Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dunia Fantasi

Puas


Meski sudah berselang beberapa waktu, aku masih merasa takut jika harus bertemu dengan kak Rahma. Setelah tragedi itu, aku tidak lagi menjalin komunikasi dengannya. Jawaban yang ku berikan hanya dibaca tanpa ada balasan darinya. Ibarat nasi sudah jadi bubur, ya mau diapakan lagi. Tapi setidaknya aku cukup puas karena sudah memperkosa pakaian dalam kak Rahma.

Hari ini aku diminta Ibu untuk ke rumah kak Rahma. Aku langsung menyapa kak Rahma sekenanya. Dari sikapnya, sepertinya dia sudah biasa saja atau bahkan melupakan kejadian itu. Aku sengaja tidak membahas soal itu agar tidak memperkeruh suasana yang sudah jernih ini. Setelah berbincang, kak Rahma memintaku menunggunya untuk mandi. Hari ini kak Rahma akan berbelanja bulanan dan memintaku untuk mengantarnya sampai super market setelah itu ditinggal. Sejujurnya aku penasaran dengan bentuk tubuh kak Rahma. Terlintas pikirku untuk mengintipnya saat di kamar mandi. tapi khawatir memperburuk suasana maka ku urungkan niat jahat itu. Tak ada rotan akarpun jadi. Aku melihat pintu kamar kak Rahma terbuka. Tanpa menunggu aku lalu masuk ke kamarnya.

Di atas kasur yang rapih, teronggok pasrah celana dalam jenis g-string berwarna pink cerah dengan bahan renda. Langsung ku pegang dan oh lembut sekali bahannya. Meski teksturnya renda-renda tapi sepertinya tidak membuat pemakainya gatal. Tak ingin membuang kesempatan, aku keluarkan penisku yang sudah agak keras. Dengan sigap aku langsung balutkan g-string itu di penisku dan langsung ku kocok. Sensasi lembutnya langsung membuaiku. Ibarat kemilau berlian menyilaukan mata, saking enaknya sampai aku tak sadar jika ternyata kak Rahma sudah selesai mandi. aku terus mempercepat kocokanku. Ketika aku ingin sampai, birahiku langsung hilang menguap entah kemana.

“BARA, NGAPAIN KAMU?!” kak Rahma setengah berteriak dari luar pintu kamar yang terbuka

Aku yang tertangkap basah langsung menghentikan kocokanku. Penisku yang sudah diujung akan orgasme tiba-tiba menciut. Tubuhku kaku lemas tak berdaya. Sorot mata kak Rahma tajam bagai siap menerkam. Terlihat dari rambutnya masih basah. Meski dalam keadaan tegang, aku masih salah fokus dengan kondisi kak Rahma saat itu. Hanya memakai handuk yang menutupi dari dada sampai paha saja. Aku bisa melihat jelas tetesan air mengalir dari rambut turun menuju bahu yang putih bersih dan masuk dalam lembah belahan payudaranya. Mungkin karena handuknya yang kecil jadi aku bisa mengintip daging payudaranya yang putih itu.

“gila kamu ya, kakak sendiri dijadiin pelampiasan. Sakit kamu ya?” hardiknya sambil mendekat ke arahku
“mm maaf kak, Bara khilaf, Bara gak tahan, maaf kak” aku menjawab sambil tertunduk

Sedang kak Rahma masih memarahiku sampai mengancam akan dilaporkan ke suaminya dan orangtuaku, aku malah fokus pada ujung bawah handuknya. Ada paha putih ramping yang terbuka disana. Ditambah kaki jenjang yang indah dengan bulir air yang seakan menggoda untuk segera datang kesana. Karena melihat pemandangan ini entah kenapa penisku malah kontraksi. Ah sial.

Aku bisa merasakan kak Rahma menjauh dan kini duduk di ranjang. Aku kemudian berani menatapnya. Karena posisinya sedang duduk otomatis handuknya ikut terangkat. Aku bisa sedikit mengintip apa yang ada dipangkal paha yang tertutup rapat itu. Entah setan apa yang merasukiku, aku langsung spontan mendorong kak Rahma untuk rebahan di kasurnya. Dia yang mendapat serangan secara mendadak langsung kalah telak. Aku langsung mengunci mulutnya dengan bibirku sedangan tanganku langsung memegangi kedua tangannya ke atas.

“Bara mau ngapain kamu, Bara najis anjing lo ya, Bara jangan Bara” kak Rahma terus meronta

Karena terus meronta akhirnya handuknya yang dipakainya lepas. Seketika tubuh indah kakak ku ini langsung terekspos. Payudaranya yang tidak terlalu besar masih indah meski sudah menikah. Putingnya yang menegang karena efek mandi membutku gelap mata. Aku langsung mengalihkan bibirku untuk mengulum putingnya bergantian. Meski masih terdengar umpatan dari mulutnya, namun aku mendengar mulutnya sesekali mendesis saat aku hisap kuat atau gigit dengan gemas puttingnya.

“Bara jangan bar,ohh baaraaa jangaan huuu huuu” kak Rahma menolak sampai terdengar tangisan

Aku tak perduli, sudah kepalang basah. Saat ku rasakan perlawanan makin mengendur, aku fokuskan cumbuanku di vaginanya. Kemaluan kak Rahma indah sekali. Tanpa bulu yang mengiasi percis seperti bayi. Terlihat bibir vaginanya sudah terbuka tanda memang sering dipakai. Kini tanganku memegang pahanya sedang bibirku kini berciuman dengan bibir vaginanya. Semakin intens aku mencumbu vaginanya semakin tak malu kak Rahma untuk mendesah. Tangannya kini sudah menjambat rambutku sambil menekan kepalaku untuk lebih ketat lagi dalam mencumbu vaginanya. Melihat lawan sudah kalah, kini aku fokus untuk memenangkan permainan.


Aku memasukan dua jari ke dalam liang senggamanya. Aku kocok vaginanya sambil ujung lidahku terus menstimulus klitorisnya. Mendapat serangan ganda pertahanan kak Rahma akhirnya runtuh juga. Setelah sedikit usaha akhirnya dia mencapai puncak juga.

“ohhhh ohhhh baar shhhhhh sshhhhh” nafasnya tersengal

Pantatnya terangkat sedang pahanya mengapit wajahku di selangkangannya. Setelah badai orgasmenya mereda aku kemudian bangkit dan melepas pakaianku. Tau akan kelanjutan adegan selanjutnya, kak Rahma memohon untuk tidak menyetubuhinya.

“bara jangan bar, aku gak mau kalo yang itu bar” katanya memohon
“tolong kak, bara udah nafsu sama kakak” kataku sambil memposisikan diri diselangkangannya
“bar jangan bar, tolong jangan huu huuu jangaan” kak Rahma mulai menangis
“tolong kak, aku udah nafsu sama kakak, abis itu aku janji ini yang terakhir” kataku sambil membuka pahanya

Terlihat kemaluan kak Rahma yang gundul sudah mengkilap dengan cairan orgasmenya. Labia mayoranya seakan menghipnotisku untuk segera membenamkan penisku di dalamnya. Tak memperdulikan kak Rahma yang terisak kau langsung memasukan penisku dalam vaginanya.

“ohhhhhh kkkaaakkkkk” aku mendesah
“shhhhhhhhhhhhh” kak Rahma ikut menikmati

Meski tak sesempit Nisa tapi jepitannya masih terasa. Liang senggamanya sudah basah akibat orgasme pertamanya tadi membuat aku lebih mudah mendorong penisku sampai mentok.

“ohhh” kak Rahma mendesah saat kepala penisku sampai diujung kemaluannya

Aku kemudian menggoyangkan pinggulku secara perlahan. Meski kak Rahma masih terisak dan membuang muka aku tau dia menikmati. Matanya terpejam dan tangannya meremas sprei kamarnya yang sudah berantakan. Seakan semesta mendukung cuaca berubah menjadi hujan. Tanpa gerimis hujan langsung turun dengan derasnya. Gemuruh air seakan menjadi supporter dalam pertandingan kali ini. Aku mulai mempercepat tempo permainan. Sesekali aku menyetubuhi dengan kasar sambil aku remas payudaranya yang mengencang. Lambat laun terdengar juga suara nyaring kak Rahma yang keenakan.

Bosan dengan gaya konvensional, aku meminta kak Rahma untuk berbalik. Tanpa berkomentar dia langsung patuh dan memposisikan diri. Pantatnya langsung diarahkan ke atas sedang dadanya ditupu dibawah. Sepertinya kak Rahma dan suami sering gaya seperti ini. Aku langsung menggoyang kembali. Entah kenapa jika doggy style penis akan terasa lebih dalam. Dalam posisi ini aku bisa melihat pinggul ramping kak Rahma meliuk indah seakan menyambut sodokan penisku di vaginanya. Perlahan tapi pasti goyanganya mulai konstan seirama dengan lenguahan kak Rahma yang semakin liar.

Goyangan Kak Rahma semakian antusias saat aku memintanya untuk di atas. Meski tanpa suara aku melihat ekspresi mukanya yang keenakan. Penggulnya dengan lihai naik turun seperti piston yang memompa. Aku yang gemas dengan payudaranya kemudian bangkit dan mengulum putingnya bergantian. Mendapat cumbuan bertubi-tubi kak Rahma akhirnya tumbang juga. Tubuhnya ambruk di atas pemerkosanya. Nafasnya tersengal dengan pantat yang bergetar hebat.

Tanpa melepas pertautan kelamin kami aku membalikan keadaan. Kini aku beriap untuk orgasme. Aku langsung memacu goyanganku dengan kecepatan tinggi. Tubuh kak Rahma berguncang sambil terus mendesah. Entah sepertinya dia orgasme kembali ada momen dimana dia mengejang tapi aku terus melanjutkan goyanganku.

“kak keluarin dimanaahh?” tanyaku sambil terus menggoyang
“jangan di dalemhh barhhh ohhhh” jawabnya

Aku tak ingin berdebat. Aku lalu fokus pada tujuan akhirku. Ku percepatan gerakanku sampai akhirnya aku orgasme. Aku cabut penisku dan aku arahkan ke payudaranya. Beberapadetik kemudian menyemburlah spermaku. Karen deras ada yang sampai ke wajah kak Rahma.

“ohhhh kkaaakkkkk” aku mengerang saat spermaku keluar

Setelah di rasa tak ada lagi yang keluar aku kemudian ambruk di sebelah kak Rahma. Kami berdua terdiam ditemani suara hujan yang seperti semakin riuh. Tatapan kak Rahma kosong. Payudaranya masih naik turun senada dengan nafasnya. Aku yang lelah juga ikut tersadar, betapa luar biasanya ini. Aku bisa menikmati 2 saudara kandungku.

“kak, maaf ya. Aku khilaf” aku mulai membuka suara
“iya, aku juga salah, dek” jawabnya singkat

Kak Rahma kemudian berjalan menuju kamar mandi. aku yang ditinggal sendiri langsung membersihkan sisa spermaku dengan g-string miliknya. Setelah memakai pakaianku kembali, aku membereskan sisa pertempuran kami. sekitar 30 menit kami mengarungi kenikmatan saat aku lihat jam di kamar kak Rahma. Dengan memakai handuk, dia kembali masuk kamar. Aku kemudian inisiatif menunggu di ruang tamu. Kak Rahma keluar dengan menggunakan kaos dan celana tidur panjang.

“cukup kita aja ya yang tau” katanya setelah duduk di sofa
“iya kak, maaf ya” kataku singkat

Kami kemudian terdiam. Ia hanya fokus pada ponselnya sedang akupun begitu. Hujan masih belum berhenti. Aku mengabari ibu jika masih belum bisa pulang. Sambil menunggu hujan reda, akhirnya kak Rahma buka suara. Dari pengakuannya, ternyata dia tau selama ini aku sering meminjam pakaian dalamnya untuk onani. Saat sebelum nikah dia memang curiga karena sering menemukan bekas sperma di pakaian dalamnya. Awalnya dia merasa kesal, tapi lambat laun mengaku wajar bahwa akau seorang pria.

Aku dibuat kaget karena dia juga tahu jika akupun sering menggunakan pakaian dalam Nisa untuk onani. Awalnya Nisa mengeluhkan adanya noda sperma tapi lama kelamaan akhirnya kedua sudara kandung ini mewajarkan. jujur aku malu saat semua kedok maksiatku terbongkar. tapi apa mau di kata, semua sudah terjadi. sebelum pulang aku pamit dan meninta maaf dengan kak Rahma. setelah sampai rumah, aku langsung masuk ke kamar. Ada pesan masuk di ponselku dari Kak Rahma.

"Kakak udah tau semuanya, termasuk hubungan kamu sama Nisa. Bener kata Nisa, kontol kamu gede dan enak banget. Siap-siap, nanti kita main bareng sama Nisa"

TAMAT
 
malah jadi penisirin dengan undangan rahma main dengan nissa juga....
Hu @barangbukti ...bisikin kalo crita 3s nya di ttulis..
Tamat akhirnya meski rasanya kurang hihihi
Sesungguhnya tadinya episode ini mau dijadiin klimaks, tapi respon pasar sepi nih jadi agak gimana gitu. Tapi semoga lain waktu bisa.

Terima kasih hu
 
tapi setuju banget sih ama artikel di atas, kadang aku suka bayanginnya pasangan pake baju ibu dokter gitu sambil cek suhu badan

aku juga sering lihat di s0batbiru , premium gitu tapi gratis
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd