Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
Kiai Walang Sungsang

Spanduk besar terpampang SELAMAT DATANG semua karyawan dan karyawati PO “Bima Sakti” dan Salon dan Butik “Arimbi”

Part 42 : Mau Cantik ! Mahal Harganya



Dra. Andini Murtiningsih, M.Pd



Astrit Maharani, S.Pd



Kartika Arumsari



Rangga Dipati, S.Pd


Rangga mendekati ki Sudibyo dan duduk di sampingnya

“Assalamualaikum romo” kata Rangga sambil mengulurkan tangan nya ke tangan ki Sudibyo dan mencium biku biku tangannya sebagai penghormatan bagai seorang ayah

“Wallaikumsalam” kata ki Sudibyo, lanjutnya “Bagai mana perkembangan warongko warongkomu nak”

“Baik sekali romo tadi malam saya menyusup kealam bawah sadarnya dik Astrit dan dik Arum dan berhasil dengan sangat gemilang mereka berdua sudah percaya 100 % bahwa dik Astrit dan dik Arum adalak warongko kyai Walang Sungsang ini terbukti tadi siang ketika menunggu diajeng Andini datang saya berhasil bercita dengan dik Astrit dan dik Arum dalam penuh kesadaran tapi saya sadar romo ngak akan ML dulu kalau belum ada pernyataan resmi dari wali masing masing romo” Kata Rangga

“Betul itu kan nanti kyai Walang Sungsang sendiri akan turun tangan supaya warongko warongko nya syah menjadi milikmu saya ambil kesimpulan tidak lebih dari1 tahun mendatang ke dua warongko mu yang lain akan syah menjadi istri istrimu percaya pada kyai Walang Sungsang” kata ki Sudibyo

“Amin romo” jawab ki Sudibyo

“Apa rencanamu untuk mengembangkan usaha untuk menghidupi dan mencukupi keluargamu, sebab ngak mungkin kamu menghidupi keluargamu dengan mengandalkan gaji sebagai pegawai negeri walau ke tiga istrimu semua menjadi pegawai, sebab kalau dipikir sejara normal menghidupi dan mencukupi kebutuhan 3 istri itu sangat berat kalau kamu masih menjadi pegawai negeri jalan satu satunya kamu harus mengembangkan usaha yang aku wariskan kepadamu sebagai modal awal sehingga kamu akan mencukupi kebtuhan keluarga dengan 3 istri mangkanya aku bertanya kepadamu apa rencanamu untuk mengembangkan usaha ini” kata ki Sudibyo

“Saya masih belum mikir kesitu romo mudah mudahan dalam waktu dekat ini ada pemikiran untuk mengembangkan usaha kalau perlu aku keluar dari pegawai negeri walau sebenarnya eman sekali provisi yang aku dambakan sejak kecil menjadi seorang guru tapi kalau keadaan yang memeksa aku harus berlih menjadi wira swatanan ya apa boleh buat romo” kata Rangga

“Ya memang perlu di pikirkan secara mendalam dulu untung dan ruginya nak Rangga semua itu juga tergatung dengan kamu kok” kata ki Sudibyo

“Ya romo terima kasih atas peringatan yang romo berikan semoga kedepannya saya bisa berpikir jenih romo” jawab Rangga, lajutnya “Maaf romo mau bertanya siapa yang mau wayangan romo apa romo mau ndalang lagi”

“Ngak juga sih aku mungkin cuma suluk pertama membuka dan selanjutnya yang memainkan wayang adalah anak mu Bagas” kata ki Sudibyo, lanjutnya “Biar Bagas sendiri yang menjawan pertanyaan mu itu”

Lalu romo ki Sudibyo berdiri dan memanggil Bagas yang masih berada di sekitar layar pakeliran dan setelah mendengar Bagas di panggil romo segera mendekat

“Ada apa romo” kata Bagas

“Nih papamu bertanya siapa yang main wayang” kata ki Sudibyo

“Aku papah, papah kan belum pernah lihat Bagas main wayang to, pasti deh ayah terkagum kagum” kata Bagas

“Terus kamu main lakon apa” kata Rangga

“Ngak ada lakonnya pah, kan hanya petilan perang kembang saja dan nanti dilanjutkan dengan goro goro yang di bawakan olek ki dalang Sabto Margono dan ngak makan waktu lama kok paling 2 – 3 jam selesai

Sementara aku, romo ki Sudibyo dan Bagas bercerita tentang acara untuk nanti malam Andini, Astrit dan Arum datang untuk mengantarkan ke salom Arimbi untuk berhias

“Mama mau kemana lagi sih” kata Bagas

“Mama sama tante Astrit dan tante Arum mau ke salon biar cantik cantik” kata Andini

“Biar tambah cantik yakan sekarang juga mama dan tante Astrit dan tante Arum juga sudah cantik kok” kata Bagas lagi, lanjutnya “Tolong mah ingetin sama tante Kumala pakaian Bagas dan romo juga jangan sampai lupa kemarin sih udah di pesenin ke tante Kumala juga”

“Emang pakaian apa sayang” kata Andini

“Nanti kan Bagas dan Romo juga mau ndalang to jeng” kata Rangga

“Oh gitu ya, ya udah nanti di ingetin” jawab Andini

“Dalang kecil ne yeee” ledek Astrit, lanjutnya “Emanag dik Bagas bisa”

“Bisa lah kecil” jawab Bagas

“Siapa dulu dong gurunya, romo” kata ki Sudibyo dan mereka tertawa besama sama

Andini hanya menjawab dengan acungan jempol dan menarik tangan Rangga supaya berdiri dari korsi

“Maaf romo mau ngantar ke salon Arimbi dulu” pamit Rangga ke ki Sudibyo, lanjutnya “Assalamualaikum” di ikuti dengan Andini, Astrit dan Arum

“Walaikumsalam” jawab ki Sudobyo dan Bagas bersama sama

Rangga membawa ketiga bidadari nya masuk ke dalam mobil dimana sekarang Astrit yang menemani Rangga di bangku depan sedang Andini dan Arum ada di bangku tengah

“Diajeng tadi keputusan rapat di Dinas Pemuda dan Olah Raga gimana” kata Rangga

“Oh ia ada berita Bagus untuk dik Arum” kata Andini

“Berita apa sih mbak” kata Arum yang duduk di samping Andini

“Kamu di usulkan sebagi peserta paskibra tingkat Kabupaten” kata Andini, lanjutnya “Selamat ya dik Arum” kata Andini sambil mencium kening Arum

“Lalu siapa saja yang di usulkan” kata Arum

“Ada dua sih kamu satunya lagi cowok Bambang permadi apa ya, yang bawa data nya pak Seno Pembina paskibra” kata Andin

“Bukan Bambang Permadi tapi Bambang Kusmedi” jawab Arum

Iya iya itu Banmang siapa Kusmedi” kata Andini, lanjutnya “Itu kan usulan tingkat sekolah dan di tingkat Kabupaten akan di pilih dua orang untuk mewakili Kabupaten untuk tingkat Propinsi demikian juga untuk tingkat propinsi akan di pilih 2 orang lagi untuk Paskibra tingkat Nasional” kata Andini

“Wah hebat dik Arum semoga aja sampai tingkat Nasional Paskibra Tingat Nasional, hebat” kata Astrit

“Saingannya banyak mbak tapi tetap di usahakan lah memang sudah menjadi cita cita ku menjadi salah satu Paskibra tingkat Nasional semoga ya mbak” kata Arum

“Dik Arum pasti bisa seperti diajeng Andini juga bisa meraih guru teladan tingkat Nasional kok, percatya deh” kata Rangga memberi semangat

“Amin’ jawan Andini.Astrit dam Arum bersama

“Makasih mas Rangga atas Doanya dan untuk mbak Dini dan mbak Astrit terima kasih atas dorongannya” kata Arum

“Dulu ketika aku di usulkan sebagai guru teladan tingkat Kabupaten ngak pede banget tapi dengan kepercayaan dan dorongan dari orang orang yang aku cintai aku bisa dan mampu mengalahkan sainganku sampai tingkat Nasional terutama dorongan dan motifasi dari romo ki Sudibyo yang saat masih menjadi suamiku, apa lagi sekarang dik Arum mempunyai pendorong dari kangmas Rangga sebagai calon suamimu dan juga dari aku dan dik Astrit sebagai kakak kakakmu pasti kamu bisa” kata Andini memberi motifasi ke Arum

“Wah jadi semangat 45 nih aku” kata Arum sambil tersenyum gembira

“Mbak aku punya usul bagai mana kalau untuk nanti malam kita pakai pakaian kembaran juga mas Rangga supaya kita tampak kompak selalu” kata Astrit

“Aku setuju usul mbak Astrit” kata Arum

“Ya nanti di lihat mbak Kumala punya ngak pakaian yang kita maksud mudah mudahan ada, kan rumah butik kan” kata Andini

“Bagai mana dengan mas Rangga, sebaiknya juga kembar mungkin hanya atasnya saja” jawab Astrit

“Pokoknya kita berempat harus kompak selalu” kata Rangga sambil menjalankan mobil nya

Sementara mobil melaju dengan kecepatan sedang dan kini sudah msuh wilayah kota karesidenan tempat Salon dan Butik “Arimbi” berada

“Diajeng kangmas di pandu ya belum apal ke tempat Salon dan butik nya” kata Rangga

“Ok mas, perempatan ke lima dari sini belok ke kiri nanti kalau ada lapangan sepak bola terus belokan ke dua rumah pojokan” kata Andini

“Makasih ya sayang kata Rangga

Lima menit kemudian Rangga sudah sampai ke tempat tujuan dan Rnagga memarkir mobilnya di halaman depan

Andini, Astrit dan Arum keluar dari mobil dan langsung masuk ke rumah Salon dan Butik “Aribi”

“Assalamualaikum, mbak Kumala” kata Andini

“Wallaikumsalam, dik Andini mari silahkan duduk mas Rangga nya mana” kata Kumala

“Tu baru parkir mobil” kata Andini

Kami bertiga duduk di korsi tamu yang tersedia di sana

“Kenalkan dulu ini adik adik ku semua” kata Andini

“Astrit” kata Astrit sambil menjabat tangan Kumala

“Kumala” balas Kumala

“Arum” kata Arum sambil menjabat tangan Kumala

“Kumala” balad Kumala

“Mbak Kumala gini lho, nanti malam ada acara di rumah tentunya mbak dan semua karyawan juga sudah dapat undangan kan nah kami bertiga ingin tambil beda dengan datang ke salon dan butik ini” kata Andini

“Oh gitu ya, boleh mumpung lagi sepi nih ada tiga tempat juga kok ayo sini semua” kata Kumala

“Nur” panggil Kumala

“Ya bu” kata Nur

“Kamu layani bu Andini ya apapun maunya di layani di meja satu” kata Kulama

“Santi” panggil kumala

“Ya bu” kata Santi

“Kamu layani mbak Astrit apapun maunya di layani di meja tiga” kata Kumala

“Dara” panggil Kumala

“Ya bu” saut Dara

“Kamu layani mbak Arum apapun maunya di lauyani di meja empat” kata Kumala

Kini kumala mendekati Rangga setelah memarkir mobilnya duduk di bangku yang ada di ruang tunggu

“Selamat sore pak Rangga” kata Kumala

“Selamat sore juga” jawab Rangga

“Apa bapak mau di salon juga biar dirapikan penampilannya biar tambah macho” kata Kumala dengan tersenyum

“Ngak usah mbak begini pun sudah cukup” kata Rangga

Kemudian Rangga ngobrol tentang bisnis salon dengan mbak Kumala dan mendapatkan masukan banyak lagi terutama pengembangan tentang kesehatan wanita kalau bisa dan memungkinkan punya dokter kecantikan sendiri mungkin akan menambah pelayanan maksimal dan prima

Rangga pun menyatana belum punya gambaran tentang bisnis Salon dan Butik tapi kedepannya akan di pikirkan juga

Hampir satu jam Rangga ngobrol dengan mbak Kumala untuk menambah wawasan Salon dan Butik “Arimbi”

Sementara itu Andini, Astrit dan Arum sudah berganti dengan memalai kimono yang tebuat dari handuk yang panjang selutut dan mereka berdikusi dengan mbak mbak yang ditunjuk oleh mbak Kumala tadi

“Mau pakai paket apa bu” kata salah seorang dari mereka

“Boleh lihat brosurnya mbak” jawab Andini

Andini, Astrit dan Arum kemudian mulai berdiskusi setelah membaca brosur yang di sodorkan oleh salah satu dari mereka

“Pakai yang paket special ditambah paket perawatan tubuh dan miss v” kata Andini

“Ngak terlalu mahal mbak” kata Astrit

“Ya ngak lah biar cantik tentu mahal” kata Andini, lanjutnya “Kan ada boss yang siap untuk membuat kita kita cantik”

“Ini namanya memanfatkan keadaan” kata Arum

“Ya enggal menanfatkan keadaan dik Arum tapi memang harus dan semestinya begitiu kalau mau melihat kita kita cantik” kata Astrit, lanjutnya “Betul ngak”

“Ya udah pakai paket special 1 + perawatan tubuh dan miss v” kata Andini setelah memanggil mereka bertiga dan menuju ke bangku yang di sebutkan tadi oleh mbak Kumala

Satu setengah jam sudah berlalu Rangga hanya duduk di ruang tunggu sambil menanti para bidadarinya sedang mempercantik diri dan setelahnya mereka selesai dan sudah memakai pakaian yang tadi di pakai wajah mereka tambah bercahaya dan cemerlang menghiasi senyum manis para bidadari nya, Rangga sampai terbengong seakan ngak percaya akan pengelihatannnya sendiri Andini tampak ayu alami dan aura keangguan terpancar melalui sikap dan tatapan matanya penuh aura kasih, Astrit tampak ayu dan lebih elegan dan kecantikan alami yang terpancar dari sikap manja serta aura muslimah sangat kental dan tatapan penuh rasa sayang dan terakhir Arum tampak manis ayu dan centil sikap remaja yang penuh gaya tarik lincah dan gaya yang di tampilkan saat ini memakai pakaian ketat jean selutut dengan kaus dan rompi yang di kenakan sangat serasi dan pandangan matanya penuh rasa cinta yang sangat mendalam

“Hoaioooo” kata Andini dengan tangan berada di muka wajah Rangga

Rangga terkejut dan buyar konsentrasinya dalam memandang Arum dan hanya terucap satu kata “Maaf”

“Kok kayak begitunya sih mandang kami bertiga tanpa berkedip” kata Astrit dengan sikap manja

“Ia nih mas Rangga kayak ngak pernah kihat kita ini” kata Arum dengan sikap centilnya

“Ya ya maaf mas Rangga ya diajeng dan adik adik ku yang cantik cantik semua” kata Rangga

“Mana nih mbak Kumala” kata Andini

“Didalam ruangan itu” kata Rangga

Andini melangkah mendekati pintu itu dan mengetuknya dan Kumala keluar dari dalam ruang itu

“Maaf saya tingga kerja tadi tapi sekarang sudah selesai” kata Kumala

“Mbak aku ingin mlihat koleksi pakaian pakaian yang mbak punya” kata Andini

“Ayo ikut aku ke butiknya” kata Kumala

Mereka berempat mengikuti langkah Kumala dari belakang

Andini, Astrit dan Arum serta Rangga mengikuti di belakang mbak Kumala menuju bukik yang terletak di samping salon di dalam butuk Andini langsung memilih koleksi dari salon dan melihat baju terusan terbuat dari batik dengan model potongan Syanghai dengan bagian badan tertutup dengan lengan panjang kalau di padu dengan jilbab juga manis banget tapi sayang belahan bagian bawah sunggung sangat rendah sampai diatas lutut sehingga membuat pandangan menjadi tidak nyaman

“Mbak yang model seperti ini punya stok banyak ngak” tanya Andini

“Banyalk mbak malah kemarin baru datang dengan bergagai ukuran” jawab Kumala

“Tapi sayang belahan bawah sangat rendah mbak kamau bisa di turunkan lagi 10 atau 15 cm dari bawah bisa ngak” protes Andini

“Bisa kok di naikin lagi, tapi sebaiknya di coba dulu nanti baru di pendekan” kata Kumala

Mereka bertiga memilh corek dan warna dasar dari baju batik dan di sesuaikan dengan baju yang akan dipakai Rangga sehingga mereka berempat seakan berseragam kalau untuk Andini, Astrit dan Arum bisa model kain dan coraknya sama dan kalau bi bandingkan dengan yang akan di pakai Rangga hanya coraknya agak berbeda

Sekitar 30 menut mereka di Butik kan mereka pamit setelah Rangga membayar semua yang di pakai oleh mereka dan mengambil pesanan Romo dan Bagas untuk pentas malam inin

Jam 5 mereka sudah kembali sampai di rumah ki Sudibyo dan melihat persiapan akhir semua sudah ready pondoan pun sudah tersedia sepuluh pondooan sudah terisi lengkap, gamelam pun sudah tertata rapi semua korsipun suadah tersedia dan terakhir sound syatem pun sudah terpasng semua.

“Maaf romo lama” kata Rangga

“Ngak apa apa nak, aku maklum kalau ke salon itu busa berjam jam lamanya” kata ki Sudibyo, lanjutnta “Kelihatannya semua warongkomu tambah bersinar”

“Ya mungkin pengaruh dari mustika leontine yang di pakainya” kata Rangga

“Ini romo pesanan baju untuk romo dan Bagas” kata Andini menghampiri Rangga dan ki Sudibyo diteras depan rumah

“Tolong Dini kamu taruh dikamar aku saja dan yang untuk Bagas juga di taruk di tempatku sekalian nanti tunggu ki Sabto untuk membantu memakainya” kata ki Sudibyo

“Baik romo” jawab Andini sambil membawa pakaian yang di pesan ke dalam kamar ki Sudibyo sedang Astrit dan Arum segera menyibukan diri dengan urusan menyiapkan makanan yang di pesan

Kesibukan masih terlihat disana sini sampai adhan mahrib pun berkumandang dan mereka melalukan ibadah sholat mahrib bersama sama di dalam ruang doa lantai dua dan yang laim melakukan sholat mahrib di musola depan rumah ki Sudibyo

Ki Sudibyo sendiri melaksanakan sholat mahrib di dalam kamarnya sendiri dan Rangga dan ketiga bidadarinya serta Bagas melakukan ibadah sholet mahrib di ruang doa sedang tamu tamu yang lain melakukan ibadah sholat mahrib di musola depan rumah ko Sudibya

Jam 6 lebih para anggata waranggono atau penabuh gamelan sudah pada hadir dan sudah mulai mempersaipkan diri, Bagas dan Ki Sudibyo pun sudah bergant memakai beskap pakaian resmi untuk para dalang di ki Sabto Margono yang akan memadu Bagas dan ki Sudigyo memakai beskap

Andini, Astrit dan Arum sudah betganti memakai pakaian yang baru di belinya deri Butik Arimbi beberapa jam yang lalu, Andini memalai busana batik dengan potongan syanghai panjang sampai mata kaki dan dengan lengan ¾ anggun sedang Astrit pakaian sama persis dengan Andini tapi lengan panjang ditambah jilbab bertengger di kepalanya cantik dan Arum juga sama memakai hanya bedanya lengan panjang hanya ½ lengan saja sedang Rangga juga memakai pakaian batik yang mirip denga pakaian yang di pakai oleh ketiga bidadarinya

Bapak dan ibu Kromo Widakdo dan Bapak RM Sosro Kartono datang dengan dijemputan dari keluarga ki Sudibyo

“Assalamualaiku dimas” kata eyang Sosro Kartono

“Walaikumsalam kangmas, kalau ngak begini kangmas ngak akan sampai di sini” ledek ki Sudibyo

“Wah biasa saja dimas” jawab ki Sudibyo

“Assalamualaikum kangmas” kata pak Kromo Widakdo

“Wallaikumsalam dimas” jawab ki Sudibyo

“Wah kayak mantu saja nih” kata pak Kromo

“Ini lho dimas kan kemarin tu aku sudah nyerahin 2 perusahanku PO Bima Sakti dan Salon dan Butik Arimbi ke nak Rangga supaya di kelola dengan lebih baik dan benar sehingga akan menghasilkan sesustu yang berguna untuk kehidupannya” kata ki Sudibyo, lamjutnya “Dan malam ini adalah malam latihan karawitan dan aku samakan pertemuan untuk semua karyawan yang tergabung dengan 2 perusahaan itu kan selama in mereka tidak pernah saling mengenal satu sama yang lain”

“Assalamualaikum Bapak, ibu” kata Astrit sambil menyalami Bapak ibu Kromo Widakdo dan di lanjutkan dengan salim dari Rangga, Andini, Arum dan kemudian Bagas

“Wah ini ada pak dalang kecil ya” kata ibu Kromo

“Ya eyang, saya Bagas, putra bapak Rangga dan ibu Andini” kata Bagas, lanjutnya “Ia eyang nanti Bagas mau pentas bersama romo dan ki Sapto”

“Assamualaikum, eyang kakung eyang putri” kata Arum sambil menyalimi kedua kakek dan neneknya dan di ikuti oleh Rangga, Andini, Astrit dan Bagas”

“Sini cah bagus duduk dekat eyang putri sini” ajak eyang Sosro putri

Bagas pun duduk di antara eyang putri Sosro dan eyang putri Kromo

Sementara tamu sudah mulai berdatangan Rangga dan Andini menyambut para tamu di depan pitu gerbang sedang Astrit dan Arum mengurusi makanan dan minuman, para pangkrawit sudah membunyikan gamelannya dengan nada nada enak di dengar di telingan dan tepat jam 7.30 acara di mulai dengan sambutan dari wakil keluarga adalah mas Yoga Suganda Pengacara keluarga Ki Sudibyo dalam kata sambutan nya ki Sudibyo menyerahkan hak kemilikan 2 perusahan dari ki Sudibyo ke Rangga Dipati sebagai pemilik ke dua perusahaan itu secara simbolis dengan menyerahkan anak wayang Bima dan Arimbi dari tangan romo ki Sudibyo kepada penerusnya Rangga Dipati serta pembinaan karawitan yang tadinya di pimpin oleh ki Sudibyo juga berpindah ke tangan Rangga

Dilanjutkan dengan Ramah tamah dari para undangan sementara di pentas ki Sudibyo memulai pertunjukan wayang kulit sebagai pembukaan suluk pertama di kumandangankan ki Sudibyo sedang anak wayang akan di mainkan oleh putra nya sendiri Bagas yang sudah di siap di depan pakeliran.

Bagas hanya menjalankan anak wayang dengan petilan perang kembang yaitu petilan perang antara raden Arjuna dengan raksasa cakil

Dalam perjalanan Raden Arjuna baru lelanabrata masuk hitan rimba di dampingi oleh puno kawan (Semar, Gareng, Petruk dan Bagong) di hadang oleh kawanan raksasa yang di pimpin oleh Raksasa Cakil bernama Detya marcoet dari kerajaan Atas Angin dan mengharuskan raden Arjuno pulang tidak boleh lewat tapi raden Arjuna ingin melanjutkan perjalanannya terjadilah perselisian pendapat dan perang pun tak bisa di hindari lagi dan peristiwa tersebut dinamakan perang kembang hanya 30 menit Bagas memainkan anak wayangnya yang berisi sebagian besar dengan perang peselisian Arjuna dengan Denawa (Raksasa) Cakil tersebut dan setelahnya di lanjutkan oleh ki dalang Sapto Margono yang melanjutkan perang kembang dengan goro goro Dimana berisi hanya gurauan anta punokawan (Semar, Gareng, Petruk dan Bagong) bisa berisi dagelan atau tembang / lagu lagu tentunya di iringi oleh gamelan

Sementara itu di deretan tamu undangan terlihat juga beberapa teman guru dari SMA Negeri XX Kabupaten tersebut dan mereka melihat penampilam Rangga, Andini, Astrit dan Arum berseragam batik dan sebagai tuan rumah dan semakin terkagum teman teman guru terhadap Rangga yang seminggu yang lalu di nikahkan oleh ki Sudibyo kini di beri juga warisan berupa 2 perusahaan yang cukup terkenal terutama dengan PO Bima Sakti perusaan oto bis antar kota dalam propinsi atau di luar propinsi yang cukup di perhitungkan dalam layanan tranpotasi

Sekitar jam 22 acara selesai dan tamu undangan sudah meninggalkan sekarang tugas Rangga menghantarkan keluarga bapak dan ibu Kromo Widakdo dan Astrit kemudian keluarga Bapak dan Ibu Sosro Kartomo dan Arum pulang ke rumah masing msing hanya Rangga sendirian sebab hari jumat mereka harus masuk dalam kerja lagi sebab bukan hari libur

Rangga di depan sebagai supir di dampingi oleh eyang kakung Sosro Kartono sedang di tengah duduk eyang putri Sosro Kartono, ibu Kromo Widakdo dan Bapak Kromo sedang Astrit dan Arum duduk di bangku belakang

Perjalanan 15 menit sudah sampai di rumah Astrit dan Rangga turun dari mobil membantu Bapak Ibu Kromo turun dan Astrit dan menurunkan tas yang berisi pakaian kepunyaan Astrit dan langsung Rangga minta ijin untuk mengantar Keluarga eyang Sosro

Perjalanan 20 menit mobil Rangga kini sudah sampai di depan rumah Arum, Rangga keluar dari mobil membantu ibu Sosro turun dari mobil dan juga Arum dan membawakan tas Arum yang ada pakaian yang baru di belinya siang tadi

Tidak lama Rangga minta diri untu pulang kerena masih banyak tugas yang harus di selesaikan 30 menit kemudian Rangga sudah sampai di rumahnya kembali Andini, Bagas dan ki Sudibyo sudah pada ganti baju dan Rangga pun segera melepas baju yang dipakainya berganti dengan kaus lengan pendek dan begabung dengan Andini, Bagas dan ki Sudibyo

“Romo besok siang sehabis solat jumat saya, diajeng Andini dan Bagas jadi ke kota propinsi sampai hari Senin sore sebab hari senin kan libur nasional dan hanya hari sabtu saja saya, diajeng Andini dan Bagas ijin” kata Rangga

“Ya ngak papa” kata ki Sudibyo, lanjutnya “Biar nanti Dr Moch Yusuf biar kesini juga”

“Romo ngak papa kalau saya tinggal” kata Rangga

“Ngak papa nak Rangga percaya deh sama romo” kata ki Sudibyo

“Besok jadi ke kota propinsi pah” kata Bagas, lanjutnya “Assikkk”

“Tapi Bagas ngak boleh nakal lo ya” kata Andini

“Di tanggung dah” jawab Rangga, lanjutnya “Romo, pah, mah Bagas keatas dulu ya sudah ngantuk lagian besok pagi masih ke sekolah dulu kan” Bagas berdiri dan memberi salim pada romo, papa dan mamanya

“Selamat tidur sayang” kata Andini sambil mencium kening Bagas

Bersambung ….
Part 43
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd