Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisah ANDI ( bermula )

POV. ANDI

Tak pernah kumenyangka, kalau hidupku akan menjadi lebih berwarna. Sekali mendayung dua pulau terlampaui. Sekali telanjang, dua selangkangan kugagahi. Setelah tadi vagina letisya aku genjot sampai crot, sekarang aku sudah merasakan lagi kenikmatan yang sama. Bahkan kini aku sepenuhnya hanya menikmati saja.

"Uuuuuhhhh" lenguhku.

"Gimana ndi, memek janda?" Tanya letisya. Mbak yanti tersenyum.

"Memek sih sama aja, pengalamannya aja yang beda" jawabku diplomatis.

Mbak yanti tersenyum lagi. Pinggulnya masih asyik menggoyang penisku. Dia memposisikan diri jongkok mengangkangi selangkanganku. Seperti orang lagi buang air. Bokongnya terlihat lebih bulat daripada saat berdiri, karena posisinya referse cowgirl. Ulegannya membuatku merem melek.

"Bagaimana pangeran, apa sekiranya dua permaisuri masih kurang?" Tanya letisya bersandiwara.

Dia menghampiriku dan berbaring melintang. Kepalanya dia letakkan di dadaku. Dia miring ke kanan menghadap wajahku.

"Kalau kalian siap aku pakai kapan saja, sepertinya cukup" jawabku ikut

"Tapi aku kok nggak yakin ya... " Kata mbak yanti.

"Kok bisa?"

"Kita liat aja, pasti bakal ada memek - memek lain yang bakal jadi tempat buang pejuhnya pangeran andi"

"Pastinya. Siapa sih yang bakal nolak kontol gede. Aku aja ketagihan, mbak" sahut letisya.

"Uuuhhh... Sssshhh... Pelan aja enak banget sya"

"Emang" jawab letisya

"Ndi, gimana bokongnya mbak yanti?" Lanjutnya.

"PLAK" aku tampar bokongnya

"AAAHH" mbak yanti memekik

"Bulet banget.mukaku aja Didudukin, berasa empuk banget, bikin pengen ngewekin" jawabku.

"Kan udah ngewekin, ini" sahut mbak yanti.

"Ini baru didudukin kali" kilahku.

"Oh" respon mbak yanti singkat.

"Sreettt"

"Plookk" mbak yanti mulai menggoyang pinggulnya naik turun.

"Aaahh"

aku melenguh merasakan gesekan dari liang vagina sempit nan peret. Gerakan cepat itu menciptakan rasa nikmat luar biasa.

"Plok plok llok plok plok" suara benturan selangkanganku dengan bokong mbak yanti.

"Ah ah ah ah ah"

Suara mbak yanti menggema si seantero kamar. Dia tampak bersemangat mencari kenikmatan untuk vaginanya sendiri. Beberapa kali dia merubah sudut membungkuknya. Aku yakin dia sedang memposisikan penisku di titik yang paling nikmat. Letisya membalikkan tubuhnya, ikut menonton gerakan naik turunnya bokong mbak yanti.

"Sssttt... Aww... Ndiii" lenguh letisya.

Sempat dia menengok ke arahku. Tapi dia tidak menolak saat vaginanya aki colok dengan jari tengahku. Dia malah tersenyum senang saat melihatku semakin keenakan dengan mencolok vaginanya.

"Plok plok plok plok"

"Ah ah ah ah ah ah"

rasanya aku tak ingin mengakhiri kenikmatan ini. Aku jadi berkhayal, bagaimana kalau aku punya sepuluh wanita, yang setiap saat bersedia melayaniku. Setiap libur sekolah, aku tinggal terlentang, dan selalu diberikan kenikmatan seharian penuh. Rasanya seperti raja di surga.

"Kamu kenapa? Diewek kok senyam - senyum?" Tanya letisya.

"Oh oh oh oh" dalam lenguhannya, mbak yanti sempat menoleh ke belakang.

"Yes yes yes yes... Lagi berkhayal, sya" jawabku.

"Ahh... Berhayal apa?"

"Oh oh oh... Berhayal punya seratus cewek, sya. Terus seharian diginiin ngak berenti - berenti" sahut mbak yanti.

"Oh, wow... Siapa aja yang kamu khayalin?" Goda letisya.

"Plok plok plok plok plok"

"Yang jelas, aku, kamu, paling entar nyasar ibu, bu evie... Oh oh oh oh" sahut mbak yanti lagi.

"Nyamber aja kaya bensin" kilahku.

Mereka tertawa. Tapi jujur, mendengar kata 'ibu', aku jadi tambah bernafsu. Ibuku memang seksi, lebih semok dari mereka, tapi bukan gendut. Penasaran sih, tapi mana mau ibu aku gagahin.

"Ah ah ah ah ah ah" mbak yanti masih bersemangat menunggangi selangkanganku.

"Ah ah ah ah... ssshhh... Kira - bentuk memek ibu gimana ya?" Celetukku.

"Ha? Sumpeh lo penasaran sama ibu sendiri?" Pekik letisya kaget.

Dia sampai membalikkan tubuhku menghadapku. Mbak yanti juga terliat terkejut mendengar celetukanku. Tapi dia hanya menoleh saja ke belakang. Dan mengubah goyangannya menjadi memutar.

"Kan dari sempaknya bisa dikira - kira, mas" sahut mbak yanti.

"Gila kamu ndi. Ibu sendiri di khayalin. Jangan - jangan udah kamj jadiin bacol tuh, tante sandra?" Komentar letisya.

"Aaahh... Uuhhh... Bisa ngeremes gitu sih mbak?" Aku terkejut keenakan merasakan sebuah remasan di sekujur batang penisku.

"Hehe" hanya itu jawaban mbak yanti.

"Ssssttt... Uuuhh.... Ibu kan pergi nggak bawa apa - apa. Pakaian juga beli lagi kan, belinya sama mbak yanti" lanjutku.

"Kan dulu juga banyak kali ndi" sahut letisya.

"Plok plok plok plok" mbak yanti kembali menggoyangkan kelaminnya. Kali ini dia setengah lompat - lompat.

"Mbak yantiiii.... Gilaaaa... Enak banget mbaaaakkk" lenguhku.

"Aaahhh... Oumm" letisya ikut melenguh.

Aku colok vaginanya dengan dua jari sekaligus, lalu aku mainkan itilnya. Tapi lengugannya tidak sempurna keluar karena langsung aku bekap bibirnya dengan bibirku. Jadilah dia hanya bisa mengerang sambil menggeliat merasakan kenikmatan pada selangkangannya.
"Ah ah ah ah... Mbak yanti.... Sempak ibu bentuknya gimana mbak? Uh uh uh uh" tanyaku diantara lenguhan. Letisya merem melek aku kocok vaginanya.
"Aaahhh... ndiiii" Aku tambahi rangsangannya dengan mencaplok pentil kirinya.
"Plok plok plok plok"
"Ah ah ah ah ah ah... Macem - macem mass... Emh emh emh"
"Uh uh uh enak... Enak ... Enak... Apa aja mbak?" Lenguhku keenakan dihajar selangakangannya.
"Plok plok plok"
"Oh oh oh oh.... Ada dua model sih mas... Emh emh emh... Biasa sama g- string"
"Ah ah ah... Colok colok colok... Andiiiii" letisya mulai heboh. Tubuhnya mulai menegang.
"Ibu punya g-string, mbak? Oooohhh... Pasti seksi banget ibu pake itu" komentarku.
"Clik clik clik clik" suara colokan jariku di vagina letisya.
"Aduh ibu... Tempikku di colok andi bu... Oooohhh... Memekku dicolok muncrat buuuuuuu"
"Seeeeerrr" lendir birahinya menyembur bagai air mancur.
"Eeeeeeerrrgggghhhh" letisya mengerang.
"Clak clak clak clak" suara bibir vaginanya aku gosok cepat.
"Uuuuuuuuuuuhhhhhhh"
letisya masih mengerang lagi. Orgasmenya kali ini tak kalah dahsyat dari orgasme dengan colokan penisku. Kulepas vaginanya dan kuberikan kesempatan dia menikmati orgasmenya.
"Plok ploj plok plok plok"
mbak yanti semakin menggila. Diaemajukan tubuhnya, bertumpu pada lututku. Dan dia percepat goyangan naik turunnya.
"Mbak mbak mbak mbak" lenguhku.
"Ah ah ah ah ah... Ndiii" lenguh mbak yanti.
"Gilaaa.... Kuat banget sih mbaakk"
"Emh emh emh emh.... Liat ndi... Memeknya letisya" saran mbak yanti. Letisya diam terlentang. Selangkangannya terkangkang lebar dan terkspose dengan jelas. Karena bokongnya terganjal dua buah bantal.
"Ah ah ah ah ah... Kenapa mbak? Uh uh uh"
"Kalo udah gede, kayaknya mirip deh sama punya ibu. Dipakein sempak apa juga, tetep aja seksi" jawabnya.
Anganku langsung melayang. Mensimulasikan kalau vagina itu nanti berkembang menjadi lebih besar, lebih tembem, dan berjembut lebat.
"Yes yes yes yes..... Ibu jembutnya lebat nggak mbak?"
"Oh oh oh oh..... Jembut?... Uh uh uh... Jembut itu... Jembut itu.... Aduh aduh aduh... Iya iya... Jembutnya... Lebat.... Oh oh oh oh"
"Bibirnya tembem, nggak bergelambir, becek, jembutan... Ooohhh... Bukan seksi lagi mbak... "
"Becek... Iya... Becek... Becek... Uh uh uh... Becek banget memek ibu... Jembutnya sampe lepek"
"Apa?"
"Iya... Lepek... Lepek... Lepek... Aduh becek... Aduh becek... Aduh becek... Jembut lepek... Jembut lepek... Aduh becek... Memek becek... Memek becek... " Mbak yanti menceracah tak karuan.
"Plok plok plok plok" hentakannya semakin keras. Aku tak mampu bertahan lebih lama.
"BECEEEEEEKKKKK"
"NYUUUT"
"AAAHHHH" Aku terkejut dijepit sedemikian enaknya.
"SEEEERRRRR" bocor sudah vaginanya.
"BECEEEEEEKKK"
"SEEEERRRRR"
"EDAN MEMEKMU MBAAAAKKK.... BECEEEEEEKKKK"
"NYUUUUT" akupun orgasme.
"IYA BECEEEEKKK"
"OOOOOOHHHH..... LUBANG NGEWEK MBAK, BECEEEEKKKK"
"NYUUUTT.... NYYYUUUUTTT"
"EEEEEMMMMMHHHH"
"Oooooohhhh"
Mbak yanti langsung ambruk telungkup di antara kakiku. Aku terkejut karena agak ngilu di penisku. Posisinya yang hampir tiduran, membuat penisku setengah dipaksa untuk menghadap ke bawah. Tapi beberapa saat kemudian, aku mulai biasa. Dan malah kurasakan kehangatan yang tak kunjung hilang. Oh, nikmatnya punya dua selir yang bisa memberiku kenikmatan duniawi. Andai saja impianku terwujud, wah, betapa indahnya hidup. Pulang aktivitas, tinggal duduk atau rebahan, panggil satu wanita, terima beres. Ada seratus wanita, bisa semalaman aku begadang merasakan berbagai bentuk vagina memanjakan penisku.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd