Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 2

Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Lanjut lagi ya suhu...

*Chapter 2, hari ke dua*

Selain pak Ujang, staff koperasi lainnya ada 4 orang dan 2 pegawai toko. Sebagai pemimpin harian nya dan merangkap kepala penanggung jawab operasional harian di pegang ibu Hajjah Pratiwi. Masih sepupu dengan Nenek Ridwan. Terhitung nenek juga bagi Ridwan. Itu makanya lancar jaya segala keperluan Ridwan dalam hal urusan nya untuk penelitian bagi skripsinya.

Untuk yang mengurusi keuangan dan akuntansi nya di pegang oleh Winda, seorang lulusan Diploma 3 dari bandung. Dan seorang kasir bernama teh Yeti, seorang ibu muda 30 tahun dengan dua anak yang sudah sekolah.

Nah, Winda ini lah saudara saudara yang di gebet ama Ridwan. Gadis, putih, rambut sepunggung, bohay, rame, dan sedikit manja. Tipe Ridwan banget memang, aku mengetahui sejak kami awal kuliah. Dua staff lainnya pak Hasan bagian perizinan merangkap penjualan dan pak Darto bagian pembelian.

Ridwan langsung membantu Winda, memang saat ini dia di perbantukan di sana secara freelance, dibayar harian. Dan karena dia sudah diizinkan untuk mengcollect data sebagai bahan penelitian skripsi nya.

"Woi, kerja yang bener. Kok mepet gitu duduk nye. Ntar ada setan lewat lho." goda ku

"Biarin aje die lewat asal gak mampir bikin bete. Apalagi setan kepala item, suka semur jengkol ama lele goreng."

"Hah, maksud lo?"

"Keluar lo setaaannn..."
Ridwan melempar pensil. Aku tergelak.. Winda juga tidak dapat menahan tawa, tangan kanan menutup mulutnya.

Aku segera cabut dari ruangan itu dan menuju ruangan ku.

Lalu aku mengeluarkan perlengkapan kerja ku untuk membantu skripsi Ridwan. Ridwan memberikan banyak data data transaksi yang harus aku olah, input sana sini, foto copy, mengetik sekaligus memberi analisa. Ridwan tidak bisa terjun langsung, sebab dia kerja disana, layaknya karyawan biasa. Aku mengerjakan juga sesuai permintaan Ridwan.

Aku mengetik skripsi Ridwan, aku tidak terlalu memperhatikan pekerjaan Ridwan dan aktifitas nya dalam ruangan nya, karena aku bekerja di ruangan yang berbeda. Tidak terasa hari sudah sore. Jam 5 sore, kantor bubar. Semua staff sudah pamit satu demi satu. Tersisa aku, Ridwan, Winda dan Pak Ujang. Aku dan Ridwan masih berdiskusi hasil pekerjaan ku hari ini. Tak terasa waktu Maghrib pun tiba, kami putuskan membubarkan diri. Pak Ujang belom pulang, sebab dia yang pagang kunci. Ridwan berencana mengantar pulang Winda. Terpaksa aku pulang naik angkot. Tidak terlalu jauh pulang ke rumah kakek Ridwan sekitar 3 Km saja. Aku menunggu di depan sebuah toko yang sudah tutup. Tas laptop tadi dibawa Ridwan, mungkin dia tidak enak, sudah aku bantuin masa disusahkan bawa laptop.

Kondisi mulai gelap, sebab di depan toko itu tidak ada lampu nya juga. Selang beberapa menit, tiba tiba dari arah berlawanan dari arah angkot datang, berhenti sebuah mobil pajero sport hitam strip putih tepat di depan ku. Turun 4 lelaki tegap dan kekar ke arah ku. Aku yang tidak mengerti situasi, belum mempunyai pikiran buruk. Tapi tanpa babibu, ke empat orang tersebut menghajar aku. Pukulan dan tendangan bertubi tubi aku dapatkan di seluruh tubuh ku. Aku yang terkejut, mencoba mundur tapi sial aku mentok dengan gerai toko yang ditutup. Aku sebisa mungkin melindungi tubuhku dengan double cover dan mengatur nafasku hingga aku meringkuk terdiam seluruh tubuh ku sakit semua. Mengetahui aku tak bergerak, ke empat orang itu mundur lalu dari ruang kemudi, seorang lelaki muda tegap turun dan menghampiriku. Dia menunduk dan menjambak rambut ku. Mataku terpejam.

"Lo kok? mampus sia.. cabut" si lelaki menarik semua anggota nya.

Aku mengetahui mereka mulai pergi. Satu menit aku masih tergeletak di teras toko tanpa gerak.

"Cu, bangun lah. Mereka sudah pergi. Ayo ikut ke rumah aki." tiba tiba ada seorang kakek sambil sedikit membungkuk memanggil aku.

Aku yang menyadari ada yang memanggil, segera membuka mata dan mencoba duduk. Memar sekujur tubuhku, dan bibir ku berdarah, pelipis ku bengkak dan sobek yg sebelah kiri. Muka ku tertutup darah ku. Hati ku sangat marah sebenarnya, tapi aku takut kesalahan tangan, sebab aku yakin sepertinya mereka salah orang. Tapi tidak mau minta maaf, bahkan dengan angkuh nya membuangku di pinggir toko.

Aku duduk dan melihat kearah yang memanggilku. Seorang kakek, tua, kurus tapi penuh wibawa.

"Kakek bicara sama saya?" tanya ku

"Muhun.. kamu kenapa dipukulin? ada masalah dengan mereka?"

"Tidak ada masalah sama saya, saya juga baru pernah ketemu mereka ya kali ini kek. Saya baru kemarin sore sampe di desa ini kek, dan tadi seharian saya di koperasi ada kerjaan."

"Tetapi kenapa diam saja tidak menjelaskan atau melawan. Kalo cucu mau, mereka sudah tergeletak dari tadi. Ini malah jadinya cucu yang babak belur."

"Ah kakek bisa saja, mereka ber empat kek, badannya besar besar, saya merasa gak kuat menghadapi mereka kek."

"Mata aki yang rabun ini sepertinya tidak akan salah melihat, cucu sengaja diam tanpa melawan dan cucu hanya menekan emosi menahan diri. Luka yang cucu alami ini bukan luka yang serius buat cucu."
kata kakek

Betul omongan kakek, tepat sekali. Siapa sebenarnya kakek ini yah. Luka dan kondisi lebih buruk dari ini beberapa kali sudah pernah terjadi. Sedikit nya 2 atau tiga kali pernah terjadi yang lebih fatal.

"Mereka memang anak anak sumber masalah dan selalu jadi biang keributan." kata kakek

"Kakek kenal mereka?"

"Panggil saja Aki Tama. Maaf tadi aki terlambat, aki tiba saat pemimpin mereka si Yudha sedang merenggut rambut cucu dan memeriksa kondisi cucu. Setelah Yudha lihat aki, dia langsung lepas kepala cucu dan memerintahkan anak buahnya untuk pergi. Baru aki perhatikan cucu, ternyata cucu tidak terlalu parah, hanya luka luar. Ayo ikut aki, rumah aki dekat, biar dirawat dulu luka cucu. Tidak mungkin cucu pulang dengan kondisi babak belur begini."


Aku mengangguk, dan mencoba untuk berdiri. Saat itu tubuhku limbung karena sekujur tubuh ku terasa sakit sekali. Aku terhuyung mau jatuh, tiba tiba sebuah tangan tua berkulit hitam menangkap lengan tangan kiriku dan menahan limbungku. Aku yang sudah seharusnya jatuh terjerembab, tertahan tangan aki Tama yang dengan gagah menahan jatuh tubuhku dengan hanya sebelah tangan. Dan terlihat tidak ada kesulitan yang berarti menahan tubuhku. Tubuh muda yang jauh lebih tinggi dari tubuh aki Tama sendiri. Aku cukup terkejut juga. Tapi setelah menyadari suatu hal, aku mulai biasa.

Aki membopong sebelah lenganku melangkah setapak demi setapak memasuki sebuah gang atau lorong.

Aki dan aku tiba di sebuah rumah sederhana di ujung lorong, sudah menuju pinggir sawah. Kami diterima seorang gadis muda cantik. Begitu melihat aku dan aki masuk ke rumah, tampak gadis itu panik.

"Aki, aduh.. kenapa? ini teh siapa? kok berdarah semua?"

"Neng, sudah jangan panik. Aki tadi ketemu di pinggir toko mang Asep. Di keroyok sama si Yudha ama anak buah nya. Aki tolong karena gak kuat dia kalo disuruh pulang sekarang teh. Ini dibantu dulu Neng, aki lihat dia teh orang baik baik."

"Aduh, Yudha lagi dia lagi. Sumber perkara terus. Kasihan iyeu. Nami na saha aki?"

"Wah, aki lupa tanya. Sok nanti di tanya lah"
kata aki sambil aku di dudukkan di sebuah sofa tua. Di senderkan dan kaki ku di ganjal kursi lain, jadi tubuhku agak terlentang.

Si gadis yang dipanggil Neng sama aki Tama, segera ke kedalam ruangan, dan kembali sudah dengan waskom kecil berisi air dan handuk kecil. Aki Tama, segera keluar juga dengan segelas teh hangat dan di berikan pada ku. Aku menengguk nya, karena memang aku pun sedang haus.

Rasa nya agak beda dari teh umumnya, ada sedikit pedas mint dan rasa sepat. Aku ingin bertanya, tapi sungkan jadi aku urungkan. Sampai sekarang aku mempunyai feeling, kalo aki Tama adalah orang baik baik. Tidak lama, badanku terasa hangat dari dalam, dan tubuhku terasa lebih segar.

Aku merasa ada handuk hangat yang membasuh kepalaku, wajah, leher, pundak dan tengkuk ku. Semua bercak darah di seka dengan air hangat. Baju kemeja ku tidak aku buka. Saat ingin dibuka kancing nya oleh Neng, aku tahan tangan nya dan menggeleng. Aku gak mau di kira kurang ajar dan aku menjaga emosi ku. Laki laki normal dielus dada nya dengan lembut oleh seorang wanita cantik manis, gak mungkin tidak nafsu. Walau babak belur, otak ku masih normal.

Lalu Neng menyeka tangan ku sampai telapak nya. Setelah selesai, Neng kembali masuk ke dalam membawa waskom dan handuk nya.

"Gimana sekarang perasaanya cu?" tanya aki pada ku

"Terima kasih aki. Aku sudah jauh lebih baik. Atas pertolongan dan kebaikan aki dan.. aku panggil apa ya ki?"

"Dea, panggil saja Neng. Cucu aki satu satu nya, ayah ibu nya sudah tidak ada sejak kecil. Ayah nya lebih dulu meninggal saat dia masih bayi, lalu ibu nya meninggal di kecelakaan pesawat bersama dengan neneknya saat dia umur 7 tahun. Oh iya, nama kamu siapa cu? Aki sampai lupa."

"Nama aku Julian, ki. Panggilan nya Anto. Panggilan sejak Anto SMP ki. Anto orang Jakarta, saat ini masih mahasiswa tingkat akhir ki, sedang tunggu sidang. Anto ke desa ini bersama dengan sahabat Anto, teman kuliah, yang kebetulan orang tua dari ibu nya juga kakek nenek dari ibu nya teman Anto itu, memang dari desa ini ki."

"Siapa nama kakek nya, aki harus nya kenal. Atau nama ibu nya teman cucu, kakek kenal semua kalau memang asli desa ini."

"Itu dia aki, Anto tidak tau nama kakek nya Ridwan, teman Anto. Yang udah di ceritain, kalau kakek nya Ridwan pernah jadi Kades sebelum Kades yang sekarang, pak Harris Sanjoyo betul ki?"

"Oh, iya aki kenal pisan. Itu namanya Pak Haji Maulana Yusuf. Yang rumahnya tidak jauh dari rumah Kades yang sekarang bukan? Yang rumahnya asli rumah sunda?"

"Muhun aki.. betul sekali. Anto baru tahu ini bahwa nama kakek nya Ridwan itu pak Maulana Yusuf. Iya, Anto kemarin datang ke desa ini tinggal di rumah kakek nya Ridwan, teman Anto itu. Ridwan saat ini sedang kerja juga di koperasi Maju Bersama ki."

"Iya, aki paham sekarang. Aki juga kenal nenek nya dan semua anak anak nya, tapi sudah keluar desa semua merantau. Kalo si Ridwan teh, anak nya saha yah?"

"Waduh, kalau itu Anto gak tau aki."

"Ya sudah gak apa, aki besok bisa datangi ke rumah pak Maulana. Cucu istirahat saja dulu."

"Wah, aki... Anto lebih baik pulang ki. Ini pasti pada mencari Anto ini ki. Eh, hp Anto juga sudah lowbat sejak sore tadi, Anto lupa bawa charger tertinggal di koper Anto waktu datang ke koperasi sejak pagi."


"Tapi jam segini sudah tidak ada angkot lagi cu. Aki juga tidak ada kendaraan. Mungkin kalau ojek ada, tapi harus nunggu agak lama yang datang dari desa sebelah, sebab disini tidak ada pangkalan ojek." ujar aki

"Aki atau Neng tidak punya hp?"

"Tidak punya cu, kalau ada sudah aki telp dari tadi kang Maulana teh."

"Sudah kalau begitu, Anto tunggu di pinggir jalan saja. Siapa tau ada ojek lewat bisa Anto langsung cegat."

"Betul juga, siapa tau juga ada yang kenal jadi bisa minta bantuan. Kalau misal satu arah sama tujuan cucu, bisa titip pesan minta di jemput gitu. Tapi cucu sudah baikan? sungguh sudah kuat? itu memar nya masih terlihat sekali."

"Kuat aki, sudah tidak apa apa. Omong omong yang keroyok Anto tadi aki kenal mereka?

"Kenal cu, orang desa sini sampai cibadak, kenal sama bos nya itu. Dia si Yudha, anak ke tiga dari Kades Harris. Semenjak 2 tahun ini, setelah selesai kuliah nya, dia mulai mengacau karena selalu di manja oleh orang tuanya."
terang aki.

"Tapi salah Anto sama mereka apa yah? kenapa mereka pukuli Anto? Anto sama sekali bingung sampai sekarang aki. Kalau ikut emosi, Anto sungguh emosi sekali ki, tapi Anto tidak mau punya urusan yang belum jelas masalah nya. Tidak mau salah paham dan kesalahan tangan. Tapi kalau memang dia tantang Anto, sejengkal pun Anto tidak mundur, asal jelas mau nya."

"Aki tau cucu itu bagaimana. Cucu bukan orang biasa, cucu memang sedikit orang yang mempunyai kelebihan. Dan selihat aki, cucu sangat baik mengolah nya sehingga tidak mubajir dan tersimpan baik dalam tubuh cucu. Wadah nya juga besar, energi yang akan masuk lagi sepertinya masih banyak tempat untuk di simpan nya. Sekarang yang perlu dimatangkan tinggal pola pikir dan emosi cucu. Itu didapat seiring usia dan pergaulan. Cucu pun harus mendapat pasangan yang seimbang dengan cucu, sebab jika tidak, cucu akan menderita juga pasangan cucu lebih menderita bahkan fatal. Cucu sudah paham hal ini?"

"Sudah aki, Anto memang sudah paham kondisi Anto sejak SMP. Ayah memang sudah mempersiapkan Anto sejak masih bayi, jadi pengelolaan yang Anto jalani sesuai petunjuk ayah. Karena ayah pun kondisi nya sama kaya Anto."

"Bagus cu, jadi cucu ternyata memang sangat bisa mengendalikan diri. Lebih memilih babak belur luka dari pada melukai orang yang belum bisa di pastikan niat dan tujuannya. Cucu apa tidak istirahat saja dulu cu, besok pagi saja kembali?"

"Terimakasih aki, Anto sudah kembali normal, hanya badan saja memar dan luka. Kalau stamina, mental dan fisik Anto sudah normal aki. Biar Anto cari jalan untuk pulang sendiri ya aki. Tidak enak ki, Anto menumpang di tempat teman, jangan sampai merepotkan. Dan Anto hanya paling menunggu ojek saja di depan lorong gang. Masih belum jam 9 ini ya ki."

"Aki tidak bisa mengantar cu, aki tidak tahan keluar malam dan terkena udara dingin, badan tua ini sudah renta, dan penuh pemyakit, yang paling mengganggu itu reumatik nya cu. Biar si Neng yang antar ya cu. Dia kenal nanti orang atau tukang ojek yang biasa di desa ini cu."

"Wah, jadi merepotkan lagi. Tapi gak apa apa ki Anto di temani Neng? Aki baru kenal Anto, Neng malah belum kenal ama Anto. Kalo kami orang Jakarta pasti sudah was was ki, apalagi ini sudah malam."

"Hehehe.. apa yang musti di khawatirkan cu? cucu masih sendiri, Neng sendiri, cucu sama Neng juga kondisi nya sama. Turun dari aki terus ke ibu nya Neng, sekarang si Neng juga sama kaya cucu. Sudah kalo ada apa-apa juga, Neng memang sudah pas itu teh. Neng... denger tidak? dari tadi menguping dengar saja dari balik dinding? Kalo mau ikut bicara, keluar atuh jangan mencuri dengar begitu."
kata aki juga

Aku terhenyak, mengetahui kenyataan bahwa ternyata Aki Tama dan Dea atau Neng juga memiliki kelebihan yang aku punya. Tapi jenis energi nya aku belum tau pasti.

Wah, petualangan apalagi yang akan aku dapatkan di desa ini? Setelah lama mencari partner yang sesuai, ini belum ada 8 bulan sudah dapat 2 orang. Memang ada ujar ujaran yang bilang, mencari yang pertama itu bisa sangat sulit, saat sudah dapat, tanpa dicari, yang ke dua dan ke tiga datang sendiri. Banyak kejadian yang seperti itu.

Neng keluar dari dalam, menunduk malu. Menggunakan sweater hijau, rok panjang hitam sampai mata kaki, rambut hitam sepunggung. Aku perhatikan tinggi sekitar 160cm, kulit putih bersih, alis tebal, mata sayu teduh agak sipit, badan sangat proporsional mungil. Cantik khas daerah sini. Dibawah sinar lampu neon yang menyinari ruangan tamu itu, Neng tampak sangat menggoda aku. Apalagi Neng kondisi nya sama kaya aku. Secara persyaratan sudah tidak ada yang perlu di khawatirkan.

"Neng, antarkan Anto yah cari ojek di pinggir jalan. Kasian dia biar bisa pulang, pasti sudah di cariin."

"Ah, aki teh. Kenapa gak aki saja atuh? Aki kan lebih ngerti ojek, lagi pula Neng malu aki."
jawab Neng

"Malu apa? aki dirumah saja. Tidak kuat dingin. Encok na teh lagi kambuh. Sok udah jangan tanya tanya, antarkan saja dulu. Aki mau mandi."




(Apa yang terjadi selanjutnya?)




Bersambung dulu ya para suhu yang terhormat...
 
Terakhir diubah:
Mmm... Numpang nyimak yaa hu.. Bau baunya poligami nih:pandaketawa:

lanjut hu mudah mudahan tanpa kendala dalam proses ketiknya dan sampai tamat:pandapeace:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gampang saja kalau mau poligami di Indonesia, karena di Jepang sendiri walaupun secara budaya dibolehkan, secara aturan tidak mendukung. :3some:

Tapi pertanyaannya, si Aiko bisa terima, nggak? Apalagi status Aiko sebagai anak kesayangan Mr Nakazawa. Businessman begitu pasti ada orang-orang underground-nya. :tabok:

Bakal kacau jadinya kalau ujungnya justru saling merusak hubungan dua businessman. :benjol:

Kecuali, Aiko kepergok selingkuh baru bisa dibatalkan rencana nikahannya. :mati:
:bingung: Kasi ke ts aja deh hu biar beliau berkreasi and ceritanya jd lebih asiik:hore:
 
Mmm... Numpang nyimak yaa hu.. Bau baunya poligami nih:pandaketawa:

lanjut hu mudah mudahan tanpa kendala dalam proses ketiknya dan sampai tamat:pandapeace:
Lanjut trus jgn putus dijalan
wah makin seru aja hahaha
Semoga lancar smape tamat hu, keren :jempol:
Mantap Story nya om @Balak 6
ditunggu kelanjutannya
Sukses Selalu Om
Makasih suhu, sudah mau mampir. Pasti dilanjut suhu. Sudah diketik tinggal revisi...
 
Gampang saja kalau mau poligami di Indonesia, karena di Jepang sendiri walaupun secara budaya dibolehkan, secara aturan tidak mendukung. :3some:

Tapi pertanyaannya, si Aiko bisa terima, nggak? Apalagi status Aiko sebagai anak kesayangan Mr Nakazawa. Businessman begitu pasti ada orang-orang underground-nya. :tabok:

Bakal kacau jadinya kalau ujungnya justru saling merusak hubungan dua businessman. :benjol:

Kecuali, Aiko kepergok selingkuh baru bisa dibatalkan rencana nikahannya. :mati:
lanjuttttt.....
MENARIK!!!














DI TUNGGU LANJUTAN NYA OM @balak ..?!!
:bingung: Kasi ke ts aja deh hu biar beliau berkreasi and ceritanya jd lebih asiik:hore:
Siap suhu, kita ikuti aja yah. Nubie juga deg deg an..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd