Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Liburan Membawa Kenikmatan, Jadi Pingin Liburan Terus

Ceritaku dengan Santi pun lanjut lagi, mulai Binal nih Si Santi

Part 4 - Santi, Sang Mamah Muda Yang Kini Jatuh Cinta dengan (Kontol) Ku

Sudah 1 bulan berlalu, aku mulai disibukkan dengan kerjaan kantor yang mulai memadati hari-hariku, tak pandang dulu siang atau malam.

Tanpa disadari hp ku sudah berbunyi sebanyak 3 kali tanpa pernah kujawab mengingat padatnya waktu yang mengejarku.
Oh....ternyata ada telpon dari orang yang sudah lama tidak kutemui…
Santi si wanita desa yang dulu penah kurengguk manis madunya.

"Halo...."

"Hei mas kemana aja tidak pernah menelponku ?" suara Santi menjawab diseberang sana,

"Oh ya maaf aku sangat sibuk, bagaimana kabarmu ..?" tanyaku lagi
"Aku baik-baik aja mas, kapan kita bisa ketemu aku kangen nih…. Banyak yang ingin kuceritakan sama mas" Santi menjawab dengan nada memelas.

"Minggu depan aku akan ke Jakarta untuk menemui client, sehabis itu ada waktu lowong, bisa nggak Santi datang ke Jakarta, nanti tinggal bilang mau naik apa, semua ku bayarin" jawabku sambil memberikan pilihan.
"Oh tentu.... Aku sekarang sudah bebas karena suamiku seminggu yang lalu berangkat ke Arab Saudi menjadi TKI, kebetulan Putri (nama anaknya) minggu depan bakal ke rumah neneknya " Jawab Santi menerangkan keberadaan Suaminya.

Waktu berlalu seminggu kemudian sesuai janji yang kusampaikan, Santi datang ke Jakarta dengan menggunakan angkutan bus umum yang kujemput di Terminal batas kota dan dengan bahagianya ku sambut kedatangan Santi yang terlihat cukup lelah karena harus menempuh perjalanan dengan kendaraan yang kurang begitu nyaman bagiku, karena tidak dilengkapi dengan AC.

Segera kuantarkan Santi dengan perlengkapannya menuju ke sebuah penginapan sekelas hotel berbintang kelas 3 yang membuat takjub mata Santi yang tidak menyangka akan menerima sambutanku, tentunya hal ini tidaklah menjadi suatu yang menyulitkan dibanding penghasilan dan fasilitas yang diberikan kepadaku sebagai salah satu tenaga fungsional di perusahaanku yang layak mendapat fasilitas yang memadai sesuai kontrak kerja yang ku tanda tangani awal bekerja di situ.

Aku mengerti Santi begitu lelah sehingga tidak sedikitpun aku mau menyentuhnya, biarlah Santi membersihkan badannya dan beristirahat, sementara aku kembali ke kantor cabang di Bandung untuk merampungkan sisa pekerjaan yang harus diselesaikan.

Sore itu sekitar pukul 16.30 waktu setempat aku menuju ke hotel tempat Santi ku inapkan, dengan tentunya tidak lupa sebelumnya mampir di butik terdekat, membelikan beberapa potong gaun dan lingerie yang cocok dengan tubuh Santi, karena kutahu apalah artinya seorang dari desa dengan penghasilan suaminya yang seadanya takkan mampu membelikan pakaian seperti yang kubelikan ini.
Padahal aku ingin Santi tampak menarik saat kubawa menikmati kehidupan kota malam ini.

"Eh mas sudah datang, maaf aku baru mandi belum sempat berpakaian rapih" Santi menyambutku dengan balutan handuk yang nampak garis dan lekukan tubuhnya yang sangat jelas walau tertutup handuk.
Glek…. Kutahan nafasku untuk mengatur keseimbangan gerakan yang berada dalam celana dalam ku melihat tubuh Santi yang memang sudah cukup lama aku rindukan.

"Santi sini sebentar" Ujarku memanggil Santi yang akan beranjak ke kamar mandi, "Iya mas ada apa ?" Santi bertanya sambil mendekat kearah ku.
Sehingga begitu dalam jarak capaianku kurengkuh Santi dan ku cium dengan penuh nafsu ke dua belah bibir yang merah merekah asli tanpa sapuan lipstick.

Ciumanku rupanya mendapat balasan yang tidak kalah ganasnya sambil terdengar erangan-erangan kecil saat bibirku menelusuri leher dan melumat habis dua gundukkan payudara yang belum tertutupi oleh BH atau apapun sehingga aku bebas seliar-liarnya memainkan peranan ini.

elFucCO.png

"Akh…. Mas …akkkkuuuuu …..kangggggennn...massssss......." terdengar lirih suara Santi merintih kenikmatan saat tubuhnya kutidurkan di tempat tidur hotel, sambil tetap lidahku mempermainkan pentil payudara Santi secara bergantian, dan terus...menjalar sampai ke pusar di perut Santi.. "Akh...masssssss...ennaaakkkkkk khhhhssssss......" lirih Santi yang menambah sembangatku untuk terus bertarung.

Menyadari tubuhnya sudah telanjang bulat tanpa satu pun benang yang melindungi, Santi berusaha bangkit mengambil alih posisi dengan membanting tubuhku ke bawah dan melucuti baju dan celanaku hingga tidak tersisa sedikitpun secarik kain untuk menutupi tubuhku dan meraih batang kenikmatan yang sedari tadi sudah berdiri dengan tegak, selanjutnya memasukkan kedalam mulut mungilnya yang dihiasi oleh bibir yang sexy dengan terus menyedot keluar masuk tanpa memberiku kesempatan untuk mengatakan jangann.
"Ohh....nikmat sekali Errrr...…...terus sayyy…..." ucapku meracau sebelum menyadari jika lubang vaginanya yang indah sudah dipertontonkan di mukaku, sehinggga tanpa membuang kesempatan kami melakukan posisi 69.

"Santi... aku rindu kamu...." ucapku sambil menikmati sepongan Santi di kontolku yang sudah mulai terasa ada kedut-kedutannya.
Aku menegakkan posisi tubuhku dari posisi 69 sementara Santi masih melumat habis kontolku hingga dasar batangnya, sehingga terasa gigitan bibir Santi di biji pelirku, akupun mengimbanginya dengan meremas kedua belah tetek Santi yang sudah-sudah sangat keras menjulang karena dibaluti oleh nafsu yang memuncak.

Setelah beberapa saat kami merubah posisi ke posisi klasik (MOT), Santi dengan lembutnya membelai kontolku untuk dibimbing ke dalam lubang memeknya secara perlahan-lahan dan "Akhhhhhssssss…..." Santi mengulangi meracau dengan lirih ssat batang kontolku mendesak kedalam lubang memek Santi dengan sambil membelai wajah dan kepala Santi sedangkan kaki Santi mengapit dan menjepit tubuhku seakan tidak rela kontolku yang sudah menancap di lubang memek Santi lepas.

Akupun tidak pernah rela melepaskan kenikmatan ini dengan memberikan efek vibra keluar masuk kontolku secara cepat ke dalam memek Santi yang berakibat tersemburlah teriakan kecil dari mulut Santi "Ohhhhhh...….massssss....eennnnnn aaaakkkkkk !!!!!!!!!!!!!!!!"

Beberapa menit kemudian dengan posisi yang tidak berubah terasa kontolku semakin kedut-kedutan, "Oh.. Santi aku rasanya mau keluar".
"Tahan dikit mas, Santi mau keluar juga, kita sama-sama yah" jawab Santi memelas.
Tentunya mendapat sinyal seperti itu kuperkuat getaran vibrator alami ku yang terasa mulai kedut-kedutan.
"Ohhhh…..ohhhhh…ohhhhh…..mas ....aku keluuuuaaarrrrrrr...…." Jerit Santi mengimbangi keluhan lirihku saat lahar panas telah menyembur dari pipanya "Ohhhhh…...".

Pertarungan selesai aku melihat jam menunjukan pukul 17.15, jadi kami ngentot kurang lebih ¾ jam , kulihat Santi terkulai lemas di sisiku dengan percikkan air mani yang tersembur saat gerakan ngentot kami yang tidak terkontrol.

"Er... mandi yuk, kitakan belum makan malam ?" ajakku ke Santi yang terliat enggan membuka matanya setelah melepaskan rindu birahi yang ditahannya selama ini. "Iya mas kita barengan aja" jawab Santi sambil menjulurkan tangannya minta ditunutun kekamar mandi akibat lututnya yang masih lemas.

Malam itu kami menghabiskan waktu di sebuah café dengan pemandangan menghadap ke kota, sungguh indah panorama malam itu, apalagi Santi dengan balutan gaun malam yang kubelikan khusus untuk Santi, hilang sudah sosok Santi sebagai wanita dari desa, semuanya terpoles dengan balutan suasana kota.

Cukup panjang lebar Santi bercerita mulai dari kisah suaminya yang mulai tidak betah dengan kehidupannya sekarang sehingga ingin mengadu nasib menjadi supir di Negara Arab sana, hingga persoalan kehidupan perkawinannya yang mulai goyah akibat suaminya sudah mulai tergoda dengan gadis lain.

Menjelang tengah malam kami kembali ke hotel dimana aku dan Santi akan menginap menghabiskan segala kerinduan birahi yang telah lama kunanti.

Santi beranjak menaiki tempat tidur dengan Lingerie tipis, sedang kan aku mengenakan kaos dan celana model hawai tanpa menggunakan CD.
Sesaat kemudian Santi merapatkan tubuhnya di dekapanku dan kucium dengan mesra kening selanjutnya di saksikan keremangan malam dengan lampu kamar yang temaram kukecup bibirnya, Santi pun membalas dengan kecupan yang tak kalah mesranya.
Entah siapa yang memulai kami berdua sudah saling melepaskan balutan kain yang menempel di badan hingga nampaklah dikeremangan lampu redup dua tubuh yang saling menyatukan diri seakan tak perisahkan.

Payudara Santi semakin mengeras dengan jilatan bibirku yang kian ganas yang mengalir dari payudara hingga ke bawah pusar dimana terdapat sebuah gua kenikmatan yang mulus, ternyata setelah permainan semalam, dia mencukur habis bulu-nya. Sungguh nikmat memeknya mengeluarkan bau khas yang semakin membawaku untuk menyiraminya dengan jilatan-jilatan kenikmatan yang hanya Santi lah bisa menterjemahkan rasa itu, Sementara itu Santi tidak mau ketinggalan dalam permainan ini, dengan meremas-remas batang kontolku yang sedari tadi juga sudah berontak untuk tetap berdiri dengan angkuhnya.

"Mas....puaskan aku massss..." Santi meminta dengan lirih di telingaku.
"Tentu sayang ….." akupun menjawabnya dengan terbata-bata akibat remasan dan kuluman Santi terhadap batang kontolku yang kian mengeras dan membesar tidak seperti biasanya.

"Ahkkkhhh...Uhhhkhhhh….." Santi terus mengerang menikmati saat kontolku secara perlahan kumasukkan kedalam liang memeknya yang mulai licin oleh cairan kenikmatan yang keluar dari sumbernya.

Entah kami sudah menghabiskan berapa banyak waktu, karena saat itu yang ada hanyalah kenikmatan birahi yang berulang-ulang kami capai, sehingga pada akhirnya kami menghabiskan malam itu dengan tidur tanpa dibalut sehelai benangpun hingga cahaya matarari di pagi hari yang membangunkan kami berdua.

Keesokkan paginya...

Walau cahaya matahari dengan terangnya menembus jendela yang tertutup kain gorden, mataku benar-benar sangat sulit untuk dibuka, hingga entah bagaimana kisah ini berulang dalam keadaan terlelap aku merasakan ada sesuatu yang meremas-remas batang penisku yang terasa sangat nikmat, entah lagi bermimpi atau tidak yang jelas begitu aku tersadar aku melihat Santi dengan penuh nafsu meremas-remas batang kontolku yang nampak mulai menegakkan keberaniannya dengan menggesek-gesekkan bibir vaginanya ke pahaku seraya mendesis..."akhss….!!!" .
Tersadarku saat itu jika Santi sudah ingin memulai lagi permainan ini, "Kenapa sayang ?" Tanyaku kepada Santi pura-pura bingung.
"Oh.. mas Santi pengen lagi…" Pintanya lirih dan tanpa menunggu jawaban dari ku Santi langsung menjilati sekujur tubuhku khususnya di daerah sekitar perut hingga Penisku yang mulai kedut-kedutan akibat rangsangan yang dilakukan Santi.
"Sabar sayang…akupun tidak akan melewatkan kenikmatan ini" Kataku dengan nafas yang memburu.

Aroma bau sperma dan cairan memek Santi yang belum sempat di bersihkan hasil pertarungan tadi malam begitu membaur menambah rangsangan yang mengasyikkan bagi kita berdua dan disaat Santi mulai melahap habis batang kontolku kedalam mulut mungilnya, kuraih selangkangan Santi yang terbuka dan tentunya mulutku menjilati dengan sedikit menggigit halus kelentit Santi sehingga membuat Santi begitu menikmatinya.
"Ehm..Ehm.." Suara erangan Santi yang tertahan akibat masih mengulum batang kontolku yang sudah kembali menunjukkan keaslian bentuknya.
"Oh…Santi nikmatttttt...." Kataku lirih .

Tubuh Santi kubalikkan ke posisi Misionary dengan mengganjal bongkahan pantat Santi dengan bantal dan kumasukkan Batang kontolku ke dalam liang kenikmatan dengan nakalnya ku goyang-goyangkan yang menimbulkan suara *Cepak…cepok…cepak..cepok…..*
"Ohkksssss....massss...nikmat…..!" sekali lagi Santi menjerit nikmat ketika aku menggoyangkan batang kemaluanku seakan mengebor dengan RPM yang tinggi.

Setelah berjalan beberapa puluh menit, aku membisikkan kata ke telinga Santi.
"Say …. Kamu pindah ke atas…." tanpa menjawab, Santi menuruti kemauanku dan dengan posisi tegak dengan wajah menutup mata menghadap ke langit-langit kamar, Santi menggoyangkan pantatnya dengan sekali-kali memutar bongkahan pantat indahnya yang menyebabkan kedua payudara indah itu bergerak naik turun mengikuti langkah irama gerakan WOT Santi yang diiringi suara erangan seperti seekor Serigala yang melolong saat bulan Purnama.

"Mas…..aduh… aakssss…..kuuu…. mau keluarrrrrrr...." Santi melolong.
"Tahan sayang ….. akupun terasa mau keluar jugahhhh..." Jawabku memohon untuk keluar bersama-sama.

"Akhhhh…..sayangggggg... sudah nggak tahannnnnnn..." Santi menjerit dan disaat bersamaan pula aku mengeluarkan semburan lava dingin dari sumbernya. "Ohhh....yessssssss....!!!!!"

Bagai mahluk yang sudah tidak bernyawa kami berdua ambruk di tempat tidur hotel akibat kehabisan tenaga setelah pertarungan yang maha dahsyat di pagi hari ini, namun hal itu tidak berlangsung lama karena selang beberapa menit dengan saling memapah kami berdua berdiri menuju kamar mandi dan berendam di Bathub dengan kucuran air hangat, untuk selanjutnya berkemas berpakaian dan menuju restoran hotel untuk sarapan pagi.

Selama lebih kurang 1 minggu hubungan kami berlangsung, hingga akhirnya Santi kembali ke Desanya setelah mendapat kabar bahwa sang suami akan kembali ke kampung halamannya akibat ada permasalahan di tempat kerjanya di Saudi Arabia sehingga ia harus kembali lebih cepat dari waktu yang direncanakan.

Tiga bulan berikutnya...

Santi mengabarkan bahwa Ia sudah telat menstruasinya yang tentunya adalah hasil pertarungan nafsu birahi kami berdua.
Untung deh Suami Santi juga sudah kembali sehingga tidak ada kecurigaan jika janin yang dikandung Santi adalah hasil sebuah peselingkuhanku dengan Santi.
Entah akankah terulang lagi hanya kami berdua yang tahu.

Untuk Santi kita sudahi dulu, daripada berabe dengan Suaminya, selanjutnya Target Baru: Nana
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd