Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Liburan Membawa Kenikmatan, Jadi Pingin Liburan Terus

Memasuki Bagian Panas... Selamat Dinikmati...

Part 2 - Kenikmatan dari Mba Novi dan Lia

Bath tub cukup juga untuk kami berendam bertiga. Tubuh Mbak Novi memang benar-benar mulus dan putih. Anaknya Lia juga sama dengan emaknya putih mulus dengan buah dada yang baru tumbuh tapi udah gede dan di bawahnya sana masih gundul plontos. Sedangkan Mbak Novi ternyata suka cukuran, Mrs.V-nya hanya ditumbuhi bulu tipis. Mbak Novi wanita beranak satu ini bodynya masih sangat bagus. Dengan postur yang tinggi, sekitar 165 cm, pinggangnya terlihat ramping dan perutnya belum membusung. Dia kelihatannya pandai merawat tubuh. Kami bercengkerama di dalam bak. Sambil mengobrol, tangan Mbak Novi tidak segan-segan meraih senjataku dan meremas-remasnya. Aku diperlakukan begitu, tentu saja canggung, karena Lia berada juga disampingku. Tapi kalau kularang, rasanya aku kok sok jual mahal. Akhirnya senjataku pun bangun dan dalam keadaan max-nya sekitar 20cm.

"Wow, pisangnya om gede" ucap Lia dan ditimpa oleh Mbak Novi dengan datar "Mantap nih, kalah papanya lia"
Belum sempat aku kikuk dengan suasana seperti itu, Mbak Novi malah memelukku dan mencucup bibirku. Tidak siap dengan serangan mendadak, aku jadi seperti orang bloon. Mbak Novi mencumbuku seolah-olah kami hanya berdua. Padahal anaknya yang beranjak remaja ada di dekatnya. Sambil mencium bibirku tangan Mbak Novi mengocok-ngocok batang ku yang sudah mengeras sempurna. Aku tidak berdaya menghadapi situasi yang menegangkan ini.

Kulirik Lia hanya diam saja memperhatikan kami bercumbu. Lama sekali rasanya bibir Mbak Novi membekap mulutku. Mungkin karena suasana yang menegangkan ini aku jadi merasa waktu berjalan lambat sekali.
Belum habis keherananku, tangan Lia menarik tanganku mengarahkan ke kemaluannya. Aku dimintanya mengusap-usap gundukan kecil di situ. Makin runyam saja situasi ku. Semua aku turuti saja, dan nanti saja lah mencari tahu bagaimana sebenarnya latar belakang keluarga ini.
Mbak Novi melepas bibirnya dari mulutku, lalu dia bangkit mentas dari bak mandi. Bersamaan dengan itu aku juga melepas belaian ke gundukan kecil Lia. Aku takut ketahuan.

mVqemWQ.png

Mbak Novi naik ke meja wastafel dan menekuk kedua kakinya sambil mengangkang. Aku dimintanya mengoral kemaluannya yang merekah dan tampak merah. Seperti kerbau dicocok hidung aku menuruti kemauannya. Aku mengatur handuk untuk menopang lututku yang bersimpuh di lantai. Dengan posisi berdiri pada lutut aku mengoral Mbak Novi, yang mengerang-erang.

Sementara aku sedang berkosentrasi mengoral Mbak Novi, aku merasa di bawah sana senjataku seperti juga dioral. Aku tentu saja tidak bisa melihat, tapi bisa menduga pasti itu kerjaan Lia.

Dalam situasi yang mebingungkan itu, rangsangan yang kurasakan jadi tidak maksimal. Apa boleh buat semuanya harus aku terima dengan ikhlas.
Mbak Novi tidak lama kemudian sudah mencapai orgasme, ditandai dengan tangannya membekap kepalaku dan kemaluannya berdenyut-denyut. Sementara aku sudah mencapai rangsangan yang sempurna dengan kekerasan senjata maksimal, Mba Novi lalu keluar kamar mandi dan membongkar Tasnya, hingga akhirnya kembali ke kamar mandi dengan sekotak kondom (Oh ini bukan saat yang aman baginya), yang lalu disarungkan ke senjataku dan senjataku lalu dituntunnya memasuki gerbang merahnya.

Lia yang sudah bangkit dari kolong wastafel dan duduk di toilet sambil memperhatikan kami bertempur. Mbak Novi sangat liar dan jalang. Dia mendesis dan bersuara berisik sekali. Aku jadi makin terangsang sampai akhirnya aku orgasme dalam waktu yang tidak terlalu lama. Aku tidak tahu apakah Mbak Novi mencapai orgasme juga. Mungkin saja ketika tadi aku menyemprotkan lahar di dalam liangnya dia menarik pantatku kuat sekali. Dikala penisku berdenyut aku tidak sempat memperhatikan apakah liang Mbak Novi juga berdenyut.

Usai pertempuran itu kami mencuci bagian vital kami dengan shower. Kamar mandinya jadi becek dengan genangan air di sana sini. Sebelumnya aku sempat mengangkat handuk yang digunakan untuk mengalasi dengkulku tadi.

Belum sempat aku bertanya dari situasi yang rumit barusan, Si Lia mengikuti apa yang dilakukan ibunya. Dia mengangkang diatas meja wastafel yang juga minta dioral. Aku ditariknya utuk segera menservicenya. Aku tidak sempat bertanya dan minta izin ibunya, kepala ku sudah ditarik Lia keselangkangannya.
Kuturuti keinginan Lia dan aku kembali mengoral. Namun kali ini gudukan kecil yang masih gundul. Lia menggelinjang-gelinjang mengantisipasi sapuan lidahku langsung di clitorisnya. Lia lama banget orgasmenya sampai aku capek.

Dalam kondisi habis bertempur kondisiku tentu tidak terlalu tangguh. Tapi senjataku cukup tangguh, karena dia kini sudah membengkak hampir sempurna lagi. Mungkin sensasi 3-some aneh ini membuat dia cepat terbangun.
Mungkin Lia bosan dijilat terus menerus tapi tak kunjung mendapat orgasme. Dia menarik kepalaku ke atas dan aku diminta menghunjamkan rudalku ke dalam belahan kecil nan polos yang memerah yang katanya ini bukan hari suburnya. Aku turuti saja kemauannya, karena aku pun baru pertama kali ini mencicipi gadis yang sangat belia.

Pelan-pelan kutekan senjataku memasuki gerbang kecil itu. Aku sangat berhati-hati menekankannya. Tetapi rasanya tidak ada halangan yang berarti. Kesimpulanku Lia sudah tidak virgin lagi. Dia bukannya meringis kesakitan malah menarik pantatku kuat-kuat sambil menggoyang pinggulnya. Senjataku tanpa halangan berarti sudah terbenam sempurna.

Aku terus memompanya, mungkin sampai 10 menit tanpa ada tanda-tanda Lia akan orgasme. Aku sendiri merasa orgasme ku masih jauh. Kugendong Lia lalu aku mengarah masuk ke bak mandi. Aku duduk di bibir bak, dengan kaki terendam air hangat. Posisinya kini Lia berada diatas ku seperti duduk dipangkuan dengan posisi berhadapan. Setelah aku duduk dengan posisi yang PW, Lia menggerakkan pinggulnya dengan irama yang gak karuan. Dia mulai mengerang-erang. Mungkin dia mendapatkan posisi yang tepat sehingga dia melakukan gerakan yang dia inginkan. Pada posisi itu dia kemudian mengerang dan menjepitkan kedua kakinya ke badanku dan kucium serta kuemut dan mainkan lidahnya.

Setelah dia mencapai kepuasannya, aku segera membopongnya keluar bak mandi dan mencuci kemaluannya.
Mbak Novi hanya senyum senyum saja. "Enak nak" tanyanya ke Lia.
Yang ditanya mengangguk.
"Jangan heran ya, keluarga kami memang aneh," kata Mbak Novi ketika kami kembali berendam.

Seusai mandi dan mengeringkan badan kami keluar dari kamar mandi tanpa ditutupi baju lagi, Eric dipindahkan Kasur Bayi di Single Bed dan kami langsung masuk ke dalam selimut di Queen Bed. Aku di pinggir, Lia di tengah dan Mbak Novi di sisi lain.

Dari penjelasan Mbak Novi, Lia diperawani ayahnya sendiri setelah mendiang istrinya tiada. Mulai saat itu mereka di rumahnya menerapkan free sex. Mereka bebas telanjang, termasuk pembantunya. Kalau suaminya menginginkan hubungan intim, dia lakukan begitu saja dimana pun kepada siapa pun termasuk pembantunya.
Tidak ada rasa cemburu di rumah itu, dan tidak ada keinginan menguasai. Mereka sudah hidup seperti itu lebih kurang 2 tahun sejak menikah dengan Mba Novi.

"Jadi Lia umur berapa diperawani?" tanyaku.
"Mungkin waktu itu masih 12 tahun" kata Mbak Novi.

Aku bukannya heran malah makin terangsang. Apalagi tangan Lia terus meremas-remas batangku dia bangkit dan membuka selimut sehingga kami terpapar telentang telanjang. Ibunya ikut bangkit dan langsung menyosor batangku yang sudah tegang sedari tadi.
Hanya sebentar dikulum-kulum dia lalu mengambil kondom baru dan menaiki tubuhku dan memasukkan senjataku ke celahnya. Aku pasif saja sementara Mbak Novi memacuku dengan gerakan dan susunya yang berserakan karena ku peras.

Dia mencapai orgasme lebih cepat dari ku sehingga aku harus membalikkan posisi untuk menggenjot Mbak Novi.
Sambil aku mengayuhnya aku mencari posisi yang paling dirasakan enak oleh Mbak Novi, setelah posisi itu kuketahui aku bertahan begitu dengan terus menggenjot. Kami akhirnya hampir bersamaan mencapai orgasme dan setelah aku lelah digenjot oleh Mba Novi, ku lihat disampingku Lia sedang memainkan memeknya dengan tangan kirinya sambil tangan kanannya memelintir puting susunya.

Akhirnya setelah semua aktivitas panas itu, kamipun tertidur bersama dalam keadaan telanjang, hingga akhirnya aku dibangunkan oleh Mba Novi yang mengajakku untuk sarapan sambil dia iseng memainkan penisku, lalu kulihat jam pada HP-ku sudah menunjukkan jam 9.
Setelah aku bangun, Mba Novi membangunkan Lia dan kita mandi bertiga di kamar mandi sembari saling menyabuni. Pagi itu badanku terasa ringan sekali, selesai berpakaian, kita bertiga dan tentunya Eric turun ke Resto untuk sarapan pagi. Setelah jam menunjukkan pukul 12, pun berpamitan dengan Mba Novi dan keluarganya, karena mau berangkat ke Bandung.
Sebelum ku pergi, ku katakan pada Mba Novi bahwa apabila aku ke Batam lagi, aku akan mampir ke rumahnya, untuk "Bernostalgia", yang dijawab dan tawa kecil olehnya lalu dua patah kata "Kutunggu ya".

Liburanku Tidak Berakhir Hanya Dengan Lia dan Mba Novi, Selanjutnya dengan Seorang Mamah Muda: Perkenalan dengan Santi
 
Terakhir diubah:
Ga underage kah ini??
Nah itu dia masalahnya, saya awalnya juga dilema boleh nyeritain Lia juga atau ngga, namun kalo ngga diceritain, ngga ngalir ceritanya

Apa mau di cancel aja Thread ini biar ngga ngelanggar aturan dan kena Banned?
Eh btw, untuk Mulustrasi-nya Lia walau kayak Bocil, tapi itu sebenarnya foto-nya Yura Kano, udah 24 Tahun dia :p
jtGk8rb.jpg
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd