Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Liburan Membawa Kenikmatan, Jadi Pingin Liburan Terus

Bimabet
Novi konyolin dulu

Terus anak nya

Terus pembantunya

Cicipin tempek mereka

Sapa tau dpt ipary novi. Atau ibu mertuanya novi
 
Target Selanjutnya... Seorang Mamah Muda

Part 3 - Perkenalanku dengan Santi

Liburan selanjutnya aku pergi ke Bandung yang lumayan deketlah dari Jakarta, baru 3 hari di Bandung aku sungguh menikmati liburanku hingga suatu hari aku mendapatkan Panggilan dari Bosku yang mengetahui bahwa aku sedang di Bandung, diapun menyuruhku untuk menemui client ke Sukabumi, aku sebenarnya tidak ingin, tapi sebagai budak korporat yang tangguh, aku akhirnya setuju setelah diiming-imingi mendapat Bonus, dan sebagai uang mukanya aku dikirimkan uang yang lumayan untuk biaya perjalananku ke Sukabumi dan liburanku ditambah 5 hari tanpa memotong cuti-ku, bahkan aku disewakan Mobil untuk kesana dan uang hotel untuk menginap, jadi tidak perlu mengeluarkan biaya lagi.

Lalu 2 hari telah terlewati semenjak aku sampai di Sukabumi dan akhirnya menyelesaikan pekerjaanku disana, akupun akhirnya balik ke Bandung untuk melanjutkan liburan ini. Nah sialnya saat aku dalam perjalanan ke Bandung, ban mobil yang kukendarai bocor tertusuk paku dalam perjalanan di daerah ntah berantah.
Huuhh.... Sial ternyata kunci roda yang ada tidak pas dengan baut roda mobilku.
Sehingga dengan kesal ku susuri jalan ditengah terik matahari dan kutemukan sebuah rumah yang terparkir sebuah angkot tua, semoga saja pemiliknya punya kunci roda yang pas dengan baut ban mobilku.

"Permisi..!" sapaku dengan wajah sedikit memelas didepan pintu rumah yang sedikit reot, maklum di kampung yang jauh dari kota.

"Iya, sebentar" terdengar jawaban seorang wanita namun belum nampak batang hidung yang punya suara.
Mendengar suara itu kuberanikan diri sedikit melongo kedalam rumah itu dan "Opss..." ternyata ada seorang wanita kira-kira berusia 23 tahunan sedang menyusui anaknya.

OMG, lumayan juga parasnya untuk wanita ukuran di kampung ini, dan tentunya yang membuatku terkesima payudaranya yang indah tampak terbuka sedang diisep sama anaknya yang kuperkirakan masih batita.

"Maaf mbak... apa aku bisa pinjam kunci roda mobilnya ?" tanyaku sambil tak putus mataku memandang sebuah keindahan, seraya mengkhayal jika aku yang menikmati buah dada yang indah itu.
"Oh, sebentar mas aku Tanya dulu suami aku..!" Jawab wanita tadi sambil terburu-buru menutup dada indahnya yang mungkin Ia sadar jika betapa aku menikmatinya.

Singkat cerita kunci roda tersebut berhasil aku pinjam dan bergegas kugunakan untuk mengganti ban yang bocor dengan ban cadangan.
Tentunya dengan alasan mengucapkan terima kasih, kami sempat berbincang dan berkenalan.

"Maaf mas, Rencananya mau kemana.. ?" Tanya wanita itu.
"Oh aku mau ke kota Bandung dalam rangka tugas kantor" Jawabku sekenanya.

"Sebenarnya aku juga mau ke Bandung untuk menemui saudara yang katanya berdomisili disana, tapi alamatnya belum begitu jelas dan kebetulan suami aku tidak bisa mengantar karena kendaraan Angkotnya masih rusak" Kata wanita itu yang kemudian didatangi suaminya yang baru bangun tidur dan ikut menemani kami berbincang-bincang.

Pucuk dicinta ulam tiba begitulah kata pepatah, dengan tanpa melewatkan kesempatan untuk dapat berlama-lama dengan wanita itu, apalagi dia akan berangkat sendiri tanpa suami dan anaknya, dengan alasan suaminya masih harus menyelesaikan perbaikan angkot yang masih rusak itu, dan apalagi aku memang hanya sendiri di kendaraaanku, setelah itu diapun pergi ke kamar untuk bersiap-siap dan aku balik ke mobilku untuk memperbaikinya.
Setelah aku selesai memperbaiki mobilku, aku kembali ke rumahnya dan melihat dia sudah bersiap-siap dengan dengan rambut masih lembab tanda dia baru mandi dan sudah menggunakan baju sejenis kebaya berwarna biru muda dan tentu saja karena bahannya ketat, aku terpukau dengan payudaranya yang lumayan gede, lalu dengan rok coklat yang indah dikenakan olehnya yang berkulit putih itu. Diapun salam ke suaminya dan mencium anaknya dan kami berjalan menuju mobilku.

Sepanjang perjalanan kami ngobrol panjang lebar tentang segalanya dan akhirnya dapat kuketahui nama wanita itu adalah Santi, dikarenakan jalanan lumayan macet, kami akhirnya sampai kami tiba di kota tujuan sekitar jam 9 malam.
"Mbak Santi rencana mau nginap dimana? kan hari sudah mulai gelap tentunya sulit mencari alamat saudaranya waktu begini" tanyaku.
"Entahlah mas soalnya aku tidak punya cukup uang jika harus menginap di penginapan" Jawab Santi dengan sedikit kebingungan.
"Bagaimana jika kita menginap dulu di penginapan tempat aku menginap, esok hari baru kita sama-sama mencari alamat saudara mbak itu !" Tawarku kepada Santi.
"Tapi mas apa tidak merepotkan ?" tanyanya dengan nada ragu tapi mau, yang lalu kujawab "Ya, enggak lah, kan mbak Santi sudah menolong aku jadi tidak ada salahnyakan jika aku membalas pertolongan itu." Jawabku sembari dalam hati bersorak YESS.
"Ya deh mas, Aku ikut mas aja !" Jawabnya pasrah.

Setiba di penginapan ternyata kamar yang tersedia tersisa 1 yang kosong yang lainnya sudah di booking calon tamu lainnya dan tidak bisa di ganggu gugat lagi soalnya sudah di bayar Full.
"Aduh mbak kamarnya cuma ada satu yang kosong, gimana nih" Tanpa menunggu jawaban langsung kujawab sendiri dengan sedikit memaksa "Udahlah ya mbak... Mbak tidur dikamar aku saja biar aku yang tidur di sofa".
"Tapi mas.." jawabnya ragu, namun akhirnya seperti kebo di cucuk hidungnya ikut dibelakangku menuju kamar sambil mengangkat tas Santi dan tasku sendiri.

Setelah masuk dalam kamar dan menyelesaikan segala urusan dengan room service yang mengantar ke ruangan yang ku pesan.
Kami terdiam sejenak, dan Santi terduduk di sofa sambil memandangku bingung.
"Silahkan mandi dulu mbak, itu handuk bersih dan ini sabun cair dan shampoo aku yang bisa mbak pake, aku rapikan dulu perlengkapan aku, nanti selesai mandi kita cari makan malam di luar saja, karena penginapan ini tidak menyiapkan makan malam yang sesuai dengan selera aku".
Sambil menyodorkan perlengkapan mandiku ke Santi untuk digunakan dan Santi nurut aja apa yang ku sampaikan.

Setelah semuanya beres kami keluar penginapan mencari rumah makan yang biasa aku datangi jika berkunjung ke kota ini.
Sambil makan kami banyak bercerita, khususnya Santi dapat kuperoleh cerita jika ia baru 3 tahun menikah dengan suaminya yang masih kerabat dekat dan pilihan orang tuanya, namun dalam perjalanan pernikahannya suaminya kurang memberi perhatian selayaknya suami kepada istrinya selain hanya untuk melampiaskan nafsu seksnya, untuk urusan lainnya suaminya kurang mau tahu termasuk urusan mengunjungi saudaranya di kota ini.

Tibalah waktu kami kembali ke penginapan untuk istirahat, sesuai janjiku jika aku yang tidur di sofa sedangkan Santi di tempat Tidur.
Maklum deh Santi masih menganut kebiasaan di kampung jika tidur harus menggunakan sarung dengan tidak memakai sehelai benangpun di badannya selain balutan sarung yang sudah agak kumal.
Terlihat jelas bentuk tubuh khususnya payudaranya yang kutaksir berukuran 34D, menyembul di balik sarung yang dikenakannya yang terlihat dikeremangan lampu tidur yang menyala dengan redup.
Hal ini membuatku semakin gelisah menahan gejolak adikku yang dari tadi ingin berontak terus tanpa aturan yang jelas.

Rupanya Santi melihat kegelisahanku dengan menyangka aku tersiksa jika harus tidur di sofa, padahal bukan itu penyebabnya, sehingga akhirnya dia pun bersuara. "Mas, Nggak bisa tidur ya?, sudah mas disini aja, toh tempat tidur ini masih cukup luas" dan tentunya ini kesempatan emas 24 karat yang tidak boleh aku sia-siakan, dengan sedikit jual mahal aku menjawab "Ya udah deh, memang agak kurang nyaman nih tidur di sofa, tapi mbak tidak keberatankan?"
"Nggak kok mas silahkan aja" jawabnya.

Bergegaslah dengan langkah seorang kesatria Majapahit menuju ke tempat tidur samping Santi.
Ternyata Santi sempat melihat ada yang menyembul dengan keras di balik celana pendek yang memang tidak mengenakan celana dalam kebiasaanku jika tidur.

"Iih... Mas, itu apa yang berdiri dibalik celana mas?" dengan lugunya Santi bertanya.
"Ahh… Mbak kok liat aja, ini kan gara-gara mbak juga", jawabku sekenanya sambil dalam hati berkata TUNGGU TANGGAL MAINNYA.

Sejenak kita berdua terdiam dengan pikiran masing-masing dan selanjutnya aku mencoba menyentuh tangan Santi, dan tidak ada penolakan dari Santi yang membuatku semakin berani menarik tangannya dan memeluk dirinya dengan sikap yang sangat mesra.
"Mas jangan panggil aku mbak ya… sebut aja Namaku" Tiba-tiba Santi bersuara, "Oh ya…." jawabku.
"Maaf mas, Santi kok merasa nyaman dekat mas, tidak seperti suami Santi yang tidak pernah memberikan kemesraan seperti yang mas berikan ini" kata Santi lagi,

FDSYyC7.png

"Akupun begitu, awal melihatmu ingin rasanya aku memelukmu !" jawabku sedikit merayu dan sambil memeluk dari belakang dan mencium belakang telinganya, lalu selanjutnya leher bagian belakangnya, yang tanpa penolakan bahkan terlihat Santi begitu menikmati.
Kuberanikan untuk mengelus kening selanjutnya turun ke dada dan terus meremasinya dengan halus terutama sekitar puting yang nampak kian mengeras dan sedikit susunya memuncrat.

Tidak ada jawaban atau kata yang keluar dari mulut Santi selain desahan nafas yang semakin memburu tidak teratur, menandakan Santi sudah mulai horny selanjutnya tanganku turun meraba perut dan terus menemukan rimbunan bulu-bulu tipis diantara dua lembah yang terasa mulai lembab dan selanjutnya mencair oleh lelehan air kenikmatan wanita yang sedang mendaki kearah puncak kenikmatan.

Tidak lama, Santi membalikkan badannya melepaskan sarung kumal yang melapisi tubuh mulusnya yang baru kali inilah terlihat dengan jelas, dibalik keluguan wanita desa ternyata menyimpan suatu kekuatan yang mampu memecahkan naluri lelaki yang menggeliat dengan panasnya.

"Mas... !!!!!!", sambil meremas adikku yang sudah ditelanjangi oleh tangan halus Santi seperti meremas jagung yang akan dirontokkan pipilnya.
"Aku tidak pernah merasakan kenikmatan seperti ini dari suamiku...…akhhh…. akkhhhh !!!!!!".
Santi semakin tidak dapat menguasai dirinya, apalagi saat kulumat habis puting teteknya yang kian mengeras seperti anaknya yang sedang menyusu.
Berangsur turun ke puser perut dan kelubang kenikmatan.
"Okhh..okkhhhh...mas ....nikmat...akhhkk...." tak kuasa Santi menahan erangannya.

Kita berdua sudah semakin larut dalam hasrat birahi yang bergelora dengan tubuh yang tak satu helai benangpun yang masih melekat dan diterangi cahaya lampu tidur yang temaram.
"Santi aku sudah nggak tahan lagi….. pengen ngentot memek kamu !" Keluar kata dari mulutku yang semakin kurang ajar, karena penisku sudah berada dalam kuluman mulut Santi yang dengan ganasnya melalap habis sampai ke pangkal batang bahkan biji pelirku pun tak luput dari sedotannya.

Santi rupanya mengerti dengan kata-kataku, maka dengan selangkangan terbuka dengan posisi WOT menelungkup memasukkan batang kontolku ke lubang memeknya secara perlahan tapi pasti, naik turun tidak beraturan, "Oh…. Mas nikkkkkmattttt...….!!!!!"
Santi mulai mengoceh kesetanan, "Mas kontolmu enak sekali….." tambah Santi.

Akupun semakin keras memompa dan membanting tubuhnya ke kasur untuk merubah posisi dengan Doggy style, menggenjotnya dengan tetap meremas tetek Santi, "Mas aku cape......" keluh Santi, lalu kubalikkan tubuhnya dengan posisi MOT sebagai posisi pamungkas karena kontolku sudah mulai terasa berdenyut keras,

"Ohkkhhh…..mas aku nggak tahan ....akh..!!!!" Santi mengoceh dengan lemahnya, sementara remasan memeknya semakin memelintir batang kontolku,
"Oh….Santi tahan sebentar lagi aku juga mau keluar…." Pintaku kepada Santi seembari meninggikan RPM genjotan kontolku di memek Santi dan tiba-tiba
"AKHH......…!!!!" Teriak Santi bersamaan dengan itu akupun tak dapat lagi menahan semburan sperma kontolku kedalam memek Santi sambil tetap mengisap putting tetek Santi yang kian mengeras dan payudaranya satu lagi menyemprotkan susunya kemana-mana karena aku remas-remas.

Kita berdua tidak dapat menggambarkan apa yang terjadi tadi yang jelas aku dan Santi sudah tidak bertenaga lagi untuk bergerak dan tetap membiarkan tubuhku tengkurap di atas tubuh Santi dengan kontol yang masih tertancap di memek Santi.

Semenit kemudian aku berangsur tertidur di samping tubuh bugil Santi si wanita desa dengan ceceran air memek Santi dan sperma kontolku, serta susu Santi yang membasahi tubuh dan sperei tempat tidur, yang bercampur keringat kami berdua.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 03.30 aku terbangun, dan mendapatkan Santi masih tertidur dengan ceceran sperma, susu dan air memek yang mulai mongering di badan kita berdua dan sprei tempat tidur, kubangunkan Santi dan kuajak untuk bersih-bersih di kamar mandi.

"Mas ... maafin Santi ya, kok Santi malah mengajak mas bercinta.." Kata Santi menyesal namun masih menyimpan hasrat terpendam.
"Nggak apa kok ti… aku juga senang dengan apa yang telah kita perbuat, habis kamu seksi sih bikin aku nafsu aja" kata ku nakal menggoda, sembari menyandarkan badannya ke dadaku.
"Akh….mas ini bikin malu aja.." sambil mencubit perutku.
"Jujur deh mas Santi baru kali ini merasakan bercinta yang betul-betul membuat Santi serasa terbang ke awan" sambung Santi, sambil mengelus kontolku yang mengecil tapi mulai nampak tanda-tanda akan bangun lagi.

"Mas… boleh nggak Santi minta lagi.." Pinta Santi.
WHY NOT pikirku, tapi gengsi dong kalo aku langsung mengiyakan. "Gimana ya….. tapi aku sudah cape nih" jawabku untuk memancing pelayanan yang lebih ekstra tentunya
"Trus gimana dong mas ?" Santi benar-benar sudah memelas, "Santi mesti tau dong apa yang ku mau !" Jawabku sekali lagi, lalu tanpa basa-basi lagi, Santi langsung mengulum kontolku dengan ganasnya dan tanganku tidak melewatkan untuk mengobok-obok tetek Santi yang mulai mengeras juga.

"Santi kita pindah ke sofa aja yuk !" sembari bangkit dari tempat tidur dan menuju sofa, gantian Santi yang ku jilati paha, memek, hingga ke perutnya.
"Ahkk…. Mas terus mas ….." erang Santi.
Santi benar-benar sudah tidak bisa menguasai dirinya sampai teriak-teriak sehingga harus dengan cepat kubekap mulutnya agar tidak mengganggu tamu lainnya di penginapan itu.

"Masssss.. cepat entot aku mas sudah tidak tahan nih….." suara lirih Santi memintaku agar menusuk kontol ke memeknya. dan *Blassss…*
"Akhhh…..." lirih Santi sekali lagi.

Entah apa karena suasana malam itu yang semakin sepi atau memang setan sudah begitu dominant menguasai otak kami berdua, langsung aja dengan posisi Santi yang nungging di sofa ku benamkan batang kontol ini yang juga sudah ingin mengakhiri permainan dashyat ini, kugenjot berulang-ulang kedalam lubang memek Santi dan terakhir tersemburlah cairan maniku yang sudah encer akibat terlalu banyak yang dikeluarkan untuk memuaskan hasrat kami berdua
"Ohhhh… Santi...." dan bersamaan dengan orgasmenya Santi, yang membuat lututku semakin tak kuasa menahan lemasnya dan mengantarkan kami untuk terduduk lemas sejenak di sofa.

Akhirnya kami bersih-bersih dikamar mandi dan tertidur sampai pagi harinya.
"Mas kapan kita bisa ketemu lagi ?" Tanya Santi.
"Aku akan menghubungimu lagi jika ada waktu ti..." jawabku.

Singkat cerita keesokan harinya aku mengantarkan Santi menemui alamat saudaranya dan sebelumnya mampir di took hp untuk membelikan Santi HP yang dapat aku gunakan bila ingin menemui Santi. Kisah ini berlanjut ditempat yang lain dan kesempatan yang lain, tentunya tanpa sepengetahuan suami Santi.

Singkat cerita keesokan harinya aku mengantarkan Santi menemui alamat saudaranya dan kamipun bertukar nomor HP yang akan digunakan bila ingin menemui Santi.
Kisah ini berlanjut ditempat yang lain dan kesempatan yang lain, tentunya tanpa sepengetahuan suami Santi.

Kisah dengan Santi masih berlanjut nih: Santi Kini Mulai Binal
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd