Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Jessica Veranda's Graduation: The Story Behind (Update Feb 2023)

Lanjutin gak nih?

  • Cukup Gan! Bosen baca fiksi Ve melulu. Mending bikin cerita yg baru

    Votes: 187 13,4%
  • Lanjut Gan! Ve harus ML sama cowok jelek lain

    Votes: 573 41,0%
  • Lanjutin! Asiknya Ve main bertiga sama cewek cantik lain

    Votes: 637 45,6%

  • Total voters
    1.397
Bimabet
Atau mungkin cakupannya diperluas
Jadi member2 yang udah grad kayak sendy ariani,dhike,melody,nabilah mengalami kesulitan bertahan di industri hiburan,jadi merrka terpaksa harus melayani artis2 senior & sutradara trus endingnya dipaksa orgy
 
Kyaah!! Demi karir, semangat terus "main" dibelakang layarnya, Veranda:kpenuh:

ditunggu sangat lanjutannya suhu, semoga konflik batinnya nona yang satu ini semakin dalam dan kompleks selama meniti karir di chapter-chapter berikutnya :beer:
 
Terakhir diubah:
Worth to wait ceritanya hu

Ditunggu selanjutnya dan gengbeng ve nya sampe kelojotan:tegang:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Sambungin sama gradnya Melody huu, perkosa juga itu si Nabilah yang semok.. Syukur di anal brutal
 
TOP pakek bgt suhu ceritanya, di tunggu veranda main sama orang kyk gitu lagi kalaupun bisa di tambahkan yang barusan grad si nabilah hehehehe
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Chapter 3

21980588_337353450068398_7382075683968647168_n.jpg

Apa yang terjadi di studio Young Lex malam itu adalah khilaf semata. Meskipun setelahnya si rapper kulit hitam jadi rajin menelepon Ve atau mengirim chat berisi kata-kata mesra, tapi Ve tidak pernah menjawabnya satu kali pun. Setelah sebulan penuh dicuekin, Young Lex sadar atas keputusan Ve yang menjauhinya. Young Lex pun menyerah untuk merebut hati Ve.

Ve sendiri sedikit lega karena Young Lex menyerah dengan mudah. Sebab di lubuk hatinya, Ve menyesal kenapa bisa dengan mudah terpancing untuk menaklukan Young Lex. Kalau memang dia sampai merelakan tubuh indahnya dinikmati demi karir, Ve masih bisa paham. Tapi apa yang terjadi di studio itu hanya disebabkan oleh ego Ve semata. Dan Ve hampir melakukan blunder akibat egonya.

Setelah Ve pikir-pikir, semua ini terjadi karena Ve terlalu percaya diri atas status 'idol' yang disandangnya. Dia kira dengan fan based yang dimilikinya, Ve bisa dengan mudah melanjutkan karirnya sebagai artis. Tapi kenyataannya, meski berita 'graduation'-nya sempat menjadi headline dimana-mana, tawaran yang datang ternyata tidak banyak.

Lulus dalam waktu berdekatan dari dari kampus dan grup JKT48 membuat Ve sempat kesepian. Dia jadi sering menonton acara TV karena saking gak ada kerjaannya. Saat tangannya menggonta-ganti channel TV dengan malas, Ve menyadari sesuatu.

Hmmm....

Ada beberapa artis yang ternyata punya acara sendiri. Uya Kuya punya acara Rumah Uya. Sule punya acara Ini Talkshow.

Ve tahu bahwa nama mereka sudah 'besar duluan' sebelum acara itu ada. Tapi banyak selebriti lain yang namanya justru dibesarkan oleh acara yang mereka bawakan, lihat saja Mamah Dedeh atau Vega-nya bukan Empat Mata. Selebritis tidak hanya penyanyi dan bintang sinteron. Jadi pembawa acara juga bisa bikin terkenal kan?

Mungkin ini jalur yang cocok untuk Ve.

-----

Siang itu Ve baru saja shooting acara Ini Talkshow. Saat kerumunan penonton sudah selesai meminta foto bersama dengan host dan bintang tamunya, Ve mencari cara untuk ngobrol berdua dengan Sule selaku pemilik acara.

Ve berjalan menuju ruang makeup utama yang berada di ujung koridor. Di depan pintu, sayup-sayup Ve mendengar suara tawa dan obrolan 3 orang yang berada di dalamnya.


20688760_732327880297105_5944830518347431936_n.jpg

"Tuh kan, Kang Sule mah becanda mulu!!!" suara manja Maya Septha jadi yang pertama di dengar Ve.

"Tapi beneran May... Kamu tuh kenapa sih nggak mau lanjut dikontrak full satu tahun?" kali ini terdengar suara cempreng seperti Suneo. Itu pasti Sule.

"Ya kan aku udah bilang! Suami aku tuh cemburu tau sama Kang Sule! Makanya dia ijinin aku ikutan shooting Ini Talk Show kalo dia bisa ikutan doang... Kalo misalnya nih aku dikontrak full, terus jadwal shootingnya pas dia lagi ga bisa nganterin gimana?"

"Ya kan biasanya juga aku yang nganterin? Paling pulangnya mampir dulu ke apartemen kayak biasa hahaha..."

"Tuh kannn... Kang Sule mah nyebelin ih"

"Hahahaha... elu rese banget sih Le. Digebukin lakinya Maya baru tau rasa lo!" akhirnya suara Andre terdengar juga.

"Ya abis Mayanya juga doyan, ya gue bisa apa coba? Hahahaha..."

"Aaaahhh... Kang Suleee bandel ih!"

Ve menelan ludah mendengar percakapan mereka bertiga.

"Tapi serius deh May, kita butuh banget satu karakter tetap!" sahut Andre sekali lagi.

"Ya kan sekarang udah ada Mas Tukul?" jawab Maya. "Kenapa bukan dia aja yang dijadiin karakter tetap?"

"Masalahnya si Tukul itu bayarannya mahaaaaalll..." sahut Sule.

"Udah mahal, jelek lagi mukanya," timpal Andre

"Makanya daripada bayar Tukul mahal-mahal mending buat bayar kamu May.. Cantik.. penonton banyak yang suka" lanjut Sule. "Tolong dipikirin baik-baik deh. Ini duitnya lumayan banget lho May."

"Iyaaa.. nanti aku bujuk suami aku deh..."

"Nah gitu dong.."

"Yaudah Maya pulang dulu deh. Suami aku udah nungguin."

"Kok pulang? Belum juga ganti baju?"

"Ya gimana mau ganti baju kalo di sini ada Kang Sule sama Mas Andre?"

"Yaelah kayak kita gak pernah lihat Maya telanjang aja, ya nggak Le?"

"Aaahh.. Mas Andre! Bandel ih!"

Suara tawa masih terdengar dari dalam ruang makeup utama. Tapi Ve merasa sudah terlalu banyak mendengar. Perlahan-lahan dia membalikkan badan dan berjalan menuju ruang makeup bintang tamu.

-----

Sambil membersihkan makeupnya, otak Ve mencerna isi percakapan 3 orang barusan.

Saat ini Sule sedang mencari satu orang untuk mengisi acaranya secara tetap. Kandidat utama Maya Septha terganjal ijin suami yang cemburu sama Sule. Dan tampaknya memang Sule memang ada affair dengan Maya. Sementara kandidat kedua adalah Tukul yang sudah punya nama besar, tapi minta bayaran yang besar pula.

Berarti yang perlu Ve lakukan adalah... menjadi orang ketiga, eh, kandidat ketiga. Sebagai artis pendatang abru, bayaran Ve pastinya tidak semahal Tukul. Tapi secara fisik... Ve tidak kalah manis dari Maya. Oke, sekarang tinggal memikirkan bagaimana caranya...

"DOR!"

Ve yang sedang melamun terlompat kaget.

"Awas kesambet Hahahaha..."

"Kang Sule ngagetin aja hahaha..."

"Sorry ya Ve, abisnya kamu cantik-cantik tapi malah bengong gitu jadi pengen godain."

"Ih, dasar Kang Sule iseng banget. Kang Sule belum pulang?"

"Ini baru mau pulang. Abis Andre sama Maya juga udah pada pulang. Cuma tadi pas lewat sini ngeliat kamu lagi bengong..."

Mungkin inilah saatnya? Mumpung cuma ada Ve dan Sule saja di ruangan ini. Ve pun memberanikan diri untuk menyampaikan niatnya.

"Eh Kang Sule, mbak Maya tuh gimana ceritanya bisa jadi co-host di acara Kang Sule sih?"

"Hmm.. gimana ya? Panjang juga sih ceritanya. Emang kenapa gitu?"

"Yaa... aku kagum aja.. Aku kepingin gitu.. bisa jadi pendamping acara tetap.. apalagi acara TV gede kayak acaranya Kang Sule."

"Hoo.. gitu...'"

"Iya aku tuh tiap nonton TV kayak selalu kepikiran, mungkin gak ya... pas Mbak Maya lagi cuti hamil atau berhalangan, terus aku yang gantiin gitu... hahaha.. tapi ya nggak mungkin lah ya..."

"Yaa.. mungkin aja sih Ve. Tapi ya, harus dapet approval dulu sama bos-bos di sini"

"Hoo gitu.. tapi kalo Kang Sule sendiri gimana?"

"Gimana apanya?"

"Yaaa... gimana menurut Kang Sule? Aku bisa nggak sih jadi penggantinya Mbak Maya?"

"Ya.. harusnya bisa sih. Kamu kan cantik, akting mah bisa dipoles.. Yang penting tuh chemistry-nya..."

"Eh gimana tuh cara bangun chemistry-nya?"

"Seiring berjalannya waktu pasti tumbuh sih. Tapi kalo mau cepet ya mesti sering-sering jalan bareng, lebih intim gitu..."

"Aku mau dong diajarin cara numbuhin chemistry sama Kang Sule..."

"Hmm.. Saya sih mau aja ngajarin kamu tapi sayangnya sekarang... saya gak ada waktu. Saya harus makan siang dulu, soalnya ada meeting sama direktur 2 jam lagi."

"Kalau Kang Sule mau, kita bisa makan siang bareng sambil pelan-pelan bangun chemistry..."

"Boleh. Yuk, saya tahu restoran enak deket sini."

-----

DMpbJXcVwAcelUP.jpg

Ve tidak heran ketika mobil yang dikendarai Sule berbelok ke apartemennya. Bahkan harusnya Sule tidak perlu berbohong dengan bilang "saya suka banget soto betawi di restoran apartemen saya ini. Menurut saya paling enak se-Jakarta" karena Ve sudah mengerti apa yang Sule rencanakan.

Saat mereka makan bersama pun terlihat jelas bahwa Sule pura-pura meneteskan kuah soto ke celananya. "Duh, jadi kotor deh. Nanti kita ke atas dulu ya ke kamar saya. Gak enak meeting sama bos pakai celana kotor. Nanti dikira noda macem-macem lagi ya Ve? Hehehe..."

"Iya Kang... hehehe..." Ve cuma ikut tersenyum.

Di lanta 11, di kamar Sule. Ve duduk manis di tepi tempat tidur sementara Sule mengintip Ve yang masih memandangi sekeliling kamarnya. Enaknya gimana ya? Langsung serang aja, atau pancing dulu?

"Kok celananya belum dilepas, Kang?" Ve bertanya dengan polos.

"Eh, ng..." Sule gelagapan saat dirinya ketahuan mengintip Ve.

"Katanya mau ganti celana? Kok belum dilepas?"

"Iya.. gak ada celana lagi nih Ve. Belum diambil dari laundry"

"Nah, terus gimana dong? Nanti ditanyain lho, kenapa celananya kotor... Kang Sule abis jalan sama aku lagi... nanti Kang Sule dikira abis macem-macem sama aku lho..." Ve sengaja menggoda Sule yang salah tingkah.

"Hmm.. enggak lah.. gak mungkin lah mereka nuduh kita kayak gitu"

"Hahaha.. becanda kok Kang..." Ve tidak bisa menahan ketawanya melihat muka Sule memerah. "Kang Sule ada sikat gigi gak?"

"Hmm.. ada"

"Aku pinjem satu, boleh?"

"Boleh. Nih."

Menerima sikat gigi dari Sule, Ve menuju wastafel dan membasahi kepala sikatnya. Tapi bukannya mengoleskan pasta gigi, Ve justru menuangkan sabun cair ke atas bulu sikat gigi.

"Sini deh Kang," Ve meminta Sule mendekat. "Ini gak bisa 100% ngilangin nodanya sih.. Tapi lumayan berkurang lah..."

Ve menyikat celana Sule di bagian yang terkena noda, 3cm dari retsleting celana. Sule makin salah tingkah melihat Ve berjongkok di depan selangkangannya.

"Hmm.. Ve, biar saya aja yang..." ucap Sule dengan nada bergetar.

"Udah gapapa Kang," jawab Ve. "Kang Sule rileks aja."

Mereka menghabiskan menit berikutnya dalam diam, hanya suara gesekan antara sikat gigi dan celana Sule yang terdengar di kamar itu.

"Ini kok gak hilang-hilang ya?" Ve mengernyitkan alisnya melihat celana Sule tetap bernoda.

"Nodanya udah nembus kali Ve, meresap ke kain."

"Hmm... bisa jadi. Sebentar ya Kang, saya mau bukain dulu..." sesaat setelah minta ijin, Ve langsung menurunkan retsleting celana Sule dan membalik bagian kain yang bernoda. "Wah iya nih, nembus. Aku sikatin juga ya..."

Melihat kelakuan Ve yang berani, Sule seperti mendapat lampu hijau. Dia mengusap rambut di kepala Ve dengan lembut.

Diperlakukan seperti itu membuat Ve mendongak menatap mata Sule yang memandangnya dari atas.

"Bersihin celanda dalam saya sekalian Ve, kayaknya nodanya tembus sampai situ deh," pinta Sule sambil memberi kode.

Ve hanya tersenyum dan menyikat celana dalam Sule.

"Au! Geli.. hahaha" kata Sule sambil nyengir. Kepala penisnya terasa ngilu saat disikat oleh Ve.

"Lebih geli mana sama ini?" tanya Ve sambil mengecup area celana dalam Sule yang menggembung.

"Sshh.. kalo yang ini bukan geli, tapi enak.." jawab Sule sambil mendesah. "Isepin Ve.."

"Tapi Kang Sule janji dulu..." pinta Ve dengan manja

"Janji apa sayang?" tanya Sule tidak sabaran.

"Kang Sule harus bantuin aku jadi pengganti Mbak Maya..."

"Hmm.. gimana ya..."

"Kalo Kang Sule gak mau bantu, aku juga ga mau bantuin Kang Sule"

Takut mangsanya lepas, Sule langsung mengobral seribu janji manis.

"Oke, oke. Nanti saya bantu."

"Bohong ih!" goda Ve sambil menggigit sedikit ujung kepala penis Sule yang masih terbungkus celana dalam.

"Duh.. jangan digigit sayang, ngilu."

"Makanya jangan bohong."

"Beneran, nanti saya meeting sama direktur TV. Nanti saya sekalian share ke dia deh ya..."

"Gitu dong.." sahut Ve dengan ceria.

"Sekarang, kamu cepetan telanjang Ve. Kita main cepet aja!" perintah Sule tidak sabaran.

"Enggak mau!" jawab Ve sambil cemberut.

"Kok nggak mau? Kan saya udah janji bantuin kamu?" tanya Sule sambil mengelus kepala Ve skali lagi.

"Aku kasih yang full kalau aku udah tandatangan kontrak." kata Ve bernegosiasi. "Sekarang, aku kasih DP-nya dulu"

Sule baru saja mau bertanya maksud dari 'DP-nya dulu' itu apa, tapi Ve langsung melepas bajunya, memelorotkan celana Sule dan mengocok penis Sule agar ngaceng maksimal.


image_21.jpg

Begitu penis Sule mengacung tegak. tanpa ditunda-tunda, Ve langsung melahap penis yang sudah ngaceng sempurna itu ke dalam mulutnya.

Kepala Ve maju-mundur dengan teratur saat mengoral penis Sule. Sule yang mendapat service tersebut hanya bisa mendongak keenakan menikmati hangatnya mulut artis muda yang baru lulus kuliah ini.

Meskipun statusnya hanya DP, tapi service yang diberikan Ve tidak setengah-setengah. Penis Sule dimasukkan sangat dalam ke mulut Ve sampai seperti tertelan, dan pipi tembem Ve sampai mengempot akibat sepongan ekstra kuat yang dilakukannya. Semua berjalan, tanpa sekalipun penis Sule tersentuh gigi Ve.

Akibatnya tidak sampai lima menit, pertahanan Sule langsung jebol. Dia menjambak rambut Ve agar kepala gadis cantik itu tidak kemana-mana.

Dia cabut penisnya yang mengkilap karena liur, dan langsung menembakkan spermanya ke wajah cantik Ve.

"Aaahhh...."

Dua tembakan pertama sukses mendarat di kening dan mata Ve.

Tembakan ketiga meleset dikit ke pipi kanan Ve yang merona merah muda dan menetes ke payudaranya. Untung Ve sudah buka baju tadi.

Sementara tembakan terakhir mendarat masuk tepat di lubang mulut Ve yang menganga.

Begitu semprotan berakhir, tanpa disuruh, Ve mengulum penis Sule sekali lagi hingga bersih.

"Kamu pinter banget sih?" tanya Sule. "Kontol gue sampai kinclong begini"

"Soalnya kalau netes kena celana, nanti harus aku bersihin lagi. Nanti Kang Sule telat meetingnya" jawab Ve sambil tersenyum.

Saat Sule merapihkan celananya, Ve pergi menuju wastafel untuk membersihkan wajahnya yang belepotan sperma.

Saat Sule memberikan handuk kecil agar Ve bisa mengeringkan wajahnya, Sule seperti tak percaya wajah Ve tetap cantik meski makeup-nya luntur karena habis cuci muka.

"Kang Sule aku langsung pulang aja ya dari sini"

"Oh gitu yaudah."

"Nanti kabarin hasil meetingnya yaa..." pinta Ve sambil mengedipkan sebelah mata.

-----

Malam harinya...


Screen_Shot_2017_11_08_at_12_53_23_AM.png

Malam itu Ve bisa pergi tidur dengan senyum mengembang di wajahnya.

-----

Beberapa hari kemudian, saat sedang membaca novel favoritnya, Ve ditelepon oleh nomor yang tidak dia kenal.

"Halo?"

"Halo ini Ve ya..?"

"Ini.. siapa ya?" Ve seperti kenal dengan suaranya

"Ini aku Maya, asistennya Kang Sule..."

"Oh.. Mbak Maya Septha?"

"Iyak betul sekali cantik... Kamu lagi dimana sayang?"

"Lagi di rumah. Ada apa Mbak May?"

"Ini.. Kang Sule nyuruh kamu dateng ke apartemennya.. masih inget kan tempatnya?"

"Hmmm... masih.. tapi ada urusan apa ya Mbak?"

"Ih kamu pura-pura lupa.. kan kamu sendiri yang janji?"

"Janji? Janji apa?"

"Kemarin kan DP-nya udah kamu kasih ke Kang Sule... sekarang cicilannya harus dibayar dong..."

Ve cukup kaget mendengar ucapan Maya.

"Nnnggg... tapi Mbak, kan perjanjiannya sebelum aku bayar cicilan... Kang Sule harus..."

"Iiih... lama deh. Kontraknya udah ada! Sini kamu langsung tandatangan biar Kang Sule bisa nagih cicilannya ke kamu"

"Iya mbak saya kesana"

"Oke. Dandan yang cantik ya... daaahhh..."

Selesai menelepon, Ve termenung sebentar. Ve tahu inilah jalan yang dia harapkan. Tapi menyerahkan tubuhnya demi karir kok rasanya seperti...

Ah sudahlah. Keputusan sudah diambil. Ve harus berani menjalaninya. Toh ini semua demi karir Ve sebagai artis.

-----

Sampai apartemen Sule, Ve harus menunggu agak lama di lobi karena hanya penghuni yang bisa mengakses lift. Sayangnya tidak ada AC di ruang tunggu lobi yang membuat suhu udara jadi agak panas.

Saat Maya datang menjemput, Ve buruh-buru ikut ke lift sebelum dirinya mandi keringat. Di dalam lift, mereka tidak ngobrol sepatah kata pun. Beberapa penghuni apartemen yang kebetulan satu lift dengan mereka pun hanya berani lirik-lirik saja tanpa berani berkata apa-apa. Di dalam lift itu Ve jadi kepikiran: kalau Maya pegang access card apartemen Sule, berarti dia sudah sering.....

TING!

Pintu lift terbuka dan mereka langsung menuju apartemen Sule.

"Yuk masuk" ajak Maya sambil membukakan pintu.

"Kang Sulenya mana?" tanya Ve basa-basi.

"Ih, mau langsung main aja. Taro tas dulu kali..." goda Maya.

"Ih, bukan... aku cuma nanya doang..." sahut Ve malu.

"Hahaha.. iya becanda kok. Kang Sule lagi mandi"

Dari kamar mandi, memang terdengar bunyi orang sedang mandi di bawah shower.

"Ve kamu mau minum apa? Teh? Kopi? Sirup? Anget-anget apa dingin-dingin?"

"Hmm.. apa aja deh Mbak, yang penting dingin."

"Gerah ya di luar?"

"Iya, lumayan"

Ve memperhatikan isi kamar apartemen bertipe studio itu. Di atas kasur terdapat beberapa scarf dari bahan sutra yang membuat Ve teringat akan adegan di novel Fifty Shades of Gray.

"Silakaann...." sahut Maya saat menyajikan minuman

"Terima kasih Mbak" ucap Ve lalu meneguk habis isi gelasnya.

Maya menaruh gelas kosong milik Ve ke atas meja, lalu berbalik dan memandang Ve sambil bersandar di meja.


22794244_1371432266296530_4526268473348718592_n.jpg

"Ve kamu kok mau sih sama Kang Sule?"

Tiba-tiba diberi pertanyaan seperti itu, Ve jadi bingung. "Mbak sendiri kenapa mau sama Kang Sule?"

"Kok balik nanya sih? Yaudah kita ganti-gantian jawab deh. Tapi kamu duluan yang jawab. Gimana?"

"Oke deh." jawab Ve. "Kalo aku ya.. demi karir aja Mbak."

"Emang ga ada jalan lain?"

"Ya.. aku udah coba, deketin artis lain, tapi nggak berhasil"

"Artis lain? Siapa?"

"Hmm.. Young Lex"

"Siapa?"

"Young Lex. Penyanyi rapper gitu"

"Oh yang temennya Awkarin???"

"Iya hehe.."

"Yaelah ngapain kamu deketin dia?"

"Yaa namanya juga usaha Mbak.. aku kan belum tahu habis aku graduate bagusnya gimana. Tadinya kupikir aku mulai merintis karir lewat jalur digital dulu.."

"Yaa.. iya sih... tapi sayang aja. Mereka tuh banyak gaya tapi gak profesional tahu. Gak bakalan besar deh, paling heboh sesekali doang"

"Iya makanya aku ga jadi join mereka"

"Tapi kamu... sempet ML juga sama Young Lex?"

"Eh, kok Mbak terus sih yang nanya? Katanya gantian?" sahut Ve berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Hoo... berarti udah ML ya sama dia.. gila bandel banget kamu Ve. Kirain anak JKT48 tuh alim-alim ya.. ga ada yang pacaran.. ternyata nakal..." sindir Maya.

"Gak semua kayak gitu kok Mbak," jawab Ve malu-malu. "Akunya aja yang bandel. Kalau Mbak Maya sendiri gimana? Kok bandel-bandelan sama Kang Sule?"

Maya berjalan mendekati Ve sambil mengingat-ingat "Aku? Aku sih ya... sama kayak kamu. Tadinya kepingin tenar.. eh, keenakan.."

"Keenakan gimana?" tanya Ve sambil memundurkan badannya. Kini wajah Maya berada sudah berada 10cm dari hadapannya.

"Keenakan kayak gini" jawab Maya sambil tiba-tiba mencium bibir Ve dan meremas toketnya.


22710199_202274520315408_5621860505380454400_n.jpg

"MMmmhhh...." Birahi Ve langsung terpancing. Tubuhnya memanas. Dengan spontan dia membalas pagutan di bibirnya dan membiarkan Maya meloloskan kaosnya.

"MMmhhhh...aahhh..." Maya melepaskan ciumannya sambil tersenyum. Efek obat yang dia campur ke minuman Ve barusan tampaknya mulai bekerja.

Sambil mengatur napas, Ve bertanya sekali lagi "Emang main sama Kang Sule seenak itu ya Mbak?"

Maya mengangguk. Tanpa perlawanan, dia melucuti BH yang Ve pakai. Membuat Ve kini bertelanjang dada.

"Aku sampai mulai rajin bohongin suami demi bisa bobo bareng Kang Sule," jawab Maya. Tangannya mengambil salah satu scarf yang ada di kasur dan mulai memilinnya. "Ve, Kamu lagi subur gak?"

"HAH? Emang kenapa Mbak?"

"Awas dihamilin lho... kayak aku.."

"HAH?"

"Iya. Kemarin tuh aku ngelahirin anak yang bukan dari suamiku"

"Aku biasanya minum morning pill aja sih Mbak buat pencegahan."

Maya tersenyum dan berdiri di hadapan Ve. "Aku juga dulu gitu. Tapi kan bobok barengnya sampai 3 hari. Gak dikasih kesempatan buat beli obat. Jadi dedek bayi deh..."

"Duh, aku takut mbak" ucap Ve sambil sekali lagi memundurkan badan karena Maya melakukan hal yang mencurigakan.

"Hamil tuh enak lho Ve..." bisik Maya di telinga Ve. "Apalagi ML pas lagi hamil.. kamu mesti cobain."

"Duh jangan deh Mbak. Belum siap."

"Mesti siap dong..." bujuk Maya sambil mengecup leher Ve. "Kan hari ini kamu lagi masa subur..."

"Masa suburnya kemarin sih, Mbak. Tapi biar aman aku beli obat dulu ya.." ujar Ve sambil berusaha melepaskan diri dari dekapan Maya.

"Eitt.. nggak boleh..." sahut Maya sambil melilitkan scarfnya ke tangan Ve dari belakang.

"Duh.. mbak kenapa aku diiket?" Ve heran kenapa Maya bisa dengan cepat mengikat kedua tangannya ke belakang punggung. Ikatannya pun cukup kuat.

"Biar nggak bisa kabur" jawab Maya sambil menutup mata Ve dengan kain scarf yang lain.

"Mbak kenapa mataku ditutup segala?"

"Iseng aja hehe... belum pernah kan main perkosa-perkosaan? Cobain ya..." sahut Maya sambil melepaskan rok dan celana dalam yang Ve kenakan.

Suara shower di kamar mandi sudah berhenti. Terdengar bunyi langkah kaki mendekat.

Ve diposisikan oleh Maya agar menungging di ujung kasur, tanpa bisa melihat Sule yang mendekatinya dari belakang.

PLAKKK!!

"AAAH!" Pantat Ve ditampar dengan keras sampai terasa panas. Tapi anehnya tamparan itu malah membuat vagina Ve jadi becek.

Dengan wajah terbenam di kasur, Ve hanya bisa menebak-nebak apa yang Maya dan Sule lakukan di belakangnya.

"AAhh!" vagina Ve dijilati dari belakang. Entah oleh Sule atau Maya tapi rasanya enak sekali.

Ve tidak sadar minumannya sudah dicampur obat perangsang oleh Maya. Obat itu membuat Ve tidak bisa berpikir jernih dan pasrah-pasrah saja disuruh berpose nungging oleh Maya.

"Siap-siap ya Ve... Tahan dikit. Yang ini agak gede soalnya"

Ada sesuatu yang menyentuh belahan vaginanya. Ukurannya lebih besar dari jari tangan, jadi kemungkinan besar itu penis milik Sule.

Ve merasa penis itu membuka lebar-lebar vaginanya. Penis ini jauh lebih besar dari milik Young Lex atau Pak Ujang. Selain besar penis ini juga... panjang banget. Bahkan sebelum selangkangan mereka beradu, ujung kepala penis itu sudah mentok duluan ke rahim Ve. Sempat mengatur posisi sebentar, penis itu menerobos lagi semakin dalam hingga ujungnya.

Baru sekali tusukan, vagina Ve sudah banjir tidak karuan. Ve tidak menyangka jika di balik tubuh kerempeng Sule ternyata ada penis berukuran XXL.

Pantat Ve dicengkeram erat-erat dari belakang, pertanda vaginanya akan digenjot sebentar lagi.

Dimulai dengan gerakan mencabut perlahan yang membuat bibir vaginanya monyong keluar, penis itu kembali didorong masuk hingga menggesek seluruh dinding rongga kewanitaan Ve.

Cabut. Tusuk. Cabut. Tusuk. Cabut. Tusuk. Cabut. Tusuk.

Tidak bisa menahan nikmat yang begitu dahsyat. Ve langsung orgasme dipompaan kelima.

"MMMMMhhhhhh....''' raung Ve sambil membenamkan mulutnya di kasur agar suaranya tidak terlalu kencang.

Mendadak wajah Ve diangkat, dan bibir Ve dicium mesra oleh Maya. Sementara di belakang, selangkangannya terus dipompa oleh penis terbesar yang pernah dirasakan Ve.

Tanpa ampun penis itu mulai meningkatkan kecepatan pompaannya. Maya melepaskan penutup mata Ve dan membiarkan mantan center JKT48 itu melihat adegan threesome yang dia jalani dari pantulan cermin besar di ujung kamar.

Ve terkejut melihat yang memompa penisnya bukanlah Sule, tapi Tukul. Meski memakai topeng, tapi dari bentuk bibir dan model rambutnya Ve tahu betul kalau pria yang sedang menikmati tubuhnya adalah Tukul. Tapi kenapa Tukul memakai topeng? Kenapa Maya juga memakai topeng?

Jangan-jangan...

Ve menegok ke sebelah cermin, di atas TV ada kamera dengan lampu merah yang menyala sedang merekam aksi persetubuhan mereka bertiga. Dan sayangnya, hanya wajah Ve saja yang tertangkap jelas karena tidak ditutup topeng.

"Mbak? Ooohh... Kennnapaaa aahhh?"

"Hsss..." sahut Maya sambil meletakkan jari telunjuk di depan bibir Ve.

"Yang bilang aku ketagihan kontolnya Kang Sule tuh siapa? Dia mah kecil, gedean juga punya suami aku..." kata Maya sambil menatap wajah melas Ve. "Nah, kalo kontolnya Mas Tukul tuh.. baru deh bikin nagih. Enak kan?"

Memang enak. Ini penis terenak yang pernah Ve rasakan. "Tapi mbak? Ohh... Katanya Kangggg Sule yangggg... auch, oh! oh! oh! aaahh..."

Tanpa menunggu desahan Ve mereda, Maya lanjut menjelaskan.

"Aku udah capek-capek bujuk Kang Sule buat masukin Mas Tukul ke acaranya, eh kamu malah nyelak antrian. Pakai cara nakal lagi. Itu artinya kamu harus dihukum sayang..."

"Mbak, aku ahh... nggak tahu... hahh.. kalo mbak ahhh... sama masss...Tukul...ahh..."

"Ya emang ga ada yang tahu. Suami aku aja nyangkanya aku ada affair sama Kang Sule. Ya ada sih dikit. Tapi yang affairnya banyak ya... sama Mas Tukul..."

"Balikin badannya May!" perintah Tukul sambil mencabut penisnya.

"Udah mau keluar ya, Mas? Sebentar ya..."

Maya mengambil bantal dan meletakannya di tengah kasur. Ikatan di tangan Ve kini dilepas agar tubuh Ve mudah diatur posisinya oleh mereka berdua dengan pinggul Ve menindih bantal. Ini posisi yang banyak disebut orang untuk melancarkan proses pembuahan; atau dengan kata lain penghamilan.

Tubuh Ve sangat lemah dan hanya bisa pasrah. Matanya berair dan cairan cintanya mengalir turun di paha putihnya. Dengan mudah, Tukul memposisikan diri di antara kedua kaki jenjang Ve yang mengangkang.

Maya turun dari kasur dan mengambil kamera dari atas TV.

"Mas Tukul, aku nyalain audionya ya..."

Tukul hanya mengangguk.

Maya menutup mulutnya dengan kain, lalu mulai merekam Ve. Dimulai dari ujung kaki, bergerak pelan ke atas merekam kemulusan betis kencang, paha mulus, selangkangan dengen bulu tipis yang terawat, perut yang rata, payudara yang berukuran sedang tapi bulat dan kencang, pentilnya yang berwarna coklat muda, hingga terakhir wajah Ve yang terangsang.

Ve berusaha memalingkan muka tapi Maya mencengkeram dagunya dan mengarahkan wajah Ve agar menatap kamera.

"Halo pemirsa!" ucap Maya dengan suara tertahan kain. "Jumpa lagi dengan Jessica Veranda, mantan anggota JKT48. Kali ini.. Ve sedang menjalankan program hamil nih. Disimak baik-baik ya.. proses pembuahan artis idola kita semua: Jessica Veranda!"

Kamera yang dipegang Maya diarahkan menyorot menjauh dari wajah Ve. Pelan-pelan kamera itu berpaling ke arah selangkangan Ve, dimana ujung kepala penis Tukul sudah siap melakukan penetrasi sekali lagi.


vejkt.jpg

"Wuih... lihat pemirsa! Besar sekali ya kontolnya! Kira-kira muat nggak ya di memek Veranda? Mari kita saksikan.."

Ujung kepala penis Tukul mulai menyeruak masuk, menyebabkan Veranda merintih nikmat.

"Au! Ssshh..."

"Dengar pemirsa! Veranda sampai mendesah! Wahh... Veranda kamu senengnya dicoblos pake kontol gede ya? Udah berapa kontol yang nyoblos memek kamu Ve?"

Ve tidak menjawab satu pun pertanyaan yang dilontarkan Maya. Dia sibuk mendesis menahan nikmatnya tusukan penis Tukul.

"Wahh... amblas pemirsa! Kontol yang begitu besar tadi bisa masuk semua ke memek Veranda.. duh.. jebol nggak ya memeknya Veranda? Kasian suaminya nanti, dapet barang second. Sudah longgar."

Hati Ve sebetulnya sakit, tapi vaginanya terasa begitu nikmat. Apalagi ketika Tukul mulai memompa penisnya secara teratur.

Maya tampak senang sekali merekam desahan Ve. Gadis malang itu hanya bisa mengerang nikmat sambil menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kana dengan harapan bisa mengurangi sedikit eknikmatan yang dia rasakan.

"Oiya pemirsa! Ada yang mau ringtone spesial dari Veranda nggak? Mau dong pastinya! Yuk, kita rekam bareng-bareng! Ini dia ringtone spesial persembahan Veranda untuk para fansnya!"

Tepat setelah Maya berkata seperti itu, Tukul langsung meningkatkan kecepatan pompaannya yang mengakibatkan Ve mengerang tidak karuan.

"AUH! AUH! AUHSSS!! HHASSHHH AH! AH! AH! AH! OH YESS.. AH! AH! HAUNGGGG....NGAAAHHH.. AAH! AAH! AAH! AAH! AHH! HNGGGGGG....OOOOOooooooOOOOOOoooooOOOOHHHHHHHH!"

Orgasme yang dirasakan Ve sungguh dahsyat sehingga membuat gadis cantik itu tidak bisa mengontrol suaranya. Punggungnya bahkan melengkung ke belakang membuat payudaranya membusung ke atas.

"Wuaah.. mantap sekali ringtonenya pemirsa! Terima kasih ya Ve... sudah mau bagi-bagi ringtone buat fans setia kamu... Sekarang... sebagai tanda terima kasih... kami akan mempersembahkan... seorang buah hati untuk Ve..."

Ve yang mendengar ucapan Maya langsung menyadari bahaya yang mengancam. Tadi Maya sudah membocorkan rencana Tukul yang ingin membuat Ve tidak sempat minum morning pill agar dirinya hamil.

Karena panik, otot vagina Ve pun menegang, membuat Tukul merasakan penisnya dijepit semakin kencang. Beberapa detik lagi, Tukul akan mencapai puncaknya. Dia bersiap-siap memberikan tusukan terakhir yang paling dalam, hingga mentok ke ujung rahim Ve.

"Kita lihat tampaknya pejantan kita sudah mau keluar.." sahut Maya memberikan komentar. "Mari kita doakan sama-sama, agar bibit yang disemburkan ke rahim Veranda bisa menjadi anak yang cantik seperti ibunya, kulit yang putih seperti ibunya, mulus seperti ibunya, seksi seperti ibunya, dan yang pasti... binal seperti ibunya..."

Ve merasakan orgasmenya datang kembali dan membuat penis Tukul semakin lancar memompa vagina Ve. Tapi Tukul tidak memberikan waktu untuk Ve sekedar mengambil napas. Dia terus memompa sekuat tenaga dan memberi kode berupa anggukan kepala ke Maya.

"Yuk kita hitung mundur proses kehamilan Veranda sama-sama..."

"5....."

"4....."

"3....."

"2....."

"1.....!"

"HAPPY PREGNANT!!!" teriak Maya dengan lantang, berbarengan dengan Tukul yang mendorong penisnya dalam-dalam hingga pangkal pahanya mentok dengan selangkangan Ve.

Ve merasakan vaginanya disemprot berkali-kali dengan kuat. Saking kuatnya semburan sperma dari penis Tukul bahkan sampai terasa seperti ada menyundul atau menyentil di dalam sana.

Seperti robot yang korslet, tubuh Ve kini bergetar dan mengejang tak karuan karena orgasme yang kembali datang. Matanya cuma terbuka setengah dan hanya kelihatan bagian putihnya saja.

Tentu saja semua adegan itu tidak luput dari rekaman kamera Maya.

Tukul tidak cepat-cepat mencabut penisnya. Dia menikmati betul setiap denyutan yang diberikan vagina Ve, yang membuat penisnya terasa seperti dipijat-pijat nikmat.

Ketika Maya mulai mengarahkan kamera ke vagina Ve, Tukul pelan-pelan mencabut penisnya. Saat tinggal kepala penisnya saja yang masih tertanam, Maya melakukan zoom dan....

PLOP!

Terdengar bunyi khas saat kepala penis itu terbebas dari liang surgawi milik Ve. Karena tidak ada lagi yang menyumpal, lelehan cairan putih dan kental pun mulai merembes keluar dari belahan vagina Ve.


ve3a.jpg

"Demikian acara kita kali ini. Sebagai penutup, yuk kita tanya kesan dan pesan dari artis bokep kita kali ini! Tolong Mas microphone-nya dikasih ke Ve..."

Yang dimaksud dengan microphone tentu saja adalah penis Tukul. Dia menyodorkan batang kejantanannya ke mulut Ve, dan gadis cantik yang setengah sadar itu secara otomatis mengulumnya dan membersihkannya dari sisa-sisa pertempuran mereka.

"Sungguh inspiratif sekali pesan-pesan dari Ve. Oke pemirsa, semoga tayangan kali ini bisa menghibur. Sampai jumpa di episode pembuahan berikutnya! Dadah...."

-----

Setelah puas menikmati Ve, Tukul melanjutkan permainannya bersama Maya. Bedanya, kali ini tentu saja tidak ada acara rekam-rekam video segala.

Tukul sempat menikmati tubuh Ve 3x lagi. Di bawah guyuran shower, di dapur dan kembali di tempat tidur. Mereka tidak bercinta hingga berhari-hari seperti yang diceritakan Maya. Semua itu hanya cerita yang dikarang Maya untuk membangkitkan gairah Ve saja.

Tapi ancaman Maya dan Tukul bukan bohongan. Mereka benar-benar merekam persetubuhan Ve dan Tukul. Dan menggunakan video rekaman tersebut untuk memaksa Ve mengurungkan niatnya menjadi co-host Sule. Ancaman yang mau tidak mau harus Ve turuti.

Tapi Tukul dan Maya tidak ingin Ve mengubur cita-citanya untuk terjuan di industri entertainment. Mereka merekomendasikan Ve ke acara lain di stasiun TV lain, dengan host yang berbeda.


jv02.jpg

Beberapa hari kemudian, Ve sedang berciuman mesra dengan pria jelek berkulit hitam di atas sofa. Tubuh mereka sama-sama telanjang dan ujung penis si pria menyundul celah kewanitaan Ve yang sudah basah.

Pelan-pelan penis itu membelah vagina Ve dan tanpa buang waktu, langsung bergoyang memberikan kenikmatan yang Ve dambakan. Hal ini memaksa Ve langsung mendesah kenikmatan.

Si pria tidak ingin Ve mendesah terlalu keras karena mereka sedang berada di kamar ganti sebuah studio TV. Bibir Ve pun dibungkam oleh bibir si pria. Kini suara yang terdengar dari mulut Ve hanya rintihan dan erangan-erangan kecil yang tertahan.

Merasa sebentar lagi akan keluar, si pria melepaskan pagutannya dan menegakkan badannya. Dia memegang pinggul Ve agar bisa menyodok lebih keras lagi. "ssshhttt.. jangan berisik nanti ketahuan!" bisik si pria sambil tetap menggenjot penisnya semena-mena.

Ve hanya bisa mengangguk mengiyakan sambil menggigit bibir bawahnya menahan kenikmatan yang menghujam.

"Gila gue gak nyangka cewek secantik lo bisa sebinal ini. Gue pikir video loe ML sama Tukul yang Maya tunjukin ke gue cuma hasil editan doang. Ternyata beneran."

"Lo udah ML sama siapa lagi Ve? Sama Sule ya?"

Ve mengangguk. Meski cuma mengoral penis Sule sampai muncrat di muka, tapi menurut Ve itu bisa dihitung ML.

"Terus sama siapa lagi? Kata Maya ada satu lagi?"

Ve kembali mengangguk. Ve tidak bisa menjawab. Kalau mulutnya terbuka, erangannya akan bocor hingga terdengar ke luar ruangan.

"Beneran loe pernah ML sama Young Lex?"

Ve mengangguk.

"Loe ngentot sama alay?!!! Hahahah.... Perek banget lu Ve!"

"Elo kok seneng main sama orang jelek sih?" tanya si cowok. "Karena cowok jelek kontolnya gede-gede ya?"

"Kok diem aja? Jawab dong! Hahaha" si pria merasa sangat puas bisa membuat Ve mati kutu karena genjotannya.

"Cowok jelek kontolnya gede-gede ya?"

Ve mangangguk.

"Lo suka main sama cowok-cowok jelek yang kontolnya gede ya?"
Ve pun mengangguk lagi, seirama dengan payudaranya yang terombang-ambing karena sodokan brutal si pria.

"Lebih gede mana kontol gue sama si Young Lex?"
Kali ini Ve tidak bisa menjawab lewat anggukan.

"Jawab wey! Gedean kontol siapa? Gue apa dia?"

Ve membuka mulutnya dan menjawab: "GEDEAN KONTOL UNGGHHH KAK UYA! KONTOL KAK UYAAAHHH ENAK BANGETTTTTHHH!"

"Gitu dong...kalo ditanya tuh langsung jawab. Karena loe bisa jawab dengan baik, ini hadiah loe. HNNNGGGGGHHHHHhhh...."

Berbarengan dengan erangan si pria, Ve merasakan vaginanya menghangat karena dibanjiri sperma yang banyak.

"Mantap....!!!!" sahut Uya sambil mencabut penisnya dari vagina Ve. "Bersihin!" perintahnya sambil menyodorlkan kejantanannya yang mengkilap oleh cairan cinta mereka berdua.

Ketika penis hitam itu sampai di hadapannya, Ve baru sadar kalau jembut Uya berwarna pirang, sama seperti warna rambut pria hitam itu.

Ve bangkit dari rebahannya dan langsung melahap penis hitam itu hingga bersih.

"Ve.. minggu depan kita mulai syuting ya! Kamu jadi co-host acara Rumah Uya"

Ambisi Ve untuk menjadi artis papan atas Indonesia, kini selangkah lebih dekat.


DNd-VUiUIAAosSv.jpg
Keren huuu
 
Kok gak. Hamil ve

Ve hamil / jadi slave = cerita tamat.

Masalahnya ane lagi galau. Ane masih kepingin eksplorasi cerita. Niatnya cerita ini cuma jadi 3 chapter, tapi ternyata ada 1-2 hal yang bikin ane kepikiran ide baru untuk lanjutin ceritanya. Misalnya kayak Graduation dadakan Nabilah kemarin.

Tapi ane coba balikin ke pembaca lagi ya... agan-agan sendiri kepinginnya gimana:

1. Cerita ini (sebisa mungkin) dibikin bersambung terus, ngikutin apa yang terjadi di dunia nyata saat ini?

atau

2. Cerita ditamatin aja dengan Ve dibikin hamil/slave/happy ending kayak beberapa cerita yg udah-udah?
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ve hamil / jadi slave = cerita tamat.

Masalahnya ane lagi galau. Ane masih kepingin eksplorasi cerita. Niatnya cerita ini cuma jadi 3 chapter, tapi ternyata ada 1-2 hal yang bikin ane kepikiran ide baru untuk lanjutin ceritanya. Misalnya kayak Graduation dadakan Nabilah kemarin.

Tapi ane coba balikin ke pembaca lagi ya... agan-agan sendiri kepinginnya gimana:

1. Cerita ini (sebisa mungkin) dibikin bersambung terus, ngikutin apa yang terjadi di dunia nyata saat ini?

atau

2. Cerita ditamatin aja dengan Ve dibikin hamil/slave/happy ending kayak beberapa cerita yg udah-udah?

Kalaupun mau dibikin tamat, jadi slave huga bisa happy ending, kan?
 
Ve hamil / jadi slave = cerita tamat.

Masalahnya ane lagi galau. Ane masih kepingin eksplorasi cerita. Niatnya cerita ini cuma jadi 3 chapter, tapi ternyata ada 1-2 hal yang bikin ane kepikiran ide baru untuk lanjutin ceritanya. Misalnya kayak Graduation dadakan Nabilah kemarin.

Tapi ane coba balikin ke pembaca lagi ya... agan-agan sendiri kepinginnya gimana:

1. Cerita ini (sebisa mungkin) dibikin bersambung terus, ngikutin apa yang terjadi di dunia nyata saat ini?

atau

2. Cerita ditamatin aja dengan Ve dibikin hamil/slave/happy ending kayak beberapa cerita yg udah-udah?
Nomer 1
Sesuai karir doi kedepannya
 
Jujur sih chapter 3 itu sdh agak menyimpang dr karakter vee yg smart seakan2 jadi cewe gampangan. Dl kepengennya dia hnya dipake dan slave dgn 1pria saja.
Tp the story must be going on. Sy pilih no 2 sj. Cerita jgn trlalu melebar jauh. Trlalu byk tokoh pria akan membuat karakter cewe terkesan murahan.
Utk cerita ttg member grduate lain, spt mldy, nbila dll itu mungkin suhu bisa buat di cerita lain dgn tokoh pria yg lain shg karakter cewe itu bisa lebih diexplore. Thx
 
Di lanjut ngikutin di real tapi ada sedikit bumbu eksibnya dgn orang yg random aja, sex nya dengan orang dekat nya aja
 
Ve hamil / jadi slave = cerita tamat.

Masalahnya ane lagi galau. Ane masih kepingin eksplorasi cerita. Niatnya cerita ini cuma jadi 3 chapter, tapi ternyata ada 1-2 hal yang bikin ane kepikiran ide baru untuk lanjutin ceritanya. Misalnya kayak Graduation dadakan Nabilah kemarin.

Tapi ane coba balikin ke pembaca lagi ya... agan-agan sendiri kepinginnya gimana:

1. Cerita ini (sebisa mungkin) dibikin bersambung terus, ngikutin apa yang terjadi di dunia nyata saat ini?

atau

2. Cerita ditamatin aja dengan Ve dibikin hamil/slave/happy ending kayak beberapa cerita yg udah-udah?
Nomer 1 biar serasa realitis ceritanya
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd