Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY my little sins

ghalib06

Semprot Kecil
Daftar
3 Jul 2017
Post
64
Like diterima
71
Lokasi
malang
Bimabet
BAB 1​



Malam mulai tampak. Rembulan mulai terang. Binatang binatang malam mulai memulai aktivitas dan sinar lampu perkotaan mulai memenuhi cakrawala.

Sudah waktunya bagi Ivan mengakhiri hari nya. Setelah perjalanan pulang yang melelahkan dari negeri tempat kelahirannya.

selama 3 bulan pergi akhirnya ia menginjakan kakinya kembali ke kamarnya. Dengan segera ia menjatuhkan tubuhnya ke kasur dan berharap dapat menghilangkan lelah dan penat di tubuh.

Ivan Aleksey seorang keturunan russia-indo. pemuda berpostur normal dengan kesuksesan besar yang sudah di raih di usia mudanya Meskipun ia dapatkan dengan cara yang tak legal. selalu tampak rapi dan mempunyai wibawa yang luar biasa yang menjadi daya tarik sendiri bagi lawan jenis. Dan karena faktor itulah dia selalu punya "teman tidur" yang berbeda setiap malamnya.

~~~~~~~

"Tok..tok..tok.."

"Siapa?" jawab Ivan dengan tetap terlentang di tempat tidurnya.

Tanpa adanya jawaban membuat Ivan curiga dan menghampiri sumber suara.

Dibukanya pintu kamar dan terlihat adik kecilnya dengan kepala tertunduk.

Ivan pun berjongkok dan menyamakan tingginya dengan adik kesayangannya yang telah ia tinggal begitu lama.

"Zara napa kamu masih bangun?" tanya Ivan sambil memegang dagu adiknya

Tanpa ada jawaban dengan cepat ia memeluk kakaknya dan menangis.

Digendonglah adiknya dan di bawa masuk oleh Ivan.

"Udah udah... Mas udah pulang kamu gak usah nangis lagi" ucap Ivan sambil mengelus elus rambut adiknya.

"Mas... Kenapa Mas ninggalin Zara lama banget. Mas tau disini nggak ada yang mau zara ajakin main..." jawab adiknya sambil mengusapi matanya yang masih sendu.

"Kamu tau sendiri kan mas pergi buat nemuin papa sama ngurusin kerja biar bisa dapet uang biar kamu nggak rewel terus kalo minta apa apa" ucap Ivan sambil mencubit pelan hidung adiknya tersebut.

"Aaaahhhh napa sih papa gak disini aja toh kita anaknya pada disini semua!" jawab Zara kesal sambil menyimpulkan tangannya.

Ivan hanya tersenyum dan mengelus elus rambut pendek milik adik manisnya itu.

"Udah mending kamu sekarang tidur besok masih sekolah kan... dah ayok"

Ivan langsung menggendong adik kecilnya yang baru melewati sekolah dasar tersebut menuju kamarnya.

"Udah ya kamu sekarang tidur besok mas janji nganter kamu ke sekolah sama jemput pas pulang trus kita jalan jalan oke??"

"OKE MAS IVAN KU SAYANG!!"

ucap Zara sambil memeluk tubuh kakaknya itu.

"dah tidur goodnight princess"

Ucap Ivan sambil membenarkan slimut dan tidak lupa mencium kening adik kesayangannya tersebut.

Ia pun memutuskan turun menuju ruang tengah mengambil beberapa snack di pantry dan menyalakan tv.

Namun ia malah asik dengan handphone miliknya dan membiarkan tv menonton dirinya bukan sebaliknya.

ia mencoba mengabari semua teman temannya bahwa Ivan Aleksey is back to town.

"Halo lu dimana??"

"........"

"Ya iya lha gw dah balik kalo belom ngapain hubungin elu"

"........"

"Oh yaudah gw nyusul kesana tungguin"

Ivan pun langsung menutup sambungan telfonnya lalu belari kecil menuju kamarnya tadi dan berganti pakaian dan bergegas menuju garasi.

"Hmmm bawa motor apa mobil ya..."

Ucap Ivan sambil memandangi koleksi motor dan mobil miliknya yang di pajang di garasi bak pameran mobil dan motor internasional.

"Ah mobil aja deh sapa tau dapet cewe malem ini"

Ivan pun memutuskan masuk menuju
Mercedes G63 miliknya.

~~~~~~~~~

Bunyi musik khas diskotik menggema keseluruh ruangan bau minuman alkohol menyengat di udara. Pasangan yang sudah lepas kontrol saling memuaskan satu sama lain di pojok pojok remang dari diskotik.

"HEEYYY MY MAN!!" ucap salah satu pria sambil menyalami dan memeluk Ivan.

Ivan hanya tersenyum dan membalas pelukan dari sahabatnya itu.

"Gimana pulang kampung seneng?"

"Ya gitu biasa aja orang disana gw 85% kerja sisanya istirahat"

"Hhmmm bokap lo gimana sehat?"

"Sehat kok tapi gw cuman ketemu 2 kali disana"

"Lha.... Lu kemane aje tong sampe cuman ketemu bokap lu dua kali"

"Ya gw kerja bokap gw juga kerja jadi jarang ketemu felix....."

"Hoooo gitu" ucap laki laki tadi yang ternyata bernama Felix tersebut.

"Nih cuman cuman berdua nih? kek homo tai"

"Ntar sabar sabar napa abis nih temen temen cewe gue dateng kok sans" Ucap felix enteng

Tak lama setelah mereka menghabiskan 3 - 4 tegukan. Datanglah 3 gadis dengan pakaian minim mendekati mereka yang sudah hampir mabuk.

"NAH! Ini nih temen temen cewe gue van gimana cakep kan?" ucap felix sambil merangkul pinggang salah satu teman wanita nya.

Ivan hanya melihat dan mengamati tubuh mereka satu satu dan dibalas oleh mereka dengan tatapan yang menggoda kepada Ivan.

Ivan tau wanita wanita ini hanyalah para gadi gadis "kupu kupu malam" yang di sewa oleh Felix untuk menemani malamnya.

Ivan hanya tersenyum kepada ketiga gadis muda itu.

"Can i know your name please?" tanya Ivan kepada salah satu gadis tersebut

Gadis itu tampak kewalahan dan bingung harus menjawab apa kepada Ivan. Ia tidak mengerti apa yang Ivan katakan kepadanya.

"You?" tunjuk Ivan kepada gadis satunya.

Ia hanya mengangguk angguk dengan wajah antara bingung dan mencoba mengerti apa yang Ivan katakan kepadanya.

Ivan hanya tersenyum melihat reaksi gadis gadis tersebut. Sesaat ivan melihat Felix yang sepertinya sudah sadar bahwa Ivan mengetahui bahwa wanita ini bukan teman temannya dan hanya gadis gadis malam pinggir jalan.

Ia pun berganti melihat ke gadis yang sedang di rangkul oleh Felix.

"What about you girl? Are you understand what i said or just dumb like your both friend"

"Of course i know what you said Ivan even i already know who you are"

ucap gadis tersebut yang sontak Ivan terkejut dengan jawabannya tadi.

namun ia masih bisa mengontrol dirinya dan hanya mengangkat satu alisnya.

"Oh and they are is not my friend im more honorable than them" lanjut gadi tadi

"Really?" jawab Ivan tak percaya.

"Ivan i kno....."

"Wait wait wait.... From where did you know me?? Is it felix tells you everything about me?"

"Ckckckck.... how old are you Ivan until you forget about me"

"please explain yourself maybe i can remember something"

"все еще не помню?все еще не помню? (masih tidak bisa mengingat?)" ucap gadis itu dalam bahasa russia

"Jessica Veranda...." ucap Ivan sambil memicingkan matanya

"Akhirnya kau mengingatku pak tua sudah lama kita tak bertemu" ucap Veranda sambil memeluk Ivan.

"Wah 6 tahun ada?"

"Sepertinya" ucap Ve sambil tersenyum.

"Dan.... felix bagaimana kau bisa mengenalnya?"

"Karna satu dan lain hal aku mengenal temanmu yang nakal ini"

"Sepertinya.... aku sudah melewatkan banyak hal darimu Ve"

"Tentu saja kau melewatkan banyak hal Van bahkan dengan pernikahanku"

Ivan hanya terdiam dan terpaku setelah mendengar kata kata yang terucap oleh Ve.

"Hahahaha!! Kau masih seperti dulu Van mudah sekali aku bodohi" ucap Ve sambil tertawa melihat ekspresi dari Ivan.

"Ah kau masih saja seperti itu" ucap Ivan sambil tersenyum kecil.

"Hai gaes masih ingat gw?" ucap Felix sambil melambai lambaikan tangannya.

"Eh gw kira dah check in lu ama cewe dua tadi" ucap Ivan

"Eh kemana deh cewe dua tadi" ucap Ve

"Dah gw suruh balik daripada disini liat lu berdua lagi reuni trus juga kemarin juga udah gw tidurin jadi yang ngapain gw ajak check in lagi"

"Wah si tai niat nya jelek ngasih gw bekas" ucap Ivan

"Untung gak jadi ya Van ya" ucap Ve.

Felix hanya cemberut dan menggerutu tidak jelas.

Akhirnya mereka bertiga memutuskan melewati malam bersama. Namun tak lama Felix pamit untuk melanjutkan malamnya karna ia rasa tak bisa mengikuti perbincangan antara Ve dan Ivan.

"Kamu dah mulai kapan kenal ginian?" Tanya Ivan

"Abis lulus sma aku mulai kenal yang namanya dugem alkohol bahkan sempet ngerokok"

"gimana kakakmu sehat?"

"Sepertinya.... Aku gak ngerti bagaimana kehidupannya sekarang namun aku yakin ia masih hidup karena uang bulanan ku masih ia kirim sampai sekarang"

Ivan hanya tertawa kecil mendengar ucapan ve tadi.

"Lalu kenapa kau tidak memilih untuk bekerja kau pasti sekarang juga sudah menyandang gelar S1 mu bukan?"

"Aku sudah memikirkan itu berkali kali dan bahkan aku sudah mencoba bekerja di kantor untuk beberapa waktu namun sepertinya kehidupan karier tidak cocok untukku"

"Hhhhmmm sepertinya kau lebih cocok dengan kehidupan malam Ve" ucap Ivan bercanda.

"Hahaha sepertinya begitu"

"Tapi..... Apakah kau belum ada niat untuk menikah atau menjalin hubungan atau mungkin kau sudah mempunyai kekasih hanya saja aku belum mengetahuinya"

"Jujur aku belum memikirkan untuk hal seperti itu memang aku banyak bertemu pria dan bahkan banyak yang cocok denganku dan aku mengakuinya namun entah mengapa aku hanya menerima mereka hanya sebatas teman" ucap ve sambil meneguk minumannya.

"Bagaimana dengan cerita mu van?"

"Aku? ya..... Setelah lulus dari sma aku pergi ke russia menemui ayahku melanjutkan study disana sambil sedikit belajar bagaimana menghandle perusahaannya bahkan ia sering menyerahkan tugas tugas nya kepadaku dan ia malah pergi berlibur. setelah lulus aku memutuskan untuk kembali kesini. Pertama ayahku melarangnya dan menyuruhku untuk meneruskan perusahaan pertambangannya disana namun entah kenapa niat ku untuk kembali sangat kuat sehingga kami sempat berselisih waktu itu"

"Lalu bagaimana kamu bisa kembali kesini?"

Sebelum melanjutkan ceritanya Ivan menyalakan seputung rokok miliknya.

"Ssssssssssss well... setelah beberapa hari aku mendesak ayahku untuk memperbolehkan aku kembali akhirnya ia setuju namun dengan beberapa syarat"

"Seperti?"

"ia ingin segera pensiun dan menikmati masa tua nya dengan begitu tidak ada pilihan lain bagiku selain aku menggantikan dirinya namun dengan sedikit bimbingan darinya"

Ve hanya mengangguk pelan mendengar penjelasan dari Ivan.

"Lalu yang kedua aku kembali kesini tidaklah sendirian Ia menitipkan adikku kepadaku kini dia sudah smp kelas 3 dan sudah lancar berbahasa indonesia"

"Zara??" tanya ve

"Iya kini ia tinggal disini bersamaku"

"Waahhhh boleh aku menemuinya kapan kapan?"

"Tentu saja bahkan mungkin aku akan meminta bantuanmu untuk menemaninya jika aku ada sedikit keperluan itupun jika kamu mau"

"Tentu saja aku akan menemaninya Van dia sudah aku anggap seperti adikku sendiri"

"Iya. terima kasih ve"

Malam masih panjang bagi mereka berdua. pertemuan yang tak disangka sangka oleh Ivan ini sukses membuat kedua sahabat ini bertukar cerita selama masih berpisah setelah kelulusan sma mereka.

Dulu mereka adalah sepasang sahabat yang saling melengkapi satu sama lain.

Ivan yang sudah tak memilik ibu saat umur 7 tahun dan dirawat dengan ayah yang seorang workaholic. Bersama adik kecilnya ia menghabiskan masa kecil di russia.

Saat akan memasuki sekolah menengah ayahnya menyuruhnya pulang menuju indonesia. Tempat kelahiran dari ibunya. Tak ada yang keluarga ataupun kerabat yang menjemputnya hanya dua orang berbadan tegap dan seorang pembantu rumah tangga yang menjemputnya di bandara ketika datang.

Ia habiskan masa masa remaja nya di jakarta bersama dengan kehidupan malamnya. Dengan bermodalkan "anak seorang pengusaha sukses dari russia" ia sudah bisa mendapatkan semua apa yang ia minta. Perempuan, minum-minuman, mobil mewah, motor sport, pakaian yang tak terhitung harganya semua bisa ia dapatkan hanya dengan satu "jentikan jari".

Hingga ia bertemu dengan Ve. Ia merasa bahwa semua keinginan dalam hidupnya sudah terpenuhi.

Ia berubah menjadi pribadi yang lebih sederhana dan mengeluarkan uang sebutuhnya saja. Ia mulai berhenti dengan "dunia malamnya".

Mungkin ia hanya mengeluarkan uang berlebih ketika ingin memberikan hadiah kepada Ve.

Dan seorang Jessica Veranda ia tak begitu berbeda dengan seorang Ivan Aleksey. Datang dari keluarga yang cukup terpandang namun selepas kepergian dari kedua orang tuanya yang disebabkan kecelakaan pesawat. kasih sayang dari seorang keluarga tak lagi ia dapatkan.

Kini hanya kakaknya saja yang ia punya namun ia tak lebih dari seorang yang hanya mencukupi dari segi materi.

Ve masih membutuhkan seseorang yang bisa memberinya kasih sayang dan yang pantas ia beri kasih sayang.

Dan dengan akhirnya mereka dipertemukan saat masih bersekolah.

Ve yang awalnya penasaran melihat Ivan yang terkenal misterius di sekolah maupun di luar sekolah.

hingga akhirnya rasa penasaran Veranda terjawab.

Flashback on

Malam pukul 23.35

Ve terlihat berjalan tak tentu arah menyusuri pinggir jalan yang sudah sepi dan gelap.

Ia pergi meninggalkan rumahnya setelah berdebat hebat dengan kakaknya.

Ia menolak ajakan kakaknya untuk pergi menuju London dan meninggalkan semua yang sudah di bangun oleh kedua orang tuanya disini.

Kakaknya memang berfikir untuk membubarkan perusahaan milik kedua orang tuanya dan memilih fokus membangun perusahaannya yang berada di london.

Mendengar pemikiran kakaknya tersebut Ve tidak terima dan memilih meninggalkan rumahnya beserta kakaknya yang dia anggap tidak menghormati apa yang sudah kedua orang tua mereka berikan.

~~~~~~~~~~~

Dengan langkah yang lemas dan tak bertujuan Ve masih terus berjalan hingga akhirnya tubuhnya memutuskan untuk berhenti. Ve pun tergletak lemas di sebuah halte rusuh yang sudah lama tak berfungsi.

Di lain tempat seorang Ivan sedang mengendarai mobil sportnya selepas menikmati malamnya bersama teman temannya di sebuah diskotik ternama.

Dengan kecepatan sedang ia melibas jalanan yang sudah mulai sepi. Hingga akhirnya ia berhenti disebuah perempatan karena lampu merah.

tak lama ia menyadari sebuah kejanggalan di halte bus yang berada tidak jauh di depannya.

awalnya ia mengira itu adalah seorang gelandangan yang sedang beristirahat.

namun rasa curiganya mengalahkan rasa tidak pedulinya. akhirnya ia mendekati halte itu secara perlahan.

Kecurigaannya semakin besar ketika melihat wajah yang sepertinya familiar baginya.

Akhirnya ia memutuskan untuk meminggirkan mobilnya dan keluar melihat sosok itu lebih jelas.

"Veranda...." ucap ivan sambil membenarkan rambut Ve yang menutupi wajahnya.

"i...ivan(?)" ucap Ve lemas.

tanpa aba aba akhirnya ia memutuskan menggendong Ve dan memasukkannya kedalam mobilnya.

Dengan kecepatan di atas rata rata dan di dukung dengan Jalan yang mulai lengang akhirnya ia pergi menuju rumah sakit terdekat.

Dengan langkah yang tergesah gesah Ivan menggendong Ve masuk menuju unit UGD tersebut.

"SUSTER!! SUSTER!!" teriak Ivan meminta bantuan kepada perawat.

dengan cepat Ve pun dibaringkan dan langsung masuk menuju ruang perawatan.

keesokan paginya.

sinar mentari sudah menyinari kamar tersebut. Jari jari Ve mulai bergerak secara perlahan.

"Eeenggghhhh...." ucap Ve sambil membuka matanya secara perlahan.

Cklek....

Pintu dibuka secara perlahan.

"Wah sepertinya istri anda sudah sadar Bapak Ivan. Baiklah saya akan memeriksa istri anda sebentar"

Ve pun hanya melihat Ivan dengan tatapa tak percaya.

"Kondisi nyonya Ve sudah mulai pulih mungkin dalam 2-3 hari kedepan bisa pulang"

"Terima kasih dok" jawab Ivan

"Baiklah saya permisi dahulu mari pak buk."

"Istri(?)" tanya ve sambil mengangkat satu alisnya.

"Apa?"

"aku salah dengar apa memang dokter tadi baru saja bilang bahwa aku ISTRI mu?"

"well you heard what he said...."

"Bagaimana bisa.... Kau.... Aku.... Istri...." ucap Ve tak mengerti

"Aku mengatakan kepada mereka bahwa aku suamimu agar seluruh urusan administrasinya tidak terbelit belit"

"Owh....."

"terima kasih..... Ivan." lanjut Ve

"Mungkin tadi adalah kata kata yang mustahil aku ucapkan namun sepertinya takdir sedang ingin bermain denganku"

"Mungkin...."

Selama dirumah sakit hubungan mereka semakin dekat. Ivan lebih memilih untuk membolos sekolah dan menemani Ve di rumah sakit.

"Jadi ntar kalo kamu dah bisa pulang apa yang akan kamu lakukan selanjutnya."

"Entahlah...."

"Aku tidak mau melihatmu tidur lagi di halte bus jessica veranda."

"Tentu saja tidak..."

"Mungkin aku akan mencari apartemen atau bahkan kost kost an dan melanjutkan hidupku serta mencoba menghubungi pengacara kedua orang tua ku menanyakan bagaimana nasib dari perusahaan yang mereka tinggalkan"

Mendengar perkataan tadi Ivan merasa iba menyadari gadis seperti Ve harus menanggung semua beban ini.

"Ini untukmu.." Ucap Ivan sambil melemparkan sebuah kunci.

"terima kasih... tapi apa ini?"

"Itu kunci jessica..."

"tentu saja aku tau ini adalah sebuah kunci!! namun apa yang bisa dibuka oleh benda ini?!"

"Dia bisa membuka sedikit jalan keluar bagi masalahmu saat ini(?)"

"Ivan... Tolong jangan bermain teka teki denganku saat ini... Just... Right away and say it what its mean!!" ucap ve kesal.

"itu adalah kunci apartemenku didalamnya sudah lengkap dengan semua perabotan yang kau butuhkan 2 kamar tidur 3 kamar mandi balkon dengan pemandangan dari lantai 17 dan.... didalamnya terdapat kunci mobil yang bisa kau gunakan."

Ve hanya terdiam dan tak percaya apa yang baru saja Ivan berikan kepadanya.

"Te.... Terima kasih Ivan"

"Tentu saja"

"Mungkin kata itu tadi bukanlah kata yang mustahil kau ucapkan Ve. Kau sudah mengatakannya beberapa kali tak sulit bukan?" lanjut ivan.

Ve hanya tersenyum dan mereka berdua melanjutkan obrolan ringan.

Di hari hari selanjutnya hubungan mereka semakin erat.

Dengan perhatian dan kesabaran ivan merawat Veranda seperti seseorang yang penting baginya .

"Van...." Ucap Ve manja

"Napa?"

"Pingin pulang"

"Sama"

"yaudah ayo pulang!!" ucap Ve semangat

"No."

"Lho -_-"

"Pengobatanmu belom selesai disini"

"Tapi aku udah ngerasa enakan ivan"

"Nggak kita nunggu disini sampe dokter bilang kamu boleh pulang"

"Ah Ivan nyebelin" ucap Ve sambil memalingkan tubuhnya.

"Jessica... Sabar dikit kalo kamu ngeyel terus ngajakin pulang malah gak sembuh sembuh nanti." ucap Ivan sabar.

"Apa hubungannya coba...."

"Dah diem."

DDDRRTTT DDDRRTTT

"hpmu van?"

"Oiya bentar ya"

Ivan pun keluar kamar. Dari raut mukanya sepertinya ia tidak begitu suka dengan apa yang akan ia dengar.

15 menit

"Kok lama banget dari pacar kamu ya van?" Tanya Ve sambil menggoda sahabatnya itu.

"Pacar apaan coba....."

"Terus?" Tanya Ve penasaran

"Tadi papaku telpon ia nyuruh aku balik."

Ve hanya terdiam dan dari tatapannya ia mengisyaratkan untuk ivan tetap tinggal.

"Jadi?" ucap ve mencoba mencari jawaban dari ivan.

"Sepertinya kau harus cepat sembuh.... Aku akan pergi setelah kau dan perusahaanmu pulih"

ve tertunduk mendengar jawaban dari ivan terisak tangis antara bahagia dan sedih.

"sudahlah kau akan lebih baik setelah ini" Ucap ivan mendekat sambil mengusapi punggung veranda.

4 bulan selanjutnya.

"Panggilan terakhir untuk penerbangan nomor 109 tujuan Saint petersburg akan segera berangkat"

Terlihat Ivan dan Veranda masih berpelukan erat. Kata kata tak mempan untuk saat ini. Hanya sebuah pelukan erat yang dapat menjadi salam perpisahan terindah bagi merek berdua.

"Sepertinya sudah saatnya Ve."

"Belum...." ucap Ve sambil masih mengeratkan pelukannya.

"Apa ini salah satu caramu agar aku tetap tinggal. Membuatku tertinggal pesawat."

Ve hanya mengangguk kecil di dalam pelukannya.

"Kau seperti anak kecil saja...." ucap ivan sambil mengelus kepala veranda.

"Sudahlah kau bisa bersikap teguh ketika kedua orang tua mu pergi. Sekarang di saat seperti ini aku meminta kau menjadi Ve yang seperti itu lagi."

"Kau bahkan tidak tahu bagaimana seorang Jessica Veranda saat itu."

"Apakah itu buruk?"

"Its worst..."

"Tell me how bad it is?"

"Kau bahkan tida...."

"Panggilan terakhir untuk penerbangan nomor 109 tujuan Saint petersburg akan segera berangkat"

Ucapan Ve terpotong dengan informasi keberangkatan pesawat ivan.

"Sepertinya aku di takdirkan untuk tidak tau bagaimana sosok Ve ketika itu." Ucap ivan sambil melepas pelukannya.

"Tapi van...."

Cup.

Wajah Ve memerah sebuah ciuman telak mendarat di bibirnya.

Ivan hanya tersenyum melihat wajah Veranda yang memerah dengan tatapannya yang masih mencoba mencerna apa yang sedang terjadi.

"goodbye ve see you very soon." Ucap Ivan sambil meninggalkan Ve yang masih terpatung.

"Aku rasa aku mencintainya." ucap Ve dalam hati.




 
BAB 2​


"Kaaakkkkkk"

"Kaaakkkkkk ayo katanya mau anterin Zara sekolah"

Ucap Zara sambil memukul tubuh ivan dengan bantal.

"Hhhhmmmm iya iya bentar kakak mandi dulu kamu tunggu di bawah sana sarapan dulu." ucap Ivan setengah sadar

"Kak ini udah mau jam 7 sekolah Zara abis ini masuk"

Ivan langsung bergegas mencuci muka dan berlari menuju lantai bawah.

"AYO ZARA NTAR KAMU KEBURU TELAT!!"

"lho zara....."

"Ih kakak main tinggal aja...." ucap zara kesal sambil menurunin tangga.

"Lha.... Kirain kamu dah langsung kebawah"

"Yaudah ayok buruan. Naik motor aja ya biar cepet" lanjut Ivan

"Terserah pokoknya kakak nganter sama jemput aku hari ini"

"Iya iya ah bawel kamu"

~~~~~~~

"Dah kak sini aja"

"Yaudah kamu yang pinter kalo belajar makan siang jangan lupa trus......"

"Apalagi kak?" ucap Zara sambil turun dari sepeda motor.

"Jangan mau kalo di deketin cowo apalagi di ajak pulang bareng"

"Ih apaan sih kak lagian kan ntar Zara pulang sama kakak Ivan"

"Oiya ya yaudah pokoknya ti ati"

"Iya iya ah bawel deh dah kak Zara duluan bye~"

Ivan pun memandangi punggung adiknya yang lama lama menghilang di antara kerumunan murid lainnya yang sedang memasuki gedung sekolah.

"LINE"

"Van dimana cari sarapan yuk?"

"hhhmmm ayok deh tapi aku blom mandi nih"

"Iiihhh jorok"

"Yaudah kalo gak mau...."

"Iya deh iya buruan kesini"

"Eh aku disuruh jemput nih??!!"

"Ya iya lha Van"

"Dih padahal dah di kasi mobil juga"

"dah buruan pokoknya aku tungguin No excuse"

"Ih awas aja kamu Ve"

*read

Akhirnya sadar dengan sifat Ve yang manja terhadapnya. Ivan pun melajukan motornya menuju apartemen Veranda.

Tok tok tok.....

"Hai~"

"berangkat sekarang?"

"Masuk aja dulu aku blum mandi tungguin ya" ucap Ve sambil memberikan senyuman khas nya.

"Gitu ngatain jorok" ucap Ivan dengan raut wajah datarnya.

"Hehehehe" tawa Ve polos.

"Dah buruan masuk"

Ivan pun merebahkan tubuhnya di sofa ruang tengah Ve.




1 jam kemudian.




"Van....Ivan...."

"........"

"Kok pules amat sih" decak Ve kesal.

"Hhhhmm seems like i have an idea" ucap Ve sambil tersenyum kecil

Ia pun segera mengambil dompet kecilnya dan keluar.





2 jam kemudian.





Bunyi gaduh dari arah dapur membuat Ivan bangun dari tidur nyenyaknya dan mencoba melangkahkan kakinya menuju sumber suara.

Terlihat Ve sedang sibuk dengan peralatan masaknya di dapur.

"Lho Ve... Gak jadi cari sarapan."

"Ini udah siang kamu sih cuman ditinggal mandi bentar malah tidur." ucap Ve sambil masih fokus dengan masakannya.

"Hehe... Cape Ve tadi dibangunin sama Zara suruh nganter sekolah"

"Kamu disuruh nganter gitu aja bilang cape gimana ntar kamu kalo punya anak"

"Sapa juga yang mau punya anak...."

"Yaudah aku sumpahin kamu gak nikah sampe tua." jawab ve ketus

"serah kamu dah Ve." ucap Ivan meninggalkan Ve dan kembali ke ruang tengah.





~~~~~~





"Tumben ngambil banyak banget makannya" celetuk Ve.

"Kangen masakan indo Ve disana makan daging ama roti mulu"

"Kangen masakan indo apa kangen masakan aku nih?" goda Ve

"Emang kamu pernah masakin aku?" tanya Ivan polos.

"IH DASAR KAKEK KAKEK PIKUNAN KE KUBURAN AJA SONO!!" ucap Ve kesal.

"Hehehe iya iya Ve masakanmu emang the best"

"Van hari ini kamu sibuk gak?"

Ivan hanya menggeleng dan masih fokus dengan sarapannya.

"Yaudah temenin aku ya sekalian bantuin bersih bersih apart hehe...." ucap Ve polos.

Ivan hanya menggangguk tanda setuju.

"Tapi..... Ntar temenin aku njemput Zara sekalian ngajakin dia jalan jalan oke?" sambung Ivan.

"Deal." ucap Ve sambil menyodorkan tangannya.

"Deal." balas Ivan sambil menyalami Ve.





~~~~~~




"VANNNN BANTUIN GESERIN SOFANYA!!" teriak Ve dari ruang tengah.

"BENTAR ABIS NIH KELAR!" Ivan yang masih sibuk dengan piring kotor di dapur hanya bisa menjawab seadanya.

"GAK USAH TREAK TREAK BISA GAK SIH?!?!"

"SITU YANG TREAK DULUAN!!"

"IH BODO' SERAH SERAH AKU!!"

"Tinggal pulang nih"

"Ih iya iya ah ngambekan kek cewe."



"ddrrtttt drrrtttt" bunyi notif dari hp ivan.


"Halo napa gre?"

"......."

"oiya iya... Taruh aja berkasnya di meja. saya masuk besok lusa mau istirahat dulu"

"........."

"Iya sekalian di reschedule ya tolong"

"......."

"Iya iya makasih ya gre"

"......."

"Iya kamu jangan lupa makan siang juga."

"dan gak usah lembur kalo gak ada saya."

"........"

"Iya iya... Yaudah lanjutin bikin proposalnya besok lusa saya cek"

"......."

"iya iya... Makasih Gre"

Tut....

"Siapa Van?" tanya Ve biasa.

"Sekret aku. mau minta acc berkas"

mendengar jawaban dari Ivan Ve hanya mengangguk angguk kecil.

"Napa emang?" tanya Ivan curiga.

"Gak papa tanya aja."

~~~~~~

"Ve udah?" tanya Ivan setelah selesai menyelesaikan urusannya di dapur.

"Hmmm" gumam Ve sambil mengangguk kecil.

Sadar akan perubahan sikap Ve yang menjadi dingin. Ivan mencoba untuk mencairkan suasana.

"Hey napa kamu?" tanya Ivan sambil merangkul Ve yang hanya duduk diam di sofa.

"Gak papa. Capek aja"

"Beneran capek? Orang kamu cuman bersihin meja sama nata bantal di sofa." ucap Ivan sambil mendekatkan wajahnya.

"Ih apasih Van gak usah mulai deh..."

"Hehe iya iya....."

"Jadi dah gak mau lagi nih kamu?" lanjut Ivan

"Mau apasih.... Gak jelas ah."

"Yaudah kalo gitu" ucap ivan sambil ke posisi semula

Ve hanya fokus dengan handphone nya dan tak menanggapi ucapan Ivan.

~~~~~~~~~~

Hampir seharian penuh mereka berdua berdiam diri atau lebih tepatnya Veranda yang mendiamkan Ivan.

Namun Ivan sudah sangat hafal dengan sifat Ve.

Akhirnya hanya dengan beriming iming membelikan Ve buku novel baru ia sukses mengembalikan Ve yang sedia kala.

"Van jam berapa nih?"

"Jam..... Mau jam 3 napa?"

"Duh Van.... Kamu beneran tua ya?"

"Napa sih?"

"Kamu gak jemput Zara?"

"WOIYA LUPA VEE!!" ucap Ivan sambil bergegas menuju pintu.

"Kamu buruan mandi sama siap siap dulu. Dandan yang cakep nanti aku jemput oke?"

Ve hanya membalas dengan anggukan dan pergi masuk menuju kamarnya.

~~~~~~~~

"Dek mas dah di depan" chat Ivan kepada zara.

"ntar masi piket"

"y."

"Ih males amat jadi orang -_-"

"BURUAN SELESAIIN PIKETNYA!!"

"IYA INI LAGI OTW BAWEL AH!"



5 menit kemudian.


"dah ayok" ucap Zara yang tiba tiba sudah ada di jok belakang.


"Lama banget kamu pacaran dulu ya?" goda Ivan.


"Ih mana ada orang tadi Zara piketnya sendirian yang lain dah pada langsung balik. Mangkanya Zara lama"


"Hoooo gitu... Eh abis nih kita kan jalan jalan kakak ngajak kak Ve gak papa kan?"



"Kak Ve...... Yang mana deh?"



"Duh temennya kakak dulu pas sma"



"Hoooo yang katanya kakak cakep nya gak aturan tuh ya!!"



"Ish mana ada kakak bilang gitu -_-"



"Dulu pernah kali cuman kakak aja kelupaan gara gara faktor umur."



"Ohh... Gitu kamu ngatain kakak dah tua...."


"Oke fine... gak papa kakak tua deh biar sekalian aja abis nih kakak meninggal gitu kan maunya Zara" lanjut ivan



"Ih kan ngomong yang aneh aneh"



"Dah ah buruan pegangan dah di tungguin Kak Ve nih"
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd