Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Kiai Walang Sungsang

Lanjut ….


Sementa itu dari dalam rumah keluar Arum dan Astrit sambil tertawa tawa gembira

“Ayok mas, mbak Astrit nya sudah siap” kata Arum

“Oia bu, nanti sore kalau ada waktu bisa datang ke rumah bu” kata Rangga

“Insyaallah nak” kata bu Kromo

“Biar nanti di jemput dengan mas Parjo supir romo” kata Rangga

“Ya ya nak nanti aku kabari lagi gimananya dengan bapak aja” kata bu Kromo

“Baik bu biar nanti dik Astrit menghubungu ibu lagi” kata Rangga, lanjutnya “Assalamualaikun” di ikuti oleh Astrit dan Arum besama sama dan Rangga mengulurkan tanagnya dan mencium biku biku tangan ibu Kromo dan diikuti oleh Astrit dan Arum

Part 41: Tiga Bidadari



Dra Andini Murtiningsih, M.Pd



Astrit Maharani, S.Pd



Kartika Arumsari



Rangga Dipati, S,Pd




Rangga, Astrit dan Arum melangkah keluar rumah dengan posisi Rangga di tengah kanan kiri Astrit dan Arum mengandeng tanggan kiri dan tangan kanan Rangga

Rangga membuka pintu penumpang yang di sebelah supir dan Arum membuka pintu sampaing tengah dan langsung naik ke tempat duduk di bagian tengah

Astrit terpaksa duduk di depan samping supir, Rangga memberi pertolongan Astrit ketika masuk ke dalam mobil, dan segera Rangga melangkah menuju pintu sopir membuka pintu menghidupkan mesin dan memasang AC setelahnya memasangkan seffibed ke tubuh Astrit sehingga wajah mereka sangat dekat dan Rangga memberi ciuman ke bibir Astrit dan membalasan cuiman cukup 2 menit dan Rangga sempat membelai lembut buah dada Astrit di balik jaket yang di pakainya

“Ih mas ah malu kan sudah ada dik Arum juga” kata Astrit

“Aku tadi sudah kok mbak tenang aja” kata Arum

“He he he maaf ya dik” kata Rangga

Aku memasang seffibed ku dan menjalankan untuk mengantar Astrit dan Arum ke toko Swalayan toko terlengkap di kota itu dan memarkir mobil di area parkir yang tak jauh dari pintu masuk dan kami bertiga masuk ke pasar Swalayan tersebut langsung ke coanter pakaian wanita senentara Astrit dan Arum memilih pakaian yang akan di belinya terutama pakaian seragam sekolah untuk Arum dan pakaian seragam kerja untuk Astrit dan pakaiam harian untuk mereka kaus baik lengan panjang atau lengan pendek dan pakaian tidur juga dan terakhir masuk ke conter bra dan cd Astrit dan Arum mememilih sendiri pakaian salam yang di sukainya dan aku sepat memilih pakaian untuk tidur terbuat dari saten tipis dengan warna yang berbeda sengaja aku memilih 2 pakalain tidur untuk Astrit dan Arum dengan model yang hampir sama dan selebihnya aku hanya mengikuti dari belakang dan mengumpulkan nota pembelian dan yak lupa membeli trevel bag untuk Astrit dan Arum dengan warna yang berbeda

Satu jam penuh aku hanya mengikuti mereka dan setelahnya aku membayar semua bon yang di dapat dari pembelian pakaian mereka dan setelahnya aku mengajak mereka untuk membeli makanan di bungkus saja nanti di makan di rumah Andini yang di perumahan itu

Selelah seesai semua segera aku mengajak mereka kembali ke mobil dan mengarahkan mobil ke rumah percintaan kami

“Mau kemana nih mas Rangga” kara Arum

“Ke pondok cinta” kata Rangga

“Pondok cita” kanya Arum dan Astrit bersama

“Ya rumah diajeng yang di perumahan itu diberi nama pondok cinta aku dan diajeng sekarang menjadi pondok cinta kami berempat aku, diajeng Dini, adik Astrit dan Adik Arum” kata Rangga

“Oh begitu ya” kata Astrit

“Lalu nanti di pondok itu kita bisa bercinta gitu” kata Arum polos

“Ya terserah mau bercinta boleh, mau tidur juga boleh mau makan juga boleh wong seperti rumah biasa saja kok hanya tipe 45 dengan 2 kamar tidur terpisah hanya aku dan diajeng menamakan rumah itu sebagai pondok cinta kami berdua sebab di sana pertama kali aku dan diajeng ML dan saat itu pun aku tahu kalau diajeng kembali perawan setelah minum jamu yang sama dengan jamu yang di minum adik Astrit dan adik Arum dan yang ke dua badan terutama buah dada dan pantat diajeng bertambah besar kira kitra 1 inci atau 2,5 cm sehingga aku perlu membelikan pakaian dan celana cd juga bra yang baru karena tidak muat sama seperi yang diaami dik Astrit dan dik Arum saat ini” kata Rangga sambil mengarahkan mobil melaju sedang menuju pondok cinta, lanjutya “Mungkin ini berita yang sangat mengejutkan sekali untuk dik Astrit dan dik Arum bahwa saat ini oleh kyai Walang Sungsang adik Astrit dan Adik Arum sudah resmi menjadi istri istri aku dan syah saja untuk ML tapi pecaya sama aku aku ngak akan ML dengan adik berdua sebelum direstui oleh eyang Sosro dan bapak Kromo aku hanya ingin bercinta saja”

“Apa bedanya ML dengan bercinta” kata Astrit peasaran sebab menurut pengertian umum bercinta dan ML itu sama saja

“Begini dik Astrit, kalau ML itu penis di masukkan ke vagina itu bisa membuat hamil tapi kalau bercinta itu memadu kasih saja tudak sampai memasukkan penis ke vagina” kata Rangga

“Oh begitu ya” kata Astrit

Sementra mobil yang di kemudikan oleh Rangga sudah sampai di depan pintu gerbang rumah Andini dan Rangga berheti di rumah yang cukup lumayan dengan ada garasi dan halaman yang cukup besar juga.

Rangga turun dari mobil membuka pintu halaman di ikuti oleh ke dua budadarinya dan Rangga menyerahkan pintu rumah ke Astrit dan Rangga pun masuk ke dalam mobil kembali kembali dan memasukan mobil ke garasi

Rangga membuka begasi dan mengeluarkan semua pakaian dan 2 tas koper yang mereka beli dan semuanya masih di luar dan memasukannya ke kamar depan yang sudah di pasang AC sedang Astrit dan Arum masih memakai trening dan kaus kekecilan segera melepas jaket yang mereka pakai

Astrit dan Arum duduk bersama Rangga di ruang tengah dan menghidupkan TV yang ada di sana

“Mau minum apa dik Astrit dan dikArum” kata Rangga

“Kalau ada yang dingin” kata Arum

“Sebentas ya” kata Rangga sambil melangkag ke dapur yang di ikuti oleh Arum dan Astrit untuk melihat dapur yang ada di rumah tesebut disana ada kulkas, ricecooker, tempat piring dan gelas yang di tata menggantung di atas bak pencuci Arum membuka almari yang ada di atas mengeluarkan 3 gelas dan Astrit membuka kulkas dan mengeluarkan sirup dan botol berisi air dingin yang ada di sama dan Astrit menuangkan sirup ke gelas yang sudah diambil oleh Arum tadi Rangga mendekati Arum dan Astrit dan berdiri di tengah tengah mereka kedua tangannya ada di pingga Astrit dan Arum dan mencium pipi mereka satu satu “Aku kangen banget sama dik Arum dan dik Astrit”

Mendengar omongan Rangga Asreit dan Arum segera melepas gelas dan botol menghentikan kegiatan mereka dan merbalik menghadap ke Rangga, pada wajah mereka tersirat cahaya kegembiraan dan kini Astrit dan Arum membalas ciuman pipi ke Rangga dan Astrit selain mencium pipi Rangga dan mencium bibir Rangga di depan Arum dan Arum hanya tersenyum melihat Astrit berciuman mesra dengan Rangga setelah lepas dari bibir Astrit Rangga menarik kepala Arum dan kini Arum dan Rangga berciuman dengan mesra di depan Astrit dan Astrit melihat Rangga dan berciuman dengan arum dan tersenyum Astrit langsung menuangkan sirum ke dalam gelas dan memanbah air putih sekalian dan membawanya di ruang tengah

Rangga dan Arum menghentkan kegiatannya dan menyusul Astrit duduk di sofa di ruang keluarga dalam hati Astrit dan Arum tidak ada rasa cemburu sama sekali

Rangga duduk di tengah sedang di kanan Astrit dan di kiri Arum

“Mas mengulang penjelasan mas Rangga tentang ML dan bercinta itu kalau seperti mimpi Arum semalam itu di namakan ML atau bercinta” kata Arum sambil mencium bibir Rangga tapi hanya sebentar

“Mimpi yang mana sih” kata Rangga

“Jagan seperti kura kura dalam perau ya, pura pura tidak tahu” jawan Astrit sambil mencium bibir Rangga dan Rangga membalas ciuman Astrit dengan lembut

“Lhi apa buktinya kalau dik Arum dan di Astrit bermimpi bercinta dengan aku” kata Rangga mengelah seakan ngak tau apa apa dengan mimpi Arum dan Astrit Semalam

“Mau minta bukti juga nih” kata Astrit sambil melepas kaus yang di pakainya dan memperlihatkan cupangan warna merah yang ada di dada Astrit

“Nih lihat buktinya” kata Astrit dan Rangga sempat menyentuk payu dara Astrit tanpa bra

“Wah sekarang kok tanbah besar ya semalem kayaknya ngak segini kok, up…” kata Rangga sambil menutup mulutnya

“Ya kan ini perbuatan mas Rangga kan” kata Astrit manja sambil menyodorkan payudaranya yang sudah dekat dengan mulut Rangga dan Rangga merespon mencium payudara Astrit tepat di atas putting nya sebelah kiri dan Astrit mulai mendesah

“Mas Rangga lihat nih punya Arum juga sama ada juga sama punya mbak Astrit juga bercupang di kedua payudaraku” kata Arum

Rangga menghentikan ciumannya di atas buah dada Astrit dan menoleh ke buah dada Arum yang tampak sama besar dengan kepunyaan Astrit

“Woi sama besar nih punya dik Arum juga” kata Rangga sambil tangan kanan merabai buah dada Arum yang ada di selah kiri dan bibir Rangga mencium putting Arum di selah kanan dan arum mulai mensesah

“Udah ah mas Rangga nakal nih mbak Astrit, nenen Arum di telitir dan satunya di sedot sedot gitu” kata Arum sambil menjauh kepala Rangga dari buah dadanya

“Mas Rangga tu di suruh merisa bekas cupangan semalam kok malah netek sih, dasar mesum” kata Astrit sambil tersenyum

“Ia nih siapa coba yang ngasih aku cupangan di buah dadaku” kata Arum sambil cemberut

“Ia deh mas minta maaf di kira tadi di suruh nenen, tapi sukakan kaau di nenen kayak tadi” kata Rangga

“Suka sih pakai banget” jawab Arum

“Nik perisa dulu pak doter” kata Astrit sambil cemberut

“Tersenyum dong” kata Rangga sambil mendekatkan wajahnya ke buah dada Astrit dan memriksa memang ada bekas cupangan yang di buat tadi malam ketika Rangga mendatanginya dalam alam bawah sadar

“Ia dik ada cupangan nya 2 lagi satu di kanan dan satu di kiri” kata Rangga

“Nah sekarang di nenen dengan lembut mas enak banget kok lebih enak ini dari di dalam mimpi” kata Astrit

“Apapun perbuatan kalau di akukan dengan sadar pasti lebih enak” kata Rangga sambil mencium bibir Astrit lebih dahulu sebelum mencium payudara Astrit yang tambak lebih besar dari tadi malam dalam genggaman tangannya, setelah puas mencium bibir Astrit dan tangan Rangga bergerilya ke nenen Astrit kemudian menggeser kepalanya ke bawah melewati leher jenjang Astrit langsung ke nenen Astrit dan menciuman payudara yang kiri dan memankan putting yang kanan ibu jari dan jari telunjuk yang semaki lama semakin mengeras

“Asssss aahhhh mmaaaasssss ….. ennaakkk mmas taaapppiiii ggeeliiiii bangggggeetttt” Teriak Astri di dalam pelukan Rangga

“Pindah ke kamar yok” ajak Rangga

“Tapi gendong lemes banget nih” kata Astrit

Rangga pun mengendong Astrit kekamar depan dan menuruknan dengan hati hati

“Sebentar ya dik Astrit mau mengambil di Arum dulu ya” kata Rangga

“Ya” jawab Astrit

Rangga melangkah keluar ke kamar dan mendapatkan Arum duduk melihat siaran TV walau masih dalam keadaan telanjang dada

“Ayo dik Arum mas gendong” kata Rangga

Arum hanya menganggukan kepala sambil mengangkat ke dua tangannya ke atas dan menempatkan di leher Rangga dan Rangga mengangkat tubuh Arum dan membawanya ke kamar yang sama dengan kamar yang di masuki Astrit

Sesampainya di kamar Rangga langsung menindurkan tubuh Arum di atas Ranjang dan Arum tidak mau melepas tangannya dari leher Rangga dan kini Arum mencium bibir Rangga dengan masra sekali dan Rangga membalasnya tangan Rangga sudah tak segan segan lagi meremasi nenen Arum denga lembut dan kini terdengar suara erangan dari mulut Arum

Rangga pun mulai bernafsu dan ciumampun bergeser kearah payudara Arum dan mamberi rangsangan yang lebih dan Arum hanya bisa menimati semua perlakuan Rangga di atas tubuh setengah telanjangnya

Sementara bibir Rangga menciumi ke dua buah dada Arum bergantian kiri dan kanan tangan Rangga berusaha melepas celana treaning yang di pakai oleh Arum dan mendesaknya turun kebawah dan bibir Rangga kini menyusuri ke bawah lagi menciumi pusar dan menjilati lubang pusarnya sehingga basah dan tangan Rangga berusaha melepas treaning dan akhirnya treaning terlepas dari pinggul Arum dan di bantu oleh Astrit melepas treaning yang di pakai oleh Arum kini Arum sudah telanjang bulat

Bibir Rangga masih menciumi pusar dari Arum dan tangan Rangga melebarkan selangkangan nya dan jari jari nya membelah garis melintang dari atas dan mencari daging kecil di atas nya

“Maaaassss aahhhhh geelliiii bbanggetttt” kata Arum sambil menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan

Bibir Rangga turun kebawah lagi melihat memek Arum sudah setengah basah dan mulai menciumi memek Arum dengan sangat lembut bibir Rangga mulai memainkan kelentit Arum yang mulai mengeras jari Rangga mencari lubang senggama dari Arum dan mulai mengusap usap pelan ngak berani terlalu dalam sebab Rangga ngak mau merusak selaput dara dari Arum

Sekitar 15 menit kemudian Arum berteriak dan memberi tau Rangga kalau mau pipis tapi justru Rangga mencium kelentitnya lebih dalam lagi sehingga kedua paha Arum menekan di kelapa Rangga dan ke tangan Arum juga menekan ke arah vagina Arum sambil badannya melengkung ke atas dan menahan rasa nikmat yang amat sangat dengan mata memejam dan bibir mengatup sempurna dengan nafas mulai tersenggal senggal

“Aaaahhhhhhhh …” teriak Arum, 30 detik berlalu Arum kejang kejang dan akhirnya berhenti total tapi wajahnya terbayang senyuman yang menandakan kepuasan puncak yang di sebut orgasme

Rangga mendiamkan Arum menikmati orsagme yang pertama dalam hidupnya dan kini Rangga bergeser kearah Astrit yang menjambut dengan pelukan sangat mesra dan mereka berciuma bibir mereka bersatu dan tangan jail Rangga mulai menyusuri bukit kembar milik Astrit yang sudah telanjang dada dengan lembut

“Dik sudah lama banget aku ingin menciummu seperti saat ini berciuman sambil memainkan putting mu” kata Rangga

“Aku juga berharap hal ini akan terjadi tapi juga ragu akan semuanya ini setelah mas menjadi suami mbak Andini dan mimpi itu pun padam dengan sendirinya”jawab Astrit

Rangga dan Astrit masih menikmati ciuman dengan sangat lembut dan mereka saling menggesek satu dengan yang lain

“Mas lepas dong baju safarinya dan kaus dalamnya aku ingin merabai dada bidang mas Rangga yang berbulu itu sejak dulu ketika aku melihat mas baru bertelanjang dada di rumah baru membantu ibu Lastri mengisi bak mandi” kata Astrit

Tanpa banyak bicara Rangga melepas pakain safari yang dia pakai dan kaus dalamnya sekalian kini terpampang dada bidang yang di penui bulu bulu tipis menghiasi dada bidang itu dan itu menambah nilai plus di mata Atrit

“Mas aku sunggung cinta kamu sepenuh hati dan aku sudah menyiapkan hati aku untuk berbagi kasih dengan mbak Andini dan dik Arum” kata Astrit sambil merabai bulu bulu halus di dada Rangga

Rangga rebahan dalam posisi terlentang dan Astrit rebah di atas tubuh Rangga dan bibir mereka bersatu satu sama yang lain sambil saling mengungkapkan rasa yang terpedam selama ini melepas rindu yang terpendam selama 4 – 5 tahun terakhir menjadi pasangan kekasih yang saling mencinta sambil berciuman tangan kiri Rangga berada di bawah bongkahan buah dada Astrit dan tangan satunga berada di atas pantat Adtrit sambil meremas remas ke dua bongkahan pantat yang semakin kenyal di dalam remasan remasan tangan nya

Rangga dan Astrit menyatu dalam satu kesatuan yang sangat romantsi dan saling menghanyati dan Arum yang masih kecapaian setelah orgasme yang pertama kalinya hanya bisa memandang betapa romantisnya Rangga dan Astrit dan tersenyum tanpa rasa cemburu bahkan rasa bahagia meliputi suasana hatinya kemudian berbisik

“Mbak, Arum keluar dulu ya mau bersih bersih lengket badan nih setelah orga tadi” kata Arum

Astrit menghentikan ciuman atas bibir Rangga dan tangan Rangga menggapai kepala Arum dan memberi ciuman ke bibirnya

“Tungga sebentas ya sayang” kata Rangga dan Atrit pun sempat duduk dan mencium kening dan ke dua pipi Astrit sambil berucap

“Terima kasih adik ku” kata Astrit

“Sama sama mbak” kata Arum dan membisikan ke Rangga “Mas buat mbak Astrit terkencing kencing seperti Arum ya mas”

Rangga hanya tersenyum sambil berguman “Beres”

Lalu Arum keluar dari kamar menuju kamar kecil untuk bersih bersih setelah mengambil celana treaning yang rergeletak di lantai

Kini Rangga tanpa sungkan sungkan lagi menciumi seluruh wajah Astrit tanpa sisa sedikitpun dan Rangga mendorong Astrit terlentang di kasur sedang kini Rangga tengkurap di atas tubuh Astrit kedua tangannya mulai melepas celana treaning yang di pakai nya Astrit dan mambuangnya di lantai kamar dan kini Astrit sudah telanjang bulat

“Sudah lama aku ingin menelanjangimu mu seperti saat ini sambil menikmati pemandangan indah di sekitar vaginamu dik” kata Rangga sambil membuka lebar selakangan Astrit dan otomatis tangan Astrit segera menutup vagina yang berbulu tipis di sekitas vaginanya

“Memekmu sungguh cantik dik” kata Rangga sambil memandang vegina dan menahan tangan Astrit supaya didak menghalangi pemandangan indah

“Maasss ahhh mmaaalluuuuu” kata Astrit sambil menengok ke kiri melepas tatapan mata Rangga

Dibukanya semakin lebar selakangan Astrit dan bibir Rangga mulai mencium memek Astrit dari atas tonjolan bukit kecil di atas belahan memek Astrit dan ketika lidah Rangga menyentuk bukit itu Astrit merasa seperti orang tersengat ribuan volt badannya menggelinjang disetai erangan yang berkepanjangan di tambah lagi bibir Rangga mulai menyedot kelentit Astrit dengan cukup keras sehingga Astrit merasakan getaran manistis sampai ke umbum umbunnya

“Maaaasssss diapaaaiiinnn siiihhhh mmeeemmmeeekkk aakkkuuu” kata Astrit tanpa berkata apa apa lagi jari telinjuk rangga mencari lubang peranakan Astrit dan mengmainkannya dengan cukup cepat dan erangan Astrit bertambah keras setelah sepuluh menit Rangga menggoyangkan jari tangannya ke lubang peranakan dan jilatan jilatan di kelentit Astrit secara terus menerus dan akhirnya

“Maassss aassttrriitttt piipiiissss” kata Astrit sambil kejang kejang di seluruh badannya dan tanpa disadari pinggul Astrit menekan ke atas dan tangan Astrit menekan wajah Rangga di atas memek nya

Sementara di luar rumah terdengar suara mobil berhenti dan tak lama kemudian ketukan pintu rumah

----skip----



pov Andini



“Assalamualaikum” terdengar panggilan dari luar

Arum yang baru melihat acara TV terkejut dan melangkah dan membuka korden sedikit dan melihat Andini sudah berdiri di depan pintu dan Arum segera membuka pintu rumah tersebut sambil menjawab salan dari Andini

“Wallaikumsalam” batas Arum

Mereka berdua saling cipika cipiki dulu lalu

“Mana dik Astrit dan kangmas” tanya Andini

“Tu di dalam kamar baru bercinta” kata Arum sambil menunjuk kamar depan yang pintunya setengah terbuka

Andini langsung masuk ke kamar dan melihat Rangga tengkurap dengan dengan mulut masih menempel di selakangan Astrit yang sedang kejang kejang seluruh badannya dan dengan kedua tangannya menekan kepala Rangga supaya tidak terlepas dari memeknya

Andini tertegum memandang pemandangan itu dalam hati sangat bersyukur karena Astrit dapat merasakan orgasme yang berkepanjangan hanya dengan mulut dan lidah Rangga

“Kamu sudah di Arum” kata Andini sambil merangkul dan mengajaknya duduk di sofa yang ada di dalam kamar itu

“Udah mbak aku tadi sebelum mbak Astrit sampai lemas banget dan sampai terkencing kencing juga kayak mbak Astrit kali ini” kata Arum

“Enak dik” kata Andini

“Enak sih pakai bangen malah” kata Arum

“Mau lagi” tanya Andini

“Ngak lah capek masih lemes juga” kata Arum sambil tersenyum

“Eh mbak Dini udah datang”kata Astrit ketika pandangan mereka sling bertemu

“Diajeng kapan datang” kata Rangga

“Baru aja belum ada 5 menit juga” jawab Andini

Rangga turun dari tempat tidur dan melangkah ke tempat Andini duduk dan menarik tangan Andini supaya berdiri tangan Rangga melingkar di pingga Andini dan tangan Andini secara otomatis berada di pundak Rangga dan ciuman bibirpun ngak bisa dihindari dengan samgat mesra Rangga mencium bibir Andini dan membaas ciuman nya di depan Astrit dan Arum mereka hanya tersenyum saja melihat tingkag Rangga dan Andini berciuman sambil berdiri

“Mau seperti dik Astrit dan di Arum, diajeng” taka Rangga sambil melepas ciumannya

“Ngak lah kangmas nanti saja Dini juga masih capek nih” kata Andini, sambil duduk kembali di sofa dan Rangga pun ikut duduk di sofa dekat Andini dan Arum sehingga Rangga ada di tengah tengahnya dan Astrit masih terasa lemas seakan tidak mempunyai daya sama sekali sambil tiduran dan menatap Rangga, Andini dan Arum duduk di sofa sambil mengatur nafas yang masih bekejar kejaran

“Tadi gimana belanjanya” kata Andini

“Ya itu mbak semua pakainan masih terbungkus 2 tas kresek besar dan 2 koper yang tergeletak di lantai” kata Arum

“Apa saja tu yang di beli” kata Andini

“Ya semua pakain yang di perlukan mbak seperti pakain seragam, pakai pramuka, pakaian harian kaus selana boxer, celana dalam dan Bra pokoknya komplit” kata Arum

“Sudah mas Aku tak mandi dulu ya biar segar” kata Astrit sambil melangkah keluar kamar

“Dik Astrit udah bawa handuk” kata Andini

“Belum mbak” kata Astrit

“Handuknya ambil sendiri di dalam Almari sebelah kiri deretan paling belakang” kata Andini

“Aku juga mau mandi ah, bareng ya mbak astrit” kata Arum

“Boleh, kamu ambil handuk sekalian” kata Astrit sambil melagkah menuju kamar mandi yang ada du kuar kamar

Setelah Astrit dan Arum meninggalkan kamar kini tinggal Andini dan Rangga di dalam kamar, Andini mengankat pantatnya dan kini duduk di pangkuan Rangga secara menyamping dan bibir mereka kembali bertautan ciuman penuh birahi yang terjadi Rangga begitu bernafsu sekali menciumi wajah Andini sampai melepas pakaian kerja Andini dan hanya sekitar 10 menit Andini su dah bertelanjang dada dan buah dada Andini yang cukup besar menjadi bulan bulanan tangan Rangga

“Mas mau memasuka pusaka mas ke warongko punya Andini” kata Andini di celah celah nafas Andini yang mulai meninggi, lanjutnya “Kalau mas mau kita di kamar Bagas aja”

“Ngak lah diajeng ngak enak waktunya ngak bebas dan acara hari ini masih sangat padat diajeng belum harus pulang melihat persiapan setelahnya mengantar diajeng dan adik adik kita ke salon dan Butik Arimbi yang tempatnya cukup jauh juga betul kan” kata Rangga

“Ya udah kalau gitu nanti malam di rapel aja ya” kata Andini sambil berdiri dari pangkuan Rangga dan melangkah menuju dapur dan melihat ada nasi bungkus di meja makan dan menyiapkan makan siang untuk bersama

Setelah Arum dan Astrit selesai mandi langsung berganti pakain yang di belinya tadi dan memilah milah kepuyaan mereka dan memasukan koper kuning untuk Astrit dan biru untuk Arum biar ringkas

Astrit memilih pakaian gamis yang ringkas terbuat dari kain yersi membalut tubuhnya dengan warna krem dipadu dengan jilbab kuning tua dan bawahan celana luging yang cukup ketat membuat bentuk tubuh Astrit terekpos dengan bulatan dada yang cukup 36C ditahan dengan bra model tong sehingga dadanya naik keatas membuat keindahan pada diri Astrit yang di belinya dengan Rangga siang itu lalu di tambah kalung kembang kantil bercahaya kuning sehingga tampak anggun dan cantik

Sedang Arum memilih memakai pakaia jean selutut berwarna biru tua di padu dengan cukup kaos ketat membungkus buah dada Arum yangberukuran 34B dengan warna biru laut dan di luarnya memakai rompi hitam dan di sekitar kepalanya bertenggger bando juga berwarna hitam yang di belinya dengan Rangga siang tadi dan kalung kembang kantil bercahaya biru bertenggger di bawah lehernya tampak manis dan ayu lincah sportif gaya remaja kekinian

Melihat ke dua adiknya sudah cantik cantik Andini pun segera masuk kamar membuka almari pakaian dan memilih pakaian yang cukup simple memakai celana logging ketat memakai blus polos warna merah muda agak ketet sehingga bentuk tubuh yang sempurna dan matang dan dewasa membuat Andini tambah anggun cantik dan menarik

Rangga pun beganti pakaian baju safari yang di pakainya di ganti dengan kaus berkrah dengan warna putih tampak gagah dan berwibawa

Setelah selesai makan siang bersama dan semuanya siap Rangga dan ketiga bidadarinya langsung pulang ke rumah romo ki Sudibyo untuk melihat kesibukan akhir dari pertemuan yang diadakannya



Pov Rangga

Jam 13.15 Rangga, Andini, Astrit dan Arum sampai di rumah dan melihat trakat sudah terpasng dan korsi berderet sudah di siapkan dan 10 pondooan berserta tempat makan juga sudah tersedia di pendopo sudah tertata alat music gamelan dengan layar wayang kulit sudah di persiapkan

Rangga heran mengapa layar untuk pentas wayang kulit sudah berdiri tinggal menata anak wayang berjejer

Begitu masuk Rangga menemui ki Sudibyo yang baru duduk di teras menyaksikan persiapan pemasangan trakak dengan hiasan hiasan nya seperti ki Sudibyo punya kerja mantu banyak tetangga yang bertanya punya kerja apa dan di jawab ini pertemuan kangen kangenan antara seniman seniwati dengan semua karyawan dari PO bima sakti dan Salon dan Butik Arimbi yang belum pernah bertemu

Spanduk besar terpampang SELAMAT DATANG semua karyawan dan karyawati PO “Bima Sakti” dan Salon dan Butik “Arimbi”



Bersambung ….

Part 42
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd