Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kenangan di Bumi Perkemahan

Status
Please reply by conversation.
"Chapter 4 - Di Tepi Sungai, di Balik Semak" Bakal up besok pagi ya suhu... :)
Tapi kalo hari ini bisa tembus page 5, bakal ane up hari ini dah.. ;)
 
Jadi ingat jaman sma, ane suka genre anak sma hu main yang halus aja hu yang sewajarnya anak sma dah :Peace:
Makasih udah mampir hu.. ceritanya bakal mengalir pelan tapi pasti :Peace:
Ga perlu nunggu ampe page 5, klo emang cerita bagus pasti banyak yg ngelapak disini.
Btw.....mantap dah apdet per page walau agak pendek ;)
Pertahankan ritme cerita, jangan terburu buru, bisa mainkan beberapa POV agar tiap tokoh bisa tereksplore.
Makasih masukannya suhu, nanti akan ada bonus chapter dengan menampilkan cerita dari sudut pandang tokoh lain.. :semangat:

:wow: :jempol:
:baca: maraton dr page awal ampe chaper 3.
:mantap:



di tunggu update chapter 4, suhu.
Siyaaaap suhu... :D
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Chapter 4 – Dibalik Semak, di Pinggir Sungai

25553534f1b82ee05b411f4b5e531ffad510a84b.jpg

*hanya ilustrasi

Pagi ini kami akan berangkat menuju bumi perkemahan “Tunas Bangsa”. Waktu menunjukkan pukul 07.15, semua anggota kelompok telah berkumpul di depan gerbang sekolah, begitupun barang-barang yang akan kami bawa juga telah kami kumpulkan menjadi gundukan besar. Kami berencana akan menumpangi truk pasir besar yang sebelumnya sudah kami sewa, karena jika dengan bus barang bawaan kami tidak akan muat untuk di bawa semua.

Sejak pulang dari rumah Riri kemarin, aku selalu terbayang lembutnya bibirnya. Hingga malam aku menjadi susah tidur karena setiap aku memejamkan mata aku seakan-akan melihat wajah Riri tepat di depanku. Apa setiap orang setelah ciuman pertamanya memang seperti ini? Tanyaku kepada diriku sendiri. Aku penasaran apa Riri juga mengalami hal yang sama sepertiku, tapi tidak mungkin aku menanyakan hal itu padanya.

Tumpangan kami datang, setelah mengemas semua barang ke dalam truk kami pun naik dan truk berjalan. Perjalanan dari sekolah hingga sampai ke “Tunas Bangsa” memakan waktu kurang lebih satu jam. Sepanjang perjalanan kami menyanyikan lagu-lagu khas anak Pramuka dan saling bercanda satu sama lain. Sesekali aku melayangkan pandangan ku kepada Riri yang berdiri bersama anggota regu putri lainnya. Setiap pandangan mata kami bertemu Riri melemparkan senyum manisnya kepada ku. Ah, dia benar-benar terlihat cantik hari ini.

Kami telah sampai di “Tunas Bangsa”, aku melihat beberapa siswa dari sekolah lain tengah bekerja mendirikan tenda mereka pada blok-blok yang sudah ditentukan panitia sebelumnya. Lokasi tenda laki-laki dan perempuan dipisahkan untuk mengantisipasi hal-hal negatif yang mungkin terjadi, lokasi tenda laki-laki berada di utara barak utama sementara perempuan ditempatkan di selatan barak utama. Karena sekolah ku telat mendaftarkan diri kami mendapatkan blok yang agak jauh dari barak utama dimana pusat segala kegiatan dilaksanakan, yang paling kasihan tenda regu perempuan berada di pinggir semak belukar dan cukup terpencil dari barak utama.

Tak ada waktu untuk mengeluh, kami harus harus segera menyiapkan tenda dan hal lainnya jika tak ingin terlambat untuk mengikuti upacara pembukaan siang nanti. Kami saling membagi tugas, ada yang bertugas mendirikan tenda, membuat pagar, menyusun barang-barang, dan lainnya. Aku dan Yudha mendapat tugas untuk mengambil dan memasak air, karena keberadaan air minum sangat penting pada cuaca seterik ini.

Kami mengambil air di sungai yang letaknya tak begitu jauh dari lokasi perkemahan. Sungai ini tak memiliki debit air yang begitu deras dan juga tak begitu dalam. Di salah satu sisinya dibatasi oleh tebing yang tingginya sekitar 15 meter, dan sisi lainnya semak belukar yang memiliki jalan setapak mengarah ke lokasi perkemahan.

Sesampainya disungai kami melihat beberapa siswa sekolah lain juga berada di sana dengan berbagai aktifitas yang mereka lakukan. Ada yang sekedar mencuci muka untuk mendapatkan kesegaran, ada sekelompok cewek-cewek yang tengah berselfie ria, dan yang membuatku dan Yudha meringis jijik tak jauh dari sana aku melihat seorang laki-laki yang muncul dari balik batu besar yang ada ditengah sungai dimana tak lama kemudian dari tempatnya muncul itu berlayar sebuah benda kuning yang kemudian melintas tepat di depan kami.

“Anj***! Sialan tuh orang, boker sembarangan!” Umpat Yudha kesal.

“Iya tuh, jangan ambil air di sini deh Yud, kita jalan agak ke hulu aja yok” Ajakku.

“Yuk, bisa infeksi nih pencernaan gue kalo minum air dari sini.”

Kami berjalan menyusuri sungai ke arah hulu berharap mendapatkan sumber air yang lebih steril. Agak lama kami berjalan tiba-tiba Yudha menarik tanganku ke arah semak belukar dipinggir sungai.

“Ray, sembunyi!” Dia memberiku perintah dengan suara yang ditahan.

“Ada apaan sih!?”

“Ssst.. lu jangan berisik, liat tuh.” Yudha mengarahkan pandanganku kepada sepasang muda mudi yang tengah bercumbu di atas batu di pinggir sungai tak jauh dari tempat kami bersembunyi. Sepertinya mereka tak menyadari kedatangan kami.

Aku lebih kaget saat melihat mereka berdua sama-sama mengenakan pakaian pramuka, sepertinya mereka salah satu siswa dari sekolah lain. Sepertinya mereka belum lama memulai aksinya. Sang cowok tampak mencium si cewek dengan permainan lidah yang liar sambil tangannya meremas-remas buah dada cewek itu dari luar seragamnya. Si cewek pun tampak menikmati pergerakan pasangannya, sesekali aku dapat mendengar desahan nikmat dari cewek itu.

“Woi Ray, lu bawa HP kan? Sini kasi gue.” Yudha berbisik kepadaku.

“Buat apaan? HP lu kan ada.”

“Gue mau rekam, lumayan nih buat nambah koleksi gue. HP lu zoom kameranya lebih bagus.”

What!? Si otak mesum ini sepertinya benar-benar ingin memanfaatkan moment langka ini. Sebagai sahabat yang baik aku meminjamkan HP ku kepadanya, walaupun HP itu akan dia gunakan untuk melakukan aksi yang tidak baik. Tapi selama hal itu tidak merugikanku, aku tidak terlalu memusingkannya.

Yudha mulai merekam kejadian itu.

Tampak kali ini kemeja si cewek sudah berhasil dilucuti oleh cowoknya, hingga kini ia hanya menggunakan bra berwarna putih yang menopang kedua buah dadanya yang cukup besar itu. Tangan si cowok semakin giat bergerilya di area dada cewek itu sembari bibirnya tetap menciumi bibir dan leher ceweknya.

Kini cowok itu tampak berusaha melepas bra ceweknya, hingga kini tak ada lagi yang menghalanginya untuk memainkan buah dada itu. Dia mulai mencium dan menjilati puting susu ceweknya dengan ganas. Si cewek tampak menahan geli dan rasa nikmat yang dirasakannya seiring dengan erangan dan desahannya yang semakin kuat terdengar.

Telah puas dengan buah dada, si cowok bergeser ke bawah dan menyingkap rok coklat tua yang dikenakan ceweknya. Ia langsung melepas cd berwarna krem yang melekat di selangkangan cewek itu. Cewek itu tak memberikan perlawan dan pasrah dengan semua yang dilakukan si cowok terhadapnya. Dari balik semak ini samar-samar aku bisa melihat rambut hitam yang tumbuh di sekitar vagina cewek itu.

Tanpa basa-basi si cowok memasukan jari tengah dan telunjuknya ke dalam vagina ceweknya yang sudah mulai becek. Sepertinya cewek itu sudah tidak perawan lagi, karena tidak ada penolakan sedikitpun saat cowoknya mengocok liang vaginanya sambil sesekali menciumi bibir dan leher cewek itu..

“Aaarrrghh, pelan-pelan yang.. sakit…” Erangan cewek itu terdengar jelas bagiku. Dia masih tidak sadar bahwa aksinya terlihat oleh kami, bahkan terekam oleh kamera HP ku yang dipegang oleh Yudha.

Mendengar ceweknya mengeluh sakit, cowok itu berhenti memainkan jemarinya. Ia lantas mengeluarkan penisnya yang sedari tadi sudah sangat tegang. Sepertinya dia sudah tak sabar untuk memasukan benda bulat panjang itu ke dalam liang vagina ceweknya yang sudah merekah.

Si cewek merebahkan badannya di atas batu besar itu, dan membuka lebar pahanya yang putih. Si cowok juga mulai mengambil posisi di atas cewek itu dengan kedua tangannya berada di samping kepala ceweknya untuk menahan tubuhnya. Perlahan ia mulai mendorong kepala penisnya ke dalam vagina cewek itu, diiringi rintihan manja darinya.

Si cowok menggerakkan bokongnya maju mundur.

“Enak gak yang?” Sayup-sayup aku mendengar suara si cowok.

“Eermmhhh, enaakk.. terus yang…”

Mendapatkan sambutan positif dari si cewek, cowok itu menggerakkan bokongnya semakin cepat, hingga tak sampai 2 menit dia menumpahkan cairan maninya di luar vagina ceweknya. Keduanya tampak kelelahan usai melakukan perbuatan dosa itu.

“Lemah banget tuh cowok, baru bentar udah keluar.” Ucap Yudha pelan sambil mematikan kamera HP ku.

“Udah ah Yud. Cabut yuk, ada-ada aja lu ngerekam yang begituan, mana pake HP gue lagi.”

Kami pun berusaha meninggalkan tempat persembunyian kami tanpa menimbulkan suara.

Setelah mendapatkan air yang cukup di lokasi lain, kami pun kembali ke tenda untuk melanjutkan tugas kami yang belum selesai. Kami melewati jalan setapak menembus ilalang-ilalang yang berada di kiri dan kanan kami.

“Kampret dah, mimpi apa gue semalam bisa sampe ngeliat bokep live show gitu tadi.” Umpatku.

“Hahaha, seru kan ngeliatnya? Ntar jangan lupa kirim ya videonya.” Ucapnya sambil tertawa.

“Seru apaan? Dasar otak bokep lu.” Cibirku kepada Yudha, tapi kembali Yudha hanya menanggapinya dengan tertawa.

“Oh ya Ray. Gue mau bilang sesuatu sama lu.” Tawa di wajahnya kini berganti dengan ekspresi serius.”

“Apaan? Ngomong aja kali.”

“Ntar malem, pas api unggun gue mau nembak Riri.”

Deg… Apa yang baru saja ku dengar?
 
Bimabet
Sesuai janji Chapter 4 ane update di page 5, :)
Semoga pada suka yaa.. komentar positif suhu membuat ane makin semangat untuk terus berkarya, tapi keripik pedas suhu jg ane butuhkan untuk membangun karya yang lebih baik lagi.. :semangat:
Terimakasih :beer:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd