Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Karena Hasrat Harus Dibayar Tuntas

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Kayaknya penggemar cerita ane cuman dikit y.......
Menurut ane sih penggemar pas diawal lumayan hu, tp karena bablas update cerita makin sini makin lama pembaca jd kehilangan mood, saran sih gak lama gak jg cepet tp tempo update pas gt, yakin deh penggemar datang lg plus penggemar lama makin setia
 
Sambungan...

Part 18: Petaka di Awar-awar

Sesaat setelah Bambang Kijang tewas, anak buahnya seperti anakan ayam yang kehilangan induknya. Para begundal suruhan Qadir Jalil langsung menyerbu mereka. Tanpa ampun para bromocorah dan preman-preman itu menyerang membabi buta.

Jombrang, salah satu abdi Bambang Kijang yang paling setia berusaha melindungi Siti Sriwidiati, janda tuannya. Ia dikepung Gawon, Kemin dan lima orang aparat APN lainnya. Dengan sebatang pring petung wasiat ia mencoba menghalau mereka.

“Wow, ini janda si Kijang. Item manis, pasti tempiknya legit.”

“Udah ga sabar pengen tak entot sampek mati. Ayoooo bu janda, sini sama mas Kemin. Abis aku entot, aku iris putingmu, seperti suami laknatmu itu mengiris telingaku.”

“Anjing, dasar aparat laknat. Begundal bedebah! Ayo kita perang tanding.”, Jombrang berusaha menawar dengan jantan, tapi disambut ledakan tawa.

“Hahaha.....perang tanding. Goblog! Ngapain harus satu lawan satu kalo kami bisa keroyokan!”

“Udah, jangan banyak bacot. Ayo teman-teman, serbuuuuuuu.”

Jombrang langsung mundur empat langkah. Ia pasang kuda-kuda. Kijang Jantan Berdiri Gagah, jurus pertahanan kuda-kuda khas Suromenggolo wangsa menjangan. Kaki kirinya terangkat maju ke depan, sedang kaki kanannya tegak lurus dengan tubuhnya. Kali ini pring wasiat ada di tangan kiri. Tangan kanannya menggenggam angin. Ia merapal mantra.

Gawon menyerbu dengan goloknya.

Ciat.....tassss.....jusss..............ciattt........

Dua belas gerakan, Gawon tersungkur. Mukanya bonyok tak berbentuk. Sedang Jombrang harus merelakan pipi kanannya tersabet golok. Lalu dari belakang Kemin menusuk dengan bayonetnya.

Cuss................

Darah muncrat. Baju Jombrang basah penuh darah. Tapi ia menolak mati. Ia menolak menyerah.

Cetakkkkkkkk....prakkkkk...........

Kemin ndlosor. Keningnya retak. Lalu kelima polisi APN menerjang dengan balok dan tombak. Satu persatu mereka tumbang.

Brukkk..........gedebukkk.............

Sedang seru berhadangan dengan dua anggota APN yang terakhir, Jombrang terkejut. Gawon sudah memiting Siti. Ia sentuhkan ujung pedangnya ke leher Siti.

“Nyai.....”

“Menyerah atau dia mati.”

“Bangsat.” Jombrang membuang pringnya. Fatal, dari belakang seorang berseragam coklat memukul kepalanya dengan balok besik.

Pyarrrr...................

Belum cukup, Kemin yang sudah bangkit langsung menusuk tubuh Jombrang dengan bayonetnya. Jombrang tewas mengenaskan. Sama seperti belasan anak buah Bambang Kijang lainnya. Awar-awar tampak seperti neraka.

“Kemin, kalian silahkan berpesta. Aku mau pulang dulu!”

“Ke Suramenggala tuan?”

“Iya...”

Abdul memacu jeep-nya. Sebelumnya ia melemparkan sebuah kunci besar, yakni kunci rumah tempat menyekap para wanita dan anak gadis yang sudah dijadikan objek perkosaan masal oleh Abdul dan anak buahnya beberapa jam yang lalu.

“Asyikkkk, Won, kita pesta!”

“Iya, tapi aku mau ngincipi tempik item nyai Kijang ini.”

Benar saja, Gawon sudah berada di atas Siti. Ia buka paksa kembem Siti, lalu ia kenyotin susu kirinya. Susu kanannya disedotin oleh salah satu anggota APN yang diketahui bernama Wahid.

“Ahrrgg..................ahh.............sakitttt............”

Siti berusaha menolak. Tapi Gawon lebih kuat. Setelah memagut bibit dan menyedot lidah Siti, ia menjilati leher wanita itu. Sedang kontolnya yang sudah ngaceng ia gesek-gesekan ke selangkangan Siti. Tetiba ada nuansa yang aneh menyelimuti Siti. Ia merasa nikmat. Ia tak bisa berbohong. Ia merasa kenikmatan yang ia rindukan, hadir. Sirep Pras masih ada di kalbunya.

Di tengah perkosaan itu, ia justru merasa desiran nafsunya berpacu. Akhirnya ia sadar, bahwa dirinya dan tempiknya justru sangat merindukan saat-saat seperti ini. Tanpa ia sadari selangkannya terbuka. Jembambudnya terlihat. Lebat. Growokannya yang liat juga mulai merekah.

Gawon seperti sadar. Ia ganti posisi. Ia rentangkan kedua kaki Siti, lalu dengan ganas ia sedot-sedot tempik janda Bambang Kijang itu. Yang disedot menggeliat sambil tersenyum.

“Asuuuuu, dia nggyu Won!” Wahid terkejut. Ia lalu membuka celananya. Sebatang coklat mecungul. Lalu ia sentuhkan coklatnya kemulut Siti, yang langsung dilahap bulat-bulat.

“Mhm.................nyakkkk........nyak........”

Di sudut yang lain, seorang bocah kecil berusia dua belas tahun yang susunya masih mungil dan tentu saja tempiknya masih peret menangis keras. Ia disodomi oleh seorang pria dengan brutal. Sedang pentilnya dimainkan oleh empat pria yang lain. Disebelahnya, ibunya juga lebih kasihan. Wanita yang sudah tak berpakaian sehelai benangpun itu dipaksa nyepong dua orang, sedang tempiknya disodok dengan gaya anjing kawin. Pentil kirinya digigit dan disedoti oleh seorang lelaki berseragam APN, sedang pantatnya dimasuki empat jemari oleh seorang pria lainnya.

Para lelaki yang masih berjuang tinggal sedikit. Hanya ada enam orang tua yang disebut para pendeta tinggi. Mereka tak lagi mampu bertarung. Bahkan salah satunya sudah tersabet parah di bagian perut. Sedang yang melindungi mereka, empat orang pemuda dan seorang remaja Awar-awar juga sudah mulai lelah. Mereka dikepung dua puluh lima orang musuh.

Rumah Bambang Kijang sendiri terbakar hebat. Didalamnya, anak-anaknya terikat pada sebuah tiang penyangga kuda-kuda rumah. Mereka sangat menderita, terbakar hidup-hidup dan dengan sekejap tewas, berkalang tanah menyusul ayahnya. Api membumbung menyentuh langit.

Awar-awaar seperti sedang berpesta. Bahkan malam itu, laksana siang yang benderang. Suara tawa beradu dengan tangisan. Lenguhan berpadu dengan jeritan. Akankah hari itu seluruh penduduk Awar-awar harus musnah tanpa ada pertolongan yang datang?

Di balik sebuah altar di pinggir lapangan. Seorang bocah kecil yang mukanya bermandi darah ayahnya, sujud berdoa. Ia menjerit. Beberapa menit lalu, ibunya yang harus menari dan melayani belasan pria anak buah Qadir Jalil diseret untuk dimasukan ke mobil. Rencana wanita itu akan diperkosa lagi nanti malam, lalu jika masih hidup dijual di Surabaya.

Bocah kecil itu menjerit. Ia memohon. Ia berlutut.

Dan seperti menjawab seruan bocah polos yang tak berdosa itu, langit tiba-tiba terbuka. Sesosok berselimutkan cahaya turun dari langit. Pertujunkan yang mempertontonkan kemesuman itupun tetiba berhenti.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Wah akhirnya update lg. Suhu. Ayo lanjutin lg hu, aku menunggu dan penasaran hihi
 
Ada apa ini tetiba cerita terhenti begitu saja.
Para pembaca langsung berdoa agar langit segera terbuka dan turunlah kelanjutan cerita ini...
Duuaaarrrr gledegh.... Hiks.. Hikss
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd