Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG DEWA The Series

maafkan nubi suhu ada beberapa scence dan tambahan fiksi untuk di edit, cerita masih jauh dari kata baik, jadi kalau ada ide2 apapun, sambil menikmati dengan kupi hangat, silahkan dishare suhu2 sekalian. :mindik::mindik: nikmati part2 intro ini ya suhuu.. silahkan berimajinasi.. siapakah sebenarnya Dewa ? bagaimana kehidupannya ?
;)

———————————————-
3. Solitaire


Aku hidup sendiri di rumah peninggalan keluargaku yang besar sejak usia 8 tahun, di ujung kota bagian barat pulau sumatera. dikelilingi taman bunga dan pohon-pohon mangga yang luas, dari gerbang pintu masuk hingga ke pintu rumahku cukup melelahkan jika hanya berjalan kaki.

Sejak saat itulah aku berteman dengan prof.Basyir, beliau dulunya merupakan dokter pribadi keluargaku, setelah aku hidup sendiri, terkadang beliau mampir kerumahku mengurus segala keperluan hidupku, seperti membayar gaji asisten rumah tangga, tukang kebun, serta penjaga gerbang.

Tiga tahun kulalui hanya dengan bermain di lingkungan sekitar rumah, berlari, memetik buah mangga ketika musimnya, bermain air di kolam yang alirannya langsung dari sungai dekat rumahku. tak ada aktifitas yang spesial, hanya memang kecerdasanku di atas rata-rata anak seusiaku, prof.basyir pernah menguji dan mengatakan bahwa IQku berkisar 180-185, serta kemampuan adaptasiku terhadap hal baru yang sangat menakjubkan.

Suatu hari di ulang tahun ke-11 ku, 20 februari 2006. prof.Basyir datang berkunjung, namun kali ini beliau tidak sendiri, ada dua orang lain tak kukenal, lelaki bukan ras mongoloid, berbahasa inggris dengan accent british.

tidak banyak hal yang mereka katakan, isi amplop cokelat yang tadinya tersegel rapi itu menarik perhatianku. secarik kertas.



prof.basyir dan dua lelaki ini menjelaskan padaku bahwa ada peninggalan dari orangtuaku yang harus kuambil tetapi dengan syarat,

mewajibkan aku bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dibawah naungan UNICIF.

beberapa hari setelahnya, aku sudah berada di kota lain, tak sendiri, ada tiga anak lain bersamaku, dua diantaranya perempuan. ditambah seorang lelaki tua, beliau mengenalkan diri sebagai mister sutan.

kami berlima berada di bandar udara Salim Kedua Kesumat...
——-

“pecandu nikotin !!!!!” seketika lamunanku buyar.

“oh kau Lady, ada apa ?” kuhentikan langkahku sejenak tepat di depan pintu keluar rumah sakit, mengarah keparkiran.

tampilan wanita ini sama seperti tadi, tak banyak berubah, hanya saja bagian dada terlindung bra merah muda terlihat makin membusung, tentunya semakin menerawang.

“mau pulang ?” tanyanya dengan tatapan aneh, pipinya sedikit lebih merah, wajahnya tampak lebih manja.

“iya.”

“boleh ikut ? maksudku, boleh kau berikan aku tumpangan pulang ? mobilku belum dikasih pamanku, dan dia tidak pulang malam ini” sambungnya lagi, menggerakan kedua tangannya kebelakang dan mendongah manja kearahku, dadanya semakin membusung.

“aku ada urusan, lagian hari ini aku membawa motor, kau akan sakit terkena hembusan angin malam dengan pakaian seperti itu.” jawabku sambil merogoh batang rokok putih bercap elang merah ciri khasku dari saku. tanpa membakarnya kuletakan di bibirku.

“aku ikut. titik. ommm, ommm, help mee !” ucapnya setengah berteriak lalu menoleh kearah meja administrasi di lobby rumah sakit.

tampak prof.Basyir berjalan kearah kami

“ada apa Lady ? oh rupanya kalian sudah berkenalan, Dewa, ini ponakanku dari Bandung, baru brevet dermatologist minggu lalu, dia sedang berlibur disini dan ingin melihatku operasi. kuharap dia tak menyusahkanmu tadi.”

“tidak prof., kakak lady...” belum sempat kalimatku lengkap,

“Dewa ga mau nganterin Lady pulang ommmm” celetuknya seketika, manja sekali.

kulirik rolex submariner dilengan kiriku, 10 menit lagi.

“okelah, tapi kakak ikut aku dulu, lalu kuhantar pulang setelah selesai” ucapku mencoba lebih sopan di depan prof.Basyir.

“yeay ! yuk ! dahh om” Lady bergerak, tersenyum pada pamannya melambaikan tangan riang.




brmmm brmmmmm brmmmmmmm~
deru motor BMW HP4 Race black edition special milikku bulat memecah, melewati jalanan utama kota ini, navigasi motor ini menunjukkan kurang lebih 3 menit lagi sampai di jl.humerus 4.

Lady dibelakangku, posisi jok motor memaksakan posisinya condong kearahku dan karena kecepatan motor ini, dia memelukku, erat, mungkin pasrah.

aku tak terlalu bereaksi, merasakan kenyal dada Lady di punggung dan hangat dipinggangku.

hingga sampai tepat di titik yang dipandu navigasi, kuhentikan motor.

“kau tepat waktu, eagle.”

jl.humerus 4 hanyalah gang buntu sepi di tengah kota, gelap dengan penerangan lampu jalan seadanya.

“kau siap untuk terbang lagi ?” lanjut seseorang dengan suara yang kukenal itu, dialah bee. Hans Purba. satu anak lelaki lain sebayaku yang tergabung dengan UNICIF.

“oh rupanya kau tak sendiri eagle, siapa itu ? kekasihmu ? amboyy, cantik dan seksi sekali” hans keluar dari kegelapan bayangan malam di gang.

“dia ponakan prof.Basyir, ada apa ?” potongku datar.

“mereka mulai bergerak, kau harus bersiap eagle. hanya kemampuanmu yang dapat menandingi mereka. kau pemimpin. instruksi dari UNICIF sudah aku lanjutkan pada emailmu” hans kemudian lenyap, sosoknya berubah menjadi seekor lebah kuning lalu terbang menjauh, tadi memang bukan benar-benar dirinya, hanya pesan hologram lebah khas miliknya.

“apa itu tadi ?” suara pelan Lady diikuti raut kebingungan di wajahnya.

“kau tak perlu tau, jadi kemana kau kuantarkan ? rumah prof.Basyir ?” jawabku datar

Lady menggeleng cepat. “tidak, aku mau ke rumahmu, dirumah sepi aku bosan, mau temani aku ngobrol ?”

“terserah” jawabku pendek

brmmmm brmmmmm

kupacu motorku kencang, tak mau berargumen lama dengan wanita ini, pastinya akan cukup menyita waktu. yang ada dalam fikiranku hanya pesan dari UNICIF, telah lama sejak terakhir aku turun ke lapangan mengambil peran pada sabotase Lebanon dari pintu masuk utara Israel, hingga perang saudara di Afrika Tengah.

Selama ini aku bersembunyi disini, hidup solitaire menjadi seorang dokter muda. kini misi apalagi yang harus kulakukan ?
———

POV Lady

zrrtttt zrttt kreekk zzzrrtt

gerbang pagar otomatis rumahnya terbuka..

brrmmmm

Dewa lajukan motornya pelan hingga sampai di depan pintu rumah bergaya Eropa klasik yang besar ini, warna putih mendominasi bangunan, dan tampak garasi cukup luas sedikit menyamping di seberang bagian rumah rumah utama, muat hingga 9-10 mobil. tapi anehnya, hanya ada 1 mobil yang tampak di dalam garasi seluas itu.

“ini rumahmu wa ? gede banget, kok sepi, mana keluargamu ?” pertanyaan-pertanyaan seperti itu tentu muncul di benakku.

“itu garasi kok luas banget wa ?” kutanyakan sambil turun dari jok motor, bukannya ke arah pintu, kuberjalan kecil ke arah sebaliknya ke arah garasi.

“kenapa ?” jawabnya pendek, lagi-lagi dengan intonasi datar dan suara yang dalam, benar-benar memabukkan kau Dewa.

Kami terus berjalan hingga ke dalam garasi, ukuran 10x25 meter. mobil mclaren 720s yang juga berwarna full hitam terparkir agak jauh di belakang dekat dinding. beberapa ban-ban yang terpasang dengan velg-velg berbagai bentuk tersusun rapi di sudut kanan dan kiri ruangan garasi.

Di bagian kiri, tampak meja dipenuhi berbagai alat perbengkelan diatasnya.

“mobilmu cuma satu, tapi kenapa harus seluas ini garasinya ?” tanyaku lagi saat kami sampai di depan mobilnya.

“beginilah” jawabnya pelan, suaranya sangat dekat sekali dengan telingaku, aku sekarang membelakanginya, bokongku terasa geli, hangat.

kuputar kepalaku ke arah belakang. kini muka kami sangat dekat sekali.

“Dewa..” kutatap matanya, kedua tanganku naik hingga menyentuh dadanya. Terasa bidang, keras.

“tadi aku melihatmu di ruang ganti bersama perawat itu” kulanjutkan kalimatku sambil bersendar setengah duduk ke kap mesin depan mobil Dewa.

Pandanganku ke bawah. Sedikit malu mengakuinya, aku horny berat kepadanya sejak di dalam ruang operasi tadi, apalagi melihat permainan cepatnya tadi dengan perawat itu, serta ukuran penisnya, ah belum pernah aku mendapatkan yang seperti itu.

“terus kenapa ?” Dewa bertanya masih dengan nada datarnya, Ia berdiri tepat di depanku.

“bolehkah aku ?” kutanya padanya, tanganku bergerak ke selangkangannya, mencapai gundukan di bagian tengahnya. kuelus. sedikit kuremas. ah terasa sangat besar dan penuh di tanganku.

-sementara itu, di rumah sakit, diwaktu yang sama.-

“ahhhhhhhh.. mmhhhh... terus Nesya, masukan lebih dalam ke mulutmu.. ludahi. iya ludahi kepalanya. ahhh mmhh” seorang lelaki tua meracau di ruang kerjanya, duduk di atas kursi kerja yang diputar menghadap ke jendela balkon lantai 4, kedua kakinya terbuka lebar tanpa celana, dibawahnya tampak wanita berseragam perawat bersimpuh.

memompa batang kejantanan lelaki tua itu hingga sangat basah dengan mulutnya:cim:
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd