Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT In Too Deep (NO SARA)

Apakah perlu ditambah bumbu-bumbu incest di cerita ini atau tidak?


  • Total voters
    537
  • Poll closed .
-Playing in tight space like Barcelona-

"Sayang, bangun, sayangggg" ucap Hani membangunkanku.
"Mmm??? Jam berapa ini??" tanyaku masih mengumpulkan nyawa. "Jam 5 sayang, sholat dulu, mandi wajib dulu jangan lupa" ucap Hani sambil menarikku bangun untuk berjalan ke kamar mandi. Setelah melakukan keduanya, aku berniat untuk kembali tidur, namun upaya ku untuk tidur selalu diganggui oleh Hani. "Ihhh kok tidur lagiii, bangun donggg" ucap Hani sambil mencolek-colek perutku yang membuatku agak kegelian. "Aaaa aku pengen tidur lagii masih jam seginii kan" ucapku yang mulai merasa bete. "Ngga Bolehhh, pokoknya terus aku gangguin kalo kamu tidur lagi" ucap Hani yang kemudian menduduki perutku yang sedang tidur terlentang. "UGHH.. SAYANG.. SAYANGG GABISA NAPAS AKU" ucapku yang kesulitan bernapas karena perutku diduduki Hani dan Hani hanya tertawa singkat lalu menidurkan badannya di badanku dan kepala kami berdekatan. "ccuppp.." bunyi kecupan dari Hani yang mencium singkat bibirku dan kemudian memindahkan badannya kesampingku dan tidur menyamping membelakangiku, mengundangku untuk memeluknya dari belakang. Saat ini aku sedang memeluk Hani dan Hani sedang bermain hape.

"Sayang, liat kesini dong" ucap Hani menyuruhku melihat kearah hapenya yang kulihat sedang menggunakan kamera. "Hmm? Selfie? Mau di post kemana? Kan kamu lagi ngga pake jilbab" tanyaku. "Nggak, kok. Ini mau aku jadiin wallpaper di L*ne, sinii liat ke kamera" ucap Hani yang kemudian disusul dengan beberapa kali take selfie, dan setelah itu Hani memilah foto-fotonya yang akan dipilih untuk dijadikan wallpaper-nya. "Kenapa nggak pake foto-foto kemaren aja?" tanyaku. "Yang itu buat lockscreen sama homescreen hape aku, kalo yang ini buat wallpaper chat, yang buat wallpaper ini lebih lucu bagi aku soalnya muka kamu masih kaya polos banget baru tidur" ucap Hani. Setelah itu aku kembali tertidur sampai akhirnya Hani kembali membangunkanku jam 9 Pagi dan Hani mengajakku untuk keluar mencari sarapan, dan jam 11 Kami kembali ke hotel dan Hani menyuruhku untuk mengemas barang-barang.

Aku sudah selesai mengemas barangku, begitu pula Hani, dan kami sudah siap untuk bertemu Adi dan Rama dibawah untuk check-out hotel. Setelah kami check-out, Adi dan Rama mulai mengemas barang-barang, namun aku dan Hani ingin membeli cemilan untuk dijalan terlebih dahulu. "Ram, Di, gua mau ke alf* dulu sama Hani, kalian ada mau nitip, nggak?" tanyaku. "Banyakin air putih aja, Bay, sama Roti ama selai, cemilannya asin-asinan aja" ucap Adi dan kemudian aku dan Hani berjalan ke Alf*mart untuk membeli minuman dan cemilan.

Setelah kami selesai membeli pasokan makanan, kami hendak kembali ke mobil, namun tiba-tiba ada pria berbadan besar menarikku dan mendorongku ketembok. Dia juga berusaha untuk memukul kepalaku namun pukulannya bisa kutahan dengan tanganku. Sebelumnya aku tidak tahu siapa dia karena dia menggunakan jaket yang digunakan juga kupluknya, dan dia menutup mukanya dengan masker. Di saat dia hendak memukulku lagi, aku dengan cepat menangkis pukulannya dan dengan cepat aku menarik masker yang digunakan oleh orang ini dan aku terkejut melihat siapa orang dibalik masker ini.

--

Dia adalah si Bule psikopat yang baru saja kukalahkan di pertandingan kemarin. Entah apa yang dia inginkan dariku, tapi yang jelas apapun alasannya, tujuannya tetap untuk memukuliku. Setelah aku membuka maskernya, dia mengayunkan pukulan yang sangat kencang ke arah pipiku yang namum bisa kuhindari, namun aku yang tidak terlalu memerhatikan keadaan tidak melihat jika orang ini juga meluncurkan tendangan dengkulnya kearah perutku dan serangan itu membuatku terjatuh. "BAYUU!!!" teriak Hani yang khawatir dengan keadaanku. "Udah tenang, aku nggak kenapa-napa kok" balasku.

Ya memang benar, aku tidak terintimidasi dengan orang yang memiliki postur tubuh tinggi besar dengan wajah yang kejam ini. Aku juga pernah berada di dalam skenario yang lebih buruk dari ini, yaitu pada masa-masa SMA ku, kala itu aku harus berhadapan oleh kurang lebih tujuh anak sekolah lain yang berusaha memukuliku karena aku berhasil mengalahkan mereka di kompetisi sepakbola. Aku memang babak belur saat itu, tapi aku juga yang merupakan orang terakhir yang dapat berdiri. Jadi jika dibandingkan dengan kondisiku saat ini yang harus berhadapan dengan Ibrahimovic-wannabe Ini, ini tidak seberapa.

Disaat aku masih tergeletak di tanah, dia berusaha untuk menginjak tubuhku, namun aku dengan cepat menghindar dan kini posisi dia berada di depan tembok. Aku yang mendapat posisi untung ini tidak berpikir lama dan mendorong si gila ini ke tembok dan kami berdua terlibat dalam aksi pukul-pukulan yang cukup brutal, tak begitu lama karena akhirnya aku dipisahkan oleh orang-orang di sekitar dan Bule dipaksa untuk pergi. Namun sebelum dia pergi, dia berteriak-teriak kearahku sambil menunjuk-nunjukku. Aku tidak mendengar dengan jelas apa yang dia bicarakan, karena bahkan dia tidak menggunakan bahasa inggris disaat itu, namun ada beberapa kata yang kudengar dengan cukup jelas, yaitu: MVP, Trophy, dan Final, Jadi bisa kuasumsikan bahwa dia ingin memukuliku karena dia tidak terima oleh kekalahan timnya yang disebabkan oleh golku, hingga menghalangi kesempatan dia mendapatkan gelar MVP empat tahun berturut-turut. What a sore loser.

Perkelahian ini tidak meninggalkan bekas luka bagi Bule, namun kepalaku sedikit tergores sehingga membentuk luka kecil dan Hani yang menyadari akan hal itu langsung berlari kedalam Alf*mart untuk membeli betadine dan selotip dan dia langsung meneteskan luka yang ada di keningku bagian samping yang kemudian ditutup menggunakan kapas yang dia keluarkan dari tasnya. "Kamu beneran gapapa kan? Cuma ini doang yang sakit kan?" tanya Hani. "Iya, Han. Sama tadi sakit perut aku didengkulin, tapi lama-lama juga ilang entar" ucapku meyakinkan Hani jika aku tidak kenapa-kenapa.

Entah kenapa, serangan lutut dari bule gila itu tidak begitu berasa disaat kami sedang berkelahi, namun setelah selesai berkelahi, rasa sakitnya menjadi lebih parah dan entah kenapa kakiku berasa menjadi sangat lemas hingga aku harus dibopong oleh Adi dan Rama kedalam mobil. Setelah dibopong ke mobil pun aku langsung diposisikan tertidur di kursi belakang dan kepalaku berada di pangkuan Hani. Setelah memasukkanku kedalam mobil Adi dan Rama pun langsung menyusul masuk kedalam dari pintu depan dan kami memulai perjalanan panjang kami tepat pada jam 12 siang. Dikarenakan posisiku yang berada diatas paha Hani, pandanganku ketika melihat keatas adalah wajahnya yang terus melihatiku yang tidak terlihat sepenuhnya karena sedikit tertutup dengan payudaranya. Hani terus mengelus-elus kepalaku dan kulihat matanya seperti berkaca-kaca. "Kenapa, Han?" tanyaku sambil sedikit mengangkat badanku, namun Hani langsung menyuruhku untuk kembali tidur. "Nggak kenapa-napa kok, Bay. Udah kamu tidur dulu aja yah, istirahat dulu" ucap Hani yang memposisikan badanku untuk kembali tidur, namun sebelum itu, dia mengecup keningku singkat. Aku ingin membalas kecupannya, namun pasti Hani akan menyuruhku untuk kembali tidur, jadi aku mendekatkan kepalaku ke tubuhnya dan mencium perutnya dari luar crewneck yang dia kenakan, kemudian dilanjuti dengan pukulan kecil di pundakku oleh Hani yang menahan tawa, dan setelah itu kami berdua tertidur lelap.

--

Aku kembali terbangun ketika kami sedang berhenti ke tempat istirahat di jalan tol, saat itu Rama dan Adi hendak pergi ke toilet, dan Hani menemaniku di mobil. "Bay, bangun, Bay. Kamu mau ke toilet dulu ngga?" ucap Hani membangunkanku. "Hmm? Adi sama Rama kemana?" tanyaku. "Mereka lagi ke toilet dulu, sama katanya mau beli makan *FC, kamu mau ke toilet, ngga? Masih sakit ngga perutnya? " ucap Hani kembali menanyakanku. Aku mencoba untuk membangunkan badanku dan sudah tidak terlalu berasa sakit sekarang di perutku, namun kakiku masih terasa agak lemas jadi sepertinya aku masih perlu dibopong Hani. "Iya, Han. Aku mau ke toilet dulu. Udah ngga sakit kok, tapi kaki aku masih lemes, bisa bopongin dulu ngga sebentar?" balasku yang kemudian disusul dengan Hani membantuku keluar dari mobil dan kami berdua berjalan menuju toilet, namun setelah setengah jalan aku sudah merasa kalau aku bisa jalan sendiri, jadi aku menyuruh Hani untuk kembali ke mobil.

Setelah selesai dari toilet, aku kembali menuju mobilku sambil membuka hapeku. Kulihat sekarang sudah jam 3, berarti aku sudah tertidur selama 3 jam. Selain itu, kudapati juga banyak notifikasi dari hapeku yang berisikan kata-kata permohonan maaf. wah, ternyata banyak pemain dari tim lawan kemarin yang meminta maaf atas perlakuan bule terhadapku pagi tadi, dan tak terasa kini aku sudah berada di depan mobil. Di dalam mobil, kulihat Hani sedang menyelonjorkan kakinya kesamping dan langsung menyilangkan kakinya ketika aku memasuki mobil. Aku baru saja duduk sebentar dan tiba-tiba Hani menduduki pahaku dan kini wajah kami berhadapan, namun hanya sebentar karena tiba-tiba mata Hani kembali berkaca-kaca dan dia menangis di pundakku, membuatku menjadi sangat kebingungan. "Lohh, Sayang, kamu kenapa??" ucapku sambil mengelus-elus kepalanya. "Hikss... Hikss.. Nggakk... Hikss.. Hikss... Aku cuma khawatir dan takut banget pas ngeliat kamu kesakitan pas dipukulin tadi.. Hikss.. Hikss... Aku.. Aku kira... Hikss.. Kamu bakal terluka parah... Hikss.. " ucap Hani yang agak terbata-bata karena masih menangis. "Lohh kenapa?? Aku baik-baik aja kokk, sekarang kan udah mendingann, tenang aja, okay? Udah gabakal ngeganggu lagi dia, semoga aja, ya? Udah jangan nangis dong, nanti malu diliat Adi sama Rama, loh" ucapku menenangkannya. Perkataanku yang kubarengi dengan mengelus-elus punggung dan kepalanya pun bisa membuatnya menjadi lebih tenang, dan suara tangisannya pun mulai tidak terdengar. Setelah itu Hani mengangkat kepalanya dan menatapku dengan senyuman manisnya, yang membuatku tidak tahan untuk mencium bibirnya, dan kami mulai berciuman. "Ccupphh.. Ccupphh..." bunyi dari ciuman kami. Hani memegang kepalaku dengan kedua tangannya, sementara tanganku meremas-remas payudaranya dari dalam melewati crewneck yang sedang dia gunakan. Merasa bosan meremas payudaranya, kini tanganku beranjak dari payudaranya ke pantatnya dan sembari meremas-remas pantatnya, kutampar-tampar kecil juga pantatnya.

Di saat kami sedang asik berciuman, tiba-tiba Hani melepaskan ciumannya dan merapikan bajunya yang menjadi agak berantakan karena perlakuanku. "Ccupp.. Ccupp.. Ehhh Bayy, Udahan duluu, Rama sama Adi udah OTW kesinii" ucap Hani ketika dia melihat Adi dan Rama yang mulai mendekati mobil kami, dan Rama dan Adi memasuki mobil tepat disaat kami selesai beberes, hingga tidak ada yang melihat. Setelah itu kami melanjuti perjalanan namun kali ini Hani lah yang menidurkan badannya dan kepalanya berada di pangkuanku.

--

Waktu menunjukkan pukul 7 di Jam, berarti kurang lebih 2 jam lagi kita akan sampai. Hani tertidur di pangkuanku ditutupi dengan selimut, dan aku, Rama, dan Adi sedang berbincang tentang siapa yang akan menjuarai Liga Inggris musim depan. "Kalo kata gua mah, fix udah Liverpool yang menang, gila timnya isinya ngeri-ngeri banget, bro" ucap Rama. Adi yang tidak setuju langsung membalas perkataan Rama tidak kalah semangat. "Nggak lah, men. Liverpool timnya ngeri, tapi Manchester City rotasi pemainnya gila banget, aman kalo ada yang cidera panjang" ucap Adi. "Gua fans West Ham nyimak aja deh, percuma gua mau berharap kaya apa juga" ucapku memotong perbincangan Adi dan Rama dan kami bertiga tertawa kencang yang membangunkan Hani dari tidurnya. "Ihh lagi pada ngomongin apasiii berisik bangett, lagi enak-enak tidur nihh" ucap Hani kesal karena tidurnya terganggu, dan kemudian menarik selimutnya hingga sampai menutupi kepalanya. "Eh ibu negaranya ngamuk, udahan deh ngobrolnya" ucap Adi yang kemudian menyalakan radio untuk mendengarkan lagu supaya suasana tidak terlalu sunyi.

Aku melihat pemandangan gelap disekitarku lewat jendela, namun tiba-tiba kurasakan resletingku terbuka dan kontolku dikeluarkan melewati lubang resleting. HANI MENGELUARKAN KONTOLKU. Aku yang kaget pun langsung mengambil hapeku dan mengirim pesan ke Hani. "HANI KAMU NGAPAIN???" ucapku melalui pesan singkat di L*ne. Hani yang merasakan hapenya bergetar langsung mengambil hapenya dan membalas pesanku. "Kan tadi aku bilang nanti dulu pas ciuman, jadi aku lanjutin sekarang ehehehe, udah jangan banyak gerak, gabakal keliatan kan ketutupan selimut, gelap juga" balas Hani dan tak terasa kemudian Hani melahap kontolku. "URGHHH..." desahku namun kutahan supaya sebisa mungkin tidak terdengar oleh Rama dan Adi.

Sensasi ini sangat gila. Di satu sisi aku sangat menikmati sepongan Hani namun disisi lain aku sangat takut jika Adi dan Rama menangkap basah apa yang sedang kami lakukan di belakang. Jika dilihat dari depan, kemungkinan akan terlihatnya sangat kecil karena Hani tidak mengangkat badannya untuk menyepong kontolku, jadi Hani masih menyenderkan kepalanya di perutku. Untuk terlihat seperti kami sedang tidak melakukan apa-apa, aku berpura-pura bermain hape dengan tangan kiriku, dan tangan kananku kubiarkan tergeletak, namun akhirnya kugunakan untuk meremas-remas payudara Hani. Setelah kurang lebih 5 menit Hani menyepong kontolku, Hani kembali mengirimiku pesan lewat L*ne. "Bilang-bilang kalo mau keluar, ya" pesan Hani. Aku yang memang sudah tidak tahan langsung membalas pesannya. "Udah mau keluar inii, cepetin blowjobnya sayangg" balasku. Setelah itu Hani makin cepat memaju-mundurkan kepalanya dan hisap-hisapannya membuatku makin kelojotan dan akhirnya aku mengeluarkan pejuku kedalam mulutnya. "URGGHHUHUKK.. UHUKK" desahku namun langsung kuselingi dengan pura-pura batuk supaya tidak terlihat seperti aku sedang mendesah. Tak lama setelah itu, Hani kembali menjilati kontolku dan menunggu kontolku kembali mengecil dan memasukkannya kembali ke kandang, dan setelah itu Hani menelentangkan badannya di pangkuanku dan menurunkan selimutnya hingga ke bagian dada dan kemudian dia kembali memainkan hapenya seolah tidak terjadi apa-apa. Kami sempat terdiam agak lama di posisi ini, sampai akhirnya ku melihat DI SEKELILING MULUT HANI MASIH ADA PEJUKU YANG BELUM DIBERSIHKANNYA. Aku kembali mengingatkan Hani melalui chat. "Sayangg itu spermanya masih belepotannn" ucapku dan kulihat muka Hani terkejut dan dia membuka kamera dan menyalakan flash untuk memastikan. Setelah itu kulihat ekspresinya seperti kaget dan dia mengirimiku pesan. "EHIYA DONGGG" ucap Hani melalui pesan, Hani hendak mengelapnya menggunakan pashmina yang dia gunakan, namun aku menahan tangannya sambil mengirimi Hani pesan lagi. "Jangan pake pashmina, pake tangan kamu aja, terus kamu kulum jari kamu sambil liatin aku" ucapku melalui pesan dan dibalas oleh Hani. "Ihh apa sihh requestnya aneh-aneh ajaa" ucap Hani, namun Hani tetap melakukannya. Dia melihat kearah wajahku, dan menggunakan jari telunjuknya, dia menyapu peju-peju yang masih berserakan di sekitar mulutnya dan memasukkan jarinya kedalam mulutnya dan menghisap-hisap jarinya seperti bayi, pemandangan yang sangat menggairahkan, karena tampang polos Hani ini melakukan sesuatu yang sensual. Setelah melakukan itu, Hani mengirimiku pesan lagi. "Kayak tadi bener ngga?" pesannya. "Bener kokk, gemes sama nafsu aku liatnya" balasku singkat. Hani hanya tsrsenyum melihat pesanku dan dia kembali memejamkan matanya.

--

Singkat cerita, kami sudah sampai di tujuan. Setelah menurunkan Adi dan Rama di rumah mereka, aku dan Hani bergegas untuk pulanv kerumahku. Aku tadinya ingin mengantar Hani pulang ke rumahnya, namun karena sudah terlalu malam, Hani memutuskan untuk menginap dirumahku dulu, dan besoknya baru aku antar Hani pulang. Setelah sampai pun, aku langsung bersalaman dengan Mamah, Bella, dan Ayah yang juga sedang pulang ke Indonesia. Di saat yang sama juga aku memperkenalkan Hani ke orangtuaku dan adikku secara langsung, karena sebelumnya hanya melalui video call. Tak perlu waktu lama bagi Hani dan Bella untuk bisa mengobrol panjang karena topik pembicaraan mereka juga sepertinya sama. Setelah itu Mamah mengajak kami semua makan, dan setelah makan malam dan mengobrol-ngobrol sebentar, aku dan Hani memutuskan untuk tidur, namun Hani tidur bersama Bella dikamarnya, jadi tidak ada "main-main" malam ini.

Sesampainya di kamarku, aku langsung mandi dan setelah mengenakan baju, aku membuka hapeku dan kulihat ada notifikasi dari Adi yang bertuliskan "nakal yee tadi Hani lagi tidur lu grepe-grepe hahahaha". Di satu sisi aku kaget, karena ternyata Adi melihat gerakan tanganku tadi, namun disisi lain aku agak tenang, karena dia tidak melihat kalau dibalik selimut itu, Hani sedang bermain dengan joystick kesayangannya. Aku hanya membalas chat Adi dengan emoticon tertawa dan aku langsung tidur setelah itu.

-To be Continued-
 
Malam agan-agan semuanya! Berikut update kelima dari seri ini, tapi kemungkinan update berikutnya bakal agak lama karena ane mulai dapet kegiatan di rl sekarang, hehe. Terimakasih buat agan-agan yang sudah merasa terhibur dengan cerita ane dan diharapkan bisa bersabar menunggu update berikutnya!! :Peace:
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd