13 new target
dua bulan berlalu
joko mengetuk sebuah pintu coklat besar
tak lama pintu itu pun terbuka
terlihat pria besar dengan kulit coklat keluar dari dalam pintu itu
badannya yang besar seperti berubah kecil ketika disandingkan dengan joko. terlihat jenggot panjang di dagu nya dan noda hitam di dahinya menandakan bahwa dia adalah pria pria yang menjunjung tinggi nilai agama
"permisi? nina ada?"
ucap joko dengan ramah
"ada perlu apa ya? "
ucap pria itu dengan nada heran
karena yang datang kerumah nya adalah seorang laki laki yang tentu bukan lah muhrim nya
"mau diskusi soal kerjaan kantor"
jawab joko lagi
tak lama dari dalam menghampiri nina dengan jilbab hijau panjangnya dan gamis merah muda longgar lengkap hingga kaus kaki coklatnya
"sayang ini ada yang cari kamu, katanya mau urusan pekerjaan "
ucapkan pria coklat itu mengalihkan pembicaraan
nina cukup kaget dengan apa yang dilihatnya
joko sudah berdiri di depan pintu tanpa memberi tahu nya terlebih dahulu.
"ehh iyaa mas, itu temen kerja aku"
ucap nina yang agak sedikit panik memikirkan status sebenarnya pria itu
nina pun menghampiri joko dan menunjukan isyarat panik ke joko
joko hanya tersenyum
tak lama mereka berbincang di depan pintu
lalu nina menyuruh joko duduk di ruang tamu
suami nina pun meninggalkan mereka berdua di ruang tamu untuk pergi keruang tengah
pembicaran nina dan joko mulai terbuka
"kok ga bilang bilang mau main ke sini mas "
ucap nina dengan nada berbisik
"lagi kangen aja ama memek kamu sayang"
ucap joko dengan nada yang agak keras
nina pun mengangkat jari telunjuk nya ke bibirnya mengisyaratkan untuk janga keras keras
"ihh nakal kamu mas, jangan smpe kedengeran suami aku mas"
ucap nina sambil wajahnya berubah merah
"abis aku udah ga tahan sayang hehe"
ucap joko lagi
tiba tiba ketika obrolan sedang panas panasnya pintu rumah nina di ketuk lagi
assalamualaikum
terdengar suara wanita yang lembut dari luar pintu
wa alaikum salam
jawab nina dari dalam sembali beranjak membukakan pintu
"aiih teteh apa kabar lama ga jumpa yaaa "
ucap wanita yang datang itu sambil memeluk nina
"iya winda udah besar ya sekarang. jadi pangling"
balas nina sambil membalas pelukan keponakan nya itu
"ya udah besar atuh teh kan udah mau nikah juga, teteh mah menganggap aku kecil terus ihh"
balas winda sambil menunjuk kan cincin yang melingkar di jari manisnya
perbincangan mereka pun panjang hingga ke ruang tamu rumah nina hingga kini joko seperti tidak begitu di perhatikan oleh mereka berdua
"ehhmmmm. saya izin pulang aja ya nin, jadi ga enak ganggu temu kangen nya"
ucap joko dengan nada yang agak bete
"eh iya mas, maaf mas kenalin ini keponakan aku, namanya winda "
ucap nina yang sadar akan bete nya joko
winda dan joko pun saling berkenalan sambil tuntu tidak bersentuhan karena winda juga nampak wanita yang sangat solehah
dia memakai jilbab panjang berwarna coklat dengan kaca mata yang agak tebal menghias matanya, gamisnya juga panjang hingga kaki ditambah kaus kaki hitam yang menutup kakinya
bahkan winda selalu memakai cadar walau saat tiba di rumah nina cadar itu diturunkan
winda baru dilamar oleh ikhwan tampan sebulan yang lalu di daerah bandung. namun karena kantor nya berpindah cabang ke jakarta memaksa dia untuk tinggal kos di jakarta baru baru ini.
itulah yang mendorong winda untuk silaturahmi ke rumah nina karena memang mereka sudah lama tidak bertemu
"win mau tolongin teteh ga? ni temen teteh belum di bikinin minum dari tadi. kamu mau ga bantu teteh bikinin minum, itu gelasnya ada di rak ama sirupnya ada di kulas"
ucap nina
winda hanya mengangguk sambil beranjak menuju kulkas yang ada di ruang tengah
suami nina mulai tersadar jika ada tamu lain yang datang, dia pun keluar kamar dan menegur winda
"eh winda kok baru Dateng udah bikin minum sendiri, emang nina kemana"
ucap suami nina dengan nada heran
"eh iya om, itu teteh lagi sibuk diskusi soal kerjaan sama temenya di depan"
ucap winda polos
sementara di ruang tamu
"kok gelang kaki yang aku kasih kamu ga pake? padahal kamu janji mau pake terus walau suami kamu ga setuju"
ucap joko sambil mulai mendekat ke nina dan mulai meraba pergelangan kaki nina yang tertutup kaus kaki coklat
"ehh iya mas, suami aku marah besar soal gelang kaki itu, katanya aku kalo pakai gelang kaki kaya wanita ga bener. jadi gelang kaki nya aku simpan"
ucap nina dengan nada memelas sambil tak henti celingukan karena posisi mereka sangat dekat sekarang
"jadi kamu lebih milih suami kamu daripada aku, yasudah aku pulang sekarang"
ucap joko sambil beranjak dari sofa
"maaf mas, aku pakai deh sekarang demi kamu mas"
ucap nina sambil memohon kepada joko
joko tak menjawab dan pergi menuju pintu depan
tanpa sadar dari ruang tengah suami nina memperhatikan peilaku nina yang seperti memohon kepada pria asing itu dan membuat rasa penasaran nya meningkat
suami nina dengan cepat jalan ke depan menghampiri nina yang masih terus memohon ke joko hingga tanpa sadar air mata nina menetes
"hei kamu apakan istriku"
ucap suami nina mencoba ikut campur
"lo tanya aja ama bini lo tu, sekalian lo tanya gimana enaknya ngentot ama kontol gede"
ucap joko sambil beranjak pergi dari rumah nina
wajah suami nina merah padam mendangat kalimat terakhir yang di utarakan oleh joko
pandangannya kini berubah tajam ke nina menunggu penjelasan soal semua ini