Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

LIburan k3: prelude bagian terakhir: the beginning

Yah nurhayati lepas :sendirian:
Tapi kalo ganti trisum gapapa sih :pandaketawa:
 
dah incest trisum pula... indomie goreng special pake telor kornet ini mah...
 
Screenshot-20200622-070410-1.jpg


Screenshot-20200622-080200.jpg


Screenshot-20200622-080425-1.jpg
 
Ditunggu uodateanny
 
Prelude bagian terakhir : the beginning.

"Bang Ben gue...gue nggak kuat…..Akkhhhhh."

Itu adalah orgasme ketiganya dan itu membuat Shania tergolek lemas diatas kasur, sebuah senyuman dilemparkannya kepadaku, kurasa dia menikmati ini semua, sementara Veranda itu masih berusaha mendapat orgasmenya dengan bergoyang liar diatas Adrian, meski bisa tidur dengan Veranda adalah impian Adrian tapi kuyakin dia tak menyangka bahwa Veranda akan berhasil membuatnya lemas tak berdaya, sepertinya Adrian mengigit lebih dari apa yang bisa dia kunyah, menyedihkan.

"Bang, sekali lagi ya." ucap Shania sebelum membenamkan bibirnya dalam ciumanku, aku jatuhkan diriku keatas kasur dan kubiarkan Shania memainkan tubuhku sesuka hatinya. Meski dia baru saja mendapatkan orgasme ketiganya, namun itu belum cukup untuk membuat Shania puas, aku tak masalah akan hal itu, bukan seperti aku tak menikmati ini semua.

Tunggu..
Tunggu, tentu kau bertanya apa yang lakukan bersama Adrian dan kenapa kami berdua bisa bersama dengan Shania dan juga Veranda untuk tahu jawabannya mari kita mundur sedikit.

"Ah..Sis goyang trus...ah..iya gitu..."

"Ah..bang gue AKHHHH….."

Ya aku memang sedikit berbohong padanya, namun aku tak berbohong tentang bagaimana dia akan menikmati ini semua, beberapa orgasme yang sudah didapatkannya itu adalah bukti yang tak terbantahkan.

Tunggu…
Kuyakin kita harus mundur lebih jauh lagi.

"Iya tampar...terus pantat aku Benji...akh…."

Sedikit lagi, kita harus mundur sedikit lagi, tepatnya pada saat Manda menawariku untuk threesome dengan Aurel.

Ya tentu aku menerima tawaran adikku untuk melakukan threesome dengan Aurel karena demi Tuhan pantat seksinya itu benar-benar membuatku bernapsu. Aku mengangguk secepat mungkin setelah mendengar tawaran yang diberikan oleh Manda, dan itu membuatnya tertawa kecil.

"Dasar kucing garong lo bang, ditawarin memek langsung ngangguk."

"Ya kalo ikan asinnya seseksi Aurel siapa juga yang bakalan nolak." Balasku.

"Bisa-bisa lo aja itu mah bang, dah yuk mending kita ngentot." Ajak Manda.

Seperti seekor anjing yang penurut aku mengikuti Manda berjalan ke kamarnya, Aurel sudah tertidur saat kami masuk. Dia tertidur dengan posisi terlentang dan gaya yang sembarangan, membuat beberapa kancing kemejanya terlepas hingga aku dapat melihat bra hitam yang dikenakannya.

"Tuh kucing garong, ikan asinnya." Ucap Manda yang menunjuk kearah Aurel.

Tanpa membalas perkataan Manda, aku naik keatas kasur, merangkak tepat diatas tubuh Aurel sambil berusaha untuk tak membangunkannya, namun tepat sebelum aku mencium bibirnya, Aurel terbangun, dia nampak terkejut melihat wajahku yang hanya berjarak beberapa senti dengan wajahnya.

"Bang...bang Ben ngapain?"

"Rel, lu seksi banget hari ini dan gue nggak bakalan bohong dan ngaku kalo gue napsu banget sama lu sekarang."

"Tapi kata Manda…"

"Udah nggak usah mikirin kata-kata gue kemaren, abang gue udah nyerah jadi orang baiknya." potong Manda yang sekarang berdiri tepat disampingku.

"Eh..ini seriusan Man?" tanya Aurel yang nampaknya masih tak percaya dengan apa yang sedang terjadi.

"Serius, kalo lo mau ngentot sama abang gue ngentot aja."

Aurel kembali mengarahkan pandangannya kearahku, aku menyambut tatapannya itu dengan sebuah senyum, seperti mengatakan padanya bahwa yang dikatakan Manda itu benar, dan juga sebagai pertanda bahwa aku benar ini memadu kasih dengannya.

Sebuah ciuman adalah jawaban yang Aurel berikan, ciuman yang kuat dan penuh napsu. Aku sedikit terkejut dengan panasnya ciuman yang Aurel berikan hingga aku butuh beberapa detik untuk bisa mengimbanginya, namun setelah memberikan semua yang aku bisa, aku tetap kalah, aku menyeeah dan kubiarkan dia mempermainkanku dengan ciumannya.

Setelah ciuman kami terlepas Aurel menarikku jatuh kesisi tempat tidur yang lain, dia lalu naik dan duduk diatas perutku tanpa menunggu persetujuan dariku dia merobek kaus yang kupakai.

"Eiii Rel…"

Sebelum sempat aku melayangkan protesku, Aurel menamparku dengan keras.

"Diem." ucapnya sebelum kembali merobek kausku hingga terlepas dari badanku. Setelah berhasil merobek kausku perhatiannya beralih ke celena pendek yang kupakai, tak mau celanaku juga ikut menjadi korban, aku lebih memilih melepaskannya sendiri, namun celana dalamku tidak terlalu beruntung karena Aurel lebih dulu merobeknya sebelum aku sempat menyelamatkannya. Sekarang dengan tubuhku yang sudah telanjang bulat, Aurel bangkit berdiri dan tersenyum lebar kearahku.

Manda yang ternyata telah melepas seluruh pakaiannya mendekap Aurel dari belakang dan mulai menciumi lehernya, tangannya juga mulai meremasi payudara Aurel lalu sejurus kemudian Manda menarik kemeja putih yang dikenakan Aurel hingga seluruh kancingnya terlepas. Aurel nampak tak mempermasalahkan hal itu, dia hanya diam dan meresapi rangsangan yang Manda berikan. Aku tak mau hanya diam dan menonton saja, aku melepaskan celana jeans pendek yang Aurel pakai beserta celana dalam berwarna hitam yang dia pakai.

Memeknya itu nampak indah dengan bulu bulu tipis yang menutupinya, kusikap bulu bulu yang berwarna hitam itu dan mulai kujilati memeknya.

"Akhhh enak bangsat." desah Aurel yang kemudian menjambak rambutku, dan meremas-remas kepalaku. Aku semakin bersemangat memainkan lidahku di memeknya, itu semakin membuat Aurel mengila hingga akhirnya.

"Gue nggak tahaakkkhhhhhh….."

Aurel mendapatkan orgasme pertamanya, cairan cintanya yang kental dan terasa sedikit asin itu menyembur ke wajahku. Dengan napas yang terengah-engah Aurel duduk dilantai tepat didepanku. Aku tentu tak ingin kehilangan kesempatan untuk merasakan lembut bibirnya di kontolku, karena itu kuarahkan batang kontolku tepat ke wajahnya.

"Isep." perintahku.

"Tunggu bentar." ucap Aurel yang masih meresapi orgasme pertama yang dia dapatkan, aku tahu aku bisa menunggunya dan bermain dengan Manda sebentar namun aku ingin sedikit balas dendam atas kaus Batmanku yang dirobeknya, jadi aku tetap mengarahkan kontolku tetap ke bibirnya.

"Isep." perintahku sekali lagi.

"Tung…"

Tepat saat Aurel membuka mulutnya untuk berbicara, aku mendorong batang kontolku masuk ke mulutnya. Aurel mencoba mendorongku mundur namun aku tak memperdulikan perlawanannya itu dan terus mendorong batang kontolku kedalam mulutnya, kumaju mundurkan pinggulku seperti aku sedang mengentoti mulutnya, pukulannya di pahaku itu tak berarti karna aku menikmati hangat dan lembut bibir serta mulutnya. Baru setelah aku merasa cukup puas mempermainkan kontolku di mulutnya, aku melepaskan kontolku dari mulut.

"Bangsat...juga...lu bang." Ucap Aurel. Meski begitu aku tak melihat ada sedikit pun rasa kesal di wajahnya, sepertinya dia tahu bahwa aku tak benar-benar ingin menyakitinya.

"Dibilangin bang Ben bangsatnya sampe ke ubun-ubun." ucap Manda yang mendekapku dari belakang, dengan perlahan dia mulai mengocok batang kontolku, dia melakukannya dengan perlahan, membuatku dapat menikmati setiap kocokan yang diberikan oleh tangan lembutnya itu.

Kubalik badanku menghadapnya, hal itu membuat kocokan yang Manda berikan terlepas, sebelum dia bisa bertanya mengapa kucium bibirnya. Rasa hangat dan lembut bibirnya yang telah lama tak kurasakan, sesuatu yang tanpa sadar begitu kurindukan. Manda berusaha membalas ciumanku semampunya, namun kali ini dia kalah karna ciumanku didorong oleh napsuku yang sudah lama coba kukekang, napsu yang hampir terlepas saat aku bersama Aya, tidak kali ini, kali ini kubiarkan napsuku mengamuk bebas.

Tanpa melepaskan ciumanku kudorong tubuhnya keatas kasur, kuturunkan ciumanku ke leher jenjang miliknya.

"Ahhh..iya bang Ben terus." Desah Manda, sesuatu yang terdengar begitu manis setelah lama tak kudengar.

Kedua buah dadanya yang cantik itu menjadi sasaranku selanjutnya, kuciumi mereka perlahan, bergantian karena mereka berdua sama indahnya, gigitan kecil kuberikan pada putingnya yang mulai menegang karena perlakuanku. Setelah cukup puas kuremas-remas mereka dengan bibirku kembali menciumi bibir Manda, lalu sebuah tangan menarikku, itu Aurel dan sebelum aku sempat mengatakan sesuatu dia mencium bibirku. Berbeda dengan sebelumnya kali ini dia menciumku dengan lembut, tangan kirinya juga mulai mengocok batang kontolku dengan lembut sementara tangan kanannya menahan kepalaku agar ciuman kami tak terlepas.

"Awas tangan lu Rel, gue mau nyepong kontol bang Ben." Ucap adik perempuanku, perintah itu pun langsung dituruti Aurel yang melepaskan kocokannya dari kontolku, aku tak kecewa karena itu diganti dengan hangatnya mulut Manda. Kubiarkan diriku jatuh diatas kasur untuk memudahkan Manda menghisap batang kontolku, ciuman Aurel juga mulai turun ke leher lalu ke dadaku, dihisapnya putingku itu terasa geli namun kupasang senyumku karena nampaknya Aurel menikmati itu, ciumannya kembali turun hingga ke batang kontolku, tanpa mengatakan apapun Manda memberikan kesempatan kepada Aurel untuk menghisap kontolku, Manda lalu berjalan kearahku lalu duduk tepat diatas wajahku, membuat memeknya tepat berada didepan mulutku.

"Jilatin bang Ben, biar enak." Ucapnya yang setengah mendesah, bagaimana mungkin aku menolak permintaan adikku sendiri, abang macam apa aku?

Kujilati memeknya dengan perlahan, kugerakan lidahku dengan perlahan, lembut dan hangat rasa memeknya di lidahku. Namun jilatanku terhenti karena aku merasakan sempitnya jepitan dari memek Aurel pada kontolku, dan dengan perlahan dia mengerakkan tubuhnya naik turun, rasa nikmat yang jiwaku begitu rindukan hingga membuatku terdiam menikmati surga surga dunia yang diberikan oleh seorang Ni Made Vania Aurelia.
 
aurelnya kuat banget ya, kak? kesurupan hulk kali, ya?
hot abis sih update kali ini, ditunggu lanjutannya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd