Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT In Too Deep (NO SARA)

Apakah perlu ditambah bumbu-bumbu incest di cerita ini atau tidak?


  • Total voters
    537
  • Poll closed .
Waduhh, sepertinya lebih banyak fans nya Ummi daripada Hani nih :p

Untuk tidak mengecewakan agan-agan yang ngefans dengan Ummi, ane cuma ingin ngasih tau dari sekarang bahwa di chapter kedua ini Ummi akan jarang muncul karena sekarang akan lebih fokus ke orang-orang baru, tenang nanti nggak cuma berhubungan seks sama Hani kok biar ngga bosen hehehe.

Btw, memang betul kalo lebih resep pas baca adegan sama Ummi karena ane saat menulis bagian Hani, ane lebih mengutarakan jalan cerita dan kurang fokus ke adegan seksnya (sebelumnya mohon maaf jika banyak yang kurang suka dengan adegan berhubungan seks dengan Hani), sedangkan pas sama Ummi ane fokus ke adegan seksnya, namun kedepannya akan ane usahakan untuk ngebuat adegan seks dengan Hani bisa lebih menarik ✌.

Mungkin itu sekian dari ane untuk sekarang, terimakasih untuk para agan-agan sekalian atas dukungan dan kritik dan sarannya, semoga agan-agan semua sehat selalu dan sukses di RL nya 😊😊
Kasih spot sekali lagi umminya suhu..:ampun:
 
-The Presence of a Hooligan-

"Halo, sayang. Kamu udah beres-beres barang belom?? Nanti malah kaya waktu itu udah H- berapa jam berangkat kamu malah belom siap-siap" ucap Hani melalui telepon. "Haloo sayang, udah kokk, udah ready semua deh pokoknya, ini sekarang aku lagi nongkrong sama Adi di tempat nongkrong aku pas SMA yah" balasku mengabari Hani kalau semuanya sudah siap. "Oalahh okedehh, yaudah nanti kabarin ajaa kalau udah mau jalan ke rumah yaa, awas pokoknya jangan ngerokok pas lagi nongkrong yah, jangan minum gitu-gitu juga, dadahh" balas Hani yang kemudian mematikan teleponnya. "Siapa, Bay?" tanya Adi. "Hani, Di. Biasa dia nanyain masalah barang-barang gua udah pada rapih atau belom, kan gua berangkat nanti malem" ucapku ke Adi.

--

Kini kami sudah mencapai di penghujung masa liburan kami, dan kami sudah harus kembali ke kota M untuk melanjutkan kuliah kami. Namun kali ini aku tidak membawa mobil dari kotaku karena Rama sudah berangkat duluan karena ada urusan organisasi, sedangkan diantara aku, Rama, dan Hani yang bisa menyupir, hanya Rama yang bisa mengendarai mobil untuk jarak yang jauh, sehingga aku memutuskan untuk naik kereta dengan Hani, sedangkan Adi naik pesawat.

Sudah kurang lebih 3 minggu juga sejak kejadian aku menjebol perawan Hani dan menikmati tubuh Ummi di waktu yang sama, dan semenjak itu Hani semakin memanjakan dirinya kepadaku dan sangat perhatian kepadaku, bahkan Hani pernah datang dari rumahnya yang cukup jauh dari rumahku hanya untuk mengantarkan nasi ayam K*C karena saat itu aku berkata ke Hani kalau aku belum makan dan tidak ada orang dirumah. Urusan seks pun Hani sama seperti biasanya, tidak ingin terlalu sering, karena takut jika salah satu diantara kami akan bosan. Aku juga sempat pernah mengajak Ummi untuk melakukan seks lagi, namun Ummi menolaknya karena Ummi takut jika Hani tahu. Jadi selama tiga minggu ini aku hanya bisa coli membayangkan aku sedang mengentoti entah Hani atau Ummi.

--

Saat ini aku dan Adi sedang berkumpul dengan teman-teman geng SMA-ku. Memang saat SMA aku dan Adi merupakan anggota geng dari salah satu geng yang ada di sekolahku, namun bisa dibilang aku dan Adi merupakan orang yang jarang nongkrong karena jadwalku penuh dengan les dan latihan, sehingga sangat jarang aku menemukan kesempatan untuk nongkrong, tapi aku selalu siap jika kami terlibat dalam perkelahian. Berhubung aku alumni, aku tidak terlalu dekat dengan adik-adik kelasku, namun banyak yang mendekatiku dan bercerita bagaimana mereka berusaha untuk mendekati adikku Bella namun selalu ditolak mentah-mentah oleh Bella. "Iya dah kak masa waktu itu gua emang nggak modus apa-apa, cuma nanya tugas besok, eh di-read doang chat gua masa hahahaha" ucap salah seorang adik kelasku dan membuat kami tertawa. "Iya waktu itu gua juga kan sering papasan sama Ade lu kak, gua mikirnya ingin friendly gitu kan nyapa, eh ama dia cuma dibales senyum tapi kayak nggak enak gitu, emang sombong apa gimana sih adek lu, kak?" ucap adik kelasku yang lainnya, memang adikku ini sangat sulit menerima cowo yang berusaha mendekatinya, jadi hanya cowo beruntung yang bisa bertemanan dengannya.

Disaat aku sedang mengobrol dengan adik kelasku tentang Bella, kulihat ada muka asing yang jarang kulihat sedang berbisik-bisik dengan temannya sambil menunjuk-nunjuk ke arahku. Akupun menanyakan siapa dia kepada salah satu adik kelasku. "Faisal, tuh orang siapa deh? Daritadi dia ngobrol berdua sambil ngunjuk-ngunjuk kearah gua" ucapku kepada Faisal adik kelasku. "Oooh dia? Dia Derrick, kak. Dia dua kali ganaik kelas, berarti seumuran ama lu. Dia juga baru pindah ke SMA kita karena ada masalah sama gurunya di sekolah lama dia" balas Faisal menjelaskan.

Jika kulihat-lihat, tampangnya seperti bule-bule E-Boys gitu, dan dari gayanya juga sepertinya dia highrollers, dengan sepatu yang kutaksir seharga 7 juta lebih dan hoodie 3 juta. Baru saja kuomongin orangnya, dia menghampiriku. "Eh kak, kenalin kak gua Derrick" ucap Derrick menjulurkan tangannya. "Bayu" balasku. Dia kemudian menanyakan hal-hal umum kepadaku, seperti sudah semester berapa aku kuliah, kuliah dimana, tim bola apa yang aku dukung, dll. Sampai akhirnya dia mulai membawa nama adikku.
"Kak, adek lu Bella lagi jomblo nggak sih sekarang?" tanya Derrick, jadi itu ternyata alasan dia dan temannya tadi menunjuk-nunjuk kearahku. "Jomblo sih, cuma kayaknya juga dia nggak mau ama orang-orang kayak lu" ucapku dan seluruh teman dan adik kelas yang mendengarnya tertawa terbahak-bahak. "Tau, lu juga kan ceritanya udah kesebar mau deketin pelatih silat sekolah, Bella ngeliat lu pasti jijik ya" ucap Faisal kembali membuat kami semua ketawa. Derrick tidak menghiraukan ucapan kami semua dan tetap gigih meminta bantuanku untuk mendekati Bella. "Kak please dong kak bantuin gua deketin Bella, gua gapernah liat ada cewe secantik Bella, gua janji gua bakal berubah biar bisa sama Bella, please bantuin gua kak" ucap Derrick memohon. "Gini Der, gua ga peduli lu mau berubah atau gimana buat bisa deketin Bella, tapi yang jelas gua gabakal bisa bantu lu apa-apa karena yang bakal suka sama lu tuh Bella, bukan gua. Jadi silahkan berusaha sendiri" ucapku dan kemudian Derrick pun pergi dengan rasa kecewa.

"Bagus kak lu bisa bikin Derrick pasrah gitu" ucap Faisal kepadaku. "Emang kenapa, Sal?" tanyaku ke Faisal. "Jadi si Derrick ini emang sering nyari cewe buat jadi bahan kesenangannya dia, bahkan mungkin kalo lu belom tau Derrick dikeluarin dari sekolahnya karena dia merkosa gurunya, tapi ketauan sama pihak sekolah sampe akhirnya dia harus pindah sekolah kalau mau naik kelas" ucap Faisal menjelaskan, untung aku tidak mengambil keputusan yang salah. "Ya jujur, meski gua gasuka sama Bella gara-gara kelakuannya, tetep gatega gua kalo gua harus ngeliat Bella di masa yang akan datang malah bernasib sama" lanjut Faisal. Akupun berterimakasih kepada Faisal dan aku menitipkan Bella ke Faisal just in case Derrick berulah.

--

Tak lama setelah itu, aku kembali pulang kerumah dan dijalan, aku melihat ada perempuan yang sedang berdiri di pinggir jalan membawa banyak barang. "Loh itu kan Ummi" pikirku. Aku akhirnya meminggirkan mobilku dan membuka kaca. "Ummi!" panggilku. "Eh Bayu, kamu mau kemana?" tanya Ummi kepadaku. "Baru mau pulang Mi, Ummi mau kemana?" tanyaku kembali, saat ini Ummi mengenakan gamis panjang ketat berwarna merah dan menggunakan jilbab berwarna hitam, dan tonjolan payudara dan pantatnya sangat membentuk sehingga pasti bisa membuat pria manapun ngaceng melihatnya, termasuk aku. "Mau pulang ini Bay, tadinya mau naik taksi cuma kayaknya sekalian sama kamu aja boleh nggak?" ucap Ummi, memang nanti sebelum berangkat ke stasiun, aku harus ke rumah Hani terlebih dahulu. Akupun langsung mengajak Ummi masuk ke mobil.

Dijalan, Ummi bertanya kepadaku. "Udah berapa kali minta jatah sama Hani nih Bay abis mecahin perawannya?" tanya Ummi tanpa basa-basi. "Buset buru-buru banget nanya nya Ummi hahahah, belom nih Mi, Hani juga nggak mau sering-sering katanya takut bosen" ucapku menjawab Ummi. "Oooh gitu toh, yaudah pelan-pelan aja dulu Bay, dia juga masih baru kan jadi belom terlalu ketagihan, aduhh kasian banget ini si ganteng nggak dapet jatahh, Lohh kok udah ngaceng aja kamu Bayy, sange ngeliat Ummi pake gamis ketat gini ya hehehe" ucap Ummi yang kemudian memegang kontolku dari luar celana.
"Ehh Ummi aku kan lagi nyetirr" ucapku kaget. "Udah kamu nyetir fokus kedepan, biar si ganteng Ummi yang urusin" ucap Ummi yang kemudian membuka resleting celanaku dan mengeluarkan kontolku. "Haloo ganteng, akhirnya kita ketemu lagi... Ccupphh.. " ucap Ummi mengecup kontolku dan kemudian mengocok-ngocok kontolku. "Aduhh Ummi bandel banget sihh.. Umhhh... " ucapku mendesah keenakan. "Hhhh... Iyaaah... Gapapahh kan kalo sama Hanii kamu lebih ngentot karena sayang, jadi kalo lagi nafsuu kamu main sama Ummi ajaa hehehe" ucap Ummi yang kemudian mulai menyepong kontolku.

Perasaan ini sangat membuatku pusing, rasa nikmat dari sepongan Ummi dan rasa takut karena kaca mobilku tidak dipasang kaca film yang gelap, jadi bisa saja dilihat orang dari luar. Kupercepat laju mobilku dan Ummi juga makin cepat menaik-turunkan kepalanya. "chlokhhh... Chlokhh... Bayuu jangan ngebut-ngebut ihhh... Chlokhh.. Chlokhh..." ucap Ummi kemudian lanjut menyepongku. Aku sudah tidak tahan. Aku mengarahkan mobilku menuju ke tempat sepi dimana tidak akan ada orang yang melihat. Aku berhenti di sebuah tanah kosong dan langsung menarik Ummi menuju ke pangkuanku. "Main cepet aja ya Mi" ucapku dan Ummi mengangguk. Ummi menaikkan gamisnya dan menurunkan celana dalamnya. Ummi berniat langsung memasukkan kontolku ke memeknya, namun aku mempermainkan rasa sange Ummi terlebih dahulu dengan menggesek-gesekkan kontolku di memeknya. "Uhhh... Bayy.... Kok nggak dimasukkinnn...." ucap Ummi. Akupun menggodanya. "Apanya yang dimasukkin Ummi" godaku. "Massukkinnn kontoll kam.. UHHHH" ucap Ummi yang kemudian menjerit setelah aku memasukkan kontolku tiba-tiba. Ummi pun mulai memainkan goyangan enaknya dan aku meremas-remas kencang payudaranya dari luar gamis membuat goyangan Ummi menjadi lebih liar. "AHHH.... IYAA GITUU BAYY... UHHH.. REMES YANG KENCENGGG" teriak Ummi dan sambil meremas payudaranya yang besar, tak lupa juga kuciumi bibir Ummi dan kami mulai berciuman liar.

Setelah 10 menit digoyang dalam posisi ini, aku mulai bosan dan aku mengangkat tubuh Ummi dan setelah aku membuka celanaku, aku memindahkan tubuhku ke kursi belakang. "Ummi sini pindah ke belakang aja" ajakku. Ummi tersenyum seksi dan kemudian menidurkan tubuhnya di kursi belakang. "Ayoo cepetann Bayy nanti kesore.. AHHHH" ucap Ummi kembali kaget karena aku langsung menghentakkan kontolku dalam-dalam. "Uhhh.... Kamuu tuhhh... Kaloo mauu masukinnn... Bilang-bilangg duluuu... Ahhh iyaaa pinterr.. Masukinnn yangg dalemmm... Ahhhh..." ucap Ummi mendesah keenakan. Aku mempercepat genjotanku dan Ummi menjadi makin menggila. "AHHH... ADUHH ANAK UMMII BERUNTUNGG BANGETTT BISA DAPET PACARR JAGOO NGENTOTTT AHHHH UMMI KELUARRRR" teriak Ummi dan disusul dengan orgasmenya. Aku tidak menghiraukan Ummi yang masih lemas karena orgasme dan tetap memompa memeknya sambil menaikkan gamisnya hingga ke payudaranya dan langsung melepas BH nya. "Ahhh... Nakkk... Sebentarrr... Ummi napas duluuu... Uhhh... Gaada capenyaaa ini anakkk... Ahhh... " ucap Ummi lemas yang tidak kuhiraukan dan aku mulai menjilati payudaranya yang besar ini dan mengulum putingnya. "Ahhh... Iyaa sinihhh... Netekk sama calonn mertuaa kamuuu... Ahhh..." ucap Ummi keenakan.

Sudah 15 menit aku menggenjot Ummi di posisi ini dan mulai kurasa aku akan keluar. Namun melihat payudara Ummi yang begitu besar, aku jadi ingin mencoba titfuck, fantasiku yang belum terpenuhi hingga saat ini. Aku mencabut kontolku dan kemudian langsung menduduki perut Ummi. "Mi aku mau coba titfuck dong" ucapku kepada Ummi. "Hhhh... Hhhh... Yaudahhh sinii kontol kamu Ummi jepitt" ucap Ummi dan aku langsung menaruh kontolku diantara kedua gunung kembar ini dan Ummi menekankan payudaranya hingga rapat. Aku mulai menggenjot pelan dan aku terbuai dengan kenikmatan ini, berhubung aku baru pertama kali melakukan ini. "Hhh... Hhhh... Gimanaa Bayy enak nggak??" tanya Ummi terengah-engah. "Ahhh gilaaa enakk bangettt Miii" ucapku keenakan. "Hihihii kasian ya punya Hani kecil gabisa dipake buat titfuck" canda Ummi yang tidak kuhiraukan. Aku mempercepat genjotanku dan kurasa pejuku sudah akan keluar sebentar lagi. "Ummii iniii akuu keluarin dimanaaa" tanyaku. "Hhhhh... Hhhhh... Keluarin dimuka Ummi sinii" balas Ummi. "Nanti kalo beleber ke jilbabnya gimana, Mi?" tanyaku ke Ummi. "Udahhh biarin ajaaa" balas Ummi tidak memperdulikan. Aku kembali mempercepat genjotanku dan kini pejuku sudah berada di ujung tanduk. "Hhhh... Hhhh... Ummiii aku keluarrr" ucapku yang kemudian ejakulasi. "Hhhh... Hhhh.. Iyahhh... Keluarinn yang bany... UMMFFFHH" balas Ummi yang terpotong karena kaget wajahnya tsrsemprot oleh pejuku dan benar dugaanku, pejuku ada yang mengenai jilbabnya, untungnya Ummi mengenakan jilbab hitam jadi jika dilap bekasnya tidak akan terlalu kelihatan. "Uhhh... Banyak bangett sihhh keluarnyaa" ucap Ummi dan kemudian aku mengoleskan pejuku di wajah Ummi menggunakan ujung kontolku. Setelah itu aku kembali memundurkan badanku menuju ke diantara selangkangannya, dan aku menidurkan badanku menjadikan payudara Ummi sebagai bantalan untuk kepalaku, tak lupa juga kumainkan payudaranya dan menghisap-hisapnya. "Utukutukutuk, kasian pacar anak Ummi pengen netek" ucap Ummi sambil mengelus-elus rambutku.

Kami beristirahat dengan posisi seperti ini selama kurang lebih 10 menit sebelum akhirnya kami mulai beberes membersihkan hasil pergelutan kami tadi, namun kulihat Ummi tidak menggunakan kembali pakaian dalamnya. "BH sama Celana Dalemnya ngga dipake, Mi?" tanyaku. "Nggak ah, males, hehehe" balas Ummi, dan akupun meremas kencang payudaranya dari luar Gamis membuat Ummi menjerit. "AHHHH... Bayuuu kamu nakal banget sihh" jerit Ummi dan aku hanya tertawa mendengarnya dan kemudian kami langsung beranjak ke rumahku.

Sesampainya dirumah, kebetulan hanya ada Mamah di rumah dan aku memperkenalkan Ummi kepada Mamah. "Bay kamu ganti pacar lagi?" tanya Mamah membuat aku dan Ummi tertawa. "Hahahahaha bukan Mahh, ini Ummi, mamahnya Hani, tadi ketemu dijalan jadi sekalian aja berangkat ke rumah Hani bareng nanti" balasku menjelaskan dan setelah memastikan mereka berdua sudah berkenalan, aku naik ke kamarku untuk mandi dan setelah itu memindahkan barang-barangku ke mobil. Baru kutinggal sebentar kulihat Mamah dan Ummi sepertinya sudah sangat akrab. Setelah aku selesai memindahkan barang, aku mengajak Ummi dan Mamah untuk berangkat, namun Mamah berganti pakaian dulu karena Mamah masih hanya menggunakan mukenanya. Sambil menunggu mamah, aku dan Ummi pun berjalan menuju mobil. Aku yang tidak kuat melihat bongkahan pantat Ummi langsung menamparnya keras. "UMFFFHH.. Bayuuu nanti keliatan Mamah kamu lohh" bisik Ummi yang sebelumnya menahan jeritannya. "Nggak kok Mi, Mamah mah lama kalo ganti baju, tenang aja" balasku. "Jangan-jangan Mamah kamu pernah kamu pake juga, ya?" tanya Ummi menatapku tajam. "Hah, nggak lah Mi. Aku juga ada boundaries kali" balasku membuat Ummi tertawa, dan tak lama setelah itu Mamah keluar dari rumah sudah menggunakan outfit islaminya, tipikal Ustazah.

Kami sampai dirumah Hani sekitar jam 4:30 sore, dan jadwal kereta kami berangkat sekitar jam 6:15, jadi masih ada waktu untuk mengobrol santai dengan keluarga Hani. Aku turun dari mobil dan kulihat Hani sudah menunggu di depan pintu menggunakan Rok Syar'i berwarna coklat, kaus putih dan ditutup dengan cardigan panjang berwarna Hitam dan jilbab coklat. "Haloo sayang" ucap Hani kemudian memelukku. "Ihh kaya udah gaketemu lama aja langsung meluk" candaku sambil mengelus-elus kepala Hani. Setelah itu aku memperkenalkan Mamah kepada keluarga Hani yang kebetulan sedang lengkap karena beberapa hari yang lalu ada acara keluarga yang harus didatangi. Bahkan hari ini merupakan kali pertama aku bertemu dengan adik Hani, Arya. Aku baru tahu kalau ternyata dia sekolah di sekolah asrama semi militer, yang membuatnya hanya pulang seminggu sekali, dan setelah kuperhatikan, wajah Arya ternyata sangat babyface sama seperti Hani. Kemudian Ummi, Abbi dan Mamah langsung mengobrol di ruang tamu, sedangkan aku dan Hani mengobrol di teras.

"Sayang" ucapku.
"Kenapa Bay?" tanya Hani.
"Keluarga kamu emang awet muda banget ya? Kamu sama Arya mukanya babyface banget" ucapku membuat Hani tertawa. "Hahahahah, iya Sayang, emang dari dulu sering banget dibilang begitu aku" balas Hani. "Kayaknya emang genetik dari Ummi, ya? Ummi juga keliatannya masih muda banget" ucapku dan Hani kembali tertawa mendengarnya. "Hahahaha, Ummi mah emang masih muda tau, masih 37 tahun, Ummi nikah umur 18 tahun soalnya" ucap Hani menjelaskan. Jujur aku kaget karena kukira umur Ummi sudah mencapai 40 keatas. "Emang kamu ngiranya Ummi umur berapa?" tanya Hani kembali. "Ihh sumpahh aku kira udah 45-ann" balasku, well that explains a lot of things.

--

Jam menunjukkan pukul 5:00 dan untuk menghindari kemacetan, kami sudah harus berangkat, aku dan Mamah di mobilku dan Hani dengan Ummi dan Abbi di mobilnya. Di jalan, Mamah berkata kepadaku. "Bay, kayaknya kalo nanti somehow kamu 'gagal' juga di masa depan, kalo kamu nikah sama Hani, kamu masih bisa ke-backing secara finansial deh" ucap Mamah yang membuatku tertawa. "Hahahahaha, nggak lah Mah masa begitu pemikirannya, malah harusnya jadiin motivasi biar bisa semampu mereka pas aku udah nikah sama Hani nanti" ucapku membuat Mamah tersenyum. "Alhamdulillah, Mamah juga seneng ngedengernya kalo gitu, tapi ternyata mamahnya Hani lebih muda dari Mamah juga ya, kaget Mamah" ucap Mamah yang sama kagetnya denganku, memang umur Mamah dan Ummi hanya beda setahun karena yang kuingat saat aku berumur 11 tahun, saat Ayah menikah dengan Mamah, umur Mamah masih sekitar 30 tahun dan kini umurku 19 tahun, berarti umur Mamah sekarang kurang lebih 38 tahun.

Kini kami sudah sampai di stasiun, dan aku dan Hani langsung berpamitan dengan orangtua kami dan sebelum kami beranjak ke kereta, kami memutuskan untuk membeli makanan dan cemilan terlebih dahulu sebelum akhirnya pada pukul 6:00 kami sudah berada di kereta. Kami menaikki kereta kelas eksekutif dan kami memilih untuk duduk di deretan paling depan, karena ruangnya yang lebih lega. Sepanjang perjalanan, kami berdua menonton serial kartun SpongeBob kesukaan kami, dan Hani juga beberapa kali mengajakku selfie. Selain menonton SpongeBob, aku sempat bermain game 'Moba Analog' sebelum Hani akhirnya mengambil paksa hapeku dan memasukkannya ke tas tentengnya. "Hanii aku lagi main Ranked ihhh, balikin dongg" ucapku memohon. "Nggak, nggak boleh. Biarin aja kamu AFK, wlee" ucap Hani meledekku kemudian menjulurkan lidahnya, turun sudah bintangku. Dan setelah memastikan pertandingannya selesai, barulah Hani mengembalikan hapeku. "Awas main game lagi, aku apus game nya nanti, eheheh" ucap Hani penuh kemenangan karena melihatku yang tidak berdaya.

--

Sudah 5 jam kami berada di kereta ini, dan aku dan Hani mulai merasa ngantuk. Hani kemudian menidurkan badannya di deretan kursi kami dan menggunakan pahaku sebagai bantal. "Loh, Han kamu nggak pegel tidurnya begini? Kan tempatnya sempit loh" ucapku. "Hmm? Nggak kok, gapapa kan aku begini?" balas Hani bertanya padaku dan aku mengangguk dan langsung lanjut menonton Y**tube, Hani pun tidak langsung tidur melainkan melanjutkan streaming filmnya. Aku sedang menikmati menonton live concert dari Sum 41 ini sampai akhirnya muncul notifikasi dari Ummi di Whats*pp. Akupun membukanya dan aku kaget melihat isinya, Ummi mengirimkan foto Ummi sedang mirror selfie di kaca kamar mandi nya hanya menggunakan Jilbab dan kimono yang tidak diikat, mengekspos payudaranya yang besar dan jembut memeknya yang dicukur rapih. Ummi juga mengirimkan pesan yang bertuliskan "jagain Hani disana ya, Nak. Tolong jangan bikin Hani sedih disana, oke? Anggap yang tadi siang itu upah kamu buat ngejagain Hani disana, sama foto ini bonusnya, sekalian biar kamu ngaceng kalo kamu mau main di kereta sama Hani, hehehe". Aku hanya membalas seadanya dan jelas saja pasti aku ngaceng melihat foto tersebut, apalagi Hani kini memutar badannya menghadap ke badanku dan wajahnya tepat berada di kontolku. Akupun langsung cepat-cepat menaruh foto itu ke hidden files dan langsung mematikan hapeku.

Hani sepertinya menyadari kontolku sedang ngaceng sekarang, dan dia menyentil tonjolan di celanaku yang merupakan ujung kontolku, membuatku menjadi agak mulas. "Aduhh Hani kok kamu sentil sih" bisikku agar tidak terdengar orang lain. "Hehehe, abis bandel punya kamu berdiri gitu, padahal baru dijadiin bantal doang paha kamu" balas bisik Hani yang mengira kalau aku ngaceng karena dia kepala dia berada di dekat kontolku. "Iya nih, udah lama nggak dikasih jatah sama yang punya soalnya" balas bisikku berbohong, karena aku tidak mungkin memberitahu alasan yang sesungguhnya. Hani kemudian kembali duduk dan kini Hani memelukku dari samping.

"Ampe segitunya yah" balas Hani dan aku tidak menjawab. Hani memelukku dan aku merangkulnya sambil mengelus-elus kepalanya menggunakan ibu jariku. "Kamu kangen 'main' sama aku?" bisik Hani. "Iyah, sayang" balas bisikku ke Hani. Hani kemudian menggenggam tanganku yang sedang mengelus-elus kepalanya, melepas rangkulanku, namun masih menggenggam tanganku dan memposisikan tanganku di depan wajahnya. Aku yang kebingungan hanya melihat Hani tersenyum kearahku, dan kemudian, Hani mulai mengulum ibu jariku, menaik-turunkan kepalanya seperti terlihat Hani sedang menyepong ibu jariku, dan aku mulai tidak tahan melihat sekitar, memastikan semua orang di dekat tempat kami duduk tidak memerhatikan, dan kulihat mereka semua sudah tidur. Setelah Hani puas bermain dengan ibu jariku, Hani melepas kulumannya dan berkata kepadaku. "Kamu mau tau sesuatu ngga sayang?" tanya Hani.
"Apa?" balasku.
"Aku juga kangen" ucap Hani tersenyum, dan aku yang tidak tahan melihat wajah manisnya langsung mengecup bibirnya dan kini kami mulai berciuman. Jujur perbedaannya sangat jauh ketika aku berciuman dengan Hani dibandingkan dengan aku berciuman dengan Ummi yang lebih liar. Sambil berciuman juga kuraba payudaranya dari luar kausnya. "Ccupphhh.. Ccupphhh... Ahhh sayangg..." desah Hani keenakan dengan suara kecil. Hani yang mulai tak tahan berusaha untuk mengeluarkan kontolku, namun kutahan. "Ccupph... Ccupphh... Jangan disini sayang, pindah kamar mandi ajah, kamu masuk duluan nanti aku nyusul" bisikku ke Hani dan Hani mengangguk kemudian berdiri menuju ke toilet. Aku memberi jeda waktu kurang lebih dua menit untuk menyusul Hani dan sebelum beranjak ke toilet kulihat orang seisi gerbong dan kulihat mereka sudah tidur semua, jadi aman.

Aku membuka pintu kamar mandi, dan kulihat Hani sudah menaikkan kausnya dan membuka BH nya, dan kulihat legging dan celana dalamnya yang bermodel seperti boxer berada di wastafel. "Wah udah siap-siap yah" ucapku meledek Hani. Hani tersenyum dan kini kami mulai berciuman. Ciuman ini tidak berlangsung lama, karena tak lama setelah itu Hani menyuruhku duduk di toilet dan Hani berlutut di depan selangkanganku dan menurunkan celanaku. "Ihh udah gede aja inih" ucap Hani yang kemudian langsung menjilati kontolku. Sensasi ini sangat gila. Aku memang pernah melakukan hal yang mirip saat kami sedang pulang ke kota kami, namun kali ini rasanya berbeda karena kami melakukannya di transportasi umum. "Slurpp... Slurpp.. I miss this so much" ucap Hani pelan dan kemudian Hani langsung melahap kontolku. "Hhhh... Hhhhh... Jangan kenceng-kenceng yah ngedesahnya, takut nanti malah kedengeran keluar" bisikku ke Hani yang dibalas dengan anggukan. "Chlokhh... Chlokhh... Kalo gitu seks nya sekarang aja yah" bisik Hani yang kemudian menaikkan roknya hingga sepinggang dan berdiri membelakangi pintu. Akupun berdiri dan membungkukkan tubuh Hani, sebelum akhirnya...

"TOKK TOKK TOKK" bunyi pintu toilet diketuk, membuat aku dan Hani panik. "HALO HALO, DI DALEM ADA ORANG NGGAK?" tanya seseorang dari balik pintu. aku langsung sigap menutup mulut Hani dan menjawab. "Ada pakk" balasku.
"Oooh, kencing atau pup, mas? Saya udah kebelet nih" tanya bapak itu kepadaku.
"Pup, pak. Bapak pindah ke toilet belakang aja pak" ucapku menyuruh bapak tersebut untuk menuju ke toilet di belakang gerbong.
"Udah gapapa mas saya tungguin aja deh" balas bapak tersebut. Hani kemudian melihatku dan menatapku seolah bertanya "Ini gimana?". Akupun akhirnya menjawab ucapan bapak tersebut. "Beneran pak saya bakal lama banget kayaknya, saya kayaknya salah makan ini jadinya diare" ucapku dan kulihat Hani seperti tertawa. "Oalahh hahahaha, yaudah deh kalo gitu, makanya jangan asal makan mas, semangat beraknya" ucap bapak tersebut membuat aku dan Hani nyaris tertawa. Setelah agak lama, aku akhirnya melepas tanganku dari mulut Hani. "Ummhh.. Ahh akhirnya dilepas juga, jadinya gimana ini, Bay?" ucap Hani menanyakanku. "Lanjut aja tapi main cepet, gimana?" saranku dan dijawab dengan anggukan Hani. "Yaudah kalo gitu kamu coba cek diluar dulu" ucap Hani dan aku membuka pintu, mengeluarkan kepalaku untuk melihat sekitar, yes aman. Tanpa mengabari Hani, aku langsung memasukkan kontolku ke memeknya yang masih sangat rapat, membuat Hani menjerit namun kemudian langsung kututup mulutnya. "MMMFHHH..." jerit Hani yang tertutup tanganku. Akupun langsung menggenjot memek Hani dengan cepat bertujuan untuk cepat ejakulasi. Setelah memastikan Hani bisa menahan suaranya, aku melepas dekapan mulutnya. "Uhhh... Sayangg... Akuu kangennn..." desah Hani. Akupun langsung mengangkat tubuh Hani dan mulai menciumi bibirnya sambil meremas-remas payudaranya. "Ccuppph... Ccuppph... Ahhh sayangg... Ccupphh... Ccupphh" desah Hani di sela-sela kami berciuman. Aku terus mempercepat entotanku membuat Hani makin gelinjangan. "Uhhh... Sayanggg akuu mau keluarrr... Ahhh..." desah Hani dengan suara pelan yang kemudian disusul dengan cairan orgasmenya membasahi kontolku. Tidak memberi Hani waktu istirahat sejenak, aku tetap menghujam-hujam memek Hani sampai Hani merasa lemas.

Sudah 10 menit aku mengentoti Hani dan kurasakan pejuku sudah mau keluar dan aku langsung mengabari Hani. "Hhhh... Sayangg... Aku udah mau keluarr... Hhhh..." bisikku dan aku langsung mencabut kontolku, kemudian Hani berlutut dan langsung menyepong kontolku. Tak butuh waktu lama bagi Hani untuk mengeluarkan pejuku karena memang pejuku sudah diujung tanduk. "Uhhh Sayangg aku keluarr" desahku pelan disaat aku ejakulasi, dan Hani menampung semua pejuku di dalam mulutnya. Aku mengeluarkan kontolku dari mulutnya. "Jangan ditelen dulu pejunya, aku mau liat kamu ngunjukin mulut kamu penuh sperma aku" bisikku dan Hani membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya, sampai akhirnya Hani menelan pejuku. "Hhhh... Padahal kita waktu itu mainnya nggak selama sekarang, tapi kenapa lebih cape sekarang yah rasanya" ucap Hani pelan setelah dia menelan pejuku. "Iya yah. Aku daritadi pikirannya takut ketauan ama orang makanya aku cepetin genjotannya" balasku tetap dalam suara pelan. "Sama aku juga tau hihihi" ucap Hani dan kami mulai beres-beres, dan lagi-lagi kulihat Hani tidak menggunakan pakaian dalamnya. "Sayang, pake dong dalemannya, nanti keliatan orang loh" ucapku menyuruh Hani, entah kenapa aku sangat takut jika Hani tidak menggunakan dalamannya, berbeda ketika saat aku melihat Ummi tidak mengenakan pakaian dalamnya, mungkin karena rasa sayangku ke Hani yang sangat besar sehingga aku sangat takut jika ada orang lain yang bisa menikmati pemandangan indah tersebut. "Ngga papa kok, gabakal keliatan, kan rok aku nggak ketat, tetek aku juga ketutupan sama cardigan sama jilbab" jawab Hani, like mother like daughter.

Namun kali ini aku memaksanya untuk setidaknya menggunakan leggingnya. "Setidaknya pake leggingnya dong sayang, nanti kalo ada orang iseng yang niatnya mau foto celana dalem kamu malah ngeliat kamu nggak make celana dalem gimana? Bahaya nanti" balasku. Hani kemudian tersenyum manis dan mencium bibirku singkat. "Ccupphh... Iyaa sayang, aku nurut deh, makasih yah udah mau ngejaga aku yah, Hani sayang Bayu" ucap Hani dan kemudian Hani menggunakan leggingnya, dan memasukkan celana dalam dan BH nya kedalam tas kecilnya. "Bayu juga sayang Hani, jangan pernah berubah yah" ucapku yang kemudian mengecup keningnya.

Setelah memastikan kondisi sudah aman, Hani keluar terlebih dahulu, dan kuberi selang beberapa menit untuk aku keluar. Setelah aku duduk, aku dan Hani langsung membuka selimut yang sudah disediakan dan beranjak tidur, Namun aku memastikan dulu apakah ada tonjolan puting dibalik kausnya dan ternyata benar tidak terlihat. Hani menyandarkan kepalanya ke pundakku dan aku merangkulnya, dan Hani kemudian langsung memeluk tubuhku dari samping. Sudah 5 menit kami berada di posisi seperti ini, dan tiba-tiba Hani mencium pipiku yang kemudian kembali menyandarkan kepalanya dan memejamkan matanya. "I love you so much, Bay. Please don't ever leave me" ucap Hani setelah menyandarkan kepalanya di pundakku. "I love you too, Han" ucapku yang kemudian mencium samping kepalanya dan kami berdua akhirnya tidur terlelap.

-To be Continued-
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd