Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG DEWA The Series

tukanglontong

Adik Semprot
UG-FR
Daftar
27 Sep 2015
Post
137
Like diterima
288
Lokasi
Papua Barat
Bimabet
permisi suhu-suhu sekalian.
newbie mencoba berkontribusi dalam forum ini. mohon masukan yang membangun dan ide2 nama untuk tokoh wanita kalo ada yg berkenan hehe. trims semua.
salam hangat.
dewa.:ampun:



  1. 1. Prologue

    2. Kau tahu namaku
3. Solitaire

4. Sarang Elang





1. prologue


trang.. tang..
suara Scalpel atau pisau bedah terjatuh dalam ruangan berhawa dingin, penuh aroma zat kimia khas ruangan steril.

“maaf, ada apa prof ?”

“aku lelah” lelaki tua berperut besar itu menjawab, keringat mengucur di dahinya, melewati celah kacamatanya, dan terhenti dimasker operasinya. tangannya lemas terkulai kebawah bergetar. lalu menatap jam di ruangan, menyimpulkan baru 30 menit sejak pasien ini terbaring dibawah pengaruh obat anastesi, ini pasien keempatnya.

“kau lanjutkan, dirga” prof. basyir kemudian berlalu ke ruang cuci tangan di sebelah kamar operasi, tampak rapuh menahan lelah melepas handschoen dan celemek khas ruang operasi. “aku gerah” tambahnya.

dirga menukar posisi, mengambil alih menjadi operator Sectio Caesarea kali ini.
“oke semuanya, kulanjutkan.. tapi tunggu, mana dia ? tumben” ucap dirga sambil menyisir seisi ruangan yang kini terisi lima orang.

“kreekkk...”
pintu ruang OK/kamar operasi terbuka perlahan,

“kukira kau tak akan datang kali ini” dirga kembali bersuara tanpa mengarahkan pandangannya padaku, terus melanjutkan prosedur operasi cesar, manyayat corpus 10cm.

“sudah steril ?” Nesya bertanya padaku, senyum manis tertutup masker menyisakan mata menyipit khas wajah wanita sumatera oriental.

perawat OK baru, berusia 20an akhir ini membawa suasana segar, kutaksir tingginya 165cm, berbadan sintal dengan dada yang membusung tercetak meski telah memakai gown operasi.

berkebalikan dengan Dirga, residen laki-laki senior semester akhir studi spesialis obgyn berbadan tambun berperut jauh lebih besar dari perut prof. Basyir, yang terkesan sombong.

“maaf aku terlambat, belum kak” kujawab.

“haha dewa.. dewa.. kau bahkan tak di stase ini, tapi setiap ada OP kau selalu ingin ikut dan datang terlambat, pagi ataupun juga malam. konyol sekali tingkahmu” prof. Ardi, dokter anastesi menimpali.

Dewa, nama panggilanku, dokter muda 23 tahun. aku diruang operasi ini bukan karena cerdas, rajin, junior kesayangan, ataupun semua hal yang kalian bayangkan pada imej anak kedokteran. aku berbeda. akulah kegelapan. hidup menyendiri sejak masih kecil. satu satunya manusia yang kuanggap teman adalah prof.basyir.

“sudah, sudah.. Dewa, segera cuci tangan, tolong bantu dirga ya” prof.basyir telah melepas gowning jubah OK lalu masuk ke ruang operasi kembali.

“baik prof” jawabku singkat.

operasi ini tidak terlalu lama menyita waktu, 20 menit setelah aku bergabung menjadi asisten 1, berdiri diseberang Dirga dan disamping Nesya, si perawat baru.

setelah mengeluarkan bayi dan plasentanya, dinding uterus ditutup lapis demi lapis, lalu Dirga menyerahkan sisanya padaku. menutup dinding abdomen.

tak banyak percakapan selama operasi berlangsung, hanya suara dan gerak seperlunya penunjang operasi.
anatomis dan fisiologis tubuh pasien ini juga normal dan tidak terlalu banyak kesulitan kami hadapi, begitupun padaku saat ini yang merupakan operasi ke-279 yang kuikuti.

cukup cepat kujahit luka operasi pada perut pasien, posturku lebih tinggi dari Dirga, sehingga posisi bed operasi menyesuaikan tingginya dan hal itu membuatku sedikit lelah membungkuk.

Dirga beranjak hendak mencuci tangan, meninggalkanku untuk menyelesaikan operasi ini, tentu ditemani Nesya dan prof.Ardi dokter anestesi.
Dengan santai kulanjutkan pekerjaanku, namun satu hal, selama operasi ini, instingku mengatakan bahwa sepasang mata selalu memperhatikanku, bukan prof.basyir tentunya.


ini tatapan wanita.;)
 
Terakhir diubah:
terima kasih suhu2 semuanya. untuk jaga pelanggan, langsung ane kasih sedikit updatean buat menemani malam minggu ini.
:kretek::kretek:

2. kau tahu namaku, bukan hidupku


“seorang pecandu nikotin..hmm”

kumenoleh kebelakang, “oh,kau rupanya”

“siapa aku ?” lanjutnya

“wanita 53kg yang ikut berada di ruang operasi tadi” sambil menghisap rokok putih bergambar elang merah kecil di filternya, kuarahkan tatapanku kembali pada gedung seberang, view ini menemaniku bersantai setelah operasi tadi, sepi menenangkan di balkon lantai 6 gedung rumah sakit Dr.Djajaguri, sendiri. tadinya.

“bagaimana kau tahu beratku 53, dewa ?” tanyanya lagi.

“melihatmu”

“oh ayolah, hanya dengan melihatku kau tahu beratku dengan tepat ?”

fusssshhh.. kehembus asap hisapan terakhir lalu mematikan rokok di tong sampah tak jauh dariku yang memiliki asbak cukup besar bagian atas.

“ini bukan isi percakapan bentuk perkenalan yang normal” kutatap tepat di matanya.

wanita 53kg ini memiliki tinggi 164cm, rambut pirang sebahu, berwajah ayu dengan garis wajah tegas, bermata cokelat beralis tebal khas sulaman tetapi tidak ketara, bibir bagian bawah tebal terbelah, berbalut lipstik berwarna peach, warnanya lembut, mungkin lipstik mahal.

dia mengenakan kemeja putih dengan 2 kancing teratasnya terbuka, menahan dada tertutup bra merah muda yang tampak menerawang, berukuran cukup besar dibandingkan pinggangnya yang kecil. serta celana blouse yang tidak ketat tetapi mengikuti lekuk kaki terlihat jenjang.

bersih.

“Lady” ia tersenyum, mengulurkan tangannya padaku.

“Dewa, tidak perlu bersalaman” jawabku datar.

~~~~ It's time to begin, isn't it?

I get a little bit bigger but then I'll admit

I'm just the same as I was ~~~~


ringtone iphone X white Lady mengiring.

“sebentar wa. halo, baik om, iya om, Lady kesana”

“Dewa, sampe ketemu ya” tangannya mengusap bahuku lembut sedikit meremas dari belakang yang sedari tadi kembali menikmati view gedung di seberang selagi ia menerima telepon.

lady berlalu, akupun beranjak menuju ruang ganti, bajuku masih baju OK, tadi operasi terakhi runtuk hari ini.

kaos hitam polos, jeans nudie hitam, redwing, dan rolex submahriner custom lengkap kukenakan sekarang. cermin di ruang ganti memantulkan bayangan, sedikit silau saat kalungku tertimpa cahaya lampu.

kalung inilah jiwaku. satu-satunya peninggalan orangtuaku yang nasibnya tak kuketahui hingga kini, seluruh keluarga besarku tiba-tiba saja menghilang saat aku berusia 8 tahun.

tak ada memori yang cukup banyak mengenai mereka, hanya saja sejak usiaku 11 tahun, bank republika menghubungi dan memberiku harta yang hampir tak terhingga nominalnya. namun dengan syarat...

“ah..” aku meringis, kepalaku berat. “sial, lagi-lagi Tension Headache ini” gumamku.

kreekk...
pintu kamar ganti dokter pria terbuka.

“dokter dewa..”

“oh, kau Nesya... ada..”

belum selesai kalimatku terucap, Nesya melompat kecil kearahku, menjamah dada bidangku, menghentikan bibirku dengan ciuman liarnya.

“mmmhhhh...mmmhhhhh” dengusnya, beradu dengan bibir dan lidahku.

“ahhhh.. doc, i need a quickie ! now” Nesya melepas ciumannya, beranjak mengunci pintu kamar ganti, lalu kembali kearahku berjalan sembari melepas seragam dinas perawat putihnya dengan terburu-buru menyisakan bra dan panty hitam ditubuhnya. lekukan badannya kencang, putih bersih dengan ukuran dada 34c serta bokong padat naik seolah menungging.

Nesya lalu berlutut didepanku, mengelus bagian selangkanganku yang masih dilindungi jeans nudie hitam.

“tadi aku melihatmu bersama Lady, aku tak mau dia mendahuluiku” Nesya meremas batang kejantananku dari luar.

“holyshit, dokter dewa aku sange” gumamnya membuka resleting dan kancing celanaku, meraih penisku mengacung keluar.
“fuck, tak kukira sepanjang ini mmhhh..mmhhh.. slurpp.. mmhhh gila uratnya mmhh mhh” Nesya meracau mengemut glans penisku sambil tangan kanannya meremas batangnya.

“cuihh” ludahnya membasahi kepala penisku

“sory dok, ini kontol pasti enak banget, gabisa aku nahan” racaunya lagi, terus menjilati meratakan ludahnya diseluruh bagian penisku, lalu diarahkan masuk kedalam mulutnya, perlahan Nesya emut hingga hampir setengah penisku masuk dan sampai diujung tenggoroknya.

“ggrrrhhh arghhhh.. sial panjang banget” nesya meringis, lalu dikocoknya dengan dua tangan sambil mengulum menghisap kepala penisku hingga keras sempurna.

“dok, kau tau berapa wanita di rumah sakit ini yang selalu membicarakanmu ? aku baru disini dan persetan, aku tak tahan” Nesya bangkit, tangan kanannya masih dipenisku, membimbingku ke pinggir lemari loker kamar ganti ini.

Nesya berdiri sedikit menungging membelakangiku, dengan tangan kanan menumpu di lemari, tangan kirinya mencari penisku, memegang, meremas, mengocok, lalu mengarahkannya kearah bokongnya.

hanya dengan satu tangan, ia sibak panty tipis miliknya kesamping, cukup untuk membuka liang vaginanya tanpa penghalang, Nesya arahkan kepala penisku. lalu..

kutahan badanku. kepala penisku menyentuh tepat liang vaginanya yang telah basah.

“memohonlah, untuk ini” kataku datar.

Nesya menolehkan kepalanya kebelakang, tangan kanannya terangkat, masih menumpu lemari.

“Dewa, Fuck me please, i beg you”

“kau yang memintanya”

kuhujam penisku masuk vaginanya, menggaruk labianya, basah. hangat.

“ahhhhhhhhhhhhhh awwwwwww fuckkk dewa penuh bangett ahhhhh”

badan Nesya terdorong kedepan bertumpu pada lemari untuk beberapa saat hingga Nesya bergerak sendiri, gatal divaginanya makin memuncak, ia bergerak maju mundur tak beraturan mencari kenikmatan diselangkangannya.

~~~Coba dengar ku berbisik

Suara yang tlah mengering

Hatiku mati disini

Terdiam dan tak menge... a. . .~~~


iphoneku berdering melawan suara erangan Nesya di ruangan ini.

getar iphone menambah sensasi di pahaku, sambil Nesya bergerak maju mundur menggoyang batang kejantananku. Ya, dalam saku jeans nudie yang masih terpasang, Nesya tidak melepas baju maupun celanaku, hanya penisku yang dikeluarkan untuk dia nikmati.

“lanjutkan saja nes” ucapku sambil merogoh iphone ke saku jeans nudie, terlihat dilayar nomer tak dikenal, lalu aku berpindah posisi bersandar pada lemari, Nesya didepan membelakangiku, menungging dengan kedua tangan bertumpu dilututnya. Terus menggoyang penisku dengan vaginanya yang makin basah.

“ahhhh ahhhh... sshhhhh enak banget dewaaa, aku lontemu wa” racau Nesya kotor tanpa menoleh kepadaku

kutersenyum
“halo ?”

“wa, 30 menit lagi. jl.humerus 4. bee call the last eagle”

tuttt.. tuttt.. telepon terputus.

iphone kumasukkan kembali ke saku jeans. aku bergerak berdiri sempurna, kupegang kedua spina iliaca Nesya dengan tanganku. Nesya telah menungging sempurna.

“sudah berapa kali ?”

“dua kali nyampe dok” jawab Nesya malu

“yang ketiga, kita selesai, aku ada janji” lanjutku lagi

kutarik penisku keluar, panty hitam Nesya turun hingga lututnya. kuhujam keras penisku ke vaginanya, keluar masuk dengan kasar dan cepat. Nesya meracau tak karuan mengucapkan kata-kata kotor, badannya bergoncang mengikuti hujamanku. hingga akhir, satu teriakan yang tertahan

“ouchhhhhh aaahhhhhhhh shhhhhhhhhhh anjinggggggggg dewaaaa aku pipis”

penisku terasa hangat didalam, terasa semburan cairan kenikmatan Nesya mengalir. beberapa menetes hingga keluar jatuh menggenang di lantai ruang kamar ganti dokter pria ini.

ruang kamar ganti dokter ini berukuran 2x4 meter. hanya ada beberapa lemari loker di dalamnya. satu pintu. pintu dengan 1/4 bagian atasnya adalah kaca tembus pandang.

dibaliknyaa, saat ini, saat Nesya menembakan cairan vaginanya karena goyanganku, berdiri seorang wanita pirang menatap kedalam ruangan.

Tertegun.:cim:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd