bacaya
Semprot Kecil
- Daftar
- 10 Jun 2022
- Post
- 96
- Like diterima
- 2.915
#12 Suara Rintihan Ibu
“Ahhhhhhhh,” suara rintih Hamidah bikin Anwar kaget. Anwar menghentikan gerakannya seketika. Ia memandang ke wajah ibunya. Hamidah masih terpejam matanya. Sepertinya ia tak sadar ia mengeluarkan suara rintihan.
Hamidah pun membuka matanya. Karena merasakan Anwar menghentikan gerakannya. Ia memandang ke arah Anwar. Kontak mata kembali terjadi antara ibu dan anak ini. Tak ada dialog tercipta dari mulut keduanya.
Mata Hamidah dan Anwar saling tatap dengan tatapan yang dalam. Meski tak bersuara, seakan ada dialog di hati mereka.
“Apakah ibu menikmati?,” tanya Anwar di dalam hati.
“Kenapa berhenti nak?,” tanya Hamidah dalam hati.
Suara rintihan kecil Hamidah tadi bikin Anwar makin melonjak birahinya. Ia kembali menggenjot vagina ibunya.
“Ahhhhhh,” Hamidah kembali merintih. Anwar makin bersemangat memaju mundurkan penisnya.
“Ahhhh…. ahhhh… ahhhh,” suara Hamidah berubah menjadi desahan mengikuti irama ayunan penis Anwar.
Suara itu seperti gelombang, merambat ke telinga Anwar. Bikin Anwar makin bergejolak lagi.
“Ahhhhh, enak…,” Anwar pun ikut mengeluarkan suaranya.
“Ahhhhh……….. ahhhhhh….. ahhhh……………….” desah Hamidah makin panjang sambil kembali menutup matanya.
“Ibu…. enak sekali,” Anwar berani menyebut ibunya langsung. Biasanya ia hanya menyebut ketika coli di kamar mandi sambil membayangkan tubuh ibunya.
Hamidah makin erat memeluk tubuh Anwar. Desahan demi desahan terus terucap dari mulutnya.
“Ahhhhhhhh,” suara Hamidah lebih bergetar diikuti dengan tubuhnya yang juga mulai bergetar.
“Ibuuuuuuuuuu,” suara panjang Anwar diikuti gerakan lebih cepat lagi dari Anwar. Sebentar lagi spermanya akan segera menyembur.
Tubuh Anwar ikut bergetar. Ia merasakan kehangatan dalam pelukan ibunya. Sambil terus menggenjot tubuh Hamida. Ia sudah tak kuasa lagi menahan.
“Ibu… ini enak sekaliiii,” ucap Anwar sambil melepas penisnya dari vagina ibunya. Hamidah kaget dan langsung membuka matanya.
Anwar mengarahkan penisnya ke perut ibunya. Crot….crot… crott….. sperma Anwar memenuhi perut ibunya. Hamidah melihat langsung bagaimana penis anaknya mengeluarkan sperma di perutnya.
Tubuh Hamidah jadi lebih lemas. Ia tak bisa bersuara lagi. Tak bisa bergerak. Hamidah kemudian menutup matanya.
Anwar kemudian bangkit. Ia membersihkan penisnya dengan kolornya. Tak lupa ia juga membersihkan tumpahan spermanya di perut Hamidah. Ia melihat ibunya masih memejamkan mata.
Setelah perut Hamidah bersih. Anwar menarik daster Hamidah hingga tertutup kemaluan Hamidah.
Anwar pun lari ke kamar mandi tanpa bercelana untuk membersihkan spermanya. Saat keluar dari kamar mandi, ia memastikan saudaranya belum datang. Ketika sudah aman, ia langsung berlari ke kamarnya.
Setelah berpakaian lagi. Anwar menuju kamar ibunya kembali. Ibunya seperti terlelap tidur. Anwar kemudian mengambil CD ibunya yang terjatuh di lantai. Ia letakkan di cantolan baju belakang pintu.
Anwar memastikan ibunya baik-baik saja. Ia rasa ibunya kecapekan, apalagi sedang sakit, dan butuh istirahat. Anwar melihat nafas Hamidah teratur. Sepertinya ibunya benar-benar tertidur.
Anwar kemudian mengambil selimut dan menyelimuti tubuh ibunya. Setelah itu ia merapatkan pintu ibunya dan kembali ke kamarnya.
***
Pukul 20.30 WIB, Ratna sudah tiba di rumah. Ia langsung menuju ke kamar ibunya untuk melihat kondisi ibunya. Hamidah terlihat tidur dengan nyenyak.
Ratna membawa soto ayam kesukaan ibunya. Namun tak jadi membangunkan ibunya. Ia membiarkan ibunya beristirahat.
Ratna tak merasakan ada keanehan di kamar ibunya. Ia tak tahu jika di kamar itu, telah terjadi hubungan terlarang antara ibu dan adiknya.
Ratna pun keluar dari kamar ibunya. Kemudian ia menuju ke kamar untuk ganti baju.
Saat malam hari di rumah dan hendak tidur, Ratna sering memakai pakaian minim. Ia kini memakai celana pendek dan tanktop putih tipis. Sehingga BH warna merahnya kelihatan.
Karena ibunya sudah tidur, Ratna berniat memberikan soto itu ke Anwar. Setelah dari kamar mandi, Ratna menuju kamar adiknya yang tertutup. Ratna mengetuk pintu adiknya.
“Anwar, ini ada soto, kamu makan,” teriak Anwar.
“Iya kak,” jawab Anwar.
Anwar yang sedang main HP, segera beranjak dari tempat tidurnya dan keluar kamar.
Saat keluar kamarnya, ia melihat kakaknya berjalan menuju kamar. Mata Anwar langsung tertuju ke tubuh kakaknya.
Ia melihat bokong kakaknya yang besar. Paha mulus kakaknya. Dan payudara menyembul terbungkus BH dan terlihat warnanya dari balik tanktop Ratna.
“Di mana sotonya? tanya Anwar.
“Di dapur,” Jawab Ratna singkat sambil membalik badannya sebentar. Tentu dada Ratna pun makin terlihat jelas oleh Anwar.
Mata Anwar dengan gercep menikmati pemandangan itu.
(Bersambung)
“Ahhhhhhhh,” suara rintih Hamidah bikin Anwar kaget. Anwar menghentikan gerakannya seketika. Ia memandang ke wajah ibunya. Hamidah masih terpejam matanya. Sepertinya ia tak sadar ia mengeluarkan suara rintihan.
Hamidah pun membuka matanya. Karena merasakan Anwar menghentikan gerakannya. Ia memandang ke arah Anwar. Kontak mata kembali terjadi antara ibu dan anak ini. Tak ada dialog tercipta dari mulut keduanya.
Mata Hamidah dan Anwar saling tatap dengan tatapan yang dalam. Meski tak bersuara, seakan ada dialog di hati mereka.
“Apakah ibu menikmati?,” tanya Anwar di dalam hati.
“Kenapa berhenti nak?,” tanya Hamidah dalam hati.
Suara rintihan kecil Hamidah tadi bikin Anwar makin melonjak birahinya. Ia kembali menggenjot vagina ibunya.
“Ahhhhhh,” Hamidah kembali merintih. Anwar makin bersemangat memaju mundurkan penisnya.
“Ahhhh…. ahhhh… ahhhh,” suara Hamidah berubah menjadi desahan mengikuti irama ayunan penis Anwar.
Suara itu seperti gelombang, merambat ke telinga Anwar. Bikin Anwar makin bergejolak lagi.
“Ahhhhh, enak…,” Anwar pun ikut mengeluarkan suaranya.
“Ahhhhh……….. ahhhhhh….. ahhhh……………….” desah Hamidah makin panjang sambil kembali menutup matanya.
“Ibu…. enak sekali,” Anwar berani menyebut ibunya langsung. Biasanya ia hanya menyebut ketika coli di kamar mandi sambil membayangkan tubuh ibunya.
Hamidah makin erat memeluk tubuh Anwar. Desahan demi desahan terus terucap dari mulutnya.
“Ahhhhhhhh,” suara Hamidah lebih bergetar diikuti dengan tubuhnya yang juga mulai bergetar.
“Ibuuuuuuuuuu,” suara panjang Anwar diikuti gerakan lebih cepat lagi dari Anwar. Sebentar lagi spermanya akan segera menyembur.
Tubuh Anwar ikut bergetar. Ia merasakan kehangatan dalam pelukan ibunya. Sambil terus menggenjot tubuh Hamida. Ia sudah tak kuasa lagi menahan.
“Ibu… ini enak sekaliiii,” ucap Anwar sambil melepas penisnya dari vagina ibunya. Hamidah kaget dan langsung membuka matanya.
Anwar mengarahkan penisnya ke perut ibunya. Crot….crot… crott….. sperma Anwar memenuhi perut ibunya. Hamidah melihat langsung bagaimana penis anaknya mengeluarkan sperma di perutnya.
Tubuh Hamidah jadi lebih lemas. Ia tak bisa bersuara lagi. Tak bisa bergerak. Hamidah kemudian menutup matanya.
Anwar kemudian bangkit. Ia membersihkan penisnya dengan kolornya. Tak lupa ia juga membersihkan tumpahan spermanya di perut Hamidah. Ia melihat ibunya masih memejamkan mata.
Setelah perut Hamidah bersih. Anwar menarik daster Hamidah hingga tertutup kemaluan Hamidah.
Anwar pun lari ke kamar mandi tanpa bercelana untuk membersihkan spermanya. Saat keluar dari kamar mandi, ia memastikan saudaranya belum datang. Ketika sudah aman, ia langsung berlari ke kamarnya.
Setelah berpakaian lagi. Anwar menuju kamar ibunya kembali. Ibunya seperti terlelap tidur. Anwar kemudian mengambil CD ibunya yang terjatuh di lantai. Ia letakkan di cantolan baju belakang pintu.
Anwar memastikan ibunya baik-baik saja. Ia rasa ibunya kecapekan, apalagi sedang sakit, dan butuh istirahat. Anwar melihat nafas Hamidah teratur. Sepertinya ibunya benar-benar tertidur.
Anwar kemudian mengambil selimut dan menyelimuti tubuh ibunya. Setelah itu ia merapatkan pintu ibunya dan kembali ke kamarnya.
***
Pukul 20.30 WIB, Ratna sudah tiba di rumah. Ia langsung menuju ke kamar ibunya untuk melihat kondisi ibunya. Hamidah terlihat tidur dengan nyenyak.
Ratna membawa soto ayam kesukaan ibunya. Namun tak jadi membangunkan ibunya. Ia membiarkan ibunya beristirahat.
Ratna tak merasakan ada keanehan di kamar ibunya. Ia tak tahu jika di kamar itu, telah terjadi hubungan terlarang antara ibu dan adiknya.
Ratna pun keluar dari kamar ibunya. Kemudian ia menuju ke kamar untuk ganti baju.
Saat malam hari di rumah dan hendak tidur, Ratna sering memakai pakaian minim. Ia kini memakai celana pendek dan tanktop putih tipis. Sehingga BH warna merahnya kelihatan.
Karena ibunya sudah tidur, Ratna berniat memberikan soto itu ke Anwar. Setelah dari kamar mandi, Ratna menuju kamar adiknya yang tertutup. Ratna mengetuk pintu adiknya.
“Anwar, ini ada soto, kamu makan,” teriak Anwar.
“Iya kak,” jawab Anwar.
Anwar yang sedang main HP, segera beranjak dari tempat tidurnya dan keluar kamar.
Saat keluar kamarnya, ia melihat kakaknya berjalan menuju kamar. Mata Anwar langsung tertuju ke tubuh kakaknya.
Ia melihat bokong kakaknya yang besar. Paha mulus kakaknya. Dan payudara menyembul terbungkus BH dan terlihat warnanya dari balik tanktop Ratna.
“Di mana sotonya? tanya Anwar.
“Di dapur,” Jawab Ratna singkat sambil membalik badannya sebentar. Tentu dada Ratna pun makin terlihat jelas oleh Anwar.
Mata Anwar dengan gercep menikmati pemandangan itu.
(Bersambung)
Terakhir diubah: