Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG IJO dan WIMARS.

Status
Please reply by conversation.
04

Sepasang muda mudi tengah berjalan di pesisir pantai, di belakang mereka, sorang bocah kecil mengikuti dengan memanggul sebuah tikar kecil yang digulung. Mereka terus berjalan hingga mentok diujung pantai. Tidak ada lagi pasir putih. Yang ada hanya batu - batu cadas, batu - batu karang meghiasi bibir pantai. Suasana pantaipun sudah sepi. Bibir pantai di pantai batasi perbukitan kecil. Pohon kelapa tumbuh bersisihan dengan pohon - pohon kecil.

Ijo. Sang pemuda yang menjadi arjunanya wanita yang berada disampingnya, menunjuk sebuah pondok kecil yang berdindingkan goni Pakan (makanan) ikan lele dan tampa atap. Pondok itu terletak di bukit kecil itu. Jika tidak teliti. Pondok itu tidak akan terlihat dari bawah.

"Kita di sana aja ya dek. Kayaknya tempatnya enak, adem, dan kalau mandang dari situ pasti enak.!" Ujar Ijo.

"Ah malas... Serem.. Takutnya ada setan.!" Wimars ngegelayut badannya dengan manja.

"Hahaha.... Ada - ada aja ni adekku yang manis.!" Ijo nyinyir.

"Ntar kalau setannya nongol. Abang pasti bakalan nyosor kayak kapal kelebihan pertamax.!"

"Cie.... Cie.... Yang paham pertamax.!" Ejek ijo. Kemudian Ijo menoleh kebelakang. "Dek... Kami di pondok itu ya.!" Ujar ijo kepada Bocah yang membawa Tikar.

Bocah itu kemudian berjalan didepan Ijo dan Wimars yang mengikutinya. Sedikit mendakati, tapi beruntung jalannya sudah di cangkuli sehingga tanahnya berbentuk tangga, jadi tidak terlalu sulit melangkah walau sedikit mendaki.

Bocah yang kecil itu, yang tak sempat nikmati waktu. Hmmmmmm.... !

Membentangkan tikar setelah mereka sampai di pondok tersebut. Lalu Ijo memberikan uang 5 ribu kepadanya.
"Kurang bang... Tikar ama pondok 15 ribu..!" Protes Bocah itu.

Ijo memandang Wimars penuh dengan pesona. Wimars hanya tersenyum dengan menggelengkan kepalanya.

"Kebiasaan....!"

Wimars mengambil tas kecil yang diselipkan di ketiaknya. dia membukanya dan mengambil uang 10 ribu tiga lembar, dan memberikan kepada bocah itu.

"Sekalian ya dek. Teh botol dingin dua. Sisanya permen Nano - nano.!" Ujar Wimars.

Bocah itupun berlalu setelah menerima uang dari Wimars.

Ijo duduk dan menatap kesekeliling, sesekali ia mendengar suara burung berkicau, di campur dengan suara desiran ombak yang menyapu bibir pantai. Terpaan angin yang begitu lembut menyapu wajah merekeda berdua.

Wimars duduk di samping Ijo. Sejenak Ijo memandang wajah ayu Wimars, kemudian Ijo pindah kebelakang Wimars. Ijo pengen sok romantis dengan memeluk Wimars dari belakang dan menunjuk Bulan di siang hari.

"Lihat dek rembulan itu. Tidak kelihatan sama sekali..!" Ujar Ijo. Wimars langsung menyambut ujaran somplak Ijo dengan cubitan di lengan.

"Awwww..... Atiiittt...!" Ijo mengeluh sok manja.

Melihat tingkah Ijo. Wimars hanya tersenyum. Seketika Bulu hidung Wimars keluar saat ia merasakan sebuah ciuman mendarat di tengkuknya.

"Ihhhh.... Geli Bang.... !"

"Hehehehehe....!" Ijo hanya cengengesan. Tapi tangannya perlahan mulai beraksi dengan mengelus perut Wimars yang sedikit... Berlemak.

"Bang....!"

"Hmmmmm..... Apa sayang.... !"

"Ini teh botolnya Bang....!"

Ijo seketika terkesiap. Karna konsentrasi Ijo telah terpusat ditangannya yang sedang mengusap perut Wimars. Ia tidak menyadarai kalau yang memanggilnya "abang" bukanlah Wimars, melainkan si Bocah yang sudah nongol di belakang mereka dengan dua teh botol di tangannya.

"Eitcchh... Bocah dodol... Sejak kapan kau disini... ??Kok nggak keliatan datangnya... ?? Uda kayak tuyul aja kau..!"

Si bocah hanya cenger cengir kayak kucing nunggu hujan.

"Maaf bang..! Aku lewat jalan yang satunya lagi, biar cepat..!" Ujar si bocah menunjuk jalan yang bukan dilalui oleh Ijo dan Wimars saat kepondok itu. Ternyata bocah itu datang lewat jalan bukit, bukan dari bibir pantai.

"Ya udah.... Makasih..!" Ijo menerima teh botol yang di sodorkan Bocah itu, tidak lupa dengan peremen Nano - nanonya juga.

"Hehehehehe....!" Wimars tertawa saat bocah itu sudah pergi.

"Kok ketawa si Dek...? Tanya Ijo yang heran melihat Wimars tertawa.

" Abang selingkuh ya ama tu bocah.. Udah manggil - manggil sayang gitu..!"

"Hahahahahahahaha.......!" Giliran Ijo yang tertawa. " Ih... Nakal ni adek.. Udah bisa ya ngeledikin abang..!" Ijo mentowel dagu Wimars.

Ijo kembali kerutinitas awal, Di peluknya lagi tubuh Wimars dari belakang, tangannya merangkul bagian perut Wimars. Di hirupnya kuat - kuat aroma syampo dari rambur Wimars. Wanginya membuat bulu hidung Ijo mengintip keluar.

"Bang....!"

Kali ini Ijo memperhatikan kesekelilingnya, dia tidak mau terjebak kedua kalinya.

"Bang... Aku mau ngomongin sesuatu...!"
Kali ini Ijo sangat yakin akan suara Wimars, Bukan si Bocah tak bertuan.

"Ia Dek.. Mau ngomongin apa..?"

"Aku mau keluar kota. Ada panggilan kerja, kebetulan di perusahaan itu Teman pamanku yang jadi HRD nya. Jadi, kemungkinan besar aku akan diterima di perusahaan itu.!" Tutur Wimars dengan nada pelan.

Sejenak Ijo diam. Ada ketidak sukaan terlihat diwajahnya. Tapi Wimars tidak mengetahuinya. Wimars mengelus - elus tangan Ijo yang sedang memeluk perutnya. Beberapa detik, mungkin sekitar 60 detik suasana menjadi hening.

"Bang... Kok diam...? Tanya Wimars.
Ia membalikkan tubuhnya sehingga berhadap - hadapan dengan Ijo.

Secepat kilat, Ijo merubah raut wajahnya segalau mungkin. Dan itu membuat perasaan Wimars menjadi sedih.

"Abang kenapa.. Abang nggak suka ya adek dapat kerjaan..?" Tanya Wimars sambil memegang lutut Ijo.

"Bukan itu... Abang senang..! Abang hanya sedih kalau jauh dari adek... !"

"Adek juga sedih Bang. Tapi ade mau merubah kehidupan adek..!

"Dari apa..?"

Wimars diam. Matanya menatap sayu kemata Ijo. Alhasil, Wimars merasakan sesuatu jauh di dasar hatinya, sebuah perasaan yang ingin selalu bersama Ijo. Karena Wimars melihat cinta yang begitu dalam di mata Ijo.

"Apa di sini nggak ada lagi ya pekerjaan.?" Tanya Ijo.

"Kalau ada, pasti ade nggak akan bakalan pergi jauh Bang..!" Ujar Wimars, lalu dia memeluk tubuh kurus Ijo.

Mereka berdua diam dalam sebuah pelukan cinta. Ijo memegang kepala Wimars dan mencium keningnya.

######

POV. WIMARS.

Entahlah.... Aku bimbang. Dan aku tidak pernah sebimbang ini sebelumnya. Didalam pondok kecil aku berperang dengan perasaanku. Dia, ya... Dia, yang beberapa minggu terakhir ini telah menyita tidurku, telah membuatku bimbang.

Aku yang terlahir dari keluarga yang kurang mampu, ditambah dengan kondisi ayahku yang lagi sakit, dan juga ibuku yang sudah tua. Memaksaku untuk sesegera mungkin untuk mendapatkan pekerjaan. Sebagai anak yang paling tua. Aku harus bisa membantu perekonimian keluargaku. Walaupun aku hanya seorang perempuan.

Dan sekarang. Sebuah kesempatan menghampiri, aku mendapatkan panggilan kerja dari sebuah perusahaan yang berada diluar kota. Sekitar 7000km dari kota kelahiranku. Bukan jauh.. Tapi cukup jauh.

Aku sangat bahagia akan hal itu. Dan aku sangat ingin membagi kebahagiaanku itu dengan dia. Ya... Dia.. Orang yang sangat aku cintai. Dia... Pria kurus miskin tanpa gengsi dan apa adanya.

Tapi... Di hadapan angin laut yang bertiup dengan lembut. Saat aku mengutarakan kabar yang menggembirakan bagiku. Bukanlah suatu kabar yang baik untuknya, tapi menjadi kabar kesedihan baginya. Aku faham, dan aku mengerti apa yang dia rasakan. Karena aku juga merasakan apa yang dia rasakan.

Mungkin dia tidak tau. Cintaku kepadanya lebih besar di bandingkan cintanya padaku. Bahkan aku tidak sanggup melihat lara di wajahnya.

"Bang... Jangan sedih seperti itu bang...?" Aku mengelus pipinya.
Dia hanya diam. Hatiku teriris saat melihat matanya berkaca - kaca.

"Aku sangat mencintaimu Dek.!"

"Aku tau bang...!"

Kembali dia mencium keningku untuk kesekian kalinya. Sesaat setelah itu. Dia menatapku penuh arti. Perlahan... Sangat perlahan, wajahnya mendekat, aku bisa merasakan hangat nafasnya menyentuh wajahku. Perlahan, wajahnya semakin mendekat.. Perlahan.. Jantungku mulai berdetak... Perlahan.. Bibirnya menyentuh bibirku..dan perlahan.. Aku merasakan seakan nadiku berhenti berdetak. Dia menciumku.. Dia memberikan ciuman pertamaku. Dan perlahan.. Aku menikmatinya.

Sungguh.. Aku tidak sanggup menolaknya. Ciumannya begitu lembut menyentuhku. Hampir 10 menit bibir kami saling bersentuhan tanpa pergerakan apapun. Tidak seperti yang di katan orang - orang, dimana sebuah ciuman bisa saling mengulum bibir.

Tidak... Ciuman kami tidak seperti itu, ciuman kami biasa saja. Tapi itu ciuman yang sangat luar biasa bagiku. Dan saat ciuman kami terlepas. Nafasku seketika menjadi tidak beraturan. Aku memeluknya, kusandarkan kepalaku kedadanya yang tidak bidang.

"Bang... !"

"Mmmm... Apa Dek..?

"Aku sangat ..... sangat sayaaaang ama abang..!" Ujarku dengan memeluknya lebih erat. "Abang percayakan ama Adek..!!??"

"Abang percaya...!"

Dia melepaskan pelukanku. Kemudian dia membuka kancing celananya.

"Bang... !! Abang mau ngapain...?" Tanyaku penuh dengan kebingungan.

Aku langsung berpikir yang bukan - bukan..apakah dia akan melakukan sesuatu kepadaku. Oh... Tidak.. Ini tidak boleh terjadi.

Aku merasa lega dan tenang. Dia hanya membuka kancing celana tanpa melorotkan celananya. Malahan aku tersenyum geli saat melihat apa yang telah dilakukannya. Dia, mengambil dan menarik benang yang lepas dari celana dalamnya yang dibagian pinggang. Mungkin itu membuatnya merasa tidak nyaman sehingga dia membuka kancing celananya. Kemudian Dia menarik benang itu dengan kuat hingga putus.

"Dek.. !"

" Apa abangku sayang...!" Ujarku masih dalam keadaan tersenyum.

"Boleh abang melamarmu...?"

"Abang mau menemui orang tuaku..?" Tanyaku balik.

"Bukan.. Abang mau melamar adek di sini.. Kita bertunangan di sini dengan di saksikan pepohonan dan lautan..!"

"Boleh..!"

"Berikan Jari manis adek...!"

Aku menyodorkan jari manisku. Kemudian dia mengikat sesuatu di jari manisku. Kutatap penuh perhatian benda yang diikatkan di jariku. Antara percaua dan tidak. Tapi aku tidak protes atau marah. Aku hanya tertawa saat dia bilang.

"Dek... Untuk sementara, ini dulu yang bisa kulingkarkan di jarimu sebagai tanda kalau kita sudah bertunangan. Nanti, kalau abang uda dapat duit, abang akan ganti dengan yang lebih indah..!"

Sumpah.. Aku tertawa dalam keharuan. Tertawa karena cincinku terbuat dari benang celana dalamnya. Haru karena aku dilamar olehnya disaksikan sang Alam yang begitu indah.
 
Terakhir diubah:
:hua: :hua:
ane di lupain ama Mamang @RSP27, yang kurang tamvan. om @rad76, @kuciah, dan teman yang lainya nih om @jodoaNG.
:hua: :hua:

Waduh cilaka Om @RAYxy, maaf bukan saya ngelupain tapi saya juga dapet panggilan dari Mang @RSP27,
terus laptop bermasalah jadi hanya bisa sebentar, masuk internet gak bisa lama-lama krn langsung terblok.
Makanya saya kurang menyimak.
Maafkan si Mamang ya Om RAYxy dia juga sibuk dengan RLnya walaupun tidak TAMVAN dia baik hati dan tidak sombong.

Maaf Om @jodoaNG, teman saya gegerungan dimari. :ampun:
 
Wah ketinggalan... mana pertamax diambil sendiri lagi hahahah.
Joss nih ngalir terus om Jo.

Pissss om@rayxy.. yuks ngopi dimari. Maaf.. efek copas jadi kelewat woro2nya...
hahaha... habis ini kagak ada copas lagi..


mudah mudahan bisa up secepatnya... lagi ngetik.. alur uda ada.. tinggal jok biar panclennya pecah
 
Waduh cilaka Om @RAYxy, maaf bukan saya ngelupain tapi saya juga dapet panggilan dari Mang @RSP27,
terus laptop bermasalah jadi hanya bisa sebentar, masuk internet gak bisa lama-lama krn langsung terblok.
Makanya saya kurang menyimak.
Maafkan si Mamang ya Om RAYxy dia juga sibuk dengan RLnya walaupun tidak TAMVAN dia baik hati dan tidak sombong.

Maaf Om @jodoaNG, teman saya gegerungan dimari. :ampun:
kirain dilupakan... tapi sukurlah... hati ane jadi tenang.. ternyata om kuciah masih sayang ama om @RAYxy
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd