuanya

“Boleh dik gulanya sedikit aja ya” kata Bram

“Bapak juga kopi ya” kata Marisa

“Bapak teh aja di gelas di meja makan udah di bikinin oleh ibu pagi tadi” kata pak Kusnendar

Setelah Marisa pergi ke dapur

“Eh mas kok bisa sama sama Marisa, dan tadi kalau ngak salah dengar Marisa memanggil mas Bram dengan mas ya” kata pak Kusnendar

“Ya mas anak aku kan sudah cerai dengan lakinya yang dulu yang jadi eksportir kayu ukir ke manca Negara dan kini sudak menjadi tunangannya pak Karta Atmaja bos besarnya Marisa ya kalau Semesta sudah menghendaki pertemuan ku dengan anak mu Marisa, kebetulan calon suami anak saya itu bermaslah dengan Negara di tuduh sebagai kurir Pencucian uang dari sebuah sidikat semacam mafia gitu dari Hongkong dan pak Karta Atmaja datang sendiri minta saya mau bergabung dengan team yang telah di bentuknya untuk membuat Hartono anak dari pak Karta Atmaja itu bisa lepas dari segala tuduhan kebetulan juga Marisa sebagai ketua team yang di bentuk oleh pak Karta Atmaja di situlah aku bertemu dengan Marisa, selanjutnya biar Marisa yang cerita kepada mas dan mbak Kusnendar mengapa aku dan Marisa bisa jadian walau belum 100 % jadiannya baru 50 % saja” kata Bram

“Memang aku sendiri bingung mas atas keinginan Marisa sebelum bertemu dengan mas Bram yang pernah berjanji katanya ingin menjadikan Marisa cebagai cucunya bahkan kalu mungkin ingin menjadi istri mas Bram ketika Maris mendengar kalau mas Bram sudah jadi duda beberapa tahun yang lalu, sudah ngak kurang kurang aku dan ibunya memberi masukan ke Marisa tapi Marisa tetap pada pendiriannya sebelum ketemu dengan mas Bram dia tetap ngin menjadi cucunya” kata pak Kusnendar, lanjutnya “Apa betul mas pernah menjajikan ke Marisa kalau Marisa pandai akan di jadikan cucu oleh mas Bram”

“Ya itulah kesalahku mas aku juga baru ingat janji ku ini setelah ketemu Marisa kemarin awalnya sih aku hanya ingin memberi matifasi saja ke Marisa supaya pandai dalam menuntut ilmu dan akan mendapatkan semua yang di inginkan setelah lulus nanti, wajar kan mas memeng ketika aku ketemu Marisa aku teringat akan Tasya pada saat itu masih menjadi cucu aku dan kini Tasya sudah menjadi istri aku dengan statement dari istri aku Niken ketika istri aku Niken meminggal dunia dia punya keinginan menjadikan Tasya cucu aku sebagai gantinya menjadi istri aku walau kini Tasya masih kelas XII dan 1 bulan mendatang menempuh ujian akhirnya dan inilah yang menjadi dasar Marisa ingin juga menjadi istri aku bagai mana pendapat mas dan mbakyu Kusnendar kalau mas dan mbakyu keberatan aku akan mudur saat ini juga istilahnya bali kanan maju jalan dan aku ngak akan menoleh kebelakang lagi” kata Bram

Pada saat itu juga Marisa masuk keruanga tamu dengan membawa secangkir kopi untuk mas Bram dan gelas besar berisi teh tubruk kegemaran pak Kusnendar dan setelah iti Marisa didik disamping Bram

“Mas diminum kopi buatan Marisa” kata Marisa sambil manja manja ke Bram di hadapan orang tuanya

“Nih nih mas kelakuan anakmu Marisa” kata Bram sambil mencowel hidung Marisa

“Ngak boleh ya manja manja dengan pacar sendiri” kata Marisa

“Marisa jaga kelakuanmu dengan mantan komandan bapak” tegur pak Kusnendar kepada putrinya

“Ya dulu mas Bram menjadi komandan bapak tapi sekarang mas Bram udah menjadi pacar aku, betul kan mas” kata Marisa

“Siapa bilang aku sudah menjadi pacar kamu kan kemarin aku bilang aku mau menjdi pacar kamu dengan syarat kan syarat pertama mendapat persetujuan atau restu dari orang tuamu pak Kusnendar dan ibu dan syarat kedua kamu harus mendapat restu juga dari istri ku Tasya” kata Bram

“Ya kalau bapak ibu ngak merestui hubunganku dengan mas Bram pada saat ini juga aku akan bunuh diri dan percuma usahaku untuk menjadi orang nomer satu dan cita cita ku ingin menjdi istri mas Bram menjadi sia sia” kata Marisa sambil cemberut muka ditekuk kaya gitu

“Ha ha ha Marisa lucu deh kalau ngambek kaya gitu” kata Bram

“Udah udah jawaban nya nanti sekarang biar mas Bram mu istirahat dulu tentunya capai mengemudi dari Jarkarta non stop” kata bu Kusnendar, lanjutnya “Udah bersikan dulu kamar tamu biar untuk istirahat mas mu dan biar sholat dulu”

“Ya mbakyu, ayo Marisa tunjukin kamar untuk aku” kata ku sambil menggandeng tangan Marisa

Marisapun terpaksa bangun dari tempat duduk dan menunjukan kamar tamu yang di peruntukan untuk mas Bram

“Selamat istirahat kekasih ku” kata Marisa sambil mencium bibir Bram hanya sepintas

“Dik sebainya kau tak mandi dulu dan sholat nanti terus tidur” kata Bram

“Ayo mas kalau mau mandi di kamar mandi keluarga di belakang” kata Marisa sambil mengandeng tangan Bram di bawanya ke kamar mandi belakang

“Tar ya mas Marisa ambilkan handuk dulu” kata Marisa

Bram masuk kamar mandi melepas semua baju dan mulai ritual mandi dan memekai sabun yang ada di situ

“Mas ini handuknya mau pakai baju apa” kat Marisa setelah mengetuk kamar mandi

“Oh ia dik ambilin baju mas di mobl di dalam ransel mas ya” kata Bram

“Kunci mobilnya di mama” kata Marisa

“Ada tu di meja ruang tamu” kata Bram

“Sebentar ya” jawab Marisa

Dan Bram melanjutkan ritualnya mandi sampai bersih begitu selesai Bram masuk ke kamar tamu untuk melakukan sholat subuh dan Marisa masuk ke kamar tamu dan memeberikan kaus yang mau di pakai siang dan serelah sholat subuh Bram baru berbaring di tempat tidur dan dengan cepat tertidur dengan pulasnya

===skip===

Pov ibu Kusnendar

Seperti biasanya aku bangun pagi jam 4 lalu membangunkan suamiku untuk melakukan sholat shubuh berjemah baru selesai sholat dan membuatkan teh tubruk kesukaan suami aku dan mendengar suara mobil berhenti di depan rumah dan aku mleangkah ke depan ingin melihat siapa yang datang pagi pagi buta kayak gini aku singkap korden ternyata anak bungsuku Marisa datang bersama laki laki setengah baya dan aku membukaan pintu untuk Marisa anak bungsu aku

“Assalamualaikum, ibu” kata Marisa sambil mengulurkan tangannya dan mencium biku biku tangan ku

“Wallaikumsalam, eh Marisa kok ngak ngabari kalau mau pulang nak” kata ku

“Sengaja mau bikin kejutan” kata Marisa, lanjutnya “Bapak mana bu”

“Itu didalan”jawab ibu

Marisa masuk ke dalam rumah meninggalkan laki laki ini bersama dengan ibunya

“Assalamualaikun mbakyu” kata Bram

Aku mengamati orang ini dari ujung kaki sampai ujung rambut laki laki setengah baya yang kini berada di depanku dan menengar suaranya ngak asing tapi aku ngak ingat pernah ketemu juga dan laki laki itu cuma tersenyum senyum sendiri tapi aku ngak ingat sama sekali laki laki ini

“Siapa ya” tanya aku

“Lupa sama aku mbak yu” kata kata laki laki itu sambil membuka topi tang di pakainya

Pada saat yang sama keluar dari dalam suamiku yang di tarik tarik tangannya denga putri bungsuku

“Ada apa sih ini, Marisa datang datang kok bikin ribut” kata suami aku

Setelah sampai di ruang tamu

“Siapa coba pak yang datang bersama dengan Marisa” kata Marisa

Dua laki laki itu saling berpandangan sejenak

“Ha mas Bram” teriak suamiku

“Ha ha ha” kata Bram sambil ketawa dan ke dua tubuh lelaki itu saling berpelukan

“Bu ne kamu ngak ingat kan ini mas Bram mantan komanda bapak ketika di Surabaya” kata pak Kusnendar

“Ia ia sekarang ingat aku mas Bram” kataku sambil mengulurkan tangan dan kami saling berjabata tangan

“Mari mari silahkan duduk” kata Suamiku

Setelah kami duduk

“Marisa tolong bikin minum untuk mas Bran ya” kataku ke Marisa

“Baik bu, mas mau minum apa kopi mau” kata Marisa dan aku terkejut juga ketika Marisa memanggil mas Bram

“Iya dik kopi dengan gula sedikit ajaya” kata mas Bram

“Bapak juga kopi ya” kata Marisa

“Bapak teh aja di gelas di meja makan udah di bikinin oleh ibumu pagi tadi” kata pak Kusnendar

Setelah Marisa pergi ke dapur

Mas Bram pun mulai cerita mengapa dia bisa bersama Marisa saat ini bahwa saat ini mas Bram di minta untuk bergabung dengan team Marisa dalam menyelesaikan kasus anak boss MMC itu yang terjerat kasus pencucian uang dan mas Bram bercerita tentang sebuah janji ke Marisa 10 tahun yang lalu ingin menjadikan Marisa seperti cucunya tapi Tasya yang kini menjasi istrinya walau masih secara siri dan menurut rencana setelah Tasya lulus ujian SMA baru mereka melekukan ijab kabul baik secara agama ataupun Negara itulah yang di tuntun Marisa saat ini ingin menjadi istri mas Bram

Aku sama suami mas Kusnendar hanya bisa geleng geleng kepala setelah melihat perlakuan Marisa pagi ini dia mulai lagi sholat 5 waktu yang hampir 2 tahun ini d tinggalkam dan perlakuan lain mengambilkan handuk atau baju ganti untuk mas Bram dan sikap manjan ya pada mas Bram yang membuat aku dan suamiku geleng geleng kepala

“Mas bagai mana ini” kataku

“Ya kita turuti saja kemuan anakmu tapi kalau ngak salah kan Marisa harus mendapat restu dulu dari istri mas Bram saat ini Tasya yang dulunya cucu kini menjadi istrinya, nanti begini saja kalau Marisa tanya apakah kita setuju atau tidak aku akan menyetujui mas Bram menjadi mantu kita asal kamu mendapat persetujunan dari Tasya istri pak Bram yang masih SMA itu, gimana bu ne”

“Ia mas aku setuju biar Marisa berjuang dulu meraih cintanya” kata ku

====skip====

Pov Marisa

Jam 9 mas Bram baru bangun dari tidur karena kecapaian semalam mengemudikan mobil sendiri dan terus menerus selam 6 jam dan aku ngak berani membangunkannya aku pun ikut tidur di manarku sendiri di bagian belakang rumah ini memang hanya ada 3 tempat tidur 1 untuk kamar tamu 1 untuk kamar ibu dan bapak 1 lagi untuk anak anak nya yang kebetulan berada di Semarang

“Mas Bram keluar dari dalam kamar tamu dan langsung bertanya

“Mana bapak ibu dik” kata mas Bram

“Itu mas ada didepan rumah baru cari panas matahari pagi” kataku

“Dik tolong ambilin sikat gigi aku di mobil” kata mas Bram

“Di mobil atau di dalan tas Ransel” kataku

“Ya ya di dalam tas Ransel” kata mas Bram

“Kalau tas Ransel udah ada di kamar tamu tu di dekat mas Bram tidur tadi” kataku

Mas Bram masuk lagi ke kamar tamu dan mengambil sikat gigi dan odolnya dan melangkah ke kamar mandi lagi untuk cuci muka dan gosok gigi setelah selesai

Mas makan dulu yok” kata Marisa

“Lha bapak ibu” kata mas Bram

“Sudah tadi udah makan dulu” kata Marisa

“Ayo makan bareng kamu ya” kata Bram

“Ya lah aku memang sengaja nungguin mas Bram bangun untuk makan bareng, tapi sebentar ya mas aku panasi dulu sayur nya” kata Marisa

Bram duduk di bangku meja makan dan minum teh hangat yang baru saja di buatin oleh Marisa dan baru saja meminun teh dari depan rumah pak Kusnendar dan ibu masuk ke dalam rumah dan bergabung dengan dengan Bram tan Marisa

“Tadi saya sudah makan sekarang mas Bram dan Marisa saja yang belum kata pak Kusnendar dan duduk di depan mas Bram sedang ibu duduk disamping bapak dan aku sendiri menyiapkan makanan untuk sarapan bersama mas Bram, aku ambilkan nasi putih dan aku taruh di depan mas Bram dan mas Bram tersenyum sambil mengucapkan terima kasih

“Bapak ngak makan lagi bareng komandan” tanyaku

“Ngak ah sudah kenyang” kata bapak dan aku mengabil masih untuk aku sendiri

“Mas ayo makan lauk nya mas sayurnya juga enak buatan ibu nganennin” kata Maris
Mas Bram mengambil sayur dan mengambil sayur yang ada di depan

“Bagaimama mas” kataku

“Memang enak masakan mbakyu sejak dulu ngak berubah” kata mas Bram

“Terima kasih mas” jawab ibu

Sambil makan kamipun cerita

“Rencanamu hari ini mau ngapain mas Bram” kata Bapak

“Nanti jam 10 han aku akan pulang ke apartement Tasya di Jln ki Mangunsarkoro dan nanti sore aku mengundang mas berdua sekalian ibu untuk makan bersama, di mana Marisa” kata mas Bram

“Lho kok aku sih” kata Marisa heran

“Kan kamu admin aku ya kamu lah yang merencanakan semuanya” kata mas Bram

“Ya baiklah nanti aku kirim lokasi dan rumah makannya ya” kata Marisa

“Maksudnya makan malam ini untuk membuka jalan untuk Marisa agar saling kenal dengan istriku Tasya” kata mas Bram, dan aku baru tahu kalau mas Bram punya rencana semacam ini bukan semata mata kenal aku dan Tasya saja tapi kenal keluargaku dan keluarhga mas Bram juga dari sini aku angkat topi kalau aku baru berpikir satu langkah kedepan mas Bram sudah berpikir 3 atau 4 langkah ke depam

“Nanti sih tergantung juga Marisa usahanya bagaimana dan aku hanya membukakan jalan komunikasi antara Marisa dan Tasya” kata mas Bram, lanjutnya “Besok aku mau ke Solo mau ambil passport ku hanya sehari dan hari Sabtu pagi aku sudah kembali ke sini dan saya mengharap sudah ada keputusan dari Tasya dan Marisa dan selanjutnya terserah mas dan mbakyu Kusnendar”

“Kalau akupun setuju dengan usul mas Bram memeng Marisa harus berusaha sendiri atas perjuangan dan cintanya sendiri dan kalau mbak Tasya setuju di madu dengan Marisa” kata pak Kusnendar, selanjutnya “Kalau dengan Mas Bram sih aku percaya sudah teruji selama 20 tahun mengabdi pada negara tapi berjauhan dengan istri tercita dan mas Bram bisa menjalaninya tapi kalau dengan Marisa aku meragukan sehingga aku tadi sempat ngomong sama bu ne tadi tentang ini dan aku sepakat untuk mendukung cinta Marisa yang aku tau persis perjuanganya dan tekat nya untuk mendapatkan mas Bram sejak SMP sampai kini tetap utuh niatan nya itu dan aku sebagai orang tua harus bisa tut wurri handayani sekarang kembal ke mas Bram mau tidak menjadi mantu aku”

Setelah sarapan mas Bram bersama keluargaku dan dapat menghasilkan rencana yang sudah mantab untuk di lasanakan dan sekitar jam 10 han Mas Bram minta diri untuk ketempat istrinya Tasya, aku kini merasa yakin bisa mengambil hati istri pertama mas Bram dan aku siap menjadi istri ke dua dan setelah nya aku akan selelu bahagia hidup bersama dengan Tasya dan mas Bram

Bersambung ….
Part 41
 
Terakhir diubah:
Waooo beruntung sekali ya si Bram

Seandainya Mama Rini Tahu, sanggupkah Eyang Bram menghadapinya

Eyang Bram masih kuat juga ya.....

Eyang Bram minum apaan ya..... sering banget ngentotin Tasya

Eyang Ti (Niken L) nakal juga ya..... punya ide jodohin Tasya ma Eyang Kung

Tasya gak pernah ikut OSIS koq bisa mimpin brifing karyawan senior ya

Eyang Bram bikin Tasya ketagihan....... minum apaan ya.....

Eyang Bram mulu nih

serasa penganten baru ya YangKung

Yang Nakal itu Eyang Kung atau Tasya ya......


Mama Rini emank gak nyariin Tasya ya
Makasih sihu segala komennya bikin tambah semangat suhu ....
 
hebat stamina eyang Bram
Aku pernah baca suatu artikel kondusi prima seorang laki2 ketika priya itu berusia antara 50 - 65 baik fisik ataupun intekendianya jadi ngak ada masalah kondisi fisik dan non fisiknya bram juga prima ditunjang dengan kebugaran setiap hari dan latigan fisik sejak renaja suhu ...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd