Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Bermula dari Musibah, Akhirnya Keterusan dan Berkembang

Status
Please reply by conversation.
Yuhu... ternyata bisa dilanjutkan ceritanya karena dapat inspirasi baru, jadi lets go lah...

----- Time Skip: 6 Tahun -----

Sekarang aku sudah berumur 24 tahun, selama 6 tahun ini ilmu hipnotis ini tidak hanya kugunakan untuk hal mesum seperti menikmati tubuh gadis-gadis saja, namun juga untuk bisnis sehingga aku bisa cepat jadi kaya raya.
Banyak hal kotor dan licik yang kulakukan selama 6 tahun ini, sehingga akhirnya aku bisa jadi pengusaha sukses di umur yang muda dan bisa pindah ke ibu kota, jauh dari orang desa yang dul ku kenal dan tentunya aku pindah untuk semakin luas menyebarkan benih-benihku (ahahahaha).

Saat ini tinggal di salah satu kawasan Elit di BSD, dan sekarang aku jadi suka Mabok dan semakin liar dalam berpetualang Seks
Malam itu aku dan 3 temanku Santo, Andre dan Indra kumpul dirumahku menghabiskan waktu dengan beberapa Wine, Vodka dan Beer.
Pesta kami berakhir pada jam sepuluhan karena kebosanan mulai menghinggapi kami, lalu si Andre akhirnya bilang kita jalan-jalan aja yuk, bosan nih.

Kita semua akhirnya sepakat, kuambil kunci Fortuner-ku di atas kulkas dan kukeluarkan mobil dari garasi terus kuminta si Santo yang nyupir. Andre berjalan pelan-pelan keluar area perumahan untuk membuka gerbang.
“Mau kemana bos?” tanya Santo.
“Ke kota aja To, Lewat belakang arah Inner Toll, nanti kita keluar di pintu sudirman aja” jawabku.
“Sip bos” ujar Santo.

Selepas pintu tol kita jalan pelan, muter di semanggi trus masuk sudirman trus lewat monas.
Andre dan Indra molor, mungkin karena dah terlalu mabuk, saat itu jam sudah menunjuk jarum 11 malam, jalanan sepi mungkin karena tadi sempat hujan.
Sampai harmoni Santo nanya lagi “ini kemana bos?” dan kujawab “ke kanan aja ke arah senen To, trus lurus aja ke arah kampung melayu”, intinya singkat cerita kami lewat kampung melayu trus lewat otista.

Di Otista tiba-tiba Santo bilang “Bos lihat tu ada pemulung cewek sendirian tidur di emperan toko, dibawa aja bos, gratis”.
Sontak aku menoleh ke kiri kulihat ada seorang pemulung atau pengemis yang telentang di emperan toko, ide bagus juga nih si Santo pikirku

“Stop-stop” kataku ke Santo, “Turun berdua To” ujarku, lalu kami turun berdua mendekati pemulung itu.
Aku lihat sekelebatan ada anak cewek sekitar 14-15 tahunan lagi pipis di emper toko yang lain.
Aku dan Santo bergegas mendekati pemulung itu. “To kau diem aja biar aku yang ngomong”, Santo mengangguk.

Pemulung itu terlihat kumal umur sekitar tiga puluhan, lalu kubangunkan dia, “Bu ngapain tidur sini? Mau nyolong ya?” kasar suaraku.
Pemulung itu terbangun “Ngga kok pak saya ngga nyolong, memang tiap malam saya tidur sini”.
“Ah kamu pasti mau nyolong ayo ikut ke kantor” (aku berlagak seperti intel) sambil kutarik paksa tangannya.

“Jangan pak, ampun pak kasihani saya jangan di bawa ke kantor polisi pak” dia memelas.
Tahu-tahu anak kecil yang tadi kulihat sedang pipis lari menghampiri, keperhatikan air masih tersisa merembes di kakinya
“Pak jangan ditarik ibu saya” anak kecil itu ternyata anak pemulung tadi dan sambil menangis dia berusaha menarik ibunya.
Andre dengan sigap tanpa kuperintah merenggut gadis itu dan dibekap mulutnya biar ga teriak, sedangkan pemulung itu kuseret paksa masuk ke mobil.

Kubuka pintu “Ndre, Dra, geser ni ada tangkepan”, Andre dan Indra gelagapan karena masih teler.
Mereka geser, pemulung itu aku masukkan paksa ke mobil, Gadis kecilnya juga dimasukkan sama Santo.

Andre langsung stater mobil trus cabut. Andre jalan kesetanan, dia nanya “dibawa kemana nih bos?”.
Kujawab “kerumahmu aja ya Indra, kan rumahmu jauh dari tetangga, ga enak kalo kerumahku, ntar satpamnya pada nanya”. Indra masih teler ga menjawab Cuma mengacungkan jempol.

Ga sampai 30 menit kami sudah sampai di rumah Indra, rumah Indra di tengah sawah daerah Kampung Poris jadi jauh dari tetangga.
Mobil di parkir di halaman belakang rumah Indra, Pemulung dan anaknya kami seret keluar.

“Kok disini pak, bukan di kantor polisi?” pemulung itu nanya.
“Diam, mau dipenjara kamu ya” kubentak dia.

Sampai di dalam rumah pemulung itu kuhempaskan di kursi, “Siapa namamu?”.
“Sari pak” dia ngomong sambil meringis memegangi tangannya yang sakit karena kutarik tadi.
“Ini siapa” sambil kutunjuk anak kecil tadi,“Itu Wulan pak, anak saya” kata Sari.

Pada kondisi terang rumah ini, kuperhatikan Sari, walau kaosnya kumal penuh kotoran, tapi dadanya menonjol besar sekali, sekitaran ukuran 39G.
Kaosnya robek lumayan besar sehingga gunungan Payudara menyembul dan sedikit terlihat, kulitnya walaupun hitam tapi tetap bikin ngiler Santo.
Kubisiki Santo “Kalian kerjain aja itu Sari, oke, anaknya biar aku pegang biar ga teriak"

Andre mengangguk “sip bos”.
Santo, Andre dan Indra mengerubungi Sari, Sari sepertinya sudah paham apa yang akan terjadi dan dia pasrah dengan keadaan ini.
Dia merapatkan tubuhnya meringkuk, aku bilang “Sari kamu harus melayani teman-temanku, kalau tidak mau anakmu yang akan mereka perkosa”, Sari melirik cemas ke arah Wulan.

Sari melelehkan air mata, dia tidak meringkuk lagi tapi duduk dengan pasrah.
Andre dengan cekatan memegang tangan Sari, sedangkan surya dan Santo sibuk merobek kaos dan rok yang dipakai Sari dan persis dugaanku, Payudara Sari ternyata besar sekali dengan Puting Coklat dan dia memang tidak menggunakan BH dan hasilnya payudaranya sedikit kendor, Andre meringis melihatnya, kemudian Andre dengan cekatan merobek CD Putih kumalnya si Sari yang sobek dimana-mana dan sambil mengocok-ngocok kontolnya dia mendekati Sari.

“Buka kakimu” bentaknya, Sari dengan terpaksa membuka kakinya dan terlihatlah rambut kemaluan Sari tebal tidak terurus mencuat dari belahan memeknya, Santo sudah tidak peduli. Dia kangkangkan kaki Sari dan dengan kontolnya yang sudah ngaceng dia arahkan ke memek Sari.

"Hmmmmfffff....." Sari mengerang ketika Penis Santo masuk paksa ke memeknya.
“Peret bos” Santo bilang sambil meringis, Santo bergerak maju mundur makin lama makin kencang.
Andre masih memegangi tangan Sari sedang si Indra sibuk menyedot puting Sari, sedangkan Sari benar-benar pasrah, matanya terpejam tapi melelehkan air mata.

IS0rYfW.png

Tidak sampai lima menit tubuh Santo bergetar, “Ahhhhhhhhhhh.........” Santo mengerang...... 30 detik dia terdiam, dia cabut kontolnya pelan-pelan, terlihat Sperma Santo meleleh pelan dari memek Sari, Santo Menyeringai puas, lalu dia tepuk punggung Indra sambil bilang “jatah lu coy”, Indra senyum kegirangan. Penis Indra sudah ngaceng juga dari tadi. Andre masih memegangi tangan, sedangkan si Indra sudah mencopot celananya.

Indra mengambil taplak meja, dia lap memek Sari, terus dengan tanpa ampun dia hujamkan Penisnya ke memek Sari yang masih belum bersih betul.

Andre perlahan mendekati wajah Sari, disodorkan Penisnya ke mulut Sari, Sari menggeleng-gelengkan kepala tapi masih sambil menangis.
Merasa sudah konak Andre tidak sabar, di tampar mulut Sari dua kali *plak-plak* “ayo kulum” kata Andre sambil menjambak rambut Sari dan dengan enggan Sari membuka mulutnya, lalu Andre mulai mengocok kontolnya kenceng-kenceng ke mulut Sari, Sari tetap tidak mau menikmati Penisnya itu.

Andre sudah tidak memegang tangan Sari karena sambil masukin Penisnya ke mulut Sari, Santo berjalan menuju dapur, lalu keluar dari dapur Santo membawa terong yang lumayan besar, seukuran Penisnya Santo.

Posisi Sari yang mengangkang di kursi membuat dia agak kesulitan sepertinya, Andre berbisik ke Indra, lalu Indra mencabut Penisnya kemudian membalikkan tubuh Sari.
Sari memberontak tapi Andre cepat menghantamkan kening Sari ke pinggir kursi, Sari lemas dan tidak melawan.

Dalam posisi nungging Santo masukkan terong tadi ke anus Sari, berulang kali dia coba tapi gagal, kemudian Santo masukkan terongnya ke memek Sari dia kocok-kocok sebentar, terong itu jadi mengkilat karena cairan memek Sari, baru setelah itu dia coba lagi masukkan terong ke anus Sari dan *blessss.....*
“aduh pak sakit" kata Sari, Andre yang sudah kesetanan tidak peduli dia masukkan terus sampai amblas tinggal ujung terong yang kelihatan.

Setelah terong masuk ke anus, Santo mundur, Indra yang tadi belum puas mengarahkan kontolnya ke memek Sari yang masih nunggingg. *Blesss.... srrrt.... blesss.... ahhhhhh*

Sari menjerit kesakitan karena sambil menghajar memek Sari, Indra juga memainkan terong yang nyangkut di anus Sari.
Sari mulai menangis agak kencang, Andre jambak rambut Sari jadi mukanya menghadap ke depan dan dia kembali memasukkan kontolnya ke mulut Sari dan sambil menangis Sari menerima Penis itu walaupun jelas dia tidak menikmatinya.

Santo duduk di kursi yang lain sambil memegang kontolnya yang mulai tegang lagi, kontolku sendiri sudah sejak tadi ngaceng, tapi aku memang tidak mau main keroyokan.

Belum habis, masih ada lanjutannya dibawah. Anaknya Boleh Juga
 
Terakhir diubah:
Oke lanjut... sayang kalo anaknya ngga diembat juga, jadi ya yuklah...

Kulihat si Wulan, anak Sari menangis sesenggukan melihat ibunya diperkosa, aku lihat manis juga anak ini, walau kotor, bajunya lusuh dan bau tapi kulihat payudaranya lumayan juga, sudah gede.
“To” panggilku, Santo mendekat
“Apa bos?” dia nanya
“Kalian uruslah Sari, puaskan Penis kalian oke, biar si Wulan aku urus”.
“Sip Bos” jawabnya

Sari rupanya mendengarkan percakapan kami, dia berontak, digigitnya Penisnya Andre, Andre terpaksa melepas kontolnya karena kesakitan.
Sari teriak “jangan pak, ampun pak, biar saya yang ngelayani bapak, kasihan Wulan pak, ampun pak ampun”.

“Sudah diam” bentakku “ikat mulutnya, ndre” kataku ke Andre, lalu Andre buru-buru cari selendang kemudian menyumpal mulut Sari.
“Kerjain Sari sampai kalian puas oke” kataku ke teman-temanku dan mereka cuma mengangkat jempol, tak kupedulikan lagi mereka.

Wulan kuseret ke kamar mandi, aku sendiri ga suka kalo cewek bau, apalagi tadi dia habis pipis tak sempat cebok, setelah masuk kamar mandi dia kusuruh buka baju, dia cuma menangis di pojokan.
Tak sabar, kujambak rambutnya, lalu kurobek kaos dekilnya dan terpapanglah Payudaranya yang masih kencang, ukurannya sekitar 30C lah, setelah itu langsung ku lepaskan roknya yang juga lusuh, celana dalamnya sama lusuhnya dengan ibunya juga kurobek paksa hingga menampilkan belahan vaginanya yang tembem dan masih belum berbulu

Kuambil gayung kusiram dia berkali-kali, setelah basah kuambil shampoo kukeramas rambutnya, dia ketakutan sekali, kuambil sabun kemudian kusabuni tubuhnya termasuk belahan memeknya dan sambil memainkan puting dan payudaranya. Setelah itu kusiram lagi dia sampai bersih dan setelah bersih kelihatan manis anak ini batinku.

7ViVilv.png

Setelah kuhanduki, Wulan kuseret ke kamar Indra, aku risih kalau harus barengan dengan teman-teman atau dilihat orang lain.
Sepintas kulihat Indra sudah duduk dikursi, sedangkan Andre gantian memuaskan kontolnya dengan memek Sari yang sepertinya sudah hampir pinsan karena siksaan.

Wulan masih meronta-ronta, aku sudah tidak peduli, kubanting Wulan di ranjang kayu Indra yang berkasur tipis, sehingga badan Wulan melemah dan tanpa basa basi kubuka selakangan Wulan
"hmmmm masih perawan... lubangnya kecil sekali" batinku sambil mengembangkan belahan vagina Wulan, sehingga Wulan menggeliat dan meronta.

Kubilang “kalau kamu meronta, ibumu dibunuh sama orang-orang itu”, akhirnya Wulan tidak meronta lagi tapi menangis keras.
Kutampar mulutnya “kalau kamu nangis kamu yang aku suruh perkosa orang-orang itu”, Dia masih menangis tersendu tapi tidak mengeluarkan suara.
Kulepaskan baju dan celanaku yang basah karena memandikan si Wulan.

Setelah telanjang, kuhampiri Wulan, kulihat tubuh mungil itu, dadanya lumayan gede untuk anak seumurannya, efek gen toge dari Sari sepertinya dan memeknya belum ada bulunya sama sekali.

Lalu kubilang “kamu harus nurut, kamu diam saja mengerti”, Wulan masih menangis tapi mengangguk pelan, kemudian kubuka selakangan Wulan.
Kontolku yang besar kuarahkan ke memek Wulan yang rapat, “Wah agak susah ini” pikirku.

Tubuh Wulan menggigil kedinginan, Ujung kontolku kutempelkan ke memek Wulan, susah sekali masukin walaupun hanya ujungnya, sedikit masuk kutarik lagi, mungkin ada sepuluh kali kucoba akhirnya ujung kontolku bisa masuk dan kunikmati rapetnya memek Wulan.
Ujung kontolku kukocok-kocok makin lama makin kencang, Wulan meringis kesakitan dan kulihat darah meleleh dari vaginanya dan menempel pada pada penisku.

Aku yang sudah terlalu birahi tinggi tidak mempedulikan lagi perasaan Wulan, setelah semakin kencang, memek Wulan semakin lebar akhirnya kontolku mulai kutekan pelan tapi mantap ke memek Wulan, seret, agak ngilu tapi kupaksakan dan *blessssssssssssssss..........*
"Aaahhhhhhhhhhhhhhhhh pak....." Wulan menjerit kesakitan, badannya terangkat, matanya melotot dan kudekap erat dia, mulutnya kubekap biar ga teriak semakin keras.

Kudiamkan kontolku di memek Wulan kurang lebih semenit, setelah badan Wulan tidak mengejang, kubaYuliagkan lagi dia, mukanya basah oleh air matanya dan dengan masih kututup mulutnya, mulai kumainkan kontolku, kutarik *srtttt...* kumasukkan lagi *bless....* tiap kumasukkan kontolku, Wulan mengejang saking sakitnya mungkin.

Ada sepuluh kali kuperlakukan gitu, akhirnya kuberanikan untuk mempercepat hunjaman kontolku... *srrrrrrppppppppppp*
"Aaahhhhhhhhhhh enak banget memek perawan...." tapi tetep saja kontolku tidak amblas ke memek Wulan hanya separuh batangnya yang masuk.

Kurang lebih 20 menit kuhajar memek Wulan akhirnya kontolku bergetar keras mau memuncratkan sperma, makin kencang kuhunjamkan kontolku, Wulan sudah pingsan 5 menit yang lalu.
Kontolku sudah benar benar tidak tahan, kuhentakkan kontolku, kuhunjam masuk seluruh batangnya sambil menyemburkan spermaku... *crotttttttt crooooooottttt jjjjjjjjjjrrrrrrrrrrrooooooooooottttttttt...*

"ahhhhh...." kini aku yang menegang, muncratlah spermaku, semenit berikutnya kutarik kontolku, kurebahkan badanku yang basah karena kulihat dan kulirik Wulan masih diam pingsan, pelan-pelan aku bangkit.

Kulihat kontolku yang kena darah perawan si Wulan dan beranjak menuju kamar mandi kubasuh dan kusabuni senjataku yang perkasa, setelah bersih aku ke ruang tamu.

Kulihat Sari sudah tidak karu-karuan kondisinya, mukanya lebam-lebam mungkin karena dipukuli teman-teman.
Badannya lemas telentang di meja dan lagi di genjot Santo, sementara Andre dan Indra duduk lemas di kursi, Penisnya mereka setengah tegang, sperma berceceran di lantai dan kursi, entah berapa kali Sari mereka hajar, ketika melihat Santo genjot Sari, kontolku mulai berdiri lagi.

Aku bangun dan menuju kamar Indra, kubuka pintu kamar, kulihat Wulan sudah siuman tapi tidak bergerak, melek tapi lemah sekali dengan cairan spermaku yang masih meleleh dari vagina mungilnya yang bercampur darah.
Kontolku dah senut-senut bener-bener ga tahan, langsung saja Kaki Wulan kubuka lebar dan Memek kecil itu membuka sedikit, lalu kuangkat kaki Wulan sehingga memeknya makin kebuka tapi karena masih belasan tahun, selebar-lebarnya memeknya, tetep terlihat mungil.

Penisku kuarahkan ke memek Wulan, kutekan amblas. *Srrrrrrrrtttttttt blesssssssssssssssssss......* seret dan tidak langsung amblas tapi kutekan terus sehingga masuk semuanya.
Wulan tidak sanggup bersuara, hanya menggeleng-geleng lemah namun tak sanggup bebuat apa-apa.

Kupermainkan tubuh kecil itu, Kusodok-sodok memek mungilnya dengan kontolku yang gede, setengah jam berlalu dan kuhentakkan yang terakhir kalinya sambil kusemprot spermaku di memek Wulan *crrrrrrrrrooooooooottttttttt... crooooooooooot.. crooooooooooottttttt.....*

"Ahhhhhhhhhhh.... nikmat sekali memek mungil ini...." Wulan sudah pingsan dan aku ga tahu dah berapa lama dia pingsan....

Kucabut kontolku dan spermaku kembali meleleh ke kasur, Wulan tergolek, aku pun merebahkan diri disampingnya sampil memainkan tangganku pada payudaranya, kulihat Wulan, kasihan juga gadis kecil ini, tapi mau bagaimana lagi, nafsu sudah memenuhi otakku sehingga aku tega berbuat keji.

Sepuluh menit berlalu, setelah agak segar aku keluar kamar, kulihat Sari pingsan di lantai, di memeknya kulihat ada sebatang terong, mungkin yang tadi ditusukkan ke anusnya. Santo, Andre dan Indra duduk lemas di kursi sambil asyik menghembuskan rokok.

Kulihat jam dinding, ternyata sudah jam 4 pagi. Kupanggil Indra, “ Ndra, ada baju untuk Sari dan Wulan ga, cari aja baju yang bisa dipakein ke mereka, sudah pagi ini, cepat pakaiin mereka pakaian, kita buang mereka”.

“Ada bos, bentar ya” Indra buru-buru membuka lemari mencari baju-baju bekas
“ini bos” Indra membawa satu kaos kecil dan besar, juga celana pendek.

“Ya udah pakaiin aja itu si Sari” sahutku sambil mengambil kaos dan celana yang kecil.

Santo, Indra dan Andre buru-buru memakaikan pakaian Sari, aku sendiri memakaikan pakaian ke Wulan, bereka berdua tidak kami berikan BH atau CD karena memang nggak ada.
Selesai memasang pakaian untuk Wulan, aku memakai bajuku yang berserakan di lantai, “hmm... masih basah, tapi biar aja” batinku.
Kubopong Wulan keluar “ayo buruan kalian angkat Sari ke mobil” perintahku ke mereka dan tanpa banyak cakap mereka angkat Sari.

Setelah kedua korban kami masukkan mobil, mobil aku stater, aku yang nyetir sendiri, kuinjak gas dalam-dalam, aku takut kesiangan.
Aku arahkan mobil ke jalan raya, dan masuk tol dan menuju arah pinggiran.

Sudah jam 4.30 aku harus buru-buru, dijalanan jalan sepi deket daerah hutan, tidak ada lampu mobil menyorot di belakang kami, buru-buru aku mengerem mobil.

*Ciiiiieeeettttt*. Mobil berhenti, buru-buru Santo, Andre dan Indra keluar mobil, Sari dibopong Santo dan Andre, sedangkan Wulan di gendong Indra.
Mereka berdua masih pingsan, “ga usah jauh-jauh buangnya, pinggir-pinggir situ aja” kataku ke mereka dan tidak sampai 30 detik mereka sudah balik ke mobil, setelah pintu ditutup mobil langsung kubawa lari kayak setan ke arah kota.

Kulihat dari spion dalam mereka lemas tapi tersungging senyum puas, aku tidak bertanya macam-macam ke mereka karena aku memang tidak suka berdiskusi masalah seks.
Di mobil, mereka mulai bercerita seru rasanya menghajar Sari, aku hanya tersenyum mendengarnya, kubawa mobil keluar dan memutar masuk tol lagi yang ke arah jakarta, tidak sampai 30 menit sudah sampai di rumah Indra, kuturunkan mereka dan aku langsung cabut balik ke rumah, sepanjang jalan aku tersenyum mengingat-ingat kekejamanku ke si Wulan.

Next is The Last Story.... Kisah Penutup di Halaman 7
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd